Perumpamaan menggambarkan kehadiran anak-anak Allah dan anak-anak Iblis bersama di dunia sampai hari penghakiman, dimana anak-anak Allah akan dipisahkan dari anak-anak Iblis dan yang terakhir akan dibuang ke api neraka.
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Perumpamaan Lalang dan gandum
1.
2. Perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Matius 13:24-30)
13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum
itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik,
yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi
maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang
itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada
para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian
kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
3. Penjelasan perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Matius 13:36-43)
13:36 Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepadaNya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
13:37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu
malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api ; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
4. Perumpamaan adalah cerita biasa yang mengandung
kebenaran-kebenaran yang tidak biasa dan bermakna. Jika
perumpamaan dimengerti secara harfiah, maknanya akan
hilang. (William F. Fore/ Para Pembuat Mitos)
Perumpamaan adalah cerita duniawi dengan makna sorgawi.
Sesuatu yang ada di dunia diperbandingkan dengan sesuatu
yang ada di sorga supaya kebenaran sorgawi bisa dipahami
dengan lebih baik dalam terang ilustrasi dari bahan yang diambil
dari dunia. (William Barclay/ PASH Injil Markus)
5. Memperlihatkan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa
Mudah mengerti dan memahami sesuatu yang disampaikan.
Secara teologis berfungsi sebagai sarana dalam
membukakan kebenaran yang tersembunyi.
Alat transisi yang efektif bagi proses
pencerahan/penerangan kebenaran. Dari tidak tahu menjadi
tahu.
Tapi di tangan Yesus, perumpamaan bisa menjadi sesuatu
yang berbeda sama sekali.
6. Alat Bantu
Sarana Menyembunyikan Rahasia Ilahi (Matius 13:10 -13).
• Seperti dua sisi mata uang, memiliki dua dampak dan target
berbeda.
• Perumpamaan disampaikan kepada semua orang (orang
banyak)
Diperkenan (mendapat karunia) = Rahasia/kebenaran dibukakan.
(Mat Ayat 13:11)
• Tidak dikaruniai perumpamaan menjadi tirai penutup rahasia
Penutup bagi pengetahuan tentang Kerajaan Surga. Bahkan
membuat orang itu mengalami proses pembutaan rohani lebih
7. Sarana Menyembunyikan Rahasia Ilahi (Matius 13:10 -13).
• Karunia menuntut adanya respons aktif
Para murid langsung menunjukkan langkah iman dengan
menyatakan ketidakmengertian mereka kepada Yesus dengan
bertanya.
Orang banyak tetap bergeming.
Dari tindakan iman para murid, Yesus memberikan penjelasan dan
menerangi hati mereka.
Sementara Orang banyak, mereka tetap bertahan dalam kegelapan
pikiran dan hati mereka. Sebab mereka tidak percaya, maka arti
dan makna Kerajaan Allah tertutup bagi mereka.
8. Instrumen Karunia Ilahi
Pengetahuan tentang kebenaran ilahi (Kerajaan Sorga) mensyaratkan
adanya intervensi ilahi, prakarsa atau inisiator.
Allah yang berkuasa (berotoritas) mengatur kepada siapa Dia hendak
memberi karunia.
Tidak ada karunia=buta rahasia ilahi.
Instrumen Respons Aktif Manusia
Mengerti kebenaran kerajaan sorga mensyaratkan adanya tanggapan/respons
aktif dari manusia.
Tindakan iman di sana.(proses bertanya dan mencari) yang dilakukan para
murid. Mereka mendapat penjelasan dan tuntunan.
Ketika orang dapat mengerti “rahasia Ilahi” atau dibukakan pemahaman tentang
karunia Allah yang besar, maka jangan hendaknya dia jumawa. Sebab segala
sesuatunya sesungguhnya dikerjakan oleh Allah. Allah yang berprakarsa,
Allah berkarya dan Allah yang memantik kerinduan orang untuk berespons.
9. Konteks Dekat
1. Murid-murid memetik gandum pada hari sabat
1. Anak Manusia Tuan atas hari sabat (pernyataan 12:8)
Argument:Daud memakan makanan kemah sembahyang
2. Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat
2. Perbandingan menolong domba atau manusia (argument)
3. Yesus hamba Tuhan
3. Nubuat nabi Yesaya digenapi. (Banyak orang mengikuti;
Yesus menyembuhkan mereka semua (12:15b)
4. Yesus dan Beelzebul
4. Membantah mengusir setan dengan kuasa Beelzebul,
tetapi dengan kuasa Ilahi, Kuasa Roh Allah (12:28)
5. Tanda Yunus
5. Yahudi Minta Tanda ; Tidak ada tanda lain kecuali tanda
Yunus, mengarah pada proses kematian, kebangkitan dan
kenaikan Yesus.
