SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
BAB I


                              PE NDA H ULUAN


a. Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya


      Filsafat pada dasarnya adalah perbuatan manusia 1 dan tiap-tiap

      manusia akan berlaku sebagai filsuf pada waktu                       ia dalam

      kehidupan sehari-harinya menginsyafi (menyadari) akan tujuan

      hidupnya dan makna semua perbuatannya. Filsafat bukanlah

      suatu hikmah tersembunyi ataupun suatu ilmu yang sangat sukar.

      Andaikata seseorang belum mengenal istilah filsafat, orang itu

      dapat mewujudkan perilaku filsafati ataupun mempunyai watak

      filsafati. Namun ada perbedaan diantara suatu ilmu yang sulit dan

      filsafat yang dilaksanakan setiap manusia. Ilmu- ilmu mencoba

      merumuskan          jawaban        atas     pertanyaan-pertanyaan            dan

      memerlukan         keahlian     tertentu.     Sedangkan        filsafat    tidak

1
    Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni Untuk Bertanya. Dikutip dari buku
B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?, Pustaka Sutra, Bandung
2008. Hal 7-11.



                                                                                      1
bermaksud membentuk keahlian, melainkan untuk memperluas

      cakrawala pandangan manusia. Dalam filsafat terdapat dua aspek,

      yaitu ilmu sebagai jawaban terhadap pertanyaan, dan filsafat

      sebagai pertanyaan pada jawaban 2.


2. Filsafat


      Karena filsafat bersifat pertanyaan pada jawaban, maka pertama-

      tama filsafat mendekatkan kembali manusia pada kenyataan yang

      lengkap. Contoh: apakah jatuh cinta boleh hanya dijelaskan

      sebagai proses kelenjar saja dalam ilmu kedokteran, atau sebagai

      kelakuan lahiriah saja dalam bidang Psikologi? Disini filsafat

      bertanya apakah ilmu spesialisasi menjauhkan kita dari kenyataan

      jika kita lupa bahwa pandangan sebuah ilmu adalah khusus dan

      sempit. Kedua, filsafat mengintegrasikan ilmu, dimana ilmu- ilmu

      yang terpisah seperti: Ilmu Alam memandang sinar-sinar yang

      dipancarkan   elektro-magnetik.   Ilmu   Hayat   berkata   bahwa

      matahari terdiri atas tenaga cahaya yang dapat dipergunakan oleh

      sel-sel hijau untuk fotosintesis, yaitu untuk menyusun bahan

    ibid
2
organis. Antropologi kebudayaan memandang matahari sebagai

      symbol atau arti yang menguasai beberapa agama yang primitif.

      Dan filsafat bertanya: apakah ada beberapa matahari? Hanaya

      satu   saja.   Maka     pertanyaan       filsafati   menunjukkan           bahwa

      pengetahuan ilmiah        itu   tidak    terpisah.        Ini   berarti   filsafat

      memberikan       integrasi,     layaknya       sebuah           UNIVERSITAS,

      dibandingkan dengan MULTIVERSITAS 3.


3. Ilmu


      Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan

      dan meningkatkan         pemahaman         manusia       dari     berbagai   segi

      kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini                       dibatasi agar

      dihasilkan     rumusan-rumusan          yang    pasti.     Ilmu    memberikan

      kepastian      dengan    membatasi        lingkup        pandangannya,       dan

      kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Contoh: Ilmu

      Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi

      kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya

      bisa meramalkan         perilaku   manusia jika          membatasi        lingkup

    Ibid
3
pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang

      kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu- ilmu alam menjawab

      pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu

      psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi

      perawat 4. Ilmu sendiri berasal dari bahasa Arab “Ilm” yang berarti

      yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui 5.



2. Persyaratan ilmiah ilmu


      Pengetahuan ilmu atau ilmu pengetahuan (lazim disebut ilmu saja)

      bertujuan untuk “tahu secara mendalam”. Terdapat sejumlah

      persyaratan agar suatu pengetahuan layak disebut ilmu, dan

      persyaratan ini disebut ilmiah 6. Sifat ilmiah sebagai persyaratan

      ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu- ilmu alam yang lahir

      terlebih dahulu.


      a. Obyektif. Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari

    Ibid.
4



    Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu’ran, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7.
5



6
    Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta
2008. Halaman 8.
satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak

  dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat

  bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji

  keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah

  kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan

  karenanya    disebut    kebenaran    obyektif;    bukan      subyektif

  berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.


b. Metodis    adalah     upaya-upaya    yang       dilakukan      untuk

  meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam

  mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus

  terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran.

  Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara,

  jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang

  digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.


c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan

  menjelaskan suatu obyek, ilmu harus terurai dan terumuskan

  dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,

   mampu menjelaskan rangkaian              sebab akibat   menyangkut

   obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam

   rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.


d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran

   universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh:

   semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan

   syarat   ilmu   yang keempat.      Belakangan     ilmu- ilmu    sosial

   menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya

   berbeda demgan ilmu- ilmu alam mengingat obyeknya adalah

   tindakan   manusia.    Karena      itu   untuk   mencapai      tingkat

   universalitas dalam ilmu- ilmu sosial, harus tersedia konteks

   dan tertentu pula.


