SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
MULTIGROUP STRUCTURAL EQUATION
MODELING DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE
PADA HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS IX SMP NEGERI DI KOTA KENDARI
TANDRI PATIH
1
, BAMBANG WIDJANARKO OTOK
2
1
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, tandripatih@gmail.com
2
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dr.otok.bw@gmail.com
Abstrak-Pada kasus-kasus sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan seringkali ingin dilihat
perbedaan dua atau lebih kelompok sampel yang melibatkan variabel-variabel dengan rangkaian
hubungan yang relatif rumit, dimana terdapat variabel indikator yang diukur secara langsung
dan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Kasus seperti demikian dapat
dianalisis dengan menggunakan analisis Multigroup Structural Equation Modeling dengan
Partial Least Square (Multigroup SEM-PLS). SEM-PLS dapat digunakan untuk berbagai skala
pengukuran data, dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil, dan tidak mengharuskan
berdistribusi multivariat normal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Kendari yang dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan akreditasi sekolahnya, yakni SMPN dengan akreditasi A dan SMPN dengan
akreditasi B. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan dasar
matematika dan status sosial ekonomi keluarga yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa di SMPN berakreditasi A dan siswa di SMPN berakreditasi B. Namun, untuk
siswa di SMPN berakreditasi B, pengetahuan dasar geometri dan pengukurannya diketahui
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematikanya. Dari hasil uji perbandingan multigrup,
diketahui hanya besarnya pengaruh/kontribusi status sosial ekonomi keluarga siswa terhadap
hasil belajar matematikanya saja yang menunjukkan adanya perbedaan dikedua level sekolah.
Jika melihat nilai R2
dimasing-masing SMPN secara keseluruhan masih tergolong sedang,
bahkan di SMPN berakreditasi B cenderung mendekati lemah. Hal ini dapat menunjukkan
adanya faktor/variabel lain diluar penelitian ini yang ikut menjelaskan variabilitas dari laten
endogennya.
Kata kunci: Hasil Belajar Matematika, Multigroup SEM-PLS, Pengetahuan Dasar
Matematika, Multigroup SEM, Sosial Ekonomi Keluarga.
1. Pendahuluan
Structural Equation Modeling (SEM) merupakan kombinasi dari beberapa teknik
multivariat yang digunakan untuk menunjukkan keterkaitan secara simultan antar variabel-
variabel indikator yang teramati secara langsung dengan variabel-variabel laten yang tidak
teramati secara langsung. Secara umum, model SEM dapat dibagi menjadi dua bagian
utama, yakni model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural
model). Measurement model adalah bagian dari model SEM yang menggambarkan
hubungan antara variabel latent dengan indikator-indikatornya, sedangkan structural model
adalah hubungan antara variabel latent independen dan dependen.
677
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Seringkali pada kasus-kasus sosial, ekonomi, kesehatan atau pendidikan ingin dilihat
perbedaan atau ingin membandingkan dua atau lebih sampel. Misalkan pada kasus
pendidikan, ingin dibandingkan prestasi atau hasil belajar siswa di sekolah negeri dengan
sekolah swasta, dengan melibatkan variabel-variabel dengan rangkaian hubungan yang
relatif rumit. Kasus seperti demikian dapat dianalisis dengan menggunakan analisis
Multigroup Structural Equation Modeling (Mutigroup SEM). Beberapa penelitian
menggunakan Multigroup SEM telah dilakukan diantaranya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Marsh, H.W., dkk [1] di bidang pendidikan, dengan membandingkan nilai
prestasi siswa pada SMA katolik dan SMA Negeri (public and Catholic high school
students). Namun dalam penerapannya variabel ordinal masih diperlakukan sebagai
variabel kontinyu. Hal ini tidak dibenarkan oleh Joreskog dalam Ghozali [2] yang
berpendapat bahwa data ordinal seharusnya diberlakukan sebagai data ordinal dan tidak
boleh diberlakukan sebagai data kontinyu, begitu pula dengan data nominal. Kemudian
berkembanglah metode alternatif SEM berbasis varians atau biasa disebut Component
Based SEM yang dapat mengatasi kertebatasan SEM berbasis kovarian tersebut, salah
satunya yaitu Partial Least Square (PLS).
Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful dan flexibel
karena sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai skala pengukuran data (nominal,
ordinal, interval, dan rasio), dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil, dan tidak
mengharuskan berdistribusi normal multivariat (Wold dalam Esteves, dkk. [3]). Berbagai
penelitian menggunakan SEM-PLS pun telah dilakukan diberbagai bidang, diantaranya
yaitu Henseler, dkk. [4] yang mengaplikasikan SEM-PLS dibidang riset pemasaran,
menuliskan bahwa metode PLS-SEM lebih bertujuan untuk menguji hubungan prediktif
antar konstruk, sehingga penggujian tidak memerlukan atau dapat dilakukan tanpa dasar
teori yang kuat dan dapat digunakan untuk mengembangkan atau membangun teori
(theory-building method). Selanjutnya, penelitian tentang SEM-PLS dikembangkan oleh
Sartedt M., dkk. [5], yang menggambarkan dan membandingkan efek dari kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di pasar industri dengan menggunakan multigroup
SEM-PLS.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penerapan analisis SEM yang
terdiri dari variabel campuran, yakni variabel kontinyu dan variabel kategorik (ordinal dan
nominal) dengan jumlah sampel yang relatif kecil, menggunakan analisis Multigroup SEM-
PLS, dengan tujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa kelas IX Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) di Kota Kendari yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
level/peringkat akreditasi sekolahnya, yakni SMPN dengan akreditasi A dan SMPN
dengan akreditasi B, yang masih menjadi permasalahan serius dalam dunia pendidikan saat
ini.
2. Tinjauan Pustaka
A. Struktural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS)
PLS merupakan suatu metode analisis yang powerfull dan sering juga disebut sebagai
soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi pada teknik Ordinary Least Square
(OLS), seperti distribusi residual tidak harus normal multivariat. Selain itu, dalam PLS
sampel tidak harus besar, skala pengukuran kategorik, interval serta ordinal dapat
digunakan pada model yang sama (Wold dalam Esteves, dkk [3]). Selain digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten (prediction), PLS juga dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi teori (Chin dan Newsted [6]). Estimasi parameter di
dalam SEM-PLS diperoleh melalui tiga tahap proses iterasi berikut (Henseler, dkk, [4]):
678
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Tahap pertama: Menentukan estimasi bobot untuk menetapkan skor variabel laten; Tahap
kedua: Menentukan estimasi jalur yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi
loading antara variabel laten dengan indikatornya; Tahap ketiga: Menentukan estimasi rata-
rata dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.
B. Evaluasi Model PLS
1) Evaluasi terhadap Model Pengukuran (Outer Model)
Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan dengan tujuan menilai
validitas dan reliabilitas model.
a. Validitas konvergen (convergent validity)
Untuk menilai validitas konvergen biasanya nilai loading factor yang digunakan harus
lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan 0,6 - 0,7 untuk penelitian
yang bersifat exploratory masih dapat diterima. Namun untuk penelitian tahap awal dari
perkembangan skala pengukuran, nilai loading faktor 0,5 – 0,6 masih dianggap cukup,
Ghozali [7].
b. Validitas diskriminant
Bila korelasi antara indikator (nilai loading factor) dengan konstruknya lebih tinggi
dari korelasi dengan konstruk blok lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa konstruk
tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya,
Ghozali [7].
c. Reliabilitas komposit (composite reliability)
Composite reliability merupakan blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat
dievaluasi dengan menggunakan ukuran internal consistency dengan rumus sebagai
berikut, Henseler, dkk. [4]:








+







= ∑∑∑
k
i
k
i
i
k
i
ic )Var( i
2
2
ελλρ (1)
Untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai composite reliability harus lebih besar dari
0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan untuk penelitian yang bersifat
eploratory nilai 0,6 – 0,7 masih dapat diterima, Ghozali [2].
2) Evaluasi terhadap Model Struktural (Inner Model)
Model struktural dievaluasi dengan melihat signifikansi hubungan antar variabel laten.
Nilai signifikansi koefisien jalur ini dapat dilihat dari nilai t test (critcal ratio) proses
bootstrapping (resampling method). Selanjutnya, mengevaluasi nilai R2
. Chin dalam
Henseler, dkk, [3] menuliskan kriteria batasan nilai R2
dalam tiga klasifikasi, yakni nilai R2
0.67, 0.33, dan 0.19 sebagai subtansial, moderat, dan lemah.
3) Bootstrap pada Partial Least Square (PLS)
Bootstrap standard error dari 𝜃𝜃� dapat dihitung dengan menggunakan standard deviasi
dari R replikasi sebagai berikut, Efron [8]:
𝑠𝑠𝑠𝑠��𝜃𝜃�𝑅𝑅� = �∑ �𝜃𝜃�∗
(𝑟𝑟)−𝜃𝜃�∗
(.)�
2𝑅𝑅
𝑟𝑟=1
𝑅𝑅−1
(2)
dimana ( ) R
R
r
r 







