SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh orang yang
independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai sejumlah
informasi yang berhubungan dengan kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara sejumlah informasi tersebut dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.
Sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang
diperiksanya,

akuntan

publik

harus

mengumpulkan

bukti-bukti

dalam

pemeriksaannya. Meskipun catatan kwitansi menyediakan bukti pemeriksaan yang
cukup untuk mendukung pendapat anditor, namun catatan tersebut bukan satu-satunya
bukti pemeriksaan yang dikumpulkan oleh auditor.
Pengumpulan bukti pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengamatan langsung
terhadap aktiva, wawancara, serta melalui berbagai sumber di luar pemeriksaan klien.
Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, “Bukti andit kompeten yang cukup
harns diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan”.
Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada
pertimbangan auditor independen. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap
kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat
atas laporan keuangan yang diauditnya. Ketepatan sasaran, objektivitas, ketepatan
waktu dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya
berpengaruh terhadap kompetensi bukti.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan adalah :
1. Dasar setiap bukti audit adalah bukti yang di kumpulkan dan di evaluasi oleh
auditor?
2. Auditor harus memiliki pengetahuan dan kterampilan untuk mengumpulkan
bukti audit yang tepat? Dan
3. Keterampilan untuk memenuhi standar profesi?.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFAT BUKTI AUDIT
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh
auditoruntuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti
perhitungan auditor atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan informasi
yang kurang persuasif, seperti berbagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari
para karyawan klien.
Perbedaan kontras bukti audit dengan bukti hukum dan ilmiah, Penggunaan
bukti-bukti tidak semata-mata dilakukan oleh auditor. Bukti-bukti juga dipergunakan
secara luas oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum
terdapat aturan-aturan tentang bukti hukum yang digunakan oleh hakim untuk
melindungi pihak yang tidak bersalah.
Serupa dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan
mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori.
Auditor pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan. Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan bukti yang
dikumpulkan oleh para ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum, serta bukti itupun
digunakan dalam berbagai cara yang berbeda, tetapi dalam ketiga kasus tersebut,
bukti-bukti dipergunakan untuk menarik berbagai kesimpulan.

B. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT
Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang
memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam
keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Pertimbangan ini memegang
peranan penting karena adanya hambatan biaya dalam menguji dan mengevaluasi
semua bukti audit yang tersedia.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke
dalam empat sub keputusan :
1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
3
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4. Kapankah berbagai prosedur akan dilakukan
PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti
audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.
Dalam merancang berbagai prosedur audit, merupakan hal yang umum untuk
menerjemahkannya ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat
digunakan sebagai instruksi-instruksi selama pelaksanaan audit.
UKURAN SAMPEL, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih
beragam ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat
dalam populasi yang sedang diuji. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item
yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit
yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan
berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya.
ITEM-ITEM YANG TERPILIH, Setelah penentuan ukuran sampel untuk
prosedur audit dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang
akan diuji. Jika auditor memutuskan, umpamanya, untuk memilih 50 cek yang
ditangguhkan dari poulasi sebesar 6600 cek sebagai item-item yang akan
dibandingkan dengan data pada buku jurnal pengeluaran kas, maka dapat digunakan
berbagai metode yang berbeda untuk memilih cek-cek manakah yang akan diuji.
PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT, Audit atas laporan keuangan
umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya proses
audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau bulan setelah
berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit
beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah periode akuntansi
itu berakhir. Selain itu, keputusan untuk pemilihan waktu audit pun dipengaruhi oleh
kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien.
Bagaimanapun, pemilihan waktu yang tepat juga dipengaruhi oleh keyakinan auditor
tentang kapan bukti audit akan memberikan hasil yang paling efektif dan kapan staf
audit dapat melaksanakan proses audit tersebut.

4
PROGRAM AUDIT, Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu
atau untuk keseluruhan proses audit disebut sebagai program audit. Program audit
selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun sering kali
mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan
pengujian tersebut.
Umumnya, untuk setiap komponen audit akan terdapat suatu program audit yang
mengandung sejumlah prosedur audit. Selanjutnya, akan terdapat suatu program audit
untuk piutang dagang, penjualan, dan seterusnya.
Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung
persiapan program-program audit. Suatu aplikasi komputer yang lebih canggih akan
melibatkan penggunaan suatu program yang khusus dirancang untuk membantu
auditor berpikir melalui berbagai pertimbangan perencanaan audit dan memilih
prosedur-prosedur yang tepat menggunakan perangkat lunak pembuat program audit.

C. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT
Persuaivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti
audit dapat mendukung pendapat audit, dan pennetunya adalah ketepatan dan
kecukupan bukti.
1. Ketepatan Bukti
Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny
amemenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
yang berkaitan. Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan
memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang memberikan bukti yang
lebih andal
Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan
audit yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar.
Relevansi bukti dapat diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti
audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan
audit lainnya.
Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap
dapat dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari
bukti audit, yaitu :

5
a. Independensi penyedia bukti, Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih
dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam
entitas. Seperti komunikasi dari Bank, pengacara, atau para pelanggan,
dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti polis asuransi akan lebih
dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil wawancara yang diperoleh
dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan bahkan yang
tidak pernah dikirim ke luar organisasi seperti permintaan pembelian.
b. Efektivitas pengendalian intern klien, Bukti audit lebih dapat diandalkan jika
pengendalian intern klien efektif, bukan lemah.
c. Pengetahuan langsung auditor, Bukti audit yang diperoleh langsung oleh
auditor melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang, dan
inspeksi akan lebih dapat diandalkan ketimbang informasi yang diperoleh
secara tidak langsung.
d. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi, Meskipun sumber
informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali
individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk
itu. Selain itu bukti yang diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat
diandalkan jika auditor tidak memenuhi kualifikasi untuk mengevaluasi bukti
tersebut.
e. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif.
Contoh bukti objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank,
perhitungan fisik sekuritas dan kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah
surat yang ditulis oleh pengacara klien yang membahas hasil yang mungkin
akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang dihadapi oleh klientanya
jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang selama
pemeriksaan fisik.
f. Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat
diandalakan untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin
dengan tanggal neraca. Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang
diperoleh dapat diandalkan jika ada sampel dari keseluruhan periode yang di
audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari setahun penuh, bukan
hanya dari sebagian periode.

6
Kecukupan Bukti, Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya
(sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil
oleh auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor
mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, Seperti Tingkat Materialitas
dan Resiko, Faktor-faktor Ekonomi, Ukuran Dan Kharakteristik Populasi.
Persuasivitas dan Biaya, Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit
pada

suatu

proses

audit,

baik

persuasivitas

maupun

biaya

harus

turut

dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja
yang tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua
alternative harus masuk dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau
beberapa jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah
bukti audit yang cukup kompeten pada tingkat biaya terendah yang paling mungkin
dicapai.

D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
1. Pengujian Fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang
berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan
kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga,
surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud.
2. konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari
pihak ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi
sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan
klien meminta pihak ketiga yng indevenden untuk memberikan tnggapannya
secara langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dri
berbagai sumber yang independent terhadap klien, maka jenis bukti audit ini
sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering dipergunakan.
INFORMASI YANG SERING DIKONFIRMASIKAN
INFORMASI

SUMBER

Aktiva
Kas pada Bank

Bank

Piutang Dagang

Pelanggan
7
Surat Piutang

Pembuat surat

Persediaan diluar dan dikonsinyasikan

Pihak yang menerima konsinyasi
(consignee)

Persediaan tersimpan dalam gudang umum

Gudang umum

Nilai kas dalam asuransi jiwa

Perusahaan asuransi

Kewajiban

utang dagang

Kreditur

Surat utang

Pemberi pinjaman

Uang muka dari pelanggan

Pelanggan

Utang hipotik

Pemberi hipotik

Utang obligasi

Pemegang obligasi

Modal Sendiri
Pencatat saham dan agen transfer

Saham yang beredar

saham

Informasi Lainnya
Nilai cakupan asuransi

Perusahaan asuransi
Bank,

Kewajiban kontingen

pemberi

pinjaman,

dan

penasihat hukum klien

Perjanjian obligasi

Pemegang obligasi

Agunan yang dikuasai oleh para kreditur

kreditur

3. Dokumentasi
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan.
Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan
oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang
terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien ini
minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia
dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan bukti
pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan bagi
masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan
bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan
8
catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah
suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit
karena pada umumnya jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya
perolehan bukti yang relative rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satusatunya jenis bukti audit yang layak dan siap pakai.
4. Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubunganhubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak
wajar. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit.
Tujuannya adalah berikut ini.
a. Memahami industri dan bisnis klien
b. Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
c. Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan
d. Mengurangi ujian audit rinci
5. Wawancara kepada Klien
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan
maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas
berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti
dari hasil wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor
untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai
prosedur lainnya.
6. Rekalkulasi
Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer
informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode
audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas
berbagai erhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal
ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur
penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan
pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di
muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup penelusuran
nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut
dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat
dalam nilai yang sama pada setiap saat.
9
7. Observasi
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas
tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk
mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya
dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Merupakan
kewajiban auditor untuk menindaklanjuti berbagai kesan pertama yang
didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang bersifat nyata.
8. Kompetensi Jenis-Jenis Bukti
Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang
signifikan atas kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh,
dokumentasi internal suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang
efektif akan lebih terpercaya karena dokumen-dokumen tersebut memiliki
persentase keakuratan yang lebih tinggi. Serupa dengan hal tersebut, prosedur
analitis tidak akan menjadi bukti audit yang kompeten bila pengendalian yang
bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan informasi yang tidak akurat.
Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan
memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan
efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua
jenis bukti audit ini secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti
audit yang memiliki tingkat kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh
berbeda.
Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti
audit yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan
beberapa tujuan audit.
9. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti
Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada
umumnya, pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien
melakukan perhitungan aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal
neraca.konfirmasi membutuhkan biaya yang besar karena auditor harus
melaksanakan

