Publicidad

B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya

26 de Nov de 2014
Publicidad

Más contenido relacionado

Publicidad

B 6 ppt individu topik 8 septian ika prasetya

  1. Pencernaan dan Metabolisme Septian Ika Prasetya B 6 IBD 27 1406578754
  2. Outline 1. Pengertian pencernaan mekanis dan pencernaan enzimatik 2. a. Gerakan-gerakan proses pencernaan mulai dari rongga mulut sepanjang saluran pencernaan DAN fungsi tiap-tiap gerakan 3. Susunan otot polos pada tiap-tiap saluran pencernaan pencernaan sehingga dapat menghasilkan gerakan pencernaan yang berbeda-beda dengan fungsi yang berbeda 4. Bahan makanan yang dapat dicerna secara enzimatik pada tiap bagian saluran pencernaan DAN molekul paling sederhana dari bahan makanan tersebut 5. Mengapa hipersalivasi bisa terjadi hanya karena mencium bau makanan – fase-fase pencernaan – fase terjadinya hipersalivasi 6. Pengertian proses penelanan volunteer dan involunter 7. Lengkung reflex saraf-endokrin (mulai dari rangsang dan reseptornya) Bagaimana masukan makanan ke gaster memicu kontraksi dan sekresi asam dan enzim di gaster 8. Kondisi dan bagaimana dan lengkung reflex (mulai dari rangsang dan reseptornya) bolus di gaster pindah ke duodenum
  3. Outline 9. a. Proses penyerapan molekul paling sederhana dari karbohidrat, protein, dan lemak 9. b. Proses penyerapan vitamin A, B, C , D, E, K ? 10. Tujuan distribusi dan fungsi nutrient di dalam darah 11. Bagaimana penyimpanan dan penggunaan molekul paling sederhana dalam sel dari berbagai organ tubuh 12. Bagaimana sisa pencernaan dikeluarkan dari tubuh dan mengapa feses normal berwarna kuning 13. Bagaimana proses metabolism aerobik dan anaerobic di dalam sel 14. Pengertian whole-body metabolism rate dan basal metabolic rate (BMR) 15. Hormon utama pengatur tingkat metabolism sel-sel tubuh 16. Bagaimana dan proses lengkung reflex (melibatkan hormone-mulai dari rangsang dan reseptor) respons tubuh terhadap hiperglikemia 17. Proses ketogenesis (pada puasa panjang)
  4. Pencernaan Mekanis dan Pencernaan Kimiawi  Pencernaan mekanis adalah  Pencernaan Kimiawi adalah serangkaian reaksi hidrolisis yang memecah polimer molekul besar dalam bahan makanan seperti karbohidrat,lipid, protein, dan asam nukleat menjadi molekul yang lebih kecil yang dapat diserap oleh usus dan masuk ke system sirkulasi untuk kemudian diserap dan digunakan untuk metabolisme sel ataupun disimpan di dalam sel. (tor sum)
  5. Segmentasi Siklus kontraksi yang mengocok dan memisahkan bolus yang berfungsi untuk mencampurkan isi bolus dengan sekresi usus
  6. Macam-macam gerakan proses pencernaan  Mastication atau pengunyahan pada mulut adalah gerakan penghalusan makanan menggunakan permukaan occlusal dari gigi untuk menghancurkan jaringan ikat yang kuat pada daging atau serat tumbuhan pada sayuran atau buah dengan sibantu gerakan lidah Deglutition atau penelanan adalah proses kompleks penghantaran bolus dari mulut menuju lambung melalui faring,laring, dan esophagus yang diinisiasi secara volunteer namun diproses dan dikontrol pada level subconscious setelah diinisiasi. Proses penelanan pada epiglottis terjadi dengan gerakan peristaltik. Ada gelombang peristaltic primer dan sekunder.