= ∑=1
*
)(
*
(.)
ˆˆ θθ , dan R adalah jumlah kumpulan resampling yang berukuran
n dengan replacement, 𝜃𝜃�∗
(𝑟𝑟) adalah statistik 𝜃𝜃� yang dihitung dari sampel ulang ke-r (r =
1,…, R).
679
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
4) Goodness of Fit (GoF) Index
Overall fit index dapat menggunakan kriteria goodness of fit yang telah dikembangkan
oleh Tenenhaus, dkk dalam Vinzi, dkk [9] yang disebut GoF Index, yakni:
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = �𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶������ × 𝑅𝑅2���� (3)
Kriteria nilai GoF adalah (1) GoF small jika nilai GoF = 0,1; (2) GoF medium jika
nilai GoF = 0,25; dan (3) GoF large jika nilai GoF = 0,36.
C. Multigroup Struktural Equation Modeling dengan Partial Least Square
(Multigroup SEM-PLS)
Bentuk umum model struktural atau Inner model pada Multigroup SEM-PLS adalah
sebagai berikut:
𝜼𝜼𝐠𝐠
= 𝜷𝜷𝟎𝟎
𝐠𝐠
+ 𝜷𝜷𝐠𝐠
𝜼𝜼𝐠𝐠
+ 𝚪𝚪𝐠𝐠
𝝃𝝃𝐠𝐠
+ 𝜻𝜻𝐠𝐠
, g = 1, 2, . . . , 𝑘𝑘. (4)
dan untuk outer model reflective (Model A) adalah sebagai berikut:
𝒙𝒙𝐠𝐠
= 𝜦𝜦𝒙𝒙
𝐠𝐠
𝛏𝛏𝐠𝐠
+ 𝜺𝜺𝒙𝒙
𝐠𝐠
(5)
𝒚𝒚𝐠𝐠
= 𝜦𝜦𝒚𝒚
𝐠𝐠
𝜼𝜼𝐠𝐠
+ 𝜺𝜺𝒚𝒚
𝐠𝐠
(6)
Untuk outer model formative (Model B) adalah sebagai berikut:
𝝃𝝃𝐠𝐠
= 𝚷𝚷𝛏𝛏
𝐠𝐠
𝒙𝒙𝐠𝐠
+ 𝜹𝜹𝝃𝝃
𝐠𝐠
(7)
𝜼𝜼𝐠𝐠
= 𝚷𝚷𝛈𝛈
𝐠𝐠
𝒚𝒚𝐠𝐠
+ 𝜹𝜹𝜼𝜼
𝐠𝐠
(8)
D. Uji Perbandingan Multigrup (Multigroup Comparison Test)
Untuk menghitung analisis multigrup (sebanyak dua sampel) dengan standar error
dari estimator path kedua subgrup/sampel adalah sama Chin dalam Elber [4] mengajukan
rumus sebagai berikut:
2~
112
2.
)2(
2)1(2
1.
)2(
2)1(
21
−+
+⋅⋅
−+
−
+⋅
−+
−
−
= nmt
nmsampleES
nm
n
sampleES
nm
m
samplePathsamplePath
t
(9)
Jika standar error di kedua sampel tidak sama, maka statistik uji yang digunakan
adalah:
1 2
2 2
1 2
1 1
. . . .
−
=
− −   
+   
   
sample sample
sample sample
Path Path
t
m n
S E S E
m n (10)
Dengan derajat bebas:
2
2 2
1 2
4 4
1 12 2
1 1
. . . .
2
1 1
. . . .
 − −   
+    
    = −
 − −   
+    
    