Runutan kisah di pasal 12 menunjukkan luarbiasanya kebebalan orang Farisi yang tidak percaya, meskipun
sudah ditunjukkan beragam tanda oleh Tuhan Yesus.
Karena kebebalannya, Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan untuk menutupi kebenaran ilahi yang Dia
bawa.
10. Perumpamaan Lalang dan Gandum
Hal Kerajaan Sorga Seumpama:
•
•
•
•
•
Orang yang menaburkan benih yang baik di ladang
Musuh menaburkan lalang di tempat yang sama
Gandum tumbuh, mulai berbulir (berbuah), lalang juga nampak.
Hamba-hamba tuan berinisiatif untuk mencabut lalang itu
Dan tuannya menolak, sebab mungkin gandum ikut tercabut
pada waktu mencabut lalang
• Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.
Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:
Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas
untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam
lumbungku.
11. Perumpamaan Lalang dan Gandum
• Penjelasan Perumpamaan
• Orang yang menaburkan benih baik
• Ladang
• Benih yang baik
• Lalang
• Musuh yang menaburkan benih lalang
• Waktu menuai
• Para penuai
= Anak Manusia
= Dunia.
= Anak-anak Kerajaan
= Anak-anak si jahat.
= Iblis.
= Akhir zaman
= Malaikat.
12. Perumpamaan Lalang dan Gandum
Penjelasan Perumpamaan
Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar
dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikatmalaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan
segala sesuatu yang menyesatkan dan semua
orang yang melakukan kejahatan dari dalam
Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke
dalam dapur api; di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah
orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa
bertelinga, hendaklah ia mendengar!
13. Perumpamaan Lalang dan Gandum
Bacaan Jelas dan gamblang
Jelas Antara perumpamaan dan arti
Apa hubungan/ keterkaitan dengan konteks
sekarang
Bagaimana memaknai perumpamaan / apa
aplikasinya.
14. “Lalang-Gandum” dan Gereja
Tafsir Agustinus
Menurut Augustinus, perumpamaan ini dapat diterapkan langsung ke
dalam konteks gereja.
Sama seperti ladang dalam perumpamaan itu, gereja, menurut
Agustinus juga berisi gandum dan lalang, yakni orang benar dan
orang jahat, yang berada bersama sampai hari penghakiman.
Realitas dan Fakta
Orang baik (‘gandum”) dan jahat (“lalang”) adalah realitas yang tidak
terbantahkan. Keduanya selalu ada, dan akan selalu ada, baik di
dalam maupun di luar gereja.
Persoalannya adalah, bagaimana kita melihat realitas ini / bagaimana
menyikapinya?
15. Lalang dan Gandum
Lalang (lolium temulentum)
merupakan tanaman sejenis rumput
yang terdapat di Palestina dan Siria di
tengah-tengah tuaian jelai dan
gandum.
Lalang merupakan “hama”
pengganggu tanaman gandum.
Bentuknya sangat mirip dengan
gandum. Sangat sulit dibedakan.
16. Lalang dan Gandum
Gandum (Triticum)
Sekelompok tanaman serealia
dari suku padi-padian yang kaya
akan karbohidrat. Gandum
biasanya digunakan untuk
memproduksi tepung terigu,
pakan ternak, ataupun
difermentasi untuk
menghasilkan alkohol.
17. Cirikhas “Lalang”
“Menyesatkan”
• Bentuknya yang sangat mirip dengan
Gandum membuat orang terkecoh.
• Di tahap awal pertumbuhannya (0-30) hari
sangat sulit menentukan mana yang
gandum dan mana lalang.
• Barclay menyitir sebuah gagasan/ide
populer dengan menyebut lalang sebagai
Gandum yang berjalan sesat.
• Pembedanya adalah Kematangan dari buah.
18. Cirikhas “Lalang”
Mirip dengan lalang yang mengecoh dan “menyesatkan” lantaran bentuknya
yang identik, seringkali orang juga terkecoh dengan “lalang”/”gandum” di gereja
karena memandang sesuatu hanya dari tampak muka (fenomena).
• Kebaikan orang; Etika; Kecantikan/atau ketampanan. (bisa dimanipulasi)
Tidak selamanya apa yang tampil di muka itu merepresentasikan apa yang ada
di dalam dirinya.
• Ada banyak alasan orang berbuat baik, mulai dari yang tanpa pamrih sampai
dengan yang memiliki maksud terselubung.
• Yang membedakan dari lalang dan gandum
adalah kematangan & kemurnian bulir
buahnya. Karena itu butuh waktu/proses
yang lama untuk sampai pada tingkat
Kematangan maksimal.
