Presentasi FGD bersama senior di PSEKP dan para profesor FKPR Litbang Pertanian, point untuk Kementan mencapai swasembada padi, jagung, dan kedelai tahun 2017.
1. Rancangan KELEMBAGAAN untuk
Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai
2017
Oleh: SYAHYUTI
PSEKP, Bogor 4 Desember 2014
1
2. Pembenahan dalam 3 hal:
1. Organisasi petani: relasi yang efektif.
2. Penyuluhan pertanian: mobilisasi PPL
swadaya dan swasta.
3. Kedaulatan pangan: (andai) menjadi strategi
mencapai swasembada pangan.
3. Mencapai swasembada pangan tidak harus melalui
kesejahteraan petani:
Mencapai swasembada Mencapai kesejahteraan petani
Unit perhatian nasional Rumah tangga petani
Pencapaian Swasembada bisa dicapai
tanpa kesejahteraan petani,
asalkan total pertanaman
nasional cukup
Sejahtera bisa dicapai tanpa
swasembada, bila lahan per rumah
tangga cukup (mis 2 ha/RT)
Yang perduli Presiden, Mentan, media
massa
NGO, dan “mestinya” PPL
Yang dibutuhkan Perluasan lahan (terutama
kedelai), lahan yang cukup
secara nasional,
ketersediaan teknologi, dan
dukungan untuk adopsi
teknologi.
Lahan yang cukup per RT, pola bagi
hasil, bantuan untuk menekan biaya
usahatani, harga jual yang menarik
Bentuk dukungan Teknologi tinggi (benih
unggul, pupuk cukup, dst)
Lahan yang cukup per RT, dan
teknologi
Pendekatan yg
bisa diaplikasikan
Farmer field school (FFS) Farmer Bussiness School (FBS)
4. - Reforma agraria tanpa
pembangunan pertanian (=
landreform tanpa aspek non
landreform)
- Lahan cukup per petani, secara
nasional kurang
- Bagi hasil menguntungkan penyakap
- Pembangunan pertanian dengan
landreform (lahan minimal 2 ha/RT
petani)
- Dukungan input cukup. Prasarana
baik, dan harga menarik
- Bagi hasil menguntungkan penyakap
- Pembangunan pertanian lemah,
tanpa landrefrom
- Ketersediaan input dan prasarana
lemah
- Harga kurang menarik
- Bagi hasil merugikan penyakap
- Pembangunan pertanian tanpa
landreform
- Lahan sec nasional cukup, namun
hanya 0,2 ha/RT
- Dukungan input, prasarana, dan
insentif harga
- Bagi hasil merugikan penyakap
Petani
sejahtera
Petani
sengsara
Tidak
swasembada swasembada
6. Rancangan organisasi petani ke depan berdasarkan
level wilayah:
Level wilayah Jenis organisasi Organisasi saat ini Pilihan organisasi ke
6
depan
Dusun Organisasi individual Kelompok tani Kelompok tani, KWT,
koperasi primer
Desa Organisasi
koordinator (inter-group
organization)
Gapoktan dan
koperasi
Koperasi dan
Posluhdes sebagai
simpul relasi
Kabupaten Organization
interrelation, dan
supporting
organization
Dinas Pertanian,
Badan Penyuluhan,
KTNA (namun tidak
menjadi koordinator
seluruh organisasi
petani sekabupaten)
KTNA, Dinas
Pertanian, Bapeluh,
asosiasi Gapoktan,
asosiasi PPL
swadaya, asosiasi
komoditas, NGO, dll
7. Dinas Pertanian BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan
tinggi, asosiasi, dll
Supporting organization
Desa A Desa B
Secondary
Individual
org Individual
org
institution
Secondary organization organization
Individual
org
Individual
org
Individual
org
Individual
org
Interrelation organization
institution
institution
institution
7
8. Syarat ntuk menciptakan
ORGANISASI petani yang kuat:
1. Dari sisi teknis = penyatuan berbagai organisasi-organisasi yang
kecil menjadi ckup besar hingga mencapai skala ekonomis secara
manajemen dan ekonomis
2. Dari sisi struktural = hilangkan sifat ego sektoral. Merasa
MEMILIKI petani.
3. Dari sisi psikologis = sikap bahwa organisasi petani adalah milik
petani, memberi kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan
berkembang (learning organization), organisasi formal adalah
salah satu pilihan, tidak WAJIB,
4. Dari sisi legislasi = pelurusan konsep, konsistensi, penjelasan lebih
detail, dst.
