PNSWirausaha en National Standardization Agency of Indonesia
7 de Dec de 2016•0 recomendaciones•1,178 vistas
1 de 11
Bab 5 - Manfaat Ekonomi Standar
7 de Dec de 2016•0 recomendaciones•1,178 vistas
Descargar para leer sin conexión
Denunciar
Educación
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan contoh-contoh hasil studi atau riset tentang manfaat ekonomi standar/standardisasi yang sudah dilakukan oleh berbagai negara dan Indonesia.
2. No Judul Studi Dilakukan oleh Tahun
1 The Economic Impact of
Standardization.
Technological Change,
Standards Growth In France
AFNOR French
Association for
Standarization
2009
2 Economic Value of
Standardization
Standards Council of
Canada
2007
3 World Trade Report 2005:
Standards, 'Offshoring' and
Air Transport
World Trade
Organization (WTO)
2005
4 The Economics of Standards;
Theory, Evidence, Policy
Blind, Knut 2004
5 Standards and Sustainable
Trade: A Sectoral Analysis for
The Proposed Sustainable
Trade snd Innovation Centre
(STIC)
IIED London. Vorley Bill,
Roe Dilys, Bass Steve
2002
Contoh Studi Manfaat Ekonomi Standar
3. STUDI MAKRO OLEH STANDARDS COUNCIL of NEW ZEALAND
STANDARD
MODALPRODUKTIVITAS
4. STUDI MAKRO OLEH AFNOR PERANCIS
•KontribusiSTANDAR
4
Pertumbuhan ekonomi
negara Perancis sebesar
0.18% / Tahun atau 25%
dari pertumbuhan PDB
• Peningkatan nilai perusahaan
• Memacu inovasi
• Menjembatani transparansi
dan etika
• Membantu akses pasar
internasional
• Menjamin kualitas produk dan
layanan
5 hal penting dari
hasil studi penelitian
terkait dengan
standardisasi
6. HUBUNGAN ANTARA TOTAL FACTORY PRODUCTIVITY
DAN GABUNGAN PENGETAHUAN
(stock R&D dan standar)
Sumber: estimasi CIE, 2006
7. DAMPAK EKONOMI PENERAPAN SNI
7
Faktor :
> Penilaian Kesesuaian
> Penolakan Barang Impor Non SNI
SAVING
•Cost Reduction
•Cost Avoidance
Nilai Ekonomis
Produk AMDK : Rp 3,4 trilyun ; Minyak Goreng : Rp 18,6 trilyun;
Garam Beryodium Rp 547 miliar; Pupuk SP 36 Rp 87,3 miliar
dan Pupuk KCI Rp 1,4 trilyun
8. “Manfaat standar terhadap PDB dengan
pedekatan nilai tambah (NT)”
8
PENGARUH
SNI
NILAI TAMBAH (NT)
+
PRODUK DOMESTIK
BRUTO (PDB)
10. STUDI PELKMANS (2002)
Pasar barang internal (dalam
kawasan UE) dapat ditetapkan jauh
lebih mudah dan lebih cepat
Saling pengakuan memiliki
kecenderungan membatalkan
kepentingan sepihak atau alasan
birokrasi.
Saling pengakuan mendorong
negara anggota untuk memikirkan
ulang solusi regulasi nasional
mereka dan fokus pada 'apa yang
penting' dan apa yang dapat dipakai
menjadi standar untuk dipakai
bersama
Saling pengakuan memberikan
landasan prasyarat untuk adanya
regulasi, bahwa MR (Marginal
Revenue) perlu untuk
dipertimbangkan
EMPAT KEUNTUNGAN
EKONOMI STRATEGIS
SALING PENGAKUAN DI
PASAR BARANG
10
Notas del editor
Pada table ini menjelaskan beberapa studi yang dilakukan oleh beberapa negara mengenai manfaat ekonomi dari penggunaan standar yang dilakukan oleh anggota ISO, organisasi lain dan juga perseorangan.
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh New Zealand, Estimasi ekonometrik membentuk hubungan yang positif dan signifikan secara statistik antara standar dan produktivitas tenaga kerja dan modal.
Sehingga berdasarkan data kualitatif dalam mendukung manfaat dari standar termasuk mengurangi biaya transaksi, mencegah kegagalan pasar, mitigasi risiko, dan menciptakan skala ekonomi yang meningkatkan produktivitas. Penelitian BERL juga menyoroti bahwa keuntungan ekonomi makro adalah fungsi dari kedua produksi yang lebih efisien (produktivitas tenaga kerja) dan pengambilan keputusan yang lebih baik (produktivitas modal). Sehingga hubungan ini menunjukkan bahwa standar adalah pengungkit ekonomi yang kuat, dari waktu ke waktu yang dapat menyebabkan kenaikan GDP ekonomi / tahun.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 69,3% responden menyatakan bahwa standardisasi memberikan kontribusi dalam menghasilkan keuntungan dan memilki dampak positif pada nilai perusahaan. Hal ini juga berlaku bagi para pelaku UKM. Sehingga sebanyak 61,6% responden menyatakan bahwa investasi dalam standardisasi adalah strategi yang efisien untuk mempromosikan kepentingan mereka, baik di tingkat Eropa maupun internasional.
Terdapat lima pelajaran utama yang muncul dari hasil penelitian terkait standardisasi, yaitu :
Peningkatan nilai perusahaan; sebanyak 70% perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa standar memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai perusahaan, karena standardisasi dianggap sebagai asset ekonomi.
