SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsure penyelenggara desa.
Keberadaan BPD dalam pemerintahan desa adalah bukti pelibatan masyarakat dalam bidang
penyelengaaraan pemerintahan. Pada masa orde baru pelibatan masyarakat di dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa di laksanakan melalui pembentukan Lembaga
Musyawarah Desa (LMD) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Namun
lembaga tersebut kurang berfungsi secara proporsional, hanya berfungsi sebagai tangan
kanan dari Kepala Desa. Pada sisi lainnya, hegemoni penguasa desa sangat dominan dalam
segala hal. Akibatnya masyarakat kurang bisa belajar berdemokrasi. Hal ini dibuktikan
dengan kekuasaan Kepala Desa yang dapat dikatakan analog dengan kekuasaan dictator atau
raja absolute, sehingga masyarakat kurang dapat secara leluasa menyalurkan aspirasinya.
Otonomi daerah telah memberikan ruang gerak bagi partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, yang menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi
juga subjek pembangunan dan dengan tingkat partisipasi tersebut diharapkan akselerasi hasil-
hasil pembangunan dapat segera diwujudkan dan berdayaguna dalam peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat.
Partisipasi masyarakat tersebut disamping dilaksanakan oleh lembaga-lembaga non formal
seperti keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok-kelompok kepentingan
lain melalui tuntutan-tuntutan terhadap pemerintah atau bentuk penolakan terhadap kebijakan
pemerintah, juga dilaksanakan oleh lembaga-lembaga formal pada tingkat daerah melalui
kewenangan lebih besar pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan di tingkat desa
dengan pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Ruang gerak bagi demokratisasi dan peran serta masyarakat tersebut dalam perjalanan belum
berpihak secara sungguh-sungguh terhadap kepentingan masyarakat. disadari bersama bahwa
mengubah suatu sistem sosial politik ekonomi serta kelembagaan dan budaya tidak dapat
terjadi dalam waktu relatif singkat (berlakunya sebuah UU tidak berarti secara otomatis
mengubah sistem, politik, dan budaya masyarakat). Diperlukan adanya konsistensi, kemauan
baik dari pelaksanaan UU, Kebijakan Pemerintah, kesiapan dari masyarakat dan birokrasi
pemerintah serta lembaga swadaya masyarakat. Dengan kata lain ide-ide tentang otonomi
daerah, demokratisasi dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia dalam pembangunan
memiliki dinamika sendiri dalam implementasinya baik dipusat, daerah, dan desa. Paradigma
pembangunan yang sentralistik terbukti telah gagal dan perlu dikembangkan paradigma baru
yaitu paradigma pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat secara lebih luas
melalui peningkatan civil society sehingga pembangunan adalah dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang pada akhirnya adalah Pembangunan Bangsa secara
keseluruhan, dan itu hanya dapat terjadi apabila pembangunan dimulai dari “pembangunan
masyarakat desa”.
Saat ini, upaya untuk membangun dan mengembangkan kehidupan masyarakat desa
dirasakan semakin penting. Hal ini disebabkan disamping karena sebagian besar penduduk
tinggal di pedesaan, kini partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan juga sangat
diharapkan, sebagaimana tercantum dalam UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Otonomi daerah sangat mensyaratkan keadaan sumber daya manusia yang mumpuni,
karena mereka inilah yang kelak akan lebih banyak menentukan bergerak atau tidaknya suatu
daerah di dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pemerintahan pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Karena kompleknya permasalahan dalam hubungannya dengan judul, untuk itu penulis
