PNSWirausaha en National Standardization Agency of Indonesia
10 de Dec de 2015•0 recomendaciones•411 vistas
1 de 28
Pengembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Standardisasi
10 de Dec de 2015•0 recomendaciones•411 vistas
Descargar para leer sin conexión
Denunciar
Educación
Materi ini disampaikan saat konsultasi publik Sistem Pembelajaran Jarak Jauh, di JCC, Jakarta, 10 November 2015 dihadiri oleh 80 peserta dari Perguruan Tinggi, DIKTI, Industri, dan Pemerintah
2. Peran penting standar (1)
1. Improving economic efficiency :
ensuring interchangeability of
parts and supporting variety
reduction, standards drive
economies of scale. Enabling
compatibility and
interoperability, standards allow
the establishment and exploitation
of network effects, foster the
development of markets for
materials and product components,
as well as for complementary
products;
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
3. Peran penting standar (2)
2. Limiting market failures : by reducing the information
asymmetry between buyers and producers through
information, measurement and minimum quality standards,
and by helping to contrast negative externalities (such as
environmental impact) through quality, safety and
environmental standards;
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
Seller Knowledge
BuyerKnowledge
4. Peran penting standar (3)
3. Promoting trade : by
facilitating access to
markets (through the
harmonization of requirements
and conformity assessment
practices), reducing
transaction costs (through
reliable information about
material and product
characteristics and
performances), and facilitating
the establishment and
operation of (global) supply
chain networks
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
7. • Untuk menciptakan “rich
pool of standards
professionals” dengan
pemahaman mendalam di
bidang industri tertentu
dan secara cepat mampu
mengikuti perkembangan
iptek, pasar dan regulasi
• Pendidikan sandardisasi
berkontribusi terhadap
pasar tenaga kerja.
Tujuan Akhir dari Pendidikan Standardisasi
Sumber: APEC Guideline on Standards
Infrastructure, 2014
8. PENGARUH STANDAR
PADA PEREKONOMIAN SUATU NEGARA - Makroekonomi
(Rob Steele Sekjen ISO, Forum CEO NSB 2013)
• Perancis : standar menyumbang 25 %
pertumbuhan GDP (2009)
• Inggris: kontribusi standar terhadap
perrtumbuhan produktivitas pekerja 13
%. Standar memfasilitasi perubahan
teknologi yang digunakan dan
mendorong inovasi (2005)
• Kanada (2007) : Peningkatan GDP
signifikan ketika penerapan standar
dilakukan dibandingkan periode 1981-
2004 (CDN 62 biilion lower), ketika tidak
terjadi pertumbuhan dalam
pengembangan standar
• Jerman: kontribusi standar pada
pertumbuhan ekonomi melebihi patent
dan lisensi. Exportir Jerman
menggunakan standar sebagai strategi
baru membuka pasar (2000)
• Perancis : standar menyumbang 25 %
pertumbuhan GDP (2009)
• Inggris: kontribusi standar terhadap
perrtumbuhan produktivitas pekerja 13
%. Standar memfasilitasi perubahan
teknologi yang digunakan dan
mendorong inovasi (2005)
• Kanada (2007) : Peningkatan GDP
signifikan ketika penerapan standar
dilakukan dibandingkan periode 1981-
2004 (CDN 62 biilion lower), ketika tidak
terjadi pertumbuhan dalam
pengembangan standar
• Jerman: kontribusi standar pada
pertumbuhan ekonomi melebihi patent
dan lisensi. Exportir Jerman
menggunakan standar sebagai strategi
baru membuka pasar (2000)
8
9. Standar dalam Rantai Proses Produksi
(Barang & Jasa) - Mikroekonomi
Upaya mendapatkan pengakuan lebih baik dan lebih luas
PROSES
PERALATAN
SISTEM /PROSEDUR
METODE
PRODUCT
SDM
Bahan
baku
KEBERTERIAMAAN
Sistem manajemenSistem manajemen
(SMM/SML/SMKP, dll)(SMM/SML/SMKP, dll)
Bahan
pendukung
STANDAR
STANDAR
S
T
A
N
D
A
R
STANDAR
9
S
T
A
N
D
A
R
12. Kondisi saat ini (lanjutan)
1. Peran penting standardisasi menjadi semakin diakui,
terutama di era regionalisasi atau integrasi ekonomi dan
perdagangan, missal MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN) 2015
2. Untuk itu, kompetensi standardisasi menjadi semakin
penting untuk dimiliki oleh masyarakat, terutama tenaga
kerja/professional (bahkan negara lain sudah
mengembangkan sertifikasi profesi di bidang
standardisasi, seperti AS, Korea Selatan, dan Jepang;
3. Awareness masyarakat terhadap standardisasi masih
rendah (berdasarkan hasil survey tingkat persepsi 2013
dan 2014 skornya 67,67% - 72% kategori sedang;
4. Keterbatasan sumber daya BSN (anggaran, SDM hanya
400-an orang)
13. Kondisi saat ini (lanjutan)
penetrasi pengguna internet di
Indonesia adalah tertinggi no. 6 di
dunia akan terus mengalami
kenaikan
14. Distance Learning Standardisasi (DLS)
1. Portal pembelajaran online (website) yang dapat
diakses 24 jam/7 hari;
2. Dapat diakses dimanapun dengan mempertimbangan
kondisi/kecepatan internet di daerah;
3. Konten materi sesuai dengan kebutuhan;
4. user friendly dan menarik (ada interaksi,
synchronous/asynchronous ) baik tampilan, cara
penggunaan maupun konten;
5. Dampak atau manfaat dapat diukur/dievaluasi;
6. Hasil keikutsertaan dalam DLS dapat diakui secara
formal, missal mendapat sertifikat
17. Dr. rer. nat. I Made Wiryana (Project Manager)
1. Doctor in Socio and Psychology Technique in ICT at
RVS Arbeitsgruppe Universitat Bielefeld Germany,
2. Lecturer - Gunadarma University
3. Coordinator of International Collaboration -
Gunadarma University
4. Technical consultant, Official web site of the
President of Republic of Indonesia
[http://www.presidenri.go.id]
5. Technical consultant, Official web site of vice
President of Republic of Indonesia
[http://www.wapresri.go.id]
6. Technical consultant, Official Portal of Ministry of
Youth and Sport, Republic of Indonesia
[http://www.kemenpora.go.id]
7. Regular coloumnist in Infolinux and Chip as well as
contributor for various magazines.
