Demokrasi

S
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bangsa Indonesia telah melalui tahapan sejarah yang sangat penting dalam
melangsungkan pemilihan presiden secara langsung. Hal ini menunjukkan sistem
demokrasi sudah berjalan di Negara Indonesia. Demokrasi sendiri dipahami
sebagai sebuah ruang lingkup yang sangat luas.
Demokrasi merupakan sebuah tahapan atau sebuah proses yang harus dilalui
oleh sebuah negara untuk mendapatkan kesejahteraan. Demokrasi bagi sebuah
negara adalah sebuah pembelajaran menuju ke arah perkembangan ketatanegaraan
yang sempurna. Secara substansial, demokrasi tidak akan berjalan efektif tanpa
berkembangnya pengorganisasian internal partai, lembaga-lembaga pemerintahan,
maupun perkumpulan-perkumpulan masyarakat. Kelestarian demokrasi
memerlukan kesepakatan rakyat mengenai makna dari demokrasi, yang paham
akan bekerjanya demokrasi dan kegunaannya bagi kehidupan mereka.
Demokrasi yang kuat bersumber dari kehendak rakyat dan bertujuan untuk
mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Proses demokratisasi melalui
aspek normatif kenegaraan telah banyak dilakukan setelah reformasi, namun
secara esensial perngertian kekuasaan di tangan rakyat menjadi biasa.
Pada umumnya pendefinisian demokrasi diletakkan pada dasar sebuah
pemerintahan dari rakyat, bukannya dari pada Aristokrat, kaum Monarki,
Birokrat, para ahli ataupun para pemimpin agama, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan
berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi
ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa
saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and
balances.
2
Kedaulatan rakyat bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden
atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.
Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak
menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat
memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak
kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu
pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir
lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,
bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal
sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek
daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari demokrasi?
2. Bagaimana sejarah munculnya demokrasi?
3. Bagaimana bentuk dan macam demokrasi?
4. Apa saja ciri-ciri pemerintahan demokrasi?
5. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
6. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945
1.3. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari Demokrasi.
2. Mengetahui sejarah munculnya demokrasi.
3. Mengetahui bentuk dan macam demokrasi.
4. Mengetahui ciri-ciri pemerintahan demokrasi.
5. Mengetahui dan memahami perkembangan demokrasi di Indonesia.
6. Mengetahui Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Demokrasi
Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata
demos dan kratos/kratein. Demos berarti rakyat, dan kratein berarti
kekuasaan/berkuasa (Budiardjo, 1978:50).
Demokrasi berarti kekuasaan berada di tangan rakyat atau dengan kata lain
yang berkuasa dalam negara itu adalah rakyat. Dalam negara demokrasi,
pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih oleh rakyat, dan mengabdi
untuk kepentingan rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dan
lembaga orde kenegaraan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan
bertanggungjawab.
Menurut Kartono (1989:67), demokrasi dipandang sebagai kerangka
berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh
dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai
wawasan, sikap, perilaku individual yang secara kontektual diwujudkan,
dipelihara dan dikembangkan.
Sedangkan pengertian demokrasi menurut para ahli lainnya, adalah :
 Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintah dari,
oleh, dan untuk rakyat.
 Kranemburg berpendapat demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos
(rakyat) dan cratein (memerintah). Jadi, demokrasi adalah cara memerintah
dari rakyat.
 Koentjoro Poerbopranoto berpendapat demokrasi adalah negara yang
pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana
rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan negara.
 Harris Soche berpendapat Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu
kekuasaan melekat pada rakyat.
 Henry B. Mayo berpendapat Sistem politik demokratis adalah menunjukkan
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
4
diawasi secara efektif oleh rakyat, dan didasarkan atas kesamaan politik dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.
 International Commision for Jurist menyatakan demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan untuk membuat keputusan politik diselenggarakan oleh
wakil-wakil yang dipilih. Bertanggung jawab kepada mereka melalui
pemilihan yang bebas.
 C.F. Strong menyatakan suatu sistem pemerintahan pada mayoritas anggota
dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjarnin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan
kepada mayoritas.
 Samuel Huntington menyatakan sistem politik sebagai demokratis sejauh para
pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui
pemilihan umum yang adil, jujur, dan semua orang dewasa mempunyai hak
yang sama memberikan suara.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan
untuk kepentingan rakyat. Namun, adalam perkembangannya demokrasi tidak
hanya sebagai bentuk pemerintahan tetapi telah menjadi sistem politik dan sikap
hidup.
Adanya demokrasi berhubungan dengan adanya pemisahan kekuasaan atau
bisa disebut Trias Politika yaitu sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan
berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas,
mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak.
Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh
pemerintahan agar tidak ada penyelahgunaan kekuasaan, antara legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
2.2. Sejarah Demokrasi
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara
dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad
ke-4 Sebelum Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Pada waktu itu, dilihat dari
5
pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktikkan bersifat langsung (direct
democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena
Negara Kota Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah
negara yang hanya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya dan jumlah
penduduk yang hanya lebih kurang 300.000 orang dalam satu negara. Lebih dari
itu ketentuan-ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi
yang merupakan sebagian kecil dari seluruh penduduk. Sebagian besar yang
terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan, dan anak-anak todak dapat
menikmati hak demokrasi.
Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani
kuno di negara-kota Athena. Dipimpin Cleisthenes, warga Athena mendirikan
negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-
507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri
utama : pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan
yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga
Athena. Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan
memberi suara di majelis, sehingga tercipta hukum di negara-kota tersebut. Akan
tetapi, kewarganegaraan Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing
(μέτοικοι metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun.
Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000
di antaranya merupakan warga negara. Pengecualian sebagian besar penduduk
dari kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang
kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat
kewarganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut serta dalam perang.
Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan
dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui
majelis, boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan
6
sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak
individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani
kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati
kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah
kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada
perintah orang lain.
Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700
SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella,
penduduk Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan
cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30
tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan", berbeda
dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta
memakai cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias,
pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan
demokratis pertama.
Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek
demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak suara dalam
pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui sistem
gerry mandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi, termasuk anggota Senat,
berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat. Republik Romawi juga
merupakan pemerintahan pertama di dunia Barat yang negara-bangsanya
berbentuk Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa Romawi
menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari zaman Yunani kuno terus
dilindungi. Selain itu, model pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir
politik pada abad-abad selanjutnya, dan negara-negara demokrasi perwakilan
modern cenderung meniru model Romawi, bukan Yunani, karena Romawi adalah
negara yang kekuasaan agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang
telah memilih atau mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi perwakilan
adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian
memberi suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi
langsung yang rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara
langsung.
7
Selama Abad Pertengahan, muncul berbagai sistem yang memiliki pemilihan
umum atau pertemuan meski hanya melibatkan sebagian kecil penduduk. Sistem-
sistem tersebut meliputi:
 pemilihan Gopala oleh kasta atas di Bengal, Anak Benua India,
 Persemakmuran Polandia-Lituania (10% dari populasi total),
 Althing di Islandia,
 Løgting di Kepulauan Faeroe,
 beberapa negara-kota Italia abad pertengahan seperti Venesia,
 sistem tuatha di Irlandia abad pertengahan awal, Veche di Republik
Novgorod dan Pskov di Rusia abad pertengahan,
 Things di Skandinavia,
 The States di Tirol dan Swiss,
 kota pedagang otonomi Sakai di Jepang abad ke-16, dan
 masyarakat Igbo di Volta-Nigeria.
Banyak wilayah di Eropa abad pertengahan dipimpin oleh pendeta atau tuan
tanah.
Kouroukan Fouga membelah Kekaisaran Mali menjadi klan-klan (keluarga)
berkuasa yang diwakili di majelis umum bernama Gbara. Sayangnya, piagam
tersebut membuat Mali lebih mirip monarki konstitusional alih-alih republik
demokratis. Negara yang sistemnya lebih mendekati demokrasi modern adalah
republik-republik Cossack di Ukraina pada abad ke-16–17: Cossack Hetmanate
dan Zaporizhian Sich. Jabatan tertinggi di sana, Hetman, dipilih oleh perwakilan
distrik-distrik negara tersebut.
Gambar 1. Magna Carta, 1215 Inggris
8
Parlemen Inggris sudah membatasi kekuasaan raja melalui Magna Carta, yang
secara rinci melindungi hak-hak khusus subjek-subjek Raja, baik yang sudah
bebas atau masih terkekang, dan mendukung apa yang kelak menjadi habeas
corpus Inggris, yaitu perlindungan kebebasan individu dari penahanan tak
berdasar dengan hak membela diri. Parlemen pertama yang dipilih rakyat
adalah Parlemen de Montfort di Inggris pada tahun 1265.
Sayangnya, hanya sekelompok kecil rakyat yang memiliki hak suara;
Parlemen dipilih oleh sekian persen penduduk Inggris (kurang dari 3% pada tahun
1780) dan kekuasaan menyusun parlemen berada di tangan monarki (biasanya
saat ia membutuhkan dana).
Kekuasaan Parlemen bertambah secara bertahap pada abad-abad berikutnya.