  7. Macam-macam gerakan proses pencernaan Kontraksi otot-otot faring : Fungsi :  Inisiasi proses menelan  Menggerakan bolus ke esophagus dengan mengkonstriksi dinding faring Tor 336-337
  8. Macam-macam gerakan proses pencernaan Gerakan otot-otot faring tor 338
  9. Macam-macam gerakan proses pencernaan Gerakan Peristaltik Gerakan siklus ritmik otot-otot polos viseral saluran pencernaan (muskularis eksterna) dari esophagus hingga usus besar yang berfungsi untuk menggerakan bahan makanan yang dicerna dari salah satu saluran pencernaan ke saluran pencernaan lainnya dengan kontraksi
  10. 3 fase gerakan peristaltik
  11. Gerakan Lambung Gerakan peristaltic halus pada lambung adalah mixing waves setiap 15 hingga 25 detik yang berfungsi untuk mengaduk bolus yang masuk dengan sekresi kelenjar lambung sehingga membentuk cairan kental kimus. Mixing waves masih lemah pada bagian fundus, menguat pada bagian badan lambung dan makin intensof pada pylorus. Setelah mencapai ylorus, 3 mL dari kimus didorong oleh mixing waves menuju duodenum melalui sfingter pylorus pengosongan lambung. Sementara sebagian besar kimus didorong kembali ke badan lambung untuk diaduk kembali.
  12. Gerakan Usus Halus 1. Segmentasi 2. Migrating Motility Complexes Gerakan peristaltis yang diatur oleh pleksus misenterik, dimulai dari bagian bawah dari lambung yang berfungsi untuk mendorong kimus sepanjang usus halus dan mencapai ileum dalam waktu 90-120 menit. Kontraksi pengocokan local yang terjadi pada bagian usus yang menggembung oleh volume kimus yang berfugsi untuk mencampur kimus dengan getah pencernaan dan membawa partikel makanan untuk kontak dengan mukosa usus untuk diabsorbsi.
  13. Gerakan Usus Besar Gerakan kolon dimulai ketika makanan sampai sfingter ileosekum mengisi sekum dan terakumulasi pada ascending colon. Salah satu gerakan usus adalah pengocokan haustral yang berfungsi untuk meremas makanan dan mendorongnya dari satu haustra ke haustra lainnya. Gerakan peristaltis juga terjadi pada usus besar dengan kecepatan lebih lambat 3-12 kontraksi per menit. Jenis gerakan ketiga adalah peristaltis massal, sebuah gelombang peristaltic kuat yang dimulai pada bagian pertengahan kolon transversal dan berfungsi untuk mendorong isi kolon dengan cepat ke rectum.
  14. susunan otot polos pada saluran pencernaan
  15. susunan otot polos pada saluran pencernaan
  16. Pencernaan Enzimatik pada Mulut Pati oleh Amilase Saliva Pati dan/atau disakarida dari bahan makanan dipecah menjadi molekul yang lebih kecil seperti trisakarida maltotriose, maltose, dan rantai pendek polimer glukosa α-dextrins. Meskipun makanan telah ditelan, amylase saliva akan tetap mencerna pati selama belum teraktivasi oleh asam lambung. Trigliserida oleh Lipase lingual Lipase lingual disekresikan oleh kelenjar lingual pada lidah yang diaktifkan oleh suasana asam dari lambung untuk mulai bekerja. Lipase lingual mencerna trigliserida (lemak dan minyak) menjadi asam lemak dan digliserida. Proses ini terjadi pada lambung. Digliserida terdiri atas sebuah molekul gliserol yang terikat pada dua asam lemak
  17. Pencernaan enzimatik di lambung Setelah masuk ke lambung, bolus tetap di fundus selama sekitar sejam tanpa tercampur dengan getah lambung sehigga pencernaan karbohidrat oleh amylase saliva berlanjut. Kemudian, mixing waves mencampur bolus dengan getah lambung, menginaktifkan amylase saliva dan mengaktifkan lipase lingual sehingga berlangsung pencernan trigliserida menjadi asam lemak dan digliserida.
  18. Pencernaan Enzimatik di lambung
  19. Pencernaan Karbohidrat di Usus Halus Pati yang belum dipecah menjadi maltosa, maltotriosa, dan α –dextrins dipecah oleh amilase pankreas, enzim dalam getah pankreas yang bekerja di usus halus. Setelah amilase (baik saliva atau pankreas) telah membagi pati menjadi fragmen yang lebih kecil, brush-border enzyme yang disebut α –dextrinase bekerja pada α –dextrin yang dihasilkan dan menghasilkan glukosa. Brush-border enzyme berturut-turut sukrase,aktase, dan maltase mencerna disakarida meliputi sukrosa, laktosa, dan maltosa menjadi monosakarida. Sukrase memecah sukrosa menjadi molekul glukosacdan molekul fruktosa; laktase mencerna laktosa menjadi molekul glukosa dan molekul galaktosa; dan maltase membagi maltose dan maltotriosa menjadi dua atau tiga molekul glukosa. Pencernaan karbohidrat berakhir dengan produksi monosakarida, yang mampu diserap sistem pencernaan.
