Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
ISU KESEHATAN
1. Dibawakan pada Rapat Kerja, Dinkes Provinsi
Sulbar, Hotel d”Maleo, Mamuju, 3-5 Nov, 2012
ISU TERKINI MASALAH KESEHATAN
MASYARAKAT
Prof. dr. Veni Hadju, Ph.D
IAKMI SULSEL
2. Sistematika Penyajian
• Pengantar
• Penyakit Tidak Menular (NCD)
• Gizi ibu hamil dan Baduta (1000 hari)
• Penyakit Infeksi dan tantangannya
• Perilaku masyarakat
• Penutup
3. ADANYA GAP DALAM SDH (TINGKAT PENDIDIKAN, PENDAPATAN,
GENDER, KESULITAN MEDAN GEOGRAFIS, TERSEDIANYA AIR BERSIH,
KEBERSIHAN & KESEHATAN LINGKUNGAN) DAN PELAKSANAAN SISTEM
KESEHATAN
23. FAKTOR RISIKO PTM Utama
Masalah
Mendasar
Pol, Ek, Sos,
Budaya
Lingk, SDA
Faktor Risiko
Yang Dapat Diubah
Faktor Risiko
Antara
PTM
Utama
Globalisasi
Urbanisasi
Aging
Diet Tidak
Seimbang
Aktifitas Fisik
Merokok
Faktor Risiko
Yang Tidak Dapat
Diubah
Umur
Genetik
HIPERTENSI
Hiperglikemia
Dislipidemia
Obesitas
Peny. Jantung
Stroke
Kanker
Peny. Sal. Napas
Kronik
Diab. Melitus
Sumber: WHO of Chronic Diseases
33. Remaja dan
WUS
Stunting
Anemia
Masalah Gizi menurut Siklus Kehidupan
BALITA
Pertumbuhan lambat, Stunting
Anemia, cognitive deficits
Underweight
Stunting
Anemia
KVA
Anak Usia
sekolah
Anemia, kurang gizi
mikro lainnya
KEP
Ibu Hamil Bayi lahir
Risiko Stunting
• BBLR
34. 34
Membangun berat
badan potensial
(rapid increase in cell
size)
Periode Kritis Pertumbuhan
Membangun tinggi
badan potensial
(rapid increase in cell
number)
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat badan
optimal
Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro
dan mikro) secara seimbang
Butuh gizi mikro &
protein Butuh Kalori
Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
35. Pengaruh gizi dan
kesehatan ibu hamil
dan kehidupan
sembilan bulan
pertama terhadap
perjalanan dan
kesuksesan seorang
anak manusia
37. PERBANDINGAN KONSUMSI
IBU HAMIL & RDA
33.3
16.1
97.7
7.2
18.5
Thiamin Kalsium Fosfor Besi Seng
48
70
79.4 86.7
22.2
Energi Protein Vit. A Vit. D Vit. E
42. Berat otak bayi waktu lahir:
25% berat otak dewasa
Berat otak anak usia dua tahun:
70% berat otak orang dewasa
Berat otak anak usia lima tahun:
90% berat orang dewasa
Berat otak
orang dewasa
1.4 KG
42
PERBANDINGAN BERAT OTAK
48. GAMBARAN STATUS GIZI BALITA 2007 (RISKESDAS 2007)
48
%
kekurangan gizi
kronis (irreversible)
kekurangan gizi
akut (reversible)
Review Program Gizi 2009 , Jayapura, 27 Oktober 2009
49. Sebaran Prevalensi Pendek di Dunia
SCN News 37 Landscape analysis, 2009
Indonesia termasuk 3 negara penyumbang
prevalensi pendek tertinggi.