mempunyai batasan sebagai berikut :
a. Apa Pengertian Manajemen dan Pemerintahan ?
b. Bagaimana Susunan Pemerintahan Desa ?
c. Bagaimana Pelaksanaan Otonomi Daerah ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah secara khusus adalah :
a. Ingin mengetahui pengertian Manajemen dan Pemerintahan
b. Ingin mengetahui Susunan Pemerintahan desa.
c. Ingin mengetahui pelaksanaan otonomi daerah.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen dan Pemerintahan
B. Susunan Pemerintahan desa
C. Pelaksanaan Otonomi Daerah
BAB III PENUTUP.
A. Kesimpulan
B. Saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen dan Pemerintahan
a. Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus
dibidangnya.
Berikut inidikemukakan tentang definisi manajemen menurur para ahli sebagai berikut :
· J.G. Longenecker
Manajemen adalah suatu proses kegiatan manager dalam pengambilan keputusan,
mengoordinasikan usaha-usaha kelompok dan kepemimpinan.
· Kast dan Rosenzweig
Manajemen itu meliputi koordinasi orang-orang dan koordnasi sumber-sumber materil untuk
mencapai tujuan organisasi.
· Henry L Sick
Manajemen adalah sebagai koordinasi dari semua sumber (
tenaga,manusia,dana,material,waktu, pengorganisasian,pengarahan,dan pengendalian supaya
mencapai sasaranyang diingkan.
b. Pemerintahan
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah dan berasal dari kataperintah.dalam kamus bahasa
Indonesia, kata-kata ini berarti :
· Perintah adalah perkataan yang brmakna menyuruh melakuan sesuatu
· Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah atau
Negara.
· Pemerintahan adalah perbuatan atau hal dalam memerintah. Menurut
Brown&Brown (1980 :304), pemerintahan adalah semua aparat dan prose yang
melaksanakan penyelenggaraan aktivitas negera.
Dalam arti luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan
eksekutif, legislative dan yudikatif disuatu Negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan Negara.
B. Susunan Pemerintahan Desa
1. Kepala Desa
Didesa dibentuk pemerintahan desa dan badan perwakilan desa yang disebut juga
pemerintahan desa. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Kepala
desa dipilih langsung oleh penduduk desa yang bersangkutan dan dilantik oleh bupati dan
pejebat lain yang ditunjuk.
Kewenangan desa meliputi hak asal-usul desa, kewenangan yang sudah diatur dalam dalam
perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah dan tugas
pembantuan dari pemerintah (propinsi,kab/kota ).
Tugas dan kewajiban kepala desa adalah :
· Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
· Membina perekonomian desa
· Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
· Mendamaikan perselisihan masyarakat desa
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa. BPD berfungsi untuk menetapkan Peraturan Desa
bersama kepala Desa, dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggota BPD
adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun
dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk I (satu) kali masa jabatan berikutnya, pimpinan
dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap sebagai kepala desa dan perangkatnya.
Sedangkan fungsi BPD diatur dalam Pasal 11 yaitu;
1) Menetapkan Peraturan Desa bersama kepala Desa;
2) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Pasal 12, menyatakan tentang wewenang BPD yaitu:
1) Membahas rancangan Peraturan Desa bersama kepalaDesa;
2) Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa san Peraturan
Kepala Desa;
3) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
4) Membentuk panitia dan memproses pemilihan kepala Desa;
5) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat; dan
6) Menyusun tata tertib BPD.
C. Otonomi Daerah
Otonomi Daerah adalah penjabaran penting dari tuntutan demokrasi di segala bidang. Daerah
