1. 1
I. JUDUL
MEREALISASIKAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)
YANG HYGIENIS DI KABUPATEN PEMALANG
II. DESKRIPSI
Berdasar data penyakit pada frofil Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemalang tahun 2013 sebanyak 25.254 kasus Diare, data jumlah
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) belum valid, sanitasi dan sarana TPM memenuhi syarat
kesehatan mencapai 53%, masih dijumpai makanan mengandung
borax, rhodamin B, methanyl yellow, sakarin, formalin dan coliform.
Kondisi yang diharapkan data jumlah TTU dan TPM valid, sanitasi
dan sarana TTU dan TPM memenuhi syarat kesehatan sehingga
pedagang berperilaku hygienis dan menjual makanan yang sehat.
Berdasar hasil analisis diagnosa Laevitts Model (1965) kebutuhan
perubahan organisasi pada rancangan proyek perubahan adalah
pada aspek Teknologi yaitu sarana sanitasi TPM masih kurang dan
belum memenuhi syarat kesehatan lingkungan, pedagang atau
penjamah belum mengenakan Alat Pelindung Diri, maka perlu inovasi
merealisasikan TPM yang hygienis. Tahapan guna menyelesaikan
masalah tersebut : Pembentukan Tim Efektif, persiapan sarana logistik,
penentuan target atau sasaran Proyek Perubahan, pelaksanaan kegiatan
dan monitoring dan evaluasi.
A. Latar Belakang
Berdasar Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor : 7
tahun 1996 tentang pangan, bahwa pangan merupakan kebutuhan
dasar manusia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
2. 2
Berdasar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
942/MENKES/SK/VII/ 2003. Tentang Pedomen Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan :
a. Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
b. Penjamah makanan jajanan adalah orang yang secara langsung
atau tidak langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian.
c. Penanganan makanan jajanan adalah kegiatan yang meliputi
pengadaan, penerimaan bahan makanan, pencucian, peracikan,
pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan, penyimpanan,
pengangkutan, penyajian makanan atau minuman.
Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan
pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi
persyaratan antara lain :
Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,
influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; menutup luka (pada luka
terbuka/ bisul atau luka lainnya); menjaga kebersihan tangan, rambut,
kuku, dan pakaian; memakai celemek, dan tutup kepala; mencuci
tangan setiap kali hendak menangani makanan dan menjamah
makanan harus memakai alat atau perlengkapan, atau dengan alas
tangan;
Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum memiliki
tupoksi menyusun rencana kegiatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
dan Tempat Pengeloaan Makanan (TPM), pembinaan sanitasi TTU
dan TPM, pengawasan TTU dan TPM, pendataan sarana TTU dan
TPM, pembinaan sarana TTU dan TPM serta evaluasi Kegiatan
program TTU dan TPM.
3. 3
Data penyakit pada frofil Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemalang tahun 2013 sebanyak 25.254 kasus adalah Diare,
merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan baik
bahan makanan, pengolahan maupun cara penyimpanan makanan,
sedangkan kasus yang dilaporkan dan ditangani Dinas Kesehatan
Kabupaten Pemalang ditampilkan sebagai berikut.
Gambar 1.1: Kasus Diare Dilaporkan dan Ditangani di Kabupaten
Pemalang Tahun 2010 sd 2013
0
10
20
30
40
50
IR Diare 35,16 20,21 45,7 46,7
2010 2011 2012 2013
Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2013
Isu strategis Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat
Umum Bidang Promosi dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pemalang belum optimalnya pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU)
dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), sehingga identifikasi
masalah dapat penulis sampaikan diantaranya : Data jumlah TTU
dan TPM belum valid, sanitasi dan sarana TPM memenuhi syarat
kesehatan tahun 2014 baru mencapai 53% sedangkan target 59%.
Pengambilan sampel makanan yang telah dilakukan seksi
Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum pada tahun 2015 di
sekitar Alun-alun Kabupaten Pemalang sebanyak 40 sampel dengan
3 (tiga) jenis sampel : cair, padat dan padat basah diperoleh hasil
pemeriksaan laboratorium mengandung borax, rhodamin B, methanyl
4. 4
yellow, sakarin, formalin dan coliform, bahan-bahan tersebut sangat
berbahaya jika terakumulasi masuk kedalam tubuh manusia
(Khomsan 2003).
Hasil pemeriksaan sampel makanan dan minuman ditampilkan
sebagai barikut.