5. Jangan hanya mendirikan ORGANISASI, tapi harus membangun
KELEMBAGAAN. Kelembagaan = aspek regulatif + aspek regulatif
+ aspek kultural kognitif + aspek keorganisasian 8
9. Penyaturan organisasi permodalan di desa:
Organisasi pengelola
permodalan
Jumlah modal
(Rp )
Potensi pendapatan
(+ 10 %/tahun)
Potensi
pendapatan
Jika disatukan
1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta
+ Rp 100
juta
2. LDPM 225 juta 22,5 juta
3. LPM 50 juta 5 juta
4. Koperasi wanita 15 juta 1,5
5. KUD 300 juta 30 juta
6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta
Tingkat
sustainabilitas
Keuntungan rendah,
masing-masing tidak sustain
Mencapai skala
ekonomi,
9
SUSTAIN
10. Rancangan pelaku dan tipe relasi ke depan:
Padi Jagung Kedelai
1. Penyediaan benih - Dipenuhi secara
mandiri, Desa Mandiri
Benih (3)
- Kelompok penangkar
benih (1-2 ha per desa)
- Benih hibrida harus
beli (2 dan 3)
- melalui KT, Gapoktan,
koperasi
- Dipenuhi secara
mandiri, Desa Mandiri
Benih (3)
- Kelompok penangkar
benih (1-2 ha per desa)
2. Penyediaan pupuk dan
obat-obatan
-penyediaan secara
kolektif (3)
-mulai bergeser ke
organik (mandiri)
-penyediaan secara
kolektif (3)
-penyediaan secara
kolektif (3)
3. Penyediaan modal - Mandiri dan ke
perbankan komersial (1
dan 2)
- Mandiri dan ke
perbankan komersial (1
dan 2)
- Mandiri dan ke
perbankan komersial (1
dan 2)
4.Penyediaan alsintan - Sewa utk pengolahan
lahan dan panen (2)
- Mesin pemipil sewa
dan dari kelompok (2
dan 3)
- Kurang urgen
5.Penyediaan air irigasi - Kelompok penyedia air
dan mandiri (3 dan 2)
- Pompa (2 dan 1) - Pompa (2 dan 1)
Tipe RELASI : 1=mandiri, 2=relasi individual, 3=relasi kolektif
11. Padi Jagung Kedelai
6.Penyediaan tenaga
kerja
- Dari anggota
keluarga dan
tetangga (1 dan 2)
- Dari anggota
keluarga dan
tetangga (1 dan 2)
- Dari anggota
keluarga dan
tetangga (1 dan 2)
7.Pengolahan hasil
panen
- Tidak perlu - Tidak perlu - Tidak perlu
8.Pemasaran hasil
panen
- Langsung ke
pengumpul, sudah
cukup baik (2)
- Kemitraan utk ke
pabrik pakan dan self
mixer (3 dan 2)
- Langsung ke
pengolah tahu
tempe, dan
pedagang
pengumpul (2)
9.Penyediaan
informasi pasar
- Bisa mandiri (1) - Bisa mandiri (1) - Bisa mandiri (1)
10.Penyediaan
informasi teknologi
- Mandiri dan
Posluhdes (1 dan 2)
- Mandiri dan
Posluhdes (1 dan 2)
- Mandiri dan
Posluhdes (1 dan 2)
Tipe RELASI : 1=mandiri, 2=relasi individual, 3=relasi kolektif
13. • Menurut UU 16-2006: “Penyuluh swadaya adalah
pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan
warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh”.
• “Penyuluh Pertanian Swasta adalah penyuluh yang
berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang
mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan”.
Jenis dan jumlah PPL tahun 2013
Jenis PPL Jumlah (orang)
PPL PNS 28.494
PPL –THL-TB 21.249
PPL swadaya 8.380
PPL swasta 0
Total 58.123
14. Enam keunggulan penyuluh swadaya
(hasil riset Indraningsih dkk., 2013):
1. Pengetahuan dan keterampilan teknologi lebih kuat,
namun spesifik (Jarkoni = mengajar karena melakoni)
2. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang
partisipatif
3. Lebih mampu mengorganisasikan masyarakat
(Community-Organizing Role)
4. Mampu menjadi penghubung (change agent) yang
lebih powerfull
5. Agen bisnis yang potensial (umumnya menjadi pelaku
usaha)
6. Memiliki nilai lebih pada kepemilikan modal sosial
14
15. Siapa penyuluh swasta?
Kategori pelaku:
1. Private bisnis (penyedia input, perusahaan
pengolahan, dan pemasaran). Saat ini
penyuluh swadaya sudah ada yang
menajalankannya.
2. Non profit sector (perguruan tinggi, NGO, dll)
3. Pay for service (dibayar oleh organisasi
petani, bisa Gapoktan, atau asosiasi
komoditas)
15
16. • Menurut Schwartz (1994: “The Role Of The
Private Sector In Agricultural Extension:
Economic Analysis And Case Studies”), private
extension adalah:
1. Perguruan tinggi
2. Public
3. Contract farming schemes
4. Input supply companies (private extension as
part of commercial firm activities)
5. NGO
16
17. Perbedaan PPL pemerintah, swadaya dan swasta:
Aspek Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya
Pelaku PPL PNS dan PPL-THL Dosen perguruan tinggi,
peneliti, pegawai perusahaan
swasta, staf asosiasi komoditas,
NGO
Petani (Kontak Tani, petani
maju, pengurus organisasi
petani).