otonomi mempunyai kewenangan dan keleluasaan untuk membentuk dan melaksanakan
kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.Penyelenggaraan otonomi daerah
dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab
kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan
pemanfaatan sumber daya Nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah. Dalam penjelasan UU No.32 Tahun 2004,menjelaskan tentang penyelenggaraan
otonomi daerah yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya,dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan
membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab,prinsip otonomi yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani
urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannnya harus benar-benar
sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian
utama daritujuan nasional.
Pelaksanaan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan
daerah lainnya, artinya mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan mencegah adanya ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah
pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar
daerah dengan pemerintah artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah
Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan
tujuan Negara.
Menurut Muchsan (dalam Suko Wiyono, 2006:48-59), Secara teoritis dalam pelaksanaan
otonomi daerah terdapat sendi-sendi sebagai pilar penyangga otonomi. Sendi-sendi tersebut
meliputi:
1. Sharing of power (pembagian kewenangan);
Pembagian kewenangan (sharing of power) antara pusat dan daerah ini menurut Oentarto
dalam Suko Wiyono (2006: 49):
“Secara teoritis ada 3 (tiga) urusan pusat yang tidak dapat diserahkan kepada Daerah yaitu:
pertahanan keamanan, urusan diplomasi atau politik luar negeri, dan urusan moneter dalam
pengertian mencetak dan memberi nilai mata uang”
Berdasarkan pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Th.2004 yang isinya Pemerintah menyelenggarakan
sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah
atau Wakil Pemerintahdi daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah
dan/atau pemerintahan Desa.
2. Distribution of income (pembagian pendapatan);
Pembagian pendapatan (distribution of income) diatur berdasarkan UU No.33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Landasan Filosofis dan landasan Konstitusionalnya adalahpasal 18 A ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan. Pasal ini mengamanatkan
agar hubungan keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antar Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah di atur dan dilaksanakn
secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen dan kinerja pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dititikberatkan pada proses penyelenggaraan
Pemerintah Desa yang reponsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Sehingga diharapkan
terjadinya penyelenggaraan pemerintah yang mengedepankan pemerintah yang aspiratif dan
bertanggungjawab demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kinerja
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) diwujudkan dengan adanya pembentukan tata tertib
BPD, Pembuatan Perdes bersama dengan Pemerintah Desa, pengangkatan dan pemberhentian
kepala desa. Kinerja BPD dalam pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi
masyarakat.
B. Saran
Penulis menyadari betul akan kekurangan dalam penulisan makalah ini, mohon kiranya
masukan dari berbagai pihak untuk leih menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
· Mirrian sjofyan, dkk.Manajemen pemerintahan.Indonesia. Universitas Terbuka.2009
· Dasril radja,SH,MH. “ Hukum Tata Negara “.Indonesia. PT. Asdi Mahasatya.
Jakarta.2005

