SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
 Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk
beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura, Sulawesi Tenggra dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung
atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.
Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui
bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan).
Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini
dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan
bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari
teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung
paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies
lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk
menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses
domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak
dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang
terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman. Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh
pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti
padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung
berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut
jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat
mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada
tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian
ii
bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat
mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang
beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup
kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum
bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung,
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna
kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dinidaripada bunga betinanya (protandri).
 Keanekaragaman
Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di kiri latar
depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung yang dibudidayakan
memiliki sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat enam kelompok kultivar
jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan karakteristik endosperma yang
membentuk bulirnya:
1. Indentata (Dent, "gigi-kuda")
2. Indurata (Flint, "mutiara")
3. Saccharata (Sweet, "manis")
4. Everta (Popcorn, "berondong")
5. Amylacea (Flour corn, "tepung")
6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")
7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspesies yang
berbeda dari jagung budidaya lainnya)
Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat dikenal berbagai tipe
kultivar :
1. galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
ii
2. komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk
keseragaman dan sifat-sifat unggul
3. sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum
(daya gabung umum) dan seragam
4. hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur
yang diketahui menghasilkan efek heterosis.
Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya (aleuron),
mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman.
Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda,
karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda.
 Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk
pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar
atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada
kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis
diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah :
Kalori : 355 Kalori
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Ferrum : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr dan bagian yang dapat dimakan 90 %.
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih
rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan
tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
 Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai
sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai
bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah
ii
mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap
dipasarkan.
 Produksi jagung dan perdagangan dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton;
Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700
– 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Sulawesi Tenggara, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-
rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun Produsen jagung terbesar saat ini adalah
Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%.
Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya
14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk melakukan studi banding tentang budidaya jagung beberapa Petani Di Desa
Bangun Sari Kecamatan Lasalepa
2. Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari pembibitan hingga tumbuh
C. HIPOTESIS
Jumlah benih perlobang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KLASIFIKASI JAGUNG
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Z. Mays
Varietas : Golden Boy
B. MORFOLOGI JAGUNG
1. Tinggi Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa
varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
2. Struktur Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif
dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
3. Struktur Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
4. Struktur Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
5. Struktur Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
ii
disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
daripada bunga betinanya (protandri).
C. SYARAT TUMBUH JAGUNG
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian
1000- 1800 m di atas permukaan laut.
a. Tanah
Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan
aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah
lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih
dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya,
sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang
melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang
terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8%
masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah,
derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar,
b. Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan
curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus
mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau
bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur
optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C.
D. HAMA PENYAKIT
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona
exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk
mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas
tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah
Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat
bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp
) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara
ii
mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum
ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang
pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan
secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun
(Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur
yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania
unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai
mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan
jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol
yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang
biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum,
penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida
lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00
atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit
bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-
daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat
daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran
tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa
kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar
mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida
atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha
pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang
terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa.
varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang
masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang
terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun
(Puccinia sorghi Sehw).
E. TEKNIK BUDIDAYA
1. Pedoman Budidaya
Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja. Pilihlah
tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan
cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada
bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil
sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji
yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh
lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas
ii
unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan,
Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek,
Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning,
Bima, Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik adalah
sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan musim hujan
yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh
sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun.
Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan
tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat
mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada
musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah
sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi
musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan
juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas
Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu
untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman. a.
Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah
tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah
menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan
pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas
air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya
genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah
untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang
lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu
tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan
ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil
penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda
nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya
mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari)
seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam
dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu)
tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan
Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam
75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80
hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan
pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm
atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang,
kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman
ii
yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak
tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.
2. Pemeliharaan
Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara
yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam
usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan
nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan
nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum
waktunya dan tidak sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama
pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah
hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat.
Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari
daun mula-mula menjadi kuning (hlorcosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan
dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda:
tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat
dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per
Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini
dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman
dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang
dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu: 1/3 bagian
pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk
N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10
cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan Pembumbunan: Untuk
memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput
pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada
jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5
minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha.
Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan
harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua
dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini
berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk
memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan
ii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan di desa Bangun sari Kecamatan Lasalepa,
kabupaten Muna, dengan ketingian tempat sekitar 10 m dpl suhu rata-rata 230
– 310
C,
penelitian ini dilaksakan selama kurang lebih 1 bulan sampai masa panen, mulai dari tanggal
27 Mei 2013 sampai dengan tanggal 29 Juni 2013.
B. BAHAN DAN ALAT
Dalam praktikum dasar-dasar agronomi penanaman jagung ini kami juga menggunakan alat
dan bahan yaitu :
 Bahan yang di gunakan :
1. Air
2. Pupuk urea
3. Pupuk SP36
4. Pupuk kandang
5. Pupuk SP36
6. Pupuk KCl
7. DECIS 2.5 EC
8. Bibit jagung hibrida
9. Pupuk N
 Alat yang digunakan :
1. Cangkul
2. Parang
3. Gembor
4. Handspray
5. Timbangan Analitik
6. Meteran
7. Tali Raffia
8. Ajir (dari bambu)
9. Garu
10. Jaring-jaring (Pagar)
11. Tugal
ii
 Langkah Penelitian
1. Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan paran atau sabit.
2. Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul,kami membuat
petakan-petakan yang berukuran 2m x 3m per plot dengan ketinggian 30 cm dengan
menggunakan meteran.
3. Kami memberikan pupuk kandang di campur dengan serat kayu sebanyak 30 kg per
petakan.
4. Setelah itu kami membuat pagar yang terbuat dari kayu dan karung yang bertujuan
untuk menghindari dari serangan hama pada saat panen.
5. Benih jagung kami tanam dengan jarak tanam 40 cm x 60cm per lobang tanam dengan
menggunakan tugal.dimana petakan pertama, kami isi benih jagung 1 tanaman saja
sedangkan petakan kedua kami isi benih jagung 2 tanaman saja.
6. Kedalaman benih jagung kira-kira 5cm dari permukaan tanah. Setelah itu kami
membuat pembatas lahan untuk tiap kelompok dengan membuat parit-parit di
pinggiran petakan dengan menggunakan tali raffia.
7. Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 2x yyaitu pada pagi
hari dan sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan
dan fotosintesis.
8. Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk anorganik
yaitu pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl.
9. Setelah itu kami membuat ajir yang terbuat dari bambu untuk memudahkan mengukur
tinggi tanaman. Ajir kami tancapkan di pinggir tanaman jagung dengan ketinggian
5cm di atas permukaan tanah.tinggi tanaman kami ukur mulai dari tanaman jagung
tumbuh, pengukuran kami lakukan setiap minggu.
10. Kami mengambil tanaman sampelnya saja yang di sebut petak panen, dalam hal ini
kita bias liat di lampiran 1.
11. Kami amati terus pertumbuhan jagung, sambil terus membersihkan gulma.
12. Ketika umur 4 minggu, amati jagung, untuk jagung yang terkena hama dan penyakit,
kami memberikan decis yang kami larutkan dengan air.
13. Ketika memasuki masa panen, lihat jika rambut jagung sudah coklat dan mengering,
berarti jagung telah masak dan siap buat di panen.
ii
C. PELAKSAAN PENELITIAN
1. Persiapan Areal Tanam
Lahan tempat pelaksanaan penelitian dibersihkan dari gulma dan kotoran, kemudian
dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 15-30 cm yang dilakukan 2 kali pengemburan.
Kemudian lahan tersebut diratakan lalu dibuat petakan percobaan yang berukuran 3 X 4 cm,
tinggi 30 cm, sebanyak 18 petakan dengan jarak antar kelompok 100 cm dan jarak antar
perlakuan 50 cm.
2. Pemberian N-urea
Pemberian N-urea dilakukan serempak pada saat tanam dan pada saat umur 30 hari, dengan
cara pemberian pada larikan antar baris tanaman.
3. Penanaman
Benih jagung ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang tugalan
ditanam 2 butir benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis masing masing untuk urea 150 kg per
ha-1
SP 36 100 kg per ha-1
, dan KCL 50 kg per ha-1
. Khusus pupuk urea diberikan secara
bertahap yaitu setengah dosis diberikan pada saat tanam dan sisanya diberikan pada saat umur
tanaman 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk dengan cara ditugal pada bagian tengan
larikan tanaman dengan jarak 30 cm dengan kedalaman 5 cm.
5. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, penjarangan, penyiangan, pembumbunan dan
pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan sekali per hari tetapi bila hujan dan tanah
cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Penjarangan dilakukan 2 minggu
setelah tanam yaitu dengan meningalkan satu tanaman yang tumbuh dengan baik.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 mingu setelah tanam dan
pertumbuhan berikutnya (kedua) dilakukan pada waktu tanaman berumur 5 minggu setelah
tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan mengunakan decis 2,5
EC.
6. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen yaitu kelobot tongkol sudah
berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol dikupas akan tampak
biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap.
ii
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Luas petakan adalah (2m x 3m) pada penanaman jagung di pilih jarak tanam (40cm x
60cm) sehingga per petakan dapat diisi 25 lobang tanaman jagung. jarak tanam ini
dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi
penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi kompetesi
antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara.
2. Tiap kelompok di berikan 2 petakan dimana petakan pertama diisi 25 tanaman jagung
dimana tiap lobang di isi 1 tanaman jagung dan petakan ke-2 diisi 50 tanaman jagung
dimana tiap lobang di isi 2 tanaman jagung.
3. Pada penanaman jagung ini kami hanya meneliti perkembangan petak panennya
saja,karena petak panen merupakan sampel yang memiliki daya saing yang seimbang
dalam perebutan unsur hara,air dan penyerapan cahaya.juga menghindari dari
gangguan hama dan binatang.petakan panen tanaman jagung ini terdapat 9 lobang