Dengan demikian apabila pengetahuan hendak disebut ilmu, ia

harus memenuhi sifat ilmiah sebagai syarat ilmu, yaitu: obyektif,

metodis, sistematis, dan universal.
BAB I I


                              PEMBAHASAN


Pada bab pertama, telah dipaparkan bagaimana filsafat berlaku

sebagai ilmu untuk bertanya, dan juga telah diulas dengan singkat

persyaratan ilmiah suatu ilmu. Pada bagian pembahasan kita akan

mengulas lebih dalam lagi filsafat ilmu dan filsafat ilmu komunikasi,

serta membahas bagaimana bidang kajian komunikasi memenuhi

persyaratan       sebagai     ilmu    pengetahuan       dan    dinamakan         ilmu

komunikasi.



a. Filsafat Ilmu


     Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab

     beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Pemikiran secara

     filsafati memungkinkan orang menganalisis segala sesuatunya

     dalam tiga wilayah yaitu “ada”, “pengetahuan”, dan “nilai” 7.




         Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks,
7


    Jakarta 2008. Halaman 20.
a. Ontologi. Berada dalam wilayah ada. Berasal dari bahasa

   Yunani onto (ada) dan logos (teori) sehingga ontology dapat

   diartikan    sebagai ilmu     tentang   ada. Dalam   wilayah    ini

   pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan          adalah: apakah

   obyek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakan hakikat dari obyek

   itu? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya

   tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, mengindra) yang

   membuahkan pengetahuan dan ilmu?


b. Epistemologi. Berada dalam wilayah pengetahuan. Berasal dari

   kata Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (teori) yang

   berarti     teori   tentang   pengetahuan.     Pertanyaan      yang

   menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah proses yang

   memungkinkan        ditimbanya     pengetahuan   menjadi    ilmu?

   Bagaimanakah        prosedurnya?    Hal- hal   apa   yang   harus

   diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar?

   (Filsafat Metodologi), apa yang dimaksudkan dengan kebenaran

   itu sendiri? Apa kriterianya? (logika).
c. Aksiologis. Berada dalam         wilayah nilai. Berasal dari kata

           Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang

           nilai. Pertanyaan di wilayah ini menyangkut antara lain: untuk

           apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara

           cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana

           penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan- pilihan

           moral? Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan

           dengan norma-norma moral dan professional? (filsafat etika).


      Dari sini kita bisa melihat bahwa filsafat ilmu diartikan sebagai

      cabang filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan dari segi

      cara-cara perolehan dan pemanfaatannya 8.



b. Filsafat Ilmu Komunikasi


      a. Ontologi Komunikasi dan Ilmu Komunikasi


           Berdasarkan sejarahnya, semenjak ada kehidupan di muka

           bumi komunikasi antar organisme yang hidup dilakukan untuk

           mengungkapkan      kebutuhan     organis   melalui   sinyal-sinyal


    Ibid
8
kimiawi.     Seiring    dengan       kehidupan    berevolusi,        maka

        komunikasi juga. Sinyal-sinyal kimiawi            primitif    membuka

        perluang terjadinya perilaku yang lebih rumit, contohnya

        seperti tarian kawin pada ikan. Selain untuk seks, binatang

        berkomunikasi demi menunjukkan keunggulan. Sekitar 250

        juta tahun yang lalu terjadi tahap penting dalam evolusi, yaitu

        adanya “otak reptil”. Otak ini bereaksi terhadap dunia luar

        hanya dengan memicu reaksi-reaksi fisiologis yang kita kenal

        sebagai “emosi”. Pada mamalia awal dan kemudian manusia

        otak lalu berkembang secara cemerlang, dimana otak reptil

        pemicu emosi ini dilapisi dengan segundukan sel otak tingkat

        “tinggi”. Otak reptil ini kemudian dinamakan system limbik,

        yang menentukan reaksi emosional dasar kita. Sistem ini dapat

        dipicu oleh panca indera seperti: penglihatan, bunyi, bau, kata ,

        atau ingatan 9. Pada manusia, emosi ini kemudian diungkapkan

        dalam      bentuk    bahasa   untuk     berkomunikasi.       S.    Langer

        berpendapat         bahwa   bahasa     bermula    sebagai         tindakan


        Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi, Kepustakaan Populer Gramedia
9


    2007, Jakarta. Hal 12-29.
emosional – ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati

           para pendengarnya 10. Sehingga komunikasi dapat dikatakan

           sebagai jalinan yang menghubungkan manusia 11.


           Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar

           manusia. Hal ini disesuaikan oleh dua hal dimana 1) sesuai

           dengan obyek materianya yang berada dalam rumpun ilmu

           sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia 2)

           Ilmu    komunikasi      menggunakan        paradigm      dimana     pesan

           disampaikan      dengan      sengaja, dilatarbelakangi        oleh motif

           komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya 12.


           Obyek    material     ilmu     komunikasi      adalah     manusia       dan

           tindakannya dalam konteks sosial 13, sementara obyek formanya

           adalah komunikasi itu sendiri sebagai usaha penyampaian
          Langer, S. Mind, An Essay on Human Feelings. John Hopkins Press, 1973,
10


     Baltimore.

11
       Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, 2004. Albuquerque,
     New Mexico.


      Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta
12


     2008. Halaman 20.

13
     Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka IrVan, Banten 2008. Hal
     57.
pesan antar manusia 14.


      b. Epistemologi Ilmu Komunikasi


          Ilmu    komunikasi sebagai ilmu sosial yang berada dalam

          rumpun empiris (paham yang menekankan pengalaman sebagai

          sumber utama pengetahuan) dapat dikembangkan berdasarkan

          paradigm      positivist    (menyatakan        bahwa     ilmu     dibangun

          berdasarkan fakta empirik sensual: teramati, terukur, teruji,

          terulang, dan teramalkan  karenanya sangat kuantitatif) dan

          anti- positivist (ilmu menggunakan pendekatan kualitatif dan

          mencoba menyatukan obyek-subyek). Ilmu komunikasi berlatar

          positivist cenderung objektif, kebenaran ada pada objeknya.