sejumlah

prosedur

secara

berhati-hati

dalam

rangka

mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta upaya
untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau
sejumlah pengecualian konfirmasi.
10
Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat
moderat.

Jika

karyawan

klien

mempersiapka

berbagai

dokumen

yang
dan

menyusunnya secara apik agar mudah dipergunakan, maka dokumentasi
umumnya hanya menimbulkan pengeluaran biaya audit yang cukup rendah. Saat
auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut oleh dirinya sendiri, mak
dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi. Prosedur analitis
membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur analitis
mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta
mengevaluasi hasil yang diperoleh.
Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi,
wawancara kepada klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan
dengan sejumlah prosedur audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan
secara ekstensif dalam setiap proses audit dan umumnya hanya mengeluarkan
biaya audit yang rendah. Hitung uji umumnya hanya menimbulkan sejumlah kecil
biaya karena hitung uji ini hanya melibatkan berbagai perhitungan dan
penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan
auditor.

E. DOKUMENTASI AUDIT
Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh
auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian.
Dokumentasi udit juga biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas
kerja audit (KKA), atau audit working paper (AWP). Dokumentasi audit harus
dipelihara dalam arsip terkomputerisasi.
1. Tujuan dokumentasi audit
Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor
menyediaakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai
dengan standar audit yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit
(KKP) bertujuan sebagai pendukung dalam memberikan opini, memberikan
sebuah

dasar

untuk

merencanakan

audit,

sebuah

catatan

bukti

yang

diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan supervise oleh supervisor dan
rekan, sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai referensi bila ada
pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit adalah cara utama untuk

11
mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah dilakukan.
Dokumntasi audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu
auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan
tertentu.
Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang
mengawasi untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah
diakumulasikan untuk mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan
penyelidikan dokumen tau konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi
sebuah identifikasi dari item yang diuji. Arsip audit juga harus meliputi
dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang penting, tindakan yang
diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang dicapai.
2. Kepemilikan file audit
Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang
dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya
waktu dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip
adalah saat mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada
penyelesaian waktu pekerjaan, arsip audit dipertahankan pada kantor akuntan
publik untuk referensi masa mendatang.
3. Kerahasian file audit
Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode
Perilaku Profesional, yang menyatakan:
“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang
diperoleh dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan
klien”.
Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien
yang tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat
terganggu sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah
informasi dan merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual
prakteknya ke perusahaan akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin
dari klien bila dokumentasi audit dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk
keperluan legal lainnya.
4. Persyaratan untuk menyimpan file audit

5. Isi dan organisasi
12
Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk
menyiapkan dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan
informasi yang lebih umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan
diakhiri dengan laporan keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip
audit yang mendukung ujian auditor.
6. File permanen
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip
ini menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari
tahun ke tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :
a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting
sebagai artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan
kontrak. Kontrak adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan
lainnya.
b. Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi
auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang
saham, niat baik, dan aktiva tetap.
c. Informasi

