PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian mengantarkan peneliti pada suatu
pemahaman bahwa untuk mendapatkan kebenaran ilmu
pengetahuan harus melalui pendekatan filsafat ilmu
yang benar yaitu prosedur kerja mencari kebenaran atau
hakekat ilmu pengetahuan.
2
Menurut Kuhn (1962) paradigma
merupakan kumpulan hasil
penelitian yang merupakan
konsep, nilai, teknik yang
digunakan secara bersama-sama
dalam suatu komunitasuntuk
menetukan keabsahan suatu
masalah beserta solusinya.
3
Dalam mengembangkan paradigma ilmu maka dibutuhkan dimensi
dan asumsi yang menjadi aspek filosofis dan aspek metodologis
yang dibagi dalam empat (4) asumsi yang ada,antara lain:
1. Asumsi Ontologis: Fokus utama yaitu esensi dasar akan
fenomena investigasi. (dapat diketahui (knowable) atau realitas
(reality)
2. Asumsi Epistemologis: Fokus utama berada pada akar ilmu
pengetahuan (the ground of knowledge). Hubungan antara
pencari ilmu (inquirer) dan objek yang ditemukan (knowable)
3. Asumsi Sifat Manusia (Human nature): Asumsi bagaimana
manusia berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Asumsi Metodologis: Metode yang digunakan untuk menemukan
kebenaran suatu ilmupengetahuan.
4
PARADIGMA KRITIS
5
○ Paradigma kritis (critical paradigm) adalah semua teori sosial yang mempunyai
maksud dan implikassi praktis dan berpengaruh terhadap perubahan sosial.
○ Burrell dan Morgan (1979) menjelaskan adanya dua paradigma kritis yaitu:
radikal humanis dan radikal strukturalis yang digambarkan berada pada dua
kuadran sisi atas. Radikal humanis memandang perubahan dilakukan lewat
consciousness/ kesadaran sedangkan radikal strukturalis melihat bahwa perubahan
bisa dilakukan melalui struktur atau sistem.
7
Paradigma Radikal Humanis
Pada pandangan paradigm ini, kesadaran seseorang didominasi oleh struktur
ideologinya, cara pandang hidupnya dan interaksinya dengan lingkungan. Hal ini akan
mengarahkan hubungan kognitif antara dirinya dan kesadaran sebenarnya, sehingga
mencegah pemenuhan kepuasan pada manusia. Para pendukung teori ini
memfokuskan pada pembentukan batasan sosial yang mengikat potensial.
Paradigma Radikal Strukturalis
Paradigma ini mempercayai bahwa perubahan radikal dibentuk pada sifat struktur
sosial. Masyarakat kontemporer dapat dikarakteristikan dengan konflik fundamental
yang akan menghasilkan perubahan radikal melalui krisis politik dan ekonomi.
8
Paradigma kritis berpandangan bahwa unsur kebenaran adalah melekat
pada keterpautan antara tindakan penelitian dengan situasi historis yang
melingkupi. Penelitian tidak dapat terlepas dari konteks tertentu, misalnya
situasi politik, kebudayaan, ekonomi, etnis dan gender.
Peneliti juga harus mengembangkan penyadaran (conscientization).
Menurut Freire (1985, hlm 93) “Conscientization adalah proses
membangkitkan kesadaran manusia akan realitas sosio-kultural yang
membentuk hidup mereka dan kesanggupan mereka untuk
mentransformasi realitas tersebut”. Hal ini menuntut sikap hati-hati dalam
kegiatan penelitian, karena kegiatan penelitian dapat mengungkap
ketidaktahuan dan salah pengertian.
PARADIGMA KRITIS
9
Burrel-Morgan (1979) menyebutkan struktur paradigma radikal
humanis terdiri dari 4, yaitu:
○ Solipsisme
○ French Eksistensialisme
○ Individualisme Anarkis
○ Teori Kritis
Teori kritis
10
Teori kritis adalah merek filsafat sosial yang berusaha untuk
beroperasi secara bersamaan pada filosofis, teoritis dan tingkat
praktis dan berusaha untuk mengungkapkan masyarakat apa
adanya, membuka kedok esensinya dan modus operasi dan untuk
meletakkan dasar bagi emansipasi manusia melalui perubahan
sosial yang mendalam. Ini adalah filosofi politik, dalam hal ini
menekankan perlunya untuk mengikuti logika analisis filosofis dan
sosiologis seseorang dengan tindakan praktis dari jenis radikal
PARADIGMA KRITIS
11
○ Struktur Paradigma Paradigma radikal strukturalis digambarkan
dalam tiga pendekatan:
○ (a) teori sosial Rusia;
○ (b) kontemporer Mediterania Marxisme; dan
○ (c) teori konflik.