tanam yang berada di tengah petakan.
4. Tinggi tanaman Dari data yang didapat bahwa tinggi batang antara petak I dan petak II
dimana petak I berisi 1 benih jagung perlubang tanam dan petak II berisi 2 benih
jagung perlubang tanam mangalami perbedaan. Tinggi batang tanaman jagung pada
petakan I lebih tinggi daripada tanaman jagung pada petak II. Hal ini dikarenakan
tanaman jagung pada petakan II yang berisi 2 benih jagung perlubang tanaman
mengalami persaingan dalam memenuhi kebutuhan cahaya matahari, air, maupun
unsur hara. Namun, ada juga tanaman yng tumbuh kerdil, hal ini dikarenakan
penyebaran pupuk yang tidak merata.
5. Lebar daun ke-6
Lebar daun ke-6 merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik. Pada pengamatan
diketahui bahwa lebar daun ke-6 tanaman jagung pada petakan I lebih besar daripada
petakan II. Hal ini juga dikarenakan terjadinya persaingan dalam memperebutkan
unsure hara. Pada petakan II yang berisi 2 benih perlubang tanaman, pemberian pupuk
KCL tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman jagung karena terjadi persaingan
tanaman dalam satu lubang. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang
lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. K bukan
merupakan unsure penyusun jaringan tanaman. Factor lain yang menyebabkan lebar
daun ke-6 relatif lebih kecil yaitu bahan organic yang terdapat dalam tanah, dan
struktur tanah. Jika daun ke-6 mulai menguning atau bahkan mati, ini menunjukkan
dimulainya pertumbuhan malay.
ii
6. Keluarnya Malay
Dimulainya fase generatif pada pertumbuhan tanaman jagung ditunjukkan dengan
mulai timbulnya malay. Jika pertumbuhan malay sebanyak 75% atau lebih dari
seluruh sample maka itu disebut hati dimulainya pertumbuhan malay.
Variabel
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tiggi tanaman dimulai dari permukaan tanah (ditandai dengan ajir) sampai titk
tertinggi dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan semingu sekali mulai dari
umur 2 mingu sampai 6 minggu.
2. Berat Kering Pupus Tanaman
Berat kering pupus tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu pada akhir penelitian yaitu
dengan cara mengambil tanaman sampel yaitu bagian batang dan daun kemudian diovenkan
selama 2x24 jam dengan suhu 800
C sampai beratnya konstan. Kemudian untuk lebih
memastikan berat konstan nya perlu dilakukan pengovenan lagi selama 2 jam.
3. Berat Tongkol Segar Pertanaman
Berat tongkol diukur setelah tongkol dipanen, dengan cara menimbang tongkol dan
kelobotnya dengan mengunakan timbangan.
4. Panjang Tongkol
Panjang tongkol diukur mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol dengan
mengunakan meteran.
5. Diameter Tongkol
Diameter tongkol diukur pada bagian tengah tongkol dengan mengunakan jangka sorong.
6. Hasil Pipilan Kering Per Petak Ubinan
Pengukuran hasil pipilan kering dilakukan dengan cara menimbang biji yang telah dipisahkan
dari tongkolnya yang telah dikeringkan, kemudian hasil pipilan dijemur hingga mencapai
kadar air 14%.
ii
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum dasar-dasar agronomi dapat kami tarik
kesimpulan yaitu :
Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya dapat
tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang
diperhatikan adalah :
1. Jarak tanam
2. Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK
3. Pengendalian hama dan penyakit
4. Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua dimana tiap 1 lobang
terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur hara yang dapat di
lihat dari pertumbuhan tanaman jagung.
5. dari hasil percobaan studi banding jagung di Desa Bangun Sari lebih unggul bila di
bandingkan dengan daerah lain karena memiliki kesuburan tanah yang cukup dan kualitas
bibit yang baik.
B. SARAN
Hanya inilah hasil penelitian dari kami mengenai budidaya jagung, semoga hasil penelitian
kami ini dapat bermanfaat bagi para petani sebagai landasan dasar pengetahuan budidaya
jagung bagi petani.
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Jakarta.
2. Aditya, Agus. 2009. Pengaruh Pupuk Urea. Di akses pada tanggal 28 Januari 2012.
3. Hakim, N. 1896. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung, Lampung.
4. Harry, Dwi. 2010. Asal Usul Tanaman Jagung. Di akses pada tanggal 28 Januari
5. 2012.
6. Poerwowidodo. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
ii
TUGAS : KO-KURIKULER
STUDI BANDING
BUDIDAYA JAGUNG DI DESA BANGUN SARI KECAMATAN LASALEPA
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUBANDI
STAMBUK : 21208281
PRODI :ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
ii
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari Study Banding ini belum dapat
dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta
salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana
Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan
sampai kepada kita selaku umatnya.
Studi Banding ini penulis membahas mengenai “BUDIDAYA JAGUNG DI DESA BANGUN SARI
KECAMATAN LASALEPA”, dengan Penelitian ini penulis mengharapkan agar dapat membantu
sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Juli 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
C. Hipotesis........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3
A. Klasifikasi Jagung..........................................................................................5
B. Morfologi Jagung...........................................................................................5
C. Syarat Tumbuh Jagung.................................................................................. 6
D. Hama Penyakit.............................................................................................. 6
E. Teknik Budidaya......................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 10
A. Waktu Dan Tempat....................................................................................... 10
B. Bahan Dan Alat .............................................................................................10
C. Pelaksanaan Penelitian...................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 13
BAB V PENUTUP................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 16