Setelah Revolusi Agung 1688, Undang-Undang Hak Asasi Inggris tahun 1689
yang mengatur hak-hak tertentu dan menambah pengaruh Parlemen
diberlakukan. Penyebarannya perlahan ditingkatkan dan kekuasaan parlemen terus
bertambah sampai monarki hanya bersifat pelengkap. Seiring meningkatnya
penyebaran pengaruh, sistem pemerintahan di seluruh Inggris diseragamkan
dengan penghapusan borough usang (borough yang jumlah pemilihnya sangat
sedikit) melalui Undang-Undang Reformasi 1832.
Di Amerika Utara, pemerintahan perwakilan terbentuk di Jamestown,
Virginia, dengan dipilihnya Majelis Burgesses (pendahulu Majelis Umum
Virginia) pada tahun 1619. Kaum Puritan Inggris yang bermigrasi sejak 1620
mendirikan koloni-koloni di New England yang pemerintahan daerahnya bersifat
demokratis dan mendorong perkembangan demokrasi di Amerika
Serikat. Walaupun majelis-majelis daerah memiliki sedikit kekuasaan turunan,
otoritas mutlaknya dipegang oleh Raja dan Parlemen Inggris.
Pada era modern, abad ke-18 dan 19, bangsa pertama dalam sejarah modern
yang mengadopsi konstitusi demokrasi adalah Republik Korsika pada tahun 1755.
Konstitusi Korsika didasarkan pada prinsip-prinsip Pencerahan dan sudah
mengizinkan hak suara wanita, hak yang baru diberikan di negara demokrasi lain
pada abad ke-20.Pada tahun 1789, Perancis pasca-Revolusi mengadopsi Deklarasi
9
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara dan Konvensi Nasional dipilih oleh semua
warga negara pria pada tahun 1792.
Gambar 2. Penetapan Hak Suara Pria Universal di Perancis
Penetapan hak suara pria universal di Perancis tahun 1848 adalah peristiwa
penting dalam sejarah demokrasi.
Hak suara pria universal ditetapkan di Perancis pada bulan Maret 1848
setelah Revolusi Perancis 1848. Tahun 1848, serangkaian revolusi pecah di
Eropa setelah para pemimpin negara dihadapkan dengan tuntutan konstitusi
liberal dan pemerintahan yang lebih demokratis dari rakyatnya.
Walaupun tidak disebut demokrasi oleh para bapak pendiri Amerika Serikat,
mereka memiliki keinginan yang sama untuk menguji prinsip kebebasan dan
kesetaraan alami di negara ini. Konstitusi Amerika Serikat yang diadopsi tahun
1788 menetapkan pemerintahan terpilih dan menjamin hak-hak dan kebebasan
sipil.
Pada zaman kolonial sebelum 1776, dan beberapa saat setelahnya, hanya
pemilik properti pria dewasa berkulit putih yang boleh memberi suara, budak
Afrika, sebagian besar penduduk berkulit hitam bebas dan wanita tidak boleh
memilih. Di garis depan Amerika Serikat, demokrasi menjadi gaya hidup dengan
munculnya kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi, perbudakan
adalah institusi sosial dan ekonomi, terutama di 11 negara bagian di Amerika
Serikat Selatan. Sejumlah organisasi didirikan untuk mendukung perpindahan
10
warga kulit hitam dari Amerika Serikat ke tempat yang menjamin kebebasan dan
kesetaraan yang lebih besar.
Pada Sensus Amerika Serikat 1860, populasi budak di Amerika Serikat
bertambah menjadi empat juta jiwa, dan pada Rekonstruksi pasca-Perang Saudara
(akhir 1860-an), budak-budak yang baru bebas menjadi warga negara dengan hak
suara (pria saja).
Penyertaan penuh warga negara belum sempurna dilakukan sampai Gerakan
Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955–1968) disahkan oleh Kongres Amerika
Serikat melalui Undang-Undang Hak Suara 1965.
Abad ke-20 dan 21
Jumlah negara pada 1800–2003 yang memiliki skor 8 atau lebih pada skala Polity
IV, cara yang sering dipakai untuk mengukur demokrasi.
Transisi abad ke-20 ke demokrasi liberal muncul dalam serangkaian
"gelombang demokrasi" yang diakibatkan oleh perang, revolusi, dekolonisasi,
religious and economic circumstances. Perang Dunia I dan pembubaran
Kesultanan Utsmaniyah dan Austria-Hongaria berakhir dengan terbentuknya
beberapa negara-bangsa baru di Eropa, kebanyakan diantaranya tidak terlalu
demokratis.
11
Pada tahun 1920-an, demokrasi tumbuh subur tetapi terhambat depresi
besar. Amerika Latin dan Asia langsung berubah ke sistem kekuasaan mutlak atau
kediktatoran. Fasisme dan kediktatoran terbentuk di Jerman Nazi, Italia, Spanyol,
dan Portugal, serta rezim-rezim non-demokratis di Baltik, Balkan, Brasil,
Kuba, Cina, dan Jepang.
Perang Dunia II mulai memutarbalikkan tren ini di Eropa Barat.
Demokratisasi Jerman dudukan Amerika Serikat, Britania, dan Perancis
(diragukan), Austria, Italia, dan Jepang dudukan menjadi model teori perubahan
rezim selanjutnya. Akan tetapi, sebagian besar Eropa Timur, termasuk Jerman
dudukan Soviet masuk dalam blok-Soviet yang non-demokratis. Perang Dunia
diikuti oleh dekolonisasi dan banyak negara merdeka baru memiliki konstitusi
demokratis. India tampil sebagai negara demokrasi terbesar di dunia sampai
sekarang.
Pada tahun 1960, banyak negara yang menggunakan sistem demokrasi, meski
sebagian besar penduduk dunia tinggal di negara yang melaksanakan pemilihan
umum terkontrol dan bentuk-bentuk pembohongan lainnya (terutama di negara
komunis dan bekas koloninya). Gelombang demokratisasi yang muncul setelah itu
membawa keuntungan demokrasi liberal sejati yang besar bagi banyak negara.
Spanyol, Portugal (1974), dan sejumlah kediktatoran militer di Amerika Selatan
kembali dikuasai rakyat sipil pada akhir 1970-an dan awal 1980-an (Argentina
tahun 1983, Bolivia, Uruguay tahun 1984, Brasil tahun 1985, dan Chili awal
1990-an). Peristiwa ini diikuti oleh banyak bangsa di Asia Timur dan Selatan pada
pertengahan sampai akhir 1980-an.
Malaise ekonomi tahun 1980-an, disertai ketidakpuasan atas penindasan
Soviet, menjadi faktor runtuhnya Uni Soviet yang menjadi tanda berakhirnya
Perang Dingin dan demokratisasi dan liberalisasi bekas negara-negara blok Timur.
Kebanyakan negara demokrasi baru yang sukses secara geografis dan budaya
terletak dekat dengan Eropa Barat. Mereka sekarang menjadi anggota atau calon
anggota Uni Eropa. Sejumlah peneliti menganggap Rusia saat ini bukanlah
demokrasi sejati dan lebih mirip kediktatoran.
12
Gambar 3. Indeks Demokrasi The Economist
Indeks Demokrasi yang disusun The Economist pada Desember 2011.
Warna hijau mewakili negara-negara yang lebih demokratis. Warna merah gelap
mewakili negara-negara otoriter.
Tren liberal ini menyebar ke beberapa negara di Afrika pada tahun 1990-an,
termasuk Afrika Selatan. Contoh terbaru liberalisasi adalah Revolusi Indonesia
1998, Revolusi Bulldozer di Yugoslavia, Revolusi Mawar di Georgia, Revolusi
Oranye di Ukraina, Revolusi Cedar di Lebanon, Revolusi Tulip di Kyrgyzstan,
dan Revolusi Yasmin di Tunisia.
Menurut Freedom House, pada tahun 2007 terdapat 123 negara demokrasi
elektoral (naik dari 40 pada tahun 1972). Menurut World Forum on Democracy,
jumlah negara demokrasi elektoral mencapai 120 dari 192 negara di dunia dan
mencakup 58,2 penduduk dunia. Pada saat yang sama, negara-negara demokrasi
liberal (yang dianggap Freedom House sebagai negara yang bebas dan
menghormati hukum dan HAM) berjumlah 85 dan mencakup 38 persen penduduk
dunia.
Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 15 September
sebagai Hari Demokrasi Internasional.
Demokrasi berasal atau lahir dari rahim ide kufur sekuralisme maka ini
adalah demokrasi yang berdefinisikan sebagai sebuah pemerintahan yang
13
kedaulatan dan kekuasaannya berada di tangan rakyat, bukan definisi sebuah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karena arti dari istilah ini
telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak
abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak
negara. Artinya, sistem demokrasi yang dijadikan aturan oleh bebarapa negara di
dunia ini memang demokrasi yang telah mengalami perubahan istilah atau makna.
2.3. Bentuk dan Macam Demokrasi
1. Bentuk Demokrasi
Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama,
formal democracy dan kedua, substantive democracy yaitu menunjuk pada
bagaimana proses demokrasi itu dilakukan (Winataputra, 2006).
Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem
pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di
berbagai negara. Dalam suatu negara misalnya dapat diterapkan demokrasi
dengan sistem presidensial, atau sistem parlementer.
Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemelihan
presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat
secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan sepenuhnya berada di
tangan presiden. Oleh karena itu, presiden adalah merupakan kepala eksekutif
dan sekaligus menjadi kepala negara. Presiden adalah penguasa dan sekaligus
sebagai simbol kepemimpinan negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana
diterapkan di Negara Amerika dan Negara Indonesia.
Sistem Parlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang
menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif adalah
berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala negara adalah
berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang
berada [ada seorang presiden misalnya di India.
14
2. Macam Demokrasi
 Berdasarkan titik berat perhatiannya :
1. Demokrasi formal; yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disetai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini
dianut oleh Negara-negara liberal.
2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan
dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan terkadang dihilangkan.
Bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara komunis.
3. Demokrasi gabungan, bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara non-
blok.
 Berdasarkan Ideology :
1. Demokrasi konstitusional
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan
kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
 Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat :
1. Demokrasi langsung
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Pemikir politik mendefinisikan demokrasi dengan cara yang berbeda.
Mereka bisa dikategorikan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama menyatakan
bahwa demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan umum. Kelompok
kedua menganggap konsep demokrasi secara luas dan mencari jangkauan untuk
memperpanjang bidang ekonomi dan juga sosial. Sedangkan kelompok yang
terakhir memegang bahwa demokrasi adalah filsafat kehidupan, dimana
menekankan martabat manusia dan memandang semua kehendak individu.
Dibawah ini akan terdapat penjelasan demokrasi, dimana merujuk kepada
kategori kelompok yang pertama.
15
 Pemerintahan rakyat.
Bisa dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
rakyat memiliki kekuatan penuh di dalam politik, baik secara langsung maupun
melalui representative. Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Seely mendefinisikan bahwa demokrasi
adalah pemerintahan bersama.
 Pemerintahan khalayak ramai.
Menurut pemikir jurusan demokrasi bahwa demokrasi adalah pemerintahan
yang besar atau khalayak ramai. Dicey mendefinisikan demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan, dimana badan yang memerintah didalamnya adalah pergeseran
komparatif yang besar dari seluruh populasi. Bryce dalam tulisannya; kata
demokrasi telah dipakai semenjak masanya Herodotus untuk menunjukkan bahwa
bentuk pemerintahan yang didalamnya para penguasa memiliki kekuatan tetap
dan secara legal, tetapi kekuasaan tersebut tidak dipegang oleh kelompok khusus
atau oknum- oknum lainnya, namun dipegang oleh seluruh komunitas secara
keseluruhan.
2.4. Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi
 Pilar Demokrasi
1) Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
2) Demokrasi dengan Kecerdasan
3) Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat
4) Demokrasi dengan Rule of Low
5) Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara
6) Demokrasi dengan HAM
7) Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah
9) Demokrasi dengan Kemakmuran
10) Demokrasi yang Berkeadilan Sosial
Demokrasi merupakan sebuah dialog, sebuah diskusi, sebuah proses
deliberatif dimana warga negara terlibat. Dalam konteks Indonesia yang bhineka,
16
demokrasi memberi semua warga negara hak yang sama dalam pengambilan
keputusan yang mempengaruhi hidupnya. Untuk memastikan tegaknya
demokrasi, maka perhatian yang serius harus diberikan kepada empat pilar yang
menopangnya, yaitu (1) citizen participation(partisipasi warga negara), (2) rule of
law (penegakan hukum), (3) political competition(kompetisi politik), dan (4) good
governance (tata kelola pemerintahan yang baik).
 Ciri-ciri Negara Demokrasi
Ada 11 prinsip yg menjadi ciri negara demokrasi:
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasar persetujuan yg diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan HAM
6. Pemilu yg bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, & politik
11. Adanya nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat.
 Ciri-ciri pemerintahan demokratis
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang
diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri
suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
17
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya)
2.5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dari ketika awal Indonesia merdeka sampai sekarang, Indonesia telah
menganut beberapa jenis sistem pemerintahan demokrasi, diantaranya:
1. Demokrasi Parlementer (periode 1945-1959)
Demokrasi parlementer adalah sebuah sistem demokrasi yang pengawasannya
dilakukan oleh parlemen serta partai-partai. Ciri utama negara yang menganut
paham Demokrasi Parlementer adalah dengan adanya parlementer dalam sistem
pemerintahannya. Indonesia pernah mencobanya, pada saat pertama merdeka
sampai tahun 1957. Kekuasaan pemerintahan parlementer dipengaruhi oleh
hubungan antara parlemen dan pemerintah yang berkuasa. Di negara federal
hubungan parlemen dan pemerintah memiliki dua keistimewaan.
Pertama, kepala pemerintah dipilih oleh parlemen, tetapi bisa dicopot dari
jabatannya oleh mosi tidak percayayang dikeluarkan. Hal ini menyiratkan bahwa
kekuasaan sebuah pemerintah sangat bergantung pada kepercayaan parkemen.
Kedua, sebagian besar dari anggota pemerintahan yang ada merupakan anggota
parlemen juga. Hal inilah yang merupakan ciri khas sistem pemerintahan ini.
2. Demokrasi Terpimpin (periode 1959-1965)
Paham politik ini dicetus oleh Soekarno. Awalnya pada tahun 1957 saat
pengunduran diri Ali Sastroamidjojo sebagai ketua parlemen, Karena sudah tidak
ada lagi parlemen, maka demokrasi pemerintah kala itu hangus. Apalagi tak lama
setelah pengunduran diri dari perdana menteri, pada 5 Juli 1957 Presiden
Soekarno membubarkan parlemen dan mengeluarkan dekrit presiden.
18
Masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang
dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilakan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran
partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur
sosial-politik semakin meluas.
Pada Masa demokrasi terpimpin, Soekarno menjadi kekuatan politik yang
hampir tidak tergoyahkan. Bahkan pada saat itu beliau mencalonkan untuk
menjadi presiden seumur hidup. Namun konsep ini di tentang oleh Hatta yang
menganggap sistem pemerintahan ini malah mengembalikan Indonesia ke negara
feodal dan berpusat pada raja.
3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (periode 1966-1998)
Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan ketetapan
MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap
UUD 1945 yang terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun dalam
perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga
negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya
digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
4. Demokrasi Pancasila era reformasi (periode 1999-sekarang)
Masa ini berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan
pertimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol. Sehingga iklim
demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi tatkala pemilu
memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak
kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah
pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain
perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal adalah salah satu paham yang mendorong munculnya
banyak parta politik. Karena dalam praktiknya, setiap masyarakat memiliki hak
yang sama untuk berkecimpung dalam pemerintahan. Dalam sistem politik ini,
19
pemilu harus dilakukan secara bebas dan adil. Selain itu, pemilihan kepala
pemerintah harus kompetitif.
Demokrasi liberal mengharuskan rakyat memiliki kesadaran politik.yang
tinggi. Karena banyaknya paham politik dan kebebasan untuk memilih, maka
rakyat harus bisa mencerna dengan baik visi dan misi partai politik tersebut.
Masyarakat yang berhak mengikuti pemilu adalah masyarakat yang sudah dewasa.
Semua warga negara memiliki hak yang sama dalam memilih, tidak memandang
laki-laki, perempuan ataupun ras. Sampai saat ini Indonesia merupakan negara
yang menerapkan sistem politik demokrasi liberal.
Demokrasi Indonesia Saat ini??
Menurut Juwono Sudarsono, Indonesia telah lama disebut sebagai “negara
demokrasi terbesar ketiga”,setelah India dan Amerika Serikat. Sedikitnya hasil
Bali Democracy Forum yang diselenggarakan 9-10 Desember 2010 lalu
membuktikannya. Di samping itu, kita juga sudah terlalu sering mendengarkan
betapa Indonesia dibangga-banggakan sebagai negara yang sangat maju dalam
kiprahnya berdemokrasi di permukaan bumi ini, setelah bergulirnya era reformasi.
Terlepas dari “prestasi” yang sangat membanggakan itu, realita yang kini dihadapi
adalah justru berwujud gambar yang sangat memprihatinkan.
Dalam salah satu tulisan Sayidiman Suryohadiprojo, bahkan
dikatakan “Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan bangsa Indonesia sedang
diliputi persoalan berat yang membuatnya makin berantakan. Korupsi makin
merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas kian merusak dan
membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh
dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum kunjung sejahtera; yang kaya justru
makin kaya”. Lebih lanjut dikatakan pula: “Dalam hal ini, harus ada kesediaan
Presiden Yudhoyono turut mewujudkan pergantian pemimpin yang lebih mampu
mengatasi berbagai persoalan negara dan bangsa. Sikap demikian mungkin
bukan sikap seorang politikus yang biasanya lebih memperhatikan kepentingan
pribadinya. Akan tetapi, Presiden Yudhoyono adalah seorang perwira tinggi TNI
yang teguh menjalankan Saptamarga, bukan politikus.”