Tabel 1.1 : Hasil Pemeriksaan Makanan dan Minuman Tempat
Pengelolaan Makanan di Kab. Pemalang Tahun 2015
NO
NO
SAMPEL
JENIS SAMPEL
HASIL PEMERIKSAAN
Formali
n
Borax Rhodamin
B
Sakarin Coliform
1. 01/BF Mie basah Pos
2. 02.1/BF Ketupat Pos
3. 06.2/BF Tahu Pos
4. 07/P Gula cair pos
5. 09/W Kolang kaling Pos
6. 10.1/BF Bakso Pos
7. 10.2/BF Lontong Pos
8. 10.3/BF Kerupuk Pos
9. 03/BBc Kuah bubur ayam Pos
10. 11/Bc Kuah Grombyang Pos
Data Bidang PKPL Dinkes Kabupaten Pemalang Tahun 2015
Kondisi yang diharapkan adalah optimalisasi pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan terhadap TTU dan TPM diantaranya :
Data jumlah TTU dan TPM yang valid, sanitasi TTU dan TPM
memenuhi syarat kesehatan dan sarana TTU dan TPM memenuhi
syarat kesehatan sehingga pedagang berperilaku hygienis dan
menjual makanan yang sehat dengan demikian kita dapat mencegas
masuknya suatu penyakit dan memutus mata rantai penularan
penyakit.
Berdasar hasil analisis diagnosa Laevitts Model (1965)
kebutuhan perubahan organisasi pada rancangan proyek perubahan
adalah pada aspek Teknologi yaitu sarana sanitasi Tempat
Pengelola Makanan (TPM) masih kurang dan belum memenuhi
5. 5
syarat kesehatan lingkungan, pedagang atau penjamah belum
mengenakan Alat Pelindung Diri TPM.
Apabila permasalahan hygiene sanitasi pangan tidak segera
mendapat perhatian yang serius maka dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan baik secara induvidu maupun kelompok atau
populasi antara lain :
1. Air yang terkontaminasi bahan beracun timbal atau pb akan
mengakibatkan gangguan saraf pusat dan ferifer, anemia,
gangguan fungsi ginjal dan susut berat.
2. Peralatan, sayur daun yang terkontaminasi kadmium akan
mengakibatkan anemia, hipertensi dan kerusakan testis.
3. Penyalahgunaan bahan berbahaya sebagai bahan tambahan
pangan seperti borax, formalin, rodamin B, methanol yellow bila
dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan kangker.
4. Banyak mengkonsumsi pemanis buatan (sarbitol, manitol, laktitol)
secara berlebih dapat mengakibatkan efek laksatif (pencahar).
Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya pencegahan dan
pengendalian pangan serta inovasi merealisasikan Tempat
Pengelolaan Makanan yang hygienis sehingga gangguan penyakit
atau masalah kesehatan akibat pangan tidak terjadi.
Lokasi area proyek perubahan di sekitar alun-alun Kabupaten
Pemalang merupakan tempat dengan mobilitas tinggi, tempat
singgah yang strategis guna menikmati kuliner dan tempat istirahat
bagi mereka yang melakukan perjalanan di wilayah pantura, maka
perlu adanya suatu pembinaan dan pengawasan yang
berkesinambungan baik dari Dinas Kesehatan melalui Seksi
Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum maupun
Stakeholders.
6. 6
Pemberian stimulan sarana sanitasi dan Alat Pelindung Diri
pada pedagang dan penjamah Tempat Pengelolaan Makanan perlu
dilaksanakan guna menunjang percepatan tercapainya Tempat
Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
Area Proyek Perubahan dimulai dengan kegiatan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang ditampilkan pada
gambar berikut.
Gambar 1.2 : Peta Area Proyek Perubahan Jangka Pendek,
Jangka Menengah dan Jangka Panjang di Kab.
Pemalang
Gambar 1.2, menjelaskan bahwa area Proyek Perubahan
jangka pendek dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pemalang,
kemudian jangka menengan dilaksanakan di tujuh Kecamatan
sedangkan jangka panjang dilaksanakan diseluruh Kecamatan
kabupaten Pemalang.
Terkait hasil benchmarking di Yogyakarta Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, inovasi yang dilakukan oleh Dinas Perijinan
Kota Yogyakarta adalah penerapan perijinan terpadu, juga
menginspirasi penulis dalam melakukan proyek perubahan untuk
membuat inovasi pemberian stimulan sarana sanitasi dan Alat
Pelindung Diri pada penjamah dan pedagang Tempat Pengelolaan
7. 7
Makanan, inspirasi tersebut membuat penulis melakukan kajian
dengan judul “Merealisasikan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
yang Hygienis di Kabupaten Pemalang”.