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (17)

Makalah ubi jalar
Makalah ubi jalarMakalah ubi jalar
Makalah ubi jalar
 
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Budidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalarBudidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalar
 
Singkong
SingkongSingkong
Singkong
 
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : GandumBudidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
Budidaya & Usaha Tanaman Pangan : Gandum
 
Padi
PadiPadi
Padi
 
Makalah padi
Makalah padiMakalah padi
Makalah padi
 
Karya ilmiah remaja
Karya ilmiah remajaKarya ilmiah remaja
Karya ilmiah remaja
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
bahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakatbahan pangan masyarakat
bahan pangan masyarakat
 
Avivmus
AvivmusAvivmus
Avivmus
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Jagung
JagungJagung
Jagung
 

Similar a Jagung

Karya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKarya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKrisna Dayu L
 
materi budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.pptmateri budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.pptdickywirawijaya
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipFebrina Tentaka
 
138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelaiahmadjumadi8
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiSandi Purnama Jaya
 
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxpptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxRafaSiMayorCacad
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasmoe2l
 
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya JagungPedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya JagungWarta Wirausaha
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 

Similar a Jagung (20)

Karya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagungKarya ilmiah pertumbuhan jagung
Karya ilmiah pertumbuhan jagung
 
Makalah tanaman satu musim sorgum
Makalah tanaman satu musim sorgumMakalah tanaman satu musim sorgum
Makalah tanaman satu musim sorgum
 
Makalah tanaman satu musim sorgum
Makalah tanaman satu musim sorgumMakalah tanaman satu musim sorgum
Makalah tanaman satu musim sorgum
 
materi budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.pptmateri budiaya jagung.ppt
materi budiaya jagung.ppt
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Aspen ryus, Sp
Aspen ryus, SpAspen ryus, Sp
Aspen ryus, Sp
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai138 budidaya kacang kedelai
138 budidaya kacang kedelai
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Laporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologiLaporan praktikum dasar agroteknologi
Laporan praktikum dasar agroteknologi
 
Tugas budidaya tanaman semusim
Tugas budidaya tanaman semusimTugas budidaya tanaman semusim
Tugas budidaya tanaman semusim
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Jagung
JagungJagung
Jagung
 
Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae)
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptxpptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
pptsorghum-141016083939-conversion-gate02.pptx
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalas
 
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya JagungPedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Último

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Último (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