          Sedangkan ilmu komunikasi berlatar antipositivist bersifat

          intersubjektif.    Postivisme dan antipositivisme menurunkan

          jenis   penelitian     yang    berbeda     –     penelitian     komunikasi

          kuantitatif     berlatar    positivist    yang     obyektif,    sedangkan

          penelitian komunikasi kualitatif lebih berlatar antipositivist



      Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta
14


     2008. Halaman 20.
yang intersubyektif dimana kebenaran merupakan kesepakatan

antar subyek menyangkut interpretasi atas obyek. Empat

strategi pengumpulan dan pengolahan data penelitian yang

utama:


•   Eksperimen: lazim digunakan pada penelitian kuantitatif

    dimana diciptakan situasi laboratories untuk mengontrol

    variabel secara ketat dalam melihat pengaruh antar- variabel

    yang diteliti.


•   Survey: dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau

    wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa mereka,

    apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu

    tindakan.    Survey   lazim   dilakukan   untuk   penelitian

    kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

    survey lebih merupa pertanyaan tertutup, sementara dalam

    penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dengan

    pertanyaan terbuka.


•   Analisis teks: penelitian dimana obyek yang dikaji adalah
teks dalam pengertian luas. Analisis teks lazim dilakukan

       untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif.


   •   Partisipasi-observasi:   lazim   dilakukan     pada   penelitan

       kualitatif. Dalam strategi penelitian ini, subyek peneliti

       menyatukan diri dengan subyek penelitain berikut obyek

       penelitiannya dalam kurun tertentu.


c. Aksiologi dalam ilmu komunikasi


   Aksiologis mempertanyakan nilai: bagaimana dan untuk tujuan

   apa ilmu komunikasi itu digunakan. Penilaian ini menjadi

   terkait oleh nilai etis atau moral. Hanya tindakan manusia yang

   sengaja yang dapat dikenakan penilaian etis. Akar tindakan

   manusia adalah falsafah hidup: kesatuan nilai- nilai           yang

   menurut manusia yang memilikinya memiliki derajat teragung

   yang jika terwujud ia yakin akan bahagia. Dalam aksiologi ilmu

   komunikasi    pertanyaan     utama   adalah   untuk   tujuan    apa

   praktisi komunikasi menggunakan ilmunya tergantung pada

   pokok jawaban atas pertanyaan pokok falsafah hidup individu
manusianya: apakah ilmunya akan digunakan untuk kebaikan

dan kemaslahatan umat, atau sebaliknya? Demikian pula

halnya dengan ilmuwan komunikasi, falsafah hidupnya akan

menentukan dalam:


(a)   Memilih obyek penelitian


(b)   Cara melakukan penelitian


(c)   Menggunakan produk hasil penelitiannya.
BAB II I


                        KES I MP U LAN


Kelayakan komunikasi sebagai ilmu


Dalam menentukan apakah Komunikasi layak menjadi ilmu maka

bab sebelumnya     telah   membahas syarat-syarat      ilmu     dalam

kaitannya   dengan      komunikasi.    Syarat   ilmu   antara    lain

menyatakan bahwa ia harus memiliki objek kajian, dimana objek

kajian tersebut harus terdiri satu golongan masalah yang sama

sifat hakikatnya. Secara ontologis obyek material ilmu komunikasi

hanya mengkaji penyampaian pesan antar manusia. Penyampaian

pesan kepada yang bukan manusia berada di luar obyek kajiannya.

Pesan adalah segala hasil penggunaan akal budi manusia yang

disampaikan untuk mewujudkan motif komunikasi, tanpa motif

maka sesuatu tidak dinilai sebagai pesan, karenanya tidak berada

dalam   kajian   ilmu    komunikasi.   Syarat   ilmu   yang     kedua

menyatakan bahwa ilmu harus bersistem, dimana obyeknya itu
tersusun dalam satu rangkaian sebab akibat yang tersusun secara

sistematis. Dalam komunikasi sistem ini digambarkan sebagai; 1)

mengapa manusia menyampaikan pesan  karena terdorong oleh

motif komunikasi. 2) Dari mana datangnya motif komunikasi 

karena adanya konsepsi kebahagiaan yang lahir           dari naluri

manusia sebagai paduan arah bertindak. 3) Dari mana konsepsi

kebahagiaan  diturunkan dari falsafah hidupnya. 4) Dari mana

datangnya falsafah hidup? Diturunkan dari peralatan rohaniahnya

yang bekerja secara simultan yaitu: hati nurani, akal, budi, dan

seperangkat naluri. 5) Dari mana datangnya peralatan rohaniah

yang bekerja secara simultan  Dari manusia. 6) Darimana

datangnya manusia  berhenti, bukan kajian ilmu komunikasi

sebagai pencarian sebab mengapa manusia menyampaikan pesan.