B. Tujuan
Perubahan yang akan kami lakukan menjadikan pedagang
makanan berprilaku hygiene yaitu memperhatikan kesehatan
secara individu dan kesehatan lingkungan pada Tempat
Pengelolaan Makanan sehingga akan terealisasi Tempat
Pengelolaan Makanan Yang hygienis di Kabupaten Pemalang,
hal ini dilakukan dengan tujuan yang dapat kita kelompokkan
sebagai berikut :
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Tersedianya data Tempat Pengelolaan Makanan yang
valid.
b. Tersedianya sarana sanitasi dan Alat Pelindung Diri
penjamah atau pedagang makanan
c. Terselenggara penyuluhan dan pembinaan terhadap
penjamah dan pedagang Tempat Pengelolaan Makanan.
d. Terlaksananya penataan lokasi sasaran realisasi Tempat
Pengelolaan Makanan yang hygienis.
e. Terlaksana pemberian stimulan sarana sanitasi dan
pemberian Alat Pelindung Diri kepada pedagang atau
penjamah makanan.
f. Terlaksana Monitoring dan Evaluasi dengan mengambil
sampel makanan dan minuman untuk diuji laboratorium.
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Melakukan persiapan pemberian stimulan sarana sanitasi
dan Alat Pelindung Diri pedagang atau penjamah tujuh
Kecamatan di Kabupaten Pemalang
8. 8
b. Memberikan stimulan sarana sanitasi dan pemberian Alat
Pelindung Diri kepada pedagang atau penjamah makanan
tujuh Kecamatan di Kabupaten Pemalang.
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Melakukan persiapan pemberian stimulan sarana sanitasi
dan Alat Pelindung Diri pedagang atau penjamah seluruh
Kecamatan di Kabupaten Pemalang
b. Melakukan pemberian stimulan sarana sanitasi dan Alat
Pelindung Diri pedagang atau penjamah seluruh
Kecamatan di Kabupaten Pemalang
C. Manfaat
Manfaat dari proyek perubahan agar terealisasi Tempat
Pengelolaan Makanan yang Hygienis sebagai berikut :
1. Bagi Unit Kerja
a. Percepatan tercapainya target kinerja Tempat Pengelolaan
Makanan yang memenuhi syarat kesehatan
b. Peningkatan koordinasi antar seksi dan bidang dalam
pembinaan maupun pengawasan Tempat Pengelolaan
Makanan.
2. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
a. Peningkatan kinerja organisasi yang diwujudkan dalam
bentuk capaian program prosentase Tempat-Tempat
Umum (TTU) memenuhi syarat kesehatan
b. Memutus mata rantai penularan penyakit dengan
peningkatan hygiene sanitasi dan penggunaan Alat
Pelindung Diri pada pedagang atau penjamah makanan.
9. 9
c. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam
pembinaan dan pengawasan Tempat-Tempat Umum
terutama Tempat Pengelolaan Makanan.
3. Bagi Stakeholder
a. Memberikan kemudahan dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap Tempat Pengelolaan Makanan
b. Efisiensi anggaran karena kegiatan dapat dilakukan
bersama-sama.
c. Tercipta hubungan kerja yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan.
4. Bagi Masyarakat atau Pedagang
a. Masyarakat atau konsumen mendapatkan jajanan atau
makanan berkualitas (sehat dan hygienis)
b. Meningkatkan pendapatan para pedagang
c. Menambah estetika kawasan jajanan atau pusat kuliner.
D. Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan merealisasikan Tempat Pengelolaan
Makanan yang hygiene, seksi Penyehatan Industri dan Tempat-
Tempat Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang sesuai
Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang,
salah satu tugas pokok yang dijadikan sebagai area perubahan
adalah melakukan pembinaan sanitasi dan sarana Tempat
Pengelolaan Makanan dijabarkan dalam bentuk :
1. Melakukan pendataan para pedagang makanan di area Proyek
Perubahan
2. Melakukan pengambilan sampel makanan dan air di Tempat
Pengelolaan Makanan
10. 10
3. Melakukan feedback hasil uji laboratorium sampel makanan
dan air
4. Melakukan pembinaan pentingnya hygiene, sanitasi dan
makanan yang sehat
5. Pemberian stimulan sarana sanitasi dan Alat Pelindung Diri
pedagang atau penjamah makanan.
6. Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan pada setiap saat
guna menjamin makanan atau jajanan tetap sehat
III. MENTOR
Nama
Jabatan
Pangkat Golongan
NIP
Nomor HP
Alamat Email
: Akhmad Sarifudin, S.KM
: Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan
Penyehatan Lingkungan
: Penata Tingkat I / III d
: 19660204 199103 1 005
: 085713436246
: akhmadsarifudin98@gmail.com
IV. PROJECT LAEDER
Nama
Jabatan
Pangkat Golongan
NIP
Nomor HP
Alamat Email
: Surip, S.KM.,M.Kes
: Kepala Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-
Tempat Umum
: Penata Muda Tingkat I / III b
: 19690413 199203 1 007
: 08157688546
: suripdkkpemalang@yahoo.com
11. 11
Guna menyelesailkan tahapan-tahapan kegiatan yang akan
dicapai Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum akan
dianalisis dengan menggunakan analisis diagnosa kebutuhan
perubahan organisasi pada rancangan proyek perubahan Leavitt’s
Model ditampilkan sebagai berikut.