Di sisi lain, anak muda generasi penerus bangsa yang diwakili oleh Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menilai pemerintahan Presiden Susilo
20
Bambang Yudhoyono- Wapres Boediono gagal total setelah enam tahun
memimpin. Penilaian itu didasarkan atas kajian terhadap enam sektor, yaitu
hukum, kesehatan, ekonomi, pangan, energi, dan pendidikan. Terlepas dari itu
semua, sebuah kenyataan pahit yang tengah dihadapi bangsa ini adalah begitu
banyaknya masalah yang muncul ke permukaan, tanpa tanda-tanda adanya upaya
mencari solusi penyelesaian dengan tuntas dan baik. Permasalahan-permasalahan
besar yang mencuat telah menjadi bahan gunjingan yang tiada henti di berbagai
media, terutama di media televisi dalam bentuk talk show yang nyaris tanpa
terputus sepanjang hari, yang terkadang sangat mirip opera sabun murahan.
Cukup lelah jika kita membahas apa-apa tentang negeri kita, memang sistem
pemerintahan kita (demokrasi liberal) berjalan dengan baik tapi keefektifannya
dalam membangun bangsa ini yang patut dipertanyakan. Secara berkala negara
kita mengadakan pemilu dan pilkada untuk memilih satu wakil yang akan
menampung aspirasi kita. Tetapi tidak ada sama sekali peningkatan yang
diberikan mereka kepada negara, cuma satu yang mereka tingkatkan, yaitu tingkat
KORUPSI Indonesia yang makin tenar di dunia. Dan tepat sekali apa yang
dikatakan oleh Sayidiman Suryohadiprojo, “Adalah kenyataan bahwa Tanah
Air dan bangsa Indonesia sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya
makin berantakan. Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat.
Kriminalitas kian merusak dan membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat
kehidupan bangsa makin jauh dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum
kunjung sejahtera; yang kaya justru makin kaya”. hal inilah yang makin
memperpuruk Indonesia.
2.6. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945
1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam UUD 1945 Hasil
Amandemen 2002
Di dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, kita akan
selalu menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai
komponen pendukung tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep
montequieu, maka supra struktur politik meliputi lembaga legislatif, lembaga
eksekutif dan lembaga yudikatif.
21
Negara Indonesia di bawah sistem UUD 1945, lembaga-lembaga negara
atau alat-alat perlengkapan negara adalah :
a. MPR
b. DPR
c. Presiden
d. MA
e. BPK
Adapun infra struktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen
sebagai berikut :
a. Partai Politik
b. Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)
c. Golongan Penekan
d. Alat komunikasi politik
e. Tokoh-tokoh politik
Dalam sistem demokrasi, mekanisme interaksi antara suprastruktur politik
dapat dilihat di dalam proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan
keputusan politik, maka kebijaksanaan atau keputusan politik itu merupakan
masukan dari infrastruktur, kemudian dijabarkan sedemikian rupa oleh supra
struktur politik.
2. Demokrasi Indonesia menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia Pasca Hasil Amandemen 2002
a. Konsep Kekuasaan
1) Kekuasaan di Tangan Rakyat
a. Pembukaan UUD Alinea IV
“... Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UUD Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
“Negara yag berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”.
c. UUD 1945 Pasal 1 ayat 1
22
“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”
kemudian penjelasan terhadap pasal ini UUD 1945 menyebutkan “
Menetapkan bentuk kesatuan dan Republik mengandung isi pokok Pikiran
kedaulatan rakyat”.
d. UUD 1945 Pasal 1 ayat 2
“Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD”.
2) Pembagian Kekuasaan
a. Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD
1945).
b. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD
pasal 5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.
c. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung pasal 24
ayat 1 UUD 1945.
d. Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal
20 ayat 1.
3) Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui
mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 adalah :
 Pasal 1 ayat 2 . kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk
mmbentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
 “MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik
presiden dan wakil presiden, serta melakukan impeachment terhadap
presiden jikalau melanggar konstitusi.
 Pasal 20 A ayat 1” DPR memiliki fungsi pengawasan yang berarti
melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan oleh presiden
selama 5 tahun.
 Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.
b. Konsep Pengambilan Keputusan
 Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat
7.
23
c. Konsep Pengawasan
 Pasal 1 ayat 2. “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut
UUD”. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi adalah rakyat.
Sebelum dilakukan amandemen MPR memiliki kekuasaan tertinggi
sebagai wakil rakyat. Namun, menurut hasil amandemen kekuasaan MPR
terbatas pada presiden dan wakil presiden serta memberhentikan presiden
sesuai dengan masa jabatannya atau jikalau melnggar UUD.
 Pasal 2 ayat 1 : MPR terdiri atas DPR dan DPD. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka hasil amandemen menyebutkan bahwa MPR hanya dipilih
melalui pemilu.
d. Konsep Partisipasi
 Pasal 27 ayat 1
“Segala Warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tiada kecualinya”.
 Pasal 28
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.
 Pasal 30 ayat 1
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara”.
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
 Dalam negara demokrasi, pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih
oleh rakyat, dan mengabdi untuk kepentingan rakyat.
 Konsep demokrasi semula lahir di Yunani Kuno pada abad ke-4 Sebelum
Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Kata "demokrasi" pertama muncul pada
mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin
Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai
negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM.
 Bentuk demokrasi ada 2 yaitu pertama system presidensial,dalam sistem ini
kekuasaan sepenuhnya berada di tangan presiden. Dan kedua system
parlementer sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara
kekuasaan eksekutif dan legislatif.
 Macam demokrasi antara lain: Pertama berdasar titik berat perhatiannya
meliputi demokrasi formal, material dan gabungan. Kedua berdasar
Ichtiology meliputi demokrasi konstitusional dan proletar. Ketiga berdasar
proses penyaluran kehendak rakyat meliputi demokrasi langsung dan
demokrasi tidak langsung.
 Ciri-ciri pemerintahan demokrasi antara lain (1)Adanya keterlibatan warga,
(2) Adanya pengakuan, penghargaan terhadap hak asasi rakyat, (3)Adanya
persamaan hak, (4) Adanya lembaga peradilan, kekuasaan dan kehakiman,
(5)Adanya pers yang bebas menyampaikan informasi aspirasi rakyat,
(6)Adanya kebebasan dan kemerdekaan, (7)Adanya pemilu oleh rakyat, (8)
Adanya pemilu yang bebas, jujur serta adil, (9) Adanya pengakuan terhadap
perbedaan agama.
 Perkembangan sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia yang pernah
dianut (1)Demokrasi Parlementer, (1945-1959), (2)Demokrasi Terpimpin
(1959-1965), (2)Demokrasi Pancasila Orba (1966-1998), (3)Demokrasi
Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang)
25
 Pembagian Kekuasaan berdasar UUD’45 antara lain: (1)Kekuasaan eksekutif,
didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945). (2)Kekuasaan
Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD pasal 5 ayat 1,
pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945. (3)Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan
kepada Mahkamah Agung pasal 24 ayat 1 UUD 1945. (4)Kekuasaan
Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal 20 ayat 1.