Jagung

  • 1. ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG  Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura, Sulawesi Tenggra dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian
  • 2. ii bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dinidaripada bunga betinanya (protandri).  Keanekaragaman Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Kiri atas adalah jagung gigi-kuda, di kiri latar depan adalah podcorn, sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung yang dibudidayakan memiliki sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat enam kelompok kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan karakteristik endosperma yang membentuk bulirnya: 1. Indentata (Dent, "gigi-kuda") 2. Indurata (Flint, "mutiara") 3. Saccharata (Sweet, "manis") 4. Everta (Popcorn, "berondong") 5. Amylacea (Flour corn, "tepung") 6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan") 7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya) Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat dikenal berbagai tipe kultivar : 1. galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih
  • 3. ii 2. komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul 3. sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam 4. hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis. Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya (aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda.  Kandungan gizi Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah : Kalori : 355 Kalori Protein : 9,2 gr Lemak : 3,9 gr Karbohidrat : 73,7 gr Kalsium : 10 mg Fosfor : 256 mg Ferrum : 2,4 mg Vitamin A : 510 SI Vitamin B1 : 0,38 mg Air : 12 gr dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.  Pemanfaatan Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah
  • 4. ii mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.  Produksi jagung dan perdagangan dunia Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Sulawesi Tenggara, Jambi dan Gorontalo) dengan rata- rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun Produsen jagung terbesar saat ini adalah Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk melakukan studi banding tentang budidaya jagung beberapa Petani Di Desa Bangun Sari Kecamatan Lasalepa 2. Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung dari pembibitan hingga tumbuh C. HIPOTESIS Jumlah benih perlobang tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung
  • 5. ii BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KLASIFIKASI JAGUNG Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) Monocots (tidak termasuk) Commelinids Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea Spesies : Z. Mays Varietas : Golden Boy B. MORFOLOGI JAGUNG 1. Tinggi Jagung Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. 2. Struktur Akar Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. 3. Struktur Batang Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. 4. Struktur Daun Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. 5. Struktur Bunga Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
  • 6. ii disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). C. SYARAT TUMBUH JAGUNG Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 C. D. HAMA PENYAKIT Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara
  • 7. ii mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit: Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun- daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw). E. TEKNIK BUDIDAYA 1. Pedoman Budidaya Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja. Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas
  • 8. ii unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan pemeliharaan tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air. Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya mempunyai optimum populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari) seperti Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan 1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari) seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000. tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura, populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50 x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana ditinggalkan tanaman
  • 9. ii yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm. 2. Pemeliharaan Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen memberikari hasil yang lebih baik. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (hlorcosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur. Dosis pupuk yang diperlukan berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N, 30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu: 1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari segala macam tumbuhan/rumput pengganggu. Salah satu herbisida yang baik untuk memberantas tumbuhan pengganggu, pada jggung, adalah Gramoxone, yang disemprotkan pada waktu tanaman berumur 3 dan 5 minggu,masing-masing sebanyak 11/2 liter yang dilarutkan dalam 400 - 500 liter air/ ha. Penyiangan dengan tangan (hand weeding) yang pertama dilakukan pada umur 15 hari dan harus, dijaga agar, jangan sampai mengganggu/merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembumbunan pada waktu pemupukan kedua: Pembumbunan ini berguna untuk memperkokoh batang dalam menghadapi angin besar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan bilama diperlukan