Gambar 1.3 : Organisasi Diagnosis Leavitt’s model (1965)
https://managementmania.com/en/leavitts-diamond
Analisis diagnosa kebutuhan perubahan organisasi pada
rancangan proyek perubahan menggunakan Leavitt’s Model terdiri
dari beberapa aspek :
1. Structure / Struktur
12. 12
Sistem otoritas, sistem komunikasi, alur kerja;
• Kurangnya koordinasi antar Seksi di Bidang Promosi
Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
• Persepsi tupoksi yang multi tafsir antar seksi
2. Technology /Teknologi
Semua peralatan dan mesin atau sarana untuk melaksanakan
tugas merupakan kunci yang memungkinkan mendukung proyek
perubahan, alat juga dapat digunakan untuk menerapkan
perubahan yang diusulkan.
Kenyataan di Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat
Umum ditampilkan pada halaman berikut :
• Sarana sanitasi Tempat Pengelola Makanan (TPM) masih
kurang dan belum memenuhi syarat kesehatan lingkungan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
• Sanitasi dilingkungan pedagang yang kurang baik.
• pedagang atau penjamah belum mengenakan Alat Pelindung
Diri TPM
• peralatan yang tidak hygienis
3. Task /Tugas
Mengidentifikasi tugas-tugas penyediaan layanan merupakan
tugas utama unit kerja, termasuk tugas rutin dan kunci.
Kenyataan di Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat
Umum :
• Belum dapat menjangkau pelayanan secara optimal terhadap
TPM
• Pembinaan dan pengawasan belum konsisten
4. People / Actors / Sumber Daya Manusia
Mendefinisikan "orang atau Sumber Daya Manusia" Siapa saja
yang terkait dengan tugas pencapaian tujuan organisasi. Orang
sering pertimbangan utama dalam setiap inisiatif perubahan,
13. 13
karena keahlian, sikap dan perilaku staf sangat mempengaruhi
keberhasilan perubahan dalam organisasi apapun.
Kenyataan di Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat
Umum :
• Kurangnya SDM pada Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-
tempat Umum : dua pelaksana program, satu jadi Bendahara
• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang belum dilakukan baik
pedagang, penjamah maupun konsumen.
Kondisi yang diharapkan adalah optimalisasi pelaksanaan
pembinaan dan pengawasan terhadap TTU dan TPM.
V. PENTAHAPAN (MILESTONES)
NO TAHAPAN OUTPUT WAKTU
A. JANGKA PENDEK
1. Pembentukan Tim Efektif Terbentuknya Tim
Efektif
Minggu ke
II sd III
Juni 2015
2. Persiapan sarana logistik,
penentuan target atau sasaran
Proyek Perubahan.
Tersedianya sarana
sanitasi dan APD,
disepakati sasaran
Proyek Perubahan
Minggu IV
Juni 2015
3. Pelaksanaan Kegiatan Terlaksana kegiatan Minggu ke
V Juni sd I
juli 2015
4. Monitoring dan Evaluasi Diperolehnya
sampel makanan
dan air
Minggu ke
IV dan V
Juli 2015
NO TAHAPAN OUTPUT WAKTU
B. JANGKA MENENGAH
14. 14
1.
2.
3.
Sosialisasi Proyek Perubahan di
tujuh Kecamatan
Pemberian stimulan sarana
sanitasi dan Alat Pelindung Diri
tujuh Kecamatan
Monitoring dan Evaluasi
Tersosialisasi
Proyek Perubahan
di tujuh Kecamatan
Terlaksana kegiatan
pemberian stimulan
Terlaksana kegiatan
monitoring dan
evaluasi
Pebruari
2016
Juni 2016
I Juli 2016
NO TAHAPAN OUTPUT WAKTU
C. JANGKA PANJANG
1.
2.
3.