sample sample
sample sample
m n
S E S E
m n
df
m n
S E S E
m n (11)
3. Metodologi Penelitian
A. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam peneltian ini merupakan data primer hasil survei yang
dilakukan terhadap siswa kelas IX SMP Negeri di Kota Kendari. Dimana siswa
diklasifikasikan berdasarkan peringkat akreditasi sekolah mereka, yaitu siswa yang berasal
dari SMP Negeri berakreditasi A dan siswa yang berasal dari SMP Negeri berakreditasi B.
Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proporsional random sampling,
680
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan ukuran sampel secara propotional stratified
random sampling, diperoleh sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Jumlah Populasi dan Sampel untuk Masing-Masing Level
Sekolah Akreditasi Populasi Sampel
A 2.759 278
B 664 67
Jumlah 3.423 345
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas empat variabel laten endogen (Hasil Belajar
Matematika, Pengetahuan Dasar Aljabar, Pengetahuan Dasar Geometri dan pengukuran,
dan Pengetahuan Dasar Pengolahan data/Statistik) dan dua variabel laten eksogen
(Pengetahuan Dasar Bilangan, dan Sosial Ekonomi Keluarga), dimana variabel indikator
untuk HBM dan PDM merupakan kompetensi dasar (KD)nya:
C. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian Multigroup SEM-PLS pada hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun model konseptual berbasis teori untuk merancang model struktural dan
model pengukuran.
2) Membuat diagram jalur (path diagram).
3) Mengkonversi diagram jalur ke sistem persamaan.
4) Mengestimasi parameter, yang terdiri dari estimasi bobot, koefisien jalur, loading factor,
serta estimasi nilai konstanta regresi untuk variabel indikator dan latennya.
5) Mengevaluasi model pengukuran dan model struktural.
6) Menguji hipotesis dengan resampling bootstrap.
7) Evaluasi keseluruhan model dengan overall goodnes of fit index.
8) Menguji perbedaan besarnya pengaruh (kontribusi) variabel laten terhadap variabel
laten lain antara grup yang satu dengan grup yang lainnya (level sekolah).
9) Menginterpretasi hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan dan membuat kesimpulan
akhir.
4. Hasil dan Pembahasan
A. Penerapan Multigroup SEM-PLS pada Hasil Belajar Matematika Siswa SMP
Negeri di Kota Kendari
1) Model Konseptual Berbasis Teori
Hasil belajar matematika siswa tidak lain merupakan hasil dari proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Hasil belajar matematika sendiri, sangat bergatung pada
konsep/pengetahuan dasar yang telah mereka peroleh sebelumnya. Pengetahuan dasar
matematika siswa dijenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
kelas VII dan VIII, tentu akan memberikan kontribusi pada hasil belajar matematika siswa
di kelas IX. Pengetahuan dasar matematika siswa kelas IX sendiri dapat dilihat dari
pengetahuan dasar mereka tentang konsep geometri dan pengukuran, aljabar,
statistik/pengolahan data, dan pengetahuan dasar tentang konsep bilangan. Selain
pengetahuan dasar matematika yang dimiliki oleh siswa, faktor lain diluar diri siswa juga
ikut berperan dalam pencapaian hasil belajar matematika siswa, dalam hal ini status/kondisi
681
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
sosial keluarga siswa. Clark mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%nya dipengaruhi oleh lingkungannya dalam
hal ini lingkungan/kondisi keluarga, Sudjana [10].
2) Diagram Jalur Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas dan uraian pada sub bab sebelumnya, maka hubungan
antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. DiagramJalur (Path Diagram) Multigroup SEM-PLS pada HasilBelajar Siswa.
3) Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan
Berdasarkan Gambar 1, maka dapat di bentuk persamaan model strukturalnya yakni
sebagai berikut:
η1 = 𝛽𝛽12η2
+ 𝛽𝛽13η3
+ 𝛽𝛽14η4
+ 𝛾𝛾11ξ1
+ 𝛾𝛾12ξ2
+ ζ1
η2
= 𝛽𝛽23η3
+ 𝛾𝛾21ξ1
+ ζ2
η3
= 𝛾𝛾31ξ1
+ ζ3
(4.25)
η4
= 𝛾𝛾41ξ1
+ ζ4
Yang jika dibuat dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut:
�
η1
η2
η3
η4
� =
⎣
⎢
⎢
⎡
0 β12
β13
β14
0 0 β23
0
0
0
0
0
0 0
0 0 ⎦
⎥
⎥
⎤
�
η1
η2
η3
η4
� + �
𝛾𝛾11 𝛾𝛾12
𝛾𝛾21 0
𝛾𝛾31
𝛾𝛾31
0
0
� �
ξ1
ξ2
� +
⎣
⎢
⎢
⎢
⎡
ζ1
ζ2
ζ3
ζ4⎦
⎥
⎥
⎥
⎤
(4.26)
4) Evaluasi Model Pengukuran pada SMP Negeri Berakreditasi A dan SMP Negeri
Berakreditasi B
a) Uji Validitas Konvergen
Berdasarkan hasil analisis validitas awal, diketahui bahwa terdapat indikator yang
memiliki nilai loading factor < 0,5 yakni indikator Y12 dan X18 untuk SMPN berakreditasi
A, sedangkan Y14, Y15, X1, X2, X7, X11, dan X18 untuk SMPN berakreditasi B,
sehingga indikator tersebut dinyatakan tidak valid dan dikeluarkan dari model. Karena
terdapat indikator yang tidak valid, maka model divalidasi ulang. Setelah dilakukan
validasi ulang terhadap model pengukuran untuk SMPN berakreditasi A dan SMPN
682
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
berakreditasi B, diperoleh nilai loading factor ≥ 0,5. Sehingga, untuk semua indikator
dinyatakan telah valid sebagai pengukur masing-masing variabel endogennya.
b) Uji Validitas Diskriminant
Berdasarkan Hasil analisis uji valditas dskriminant, diketahui bahwa pada SMPN
berakreditasi A dan SMPN berakreditasi B, setiap indikator memiliki korelasi yang lebih
tinggi dengan konstruknya dibanding dengan konstruk yang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap konstruk laten tersebut mampu memprediksi indikatornya
dengan lebih baik dibanding konstruk lainnya. Berikut adalah hasil analisis uji validitas
konvergen dan diskriminant kedua sekolah:
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Konvergen dan Diskriminan untuk masing-masing Indikator pada SMPN
Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Setelah Indikator yang Tidak Valid dikeluarkan
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Konvergen dan Diskriminan untuk masing-masing Indikator pada SMPN
Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Setelah Indikator yang Tidak Valid dikeluarkan
(Lanjutan)
SMP Negeri Berakreditasi A SMP Negeri Berakreditasi B
Ind.
Variabel Laten
Ind.
Variabel Laten
HBMPDAPDBPDGPPDS SEK HBMPDAPDBPDGPPDS SEK
X1 0,4150,3890,6320,3470,3720,228 X3 0,4780,4050,7520,3340,2430,249
X2 0,4130,3420,6060,2830,4640,261 X4 0,4110,4170,7190,4870,4290,193
X3 0,5200,5040,7300,4090,4720,297 X5 0,4600,5170,6940,3330,4810,334
X4 0,4870,5470,7090,5210,4070,353 X6 0,4700,4470,7060,2090,2930,103
X5 0,3710,4040,6460,4470,3570,265 X8 0,4130,3630,6520,2800,3190,264
X6 0,4060,4600,5190,4560,3400,189 X9 0,5160,4270,7860,4140,3450,300
X7 0,3940,4870,6460,3870,3530,256 X10 0,4240,3940,6980,3480,4000,065
X8 0,3330,4450,5530,4000,3480,225 X12 0,3920,2380,2030,0670,1510,826
X9 0,4780,4910,7580,3730,4490,356 X13 0,5510,5040,3680,3520,4190,832
X10 0,4080,3880,5960,3670,3730,281 X14 0,2990,1680,1640,0020,1590,784
X11 0,3990,4030,5130,4140,3600,023 X15 0,4750,2550,2890,2460,1930,784
X12 0,3390,3760,3640,2980,2390,887 X16 0,3240,3530,1610,0780,1900,788
X13 0,3410,3300,3680,2520,2380,864 X17 0,4250,2610,2170,1540,1400,855
X14 0,1590,2480,2340,1530,1860,676 Y1 0,7700,5210,5160,4280,3790,347
X15 0,2340,1910,2330,1120,0800,730 Y2 0,7710,4380,4250,2730,3830,268
X16 0,3730,3320,3890,2550,2570,843 Y3 0,7850,4770,4850,4100,4660,310
X17 0,2380,2820,2710,1690,1370,798 Y4 0,7780,4760,4170,2990,4480,439
Y1 0,7580,5120,6070,4460,5410,241 Y5 0,8130,5550,5730,4230,4520,480
Y2 0,6720,3460,4390,3380,5080,251 Y6 0,6610,3620,6260,1620,4780,319
Y3 0,6480,3770,3680,3610,4060,191 Y7 0,8300,6640,5300,4840,4970,377
Y4 0,6420,3880,4030,2950,4220,278 Y8 0,7660,5100,3970,3550,4670,389
Y5 0,7920,5510,5200,4950,4880,268 Y9 0,7360,5290,4500,4480,4520,481
Y6 0,7410,4670,4790,4610,4870,259 Y10 0,7140,4930,4300,3630,4030,544
Y7 0,8020,5050,5340,4540,5030,386 Y11 0,7270,5150,4250,3340,4050,406
Y8 0,7140,4640,4540,4490,4520,163 Y12 0,4280,5320,4430,8990,3810,232
Y9 0,7380,4350,4880,3900,4730,229 Y13 0,3720,4480,3990,8830,3260,120
Y10 0,6980,4780,4950,4450,4590,293 Y16 0,4650,4810,4370,8560,4050,202
Y11 0,5770,3950,4020,3650,3520,308 Y17 0,4460,7540,4720,3820,3870,253
Y13 0,4640,5570,5230,7860,4070,264 Y18 0,6020,7530,5320,2850,3670,360
Y14 0,4310,4030,4600,6870,3360,096 Y19 0,5510,7570,3810,5170,4540,251
Y15 0,3760,4600,3880,6880,3270,169 Y20 0,3610,7110,1950,3770,3450,227
683
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
c) Uji Reliabilitas
Karena model pengukuran dalam penelitian ini bersifat confirmatory, maka
nilai composit reliability yang diterima harus lebih besar dari 0,7. Berikut hasil uji
reliabilitas untuk SMPN dengan akreditasi A dan SMPN dengan akreditasi B:
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B
Dari Tabel 3 di atas diketahui bahwa semua konstruk memiliki nilai composit reliability >
0,7. Sehingga variabel indikatornya dapat dikatakan konsisten dalam mengukur variabel
latennya (konstruknya).
d) Evaluasi Model Struktural pada SMPN Berakreditasi A dan SMP Negeri
Berakreditasi B
Proses perhitungan dilakukan dengan prosedur bootstraping menggunakan sampel
bootstrap yang berbeda yakni 100, 200, 300, 400, dan 500. Dari hasil analisis, diketahui
bahwa setiap kali melakukan bootstraping, nilai Thitung akan menghasilkan nilai yang
berbeda. Namun jika melihat selisih antara sample mean dengan koefisien jalurnya, dapat
disimpulkan bahwa pada proses bootstraping dengan menggunakan sampel 500, nilai
sample mean lebih mendekati nilai orginal samplenya (nilai koefisien jalurnya), selain itu
nilainya relatif stabil dan konvergen. Sehingga, untuk analisis selanjutnya digunakan
bootstrap dengan sampel 500, sebagai berikut:
Tabel 4 Evaluasi Outer Model untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B
Hubungan . Bootstrap Sample 500
SMP Negeri Berakreditasi A SMP Negeri Berakreditasi B
Ind.
Variabel Laten
Ind.
Variabel Laten
HBMPDAPDBPDGPPDS SEK HBMPDAPDBPDGPPDS SEK
Y160,4150,5120,4790,7490,3630,245 Y21 0,5110,7590,5600,4660,3660,352
Y170,3650,6160,5410,3840,3800,249 Y22 0,5190,7520,3800,4030,4010,310
Y180,3300,6450,4840,4370,3450,274 Y23 0,4910,7880,5280,4880,5530,246
Y190,6200,7730,5670,5220,4980,306 Y24 0,5710,4620,4210,4070,8650,278
Y200,4220,7720,5040,5090,3790,281 Y25 0,4580,4990,4660,2920,8220,219
Y210,3540,6190,4030,4620,2610,216 Y26 0,3500,3620,3370,3320,7400,151
Y220,3700,6300,3460,4350,3240,176
*) Angka yang “Bercetak Tebal”
merupakan
nilai convergent validity
Y230,5030,6890,4870,4170,4000,261
Y240,4530,4880,4640,4130,7640,166
Y250,5200,3250,4280,3130,6970,179
Y260,4410,3820,4490,3430,7020,187
Laten
Composite Reliability
SMPN
Berakreditasi A
SMPN
Berakreditasi B
HBM 0,918 0,938
PDGP 0,819 0,902
PDA 0,857 0,911
PDS 0,765 0,851
PDB 0,879 0,880
SEK 0,915 0,920
684
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Path
Koef
Sample Mean |Thitung|
SMPN
Akreditasi
A
SMPN
Akreditasi
B
SMPN
Akreditasi
A
SMPN
Akreditasi
B
PDB -> HBM 0,217 0,219 0,255 3,068 2,106
PDGP -> HBM 0,137 0,140 0,069 2,326 0,806*
PDA -> HBM 0,168 0,169 0,257 2,434 2,462
PDS -> HBM 0,336 0,333 0,196 5,709 2,083