  20. Pencernaan Protein Pencernaan protein dimulai di lambung di mana protein terfragmentasi menjadi peptida oleh enzim pepsin .Enzim di getah pankreas -tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, dan elastase terus memecah protein menjadi peptide pada usus halus. Meskipun semua enzim ini mengubah seluruh protein menjadi peptida, cara kerja mereka agak berbeda karena masing-masing memotong ikatan peptide antara asam amino yang berbeda. Tripsin, kimotripsin, dan elastase membelah ikatan peptida antara asam amino tertentu dan asam amino di dekatnya sementara karboksipeptidase membagi asam-asam amino pada ujung karboksil dari molekul peptida. Protein pencernaan dilengkapi dengan dua peptidasesin brush-border: aminopeptidase dan dipeptidase. aminopeptidase memotong peptide menjadi asam amino pada ujung amino dari peptida. Dipeptidase membagi dipeptida (dua asam amino bergabung dengan ikatan peptida) menjadi asam amino tunggal.
  21. Pencernaan Lipid Lipid yang paling melimpah dalam makanan adalah trigliserida, terdiri dari molekul gliserol yang mengikat tiga molekul asam lemak. Enzim yang memecah trigliserida dan fosfolipid disebut lipase. Ada tiga jenis lipase dalam pencernaan lipid: lipase lingual, lipase lambung, dan lipase pankreas. Meskipun beberapa pencernaan lipid terjadi pada lambung oleh kerja lipase lingual dan lambung, pencernaan lipid yang paling intensif adalah pada usus halus oleh kerja lipase pankreas. Trigliserida dipecah oleh lipase pancreas menjadi asam lemak dan monogliserida. Asam lemak yang dibebaskan dapat berupa asam lemak rantai pendek (dengan atom karbon kurang dari 10-12) atau asam lemak rantai panjang.
  22. Pencernaan Lipid Sebelum globul lipid besar berisi trigliserida dapat dicerna dalam usus halus, lipid pertama kali harus menjalani emulsifikasi -suatu proses dimana tetesan lipid besar dipecah menjadi beberapa tetesan lipid kecil. Empedu mengandung garam empedu,yaitu garam natrium dan garam kalium dari asam empedu (terutama asam kenodeoksikolat dan asam kolat). Garam empedu bersifat amphipathik yang berarti bahwa setiap garam empedu memiliki bagian hidrofobik (nonpolar) dan bagianhidrofilik (polar). Sifat amphipathik garam empedu memungkinkan mereka untuk mengemulsi globul lipid besar.Bagian hidrofobik garam empedu berinteraksi dengan globul lipid besar, sementara bagian hidrofilik dari garam empedu berinteraksi dengan kimus usus berair. Akibatnya, globul lipid besar dipecah terpisah menjadi beberapa globul lipid kecil, masing-masing berdiameter sekitar. Globul-globul kecil yang terbentuk dari emulsifikasi memberikan area permukaan lebih besar yang memungkinkan lipase pancreas berfungsi lebih efektif.
  23. Pencernaan asam nukleat Getah pankreas berisi dua nuclease : ribonuklease yang mencerna RNA dan deoksiribonuklease yang mencerna DNA. Nukleotida yang dihasilkan dari kerja dua nuclease dicerna lebih lanjut oleh enzim brush-border yang disebut nucleosidases dan fosfatase menjadi pentosa, fosfat, dan basa nitrogen. Produk-produk ini diserap melalui transpor aktif.
  24. Hipersalivasi
  25. Penelanan volunteer dan involunter Penelanan volunter adalah gerakan dengan kontrol sadar untuk mendorong makanan dari mulut menuju orofaring. Penelanan involunter adalah gerakan pada kontrol subsadar yang refleksnya dimulai ketika reseptor peraba di lengkung palatal dan uvula dirangsang oleh lewatnya bolus. Informasi ini disampaikan ke pusat penelanan di medulla oblongata melalui saraf trigeminal (CN V) dan saraf glossopharyngeal (CN IX). Perintah motorik dari pusat ini kemudian sinyal otot-otot faring, menghasilkan pola kontraksi otot terkoordinasi dan stereotip. Dibutuhkan kurang dari satu detik untuk otot faring mendorong bolus ke kerongkongan. Selama periode ini, pusat-pusat pernafasan terhambat dan pernapasan berhenti. Menelan berlangsung secara berkala ketika air liur terkumpul di bagian belakang mulut.