8. Technical expert in SNI TC 35-01 – Information and
Communication Technology
23. No. University Date Courses Σ
Student
Σ Webex
Participant
1 Diponegoro
University
19th March Introduction of
Standardization
24 31
2 Sriwijaya
University
23rd & 30th
March
Metrology & General
Lecture – Standardization in
Chemical Engineering
100 35
3 Bandung Institute
of Technology
31st March Quality Management
System
22 20
4 Pancasakti
University
8th April Introduction to ISO 50001 200 25
5 Sebelas Maret
University
10th April Introduction of
standardization
200 20
6 Gadjah Mada
University
22nd April Industrial Metrology 200 18
7 Surabaya
University
28th April Statistical Quality Control 40 15
Pilot Implementation
24. No. University Date Courses Σ
Student
Σ Webex
Participant
8 Brawijaya
University
30th April Quality Management 50 8
9 Bogor Agricultural
University
26th May Standardization and
Integrated Quality
Assurance for Aquatic
Technlogy
50 15
10 STP 14th August Studium Generale of
Standardization on
Fisheries Programme
50 15
11 UNHAS 7th October Genetical Fisheries and
Standardization
40 15
12 Gorontalo State
University
October Studium General on
Standardization
150 NA
13 UNSOED 23th Octo Studium General on
Standardization
200 10
14 UNUD 28 October Food Quality Control and
Stdardization
70 10
Pilot Implementation (lanjutan)
27. Tantangan Selanjutnya:
1. Memperkaya konten materi sesuai dengan
kebutuhan users;
2. Meningkatkan keberterimaan atau
pengakuan sertifikat;
3. .............(mohon masukan Bapak dan Ibu)
Notas del editor
Why do we need Standards Education?
(based on APEC Study, 2007) Standard Education provides the fundamentals, the importance and the implications of Standardization in real world. Education will prepare students to be ready to work and start their career in :
Government,
Business and Industries,
Standard and conformance related organization and
Research institutions or academia
Project Manager adalah: pelaksana inti proyek DLS ini, Ketua Tim, mengatur semua urusan implementasi. Memiliki keahlian:
Budgeting dan keuangan
Negosiasi
Komunikasi dan presentasi
Kemampuan instructional design (menyusun silabus, mata kuliah)
pengetahuan dasar tentang ICT (desian grafis, animasi, website, Jaringan, teknologi komputer)
Sponsor: bukan pihak yg membiayai tetapi orang yg bertindak mewakili organisasi untuk memastikan penerapan DLS mencapai hasil yang diinginkan. Biasanya dijabat direktur training
Konsultan IT: memberikan masukan kepada sponsor dan project manager
Subject matter expert: pakar standardisasi atau yang menguasai materi secara mendalam, bisa berperan juga sebagai narasumber atau Tutor
Instructional Designer: mengatur materi DLS. Tugas: merancang tujuan materi/diklat, kerangka modul, aktifitas yang diperlukan, tes dan evaluasi . Output kerjanya adalah naskah atau storyboard materi
Developer: alih media materi atau story board dalam bentuk animasi
Administrator: mendokumentasikan proses pengembangan DLS dan mengelola LMS DLS
Strategi DSL terdiri atas lima tahap, yaitu
1. Analisa (Analisa Pengguna/Target)
Kebutuhan dan Budaya Organisasi (dikaitkan dengan Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025);
Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis): Analisa Gap;
Infrastruktur (synchronous and asynchronous);
2. Perencanaan
Network/Jaringan;
LMS (Learning Management System);
Materi/Konten;
3. Pelaksanaan
Pengembangan LMS
Pengembangan dan Alihmedia materi
Uji coba
Promosi/Marketing (dengan cara change management)
4. Evaluasi (Level 1 s.d. Level 4)
5. Pendampingan (pelatihan) oleh IT Expert/IT Partner untuk Internal BSN dan Dosen atau IT di Perguruan Tinggi