PDB -> PDGP 0,335 0,337 0,247 5,606 2,038
Tabel 4 Evaluasi Outer Model untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B (Lanjutan)
Hubungan
.
Path
Koef
Bootstrap Sample 500
Sample Mean |Thitung|
SMPN
Akreditasi
A
SMPN
Akreditasi
B
SMPN
Akreditasi
A
SMPN
Akreditasi
B
PDB -> PDA 0,706 0,711 0,611 23,579 8,352
PDB -> PDS 0,620 0,624 0,521 16,748 5,603
PDA -> PDGP 0,430 0,428 0,410 7,407 3,087
SEK -> HBM 0,099 0,099 0,288 2,141 3,396
Dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa untuk SMPN Berakreditasi A semua hubungan
dinyatakan signifikan pada 𝛼𝛼 = 5% yakni, |Thitung|> Ttabel = 1,96. Sedangkan untuk SMPN
Berakreditasi B, terlihat bahwa hanya PDGP saja yang tidak berpengaruh terhadap HBM,
pada 𝛼𝛼 = 5% yakni, |Thitung| < Ttabel = 1,96.
Selanjutnya adalah mengevaluasi nilai R2
untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
eksogen terhadap variabel laten endogen. Berikut hasil perhitungan nilai R2
dari model
struktural:
Tabel 5 Nilai Communality dan R2
untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B
Laten
Communality R2
SMPN
Berakreditasi A
SMPN
Berakreditasi B
SMPN
Berakreditasi
A
SMPN
Berakreditasi
B
HBM 0,505 0,578 0,588 0,633
PDGP 0,531 0,773 0,500 0,347
PDA 0,463 0,568 0,498 0,355
PDS 0,521 0,657 0,384 0,258
PDB 0,401 0,513
SEK 0,645 0,659
Rata-
Rata
0,511 0,625 0,493 0,398
Berdasarkan Tabel 5 di atas, untuk SMPN Berakreditasi A diketahui nilai R2
variabel
HBM adalah sebesar 0,588. Artinya, variabel PDB, PDGP, PDA, PDS, dan SEK mampu
menjelaskan variabel HBM sebesar 58,8%. Nilai ini menurut Chin [6] termasuk dalam
kategori moderat (sedang). Nilai R2
untuk variabel PDGP adalah sebesar 0,50. Artinya,
variabel PDB dan PDA mampu menjelaskan variabel PDGP sebesar 50,0%. Nilai R2
685
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
untuk variabel PDA adalah sebesar 0,498, yang berarti bahwa variabel PDB mampu
menjelaskan variabel PDA sebesar 49,8%. Begitupula dengan nilai R2
untuk variabel
PDS, yakni sebesar 0,384. Artinya, variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDS
sebesar 38,42%. Sedangkan untuk SMPN Berakreditasi B, diketahui nilai R2
untuk
variabel HBM adalah sebesar 0,633. Artinya, variabel PDB, PDGP, PDA, PDS, dan SEK
mampu menjelaskan variabel HBM sebesar 63,3%. Nilai R2
untuk variabel PDGP adalah
sebesar 0,347. Artinya, variabel PDB dan PDA mampu menjelaskan variabel PDGP
sebesar 34,7%, dimana nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai R2
untuk variabel
PDA adalah sebesar 0,355, yang berarti bahwa variabel PDB mampu menjelaskan
variabel PDA sebesar 35,5%. Begitupula dengan nilai R2
untuk variabel PDS, yakni
sebesar 0,258. Artinya, variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDS sebesar 25,8%.
e) Goodness of Fit Index pada Pemodelan SMP Negeri Berakreditasi A dan Negeri
Berakreditasi B
GoF indeks ini merupakan ukuran yang digunakan untuk memvalidasi performa
gabungan antara model pengukuran dan model struktural (Yamin [11]). Nilai GoF indeks
ini diperoleh dari akar kuadrat dari nilai rata-rata communality index dikalikan dengan
rata-rata nilai R2
pada model.
Dari Tabel 5 diatas, maka nilai GoF indeks untuk SMPN Berakreditasi A dihitung
sebagai berikut:
𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = �𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶������ × 𝑅𝑅2���� = �0,5108 × 0,4925 = 0,5016
Nilai GoF indeks sebesar 0,5016 menunjukkan bahwa performa model secara
keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi (GoF large). Selanjutnya,
berdasarkan hasil evaluasi pada model pengukuran (outer model) dan model struktural
(inner model), maka model struktural untuk SMPN berakreditasi A dapat dituliskan
sebagai berikut:
HBM = 0,1374 PDGP + 0,1679 PDA + 0,3359 PDS + 0,2169 PDB + 0,0985 SEK + ζ1
PDGP = 0,4300 PDA + 0,3347 PDB + ζ2
PDA = 0,7057 PDB + ζ3
PDS = 0,6198 PDB + ζ4
Sedangkan nilai GoF indeks untuk SMPN berakreditasi B dihitung sebagai berikut:
GoF = �Com������ × R2��� = �0,6248 × 0,3982 = 0,4988
Nilai GoF indeks sebesar 0,4988 menunjukkan bahwa performa model secara
keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi (GoF large). Berdasarkan hasil evaluasi pada
model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model), maka model
struktural untuk SMPN berakreditasi B dapat dituliskan sebagai berikut:
HBM = 0,0675 PDGP* + 0,2603 PDA + 0,1996 PDS + 0,2584 PDB + 0,2797 SEK +
ζ1
PDGP = 0,4134 PDA + 0,2399 PDB + ζ2
PDA = 0,5959 PDB + ζ3
PDS = 0,5080 PDB + ζ4
Besarnya kontribusi yang diberikan untuk masing-masing laten, dapat dilihat dari nilai
koefisien jalurnya.
Adanya pengetahuan dasar matematika yang tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa (dalam hal ini pengetahuan dasar geometri dan pengukuran),
686
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
bisa jadi disebabkan oleh kemampuan koneksi matematika siswa kelas IX di SMPN
berakreditasi B masih kurang, yakni kemampuan siswa dalam menghubungkan materi
geometri yang mereka peroleh di jenjang sebelumnya dengan materi yang mereka
peroleh di kelas IX. Selain itu, faktor minat juga bisa menjadi penyebab tidak
berpengaruhnya pengetahuan dasar geometri terhadap hasil belajar matematikanya.
Siswa yang kurang tertarik dengan materi geometri, akan lebih memilih menyelesaikan
soal/permasalahan dengan cara aljabar. Dalam hal ini pengetahuan dasar aljabar dan
bilangannya lebih berperan daripada pengetahuan dasar geometrinya.
5) Uji Perbedaan Koefisien Jalur Antara Siswa SMP Negeri Berakreditasi A dan
Siswa SMP Negeri Berkreditasi B (Uji Perbandingan Multigrup)
Tabel 6 Uji Perbedaan Koefisien Jalur Antara Siswa SMPN dengan Akreditasi A dan Siswa SMPN dengan
Akreditasi B
Hubungan
Selisih
Koef. Path
SEA SEB df |thitung| ttabel Signifikansi
PDB -> HBM 0,0415 0,0707 0,1227 113 0,2949 1,6586 Tdk Sig.
PDGP -> HBM 0,0699 0,0591 0,0837 139 0,6856 1,6560 Tdk Sig.
PDA -> HBM 0,0924 0,0690 0,1057 127 0,7358 1,6569 Tdk Sig.
PDS -> HBM 0,1363 0,0588 0,0958 120 1,2196 1,6578 Tdk Sig.
PDB -> PDGP 0,0948 0,0597 0,1177 101 0,7230 1,6601 Tdk Sig.
PDB -> PDA 0,1098 0,0299 0,0713 89 1,4284 1,6624 Tdk Sig.
PDB -> PDS 0,1119 0,0370 0,0907 88 1,1499 1,6626 Tdk Sig.
PDA -> PDGP 0,0166 0,0580 0,1339 91 0,1142 1,6620 Tdk Sig.
SEK -> HBM 0,1811 0,0460 0,0823 110 1,9323 1,6590 Sig.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 6 di atas, terlihat bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang bersekolah di SMPN berakreditasi
A dengan siswa yang bersekolah di SMPN berakreditasi B dalam hal besarnya pengaruh
(kontribusi) pengetahuan dasar matematik terhadap hasil belajar matematikanya. Namun,
besarnya pengaruh/kontribusi status sosial ekonomi keluarga (SEK) siswa terhadap hasil
belajar matematika siswa dikedua level sekolah menunjukkan adanya perbedaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan model struktural untuk siswa SMP
Negeri dengan akreditasi A, diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa signifikan
dipengaruhi oleh pengetahuan dasar matematika dan status sosial ekonomi keluarganya.
Dengan nilai goodness of fitnya sebesar 0,5016, yang menunjukkan bahwa performa
model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dalam menjelaskan data
empiris. Untuk siswa SMP Negeri dengan akreditasi B, diperoleh bahwa hanya
pengetahuan dasar geometri dan pengukuran saja yang tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar metematikanya. Dengan nilai goodness of fitnya sebesar 0,4988, yang
menunjukkan bahwa performa model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi
dalam menjelaskan data empiris. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan juga
diketahui bahwa terdapat perbedaan besarnya pengaruh status sosial ekonomi keluarga
(SEK) siswa terhadap hasil belajar matematika siswa dikedua level sekolah, yang dilihat
dari nilai |thitung| > ttabel.
687
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014
11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Penelitian ini masih dapat dikembangkan yakni dengan menggunakan metode
analisis yang dapat digunakan untuk melihat secara bersama-sama perbedaan besarnya
pengaruh variabel-variabel laten terhadap laten lain, antara grup/sampel yang satu dengan
yang lainnya. Selain itu, sangat disarankan untuk meneliti lebih lanjut hubungan
pengetahuan dasar aljabar dengan pengetahuan dasar statistik siswa, serta perlu
ditambahkan variabel-variabel yang secara teori dapat mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa, seperti minat dan motivasi belajar matematika, serta kemampuan
koneksi matematik siswa, sehingga dapat dihasilkan analisis yang lebih dapat mewakili
kondisi sesungguhnya.
Daftar Pustaka
[1] Marsh, H.W., dan Grayson D., (1990), “Public/Catolic Differences in the High School and Beyond
Data: A Multigroup Structural Equation Modeling Approach to Testing Mean Differences”, Journal of
Education Statistics, Vol. 15, No. 3, Hal. 199-235.
[2] Ghozali I. dan Latan H., (2012), Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
[3] Esteves, J., Casanovas, J., and Pastor, J., (2003), “Modeling with Partial Least Squares Critical Sucess
Factor Interrelationships in ERP Implementations”, Ninth Americas Conference on Information
Systems, hal. 446-451.
[4] Henseler, J., Ringle C.M., dan Sinkovics R.R., (2009) “The Use of Partial Least Squares Path Modeling
in International Marketing”, New Challenges to International Marketing, Advances in International
Marketing, Vol. 20, Hal. 277-319.
[5] Sarstedt M., Henseler J. dan Ringle C.M., (2011), “Multigroup Analysis in Partial Least Squares (PLS)
Path odeling: Alternative Methods and Empirical Results”, Measurement and Research Methods in
International Marketing, Advances in International Marketing, Vol. 2, Hal. 195-218.
[6] Chin, W.W., dan Newsted, P.R., (1999), “Structural Equation Modeling Analysis with Small Samples
Using Partial Least Squares”, dalam Statsticaal Strategies fo Small Sample Research, ed. Hoyle, R.,
Sage Publications, Thousand Oaks, CA, hal. 307-341.
[7] Ghozali I. dan Aprilia K., (2013), Generalized Structured Component Analysis (GeSCA): Model
Persamaan Struktural Berbasis Komponen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
[8] Efron, B. dan Tibshirani, R.J., (1993), An Introduction to the Bootstrap, Chapman and Hall, Inc., New
York.
[9] Vinzi, V.E., Trinchera, L. Dan Amato, S., (2010), “PLS Path Modeling: From Foundations to Recent
Developments and Open Issues for Model Assessment and Improvement”, dalam Handbook of Partial
Least Square : Concepts, Methods, and Applications, eds.Vinzi,V.E., Chin, W.W., Henseler. J., dan
Wang, H., Springer-Verlag Berlin Heidelberg, hal. 47-82.
[10] Sudjana, Nana, (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung.
[11] Yamin, S. dan Kurniawan, H., (2011), Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least
Square Path Modeling (Aplikasi dengan Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS, Jakarta,
Salemba Infotek
688