yang

berhubungan

dengan

pemahaman

akan

kontrol

(pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol.
d. Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini
adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau
saldo perbulan untuk akun tertentu.
7. File tahun berjalan
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada
kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file tahun berjalan untuk
masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang
akan dibahas singkat di bawah ini:
a. Program Audit, Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk
setiap audit. Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk
memperbaiki koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat
audit berjalan, setipa auditor memulai program itu untuk prosedur audit yang
dilakukan dan menunjukkan tanggal penyelesaian.
b. Informasi umum, Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang
yag sifatnya umum bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan
13
keuangan tertentu. Ini termasuk item seperti memo perencanaan audit,
abstrak atau salinan pertemuan dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain.
c. Neraca Saldo Berjalan, Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan
adalah buku besar umum, jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik
utama dari audit. Seawal mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor
memperoleh atau menyiapkan daftar akun buku besar umum dan saldo akhir
tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca saldo berjalan
d. Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, Saat auditor menemukan
kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi, laporan keuangan
harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika klien gagal untuk mengurangi
persediaan dengan tepat untuk bahan mentah yang tidak terpakai, maka bisa
dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk mencerminkan nilai yang
biasa diwujudkan dari persediaan itu.
e. Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan
informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu
benar.
f. Jadwal Pendukung, Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal
pendukung yang rinci yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk
mendukung jumlah tertentu pada laporan keuangan. Banyak jenis jadwal
yang digunakan dan penggunaan jenis yang tepat adalah perlu untuk
mendokumentasikan memadainya audit dan memenuhi tujuan lain dari
dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal pendukung:
1. Analisis, Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku
besar umum selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan
akhir saldo.
2. Neraca Saldo atau Daftar, Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang
membuat saldo akhir tahun dari akun buku besar umum.ini berbeda dari
sebuah analisis dimana hanya meliputi item yang merupakan saldo akhir
periode.
3. Rekonsiliasi Jumlah, rekonsiliasi yang mendukung jumblah tertentu dan
biasanya diharapkan akan meningkatkan jumblah yang di catat pada
catatan klien dengan sumber informasi lainnya.

14
4. Ujian Kewajaran, bersipat informasi yang memungkinkan auditor untuk
mengapaluasi apakah saldo tampak mengandung salah saji dengan
mempertimbangkan sitiuasi penugasan.
5. Ringkasan prosedur, Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur
audit khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi
piutang dagang dan ringkasan observasi persediaan.
6. Penyelidikan dokumen pendukung, Sejumlah jadwal tujuan khusus
dirancang untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti
ujian dokumen selama ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau
cutoff.
7. Informasional, Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit
meliputi informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan
jam kerja klien yang berguna dalam administrasi perjanjian.
8. Dokumentasi Luar, Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian
klien. Walaupun bukan “jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka
berindeks dan saling diarsip dan prosedur ditunjukkan pada mereka
dalam cara yang sama seperti pada jadwal lainnya.
8. Penyusunan dokumentasi audit
Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang terlibat, dokumentasi harus
memiliki karakteristik tertentu:
a. Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi seperti
nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial yang
menyiapkan, tanggal persiapan, dan kode indeks.
b. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk membantu
dalam mengatur dan mengarsip
c. Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan audit
yang dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan dalam
bentuk memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam program
audit, dan dengan notasi langsung pada jadwal
d. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi
tujuan yang dirancang.
e. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan
harus dinyatakan dengan jelas.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Bagian yang penting dari setiap audit adalah menentukan jenis dan jumblah buti
audit yang tepat yang harus di kumpulkan. Auditor menggunakan 8 jenis bukti dalam
suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketetapan dan kecukupannya.
Ketetapan bukti audit di tentukan oleh relevansinya dalam memenuhi tujuan audit
dan reliabilitasnya.
Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam
rangka merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang di
kumpulkan dan hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan
mereviw pekerjaan asisten.kantor akuntan publik menetapkan kebijakan dan
pendekatannya sendiri bagi dokumentasi audit untuk memastikan bahwa tujuan
tersebut telah tercapai. Kantor akuntan publik yang bermutuh tinggi menjamin bahwa
dokumentasi audit di siapkan secara layak dan mencukupi segala situasi audit.

B. SARAN
Berdasarkan makalah yang di susun diatas maka diajukan saran sebagai berikut :
1. Auditor perlu lebih telitih dalam mengambil keptusan bukti audit yang tepat.
2. Diharapkan agar kinerja auditor dalam penugasan kepada kliennya agar dapat
meningkat dengan adanya praturan-praturan kantor akuntan publik terhadapnya.
3. Jenis –jenis bukti audit harus di perbanyak agar dapat memenuhi kecukupan bukti
audit yang tepat.
4. Untuk pekerjaan audit selanjutnya auditor di harapkan agar berhati-hati dalam
memilih jenis bukti audit dalam pekerjaannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Anonim. 2009. Tujuan dan Bukti Audit.
http://capitaselecta.blogspot.com/2009/07/rangkuman-audit-bab-7-12.html [Diakses
pada tanggal 5 April 2013]
.2011. Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.html [Diakses
pada tanggal 5 April 2013]
.2011. Model Risiko Audit. http://champ-pride99.blogspot.com/2011/12/model-risiko-auditaudit-risk-model.html [Diakses pada tanggal 5 April 2013]

17

More Related Content

What's hot

Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIEDIS BLOG
 
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program audit
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program auditAudit bab 3 kertas kerja audit dan program audit
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program auditsugeng1990
 
Konfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutangKonfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutangsansantika_
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisAdelina Yusyak
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanDina Nurmariyani
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanDina Nurmariyani
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 

What's hot (20)

Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
 
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program audit
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program auditAudit bab 3 kertas kerja audit dan program audit
Audit bab 3 kertas kerja audit dan program audit
 
Konfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutangKonfirmasi saldo piutang
Konfirmasi saldo piutang
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Chapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti AuditChapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti Audit
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaan
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Bukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit
Bukti Audit, Tujuan Audit, Program AuditBukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit
Bukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit
 
Kertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti AuditKertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti Audit
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Sifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaranSifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaran
 
Ceramah Audit Prestasi
Ceramah Audit PrestasiCeramah Audit Prestasi
Ceramah Audit Prestasi
 
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depanProfesi Akuntan Publik pada Masa depan
Profesi Akuntan Publik pada Masa depan
 
Makalah auditing
Makalah auditingMakalah auditing
Makalah auditing
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Modul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libreModul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libre
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Internal audit - Copy
Internal audit - CopyInternal audit - Copy
Internal audit - Copy
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
 
Pengantar manajemen
Pengantar manajemenPengantar manajemen
Pengantar manajemen
 
Pertemuan 12 Loss Prevention and Fraud
Pertemuan 12 Loss Prevention and FraudPertemuan 12 Loss Prevention and Fraud
Pertemuan 12 Loss Prevention and Fraud
 

Similar to BUKTI AUDIT

Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Sandy Setiawan
 
Modul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevModul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevnoeljonathan
 
(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti auditIlham Sousuke
 
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptxmrbacot
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpHilanglah Harapanku
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxMichzanArobi
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxRiaMennita
 
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...yenny yoris
 
Tugas 3, riview bukti audit copy
Tugas 3, riview bukti audit   copyTugas 3, riview bukti audit   copy
Tugas 3, riview bukti audit copyYusdi Sinathrya
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxfadilaamalis
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)marchaaddina
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxFathimah30
 

Similar to BUKTI AUDIT (20)

Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...
 
Audit.pptx
Audit.pptxAudit.pptx
Audit.pptx
 
Modul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerevModul 3 auditevidencerev
Modul 3 auditevidencerev
 
(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit(Pert 2) bab 7 bukti audit
(Pert 2) bab 7 bukti audit
 
Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
 
Keputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti AuditKeputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti Audit
 
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
 
Kel 2.pptx
Kel 2.pptxKel 2.pptx
Kel 2.pptx
 
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkpTugas makalah bukti_audit_dan_kkp
Tugas makalah bukti_audit_dan_kkp
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
 
BUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.docBUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.doc
 
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks o...
 
Tugas 3, riview bukti audit copy
Tugas 3, riview bukti audit   copyTugas 3, riview bukti audit   copy
Tugas 3, riview bukti audit copy
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Audit kertas-kerja
Audit kertas-kerjaAudit kertas-kerja
Audit kertas-kerja
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptx
 