3.2.Saran
Saran untuk permasalahn diatas, system Demokrasi di Indonesia ini
seharusnya diperbaiki lagi terutama pada penerapannya. Sehingga system
demokrasi di Indonesia ini berjalan dengan semestinya, yang memang oleh rakyat
dan untuk rakyat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 1978. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Kaelan, H., Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perhuruan Tinggi. Paradigma : Yogyakarta
Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Sosial. Rineka Cipta : Jakarta
Poti, Jamhur. 2011. DEMOKRATISASI MEDIA MASSA DALAM PRINSIP
KEBEBASAN. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1
Sumarsono, S., Agus Susarso, Hamdan Mansyur. 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Thalhah, HM. 2009. Teori Demokrasi dalam Wacana Ketatanegaraan Perspektif
Pemikiran Hans Kelsen. JURNAL HUKUM NO. 3 VOL. 16 JULI 2009:
413 – 422
Winataputra, Udin, S.2006. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Dikti: Jakarta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

DemokrasiDemokrasi
DemokrasiUniversitas Sriwijaya
1.9K vistas14 diapositivas
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamMuzay Iena
44.5K vistas17 diapositivas

La actualidad más candente(20)

Lari lempar dan lompatLari lempar dan lompat
Lari lempar dan lompat
Operator Warnet Vast Raha 11.6K vistas
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
190036587 makalah-demokrasi-dalam-islam
caturprasetyo11tgb17.1K vistas
hubungan pancasila dan HAM di Indonesiahubungan pancasila dan HAM di Indonesia
hubungan pancasila dan HAM di Indonesia
apotek agam farma1.7K vistas
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
Universitas Sriwijaya1.9K vistas
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
Muzay Iena44.5K vistas
Pemilu prancisPemilu prancis
Pemilu prancis
Maulida Hannah6K vistas
Demokrasi menurut iman kristenDemokrasi menurut iman kristen
Demokrasi menurut iman kristen
Sabam Sitinjak14.7K vistas
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesiaBab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Ariani Ghomaisha1.2K vistas
Otonomi pendidikanOtonomi pendidikan
Otonomi pendidikan
Deddy Supriady Bratakusumah1.2K vistas
Pengukuran PanjangPengukuran Panjang
Pengukuran Panjang
Itsna MS19.2K vistas
Ppt pkn demokrasiPpt pkn demokrasi
Ppt pkn demokrasi
Sabrina Sintia Bella547 vistas
Rpp  PPKNRpp  PPKN
Rpp PPKN
SeprianoPPKn491 vistas
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
dayurikaperdana194.3K vistas
Demokrasi dan ImplementasiDemokrasi dan Implementasi
Demokrasi dan Implementasi
afifahdhaniyah6.3K vistas
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
mnalfian75.8K vistas
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan18.7K vistas

Destacado

Demokrasi pancasilaDemokrasi pancasila
Demokrasi pancasilanurul_hadi87
5.3K vistas13 diapositivas
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaMuhamad Yogi
4.2K vistas23 diapositivas
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamIlham Maulidi Hasan
20.3K vistas21 diapositivas
DemokrasiDemokrasi
DemokrasiSherly Anggraini
2.9K vistas12 diapositivas
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
12.7K vistas13 diapositivas

Destacado(20)

Demokrasi pancasilaDemokrasi pancasila
Demokrasi pancasila
nurul_hadi875.3K vistas
Makalah Demokrasi_PKN_eva olivia i.sMakalah Demokrasi_PKN_eva olivia i.s
Makalah Demokrasi_PKN_eva olivia i.s
dewisetiyana52592 vistas
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
Muhamad Yogi4.2K vistas
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
Ilham Maulidi Hasan20.3K vistas
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
Sherly Anggraini2.9K vistas
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
shihatin12.7K vistas
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Rifda Nadifah22.8K vistas
Demokrasi pancasilaDemokrasi pancasila
Demokrasi pancasila
Albet El Gaol21.9K vistas
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Aisyah Turidho38K vistas
Demokrasi pancasila pptDemokrasi pancasila ppt
Demokrasi pancasila ppt
Dediy Firmansyah23.8K vistas
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Novita Widianingsih101.8K vistas
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Pemberian makan bayi dan anak (pmba)
Mila Aria Purba35.1K vistas
Gizi seimbang bayi & balitaGizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balita
rizka laili hardini30.8K vistas
Makanan bergizi dan seimbang untuk anakMakanan bergizi dan seimbang untuk anak
Makanan bergizi dan seimbang untuk anak
kurniati dwi utami, S.Gz, M.PH21.1K vistas
Presentasi gizi seimbangPresentasi gizi seimbang
Presentasi gizi seimbang
cassiopeia9118.4K vistas
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
KEBUTUHAN GIZI BAYI DAN ANAK
pjj_kemenkes10.8K vistas
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
Vivi Amelia41.4K vistas

Similar a Demokrasi

Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasiKira R. Yamato
10.3K vistas23 diapositivas
DemokrasiDemokrasi
DemokrasiMarina Mumpel
9.8K vistas17 diapositivas
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasiYadhi Muqsith
19K vistas12 diapositivas

Similar a Demokrasi(20)

Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
Kira R. Yamato10.3K vistas
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
Marina Mumpel9.8K vistas
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
Sentra Komputer dan Foto Copy1.2K vistas
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
Yadhi Muqsith19K vistas
Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02
Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02
Dancha GazeRockz621 vistas
Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02
Makalahdemokrasi 130515200858-phpapp02
Dancha GazeRockz257 vistas
Paper DemokrasiPaper Demokrasi
Paper Demokrasi
Abror Alatqo7K vistas
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xi
fatimaharyenfa804 vistas
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANIBUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
Senior High School 1 Karanganyar13.2K vistas
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasi
estri1.3K vistas
Demokrasi di indonesiaDemokrasi di indonesia
Demokrasi di indonesia
Jatmiko Handoko4.6K vistas
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
Deissy Sinambela3.4K vistas
DEMOKRASI.pptDEMOKRASI.ppt
DEMOKRASI.ppt
DiniNurhayati810 vistas
Pengertian demokrasi.pptxPengertian demokrasi.pptx
Pengertian demokrasi.pptx
RakaTyaga111 vistas
PknnewPknnew
Pknnew
aris wasono84 vistas
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
Rahma020723 vistas

Demokrasi

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia telah melalui tahapan sejarah yang sangat penting dalam melangsungkan pemilihan presiden secara langsung. Hal ini menunjukkan sistem demokrasi sudah berjalan di Negara Indonesia. Demokrasi sendiri dipahami sebagai sebuah ruang lingkup yang sangat luas. Demokrasi merupakan sebuah tahapan atau sebuah proses yang harus dilalui oleh sebuah negara untuk mendapatkan kesejahteraan. Demokrasi bagi sebuah negara adalah sebuah pembelajaran menuju ke arah perkembangan ketatanegaraan yang sempurna. Secara substansial, demokrasi tidak akan berjalan efektif tanpa berkembangnya pengorganisasian internal partai, lembaga-lembaga pemerintahan, maupun perkumpulan-perkumpulan masyarakat. Kelestarian demokrasi memerlukan kesepakatan rakyat mengenai makna dari demokrasi, yang paham akan bekerjanya demokrasi dan kegunaannya bagi kehidupan mereka. Demokrasi yang kuat bersumber dari kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Proses demokratisasi melalui aspek normatif kenegaraan telah banyak dilakukan setelah reformasi, namun secara esensial perngertian kekuasaan di tangan rakyat menjadi biasa. Pada umumnya pendefinisian demokrasi diletakkan pada dasar sebuah pemerintahan dari rakyat, bukannya dari pada Aristokrat, kaum Monarki, Birokrat, para ahli ataupun para pemimpin agama, oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
  • 2. 2 Kedaulatan rakyat bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa maksud dari demokrasi? 2. Bagaimana sejarah munculnya demokrasi? 3. Bagaimana bentuk dan macam demokrasi? 4. Apa saja ciri-ciri pemerintahan demokrasi? 5. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia? 6. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 1.3. Tujuan 1. Mengetahui maksud dari Demokrasi. 2. Mengetahui sejarah munculnya demokrasi. 3. Mengetahui bentuk dan macam demokrasi. 4. Mengetahui ciri-ciri pemerintahan demokrasi. 5. Mengetahui dan memahami perkembangan demokrasi di Indonesia. 6. Mengetahui Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Demokrasi Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos dan kratos/kratein. Demos berarti rakyat, dan kratein berarti kekuasaan/berkuasa (Budiardjo, 1978:50). Demokrasi berarti kekuasaan berada di tangan rakyat atau dengan kata lain yang berkuasa dalam negara itu adalah rakyat. Dalam negara demokrasi, pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih oleh rakyat, dan mengabdi untuk kepentingan rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dan lembaga orde kenegaraan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan bertanggungjawab. Menurut Kartono (1989:67), demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan, sikap, perilaku individual yang secara kontektual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan. Sedangkan pengertian demokrasi menurut para ahli lainnya, adalah :  Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.  Kranemburg berpendapat demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos (rakyat) dan cratein (memerintah). Jadi, demokrasi adalah cara memerintah dari rakyat.  Koentjoro Poerbopranoto berpendapat demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan negara.  Harris Soche berpendapat Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat pada rakyat.  Henry B. Mayo berpendapat Sistem politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
  • 4. 4 diawasi secara efektif oleh rakyat, dan didasarkan atas kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.  International Commision for Jurist menyatakan demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan untuk membuat keputusan politik diselenggarakan oleh wakil-wakil yang dipilih. Bertanggung jawab kepada mereka melalui pemilihan yang bebas.  C.F. Strong menyatakan suatu sistem pemerintahan pada mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjarnin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan kepada mayoritas.  Samuel Huntington menyatakan sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan semua orang dewasa mempunyai hak yang sama memberikan suara. Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Namun, adalam perkembangannya demokrasi tidak hanya sebagai bentuk pemerintahan tetapi telah menjadi sistem politik dan sikap hidup. Adanya demokrasi berhubungan dengan adanya pemisahan kekuasaan atau bisa disebut Trias Politika yaitu sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyelahgunaan kekuasaan, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif. 2.2. Sejarah Demokrasi Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 Sebelum Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Pada waktu itu, dilihat dari
  • 5. 5 pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktikkan bersifat langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena Negara Kota Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah negara yang hanya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya dan jumlah penduduk yang hanya lebih kurang 300.000 orang dalam satu negara. Lebih dari itu ketentuan-ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi yang merupakan sebagian kecil dari seluruh penduduk. Sebagian besar yang terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan, dan anak-anak todak dapat menikmati hak demokrasi. Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508- 507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena." Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama : pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena. Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga tercipta hukum di negara-kota tersebut. Akan tetapi, kewarganegaraan Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing (μέτοικοι metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun. Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000 di antaranya merupakan warga negara. Pengecualian sebagian besar penduduk dari kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat kewarganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut serta dalam perang. Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan
  • 6. 6 sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain. Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700 SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella, penduduk Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30 tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan", berbeda dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta memakai cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias, pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan demokratis pertama. Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak suara dalam pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui sistem gerry mandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi, termasuk anggota Senat, berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat. Republik Romawi juga merupakan pemerintahan pertama di dunia Barat yang negara-bangsanya berbentuk Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari zaman Yunani kuno terus dilindungi. Selain itu, model pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir politik pada abad-abad selanjutnya, dan negara-negara demokrasi perwakilan modern cenderung meniru model Romawi, bukan Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang telah memilih atau mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi perwakilan adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian memberi suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi langsung yang rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara langsung.