Sosialisasi Proyek Perubahan di
seluruh Kecamatan
Pemberian stimulan sarana
sanitasi dan Alat Pelindung Diri
seluruh Kecamatan
Monitoring dan Evaluasi
Tersosialisasi
Proyek Perubahan
di seluruh
Kecamatan
Terlaksana kegiatan
pemberian stimulan
Terlaksana kegiatan
monitoring dan
evaluasi
Pebruari
2017
Juni 2017
I Juli 2017
16. 16
VI. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN
Gambar 1.4 : Struktur Tim Proyek Perubhan
KETERANGAN :
Sponsor Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Perusahaan PT
Garam Murni dan Forum Pemalang Sehat berperan
sebagai pendukung dan Pengarah kegiatan Proyek
Perubahan
Project
Leader
Kepala Seksi Penyehatah Industri dan Tempat-Tempat
Umum (PITTU) berperan :
a. Memimpin setiap tahap kegiatan tim Proyek Perubahan
b. Memberikan masukan dan gagasan kepada seluruh
tim Proyek Perubahan
c. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan pada
saat kegiatan Proyek Perubahan
Coach Memonitor dan memberikan umpan balik terhadap laporan
PROJECT LEADER
Surip, S.KM, M.Kes
Tim Penyuluh dan
Pemberdayaan
Tim Sekretatiat Tim Monitoring
dan Evaluasi
Tim Pelaksana
Kegiatan
KEPALA DINAS KESEHATAN
PT GARAM MURNI
FORUM PEMALANG SEHAT
COACH
Ir. Zulkifli Sahardin, MBA
COUNSELLING
Sri Esti Rejeki, SH, SS, M.Si
17. 17
Counselling Project Laeader serta berkomunikasi dengan mentor
Pokja 1 Menyiapkan kebutuhan administrasi kelengkapan data,
dokumen dan akomodasi
Pokja 2 Memberikan penyuluhan tentang perilaku hygiene sanitasi
Tempat Pengelolaan Makanan
Pokja 3 Menyiapkan stimulant sarana sanitasi dan Alat Pelindung
Diri serta melakukan koordinasi dengan Pokja lain
Pokja 4 Melakukan monitoring TPM dan evaluasi kegiatan Proyek
Perubahan
VII. IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS
A
.
Stakeholders Internal
Kepala Dinas Kesehatan o Pendukung utama
o Memberikan garis kebijakan
o Membackup program
Kepala Bidang Promosi
Kesehatan dan
Penyehatan Lingkungan
o Sebagai mentor Proyek Perubahan
o Memberikan arahan dan masukan
teknis
o Menyetujui rencana Proyek
Perubahan
Kepala Seksi
1. Promosi Kesehatan
JPKM
2. Penyehatan Sanitasi
Dasar Pemukiman
dan Pengamatan
Penyakit
3. Farmasi makanan dan
Minuman
4. Gizi
o Membantu dalam penyuluhan dan
pemberdayaan
o Membantu memberikan dukungan
materi
o Membantu koordinasi dan kolaborasi
dengan stakeholders eksternal
o Membantu pelaksanaan pemberian
stimulan
o Memberi masukan Kepala Bidang
PKPL dalam Proyek Perubahan
B
.
Stakeholders Eksternal
18. 18
1. PT Garam Murni
2. Forum Pemalang
Sehat (FPS)
o Sponsor utama
o Merupakan CSR Proyek Perubahan
o Mendukung program
Laboratorium Kesehatan
Daerah (Labkesda)
o Memberikan bantuan teknis dalam
pengambilan dan pemeriksaan
sampel makanan dan air
1. Puskesmas
2. Disbudpar
3. Bappeda
4. Diskoperindag
5. Dishubkominfo
6. Satpol PP
7. Paguyuban Pedagang
o Pendukung Proyek Perubahan
1. Masyarakat
2. TP PKK
3. HAKLI
o Fungsi kontrol Utama
o Fungsi kontrol
o Fungsi kontrol
Berdasar hasil idenfikasi stakeholders baik internal maupun
eksternal dapat dilakukan analisis Net Map untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh terhadap hasil akhir Proyek Perubahan
sehingga dapat dikelompokkan kedalam jenis stakeholders utama,
primer dan sekunder.