BUKTI AUDIT

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik yang dilakukan oleh orang yang independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai sejumlah informasi yang berhubungan dengan kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara sejumlah informasi tersebut dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya, akuntan publik harus mengumpulkan bukti-bukti dalam pemeriksaannya. Meskipun catatan kwitansi menyediakan bukti pemeriksaan yang cukup untuk mendukung pendapat anditor, namun catatan tersebut bukan satu-satunya bukti pemeriksaan yang dikumpulkan oleh auditor. Pengumpulan bukti pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap aktiva, wawancara, serta melalui berbagai sumber di luar pemeriksaan klien. Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, “Bukti andit kompeten yang cukup harns diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan”. Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Ketepatan sasaran, objektivitas, ketepatan waktu dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. 1
  • 2. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah : 1. Dasar setiap bukti audit adalah bukti yang di kumpulkan dan di evaluasi oleh auditor? 2. Auditor harus memiliki pengetahuan dan kterampilan untuk mengumpulkan bukti audit yang tepat? Dan 3. Keterampilan untuk memenuhi standar profesi?. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. SIFAT BUKTI AUDIT Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditoruntuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti perhitungan auditor atas surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, seperti berbagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien. Perbedaan kontras bukti audit dengan bukti hukum dan ilmiah, Penggunaan bukti-bukti tidak semata-mata dilakukan oleh auditor. Bukti-bukti juga dipergunakan secara luas oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum terdapat aturan-aturan tentang bukti hukum yang digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak yang tidak bersalah. Serupa dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori. Auditor pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan bukti yang dikumpulkan oleh para ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum, serta bukti itupun digunakan dalam berbagai cara yang berbeda, tetapi dalam ketiga kasus tersebut, bukti-bukti dipergunakan untuk menarik berbagai kesimpulan. B. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Pertimbangan ini memegang peranan penting karena adanya hambatan biaya dalam menguji dan mengevaluasi semua bukti audit yang tersedia. Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke dalam empat sub keputusan : 1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan 3
  • 4. 2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu 3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi 4. Kapankah berbagai prosedur akan dilakukan PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Dalam merancang berbagai prosedur audit, merupakan hal yang umum untuk menerjemahkannya ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat digunakan sebagai instruksi-instruksi selama pelaksanaan audit. UKURAN SAMPEL, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam populasi yang sedang diuji. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya. ITEM-ITEM YANG TERPILIH, Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur audit dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Jika auditor memutuskan, umpamanya, untuk memilih 50 cek yang ditangguhkan dari poulasi sebesar 6600 cek sebagai item-item yang akan dibandingkan dengan data pada buku jurnal pengeluaran kas, maka dapat digunakan berbagai metode yang berbeda untuk memilih cek-cek manakah yang akan diuji. PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT, Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah periode akuntansi itu berakhir. Selain itu, keputusan untuk pemilihan waktu audit pun dipengaruhi oleh kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien. Bagaimanapun, pemilihan waktu yang tepat juga dipengaruhi oleh keyakinan auditor tentang kapan bukti audit akan memberikan hasil yang paling efektif dan kapan staf audit dapat melaksanakan proses audit tersebut. 4
  • 5. PROGRAM AUDIT, Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau untuk keseluruhan proses audit disebut sebagai program audit. Program audit selalu mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun sering kali mencakup pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian tersebut. Umumnya, untuk setiap komponen audit akan terdapat suatu program audit yang mengandung sejumlah prosedur audit. Selanjutnya, akan terdapat suatu program audit untuk piutang dagang, penjualan, dan seterusnya. Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung persiapan program-program audit. Suatu aplikasi komputer yang lebih canggih akan melibatkan penggunaan suatu program yang khusus dirancang untuk membantu auditor berpikir melalui berbagai pertimbangan perencanaan audit dan memilih prosedur-prosedur yang tepat menggunakan perangkat lunak pembuat program audit. C. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT Persuaivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti audit dapat mendukung pendapat audit, dan pennetunya adalah ketepatan dan kecukupan bukti. 1. Ketepatan Bukti Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny amemenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan. Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang memberikan bukti yang lebih andal Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar. Relevansi bukti dapat diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan audit lainnya. Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari bukti audit, yaitu : 5
  • 6. a. Independensi penyedia bukti, Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam entitas. Seperti komunikasi dari Bank, pengacara, atau para pelanggan, dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti polis asuransi akan lebih dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil wawancara yang diperoleh dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan bahkan yang tidak pernah dikirim ke luar organisasi seperti permintaan pembelian. b. Efektivitas pengendalian intern klien, Bukti audit lebih dapat diandalkan jika pengendalian intern klien efektif, bukan lemah. c. Pengetahuan langsung auditor, Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat diandalkan ketimbang informasi yang diperoleh secara tidak langsung. d. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi, Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu. Selain itu bukti yang diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat diandalkan jika auditor tidak memenuhi kualifikasi untuk mengevaluasi bukti tersebut. e. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif. Contoh bukti objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik sekuritas dan kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah surat yang ditulis oleh pengacara klien yang membahas hasil yang mungkin akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang dihadapi oleh klientanya jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang selama pemeriksaan fisik. f. Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat diandalakan untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang diperoleh dapat diandalkan jika ada sampel dari keseluruhan periode yang di audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari setahun penuh, bukan hanya dari sebagian periode. 6