50. GRAFIK 1. Rata-rata Nilai Z_Score Balita 0-60 Bulan:
Gabungan Anak Laki-laki dan Perempuan (Riskesdas 2007)
GAMBARAN PERTUMBUHAN BALITA
MENURUT STATUS GIZI (RISKESDAS 2007)
50Review Program Gizi 2009 , Jayapura, 27 Oktober 2009
51. Prevalensi Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Menurut Indikator BB/U Tingkat Nasional
(Hasil RISKESDAS Tahun 2007 dan 2010)
56. Improvements in U5 Nutritional Status in
China
Kraisid Tontisirin 2008, Mahidol University
0
5
10
15
20
25
30
35
1989 1991 1993 1997 2000
percent
Underweight Stunting Wasting Overweight
Source: WHO Global Database on Child Malnutrition
58. Prevalensi Kejadian ISPA (Diagnosis dan Gejala)
Menurut Propinsi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
NusaTenggaraTimur
NAD
PapuaBarat
Gorontalo
Papua
Maluku
BangkaBelitung
Bengkulu
JawaTengah
Banten
SulawesiTengah
KalimantanTimur
KalimantanSelatan
NusaTenggaraBarat
SumateraBarat
KepulauanRiau
INDONESIA
MalukuUtara
JawaBarat
KalimantanTengah
SulawesiSelatan
Riau
SulawesiTenggara
Jambi
DIYogyakarta
DKIJakarta
SulawesiBarat
SumateraUtara
Bali
JawaTimur
SulawesiUtara
Lampung
KalimantanBarat
SumateraSelatan
59. Prevalensi Kejadian Diare (Diagnosis dan Gejala)
Menurut Propinsi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
NAD
Gorontalo
NusaTenggaraBarat
PapuaBarat
NusaTenggaraTimur
Papua
Banten
Riau
JawaBarat
SulawesiTengah
KalimantanSelatan
SulawesiTenggara
SumateraBarat
JawaTengah
INDONESIA
SumateraUtara
Jambi
Bengkulu
DKIJakarta
SulawesiSelatan
JawaTimur
SulawesiBarat
KalimantanTengah
Bali
KalimantanTimur
SumateraSelatan
KepulauanRiau
KalimantanBarat
SulawesiUtara
BangkaBelitung
Lampung
Maluku
MalukuUtara
DIYogyakarta
60. Persentase Balita umur 12 – 23 Bulan
Menurut Kelengkapan Imunisasi
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Bali
DIYogyakarta
JawaTengah
KalimantanTimur
KepulauanRiau
SulawesiUtara
KalimantanSelatan
MalukuUtara
BangkaBelitung
Lampung
Bengkulu
SulawesiTengah
KalimantanTengah
Riau
SumateraSelatan
JawaTimur
INDONESIA
Jambi
SumateraBarat
DKIJakarta
SulawesiTenggara
KalimantanBarat
SulawesiSelatan
NusaTenggaraTimur
JawaBarat
Maluku
Gorontalo
NusaTenggaraBarat
PapuaBarat
NAD
Papua
SumateraUtara
Banten
SulawesiBarat
Lengkap Tidak Lengkap Tidak Sama Sekali
61. Persentase Rumah Tangga yang Memenuhi Kriteria Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Baik
0
10
20
30
40
50
60
70
DIYogyakarta
Bali
KalimantanTimur
BangkaBelitung
JawaTengah
SulawesiUtara
JawaTimur
SulawesiSelatan
DKIJakarta
SumateraUtara
KalimantanSelatan
INDONESIA
KalimantanBarat
JawaBarat
SumateraSelatan
Banten
SulawesiTengah
NAD
NusaTenggaraBarat
Maluku
Jambi
SulawesiTenggara
KalimantanTengah
PapuaBarat
Bengkulu
KepulauanRiau
Lampung
MalukuUtara
SulawesiBarat
SumateraBarat
Riau
Gorontalo
NusaTenggaraTimur
Papua
62. Persentase Rumah Tangga yang memiliki Akses Terhadap
Air Bersih yang baik *) Menurut Propinsi
*) 20 ltr/org/hari (Riskesdas, 2007), dari sumber terlindung, dan sarananya dalam radius 1 km
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
DIYogyakarta
JawaTengah
JawaTimur
NusaTenggaraBarat
KalimantanTimur
Bali
Banten
SulawesiUtara
DKIJakarta
SumateraUtara
Maluku
SulawesiSelatan
SumateraSelatan
KalimantanSelatan
MalukuUtara
INDONESIA
SulawesiTengah
JawaBarat
BangkaBelitung
KalimantanBarat
Jambi
PapuaBarat
KalimantanTengah
SulawesiTenggara
NAD
Lampung
NusaTenggaraTimur
SumateraBarat
Gorontalo
Bengkulu
SulawesiBarat
KepulauanRiau
Riau
Papua
63. Persentase Rumah Tangga Yang Tidak Memiliki /
Menggunakan Jamban (Sendiri, Bersama, Umum)
0
10
20
30
40
50
60
NusaTenggaraBarat
SulawesiBarat
SulawesiTengah
Gorontalo
Maluku
MalukuUtara
Papua
Banten
BangkaBelitung
NAD
KalimantanBarat
SumateraBarat
SulawesiTenggara
Bengkulu
PapuaBarat
SulawesiSelatan
KalimantanTengah