More Related Content

What's hot

Statistika
StatistikaStatistika
Statistikamiomadre
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) humanistik
 
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...
METODE PENELITIANProses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...METODE PENELITIANProses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...Indah Dwi Lestari
 
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifJonathan Andreas Saragih
 
Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3kelasrs12a
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisNajibatul Labibah
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2newmegapro
 
Bengkel spss siri 3 28032011
Bengkel spss siri 3  28032011 Bengkel spss siri 3  28032011
Bengkel spss siri 3 28032011 Azieda Arsad
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa datasyaiful17
 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjaKiki ObeNk
 
Tugas analisa kuantitatif
Tugas  analisa kuantitatifTugas  analisa kuantitatif
Tugas analisa kuantitatifRestiMaiwandira
 
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisKerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisherniherni
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasigdengurah
 
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"Ridha_nra
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifI Wayan Mudita
 
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisis
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisisDigital 126918 6642-hubungan antara-analisis
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisisLilis Salamah
 

What's hot (20)

Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra) Analisis data kuantitatif (rendra)
Analisis data kuantitatif (rendra)
 
Analisis tabel silang
Analisis tabel silangAnalisis tabel silang
Analisis tabel silang
 
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...
METODE PENELITIANProses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...METODE PENELITIANProses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...
METODE PENELITIAN Proses Penelitian Langkah 4 dan 5 : Kerangka Teoritis dan ...
 
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
 
Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3Statistika pendidikan unit_3
Statistika pendidikan unit_3
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
 
4.2. METODOLOGI PENELITIAN - ANALISIS DATA
4.2. METODOLOGI PENELITIAN - ANALISIS DATA4.2. METODOLOGI PENELITIAN - ANALISIS DATA
4.2. METODOLOGI PENELITIAN - ANALISIS DATA
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2
 
Bengkel spss siri 3 28032011
Bengkel spss siri 3  28032011 Bengkel spss siri 3  28032011
Bengkel spss siri 3 28032011
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa data
 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerja
 
Ning ade
Ning adeNing ade
Ning ade
 
Tugas analisa kuantitatif
Tugas  analisa kuantitatifTugas  analisa kuantitatif
Tugas analisa kuantitatif
 
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisKerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"
Ringkasan Penelitian "Tingkat Prokrastinasi"
 
Metode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data KuantitatifMetode Analisis Data Kuantitatif
Metode Analisis Data Kuantitatif
 
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisis
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisisDigital 126918 6642-hubungan antara-analisis
Digital 126918 6642-hubungan antara-analisis
 
Skala
SkalaSkala
Skala
 

Viewers also liked

GWC Valve International Triple Offset Butterfly Valves
GWC Valve International Triple Offset Butterfly ValvesGWC Valve International Triple Offset Butterfly Valves
GWC Valve International Triple Offset Butterfly ValvesGWC Valve International
 
025 aaun tee
025 aaun tee025 aaun tee
025 aaun teeHari99
 
Cinna illu-01-02
Cinna illu-01-02Cinna illu-01-02
Cinna illu-01-02venkatesha9
 
023 teerina -tee ta
023 teerina -tee ta023 teerina -tee ta
023 teerina -tee taHari99
 
025 manjula
025 manjula025 manjula
025 manjulaHari99
 
025 kamala
025 kamala025 kamala
025 kamalaHari99
 
025 modatisari
025 modatisari025 modatisari
025 modatisariHari99
 
023 peddinti puranam
023 peddinti puranam023 peddinti puranam
023 peddinti puranamdengulata
 

Viewers also liked (8)

GWC Valve International Triple Offset Butterfly Valves
GWC Valve International Triple Offset Butterfly ValvesGWC Valve International Triple Offset Butterfly Valves
GWC Valve International Triple Offset Butterfly Valves
 
025 aaun tee
025 aaun tee025 aaun tee
025 aaun tee
 
Cinna illu-01-02
Cinna illu-01-02Cinna illu-01-02
Cinna illu-01-02
 
023 teerina -tee ta
023 teerina -tee ta023 teerina -tee ta
023 teerina -tee ta
 
025 manjula
025 manjula025 manjula
025 manjula
 
025 kamala
025 kamala025 kamala
025 kamala
 
025 modatisari
025 modatisari025 modatisari
025 modatisari
 
023 peddinti puranam
023 peddinti puranam023 peddinti puranam
023 peddinti puranam
 

Similar to 73. tandri patih

metodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxmetodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxRahmat Mulyana
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfyulisbaso2020
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modelingFahrul Usman
 
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalMakalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalSutikno Java
 
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasi
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasiKaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasi
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasiSITIAISYAHMOHDAKAHSA
 
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianbudieto
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfRuriAlca
 
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxPertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxHamkaSuryaNugraha1
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDMuhammad Alfiansyah Alfi
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANAi Solihat
 
12141769.ppt
12141769.ppt12141769.ppt
12141769.pptzahari15
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasikAgus Suratno
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarFitri Yusmaniah
 
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptxKuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptxArleneHennyHiariey
 
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliahRingkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliahyusyffaa
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah Assagaf
 

Similar to 73. tandri patih (20)

metodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptxmetodologi persentasi.pptx
metodologi persentasi.pptx
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modeling
 
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, intervalMakalah5 skala lkert ordinal, interval
Makalah5 skala lkert ordinal, interval
 
722 1881-1-pb
722 1881-1-pb722 1881-1-pb
722 1881-1-pb
 
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasi
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasiKaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasi
Kaedah penyelidikan rekabentuk kajian korelasi
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
Analisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatifAnalisis+kuantitatif
Analisis+kuantitatif
 
Variabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitianVariabel dan definisi penelitian
Variabel dan definisi penelitian
 
Analisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdfAnalisis+Kuantitatif.pdf
Analisis+Kuantitatif.pdf
 
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptxPertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
Pertemuan 8 - KONSEP DASAR MODEL SEM (1).pptx
 
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARDTECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
TECHNIQUES OF ATTITUDE SCALE CONSTRUCTION KARYA ALLEN L. EDWARD
 
Reabilitas
ReabilitasReabilitas
Reabilitas
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
12141769.ppt
12141769.ppt12141769.ppt
12141769.ppt
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik
 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
 
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptxKuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
Kuliah 5 Langkah-langkah SEM.pptx
 
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliahRingkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
Ringkasan penelitian sistem pembelajaran mahasiswa yang bekerja sambil kuliah
 
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_revAminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
Aminullah assagaf p1234 multivariate data analysis_19 feb 2021_rev
 

More from Suhartini Syukrie

More from Suhartini Syukrie (13)

Report text
Report textReport text
Report text
 
Reflective learning
Reflective learningReflective learning
Reflective learning
 
Silabus pai sd_kls_i_mega_anggrek_4_6_juli_2013
Silabus pai sd_kls_i_mega_anggrek_4_6_juli_2013Silabus pai sd_kls_i_mega_anggrek_4_6_juli_2013
Silabus pai sd_kls_i_mega_anggrek_4_6_juli_2013
 
Hisab and ru'yah
Hisab and ru'yah Hisab and ru'yah
Hisab and ru'yah
 
1. grammar (ina rosita)
1. grammar (ina rosita)1. grammar (ina rosita)
1. grammar (ina rosita)
 
Genre (suhartini syukri)
Genre (suhartini syukri)Genre (suhartini syukri)
Genre (suhartini syukri)
 
Moslem entrepreneur management
Moslem entrepreneur managementMoslem entrepreneur management
Moslem entrepreneur management
 