Memacu inovasi; Standardisasi tidak hanya mempromosikan penyebaran inovasi tanpa mengungkapkan teknologi rahasia perusahaan, tetapi juga memperbaharui ketertarikan pada produk. Sebanyak 63% responden menyatakan bahwa standar memungkinkan dilakukannya diferensiasi produk secara lebih baik.
Menjembatani transparansi dan etika; Standar memberikan kontribusi terhadap peningkatan kepatuhan terhadap peraturan kompetisi. standardisasi menetapkan aturan permainan sehingga memungkinkan untuk menghilangkan pemain yang gagal mematuhi aturan. Hal ini mendukung persaingan pasar yang sehat. Standar memberikan acuan baku mutu tunggal yang disepakati bersama, dan yang memenuhinya (dibuktikan melalui penilaian kesesuaian) dapat memberikan penandaan pemenuhan suatu standar.
Membantu akses pasar internasional ; Sebanyak 46% dari perusahaan menemukan bahwa standar memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas ekspor mereka. standardisasi merupakan sebuah 'paspor'. Hal ini adalah suatu hal yang telah jelas. Semakin banyak standar internasional yang diadopsi dari standar nasional suatu negara atau standar suatu regional, atau semakin tinggi keterlibatan suatu negara dan regional dalam pengembangan sebuah standar, akan memberikan keuntungan akses pasar internasional pada negara atau regional tersebut.
Menjamin kualitas produk dan layanan; Sebanyak 74% responden mengonfirmasi bahwa standardisasi memberi mereka kontrol yang lebih besar pada masalah yang terkait dengan keselamatan, dan sebanyak 79% mengatakan membantu mengoptimalkan kepatuhan terhadap peraturan. Hal ini karena standar disusun oleh utusan-utusan terbaik dari pemangku kepentingan sehingga memberikan praktik terbaik yang informasinya dapat diakses secara luas.
Hasil analisis empiris oleh Standards Council of Canada menunjukkan bahwa standar memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja, diukur sebagai output per jam bekerja.
Hasil dari estimasi koefisien dalam persamaan produktivitas tenaga kerja menunjukkan bahwa elastisitas produktivitas tenaga kerja terhadap jumlah standar diperkirakan 0,356 dan ditemukan secara statistik signifikan. Hal ini memiliki arti bahwa per peningkatan 10 persen jumlah standar akan menyebabkan peningkatan 3,56 persen pada produktivitas tenaga kerja, atau output per jam bekerja. Artinya, standar memainkan peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Kanada.
Hasil studi Australia pada tahun 2005, dikatakan bahwa pengetahuan baru ditentukan oleh pertumbuhan R&D dan bersama-sama dengan pertumbuhan standar yang digunakan dalam peningkatan produktivitas.
Dalam pendekatan ini, pengetahuan baru ditentukan oleh pertumbuhan R&D dan bersamasama dengan pertumbuhan standar yang digunakan dalam membuat persamaan. Sebagai hasilnya, Grafik 5.2 menunjukkan hubungan yang kuat dan positif antara Total Factor Productivity (TFP) dengan gabungan stok R&D dan standar.
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat konsistensi dengan ide bahwa standar bertindak sebagai sarana menyebarkan atau mewujudkan pengetahuan.
Pada kajian diatas yang dilakukan oleh BSN, perhitungan nilai ekonomis penerapan SNI produk dihitung dari dua faktor yaitu faktor penilaian kesesuaian dan faktor penolakan barang impor yang tidak memenuhi SNI.
Barang impor yang tidak ber-SNI akan merugikan negara. Sehingga apabila hal ini dilakukan merupakan saving, cost reduction dan cost avoidance yang artinya memberikan keuntungan bagi perekonomian nasional.
BSN melakukan kajian ini untuk mengetahui nilai pengaruh SNI terhadap nilai tambah dan PDB pada tahu 2007.
Hasil yang didapatkan adalah kontribusi nilai tambah industry penerap SNI terhadap nilai tambah industri besar dan sedang sebesar 142,45 triliun rupiah atau 23,81 persen pada tahun 2007; dengan kontribusi nilai tambah industri penerap SNI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3,61 persen tahun 2007.
Untuk contoh yang lebih luas, manfaat ekonomi dari standardisasi dapat pula dilihat pada studi tentang skema saling pengakuan untuk penilaian kesesuaian (MutualRecognition-MR). Skema ini telah diwujudkan secara nyata oleh International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC), International Accreditation Forum (IAF), serta IEC System of Conformity Assessment Schemes for Electrotechnical Equipment and Components (IECEE)
Pada konsep teori saling pengakuan ini, usaha 'one standard, one test, accepted everywhere' dicoba untuk diwujudkan, dan juga merupakan hal yang ditekankan dalam WTO-TBT Agreement untuk kelancaran arus pedagangan.
Pada dasarnya, terdapat dua cara pendekatan untuk mengalkulasi dampak ekonomi langsung dari MR.
Pertama, seseorang dapat menganggap standar dan peraturan nasional sebagai hambatan masuk dan saling pengakuan kemudian akan mengubah paparan kompetitif dari perusahaan domestik yang beroperasi di pasar nasional.
Kedua, seseorang dapat menganggap aturan Safety Health Environment Consumer Protection (SHEC) nasional atau standar dan penilaian kesesuaian sebagai sinyal kualitas yang bila tidakdipenuhi akan mengakibatkan kerugian.
Dalam analisis sederhana tersebut, saling pengakuan bermuara pada rezim regulasi yang prokompetitif.