19. Cirikhas “Lalang”
Perusak & Penghambat Pertumbuhan
• Akar Lalang kuat mencengkeram
tanaman gandum, membuat keduanya
sulit dipisahkan. Lalang dicabut, gandum
akan ikut tercabut.
• Lalang mengambil paksa nutrisi makanan
yang seharusnya di serap gandum.
Membuat pertumbuhan gandum tidak
maksimal, cenderung rusak. Buah yang
dihasilkan pun menjadi lebih sedikit dari
seharusnya.
20. Cirikhas “Lalang”
“Lalang” dalam gereja punya kecenderungan sama.
• Mencengkeramkan kuat-kuat akarnya dengan beragam cara.
Tidak segan menggunakan pengaruh/kuasa, harta, hasutan
dan segala macam cara.
Tujuan:
• Agar “gandum” tidak bertumbuh dengan maksimal.
• Menghambat gandum menghasilkan buah.
Mereka mengambil “nutrisi-nutrisi” rohani/spiritual dan
diganti/ditawarkan nutrisi/kenikmatan duniawi (Mujizat,
harta, jabatan dlsb). Sehingga buah yang yang berasal dari
pertumbuhan iman kepada Kristus tidak nampak jelas.
• Sekalipun berbuah, namun buahnya tidak maksimal
21. Cirikhas “Lalang”
Simbol Kematian
• Lalang (lolium temulentum) dikenal luas sebagai tanaman beracun.
Jika dimakan atau termakan akan berdampak pusing, sedikit ada efek narkotika,
bahkan jika banyak dikonsumsi akan mendatangkan kematian.
Tidak berlebihan jika “Lalang” dijadikan sebagai symbol/lambang kematian.
Karena efeknya/dampaknya yang buruk-mati.
• Berbeda dengan gandum yang jika dikonsumsi akan memberikan tambahan
nutrisi penting bagi tubuh, secara khusus, sekaligus merupakan
instrument/elemen penting
keberlangsungan hidup manusia.
• Lalang berujung pada perapian (mati)
• Gandum akan dikhususkan dimasukkan
ke dalam lumbung.(13:30)
22. Cirikhas “Lalang”
“Lalang gereja” Mematikan
Tidak hanya jeratan/cengkeramannya yang
berbahaya, tapi pengaruhnya yang pelan-pelan
namun pasti membawa maut.
• Kurang disadari orang, padahal dampaknya
fatal: kematian kekal.
• Lalang berujung kematian kekal, dibuang
kedapur api, tempat dimana ada ratapan dan
kertakan gigi (13:42).
• Gandum (Orang-orang benar) akan semakin
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan
Bapa mereka (13:43).
23. Menilai & Menghakimi “Lalang”
Menilai sesuatu yang wajar. “system” otomatis dalam diri.
Menilai diri dengan ukurannya sendiri, merasa diri lebih
unggul secara sosial maupun spiritual.
Muaranya, mendiskreditkan/(berusaha untuk)
menjelekkan atau memperlemah orang yang diidentifikasi
sebagai “lalang”.
Penilaian pribadi (apalagi dengan ukuran sendiri) sering
sangat subyektif, bergantung pada kesukaan, atau azas
manfaat.
25. Menghakimi “Lalang” dalam Gereja
Bentuk penghakiman: sesat, jahat, pengikut Iblis dll
Langsung memberi sangsi hukuman:
• Sangsi sosial (mengucilkan, atau memberikan hukuman)
kepada mereka sesuai syariat kristen misalnya.
Pertanyaannya: Apakah orang yang mengklaim diri
“gandum” benar adalah “gandum”, dan bukan sebaliknya?
Apakah Alkitab memang memperbolehkan orang Kristen
menghakimi?
26. Akhir Hidup “Lalang”
Tidak Buru-buru Menghakimi
• Menginternalisasi (membatinkan) ke dalam diri. Benarkah aku gandum, atau
sesungguhnya aku lalang.
• Tuan menyuruh hambanya untuk tidak gegabah dengan bertindak sebagai
hakim, apalagi sampai menjatuhkan sangsi (mencabut), dampaknya terlalu
besar: Gandum yang benar akan tercerabut.
• Tuan pemilik ladang menyarankan agar menunggu, hingga musim panen tiba.
Penghakiman bukan kini/sekarang, tapi nanti, ada masanya.
Menghakimi bukan tugas kita, tapi domain/wilayah/tupoksi Allah sendiri
Tidak ada ruang untuk saling menghakimi. Tapi terbuka lebar ruang untuk
berlomba untuk tidak mejadi lalang dengan segala karakteristiknya, tetapi
menjadi gandum dengan segala kemanfaatan dan buahnya yang maksimal.