Syarat yang ketiga ilmu adalah adalah metodis, dimana harus

tersedia cara tertentu untuk membangun suatu ilmu, dan metode

ini berdasarkan metode ilmiah. Sesuai dengan latar           filsafat

ilmunya, ilmu komunikasi mengenal dua macam metode penelitian,

yaitu kuantitatif- positivist dan kualitatif anti- positivist. Kedua
metode     penelitian    dengan       dasar       filsafat   masing-masing

menurunkan cara membangun ilmu yang berbeda dengan tujuan

yang juga berbeda. Ilmu komunikasi dengan latar postivisme

mencari generalisasi dan obyektifitas universal, dimana hasilnya

bebas nilai. Sebaliknya ilmu komunikasi berlatar antipositivisme

mencari    intersubyektifitas     guna     membangun          ilmu    secara

ideografik, dan hasil penelitiannya justru terkait nilai. Syarat ilmu

yang keempat adalah universalitas, hal ini berlaku untuk ilmu

komunikasi bagi kuantitatif- positivis namun tidak berlaku bagi

kualitatif- antipositivis karena mereka tidak berprentensi untuk

membangun generalisasi universal. Kuantitatif                positivis yang

berlatar ilmu alam, system sebab-akibat cenderung mekanistis:

setiap sebab menimbulkan          akibat      yang pasti, terduga, dan

teramalkan,    sebaliknya   kualitatif- antipositivis,       system   sebab-

akibat    cenderung     humanistis:      setiap      sebab    belum   tentu

menimbulkan akibat yang sama dan tak terduga, karena sangat

tergantung pada factor situasional dan kondisional yang ada.

Misalnya, sebab X membuat seseorang tertawa, disaat lain saat,
sebab yang sama pada orang yang sama justru membuatnya

menangis.


Menggunakan pemaparan persyaratan ilmu, maka disimpulkan

bahwa komunikasi merupakan ilmu karena memenuhi syarat-

syarat ilmu pada umumnya, namun secara khusus tidak persis

sama. Pengandaian ini membuat komunikasi meredefinisikan

empat persyaratan   ilmu   dengan mencabangkan syarat      yang

keempat, dimana universalitas tidak diharuskan. Namun hal ini

diperlukan agar ilmu komunikasi bisa berkembang dan menjadi

otonom, karena persyaratan mekanistis tidak bisa diterapkan pada

manusia seutuhnya. Hal ini dikarenakan otak manusia yang terus

berkembang.   Perkembangan     ini   mengakibatkan   perubahan

perilaku manusia dalam upayanya beradaptasi dengan lingkungan

sekitar.
D afta r Pustaka



1. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu

   Pengantar, Indeks, Jakarta 2008.


2. Sidharta, B Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?,

   Pustaka Sutra, Bandung 2008.


3. Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka

   IrVan, Banten 2008.


4. Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu’ran, Grafindo, Jakarta, 1996,

   hal. 7.


5. Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi, Kepustakaan

   Populer Gramedia 2007, Jakarta. Hal 12-29.


6. Langer, S. Mind, An Essay on Human Feelings. John Hopkins

   Press, 1973, Baltimore.


7. Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication,

   2004. Albuquerque, New Mexico.
Kata Penganta r


Tugas makalah individual dengan judul “Komunikasi sebagai ilmu

pengetahuan”    dibuat    dengan   tujuan   mendalami    bagaimana

komunikasi sebagai sebuah disiplin diakui sebagai ilmu menurut

kajian ilmiahnya. Dalam makalah ini akan dijelaskan konsep-konsep

dasar yang terkait dengan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang

mengkaji teori pengetahuan dan etika pada kajian penggunaan ilmu

komunikasi.

Makalah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahuluan,

pembahasan dan ditutup dengan kesimpulan.

Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Drs. Hadi

Surantio, MSi sebagai dosen Filsafat Ilmu Komunikasi karena telah

meluangkan waktunya untuk menilai tugas ini.




                                                 Tertanda,
Siska Doviana
   Penulis
D afta r Isi


BAB I ...........................................................................................................1

PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1
   a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1
   2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ......................................................................................... 7
   a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7
   b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9

KESIMPULAN ........................................................................................ 16
   Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16

Daftar Pustaka ....................................................................................... 20

Kata Pengantar ...................................................................................... 21

Daftar Isi ................................................................................................. 23

BAB I ...........................................................................................................1

PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1
   a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1
   2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ......................................................................................... 7
   a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7
   b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9

KESIMPULAN ........................................................................................ 16
   Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16

Daftar Pustaka ....................................................................................... 20

Kata Pengantar ...................................................................................... 21

Daftar Isi ................................................................................................. 23
BAB I ...........................................................................................................1

PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1
   a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1
   2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4

BAB II ........................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ......................................................................................... 7
   a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7
   b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9

KESIMPULAN ........................................................................................ 16
   Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16

Daftar Pustaka ....................................................................................... 20

Kata Pengantar ...................................................................................... 21

Daftar Isi ................................................................................................. 23



                                                  Makalah Filsafat Komunikasi
                                    Siska Doviana * NIM 44205120085
                                                            Universitas Mercu Buana

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaAnisa Rochmiana
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiLaila Fitri
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaPet-pet
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanRiska Nur'Akhidah Sari
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lainNick V
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theorymankoma2012
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Allo Martins
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIANTeddy Ayomi
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaChupking
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massaSari Gultom
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmumas karebet
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuLingga - Universitas Riau
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiHafiza .h
 

La actualidad más candente (20)

Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi Massa
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logika
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theory
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)
 
Hubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
Hubungan Masyarakat Asimetris dan SimetrisHubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
Hubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Diktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logikaDiktat dasar-dasar-logika
Diktat dasar-dasar-logika
 
Model komunikasi massa
Model komunikasi massaModel komunikasi massa
Model komunikasi massa
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
 
Paradigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasiParadigma dalam teori komunikasi
Paradigma dalam teori komunikasi
 
Politik sebagai seni
Politik sebagai seniPolitik sebagai seni
Politik sebagai seni
 

Destacado

Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuIchan32
 
Metafisika Komunikasi
Metafisika KomunikasiMetafisika Komunikasi
Metafisika KomunikasiArya Dillah
 
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasiHakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasimawan fadlli
 
Etika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasiEtika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasipycnat
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Dadang DjokoKaryanto
 
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaTugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJean Tambunan
 
Sejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah Perkembangan KomunikasiSejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah Perkembangan KomunikasiMarwah Rahmatina
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Muhammad Kennedy Ginting
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuMusrifin Padang
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiNasruddin Asnah
 

Destacado (20)

Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
 
Metafisika Komunikasi
Metafisika KomunikasiMetafisika Komunikasi
Metafisika Komunikasi
 
Analisis pohon komunikasi
Analisis pohon komunikasiAnalisis pohon komunikasi
Analisis pohon komunikasi
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasiHakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
Hakikat komunikasi dan ontologi komunikasi
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Etika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasiEtika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasi
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi
 
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaTugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tugas sosiologi pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
 
Sejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah Perkembangan KomunikasiSejarah Perkembangan Komunikasi
Sejarah Perkembangan Komunikasi
 
Sejarah komunikasi.ppt
Sejarah komunikasi.pptSejarah komunikasi.ppt
Sejarah komunikasi.ppt
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
 
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmuRuang lingkup-filsafat-ilmu
Ruang lingkup-filsafat-ilmu
 
Makalah tugas
Makalah tugasMakalah tugas
Makalah tugas
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 

Similar a FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaYolandaday1
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaYolandaday1
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaYolandaday1
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxSitiYuliana11
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSkhoinurfaisila
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabAlmayszaroh
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 

Similar a FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI (20)

Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
 
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok YolandaTugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
Tugas Pengantar Filsafat Ilmu Kelompok Yolanda
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
Soaljawab filsafat
Soaljawab filsafatSoaljawab filsafat
Soaljawab filsafat
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 

Más de Serenity 101

Laporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaLaporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaSerenity 101
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaSerenity 101
 
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...Serenity 101
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiSerenity 101
 
UAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriUAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriSerenity 101
 
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenTanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenSerenity 101
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalSerenity 101
 
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Serenity 101
 
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiInvestor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiSerenity 101
 
Bekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimBekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimSerenity 101
 
Proposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationProposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationSerenity 101
 
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierStakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierSerenity 101
 
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvMetodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvSerenity 101
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah BukuSerenity 101
 
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneKompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneSerenity 101
 
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuProposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuSerenity 101
 
Swara Website Analysis
Swara Website AnalysisSwara Website Analysis
Swara Website AnalysisSerenity 101
 

Más de Serenity 101 (20)

Laporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesiaLaporan magang wikimedia indonesia
Laporan magang wikimedia indonesia
 
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan DananyaOrganisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
Organisasi Nirlaba, Tantangan dan Penggalangan Dananya
 
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...
Identifikasi Peran dan Fungsi Humas dalam Program Bebaskan Pengetahuan 2010 b...
 
Sidang Magang
Sidang MagangSidang Magang
Sidang Magang
 
UAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan NegosiasiUAS Lobi dan Negosiasi
UAS Lobi dan Negosiasi
 
UAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra DiriUAS Profesional Image Citra Diri
UAS Profesional Image Citra Diri
 
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumenTanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
Tanggung Jawab Humas dalam Investor Relations - dokumen
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
 
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
Bebaskan Pengetahuan (Wikimedia Indonesia Bebaskan Pengetahuan Wikipedia Baha...
 
Belut
BelutBelut
Belut
 
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan ObligasiInvestor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
Investor Relation: Indeks Harga Saham dan Obligasi
 
Maxxi Cinta Bumi
Maxxi Cinta BumiMaxxi Cinta Bumi
Maxxi Cinta Bumi
 
Bekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimBekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai Tim
 
Proposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relationProposal stakeholders relation
Proposal stakeholders relation
 
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and SupplierStakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
Stakeholders Relations: Djarum Black Distributor and Supplier
 
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara TvMetodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
Metodelogi Penelitian Fenomena Remaja Dan Acara Tv
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
 
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green HygieneKompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
Kompetisi Antar Kampus Untuk Clean Green Hygiene
 
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih IbuProposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
Proposal IMC Nasional Terima Kasih Ibu
 
Swara Website Analysis
Swara Website AnalysisSwara Website Analysis
Swara Website Analysis
 

Último

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Último (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