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Operator Warnet Vast Raha
 
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
Perencanaan Penganggaran Responsif GenderPerencanaan Penganggaran Responsif Gender
Perencanaan Penganggaran Responsif GenderUmi Arifah
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Operator Warnet Vast Raha
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdesrajapusbar
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaAgus hariyanto
 
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desaImplementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desaJoenas Sianturi
 
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1Amanda Hurin
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunAgus hariyanto
 
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...Agus hariyanto
 
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desadeivie dedep
 
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAMengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAdzikry muhammad
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...keuangandesa
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaOperator Warnet Vast Raha
 

La actualidad más candente (19)

Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
Analisis pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa dalam bidang kemasyarakatan...
 
Makalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desaMakalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desa
 
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
Perencanaan Penganggaran Responsif GenderPerencanaan Penganggaran Responsif Gender
Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 
Buku 4-kader-desa
Buku 4-kader-desaBuku 4-kader-desa
Buku 4-kader-desa
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdes
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
 
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desaImplementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
Implementasi uu desa dlm pemberdayaan masyarakat desa
 
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1
Jurnal Perencanaan Desa Terpadu1
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
 
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...
Seri 4 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Kader Desa Penggerak Prakarsa D...
 
MATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMDMATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMD
 
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa
03.isu isu pemberdayaan masyarakat dalam uu desa
 
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRAMengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
Mengenal Teknik Kajian RRA dan PRA
 
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...Masa transisi pelaksanaan uu desa   rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
Masa transisi pelaksanaan uu desa rekomendasi kegiatan - tnp2 k (bahan disk...
 
kpmd
kpmdkpmd
kpmd
 
Presentasi musrenbang
Presentasi musrenbangPresentasi musrenbang
Presentasi musrenbang
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
 

Destacado

Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaYudhi Aldriand
 
Otonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahOtonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahAmalia Dekata
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Jerry Makawimbang
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKBayu Rizky Aditya
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaArifuddin Ali
 
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desapedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desaMuhammad Andrius
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturIrma Waty
 
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Aji Sahdi Sutisna
 
Teori partisipasi
Teori partisipasiTeori partisipasi
Teori partisipasikangkumis
 
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Nie Andini
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Mutiara Bunda Ulil Albab
 
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)Mustika Aji
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Pemdes Wlahar Wetan
 

Destacado (19)

Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
Otonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - MakalahOtonomi Daerah - Makalah
Otonomi Daerah - Makalah
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Kd 6 presentasi 1
Kd 6 presentasi 1Kd 6 presentasi 1
Kd 6 presentasi 1
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
 
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desapedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa
pedoman penyusunan perencanaan pembangunan desa
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastruktur
 
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Permendagri no 110 thn 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasionalRingkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
 
Teori partisipasi
Teori partisipasiTeori partisipasi
Teori partisipasi
 
Proposal pembuatan jalan tani
Proposal pembuatan jalan taniProposal pembuatan jalan tani
Proposal pembuatan jalan tani
 
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
 
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Ban...
 
Administrasi desa
Administrasi desaAdministrasi desa
Administrasi desa
 
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)
Panduan Penyusunan RPJM Desa 6 ( rev 3)
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
 

Similar a Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

Similar a Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah (20)

Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desaFungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
 
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desaFungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
Fungsi badan permusyawaratan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa
 
Bab I-III
Bab I-IIIBab I-III
Bab I-III
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docxOtonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docx
 
Otonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdfOtonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdf
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
 
Powerpoint desa
Powerpoint desaPowerpoint desa
Powerpoint desa
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
Jurnal lan mp-desanew (suryanto)
 
Bpd klaten
Bpd klatenBpd klaten
Bpd klaten
 
Bpd klaten
Bpd klatenBpd klaten
Bpd klaten
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Badan permusyawaratan desa (bpd) dalam mendukung tata
Badan  permusyawaratan  desa (bpd)  dalam  mendukung  tataBadan  permusyawaratan  desa (bpd)  dalam  mendukung  tata
Badan permusyawaratan desa (bpd) dalam mendukung tata
 
Bpd klaten
Bpd klatenBpd klaten
Bpd klaten
 
Badan permusyawaratan desa (bpd) dalam mendukung tata
Badan  permusyawaratan  desa (bpd)  dalam  mendukung  tataBadan  permusyawaratan  desa (bpd)  dalam  mendukung  tata
Badan permusyawaratan desa (bpd) dalam mendukung tata
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