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
 
Recount 2l98xyr
Recount 2l98xyrRecount 2l98xyr
Recount 2l98xyr
 
Week 2 vocab &amp; pronounciation
Week 2 vocab &amp; pronounciationWeek 2 vocab &amp; pronounciation
Week 2 vocab &amp; pronounciation
 
20. theme and rheme (adip arifin)
20. theme and rheme (adip arifin)20. theme and rheme (adip arifin)
20. theme and rheme (adip arifin)
 
Politeness.present
Politeness.presentPoliteness.present
Politeness.present
 
Apa citing, paraphrasing and quoting presentation
Apa citing, paraphrasing and quoting presentationApa citing, paraphrasing and quoting presentation
Apa citing, paraphrasing and quoting presentation
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 

73. tandri patih

  • 1. MULTIGROUP STRUCTURAL EQUATION MODELING DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE PADA HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI DI KOTA KENDARI TANDRI PATIH 1 , BAMBANG WIDJANARKO OTOK 2 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, tandripatih@gmail.com 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dr.otok.bw@gmail.com Abstrak-Pada kasus-kasus sosial, ekonomi, kesehatan dan pendidikan seringkali ingin dilihat perbedaan dua atau lebih kelompok sampel yang melibatkan variabel-variabel dengan rangkaian hubungan yang relatif rumit, dimana terdapat variabel indikator yang diukur secara langsung dan variabel laten yang tidak dapat diukur secara langsung. Kasus seperti demikian dapat dianalisis dengan menggunakan analisis Multigroup Structural Equation Modeling dengan Partial Least Square (Multigroup SEM-PLS). SEM-PLS dapat digunakan untuk berbagai skala pengukuran data, dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil, dan tidak mengharuskan berdistribusi multivariat normal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Kendari yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan akreditasi sekolahnya, yakni SMPN dengan akreditasi A dan SMPN dengan akreditasi B. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan dasar matematika dan status sosial ekonomi keluarga yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa di SMPN berakreditasi A dan siswa di SMPN berakreditasi B. Namun, untuk siswa di SMPN berakreditasi B, pengetahuan dasar geometri dan pengukurannya diketahui tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematikanya. Dari hasil uji perbandingan multigrup, diketahui hanya besarnya pengaruh/kontribusi status sosial ekonomi keluarga siswa terhadap hasil belajar matematikanya saja yang menunjukkan adanya perbedaan dikedua level sekolah. Jika melihat nilai R2 dimasing-masing SMPN secara keseluruhan masih tergolong sedang, bahkan di SMPN berakreditasi B cenderung mendekati lemah. Hal ini dapat menunjukkan adanya faktor/variabel lain diluar penelitian ini yang ikut menjelaskan variabilitas dari laten endogennya. Kata kunci: Hasil Belajar Matematika, Multigroup SEM-PLS, Pengetahuan Dasar Matematika, Multigroup SEM, Sosial Ekonomi Keluarga. 1. Pendahuluan Structural Equation Modeling (SEM) merupakan kombinasi dari beberapa teknik multivariat yang digunakan untuk menunjukkan keterkaitan secara simultan antar variabel- variabel indikator yang teramati secara langsung dengan variabel-variabel laten yang tidak teramati secara langsung. Secara umum, model SEM dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yakni model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model). Measurement model adalah bagian dari model SEM yang menggambarkan hubungan antara variabel latent dengan indikator-indikatornya, sedangkan structural model adalah hubungan antara variabel latent independen dan dependen. 677
  • 2. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya Seringkali pada kasus-kasus sosial, ekonomi, kesehatan atau pendidikan ingin dilihat perbedaan atau ingin membandingkan dua atau lebih sampel. Misalkan pada kasus pendidikan, ingin dibandingkan prestasi atau hasil belajar siswa di sekolah negeri dengan sekolah swasta, dengan melibatkan variabel-variabel dengan rangkaian hubungan yang relatif rumit. Kasus seperti demikian dapat dianalisis dengan menggunakan analisis Multigroup Structural Equation Modeling (Mutigroup SEM). Beberapa penelitian menggunakan Multigroup SEM telah dilakukan diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Marsh, H.W., dkk [1] di bidang pendidikan, dengan membandingkan nilai prestasi siswa pada SMA katolik dan SMA Negeri (public and Catholic high school students). Namun dalam penerapannya variabel ordinal masih diperlakukan sebagai variabel kontinyu. Hal ini tidak dibenarkan oleh Joreskog dalam Ghozali [2] yang berpendapat bahwa data ordinal seharusnya diberlakukan sebagai data ordinal dan tidak boleh diberlakukan sebagai data kontinyu, begitu pula dengan data nominal. Kemudian berkembanglah metode alternatif SEM berbasis varians atau biasa disebut Component Based SEM yang dapat mengatasi kertebatasan SEM berbasis kovarian tersebut, salah satunya yaitu Partial Least Square (PLS). Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful dan flexibel karena sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai skala pengukuran data (nominal, ordinal, interval, dan rasio), dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil, dan tidak mengharuskan berdistribusi normal multivariat (Wold dalam Esteves, dkk. [3]). Berbagai penelitian menggunakan SEM-PLS pun telah dilakukan diberbagai bidang, diantaranya yaitu Henseler, dkk. [4] yang mengaplikasikan SEM-PLS dibidang riset pemasaran, menuliskan bahwa metode PLS-SEM lebih bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk, sehingga penggujian tidak memerlukan atau dapat dilakukan tanpa dasar teori yang kuat dan dapat digunakan untuk mengembangkan atau membangun teori (theory-building method). Selanjutnya, penelitian tentang SEM-PLS dikembangkan oleh Sartedt M., dkk. [5], yang menggambarkan dan membandingkan efek dari kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di pasar industri dengan menggunakan multigroup SEM-PLS. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penerapan analisis SEM yang terdiri dari variabel campuran, yakni variabel kontinyu dan variabel kategorik (ordinal dan nominal) dengan jumlah sampel yang relatif kecil, menggunakan analisis Multigroup SEM- PLS, dengan tujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Kendari yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan level/peringkat akreditasi sekolahnya, yakni SMPN dengan akreditasi A dan SMPN dengan akreditasi B, yang masih menjadi permasalahan serius dalam dunia pendidikan saat ini. 2. Tinjauan Pustaka A. Struktural Equation Modeling dengan Partial Least Square (SEM-PLS) PLS merupakan suatu metode analisis yang powerfull dan sering juga disebut sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi pada teknik Ordinary Least Square (OLS), seperti distribusi residual tidak harus normal multivariat. Selain itu, dalam PLS sampel tidak harus besar, skala pengukuran kategorik, interval serta ordinal dapat digunakan pada model yang sama (Wold dalam Esteves, dkk [3]). Selain digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten (prediction), PLS juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori (Chin dan Newsted [6]). Estimasi parameter di dalam SEM-PLS diperoleh melalui tiga tahap proses iterasi berikut (Henseler, dkk, [4]): 678