  • 7. 7 Selama Abad Pertengahan, muncul berbagai sistem yang memiliki pemilihan umum atau pertemuan meski hanya melibatkan sebagian kecil penduduk. Sistem- sistem tersebut meliputi:  pemilihan Gopala oleh kasta atas di Bengal, Anak Benua India,  Persemakmuran Polandia-Lituania (10% dari populasi total),  Althing di Islandia,  Løgting di Kepulauan Faeroe,  beberapa negara-kota Italia abad pertengahan seperti Venesia,  sistem tuatha di Irlandia abad pertengahan awal, Veche di Republik Novgorod dan Pskov di Rusia abad pertengahan,  Things di Skandinavia,  The States di Tirol dan Swiss,  kota pedagang otonomi Sakai di Jepang abad ke-16, dan  masyarakat Igbo di Volta-Nigeria. Banyak wilayah di Eropa abad pertengahan dipimpin oleh pendeta atau tuan tanah. Kouroukan Fouga membelah Kekaisaran Mali menjadi klan-klan (keluarga) berkuasa yang diwakili di majelis umum bernama Gbara. Sayangnya, piagam tersebut membuat Mali lebih mirip monarki konstitusional alih-alih republik demokratis. Negara yang sistemnya lebih mendekati demokrasi modern adalah republik-republik Cossack di Ukraina pada abad ke-16–17: Cossack Hetmanate dan Zaporizhian Sich. Jabatan tertinggi di sana, Hetman, dipilih oleh perwakilan distrik-distrik negara tersebut. Gambar 1. Magna Carta, 1215 Inggris
  • 8. 8 Parlemen Inggris sudah membatasi kekuasaan raja melalui Magna Carta, yang secara rinci melindungi hak-hak khusus subjek-subjek Raja, baik yang sudah bebas atau masih terkekang, dan mendukung apa yang kelak menjadi habeas corpus Inggris, yaitu perlindungan kebebasan individu dari penahanan tak berdasar dengan hak membela diri. Parlemen pertama yang dipilih rakyat adalah Parlemen de Montfort di Inggris pada tahun 1265. Sayangnya, hanya sekelompok kecil rakyat yang memiliki hak suara; Parlemen dipilih oleh sekian persen penduduk Inggris (kurang dari 3% pada tahun 1780) dan kekuasaan menyusun parlemen berada di tangan monarki (biasanya saat ia membutuhkan dana). Kekuasaan Parlemen bertambah secara bertahap pada abad-abad berikutnya. Setelah Revolusi Agung 1688, Undang-Undang Hak Asasi Inggris tahun 1689 yang mengatur hak-hak tertentu dan menambah pengaruh Parlemen diberlakukan. Penyebarannya perlahan ditingkatkan dan kekuasaan parlemen terus bertambah sampai monarki hanya bersifat pelengkap. Seiring meningkatnya penyebaran pengaruh, sistem pemerintahan di seluruh Inggris diseragamkan dengan penghapusan borough usang (borough yang jumlah pemilihnya sangat sedikit) melalui Undang-Undang Reformasi 1832. Di Amerika Utara, pemerintahan perwakilan terbentuk di Jamestown, Virginia, dengan dipilihnya Majelis Burgesses (pendahulu Majelis Umum Virginia) pada tahun 1619. Kaum Puritan Inggris yang bermigrasi sejak 1620 mendirikan koloni-koloni di New England yang pemerintahan daerahnya bersifat demokratis dan mendorong perkembangan demokrasi di Amerika Serikat. Walaupun majelis-majelis daerah memiliki sedikit kekuasaan turunan, otoritas mutlaknya dipegang oleh Raja dan Parlemen Inggris. Pada era modern, abad ke-18 dan 19, bangsa pertama dalam sejarah modern yang mengadopsi konstitusi demokrasi adalah Republik Korsika pada tahun 1755. Konstitusi Korsika didasarkan pada prinsip-prinsip Pencerahan dan sudah mengizinkan hak suara wanita, hak yang baru diberikan di negara demokrasi lain pada abad ke-20.Pada tahun 1789, Perancis pasca-Revolusi mengadopsi Deklarasi
  • 9. 9 Hak Asasi Manusia dan Warga Negara dan Konvensi Nasional dipilih oleh semua warga negara pria pada tahun 1792. Gambar 2. Penetapan Hak Suara Pria Universal di Perancis Penetapan hak suara pria universal di Perancis tahun 1848 adalah peristiwa penting dalam sejarah demokrasi. Hak suara pria universal ditetapkan di Perancis pada bulan Maret 1848 setelah Revolusi Perancis 1848. Tahun 1848, serangkaian revolusi pecah di Eropa setelah para pemimpin negara dihadapkan dengan tuntutan konstitusi liberal dan pemerintahan yang lebih demokratis dari rakyatnya. Walaupun tidak disebut demokrasi oleh para bapak pendiri Amerika Serikat, mereka memiliki keinginan yang sama untuk menguji prinsip kebebasan dan kesetaraan alami di negara ini. Konstitusi Amerika Serikat yang diadopsi tahun 1788 menetapkan pemerintahan terpilih dan menjamin hak-hak dan kebebasan sipil. Pada zaman kolonial sebelum 1776, dan beberapa saat setelahnya, hanya pemilik properti pria dewasa berkulit putih yang boleh memberi suara, budak Afrika, sebagian besar penduduk berkulit hitam bebas dan wanita tidak boleh memilih. Di garis depan Amerika Serikat, demokrasi menjadi gaya hidup dengan munculnya kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi, perbudakan adalah institusi sosial dan ekonomi, terutama di 11 negara bagian di Amerika Serikat Selatan. Sejumlah organisasi didirikan untuk mendukung perpindahan
  • 10. 10 warga kulit hitam dari Amerika Serikat ke tempat yang menjamin kebebasan dan kesetaraan yang lebih besar. Pada Sensus Amerika Serikat 1860, populasi budak di Amerika Serikat bertambah menjadi empat juta jiwa, dan pada Rekonstruksi pasca-Perang Saudara (akhir 1860-an), budak-budak yang baru bebas menjadi warga negara dengan hak suara (pria saja). Penyertaan penuh warga negara belum sempurna dilakukan sampai Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955–1968) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat melalui Undang-Undang Hak Suara 1965. Abad ke-20 dan 21 Jumlah negara pada 1800–2003 yang memiliki skor 8 atau lebih pada skala Polity IV, cara yang sering dipakai untuk mengukur demokrasi. Transisi abad ke-20 ke demokrasi liberal muncul dalam serangkaian "gelombang demokrasi" yang diakibatkan oleh perang, revolusi, dekolonisasi, religious and economic circumstances. Perang Dunia I dan pembubaran Kesultanan Utsmaniyah dan Austria-Hongaria berakhir dengan terbentuknya beberapa negara-bangsa baru di Eropa, kebanyakan diantaranya tidak terlalu demokratis.
  • 11. 11 Pada tahun 1920-an, demokrasi tumbuh subur tetapi terhambat depresi besar. Amerika Latin dan Asia langsung berubah ke sistem kekuasaan mutlak atau kediktatoran. Fasisme dan kediktatoran terbentuk di Jerman Nazi, Italia, Spanyol, dan Portugal, serta rezim-rezim non-demokratis di Baltik, Balkan, Brasil, Kuba, Cina, dan Jepang. Perang Dunia II mulai memutarbalikkan tren ini di Eropa Barat. Demokratisasi Jerman dudukan Amerika Serikat, Britania, dan Perancis (diragukan), Austria, Italia, dan Jepang dudukan menjadi model teori perubahan rezim selanjutnya. Akan tetapi, sebagian besar Eropa Timur, termasuk Jerman dudukan Soviet masuk dalam blok-Soviet yang non-demokratis. Perang Dunia diikuti oleh dekolonisasi dan banyak negara merdeka baru memiliki konstitusi demokratis. India tampil sebagai negara demokrasi terbesar di dunia sampai sekarang. Pada tahun 1960, banyak negara yang menggunakan sistem demokrasi, meski sebagian besar penduduk dunia tinggal di negara yang melaksanakan pemilihan umum terkontrol dan bentuk-bentuk pembohongan lainnya (terutama di negara komunis dan bekas koloninya). Gelombang demokratisasi yang muncul setelah itu membawa keuntungan demokrasi liberal sejati yang besar bagi banyak negara. Spanyol, Portugal (1974), dan sejumlah kediktatoran militer di Amerika Selatan kembali dikuasai rakyat sipil pada akhir 1970-an dan awal 1980-an (Argentina tahun 1983, Bolivia, Uruguay tahun 1984, Brasil tahun 1985, dan Chili awal 1990-an). Peristiwa ini diikuti oleh banyak bangsa di Asia Timur dan Selatan pada pertengahan sampai akhir 1980-an. Malaise ekonomi tahun 1980-an, disertai ketidakpuasan atas penindasan Soviet, menjadi faktor runtuhnya Uni Soviet yang menjadi tanda berakhirnya Perang Dingin dan demokratisasi dan liberalisasi bekas negara-negara blok Timur. Kebanyakan negara demokrasi baru yang sukses secara geografis dan budaya terletak dekat dengan Eropa Barat. Mereka sekarang menjadi anggota atau calon anggota Uni Eropa. Sejumlah peneliti menganggap Rusia saat ini bukanlah demokrasi sejati dan lebih mirip kediktatoran.