  • 1. MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsure penyelenggara desa. Keberadaan BPD dalam pemerintahan desa adalah bukti pelibatan masyarakat dalam bidang penyelengaaraan pemerintahan. Pada masa orde baru pelibatan masyarakat di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di laksanakan melalui pembentukan Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Namun lembaga tersebut kurang berfungsi secara proporsional, hanya berfungsi sebagai tangan kanan dari Kepala Desa. Pada sisi lainnya, hegemoni penguasa desa sangat dominan dalam segala hal. Akibatnya masyarakat kurang bisa belajar berdemokrasi. Hal ini dibuktikan dengan kekuasaan Kepala Desa yang dapat dikatakan analog dengan kekuasaan dictator atau raja absolute, sehingga masyarakat kurang dapat secara leluasa menyalurkan aspirasinya. Otonomi daerah telah memberikan ruang gerak bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yang menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi juga subjek pembangunan dan dengan tingkat partisipasi tersebut diharapkan akselerasi hasil- hasil pembangunan dapat segera diwujudkan dan berdayaguna dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Partisipasi masyarakat tersebut disamping dilaksanakan oleh lembaga-lembaga non formal seperti keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok-kelompok kepentingan lain melalui tuntutan-tuntutan terhadap pemerintah atau bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah, juga dilaksanakan oleh lembaga-lembaga formal pada tingkat daerah melalui kewenangan lebih besar pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan di tingkat desa dengan pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Ruang gerak bagi demokratisasi dan peran serta masyarakat tersebut dalam perjalanan belum berpihak secara sungguh-sungguh terhadap kepentingan masyarakat. disadari bersama bahwa mengubah suatu sistem sosial politik ekonomi serta kelembagaan dan budaya tidak dapat terjadi dalam waktu relatif singkat (berlakunya sebuah UU tidak berarti secara otomatis mengubah sistem, politik, dan budaya masyarakat). Diperlukan adanya konsistensi, kemauan baik dari pelaksanaan UU, Kebijakan Pemerintah, kesiapan dari masyarakat dan birokrasi pemerintah serta lembaga swadaya masyarakat. Dengan kata lain ide-ide tentang otonomi daerah, demokratisasi dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia dalam pembangunan memiliki dinamika sendiri dalam implementasinya baik dipusat, daerah, dan desa. Paradigma pembangunan yang sentralistik terbukti telah gagal dan perlu dikembangkan paradigma baru yaitu paradigma pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat secara lebih luas
  • 2. melalui peningkatan civil society sehingga pembangunan adalah dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang pada akhirnya adalah Pembangunan Bangsa secara keseluruhan, dan itu hanya dapat terjadi apabila pembangunan dimulai dari “pembangunan masyarakat desa”. Saat ini, upaya untuk membangun dan mengembangkan kehidupan masyarakat desa dirasakan semakin penting. Hal ini disebabkan disamping karena sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan, kini partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan juga sangat diharapkan, sebagaimana tercantum dalam UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah sangat mensyaratkan keadaan sumber daya manusia yang mumpuni, karena mereka inilah yang kelak akan lebih banyak menentukan bergerak atau tidaknya suatu daerah di dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pemerintahan pada umumnya. B. Rumusan Masalah Karena kompleknya permasalahan dalam hubungannya dengan judul, untuk itu penulis mempunyai batasan sebagai berikut : a. Apa Pengertian Manajemen dan Pemerintahan ? b. Bagaimana Susunan Pemerintahan Desa ? c. Bagaimana Pelaksanaan Otonomi Daerah ? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah secara khusus adalah : a. Ingin mengetahui pengertian Manajemen dan Pemerintahan b. Ingin mengetahui Susunan Pemerintahan desa. c. Ingin mengetahui pelaksanaan otonomi daerah. D. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen dan Pemerintahan B. Susunan Pemerintahan desa C. Pelaksanaan Otonomi Daerah
  • 3. BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan B. Saran-saran. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen dan Pemerintahan a. Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus dibidangnya. Berikut inidikemukakan tentang definisi manajemen menurur para ahli sebagai berikut : · J.G. Longenecker Manajemen adalah suatu proses kegiatan manager dalam pengambilan keputusan, mengoordinasikan usaha-usaha kelompok dan kepemimpinan. · Kast dan Rosenzweig Manajemen itu meliputi koordinasi orang-orang dan koordnasi sumber-sumber materil untuk mencapai tujuan organisasi. · Henry L Sick Manajemen adalah sebagai koordinasi dari semua sumber ( tenaga,manusia,dana,material,waktu, pengorganisasian,pengarahan,dan pengendalian supaya mencapai sasaranyang diingkan. b. Pemerintahan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah dan berasal dari kataperintah.dalam kamus bahasa Indonesia, kata-kata ini berarti : · Perintah adalah perkataan yang brmakna menyuruh melakuan sesuatu · Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah atau Negara. · Pemerintahan adalah perbuatan atau hal dalam memerintah. Menurut Brown&Brown (1980 :304), pemerintahan adalah semua aparat dan prose yang melaksanakan penyelenggaraan aktivitas negera. Dalam arti luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif, legislative dan yudikatif disuatu Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan Negara.
