2. PENGERTIAN PARADIGMA
Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar
kebenaran dilakukan oleh para filosof, peneliti, maupun oleh para praktisi
melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan
PARADIGMA
3. PENGERTIAN PARADIGMA
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) dan kemudian
dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara
mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry
tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik
Paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat keyakinan atau kepercayaan yang
mendasari seseorang dalam melakukan segala tindakan. Paradigma oleh Bhaskar (1989)
diartikan sebagai:
○ A set of assumptions
○ Belief concerning and
○ Accepted assume to be true
5. 4 PARADIGMA
(Burrell & Morgan)
1. Paradigma Fungsionalis
Paradigma ini merupakan paradigma yang dominan pada studi organisasi.
Paradigma ini menyediakan penjelasan yang rasional tentang masalah
kemanusiaan. Pada dasarnya paradigma ini bersifat pragmatis dan
mengakar kepada konsep positivisme. Hubungan-hubungan yang ada
bersifat konkret dan bisa diidentifikasi, dipelajari, dan diukur melalui
media ilmiah.
2. Paradigma Interpretatif
Paradigma ini menjelaskan tentang kestabilan perilaku dalam pandangan
seseorang individual. Paradigma ini memfokuskan pada pemahaman
mengenai dunia yang diciptakan secara subjektif apa adanya serta
prosesny.
6. 4 PARADIGMA
(Burrell & Morgan)
3. Paradigma Radikal Humanis
Pada pandangan paradigm ini, kesadaran seseorang didominasi oleh
struktur ideologinya, cara pandang hidupnya dan interaksinya dengan
lingkungan. Hal ini akan mengarahkan hubungan kognitif antara dirinya
dan kesadaran sebenarnya, sehingga mencegah pemenuhan kepuasan
pada manusia. Para pendukung teori ini memfokuskan pada pembentukan
batasan sosial yang mengikat potensial.
4. Paradigma Radikal Strukturalis
Paradigma ini mempercayai bahwa perubahan radikal dibentuk pada sifat
struktur sosial. Masyarakat kontemporer dapat dikarakteristikan dengan
konflik fundamental yang akan menghasilkan perubahan radikal melalui
krisis politik dan ekonomi.
8. THE SUBJECTTIVE – OBJECTIVE
DIMENSION
(Burrell and Morgan )
The subjectivist
approach to social
science
The objectivist
approach to social
science
Nominalism
Anti Positivism
Voluntarism
Ideographic
Positivism
Methodology
Realism
Determinism
Nomothetic
Epistemology
Ontology
Human Nature
GAMBARAN FILOSOFI PARADIGMA PENELITIAN
(Burrell & Morgan)
9. Suatu pengetahuan (knowledge) dibangun berdasarkan asumsi-asumsi filosofi tertentu.
Menurut Burrel dan Morgan, asumsi-asumsi tersebut adalah ontology, epistemology,
human nature, dan methodology.
1. Asumsi ontology berhubungan dengan hakekat atau sifat dari realitas atau obyek
yang akan diinvestigasi.
2. Asumsi epistimologi berhubungan dengan sifat dari ilmu pengetahuan, apa
bentuknya serta bagaimana mendapatkannya dan menyebarkannya. Anti Positivism
memberikan penekanan bahwa pengetahuan adalah subyektif, spiritual, dan bersifat
transdental yang didasarkan atas pengalaman dan pandangan manusia. Positivism
berpandangan bahwa pengetahuan itu tangible.
GAMBARAN FILOSOFI PARADIGMA PENELITIAN
(Burrell & Morgan)
10. 3. Asumsi tentang sifat manusia menunjuk pada hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Voluntarisme memberikan penekanan pada esensi manusia berada di
dunia ini untuk memecahkan fenomena social sebagai free will and choice. Sebaliknya
pendekatan determinisme memandang bahwa manusia dan aktivitasnya ditentukan
oleh situasi atau lingkungan dimana ia berada.