Basis kerjanya Pelayanan dan administrasi Pelayanan dan mencari
keuntungan
Pelayanan, pendampingan, dan
bisnis
Indikator kinerjanya Loyalitas pada atasan Pencapaian hasil Sosial dan pencapaian hasil
Peran dalam pembangunan
pertanian
Motivator dan komunikator Komunikator, motivator, suplier
input, dan pembeli (buyer).
Pembaharu, motivator,
organisator komunitas,
pemimpin langsung di lapangan.
Sosok pengetahuan dan
kemampuannya sebaiknya
Umumnya polivalent dan sedikit
monovalent
Monovalent, bahkan cenderung
spesifik komoditas/bidang
Monovalent, spesifik
komoditas/bidang
Tanggung jawab dan pembagian
peran yang sebaiknya dijalankan
Bertanggung jawab pada
wilayah tertentu (misal 1-3
desa), dan tanggung jawab
administratif
Area tertentu (kawasan) yang
lebih luas, karena menguasai
spesifik komoditas atau bidang
tertentu
Wilayah tidak dibatasi
utamakan di desa/kec
bersangkutan, karena mereka
menguasai komoditas atau
teknologi tertentu
Komposisi antar karakter
wilayah
Dominan untuk wilayah yang
perkembangannya masih
rendah, sehingga butuh
dukungan pemerintah secara
kuat
Sesuai untuk komoditas bernilai
ekonomi tinggi dan ekspor,
misalnya komoditas perkebunan
dan hortikultura
Diutamakan untuk wilayah
dengan sifat komunalitasnya
masih tinggi
18. Pembagian peran PPL berdasarkan komoditas:
Padi Jagung Kedelai
PPL pemerintah -penerapan hasil
SLPTT, dan SLPTT
wilayah baru
- Data dan
administrasi
-penerapan hasil
SLPTT, dan SLPTT
wilayah baru
- Data dan
administrasi
-penerapan hasil
SLPTT, dan SLPTT
wilayah baru
- Data dan
administrasi
PPL swadaya -untuk diseminasi
SRI, farmer to farmer
extension (P4S)
-diseminasi teknologi
usahatani
- Sebagai pedagang
pengumpul
-diseminasi teknologi
usahatani
PPL swasta -menyediakan obat-obatan
pertanian
-terutama
penyediaan benih
unggul, obat-obatan,
dan kemitraan
penyerapan produksi
petani
-penyediaan obat-obatan
pertanian
20. UU No 18 - 2012 tentang PANGAN, Pasal 1: Kedaulatan Pangan = adalah hak
negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan
yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak
bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan
potensi sumber daya lokal”
• Menurut http://www.urbanagriculture.org.au/.....
• Food Sovereignty =
“is the right of people to determine their own food systems”.
“puts the people who produce, distribute and consume food at the centre
of decisions on food systems and policies, rather than the demands of
markets and corporations that have come to dominate the global food
system”
• Enam pilar kedaulatan pangan: (1) Focuses on food for people, (2) Values
food providers, (3) Localises food systems. (4) Puts control locally, (5)
Builds knowledge and skills, (6) Works with nature
• Food sovereignty = improve the quality of life of peasants and
indigenous peoples
• Jadi, kedaulatan pangan berada di level RUMAH TANGGA, bukan di level
NEGARA
21. Food security Food sovereignty
Food security is an end, without much
concern with how we get there – the
end is used to justify the means.
Food sovereignty is concerned with
how we become food secure, so the
means is as important as the end – the
journey is as important as the
destination.
The end The end an the journey
-concerned with ensuring adequate
access to food
-it does not specify where food comes
from, the agricultural and
environmental values with which it is
produced, or the social conditions of
those producing it.
-ensures food security by placing the
environment and people who
produce, process and consume the
food at the centre of food systems.
22. Kondisi kedaulatan petani:
Padi Jagung Kedelai
1. Hak terhadap
benih
Cukup kuat, petani
cukup mampu
membuat benih
sendiri
Lemah, petani
menanam benih
hibrida yg harus
selalu dibeli
Cukup kuat, petani
cukup mampu
membuat benih
sendiri
2. Hak terhadap
lahan
Lemah, banyak yang
mengelola lahan
sakapan
Lemah, banyak yang
mengelola lahan
sakapan
Lemah, banyak yang
mengelola lahan
sakapan
3. Hak terhadap
penerapan teknologi
bertani
Kuat Kuat Kuat
4. Hak terhadap hasil
produksi
Otoritas cukup kuat,
petani tidak harus
segera menjual hasil
produksinya
Lemah, petani harus
segera menjual hasil
produksi , dan harus
ke pabrik pakan
Cukup kuat, petani
tidak harus segera
menjual hasil
produksinya