  • 4. B. Susunan Pemerintahan Desa 1. Kepala Desa Didesa dibentuk pemerintahan desa dan badan perwakilan desa yang disebut juga pemerintahan desa. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa yang bersangkutan dan dilantik oleh bupati dan pejebat lain yang ditunjuk. Kewenangan desa meliputi hak asal-usul desa, kewenangan yang sudah diatur dalam dalam perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah dan tugas pembantuan dari pemerintah (propinsi,kab/kota ). Tugas dan kewajiban kepala desa adalah : · Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa · Membina perekonomian desa · Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa · Mendamaikan perselisihan masyarakat desa 2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Badan Permusyawaratan desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. BPD berfungsi untuk menetapkan Peraturan Desa bersama kepala Desa, dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk I (satu) kali masa jabatan berikutnya, pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap sebagai kepala desa dan perangkatnya. Sedangkan fungsi BPD diatur dalam Pasal 11 yaitu; 1) Menetapkan Peraturan Desa bersama kepala Desa; 2) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Pasal 12, menyatakan tentang wewenang BPD yaitu: 1) Membahas rancangan Peraturan Desa bersama kepalaDesa; 2) Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa san Peraturan Kepala Desa; 3) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa; 4) Membentuk panitia dan memproses pemilihan kepala Desa; 5) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan 6) Menyusun tata tertib BPD.
  • 5. C. Otonomi Daerah Otonomi Daerah adalah penjabaran penting dari tuntutan demokrasi di segala bidang. Daerah otonomi mempunyai kewenangan dan keleluasaan untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya Nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dalam penjelasan UU No.32 Tahun 2004,menjelaskan tentang penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip otonomi seluas- luasnya,dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab,prinsip otonomi yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannnya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama daritujuan nasional. Pelaksanaan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya, artinya mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah adanya ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan Negara. Menurut Muchsan (dalam Suko Wiyono, 2006:48-59), Secara teoritis dalam pelaksanaan otonomi daerah terdapat sendi-sendi sebagai pilar penyangga otonomi. Sendi-sendi tersebut meliputi: 1. Sharing of power (pembagian kewenangan); Pembagian kewenangan (sharing of power) antara pusat dan daerah ini menurut Oentarto dalam Suko Wiyono (2006: 49): “Secara teoritis ada 3 (tiga) urusan pusat yang tidak dapat diserahkan kepada Daerah yaitu: pertahanan keamanan, urusan diplomasi atau politik luar negeri, dan urusan moneter dalam pengertian mencetak dan memberi nilai mata uang”
  • 6. Berdasarkan pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Th.2004 yang isinya Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau Wakil Pemerintahdi daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan Desa. 2. Distribution of income (pembagian pendapatan); Pembagian pendapatan (distribution of income) diatur berdasarkan UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah. Landasan Filosofis dan landasan Konstitusionalnya adalahpasal 18 A ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan. Pasal ini mengamanatkan agar hubungan keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antar Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah di atur dan dilaksanakn secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen dan kinerja pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dititikberatkan pada proses penyelenggaraan Pemerintah Desa yang reponsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Sehingga diharapkan terjadinya penyelenggaraan pemerintah yang mengedepankan pemerintah yang aspiratif dan bertanggungjawab demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) diwujudkan dengan adanya pembentukan tata tertib BPD, Pembuatan Perdes bersama dengan Pemerintah Desa, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa. Kinerja BPD dalam pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat.
  • 7. B. Saran Penulis menyadari betul akan kekurangan dalam penulisan makalah ini, mohon kiranya masukan dari berbagai pihak untuk leih menyempurnakan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA · Mirrian sjofyan, dkk.Manajemen pemerintahan.Indonesia. Universitas Terbuka.2009 · Dasril radja,SH,MH. “ Hukum Tata Negara “.Indonesia. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.2005