Gambar 1.5 : Net Map Stakeholders Proyek Perubahan
NET MAP STAKEHOLDERS
20. 20
KETERANGAN :
PROJECT LAEDER
STAKEHOLDERS INTERNAL
STAKEHOLDERS EKSTERNAL
STAKEHOLDERS EKSTERNAL NON PEMERINTAH
STAKEHOLDERS UTAMA
STAKEHOLDERS PRIMER
STAKEHOLDERS SEKUNDER
GARIS PERINTAH
GARIS KOORDINASI
21. 21
C. Penilaian Stakeholders
Berdasar hasil analisis net map papa beberapa stakeholders
kemudian dilakukan pengkajian berdasar atas pengaruh dan
kepentingan diperoleh penilaian
Tabel 1.2 : Penilaian Stakeholders antara Influence dengan Interest
No Stakeholders influence Interest
1. Kepala Dinas Kesehatan 9 9
2. Kepala Bidang PKPL 8 8
3. Seksi Promosi Kesehatan dan JPKM 7 7
4. Seksi PSDP dan P2 7 7
22. 22
5. Seksi Farmasi makanan dan minuman 6 5
6. Seksi Gizi 6 4
7. TP PKK 6 4
7. PT Garam Murni 7 9
8. Forum Pemalang Sehat (FPS) 7 9
9. Laboratorium Kesehatan Daerah 5 6
10. Puskesmas 6 5
11. Dinas Kebudayaan Pariwisata 4 4
12. Bappeda 5 4
13. Diskoperindag 5 7
14. Satpol PP 5 3
15. Dishubkominfo 3 3
16. Paguyuban Pedagang 7 7
17. Masyarakat 3 6
19. HAKLI 3 3
Keterangan :
1. Skala Penilaian 1 sampai dengan 10
2. Influence
Nilai 1 sd 2 : sangat lemah
Nilai 3 sd 4 : lemah
Nilai 5 sd 6 : cukup kuat
Nilai 7 sd 8 : kuat
Nilai 9 sd 10 : sangat kuat
3. Interest
Nilai 1 sd 2 : sangat menolak
Nilai 3 sd 4 : menolak
Nilai 5 : cenderung menolak
Nilai 6 : cenderung mendukung
Nilai 7 sd 8 : mendukung
Nilai 9 sd 10 : sangat mendukung
23. 23
Hasil pada tabel penilaian stakeholders influence dengan interest
diperoleh pengaruh dan kepentingan jenis stakeholders sebagai
berikut :
1. Stakeholders Utama : Dinas Kesehatan, Bidang PKPL,
Seksi Promosi Kesehatan JPKM,
Seksi PSDP dan P2, PT Garam
Murni, FPS dan Paguyuban
Pedagang
2. Stakeholders Primer : Seksi Farmamin, Seksi Gizi,
Labkesda, Diskoperindag,
Bappeda, Puskesmas, TP PKK
dan Satpol PP
3. Stakeholders Sekunder : Dishubkominfo, Disbudpar dan
HAKLI
Hasil skor influence dan interest serta pengelompokkan dalam
jenis stakeholders utama, primer dan sekunder dapat kita masukkan
dalam kuadran Promoters, Latens, Defenders dan Apathetics.
Gambar 1.6 : Diagram Kuadran Promoters, Latens, Defenders
dan Apathetics
DIAGRAM KUADRAN
PROMOTERS (+,+)
Ka. Dinas Kesehatan
Bidang PKPL
Seksi Promkes JPKM
Seksi PSDP dan P2
PT Garam Murni
Forum Pemalang Sehat
Paguyuban Pedagang
PROMOTERS (+,+)
Ka. Dinas Kesehatan
Bidang PKPL
Seksi Promkes JPKM
Seksi PSDP dan P2
PT Garam Murni
Forum Pemalang Sehat
Paguyuban Pedagang
LATENTS (+,-)
Bappeda
Puskesmas
Satpol PP
TP PKK
LATENTS (+,-)
Bappeda
Puskesmas
Satpol PP
TP PKK
DEFENDERS (-,+)
Seksi Farmamin
Seksi Gizi
Labkesda
Diskoperindag
Masyarakat
DEFENDERS (-,+)
Seksi Farmamin
Seksi Gizi
Labkesda
Diskoperindag
Masyarakat
APATHETICS (-,-)
Dishubkominfo
Disbudpar
HAKLI
APATHETICS (-,-)
Dishubkominfo
Disbudpar
HAKLI
INFLUENCE
24. 24
Diagram kuadran memberi gambaran stakeholders masuk
kelompok Promotors, Latens, Defenders atau Apathetics, upaya-
I
NTERES
TT
I
NTERES
TT
25. 25
upaya yang kami lakukan dalam memobilisasi stakeholders
disampaikan sebagai berikut :
1. Stakeholders Promotors
a. Kepala Dinas Kesehatan
b. Bidang Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
c. Seksi Promosi Kesehatan JPKM, Seksi PSDP dan P2
d. Seksi Farmasi Makanan Minuman dan Seksi Gizi
e. PT Garam Murni
f. Forum Pemalang Sehat
g. Paguyuban Pedagang
Upaya-upaya mobilisasi Stakeholders Promotor :
• Mempertahankan kerja sama yang telah terjalin
• Memjaga komunikasi dan koordinasi
• Memberi pemahaman secara penuh agar menerima Proyek
Perubahan
26. 26
• Memberi kesempatan untuk mengajak stakeholders lain
bergabung serta mendorong mereka berpartisipasi
2. Stakeholders Latents
a. Bappeda
b. Puskesmas
c. TP PKK
d. Satpol PP
Upaya-upaya mobilisasi Stakeholders Latents :
• Meyakinkan akan pentingnya upaya bagi kepentingan mereka
sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar
• Perlu didekati dan diberi informasi, perlu dilakukan kontak
dengan mereka
• Menunjukkan bagaimana upaya proyek perubahan memiliki
efek positif terhadap isu yang menjadi perhatian.