  • 3. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya Tahap pertama: Menentukan estimasi bobot untuk menetapkan skor variabel laten; Tahap kedua: Menentukan estimasi jalur yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya; Tahap ketiga: Menentukan estimasi rata- rata dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. B. Evaluasi Model PLS 1) Evaluasi terhadap Model Pengukuran (Outer Model) Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan dengan tujuan menilai validitas dan reliabilitas model. a. Validitas konvergen (convergent validity) Untuk menilai validitas konvergen biasanya nilai loading factor yang digunakan harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan 0,6 - 0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat diterima. Namun untuk penelitian tahap awal dari perkembangan skala pengukuran, nilai loading faktor 0,5 – 0,6 masih dianggap cukup, Ghozali [7]. b. Validitas diskriminant Bila korelasi antara indikator (nilai loading factor) dengan konstruknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya, hal tersebut menunjukkan bahwa konstruk tersebut memprediksi ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok lainnya, Ghozali [7]. c. Reliabilitas komposit (composite reliability) Composite reliability merupakan blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan menggunakan ukuran internal consistency dengan rumus sebagai berikut, Henseler, dkk. [4]:         +        = ∑∑∑ k i k i i k i ic )Var( i 2 2 ελλρ (1) Untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai composite reliability harus lebih besar dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan untuk penelitian yang bersifat eploratory nilai 0,6 – 0,7 masih dapat diterima, Ghozali [2]. 2) Evaluasi terhadap Model Struktural (Inner Model) Model struktural dievaluasi dengan melihat signifikansi hubungan antar variabel laten. Nilai signifikansi koefisien jalur ini dapat dilihat dari nilai t test (critcal ratio) proses bootstrapping (resampling method). Selanjutnya, mengevaluasi nilai R2 . Chin dalam Henseler, dkk, [3] menuliskan kriteria batasan nilai R2 dalam tiga klasifikasi, yakni nilai R2 0.67, 0.33, dan 0.19 sebagai subtansial, moderat, dan lemah. 3) Bootstrap pada Partial Least Square (PLS) Bootstrap standard error dari 𝜃𝜃� dapat dihitung dengan menggunakan standard deviasi dari R replikasi sebagai berikut, Efron [8]: 𝑠𝑠𝑠𝑠��𝜃𝜃�𝑅𝑅� = �∑ �𝜃𝜃�∗ (𝑟𝑟)−𝜃𝜃�∗ (.)� 2𝑅𝑅 𝑟𝑟=1 𝑅𝑅−1 (2) dimana ( ) R R r r         = ∑=1 * )( * (.) ˆˆ θθ , dan R adalah jumlah kumpulan resampling yang berukuran n dengan replacement, 𝜃𝜃�∗ (𝑟𝑟) adalah statistik 𝜃𝜃� yang dihitung dari sampel ulang ke-r (r = 1,…, R). 679
  • 4. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya 4) Goodness of Fit (GoF) Index Overall fit index dapat menggunakan kriteria goodness of fit yang telah dikembangkan oleh Tenenhaus, dkk dalam Vinzi, dkk [9] yang disebut GoF Index, yakni: 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = �𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶������ × 𝑅𝑅2���� (3) Kriteria nilai GoF adalah (1) GoF small jika nilai GoF = 0,1; (2) GoF medium jika nilai GoF = 0,25; dan (3) GoF large jika nilai GoF = 0,36. C. Multigroup Struktural Equation Modeling dengan Partial Least Square (Multigroup SEM-PLS) Bentuk umum model struktural atau Inner model pada Multigroup SEM-PLS adalah sebagai berikut: 𝜼𝜼𝐠𝐠 = 𝜷𝜷𝟎𝟎 𝐠𝐠 + 𝜷𝜷𝐠𝐠 𝜼𝜼𝐠𝐠 + 𝚪𝚪𝐠𝐠 𝝃𝝃𝐠𝐠 + 𝜻𝜻𝐠𝐠 , g = 1, 2, . . . , 𝑘𝑘. (4) dan untuk outer model reflective (Model A) adalah sebagai berikut: 𝒙𝒙𝐠𝐠 = 𝜦𝜦𝒙𝒙 𝐠𝐠 𝛏𝛏𝐠𝐠 + 𝜺𝜺𝒙𝒙 𝐠𝐠 (5) 𝒚𝒚𝐠𝐠 = 𝜦𝜦𝒚𝒚 𝐠𝐠 𝜼𝜼𝐠𝐠 + 𝜺𝜺𝒚𝒚 𝐠𝐠 (6) Untuk outer model formative (Model B) adalah sebagai berikut: 𝝃𝝃𝐠𝐠 = 𝚷𝚷𝛏𝛏 𝐠𝐠 𝒙𝒙𝐠𝐠 + 𝜹𝜹𝝃𝝃 𝐠𝐠 (7) 𝜼𝜼𝐠𝐠 = 𝚷𝚷𝛈𝛈 𝐠𝐠 𝒚𝒚𝐠𝐠 + 𝜹𝜹𝜼𝜼 𝐠𝐠 (8) D. Uji Perbandingan Multigrup (Multigroup Comparison Test) Untuk menghitung analisis multigrup (sebanyak dua sampel) dengan standar error dari estimator path kedua subgrup/sampel adalah sama Chin dalam Elber [4] mengajukan rumus sebagai berikut: 2~ 112 2. )2( 2)1(2 1. )2( 2)1( 21 −+ +⋅⋅ −+ − +⋅ −+ − − = nmt nmsampleES nm n sampleES nm m samplePathsamplePath t (9) Jika standar error di kedua sampel tidak sama, maka statistik uji yang digunakan adalah: 1 2 2 2 1 2 1 1 . . . . − = − −    +        sample sample sample sample Path Path t m n S E S E m n (10) Dengan derajat bebas: 2 2 2 1 2 4 4 1 12 2 1 1 . . . . 2 1 1 . . . .  − −    +         = −  − −    +          sample sample sample sample m n S E S E m n df m n S E S E m n (11) 3. Metodologi Penelitian A. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam peneltian ini merupakan data primer hasil survei yang dilakukan terhadap siswa kelas IX SMP Negeri di Kota Kendari. Dimana siswa diklasifikasikan berdasarkan peringkat akreditasi sekolah mereka, yaitu siswa yang berasal dari SMP Negeri berakreditasi A dan siswa yang berasal dari SMP Negeri berakreditasi B. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik proporsional random sampling, 680
  • 5. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya kemudian dilanjutkan dengan perhitungan ukuran sampel secara propotional stratified random sampling, diperoleh sampel sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Populasi dan Sampel untuk Masing-Masing Level Sekolah Akreditasi Populasi Sampel A 2.759 278 B 664 67 Jumlah 3.423 345 B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas empat variabel laten endogen (Hasil Belajar Matematika, Pengetahuan Dasar Aljabar, Pengetahuan Dasar Geometri dan pengukuran, dan Pengetahuan Dasar Pengolahan data/Statistik) dan dua variabel laten eksogen (Pengetahuan Dasar Bilangan, dan Sosial Ekonomi Keluarga), dimana variabel indikator untuk HBM dan PDM merupakan kompetensi dasar (KD)nya: C. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian Multigroup SEM-PLS pada hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1) Menyusun model konseptual berbasis teori untuk merancang model struktural dan model pengukuran. 2) Membuat diagram jalur (path diagram). 3) Mengkonversi diagram jalur ke sistem persamaan. 4) Mengestimasi parameter, yang terdiri dari estimasi bobot, koefisien jalur, loading factor, serta estimasi nilai konstanta regresi untuk variabel indikator dan latennya. 5) Mengevaluasi model pengukuran dan model struktural. 6) Menguji hipotesis dengan resampling bootstrap. 7) Evaluasi keseluruhan model dengan overall goodnes of fit index. 8) Menguji perbedaan besarnya pengaruh (kontribusi) variabel laten terhadap variabel laten lain antara grup yang satu dengan grup yang lainnya (level sekolah). 9) Menginterpretasi hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan dan membuat kesimpulan akhir. 4. Hasil dan Pembahasan A. Penerapan Multigroup SEM-PLS pada Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri di Kota Kendari 1) Model Konseptual Berbasis Teori Hasil belajar matematika siswa tidak lain merupakan hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil belajar matematika sendiri, sangat bergatung pada konsep/pengetahuan dasar yang telah mereka peroleh sebelumnya. Pengetahuan dasar matematika siswa dijenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII dan VIII, tentu akan memberikan kontribusi pada hasil belajar matematika siswa di kelas IX. Pengetahuan dasar matematika siswa kelas IX sendiri dapat dilihat dari pengetahuan dasar mereka tentang konsep geometri dan pengukuran, aljabar, statistik/pengolahan data, dan pengetahuan dasar tentang konsep bilangan. Selain pengetahuan dasar matematika yang dimiliki oleh siswa, faktor lain diluar diri siswa juga ikut berperan dalam pencapaian hasil belajar matematika siswa, dalam hal ini status/kondisi 681
  • 6. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya sosial keluarga siswa. Clark mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%nya dipengaruhi oleh lingkungannya dalam hal ini lingkungan/kondisi keluarga, Sudjana [10]. 2) Diagram Jalur Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas dan uraian pada sub bab sebelumnya, maka hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. DiagramJalur (Path Diagram) Multigroup SEM-PLS pada HasilBelajar Siswa. 3) Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan Berdasarkan Gambar 1, maka dapat di bentuk persamaan model strukturalnya yakni sebagai berikut: η1 = 𝛽𝛽12η2 + 𝛽𝛽13η3 + 𝛽𝛽14η4 + 𝛾𝛾11ξ1 + 𝛾𝛾12ξ2 + ζ1 η2 = 𝛽𝛽23η3 + 𝛾𝛾21ξ1 + ζ2 η3 = 𝛾𝛾31ξ1 + ζ3 (4.25) η4 = 𝛾𝛾41ξ1 + ζ4 Yang jika dibuat dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut: � η1 η2 η3 η4 � = ⎣ ⎢ ⎢ ⎡ 0 β12 β13 β14 0 0 β23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ⎦ ⎥ ⎥ ⎤ � η1 η2 η3 η4 � + � 𝛾𝛾11 𝛾𝛾12 𝛾𝛾21 0 𝛾𝛾31 𝛾𝛾31 0 0 � � ξ1 ξ2 � + ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ ζ1 ζ2 ζ3 ζ4⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ (4.26) 4) Evaluasi Model Pengukuran pada SMP Negeri Berakreditasi A dan SMP Negeri Berakreditasi B a) Uji Validitas Konvergen Berdasarkan hasil analisis validitas awal, diketahui bahwa terdapat indikator yang memiliki nilai loading factor < 0,5 yakni indikator Y12 dan X18 untuk SMPN berakreditasi A, sedangkan Y14, Y15, X1, X2, X7, X11, dan X18 untuk SMPN berakreditasi B, sehingga indikator tersebut dinyatakan tidak valid dan dikeluarkan dari model. Karena terdapat indikator yang tidak valid, maka model divalidasi ulang. Setelah dilakukan validasi ulang terhadap model pengukuran untuk SMPN berakreditasi A dan SMPN 682