  • 12. 12 Gambar 3. Indeks Demokrasi The Economist Indeks Demokrasi yang disusun The Economist pada Desember 2011. Warna hijau mewakili negara-negara yang lebih demokratis. Warna merah gelap mewakili negara-negara otoriter. Tren liberal ini menyebar ke beberapa negara di Afrika pada tahun 1990-an, termasuk Afrika Selatan. Contoh terbaru liberalisasi adalah Revolusi Indonesia 1998, Revolusi Bulldozer di Yugoslavia, Revolusi Mawar di Georgia, Revolusi Oranye di Ukraina, Revolusi Cedar di Lebanon, Revolusi Tulip di Kyrgyzstan, dan Revolusi Yasmin di Tunisia. Menurut Freedom House, pada tahun 2007 terdapat 123 negara demokrasi elektoral (naik dari 40 pada tahun 1972). Menurut World Forum on Democracy, jumlah negara demokrasi elektoral mencapai 120 dari 192 negara di dunia dan mencakup 58,2 penduduk dunia. Pada saat yang sama, negara-negara demokrasi liberal (yang dianggap Freedom House sebagai negara yang bebas dan menghormati hukum dan HAM) berjumlah 85 dan mencakup 38 persen penduduk dunia. Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional. Demokrasi berasal atau lahir dari rahim ide kufur sekuralisme maka ini adalah demokrasi yang berdefinisikan sebagai sebuah pemerintahan yang
  • 13. 13 kedaulatan dan kekuasaannya berada di tangan rakyat, bukan definisi sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karena arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara. Artinya, sistem demokrasi yang dijadikan aturan oleh bebarapa negara di dunia ini memang demokrasi yang telah mengalami perubahan istilah atau makna. 2.3. Bentuk dan Macam Demokrasi 1. Bentuk Demokrasi Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama, formal democracy dan kedua, substantive democracy yaitu menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan (Winataputra, 2006). Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam suatu negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan sistem presidensial, atau sistem parlementer. Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemelihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan sepenuhnya berada di tangan presiden. Oleh karena itu, presiden adalah merupakan kepala eksekutif dan sekaligus menjadi kepala negara. Presiden adalah penguasa dan sekaligus sebagai simbol kepemimpinan negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan di Negara Amerika dan Negara Indonesia. Sistem Parlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif adalah berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala negara adalah berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada [ada seorang presiden misalnya di India.
  • 14. 14 2. Macam Demokrasi  Berdasarkan titik berat perhatiannya : 1. Demokrasi formal; yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disetai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara liberal. 2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan terkadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara komunis. 3. Demokrasi gabungan, bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara non- blok.  Berdasarkan Ideology : 1. Demokrasi konstitusional 2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.  Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat : 1. Demokrasi langsung 2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan Pemikir politik mendefinisikan demokrasi dengan cara yang berbeda. Mereka bisa dikategorikan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama menyatakan bahwa demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan umum. Kelompok kedua menganggap konsep demokrasi secara luas dan mencari jangkauan untuk memperpanjang bidang ekonomi dan juga sosial. Sedangkan kelompok yang terakhir memegang bahwa demokrasi adalah filsafat kehidupan, dimana menekankan martabat manusia dan memandang semua kehendak individu. Dibawah ini akan terdapat penjelasan demokrasi, dimana merujuk kepada kategori kelompok yang pertama.
  • 15. 15  Pemerintahan rakyat. Bisa dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana rakyat memiliki kekuatan penuh di dalam politik, baik secara langsung maupun melalui representative. Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Seely mendefinisikan bahwa demokrasi adalah pemerintahan bersama.  Pemerintahan khalayak ramai. Menurut pemikir jurusan demokrasi bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang besar atau khalayak ramai. Dicey mendefinisikan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, dimana badan yang memerintah didalamnya adalah pergeseran komparatif yang besar dari seluruh populasi. Bryce dalam tulisannya; kata demokrasi telah dipakai semenjak masanya Herodotus untuk menunjukkan bahwa bentuk pemerintahan yang didalamnya para penguasa memiliki kekuatan tetap dan secara legal, tetapi kekuasaan tersebut tidak dipegang oleh kelompok khusus atau oknum- oknum lainnya, namun dipegang oleh seluruh komunitas secara keseluruhan. 2.4. Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi  Pilar Demokrasi 1) Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. 2) Demokrasi dengan Kecerdasan 3) Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat 4) Demokrasi dengan Rule of Low 5) Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara 6) Demokrasi dengan HAM 7) Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka 8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah 9) Demokrasi dengan Kemakmuran 10) Demokrasi yang Berkeadilan Sosial Demokrasi merupakan sebuah dialog, sebuah diskusi, sebuah proses deliberatif dimana warga negara terlibat. Dalam konteks Indonesia yang bhineka,
  • 16. 16 demokrasi memberi semua warga negara hak yang sama dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidupnya. Untuk memastikan tegaknya demokrasi, maka perhatian yang serius harus diberikan kepada empat pilar yang menopangnya, yaitu (1) citizen participation(partisipasi warga negara), (2) rule of law (penegakan hukum), (3) political competition(kompetisi politik), dan (4) good governance (tata kelola pemerintahan yang baik).  Ciri-ciri Negara Demokrasi Ada 11 prinsip yg menjadi ciri negara demokrasi: 1. Kedaulatan rakyat 2. Pemerintahan berdasar persetujuan yg diperintah 3. Kekuasaan mayoritas 4. Hak-hak minoritas 5. Jaminan HAM 6. Pemilu yg bebas dan jujur 7. Persamaan di depan hukum 8. Proses hukum yang wajar 9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional 10. Pluralisme sosial, ekonomi, & politik 11. Adanya nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat.  Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut: 1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). 2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara). 3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang. 4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat penegakan hukum 5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
  • 17. 17 6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah. 7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. 8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat. 9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan sebagainya) 2.5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia Dari ketika awal Indonesia merdeka sampai sekarang, Indonesia telah menganut beberapa jenis sistem pemerintahan demokrasi, diantaranya: 1. Demokrasi Parlementer (periode 1945-1959) Demokrasi parlementer adalah sebuah sistem demokrasi yang pengawasannya dilakukan oleh parlemen serta partai-partai. Ciri utama negara yang menganut paham Demokrasi Parlementer adalah dengan adanya parlementer dalam sistem pemerintahannya. Indonesia pernah mencobanya, pada saat pertama merdeka sampai tahun 1957. Kekuasaan pemerintahan parlementer dipengaruhi oleh hubungan antara parlemen dan pemerintah yang berkuasa. Di negara federal hubungan parlemen dan pemerintah memiliki dua keistimewaan. Pertama, kepala pemerintah dipilih oleh parlemen, tetapi bisa dicopot dari jabatannya oleh mosi tidak percayayang dikeluarkan. Hal ini menyiratkan bahwa kekuasaan sebuah pemerintah sangat bergantung pada kepercayaan parkemen. Kedua, sebagian besar dari anggota pemerintahan yang ada merupakan anggota parlemen juga. Hal inilah yang merupakan ciri khas sistem pemerintahan ini. 2. Demokrasi Terpimpin (periode 1959-1965) Paham politik ini dicetus oleh Soekarno. Awalnya pada tahun 1957 saat pengunduran diri Ali Sastroamidjojo sebagai ketua parlemen, Karena sudah tidak ada lagi parlemen, maka demokrasi pemerintah kala itu hangus. Apalagi tak lama setelah pengunduran diri dari perdana menteri, pada 5 Juli 1957 Presiden Soekarno membubarkan parlemen dan mengeluarkan dekrit presiden.