  • 1. BAB I PE NDA H ULUAN a. Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya Filsafat pada dasarnya adalah perbuatan manusia 1 dan tiap-tiap manusia akan berlaku sebagai filsuf pada waktu ia dalam kehidupan sehari-harinya menginsyafi (menyadari) akan tujuan hidupnya dan makna semua perbuatannya. Filsafat bukanlah suatu hikmah tersembunyi ataupun suatu ilmu yang sangat sukar. Andaikata seseorang belum mengenal istilah filsafat, orang itu dapat mewujudkan perilaku filsafati ataupun mempunyai watak filsafati. Namun ada perbedaan diantara suatu ilmu yang sulit dan filsafat yang dilaksanakan setiap manusia. Ilmu- ilmu mencoba merumuskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memerlukan keahlian tertentu. Sedangkan filsafat tidak 1 Prof. Dr. C.A. van Peursen: Filsafat Sebagai Seni Untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?, Pustaka Sutra, Bandung 2008. Hal 7-11. 1
  • 2. bermaksud membentuk keahlian, melainkan untuk memperluas cakrawala pandangan manusia. Dalam filsafat terdapat dua aspek, yaitu ilmu sebagai jawaban terhadap pertanyaan, dan filsafat sebagai pertanyaan pada jawaban 2. 2. Filsafat Karena filsafat bersifat pertanyaan pada jawaban, maka pertama- tama filsafat mendekatkan kembali manusia pada kenyataan yang lengkap. Contoh: apakah jatuh cinta boleh hanya dijelaskan sebagai proses kelenjar saja dalam ilmu kedokteran, atau sebagai kelakuan lahiriah saja dalam bidang Psikologi? Disini filsafat bertanya apakah ilmu spesialisasi menjauhkan kita dari kenyataan jika kita lupa bahwa pandangan sebuah ilmu adalah khusus dan sempit. Kedua, filsafat mengintegrasikan ilmu, dimana ilmu- ilmu yang terpisah seperti: Ilmu Alam memandang sinar-sinar yang dipancarkan elektro-magnetik. Ilmu Hayat berkata bahwa matahari terdiri atas tenaga cahaya yang dapat dipergunakan oleh sel-sel hijau untuk fotosintesis, yaitu untuk menyusun bahan ibid 2
  • 3. organis. Antropologi kebudayaan memandang matahari sebagai symbol atau arti yang menguasai beberapa agama yang primitif. Dan filsafat bertanya: apakah ada beberapa matahari? Hanaya satu saja. Maka pertanyaan filsafati menunjukkan bahwa pengetahuan ilmiah itu tidak terpisah. Ini berarti filsafat memberikan integrasi, layaknya sebuah UNIVERSITAS, dibandingkan dengan MULTIVERSITAS 3. 3. Ilmu Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup Ibid 3
  • 4. pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu- ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat 4. Ilmu sendiri berasal dari bahasa Arab “Ilm” yang berarti yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui 5. 2. Persyaratan ilmiah ilmu Pengetahuan ilmu atau ilmu pengetahuan (lazim disebut ilmu saja) bertujuan untuk “tahu secara mendalam”. Terdapat sejumlah persyaratan agar suatu pengetahuan layak disebut ilmu, dan persyaratan ini disebut ilmiah 6. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu- ilmu alam yang lahir terlebih dahulu. a. Obyektif. Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari Ibid. 4 Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu’ran, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7. 5 6 Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 8.
  • 5. satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian. b. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
  • 6. suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu- ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda demgan ilmu- ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu- ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. Dengan demikian apabila pengetahuan hendak disebut ilmu, ia harus memenuhi sifat ilmiah sebagai syarat ilmu, yaitu: obyektif, metodis, sistematis, dan universal.
  • 7. BAB I I PEMBAHASAN Pada bab pertama, telah dipaparkan bagaimana filsafat berlaku sebagai ilmu untuk bertanya, dan juga telah diulas dengan singkat persyaratan ilmiah suatu ilmu. Pada bagian pembahasan kita akan mengulas lebih dalam lagi filsafat ilmu dan filsafat ilmu komunikasi, serta membahas bagaimana bidang kajian komunikasi memenuhi persyaratan sebagai ilmu pengetahuan dan dinamakan ilmu komunikasi. a. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Pemikiran secara filsafati memungkinkan orang menganalisis segala sesuatunya dalam tiga wilayah yaitu “ada”, “pengetahuan”, dan “nilai” 7. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, 7 Jakarta 2008. Halaman 20.
  • 8. a. Ontologi. Berada dalam wilayah ada. Berasal dari bahasa Yunani onto (ada) dan logos (teori) sehingga ontology dapat diartikan sebagai ilmu tentang ada. Dalam wilayah ini pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan adalah: apakah obyek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakan hakikat dari obyek itu? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, mengindra) yang membuahkan pengetahuan dan ilmu? b. Epistemologi. Berada dalam wilayah pengetahuan. Berasal dari kata Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (teori) yang berarti teori tentang pengetahuan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah prosedurnya? Hal- hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar? (Filsafat Metodologi), apa yang dimaksudkan dengan kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? (logika).
  • 9. c. Aksiologis. Berada dalam wilayah nilai. Berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang nilai. Pertanyaan di wilayah ini menyangkut antara lain: untuk apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan- pilihan moral? Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional? (filsafat etika). Dari sini kita bisa melihat bahwa filsafat ilmu diartikan sebagai cabang filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan dari segi cara-cara perolehan dan pemanfaatannya 8. b. Filsafat Ilmu Komunikasi a. Ontologi Komunikasi dan Ilmu Komunikasi Berdasarkan sejarahnya, semenjak ada kehidupan di muka bumi komunikasi antar organisme yang hidup dilakukan untuk mengungkapkan kebutuhan organis melalui sinyal-sinyal Ibid 8
  • 10. kimiawi. Seiring dengan kehidupan berevolusi, maka komunikasi juga. Sinyal-sinyal kimiawi primitif membuka perluang terjadinya perilaku yang lebih rumit, contohnya seperti tarian kawin pada ikan. Selain untuk seks, binatang berkomunikasi demi menunjukkan keunggulan. Sekitar 250 juta tahun yang lalu terjadi tahap penting dalam evolusi, yaitu adanya “otak reptil”. Otak ini bereaksi terhadap dunia luar hanya dengan memicu reaksi-reaksi fisiologis yang kita kenal sebagai “emosi”. Pada mamalia awal dan kemudian manusia otak lalu berkembang secara cemerlang, dimana otak reptil pemicu emosi ini dilapisi dengan segundukan sel otak tingkat “tinggi”. Otak reptil ini kemudian dinamakan system limbik, yang menentukan reaksi emosional dasar kita. Sistem ini dapat dipicu oleh panca indera seperti: penglihatan, bunyi, bau, kata , atau ingatan 9. Pada manusia, emosi ini kemudian diungkapkan dalam bentuk bahasa untuk berkomunikasi. S. Langer berpendapat bahwa bahasa bermula sebagai tindakan Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi, Kepustakaan Populer Gramedia 9 2007, Jakarta. Hal 12-29.