Muhajir (2000)
Seorang peneliti harus
menyadari akan tiga hal yaitu:
sadar akan pendekatan filsafat
ilmu, sadar akan teoritik yang
digunakan dan sadar akan teknik
penelitian yang tepat
12
Muhajir (2000)
Kebenaran suatu ilmu dibangun
dari sejumlah kenyataan atau
fakta yang dapat dibedakan
atas fakta empirik sensual, fakta
empirik logik, fakta empirik etis
dan fakta empirik transenden.
13
Paradigma Kritis
Paradigma kritis (critical
paradigm) adalah semua teori
sosial yang mempunyai maksud
dan implikassi praktis dan
berpengaruh terhadap
perubahan sosial.
14
Chua (1986)
Pendekatan kritis lebih bertujuan
untuk memperjuangkan ide
peneliti agar membawa
perubahan substansial pada
masyarakat
15
Chua (1986)
Paradigma Kritisme lahir karena
ketidakpuasan dari paradigma
yang lahir terlebih dahulu yaitu
paradigma
fungsionalis/positivisme dan
paradigma interpretifis
16
Chua (1986)
Dari kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam
paradigma interpretif, maka
paradigma kritis dikembangkan
dari konsepsi kritis terhadap
berbagai pemikiran dan
pandangan yang sebelumnya.
17
Praktik akuntansi (sebagai realitas sosial), menurut paradigma ini, tidak
diciptakan oleh alam, tetapi diciptakan oleh manusia melalui interaksi
sosial (social interactions) oleh manusia yang berkuasa yang kemudian
memanipulasi, mengondisikan, dan mencuci otak (brain-wash) orang
lain agar memahami atau menginterpretasikan sesuatu sesuai dengan
interpretasi yang diinginkan oleh yang berkuasa.
18
Sejarah Paradigma Kritis
19
Immanuel Kant
•Sebenarnya yang ditangkap oleh manusia terhadap suatu objek hanyalah
suatu fenomena yang bukan sebenarnya dari realitas objek tersebut yang
disebut Kant sebagai noumena.
•Penampakan ini menurut Kant sudah dipengaruhi ruang dan waktu serta
kualitas dan kuantitasnya. Serta proses penafsirannya sangat bergantung
dari persepsi yang terdapat dalam pikiran manusia.
Friedrich Hegel
•Hegel membantah pemikiran Kant, menurutnya Kant dalam meletakkan
rasio kritisnya tidak mengenal waktu, netral, dan historis.
•Berpendapat juga bahwa rasio menjadi kritis apabila menyadari asal-usul
pembentukannya sendiri.
Karl Marx
•Dikembangkan dalam konteks sosial-politik, dimana untuk melakukan
suatu perubahan fundamental harus dilakukan revolusi dengan
mempertentangkan kelas borjuis dan kelas prolentar. Didasarkan pada
masyarakat kapitalis.
Pendekatan kritis
dalam riset akuntansi
20
Akuntansi bukanlah teknologi yang bebas dari
ideologi. Aksioma, hukum, dan lain-lain tidak
didasarkan pada fenomena yang diamati, seperti
halnya dalam ilmu fisika, tetapi berasal dari
lingkungan sosial. Kerangka kerjanya adalah
konstruksi sosial.
Teori akuntansi apabila dipandang melalui critical
social science merupakan derivatif dari filosofi
fungsional dalam sistem ekonomi kapitalis.
21
Merupakan proses berulang-ulang, dimana:
Jika tidak ada intervensi, akuntansi akan terus
memperkuat dan menjadikan nyata sistem sosial
dari mana dia berasal.
Frame
masyarakat
Teknologi
Akuntansi
Mempengaruhi
Sosial
22
Paradigma yang dianut peneliti, tentang tuntutan pengetahuan
(knowledge calm), prosedur umum penelitian (strategies of inquiry),
dan prosedur analisis data (research method) akan menentukan:
“
○ Paradigma kritis memiliki tujuan utama untuk mengkritik
melalui pemaparan terhadap apa diyakini, kontradiksi
struktural yang mendalam dalam sistem sosial. Filosofi
penelitian kritis adalah keyakinan pada kemampuan orang
untuk membebaskan dan mengubah materi serta keadaan
sosial menuju praktik yang adil.
○ Dalam memahami paradigma kritis dalam penelitian
akuntansi diperlukan pemahaman tentang teori sosial yang
dapat digunakan sebagai alat analisis. Perkembangan
paradigma kritis terkait erat dengan isu-isu sosial seperti
globalisasi, kapitalisme dan perkembangan sistem informasi.
Paradigma kritis memandang praktik akuntansi-akuntansi
yang saat ini berkembang didominasi oleh ekonomi kapitalis,
praktek akuntansi yang saat ini ada membawa nilai-nilai
kapitalis.
24
Kesimpulan