  • 10. ii BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan di desa Bangun sari Kecamatan Lasalepa, kabupaten Muna, dengan ketingian tempat sekitar 10 m dpl suhu rata-rata 230 – 310 C, penelitian ini dilaksakan selama kurang lebih 1 bulan sampai masa panen, mulai dari tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan tanggal 29 Juni 2013. B. BAHAN DAN ALAT Dalam praktikum dasar-dasar agronomi penanaman jagung ini kami juga menggunakan alat dan bahan yaitu :  Bahan yang di gunakan : 1. Air 2. Pupuk urea 3. Pupuk SP36 4. Pupuk kandang 5. Pupuk SP36 6. Pupuk KCl 7. DECIS 2.5 EC 8. Bibit jagung hibrida 9. Pupuk N  Alat yang digunakan : 1. Cangkul 2. Parang 3. Gembor 4. Handspray 5. Timbangan Analitik 6. Meteran 7. Tali Raffia 8. Ajir (dari bambu) 9. Garu 10. Jaring-jaring (Pagar) 11. Tugal
  • 11. ii  Langkah Penelitian 1. Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan paran atau sabit. 2. Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul,kami membuat petakan-petakan yang berukuran 2m x 3m per plot dengan ketinggian 30 cm dengan menggunakan meteran. 3. Kami memberikan pupuk kandang di campur dengan serat kayu sebanyak 30 kg per petakan. 4. Setelah itu kami membuat pagar yang terbuat dari kayu dan karung yang bertujuan untuk menghindari dari serangan hama pada saat panen. 5. Benih jagung kami tanam dengan jarak tanam 40 cm x 60cm per lobang tanam dengan menggunakan tugal.dimana petakan pertama, kami isi benih jagung 1 tanaman saja sedangkan petakan kedua kami isi benih jagung 2 tanaman saja. 6. Kedalaman benih jagung kira-kira 5cm dari permukaan tanah. Setelah itu kami membuat pembatas lahan untuk tiap kelompok dengan membuat parit-parit di pinggiran petakan dengan menggunakan tali raffia. 7. Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 2x yyaitu pada pagi hari dan sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan dan fotosintesis. 8. Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk anorganik yaitu pupuk urea, pupuk SP36, pupuk KCl. 9. Setelah itu kami membuat ajir yang terbuat dari bambu untuk memudahkan mengukur tinggi tanaman. Ajir kami tancapkan di pinggir tanaman jagung dengan ketinggian 5cm di atas permukaan tanah.tinggi tanaman kami ukur mulai dari tanaman jagung tumbuh, pengukuran kami lakukan setiap minggu. 10. Kami mengambil tanaman sampelnya saja yang di sebut petak panen, dalam hal ini kita bias liat di lampiran 1. 11. Kami amati terus pertumbuhan jagung, sambil terus membersihkan gulma. 12. Ketika umur 4 minggu, amati jagung, untuk jagung yang terkena hama dan penyakit, kami memberikan decis yang kami larutkan dengan air. 13. Ketika memasuki masa panen, lihat jika rambut jagung sudah coklat dan mengering, berarti jagung telah masak dan siap buat di panen.
  • 12. ii C. PELAKSAAN PENELITIAN 1. Persiapan Areal Tanam Lahan tempat pelaksanaan penelitian dibersihkan dari gulma dan kotoran, kemudian dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 15-30 cm yang dilakukan 2 kali pengemburan. Kemudian lahan tersebut diratakan lalu dibuat petakan percobaan yang berukuran 3 X 4 cm, tinggi 30 cm, sebanyak 18 petakan dengan jarak antar kelompok 100 cm dan jarak antar perlakuan 50 cm. 2. Pemberian N-urea Pemberian N-urea dilakukan serempak pada saat tanam dan pada saat umur 30 hari, dengan cara pemberian pada larikan antar baris tanaman. 3. Penanaman Benih jagung ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang tugalan ditanam 2 butir benih dengan jarak tanam 60 X 40 cm. 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis masing masing untuk urea 150 kg per ha-1 SP 36 100 kg per ha-1 , dan KCL 50 kg per ha-1 . Khusus pupuk urea diberikan secara bertahap yaitu setengah dosis diberikan pada saat tanam dan sisanya diberikan pada saat umur tanaman 30 hari setelah tanam. Pemberian pupuk dengan cara ditugal pada bagian tengan larikan tanaman dengan jarak 30 cm dengan kedalaman 5 cm. 5. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman, penjarangan, penyiangan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan sekali per hari tetapi bila hujan dan tanah cukup basah maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam yaitu dengan meningalkan satu tanaman yang tumbuh dengan baik. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 mingu setelah tanam dan pertumbuhan berikutnya (kedua) dilakukan pada waktu tanaman berumur 5 minggu setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dilakukan dengan mengunakan decis 2,5 EC. 6. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen yaitu kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila kelobot tongkol dikupas akan tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap.
  • 13. ii BAB IV PEMBAHASAN 1. Luas petakan adalah (2m x 3m) pada penanaman jagung di pilih jarak tanam (40cm x 60cm) sehingga per petakan dapat diisi 25 lobang tanaman jagung. jarak tanam ini dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi kompetesi antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara. 2. Tiap kelompok di berikan 2 petakan dimana petakan pertama diisi 25 tanaman jagung dimana tiap lobang di isi 1 tanaman jagung dan petakan ke-2 diisi 50 tanaman jagung dimana tiap lobang di isi 2 tanaman jagung. 3. Pada penanaman jagung ini kami hanya meneliti perkembangan petak panennya saja,karena petak panen merupakan sampel yang memiliki daya saing yang seimbang dalam perebutan unsur hara,air dan penyerapan cahaya.juga menghindari dari gangguan hama dan binatang.petakan panen tanaman jagung ini terdapat 9 lobang tanam yang berada di tengah petakan. 4. Tinggi tanaman Dari data yang didapat bahwa tinggi batang antara petak I dan petak II dimana petak I berisi 1 benih jagung perlubang tanam dan petak II berisi 2 benih jagung perlubang tanam mangalami perbedaan. Tinggi batang tanaman jagung pada petakan I lebih tinggi daripada tanaman jagung pada petak II. Hal ini dikarenakan tanaman jagung pada petakan II yang berisi 2 benih jagung perlubang tanaman mengalami persaingan dalam memenuhi kebutuhan cahaya matahari, air, maupun unsur hara. Namun, ada juga tanaman yng tumbuh kerdil, hal ini dikarenakan penyebaran pupuk yang tidak merata. 5. Lebar daun ke-6 Lebar daun ke-6 merupakan indicator pertumbuhan yang lebih baik. Pada pengamatan diketahui bahwa lebar daun ke-6 tanaman jagung pada petakan I lebih besar daripada petakan II. Hal ini juga dikarenakan terjadinya persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Pada petakan II yang berisi 2 benih perlubang tanaman, pemberian pupuk KCL tidak dapat diserap dengan baik oleh tanaman jagung karena terjadi persaingan tanaman dalam satu lubang. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. K bukan merupakan unsure penyusun jaringan tanaman. Factor lain yang menyebabkan lebar daun ke-6 relatif lebih kecil yaitu bahan organic yang terdapat dalam tanah, dan struktur tanah. Jika daun ke-6 mulai menguning atau bahkan mati, ini menunjukkan dimulainya pertumbuhan malay.