  • 11. emosional – ungkapan yang meluap-luap, yang menggugah hati para pendengarnya 10. Sehingga komunikasi dapat dikatakan sebagai jalinan yang menghubungkan manusia 11. Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia. Hal ini disesuaikan oleh dua hal dimana 1) sesuai dengan obyek materianya yang berada dalam rumpun ilmu sosial maka ilmu komunikasi harus terjadi antar manusia 2) Ilmu komunikasi menggunakan paradigm dimana pesan disampaikan dengan sengaja, dilatarbelakangi oleh motif komunikasi dan usaha untuk mewujudkannya 12. Obyek material ilmu komunikasi adalah manusia dan tindakannya dalam konteks sosial 13, sementara obyek formanya adalah komunikasi itu sendiri sebagai usaha penyampaian Langer, S. Mind, An Essay on Human Feelings. John Hopkins Press, 1973, 10 Baltimore. 11 Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, 2004. Albuquerque, New Mexico. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 12 2008. Halaman 20. 13 Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka IrVan, Banten 2008. Hal 57.
  • 12. pesan antar manusia 14. b. Epistemologi Ilmu Komunikasi Ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial yang berada dalam rumpun empiris (paham yang menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan) dapat dikembangkan berdasarkan paradigm positivist (menyatakan bahwa ilmu dibangun berdasarkan fakta empirik sensual: teramati, terukur, teruji, terulang, dan teramalkan  karenanya sangat kuantitatif) dan anti- positivist (ilmu menggunakan pendekatan kualitatif dan mencoba menyatukan obyek-subyek). Ilmu komunikasi berlatar positivist cenderung objektif, kebenaran ada pada objeknya. Sedangkan ilmu komunikasi berlatar antipositivist bersifat intersubjektif. Postivisme dan antipositivisme menurunkan jenis penelitian yang berbeda – penelitian komunikasi kuantitatif berlatar positivist yang obyektif, sedangkan penelitian komunikasi kualitatif lebih berlatar antipositivist Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 14 2008. Halaman 20.
  • 13. yang intersubyektif dimana kebenaran merupakan kesepakatan antar subyek menyangkut interpretasi atas obyek. Empat strategi pengumpulan dan pengolahan data penelitian yang utama: • Eksperimen: lazim digunakan pada penelitian kuantitatif dimana diciptakan situasi laboratories untuk mengontrol variabel secara ketat dalam melihat pengaruh antar- variabel yang diteliti. • Survey: dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa mereka, apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan. Survey lazim dilakukan untuk penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, survey lebih merupa pertanyaan tertutup, sementara dalam penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka. • Analisis teks: penelitian dimana obyek yang dikaji adalah
  • 14. teks dalam pengertian luas. Analisis teks lazim dilakukan untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. • Partisipasi-observasi: lazim dilakukan pada penelitan kualitatif. Dalam strategi penelitian ini, subyek peneliti menyatukan diri dengan subyek penelitain berikut obyek penelitiannya dalam kurun tertentu. c. Aksiologi dalam ilmu komunikasi Aksiologis mempertanyakan nilai: bagaimana dan untuk tujuan apa ilmu komunikasi itu digunakan. Penilaian ini menjadi terkait oleh nilai etis atau moral. Hanya tindakan manusia yang sengaja yang dapat dikenakan penilaian etis. Akar tindakan manusia adalah falsafah hidup: kesatuan nilai- nilai yang menurut manusia yang memilikinya memiliki derajat teragung yang jika terwujud ia yakin akan bahagia. Dalam aksiologi ilmu komunikasi pertanyaan utama adalah untuk tujuan apa praktisi komunikasi menggunakan ilmunya tergantung pada pokok jawaban atas pertanyaan pokok falsafah hidup individu
  • 15. manusianya: apakah ilmunya akan digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, atau sebaliknya? Demikian pula halnya dengan ilmuwan komunikasi, falsafah hidupnya akan menentukan dalam: (a) Memilih obyek penelitian (b) Cara melakukan penelitian (c) Menggunakan produk hasil penelitiannya.
  • 16. BAB II I KES I MP U LAN Kelayakan komunikasi sebagai ilmu Dalam menentukan apakah Komunikasi layak menjadi ilmu maka bab sebelumnya telah membahas syarat-syarat ilmu dalam kaitannya dengan komunikasi. Syarat ilmu antara lain menyatakan bahwa ia harus memiliki objek kajian, dimana objek kajian tersebut harus terdiri satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya. Secara ontologis obyek material ilmu komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antar manusia. Penyampaian pesan kepada yang bukan manusia berada di luar obyek kajiannya. Pesan adalah segala hasil penggunaan akal budi manusia yang disampaikan untuk mewujudkan motif komunikasi, tanpa motif maka sesuatu tidak dinilai sebagai pesan, karenanya tidak berada dalam kajian ilmu komunikasi. Syarat ilmu yang kedua menyatakan bahwa ilmu harus bersistem, dimana obyeknya itu
  • 17. tersusun dalam satu rangkaian sebab akibat yang tersusun secara sistematis. Dalam komunikasi sistem ini digambarkan sebagai; 1) mengapa manusia menyampaikan pesan  karena terdorong oleh motif komunikasi. 2) Dari mana datangnya motif komunikasi  karena adanya konsepsi kebahagiaan yang lahir dari naluri manusia sebagai paduan arah bertindak. 3) Dari mana konsepsi kebahagiaan  diturunkan dari falsafah hidupnya. 4) Dari mana datangnya falsafah hidup? Diturunkan dari peralatan rohaniahnya yang bekerja secara simultan yaitu: hati nurani, akal, budi, dan seperangkat naluri. 5) Dari mana datangnya peralatan rohaniah yang bekerja secara simultan  Dari manusia. 6) Darimana datangnya manusia  berhenti, bukan kajian ilmu komunikasi sebagai pencarian sebab mengapa manusia menyampaikan pesan. Syarat yang ketiga ilmu adalah adalah metodis, dimana harus tersedia cara tertentu untuk membangun suatu ilmu, dan metode ini berdasarkan metode ilmiah. Sesuai dengan latar filsafat ilmunya, ilmu komunikasi mengenal dua macam metode penelitian, yaitu kuantitatif- positivist dan kualitatif anti- positivist. Kedua