  • 7. Kecukupan Bukti, Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya (sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil oleh auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, Seperti Tingkat Materialitas dan Resiko, Faktor-faktor Ekonomi, Ukuran Dan Kharakteristik Populasi. Persuasivitas dan Biaya, Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan. Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternative harus masuk dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup kompeten pada tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai. D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT 1. Pengujian Fisik Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud. 2. konfirmasi Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari pihak ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta pihak ketiga yng indevenden untuk memberikan tnggapannya secara langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dri berbagai sumber yang independent terhadap klien, maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering dipergunakan. INFORMASI YANG SERING DIKONFIRMASIKAN INFORMASI SUMBER Aktiva Kas pada Bank Bank Piutang Dagang Pelanggan 7
  • 8. Surat Piutang Pembuat surat Persediaan diluar dan dikonsinyasikan Pihak yang menerima konsinyasi (consignee) Persediaan tersimpan dalam gudang umum Gudang umum Nilai kas dalam asuransi jiwa Perusahaan asuransi Kewajiban utang dagang Kreditur Surat utang Pemberi pinjaman Uang muka dari pelanggan Pelanggan Utang hipotik Pemberi hipotik Utang obligasi Pemegang obligasi Modal Sendiri Pencatat saham dan agen transfer Saham yang beredar saham Informasi Lainnya Nilai cakupan asuransi Perusahaan asuransi Bank, Kewajiban kontingen pemberi pinjaman, dan penasihat hukum klien Perjanjian obligasi Pemegang obligasi Agunan yang dikuasai oleh para kreditur kreditur 3. Dokumentasi Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan bukti pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan bagi masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan 8
  • 9. catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang relative rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satusatunya jenis bukti audit yang layak dan siap pakai. 4. Prosedur Analitis Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubunganhubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut ini. a. Memahami industri dan bisnis klien b. Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas c. Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan d. Mengurangi ujian audit rinci 5. Wawancara kepada Klien Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya. 6. Rekalkulasi Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat. 9
  • 10. 7. Observasi Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Merupakan kewajiban auditor untuk menindaklanjuti berbagai kesan pertama yang didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang bersifat nyata. 8. Kompetensi Jenis-Jenis Bukti Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang signifikan atas kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh, dokumentasi internal suatu perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang efektif akan lebih terpercaya karena dokumen-dokumen tersebut memiliki persentase keakuratan yang lebih tinggi. Serupa dengan hal tersebut, prosedur analitis tidak akan menjadi bukti audit yang kompeten bila pengendalian yang bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan informasi yang tidak akurat. Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua jenis bukti audit ini secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti audit yang memiliki tingkat kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh berbeda. Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti audit yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan beberapa tujuan audit. 9. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada umumnya, pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal neraca.konfirmasi membutuhkan biaya yang besar karena auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau sejumlah pengecualian konfirmasi. 10
  • 11. Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat moderat. Jika karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen yang dan menyusunnya secara apik agar mudah dipergunakan, maka dokumentasi umumnya hanya menimbulkan pengeluaran biaya audit yang cukup rendah. Saat auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut oleh dirinya sendiri, mak dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi. Prosedur analitis membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur analitis mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta mengevaluasi hasil yang diperoleh. Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi, wawancara kepada klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan dengan sejumlah prosedur audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan secara ekstensif dalam setiap proses audit dan umumnya hanya mengeluarkan biaya audit yang rendah. Hitung uji umumnya hanya menimbulkan sejumlah kecil biaya karena hitung uji ini hanya melibatkan berbagai perhitungan dan penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan keperluan auditor. E. DOKUMENTASI AUDIT Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian. Dokumentasi udit juga biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas kerja audit (KKA), atau audit working paper (AWP). Dokumentasi audit harus dipelihara dalam arsip terkomputerisasi. 1. Tujuan dokumentasi audit Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor menyediaakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit (KKP) bertujuan sebagai pendukung dalam memberikan opini, memberikan sebuah dasar untuk merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan supervise oleh supervisor dan rekan, sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai referensi bila ada pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit adalah cara utama untuk 11
  • 12. mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah dilakukan. Dokumntasi audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu auditor dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan tertentu. Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang mengawasi untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah diakumulasikan untuk mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan penyelidikan dokumen tau konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi sebuah identifikasi dari item yang diuji. Arsip audit juga harus meliputi dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang penting, tindakan yang diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang dicapai. 2. Kepemilikan file audit Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya waktu dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip adalah saat mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada penyelesaian waktu pekerjaan, arsip audit dipertahankan pada kantor akuntan publik untuk referensi masa mendatang. 3. Kerahasian file audit Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode Perilaku Profesional, yang menyatakan: “seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang diperoleh dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan klien”. Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien yang tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat terganggu sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah informasi dan merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual prakteknya ke perusahaan akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin dari klien bila dokumentasi audit dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk keperluan legal lainnya. 4. Persyaratan untuk menyimpan file audit 5. Isi dan organisasi 12