  • 14. ii 6. Keluarnya Malay Dimulainya fase generatif pada pertumbuhan tanaman jagung ditunjukkan dengan mulai timbulnya malay. Jika pertumbuhan malay sebanyak 75% atau lebih dari seluruh sample maka itu disebut hati dimulainya pertumbuhan malay. Variabel 1. Tinggi Tanaman Pengukuran tiggi tanaman dimulai dari permukaan tanah (ditandai dengan ajir) sampai titk tertinggi dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan semingu sekali mulai dari umur 2 mingu sampai 6 minggu. 2. Berat Kering Pupus Tanaman Berat kering pupus tanaman diamati pada akhir penelitian yaitu pada akhir penelitian yaitu dengan cara mengambil tanaman sampel yaitu bagian batang dan daun kemudian diovenkan selama 2x24 jam dengan suhu 800 C sampai beratnya konstan. Kemudian untuk lebih memastikan berat konstan nya perlu dilakukan pengovenan lagi selama 2 jam. 3. Berat Tongkol Segar Pertanaman Berat tongkol diukur setelah tongkol dipanen, dengan cara menimbang tongkol dan kelobotnya dengan mengunakan timbangan. 4. Panjang Tongkol Panjang tongkol diukur mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol dengan mengunakan meteran. 5. Diameter Tongkol Diameter tongkol diukur pada bagian tengah tongkol dengan mengunakan jangka sorong. 6. Hasil Pipilan Kering Per Petak Ubinan Pengukuran hasil pipilan kering dilakukan dengan cara menimbang biji yang telah dipisahkan dari tongkolnya yang telah dikeringkan, kemudian hasil pipilan dijemur hingga mencapai kadar air 14%.
  • 15. ii BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum dasar-dasar agronomi dapat kami tarik kesimpulan yaitu : Dalam proses penanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah : 1. Jarak tanam 2. Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK 3. Pengendalian hama dan penyakit 4. Persaingan tanaman jagung sangat terlihat pada petakan ke dua dimana tiap 1 lobang terdapat 2 tanaman jagung sehingga terjadi persaingan perebutan unsur hara yang dapat di lihat dari pertumbuhan tanaman jagung. 5. dari hasil percobaan studi banding jagung di Desa Bangun Sari lebih unggul bila di bandingkan dengan daerah lain karena memiliki kesuburan tanah yang cukup dan kualitas bibit yang baik. B. SARAN Hanya inilah hasil penelitian dari kami mengenai budidaya jagung, semoga hasil penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi para petani sebagai landasan dasar pengetahuan budidaya jagung bagi petani.
  • 16. ii DAFTAR PUSTAKA 1. AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Jakarta. 2. Aditya, Agus. 2009. Pengaruh Pupuk Urea. Di akses pada tanggal 28 Januari 2012. 3. Hakim, N. 1896. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung, Lampung. 4. Harry, Dwi. 2010. Asal Usul Tanaman Jagung. Di akses pada tanggal 28 Januari 5. 2012. 6. Poerwowidodo. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
  • 17. ii TUGAS : KO-KURIKULER STUDI BANDING BUDIDAYA JAGUNG DI DESA BANGUN SARI KECAMATAN LASALEPA DISUSUN OLEH : NAMA : SUBANDI STAMBUK : 21208281 PRODI :ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013 KATA PENGANTAR
  • 18. ii Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari Study Banding ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Studi Banding ini penulis membahas mengenai “BUDIDAYA JAGUNG DI DESA BANGUN SARI KECAMATAN LASALEPA”, dengan Penelitian ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Raha, Juli 2013 Penyusun DAFTAR ISI
  • 19. ii Kata Pengantar......................................................................................................... i Daftar Isi................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1 A. Latar Belakang...............................................................................................1 B. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4 C. Hipotesis........................................................................................................ 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3 A. Klasifikasi Jagung..........................................................................................5 B. Morfologi Jagung...........................................................................................5 C. Syarat Tumbuh Jagung.................................................................................. 6 D. Hama Penyakit.............................................................................................. 6 E. Teknik Budidaya......................................................................................... 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 10 A. Waktu Dan Tempat....................................................................................... 10 B. Bahan Dan Alat .............................................................................................10 C. Pelaksanaan Penelitian...................................................................................12 BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 13 BAB V PENUTUP................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 16