3. Stakeholders Defenders
a. Seksi Farmasi Makanan dan Minuman
b. Seksi Gizi
c. Laboratorium Kesehatan Daerah
d. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
e. Masyarakat
Upaya-upaya mobilisasi Stakeholders Defenders :
• Memberikan informasi bahwa proyek perubahan tersebut
dapat bermanfaat bagi stakeholders yang bersangkutan
dimasa mendatang.
27. 27
• Melibatkan mereka dalam mengambil keputusan
• Memperlakukan mereka dengan respek
• Menjelaskan tugas atau pekerjaan yang perlu dilakukan
sesuatu yang menarik dan sesuai dengan kemampuan
mereka
4. Stakeholders Apathetics
a. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
b. Dinas Kebudayaan Pariwisata
c. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia
Upaya-upaya mobilisasi Stakeholders Defenders :
• Memberikan informasi kegiatan proyek perubahan berupa
tembusan
• Manfaatkan mereka untuk memberi aman
• Ajak mereka berdiskusi untuk mendukung program
D. Pembentukan Tim Efektif
Program rencana kegiatan Proyek Perubahan Merealisasikan
Tempat Pengelolaan Makanan yang hygienis perlu didukung dan
28. 28
dibentuk tim kerja yang efektif baik dalam pembentukan tim kerja
sektretariat, tim kerja penyuluh, tim kerja pelaksanaan dan tim kerja
monitoring dan evaluasi dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemalang dengan tugas dan wewenang seluruh anggota tim kerja
berhak member masukan dan pendapat baik secara formal maupun
informal, adapun tugas dan wewenang masing-masing tim kerja
sebagai berikut :
1. Tugas dan Wewenang
a. Project Leader
Merancang Proyek Perubahan dengan mempertimbangkan
masukan dari beberapa pihak, melakukan koordinasi vertikal
dan horizontal sesuai alur yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan, membantu menyelesaikan permasalahan bila
anggota tim menemui kendala, berkonsultasi dan meminta
masukan kepada atasan langsung atau kepada Kepala Dinas
Kesehatan untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi
kewenangannya serta melakukan koordinasi dengan
stakeholders eksternal.
b. Tim Sekretariat
Mengkoordinir pengumpulan dan melakukan rekap dokumen
Tempat Pengelolaan Makanan, bersama dengan pelaksana
Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum dan
Project Leader menyusun jadual kegiatan yang akan
dilaksanakan serta mengarsipkan bentuk kegiatan surat
menyurat baik internal maupun eksternal.
c. Anggota Tim
Memberikan pendapat, membantu pelaksanaan kegiatan
bersama Project Leader dalam menyiapkan logistik sarana
29. 29
hygiene dan sanitasi Tempat Pengeloaan Makanan,
melakukan pembinaan dan pemberdayaan serta monitoring
evaluasi kegiatan.
d. PT Garam Murni dan FPS
PT Garam Murni memberikan bantuan dana berupa sarana
hygiene Tempat Pengelolaan Makanan dan Alat Pelindung Diri
Penjamah atau Pedagang, sedangkan Forum Pemalang Sehat
(FPS) memberikan bantuan dana berupa sarana sanitasi
Tempat Pengelolaan Makanan.
2. Masa Berlaku Tim Kerja
Tim-tim yang akan dibuat mempunyai masa kerja sebagai
berikut :
a. Tim Kerja Sekretariat akan bekerja selama 2 (dua) bulan atau
selama 60 (enam puluh) hari kerja
b. Anggota Tim akan bekerja selama 2 (dua) tahun guna
menunjang Proyek Perubahan jangka menengah dan jangka
panjang
3. Etika dan Mekanisme Tim Kerja
Tim kerja perlu memahami etika dan mekanisme Proyek
Perubahan yang telah disepakati bersama yaitu :
30. 30
a. Dalam pelaksanaan Proyek Perubahan, tim kerja yang
tergolong pokja satu, pokja dua, pokja tiga dan pokja empat
berpedoman pada jadual yang telah disusun bersama.
b. Tim kerja saling komunikasi dan koordinasi sehingga terjalin
kerja sama yang baik
c. Komunikasi dapat dilakukan secara formal dalam bentuk rapat
maupun informal dengan melalui telpon, SMS, Email atau
Wach App Group.
d. Perlu adanya rapat kerja tim minimal satu minggu sekali atau
sesuai kebutuhan untuk membahas perkembangan tim kerja
Proyek Perubahan baik hambatan atau kendala maupun
inovasi yang ada di lapangan.
e. Jika ada permasalahan yang mendesak segera laporkan
sesuai alur pelaporan dan mekanisme kerja tim.
f. Kebutuhan yang berkaitan dengan anggaran dikomunikasikan
kepada Project Leader, selanjutnya akan diproses ke sponsor
sesuai alur.