4. Asumsi metodologi dipahami sebagai cara untuk menentukan Teknik yang tepat
untuk memperoleh pengetahuan. Pendekatan ideographic melandaskan pada
pandangan bahwa seseorang akan memahami dunia social dan fenomena yang
diinvestigasi apabila ia dapat memperolehnya atas dasar first hand knowledge.
Sebaliknya pendekatan nomothetic merupakan system yang baku dalam
penyelidikannya dan biasa dikenal dengan system protocol dan technique.
GAMBARAN FILOSOFI PARADIGMA PENELITIAN
(Burrell & Morgan)
12. 3 PARADIGMA
(Chua)
1. Paradigma Posivitisme
Pendekatan ini berangkat dari keyakinan bahwa legitimasi sebuah ilmu
dan penelitian berasal dari penggunaan data-data yang terukur secara
tepat, yang diperoleh melalui survei/kuesioner dan dikombinasikan
dengan statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai/objektif.
13. 3 PARADIGMA
(Chua)
2. Paradigma Interpretif
Pendekatan ini memmfokuskan pada sifat subjektif dunia social dan
berusaha untuk memahami kerangka berpikir objek yang sedang
dipelajarinya. Fakusnya ada pada diri individu dan persepsi manusia
terhadap realitas, independen di luar mereka. Bagi paradigm interpretif
ini, ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi, namun untuk memahami.
14. 3 PARADIGMA
(Chua)
3. Paradigma Kritis
Pendekatan kritis lebih bertujuan untuk memperjuangkan ide peneliti agar
membawa perubahan substansial pada masyarakat. Penelitian bukan lagi
menghasilkan karya tulis ilmiah yang netral/tidak memihak dan bersifat
apolitis, namun lebih bersifat alat untuk mengubah institusi sosial, cara
berpikir, dan perilaku masyarakat ke arah yang diyakini lebih baik.
15. PARADIGMA
(Bisman)
Dalam tulisannya dengan judul postpositivism and accounting research: a
(personal) primer on critical realism, Bisman memaparkan bahwa realisme kritis
adalah aliran dalam filsafat ilmu pengetahuan yang muncul dalam tahun 70an di
Inggris, sebagai kritik atas sejumlah aliran filsafat ilmu pengetahuan mengenai
ilmu-ilmu alam.
Bisman mengembangkan filsafat ilmu pengetahuan yang bertitik tolak dari asas
realisme yang menegaskan bahwa terdapat kenyataan terlepas dari pikiran dan
pengetahuan manusia
Sebagai aliran filsafat ilmu pengetahuan, realisme kritis mempunyai tempat
tersendiri dalam proses perkembangan pemikiran. Tepatnya, realisme kritis adalah
reaksi atas dua aliran filsafat ilmu pengetahuan yang mendahuluinya, positivisme
dan interpretif.
16. KESIMPULAN
Menurut Burrel Morgan (1979) terdapat empat paradigma metodologi penelitian, yaitu
paradigma fungsionalis, paradigma interpretatif, paradigma radikal humanis, dan paradigma
radikal strukturalis.
Kemudian pada tahun 1986 Chua mengkritisi pendapat tersebut dan menyatakan tiga
paradigma yang terdiri dari positivisme, interpretatif, dan kritis. Menurut Chua pernyataan yang
diungkapkan oleh Burrell & Morgan untuk paradigma radikal humanis dengan paradigma radikal
strukturalis dapat digabungkan menjadi satu paradigma yaitu paradigma kritis (The Critical
Paradigm). Digabungkannya antara paradigm Radical Humanist dan Radical Structuralist
menjadi satu karena menurut Chua kedua paradigma tersebut sebenarnya memiliki kesamaan
ide.
Selanjutnya muncul pendapat Bisman (2010) yang menyatakan mulculnya aliran filsafat
realisme kritis (critical realism). Realisme kritis adalah reaksi atas dua aliran filsafat ilmu
pengetahuan yang mendahuluinya, positivisme dan interpretif.