  • 13. Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk menyiapkan dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan informasi yang lebih umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan diakhiri dengan laporan keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip audit yang mendukung ujian auditor. 6. File permanen Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip ini menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari tahun ke tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi : a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting sebagai artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya. b. Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, niat baik, dan aktiva tetap. c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol (pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol. d. Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo perbulan untuk akun tertentu. 7. File tahun berjalan Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file tahun berjalan untuk masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas singkat di bawah ini: a. Program Audit, Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk memperbaiki koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat audit berjalan, setipa auditor memulai program itu untuk prosedur audit yang dilakukan dan menunjukkan tanggal penyelesaian. b. Informasi umum, Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang yag sifatnya umum bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan 13
  • 14. keuangan tertentu. Ini termasuk item seperti memo perencanaan audit, abstrak atau salinan pertemuan dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain. c. Neraca Saldo Berjalan, Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan adalah buku besar umum, jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik utama dari audit. Seawal mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor memperoleh atau menyiapkan daftar akun buku besar umum dan saldo akhir tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca saldo berjalan d. Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, Saat auditor menemukan kesalahan penyajian material dalam catatan akuntansi, laporan keuangan harus diperbaiki. Sebagai contoh, jika klien gagal untuk mengurangi persediaan dengan tepat untuk bahan mentah yang tidak terpakai, maka bisa dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk mencerminkan nilai yang biasa diwujudkan dari persediaan itu. e. Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu benar. f. Jadwal Pendukung, Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal pendukung yang rinci yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk mendukung jumlah tertentu pada laporan keuangan. Banyak jenis jadwal yang digunakan dan penggunaan jenis yang tepat adalah perlu untuk mendokumentasikan memadainya audit dan memenuhi tujuan lain dari dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal pendukung: 1. Analisis, Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku besar umum selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan akhir saldo. 2. Neraca Saldo atau Daftar, Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang membuat saldo akhir tahun dari akun buku besar umum.ini berbeda dari sebuah analisis dimana hanya meliputi item yang merupakan saldo akhir periode. 3. Rekonsiliasi Jumlah, rekonsiliasi yang mendukung jumblah tertentu dan biasanya diharapkan akan meningkatkan jumblah yang di catat pada catatan klien dengan sumber informasi lainnya. 14
  • 15. 4. Ujian Kewajaran, bersipat informasi yang memungkinkan auditor untuk mengapaluasi apakah saldo tampak mengandung salah saji dengan mempertimbangkan sitiuasi penugasan. 5. Ringkasan prosedur, Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur audit khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi piutang dagang dan ringkasan observasi persediaan. 6. Penyelidikan dokumen pendukung, Sejumlah jadwal tujuan khusus dirancang untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti ujian dokumen selama ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau cutoff. 7. Informasional, Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit meliputi informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan jam kerja klien yang berguna dalam administrasi perjanjian. 8. Dokumentasi Luar, Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian klien. Walaupun bukan “jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka berindeks dan saling diarsip dan prosedur ditunjukkan pada mereka dalam cara yang sama seperti pada jadwal lainnya. 8. Penyusunan dokumentasi audit Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang terlibat, dokumentasi harus memiliki karakteristik tertentu: a. Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi seperti nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial yang menyiapkan, tanggal persiapan, dan kode indeks. b. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk membantu dalam mengatur dan mengarsip c. Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan audit yang dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan dalam bentuk memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam program audit, dan dengan notasi langsung pada jadwal d. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan yang dirancang. e. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan harus dinyatakan dengan jelas. 15
  • 16. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Bagian yang penting dari setiap audit adalah menentukan jenis dan jumblah buti audit yang tepat yang harus di kumpulkan. Auditor menggunakan 8 jenis bukti dalam suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketetapan dan kecukupannya. Ketetapan bukti audit di tentukan oleh relevansinya dalam memenuhi tujuan audit dan reliabilitasnya. Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam rangka merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang di kumpulkan dan hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan mereviw pekerjaan asisten.kantor akuntan publik menetapkan kebijakan dan pendekatannya sendiri bagi dokumentasi audit untuk memastikan bahwa tujuan tersebut telah tercapai. Kantor akuntan publik yang bermutuh tinggi menjamin bahwa dokumentasi audit di siapkan secara layak dan mencukupi segala situasi audit. B. SARAN Berdasarkan makalah yang di susun diatas maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Auditor perlu lebih telitih dalam mengambil keptusan bukti audit yang tepat. 2. Diharapkan agar kinerja auditor dalam penugasan kepada kliennya agar dapat meningkat dengan adanya praturan-praturan kantor akuntan publik terhadapnya. 3. Jenis –jenis bukti audit harus di perbanyak agar dapat memenuhi kecukupan bukti audit yang tepat. 4. Untuk pekerjaan audit selanjutnya auditor di harapkan agar berhati-hati dalam memilih jenis bukti audit dalam pekerjaannya. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta. Anonim. 2009. Tujuan dan Bukti Audit. http://capitaselecta.blogspot.com/2009/07/rangkuman-audit-bab-7-12.html [Diakses pada tanggal 5 April 2013] .2011. Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.html [Diakses pada tanggal 5 April 2013] .2011. Model Risiko Audit. http://champ-pride99.blogspot.com/2011/12/model-risiko-auditaudit-risk-model.html [Diakses pada tanggal 5 April 2013] 17