  26. Deglutition/penelanan
  27. Lengkung reflex fase sefalik dan gastrik pencernaan
  28. Integrasi Lengkung reflex fase sefalik dan gastrik pencernaan
  29. Gastric Emptying and Mixing
  30. Lengkung reflex gaster
  31. Absorbsi Karbohidrat
  32. Absorbsi Protein
  33. Absorbsi Lipid
  34. Penyerapan Vitamin Ada 2 golongan vitamin berdasarkan kelarutannya terhadap lemak atau air, yaitu fat-soluble vitamins (vitamin A,D,E, dan K) dan water-soluble vitamin (vitamin B dan C). Semua vitamin yang larut dalam air (kecuali vitamin B12) diserap secara difusi melewati epitel pencernaan. Vitamin B12 tidak dapat diserap oleh mukosa usus halus dalam kadar normal. Vitamin B12 harus diikat dengan faktor intrinsik yang berupa glikoprotein yang disekresikan oleh sel parietal lambung. Kompleks vitamin B12-glikoprotein kemudian diabsorpsi secara transpor aktif. Vitamin terlarut lemak memasuki duodenum dalam bentuk emulsi globula lemak yang bercampur dengan trigliserida atau dalam bentuk misel pada pencernaan lanjut. Vitamin tersebut kemudian diabsorpsi dari misel bersama dengan asam lemak dan monogliserida. Vitamin K yang diproduksi di kolon diserap dengan lipida lainnya yang dilepaskan melalui kerja bakteri.
  35. Distribusi Glukosa fase absorptif
  36. Distribusi Glukosa fase post-absortif
  37. Distribusi Nutrien : Protein
  38. Distribusi lipid
  39. Fungsi nutrient : karbohidrat dan lipid
  40. Fungsi nutrient protein dan asam nukleat
  41. Jenis-jenis lipid,protein dan fungsinya
  42. Fungsi nutrient : protein
  43. Katabolisme Glukosa
  44. Penyimpanan Glukosa
  45. Katabolisme Lipid
  46. Penyimpanan Lipid
  47. Katabolisme Protein Sejumlah tertentu katabolisme protein terjadi dalam tubuh setiap hari yang distimulasi oleh kortisol dari korteks adrenal. Protein dari sel “bekas” seperti eritrosit dipecah menjadi asam amino. Beberapa asam amino dikonversi menjadi asam amino lainnya, ikatan peptide disusun ulang, dan protein baru tersintesis sebagai bagian dari proses daur ulang. Hepatosit mengkonversi beberapa asam amino menjadi asam lemak, badan keton, atau glukosa. Sel-sel tubuh mengoksidasi sebagian kecil asam amino untuk menghasilkan ATP melalui siklus krebs dan rantai siklus transport electron. Namun sebelum oksidasi terjadi, asam amino harus dikonversi menjadi molekul yang merupakan bagian dari siklus krebs ataupun molekul yang dapat masuk siklus krebs seperti asetil Ko- A. Selain itu, asam amino harus mengalami proses deaminasi (pelepasan gugus NH2) yang berlangsung dalam hepatosit dan menghasilkan ammonia. Hepatosit kemudian mengkonversinya menjadi urea yang diekskresikan melalui urin.
  48. glukoneogenesis
  49. Lipogenesis dan Ketogenesis
  50. Anabolisme Protein Anabolisme protein  pembentukan ikatan peptide antar asam-asam amino untuk membentuk protein baru yang berlangsung pada ribosom dari hamper seluruh sel somatic yang diarahkan oleh DNA dan RNA sel.  Distimulasi oleh IGF, hormone tiroid (T3 dan T4), insulin, testosterone, dan estrogen.
  51. defekasi  Feses dikeluarkan dari tubuh dengan proses defekasi  Sisa pencernaan yang telah mencapai rectum akan memberikan tekanan padanya dan menstimulasi reseptor peregangan untuk memulai reflex defekasi.  Refleks defekasi menyebabkan otot plos sfingter anal internal berelaksasi dan kontraksi kuat rectum dan kolon sigmoid.  Jika otot rangka sfingter anal eksternal juga berelaksasi, terjadilah defekasi.  Refleks defekasi timbul secara involunter, namun terjadinya defekasi diatur secara sadar. Jika orang menahan hajatnya yaitu dengan mengkontraksikan otot sfingter anal eksternal, kontraksi itu akan mencegah defekasi meskipun ada reflex defekasi.  Jika reflex defekasi ditahan, kontraksi kuat diding rectum perlahan lahan berelaksasi dan keinginan untuk defekasi akan muncul kembali ketika dorongan massa feses kembali menekan lebih banyak feses pada rectum, memunculkan reflex defekasi kembali.