  • 18. 18 Masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilakan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik semakin meluas. Pada Masa demokrasi terpimpin, Soekarno menjadi kekuatan politik yang hampir tidak tergoyahkan. Bahkan pada saat itu beliau mencalonkan untuk menjadi presiden seumur hidup. Namun konsep ini di tentang oleh Hatta yang menganggap sistem pemerintahan ini malah mengembalikan Indonesia ke negara feodal dan berpusat pada raja. 3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (periode 1966-1998) Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. 4. Demokrasi Pancasila era reformasi (periode 1999-sekarang) Masa ini berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan pertimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol. Sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi tatkala pemilu memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Demokrasi Liberal Demokrasi liberal adalah salah satu paham yang mendorong munculnya banyak parta politik. Karena dalam praktiknya, setiap masyarakat memiliki hak yang sama untuk berkecimpung dalam pemerintahan. Dalam sistem politik ini,
  • 19. 19 pemilu harus dilakukan secara bebas dan adil. Selain itu, pemilihan kepala pemerintah harus kompetitif. Demokrasi liberal mengharuskan rakyat memiliki kesadaran politik.yang tinggi. Karena banyaknya paham politik dan kebebasan untuk memilih, maka rakyat harus bisa mencerna dengan baik visi dan misi partai politik tersebut. Masyarakat yang berhak mengikuti pemilu adalah masyarakat yang sudah dewasa. Semua warga negara memiliki hak yang sama dalam memilih, tidak memandang laki-laki, perempuan ataupun ras. Sampai saat ini Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem politik demokrasi liberal. Demokrasi Indonesia Saat ini?? Menurut Juwono Sudarsono, Indonesia telah lama disebut sebagai “negara demokrasi terbesar ketiga”,setelah India dan Amerika Serikat. Sedikitnya hasil Bali Democracy Forum yang diselenggarakan 9-10 Desember 2010 lalu membuktikannya. Di samping itu, kita juga sudah terlalu sering mendengarkan betapa Indonesia dibangga-banggakan sebagai negara yang sangat maju dalam kiprahnya berdemokrasi di permukaan bumi ini, setelah bergulirnya era reformasi. Terlepas dari “prestasi” yang sangat membanggakan itu, realita yang kini dihadapi adalah justru berwujud gambar yang sangat memprihatinkan. Dalam salah satu tulisan Sayidiman Suryohadiprojo, bahkan dikatakan “Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan bangsa Indonesia sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya makin berantakan. Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas kian merusak dan membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum kunjung sejahtera; yang kaya justru makin kaya”. Lebih lanjut dikatakan pula: “Dalam hal ini, harus ada kesediaan Presiden Yudhoyono turut mewujudkan pergantian pemimpin yang lebih mampu mengatasi berbagai persoalan negara dan bangsa. Sikap demikian mungkin bukan sikap seorang politikus yang biasanya lebih memperhatikan kepentingan pribadinya. Akan tetapi, Presiden Yudhoyono adalah seorang perwira tinggi TNI yang teguh menjalankan Saptamarga, bukan politikus.” Di sisi lain, anak muda generasi penerus bangsa yang diwakili oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menilai pemerintahan Presiden Susilo
  • 20. 20 Bambang Yudhoyono- Wapres Boediono gagal total setelah enam tahun memimpin. Penilaian itu didasarkan atas kajian terhadap enam sektor, yaitu hukum, kesehatan, ekonomi, pangan, energi, dan pendidikan. Terlepas dari itu semua, sebuah kenyataan pahit yang tengah dihadapi bangsa ini adalah begitu banyaknya masalah yang muncul ke permukaan, tanpa tanda-tanda adanya upaya mencari solusi penyelesaian dengan tuntas dan baik. Permasalahan-permasalahan besar yang mencuat telah menjadi bahan gunjingan yang tiada henti di berbagai media, terutama di media televisi dalam bentuk talk show yang nyaris tanpa terputus sepanjang hari, yang terkadang sangat mirip opera sabun murahan. Cukup lelah jika kita membahas apa-apa tentang negeri kita, memang sistem pemerintahan kita (demokrasi liberal) berjalan dengan baik tapi keefektifannya dalam membangun bangsa ini yang patut dipertanyakan. Secara berkala negara kita mengadakan pemilu dan pilkada untuk memilih satu wakil yang akan menampung aspirasi kita. Tetapi tidak ada sama sekali peningkatan yang diberikan mereka kepada negara, cuma satu yang mereka tingkatkan, yaitu tingkat KORUPSI Indonesia yang makin tenar di dunia. Dan tepat sekali apa yang dikatakan oleh Sayidiman Suryohadiprojo, “Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan bangsa Indonesia sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya makin berantakan. Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas kian merusak dan membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum kunjung sejahtera; yang kaya justru makin kaya”. hal inilah yang makin memperpuruk Indonesia. 2.6. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam UUD 1945 Hasil Amandemen 2002 Di dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, kita akan selalu menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai komponen pendukung tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep montequieu, maka supra struktur politik meliputi lembaga legislatif, lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif.
  • 21. 21 Negara Indonesia di bawah sistem UUD 1945, lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah : a. MPR b. DPR c. Presiden d. MA e. BPK Adapun infra struktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen sebagai berikut : a. Partai Politik b. Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu) c. Golongan Penekan d. Alat komunikasi politik e. Tokoh-tokoh politik Dalam sistem demokrasi, mekanisme interaksi antara suprastruktur politik dapat dilihat di dalam proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan keputusan politik, maka kebijaksanaan atau keputusan politik itu merupakan masukan dari infrastruktur, kemudian dijabarkan sedemikian rupa oleh supra struktur politik. 2. Demokrasi Indonesia menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Hasil Amandemen 2002 a. Konsep Kekuasaan 1) Kekuasaan di Tangan Rakyat a. Pembukaan UUD Alinea IV “... Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 “Negara yag berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”. c. UUD 1945 Pasal 1 ayat 1
  • 22. 22 “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik” kemudian penjelasan terhadap pasal ini UUD 1945 menyebutkan “ Menetapkan bentuk kesatuan dan Republik mengandung isi pokok Pikiran kedaulatan rakyat”. d. UUD 1945 Pasal 1 ayat 2 “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD”. 2) Pembagian Kekuasaan a. Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945). b. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD pasal 5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945. c. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung pasal 24 ayat 1 UUD 1945. d. Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal 20 ayat 1. 3) Pembatasan Kekuasaan Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 adalah :  Pasal 1 ayat 2 . kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk mmbentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.  “MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta melakukan impeachment terhadap presiden jikalau melanggar konstitusi.  Pasal 20 A ayat 1” DPR memiliki fungsi pengawasan yang berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan oleh presiden selama 5 tahun.  Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR. b. Konsep Pengambilan Keputusan  Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.
  • 23. 23 c. Konsep Pengawasan  Pasal 1 ayat 2. “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD”. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Sebelum dilakukan amandemen MPR memiliki kekuasaan tertinggi sebagai wakil rakyat. Namun, menurut hasil amandemen kekuasaan MPR terbatas pada presiden dan wakil presiden serta memberhentikan presiden sesuai dengan masa jabatannya atau jikalau melnggar UUD.  Pasal 2 ayat 1 : MPR terdiri atas DPR dan DPD. Berdasarkan ketentuan tersebut maka hasil amandemen menyebutkan bahwa MPR hanya dipilih melalui pemilu. d. Konsep Partisipasi  Pasal 27 ayat 1 “Segala Warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya”.  Pasal 28 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.  Pasal 30 ayat 1 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”.
  • 24. 24 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan  Dalam negara demokrasi, pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih oleh rakyat, dan mengabdi untuk kepentingan rakyat.  Konsep demokrasi semula lahir di Yunani Kuno pada abad ke-4 Sebelum Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM.  Bentuk demokrasi ada 2 yaitu pertama system presidensial,dalam sistem ini kekuasaan sepenuhnya berada di tangan presiden. Dan kedua system parlementer sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.  Macam demokrasi antara lain: Pertama berdasar titik berat perhatiannya meliputi demokrasi formal, material dan gabungan. Kedua berdasar Ichtiology meliputi demokrasi konstitusional dan proletar. Ketiga berdasar proses penyaluran kehendak rakyat meliputi demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.  Ciri-ciri pemerintahan demokrasi antara lain (1)Adanya keterlibatan warga, (2) Adanya pengakuan, penghargaan terhadap hak asasi rakyat, (3)Adanya persamaan hak, (4) Adanya lembaga peradilan, kekuasaan dan kehakiman, (5)Adanya pers yang bebas menyampaikan informasi aspirasi rakyat, (6)Adanya kebebasan dan kemerdekaan, (7)Adanya pemilu oleh rakyat, (8) Adanya pemilu yang bebas, jujur serta adil, (9) Adanya pengakuan terhadap perbedaan agama.  Perkembangan sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia yang pernah dianut (1)Demokrasi Parlementer, (1945-1959), (2)Demokrasi Terpimpin (1959-1965), (2)Demokrasi Pancasila Orba (1966-1998), (3)Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang)
  • 25. 25  Pembagian Kekuasaan berdasar UUD’45 antara lain: (1)Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945). (2)Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD pasal 5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945. (3)Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung pasal 24 ayat 1 UUD 1945. (4)Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal 20 ayat 1. 3.2.Saran Saran untuk permasalahn diatas, system Demokrasi di Indonesia ini seharusnya diperbaiki lagi terutama pada penerapannya. Sehingga system demokrasi di Indonesia ini berjalan dengan semestinya, yang memang oleh rakyat dan untuk rakyat.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam. 1978. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Kaelan, H., Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perhuruan Tinggi. Paradigma : Yogyakarta Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Sosial. Rineka Cipta : Jakarta Poti, Jamhur. 2011. DEMOKRATISASI MEDIA MASSA DALAM PRINSIP KEBEBASAN. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1 Sumarsono, S., Agus Susarso, Hamdan Mansyur. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Thalhah, HM. 2009. Teori Demokrasi dalam Wacana Ketatanegaraan Perspektif Pemikiran Hans Kelsen. JURNAL HUKUM NO. 3 VOL. 16 JULI 2009: 413 – 422 Winataputra, Udin, S.2006. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Dikti: Jakarta