4. Alat Monitoring dan Evaluasi
Alat untuk monitoring dan evaluasi dibagi menjadi tiga kelompok :
a. Individu
1) Berupa check list dokumen yang berisi : nama pedagang,
Jenis jajanan dan bahan pangan yang digunakan.
2) Berupa alat rekam elektronik : kamera dan video
b. Tim Kerja
1) Surat undangan, daftar hadir pertemuan dan notulen rapat
tim kerja.
2) Jadual kegiatan atau time scadul
3) Surat Keputusan pembagian tugas dan tanggung jawab
masing-masing tim kerja.
c. Proses Kegiatan
31. 31
1) Buku pedoman pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan
dan pemberdayaan penjamah atau pedagang makanan.
2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
VIII. ANGGARAN
Pelaksanaan rencana Proyek Perubahan dibutuhkan pembiayaan
dari sponsor sebesar Rp. 18.600.000,- (delapan belas juta enam
ratus ribu rupiah) dengan perincian sebagai berikut :
No Kegiatan Jumlah
1. Pengadaan Alat Pelindung Diri Penjamah
atau Pedagang Makanan
Rp. 3.300.000,-
2. Pengadaan Sarana Sanitasi TPM Rp. 8.700.000,-
3. Pengadaan Media Promosi Rp. 600.000,-
4. Perbaikan Sarana Sanitasi Rp. 1.000.000,-
5. Biaya rapat-rapat tim kerja Rp. 5.000.000,-
Total Biaya Rp.18.600.000,-
IX. IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA / MASALAH
Keberhasilan rencana Proyek Perubahan dipengaruhi oleh
keberhasilan tim kerja sedangkan tim kerja sangat tergantung dari
sumber daya manusia yang berperan di dalam tim, dengan semangat
dan integritas serta kemampuan Project Leader berkoordinasi dan
32. 32
berkolaborasi dengan stakeholder, sedangkan kendala atau masalah
yang dapat muncul dalam pelaksanaan antara lain :
A. Potensi Kendala atau Masalah
1. Keterbatasa waktu dari tim kerja dan kesibukan harus
melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing,
sehingga tim kerja saat rapat mungkin tidak dapat hadir secara
lengkap.
2. Perbedaan persepsi antar anggota dalam satu tim dan antar
tim lainnya.
3. Keterbatasan sumber daya manusia yang ada di seksi
Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum.
4. Kesibukan mentor sehingga permasalahan Project Leader
tidak segera dapat diselesaikan
5. Perbedaan waktu kerja antara objek Proyek Perubahan
dengan Project Leader maupun stakeholder pemerintah,
sehingga pembinaan yang dilakukan kurang optimal.
6. Perubahan perilaku yang tidak mudah untuk memotivasi diri
pada penjamah atau pedagang agar dapat melakukan hygiene
(kesehatan perorangan) maupun kesehatan lingkungan.
B. Strategi Mengatasi Kendala
1. Pembuatan jadual rapat yang terencanaan dan sering
berkomunikasi antar tim kerja sehingga agenda rapat dapat
dihadiri bersama
33. 33
2. Menyamakan persepsi baik dalam satu tim maupun antar tim
bahwa Proyek Perubahan merupakan kegiatan guna
peningkatan kinerja yang lebih baik dan manfaat yang lebih
besar.
3. Seksi Penyehatan Industri dan Tempat-Tempat Umum dalam
melaksanakan kegiatan berkolaborasi dengan seksi Promkes
dan PSDP
4. Pemanfaatan media elektronika dan teknologi informatika
guna memudahkan komunikasi antara Project Leader dengan
Mentor.
5. Membuat kesepakatan antara objek Proyek Perubahan
dengan Project Leader maupun stakeholder pemerintah dalam
menentukan alokasi waktu untuk pembinaan.
6. Penjamah atau pedagang diberi motivasi bahwa hygiene dan
kesehatan lingkungan merupakan kebutuhan mereka dalam
meningkatkan minat konsumen dalam membeli produk
mereka.