  52. Asal warna kuning feses Fagositosit eritrosit tua di dalam liver akan membebaskan besi, globin, dan bilirubin yang merupakan derivate heme. Besi dan globin akan didaur ulang, sementara bilirubin disekresikan ke empedu dan akan diuraikan di dalam usus halus. Salah satu hasil penguraian bilirubin pada usus halus adalah stereobilin ynag memberikan warna kuning kecoklatan pada feses normal.
  53. Katabolisme aerobic dan anaerobik
  54. Katabolisme Anaerobik
  55. whole-body metabolism rate Adalah pengukuran laju metabolism tubuh seseorang dalam menghasilkan energy dari katabolisme berbagai zat sumber energi Dapat dilakukan dengan 2 cara  1. Menggunakan calorimeter yang mengukur kalor yang dilepaskan dari tubuh  Seseorang diletakkan dalam sebuah calorimeter besar yang dirancang khusus berupa ruang udara yang terisolasi sangat rapat sehingga tidak ada kalor yang bias bocor keluar dari ruangan. Panas yang dihasilkan tubuh seseorang akan diimbangi oleh masukan udara yang sebelumnya dilewatkan pada paparan air dingin sehingga temperature ruangan konstan. Perubahan temperature pada air pendingin dapat diukur dengan akurat, sehingga dapat diketahui kuantitas kalornya, yang ekuivalen dengan kalor yang dilepaskan oleh tubuh (Sesuai asas Black)
  56. Whole-body metabolism rate 2. Menggunakan penghitungan “energy equivalent” oksigen Whole-body metabolism rate juga dapat ditentukan dari laju penggunaan oksigen karena lebih dari 95 persen energi yang dikeluarkan tubuh merupakan hasil reaksi oksigen dengan berbagai zat sumber energy. Setiap 1 liter oksigen akan menghasilkan sejumlah tertentu energy ketika mengoksidasi makronutrien tertentu, yaitu 5.01 kalori pada pati, 5.06 kalori dengan lemak, dan 4.70 kalori dengan protein. Karena perbedaannya tidak terlalu tajam antar makronutrien dalam melepaskan energi, dapat diambil nilai bahwa rata-rata kuantitas energy yang dilepaskan per liter oksigen yang digunakan tubuh adalah 4.825 kalori (nilai energy equivalent of oxygen).
  57. Basal Metabolic Rate Adalah laju pengeluaran energi dari tubuh seseorang pada kondisi terstandarisasi tertentu untuk mencegah pengaruh dari variable-variable yang dapat mengubah laju metabolic sebagai jumlah energy minimal untuk melangsungkan proses-proses hidup (reaksi kimia, dll)
  58. referensi 1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Edition. Hoboken : John Wiley & Sons, Inc; 2012 2. Sherwood L. Human Physiology : From Cells to System. 7th Edition. Belmont : Brooks/Cole; 2010. 3. Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, et al., editors. Biology.9th Edition. San Francisco: Pearson Education, Inc; 2011 4. Martini FH,Timmons MJ,Tallitsch RB.Human Anatomy.9th ed.Glenview:Pearson,Inc;2012

Notas del editor

  1. Martini 877
  2. Tor 986
  3. Tor 997. Tor : 999 A segmentation starts with the contractions of circular muscle fibers in a portion of the small intestine, an action that constricts the intestine into segments. Next, muscle fibers that encircle the middle of each segment also contract, dividing each segment again. Finally, the fibers that first contracted relax, and each small segment unites with an adjoining small segment so that large segments are formed again. As this sequence of events repeats, the chyme sloshes back and forth. Segmentations occur most rapidly in the duodenum, about 12 times per minute, and progressively slow to about 8 times per minute in the ileum. This movement is similar to alternately squeezing the middle and then the ends of a capped tube of toothpaste. After most of a meal has been absorbed, which lessens distension of the wall of the small intestine, segmentation stops and peristalsis begins.