JawaTimur
NusaTenggaraTimur
JawaTengah
INDONESIA
Jambi
Lampung
Bali
SumateraSelatan
KalimantanSelatan
SumateraUtara
JawaBarat
SulawesiUtara
Riau
KalimantanTimur
DIYogyakarta
KepulauanRiau
DKIJakarta
64. Prevalensi Malaria di Sulawesi Barat dan
Indonesia, Riskesdas Sulbar 2007
0
1
2
3
4
5
6
Majene Polewali
mandar
Mamasa Mamuju Mamuju Utara Sulbar Indonesia
0.6
0.8 0.7
3.5
5.8
2.02
2.9
66. Status Kecacingan n %
Menderita kecacingan
(n=180)
78 43,3
Jenis cacing
Ascaris 27 15,0
Trichuris 62 34,4
Ancylostoma 13 7,2
Hymenolepis diminuta 7 3,9
Status Kecacingan siswa SD di
Mamuju Utara
67. Mean Hb (g/l) Mean
difference
p
Ya Tidak
Menderita
malaria
11,4 11,8
-0,4
(-1,1–0,3)
0,717
Status
kecacingan
11,6 12,0
-0,4
(-1,1–0,3)
0,549
Uji t status malaria dengan kejadian
anemia siswa SD di Mamuju Utara
69. Status Kecacingan n %
Menderita kecacingan
(n=123)
35 28,5
Jenis cacing
Ascaris 8 6,5
Trichuris 29 23,6
Ancylostoma 3 2,4
Hymenolepis diminuta 4 3,3
Status kecacingan remaja putri di Kabupaten
Mamuju Utara
70. Angka Penemuan Kasus Baru TB Paru BTA Positif Per
Provinsi, Tahun 2009
43,9
65,5
48,3
32,3
33,4
60,5
44,8
52,2
59,4
40,3
76,8
69,8
70
47,6
51,6
55,6
66,7
45,4
30
39,4
29,9
84,9
66,3
35,4
38,7
42,8
51,6
33,3
33,3
71,6
34,6
52,3
41
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NAD
SUMUT
SUMBAR
RIAU
KEPRI
JAMBI
SUMSEL
BABEL
BENGKULU
LAMPUNG
BANTEN
DKI
JABAR
JATENG
DI YOGYA
JATIM
BALI
KALBAR
KALTENG
KALSEL
KALTIM
SULUT
GORONTALO
SULTENG
SELSEL
SULBAR
SULTRA
NTB
NTT
MALUKU
MALUT
PAPUA
IRJABAR
Sumber : Profil TB Kemenkes, 2009
70
Keterangan:
Dibawah target (< 70)
Diatas target (> 70)
73. 81.4
69.8
69.2
68.3
68.2
61.5
56.4
51.1
46.7
40.3
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Indonesia
Timor-Leste
Maldives
Sri Lanka
Thailand
Nepal
Bhutan
Myanmar
Bangladesh
India
Percentage
Source: Global Youth Tobacco Surveys, 2001-2006
Percentage of students 13-15 years exposed to Second-hand
tobacco smoke in public places, WHO SEAR Countries
74. Blow up Issue Narkoba
Blow up issue Narkoba ,
menjadikan issue rokok
menjadi terlihat kecil dan
sepele.
82. Rencana program gizi 2009 82
tidak tamat
pendidikan primer
Kesakitan dan
kematian anak me
diskriminasi
gender, ketidak
berdayaan
perempuan
Gangguan kesehatan
dan kematian ibu me
Risiko
AIDS, malaria
TBC me
Kemampuan
mengakses pasar &
sumberdaya Penggunaan
sumberdaya alam tdk
berkesinambungan
Kemiskinan &
kelaparan menyebabkan
kekurangan gizi dan...
83. Seluruh MDGs terkait dengan kesehatan
2. Mencapai
pendidikan dasar
yang menyeluruh
3. Meningkatkan
kesetaraan gender
dan pemberdayaan
perempuan
1. Eradikasi masyarakat
sangat miskin dan
kelaparan
4. Menurunkan angka
kematian anak
5. Meningkatkan
kesehatan ibu
6. Menanggulangi
HIV/AIDS, malaria &
penyakit infeksi lainnya
7. Menjamin keberlang-
sungan lingkungan
8. Mengembangkan
kerjasama global
untuk
pembangunan
84. UU Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009
Pasal 142
• Upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus
kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan
lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan
yaitu bayi dan balita, remaja perempuan, dan Ibu hamil
dan menyusui
• Pemerintah bertanggung jawab menetapkan standar
angka kecukupan gizi, standar pelayanan gizi, dan
standar tenaga gizi pada berbagai tingkat pelayanan
• Pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan
kecukupan gizi pada keluarga miskin dan dalam situasi
darurat
• Pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan
dan informasi yang benar tentang gizi kepada
masyarakat
85. UU Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009
Pasal 143
• Pemerintah bertanggung jawab
meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi dan pengaruhnya
terhadap peningkatan status gizi.