  • 18. metode penelitian dengan dasar filsafat masing-masing menurunkan cara membangun ilmu yang berbeda dengan tujuan yang juga berbeda. Ilmu komunikasi dengan latar postivisme mencari generalisasi dan obyektifitas universal, dimana hasilnya bebas nilai. Sebaliknya ilmu komunikasi berlatar antipositivisme mencari intersubyektifitas guna membangun ilmu secara ideografik, dan hasil penelitiannya justru terkait nilai. Syarat ilmu yang keempat adalah universalitas, hal ini berlaku untuk ilmu komunikasi bagi kuantitatif- positivis namun tidak berlaku bagi kualitatif- antipositivis karena mereka tidak berprentensi untuk membangun generalisasi universal. Kuantitatif positivis yang berlatar ilmu alam, system sebab-akibat cenderung mekanistis: setiap sebab menimbulkan akibat yang pasti, terduga, dan teramalkan, sebaliknya kualitatif- antipositivis, system sebab- akibat cenderung humanistis: setiap sebab belum tentu menimbulkan akibat yang sama dan tak terduga, karena sangat tergantung pada factor situasional dan kondisional yang ada. Misalnya, sebab X membuat seseorang tertawa, disaat lain saat,
  • 19. sebab yang sama pada orang yang sama justru membuatnya menangis. Menggunakan pemaparan persyaratan ilmu, maka disimpulkan bahwa komunikasi merupakan ilmu karena memenuhi syarat- syarat ilmu pada umumnya, namun secara khusus tidak persis sama. Pengandaian ini membuat komunikasi meredefinisikan empat persyaratan ilmu dengan mencabangkan syarat yang keempat, dimana universalitas tidak diharuskan. Namun hal ini diperlukan agar ilmu komunikasi bisa berkembang dan menjadi otonom, karena persyaratan mekanistis tidak bisa diterapkan pada manusia seutuhnya. Hal ini dikarenakan otak manusia yang terus berkembang. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan perilaku manusia dalam upayanya beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
  • 20. D afta r Pustaka 1. Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. 2. Sidharta, B Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu?, Pustaka Sutra, Bandung 2008. 3. Tebba, Sudirman. Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka IrVan, Banten 2008. 4. Wahid, Ramli Abdul. Ulumul Qu’ran, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7. 5. Gonnick, Larry. Kartun (Non) Komunikasi, Kepustakaan Populer Gramedia 2007, Jakarta. Hal 12-29. 6. Langer, S. Mind, An Essay on Human Feelings. John Hopkins Press, 1973, Baltimore. 7. Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication, 2004. Albuquerque, New Mexico.
  • 21. Kata Penganta r Tugas makalah individual dengan judul “Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan” dibuat dengan tujuan mendalami bagaimana komunikasi sebagai sebuah disiplin diakui sebagai ilmu menurut kajian ilmiahnya. Dalam makalah ini akan dijelaskan konsep-konsep dasar yang terkait dengan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang mengkaji teori pengetahuan dan etika pada kajian penggunaan ilmu komunikasi. Makalah ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendahuluan, pembahasan dan ditutup dengan kesimpulan. Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Drs. Hadi Surantio, MSi sebagai dosen Filsafat Ilmu Komunikasi karena telah meluangkan waktunya untuk menilai tugas ini. Tertanda,
  • 22. Siska Doviana Penulis
  • 23. D afta r Isi BAB I ...........................................................................................................1 PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1 a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1 2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4 BAB II ........................................................................................................ 7 PEMBAHASAN ......................................................................................... 7 a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7 b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9 KESIMPULAN ........................................................................................ 16 Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16 Daftar Pustaka ....................................................................................... 20 Kata Pengantar ...................................................................................... 21 Daftar Isi ................................................................................................. 23 BAB I ...........................................................................................................1 PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1 a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1 2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4 BAB II ........................................................................................................ 7 PEMBAHASAN ......................................................................................... 7 a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7 b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9 KESIMPULAN ........................................................................................ 16 Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16 Daftar Pustaka ....................................................................................... 20 Kata Pengantar ...................................................................................... 21 Daftar Isi ................................................................................................. 23
  • 24. BAB I ...........................................................................................................1 PENDAHUL UAN ...................................................................................... 1 a.Filsafat Sebagai Ilmu Untuk Bertanya ................................................... 1 2. Persyaratan ilmiah ilmu ........................................................................... 4 BAB II ........................................................................................................ 7 PEMBAHASAN ......................................................................................... 7 a.Filsafat Ilmu ................................................................................................. 7 b.Filsafat Ilmu Komunikasi ......................................................................... 9 KESIMPULAN ........................................................................................ 16 Kelayakan komunikasi sebagai ilmu ....................................................... 16 Daftar Pustaka ....................................................................................... 20 Kata Pengantar ...................................................................................... 21 Daftar Isi ................................................................................................. 23 Makalah Filsafat Komunikasi Siska Doviana * NIM 44205120085 Universitas Mercu Buana