  4. Marieb 674
  5. Marieb 674
  6. Tor 978 Lihat silverthorn 703
  7. Each day the pancreas produces 1200–1500 mL (about 1.2–1.5 qt) of pancreatic juice,a clear, colorless liquid consisting mostly of water, some salts, sodium bicarbonate, and several enzymes. The sodium bicarbonate gives pancreatic juice a slightly alkaline pH (7.1–8.2) that buffers acidic gastric juice in chyme, stops the action of pepsin from the stomach, and creates the proper pH for the action of digestive enzymes in the small intestine. The enzymes in pancreatic juice include a starch-digesting enzyme called pancreatic amylase;several enzymes that digest proteins into peptides called trypsin(TRIP-sin), chymotrypsin(kı¯-mo ¯-TRIP-sin), carboxypeptidase(kar-bok-se¯-PEP-ti-da ¯s), and elastase(e¯-LAS-ta ¯s); the principal triglyceride (fat and oil)-digesting enzyme in adults, called pancreatic lipase;and nucleic acid– digesting enzymes called ribonucleaseand deoxyribonuclease that digest ribonucleic acid (RNA) and deoxyribonucleic acid (DNA) into nucleotides. The protein-digesting enzymes of the pancreas are produced in an inactive form just as pepsin is produced in the stomach as pepsinogen. Because they are inactive, the enzymes do not digest cells of the pancreas itself. Trypsin is secreted in an inactive form called trypsinogen(trip-SIN-o ¯-jen). Pancreatic acinar cells also secrete a protein called trypsin inhibitorthat combines with any trypsin formed accidentally in the pancreas or in pancreatic juice and blocks its enzymatic activity. When trypsinogen reaches the lumen of the small intestine, it encounters an activating brushborder enzyme called enterokinase(en-ter-o ¯-KI ¯-na ¯s), which splits off part of the trypsinogen molecule to form trypsin. In turn, trypsin acts on the inactive precursors (called chymotrypsinogen, procarboxypeptidase,and proelastase) to produce chymotrypsin, carboxypeptidase, and elastase, respectively
  8. Tor 1001 protein digestion starts in the stomach, where proteins are fragmented into peptides by the action of pepsin.Enzymes in pancreatic juice—trypsin, chymotrypsin, carboxypeptidase, and elastase—continue to break down proteins into peptides. Although all these enzymes convert whole proteins into peptides, their actions differ somewhat because each splits peptide bonds between different amino acids. Trypsin, chymotrypsin, and elastase all cleave the peptide bond between a specific amino acid and its neighbor; carboxypeptidase splits off the amino acid at the carboxyl end of a peptide. Protein digestion is completed by two peptidasesin the brush border: aminopeptidase and dipeptidase. Aminopeptidase cleaves off the amino acid at the amino end of a peptide. Dipeptidase splits dipeptides (two amino acids joined by a peptide bond) into single amino acids
  9. Sherwood 624
  10. Sherwood 598
  11. Martini 877 Cek silverthorn 709 Sherwood 598 Swallowing is a sequentially programmed all-or-none reflex. Swallowing is initiated when a bolus,or ball of chewed or liquid food, is voluntarily forced by the tongue to the rear of the mouth into the pharynx. Th e pressure of the bolus stimulates pharyngeal pressure receptors, which send afferent impulses to the swallowing centerlocated in the medulla of the brain stem. Th e swallowing center then reflexly activates in the appropriate sequence the muscles involved in swallowing. Swallowing is the most complex reflex in the body. Multiple highly coordinated responses are triggered in a specific all-or-none pattern over a period of time to accomplish the act of swallowing. Swallowing is initiated voluntarily, but once begun it cannot be stopped. Perhaps you have experienced this when a large piece of hard candy inadvertently slipped to the rear of your throat, triggering an unintentional swallow
  12. Silverthorn
  13. Sherwood 602
  14. Martini 884
  15. tortora
  16. Martini 885
  17. Sherwood 603
  18. Sher 609
  19. Sher 610
  20. Sherwood 627
  21. Sherwood 629
  22. tor
  23. Tortora 1002
  24. Martini 908
  25. Martini 908
  26. Tortora 145
  27. 147
  28. Martini 930
  29. tortora1002
  30. Campbell 90
  31. Campbell 90
  32. Tor 47,51
  33. Campbell 78
  34. Martini 926
  35. 1036 tortora
  36. Martini 930
  37. Tortora 1040
  38. Tor 1041
  39. Tor 1039
  40. Tor 1040 buka guyten 854 Of the 20 amino acids in the human body, 10 are essential amino acids:They must be present in the diet because they cannot be synthesized in the body in adequate amounts. It is essentialto include them in your diet. Humans are unable to synthesize eight amino acids (isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan, and valine) and synthesize two others
  41. Sherwood 635
  42. Sil 731
  43. Guyton 883
  44. Guyton 885
Publicidad