  • 7. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya berakreditasi B, diperoleh nilai loading factor ≥ 0,5. Sehingga, untuk semua indikator dinyatakan telah valid sebagai pengukur masing-masing variabel endogennya. b) Uji Validitas Diskriminant Berdasarkan Hasil analisis uji valditas dskriminant, diketahui bahwa pada SMPN berakreditasi A dan SMPN berakreditasi B, setiap indikator memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan konstruknya dibanding dengan konstruk yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap konstruk laten tersebut mampu memprediksi indikatornya dengan lebih baik dibanding konstruk lainnya. Berikut adalah hasil analisis uji validitas konvergen dan diskriminant kedua sekolah: Tabel 2 Hasil Uji Validitas Konvergen dan Diskriminan untuk masing-masing Indikator pada SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Setelah Indikator yang Tidak Valid dikeluarkan Tabel 2 Hasil Uji Validitas Konvergen dan Diskriminan untuk masing-masing Indikator pada SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Setelah Indikator yang Tidak Valid dikeluarkan (Lanjutan) SMP Negeri Berakreditasi A SMP Negeri Berakreditasi B Ind. Variabel Laten Ind. Variabel Laten HBMPDAPDBPDGPPDS SEK HBMPDAPDBPDGPPDS SEK X1 0,4150,3890,6320,3470,3720,228 X3 0,4780,4050,7520,3340,2430,249 X2 0,4130,3420,6060,2830,4640,261 X4 0,4110,4170,7190,4870,4290,193 X3 0,5200,5040,7300,4090,4720,297 X5 0,4600,5170,6940,3330,4810,334 X4 0,4870,5470,7090,5210,4070,353 X6 0,4700,4470,7060,2090,2930,103 X5 0,3710,4040,6460,4470,3570,265 X8 0,4130,3630,6520,2800,3190,264 X6 0,4060,4600,5190,4560,3400,189 X9 0,5160,4270,7860,4140,3450,300 X7 0,3940,4870,6460,3870,3530,256 X10 0,4240,3940,6980,3480,4000,065 X8 0,3330,4450,5530,4000,3480,225 X12 0,3920,2380,2030,0670,1510,826 X9 0,4780,4910,7580,3730,4490,356 X13 0,5510,5040,3680,3520,4190,832 X10 0,4080,3880,5960,3670,3730,281 X14 0,2990,1680,1640,0020,1590,784 X11 0,3990,4030,5130,4140,3600,023 X15 0,4750,2550,2890,2460,1930,784 X12 0,3390,3760,3640,2980,2390,887 X16 0,3240,3530,1610,0780,1900,788 X13 0,3410,3300,3680,2520,2380,864 X17 0,4250,2610,2170,1540,1400,855 X14 0,1590,2480,2340,1530,1860,676 Y1 0,7700,5210,5160,4280,3790,347 X15 0,2340,1910,2330,1120,0800,730 Y2 0,7710,4380,4250,2730,3830,268 X16 0,3730,3320,3890,2550,2570,843 Y3 0,7850,4770,4850,4100,4660,310 X17 0,2380,2820,2710,1690,1370,798 Y4 0,7780,4760,4170,2990,4480,439 Y1 0,7580,5120,6070,4460,5410,241 Y5 0,8130,5550,5730,4230,4520,480 Y2 0,6720,3460,4390,3380,5080,251 Y6 0,6610,3620,6260,1620,4780,319 Y3 0,6480,3770,3680,3610,4060,191 Y7 0,8300,6640,5300,4840,4970,377 Y4 0,6420,3880,4030,2950,4220,278 Y8 0,7660,5100,3970,3550,4670,389 Y5 0,7920,5510,5200,4950,4880,268 Y9 0,7360,5290,4500,4480,4520,481 Y6 0,7410,4670,4790,4610,4870,259 Y10 0,7140,4930,4300,3630,4030,544 Y7 0,8020,5050,5340,4540,5030,386 Y11 0,7270,5150,4250,3340,4050,406 Y8 0,7140,4640,4540,4490,4520,163 Y12 0,4280,5320,4430,8990,3810,232 Y9 0,7380,4350,4880,3900,4730,229 Y13 0,3720,4480,3990,8830,3260,120 Y10 0,6980,4780,4950,4450,4590,293 Y16 0,4650,4810,4370,8560,4050,202 Y11 0,5770,3950,4020,3650,3520,308 Y17 0,4460,7540,4720,3820,3870,253 Y13 0,4640,5570,5230,7860,4070,264 Y18 0,6020,7530,5320,2850,3670,360 Y14 0,4310,4030,4600,6870,3360,096 Y19 0,5510,7570,3810,5170,4540,251 Y15 0,3760,4600,3880,6880,3270,169 Y20 0,3610,7110,1950,3770,3450,227 683
  • 8. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya c) Uji Reliabilitas Karena model pengukuran dalam penelitian ini bersifat confirmatory, maka nilai composit reliability yang diterima harus lebih besar dari 0,7. Berikut hasil uji reliabilitas untuk SMPN dengan akreditasi A dan SMPN dengan akreditasi B: Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Dari Tabel 3 di atas diketahui bahwa semua konstruk memiliki nilai composit reliability > 0,7. Sehingga variabel indikatornya dapat dikatakan konsisten dalam mengukur variabel latennya (konstruknya). d) Evaluasi Model Struktural pada SMPN Berakreditasi A dan SMP Negeri Berakreditasi B Proses perhitungan dilakukan dengan prosedur bootstraping menggunakan sampel bootstrap yang berbeda yakni 100, 200, 300, 400, dan 500. Dari hasil analisis, diketahui bahwa setiap kali melakukan bootstraping, nilai Thitung akan menghasilkan nilai yang berbeda. Namun jika melihat selisih antara sample mean dengan koefisien jalurnya, dapat disimpulkan bahwa pada proses bootstraping dengan menggunakan sampel 500, nilai sample mean lebih mendekati nilai orginal samplenya (nilai koefisien jalurnya), selain itu nilainya relatif stabil dan konvergen. Sehingga, untuk analisis selanjutnya digunakan bootstrap dengan sampel 500, sebagai berikut: Tabel 4 Evaluasi Outer Model untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Hubungan . Bootstrap Sample 500 SMP Negeri Berakreditasi A SMP Negeri Berakreditasi B Ind. Variabel Laten Ind. Variabel Laten HBMPDAPDBPDGPPDS SEK HBMPDAPDBPDGPPDS SEK Y160,4150,5120,4790,7490,3630,245 Y21 0,5110,7590,5600,4660,3660,352 Y170,3650,6160,5410,3840,3800,249 Y22 0,5190,7520,3800,4030,4010,310 Y180,3300,6450,4840,4370,3450,274 Y23 0,4910,7880,5280,4880,5530,246 Y190,6200,7730,5670,5220,4980,306 Y24 0,5710,4620,4210,4070,8650,278 Y200,4220,7720,5040,5090,3790,281 Y25 0,4580,4990,4660,2920,8220,219 Y210,3540,6190,4030,4620,2610,216 Y26 0,3500,3620,3370,3320,7400,151 Y220,3700,6300,3460,4350,3240,176 *) Angka yang “Bercetak Tebal” merupakan nilai convergent validity Y230,5030,6890,4870,4170,4000,261 Y240,4530,4880,4640,4130,7640,166 Y250,5200,3250,4280,3130,6970,179 Y260,4410,3820,4490,3430,7020,187 Laten Composite Reliability SMPN Berakreditasi A SMPN Berakreditasi B HBM 0,918 0,938 PDGP 0,819 0,902 PDA 0,857 0,911 PDS 0,765 0,851 PDB 0,879 0,880 SEK 0,915 0,920 684
  • 9. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya Path Koef Sample Mean |Thitung| SMPN Akreditasi A SMPN Akreditasi B SMPN Akreditasi A SMPN Akreditasi B PDB -> HBM 0,217 0,219 0,255 3,068 2,106 PDGP -> HBM 0,137 0,140 0,069 2,326 0,806* PDA -> HBM 0,168 0,169 0,257 2,434 2,462 PDS -> HBM 0,336 0,333 0,196 5,709 2,083 PDB -> PDGP 0,335 0,337 0,247 5,606 2,038 Tabel 4 Evaluasi Outer Model untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B (Lanjutan) Hubungan . Path Koef Bootstrap Sample 500 Sample Mean |Thitung| SMPN Akreditasi A SMPN Akreditasi B SMPN Akreditasi A SMPN Akreditasi B PDB -> PDA 0,706 0,711 0,611 23,579 8,352 PDB -> PDS 0,620 0,624 0,521 16,748 5,603 PDA -> PDGP 0,430 0,428 0,410 7,407 3,087 SEK -> HBM 0,099 0,099 0,288 2,141 3,396 Dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa untuk SMPN Berakreditasi A semua hubungan dinyatakan signifikan pada 𝛼𝛼 = 5% yakni, |Thitung|> Ttabel = 1,96. Sedangkan untuk SMPN Berakreditasi B, terlihat bahwa hanya PDGP saja yang tidak berpengaruh terhadap HBM, pada 𝛼𝛼 = 5% yakni, |Thitung| < Ttabel = 1,96. Selanjutnya adalah mengevaluasi nilai R2 untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Berikut hasil perhitungan nilai R2 dari model struktural: Tabel 5 Nilai Communality dan R2 untuk SMPN Berakreditasi A dan SMPN Berakreditasi B Laten Communality R2 SMPN Berakreditasi A SMPN Berakreditasi B SMPN Berakreditasi A SMPN Berakreditasi B HBM 0,505 0,578 0,588 0,633 PDGP 0,531 0,773 0,500 0,347 PDA 0,463 0,568 0,498 0,355 PDS 0,521 0,657 0,384 0,258 PDB 0,401 0,513 SEK 0,645 0,659 Rata- Rata 0,511 0,625 0,493 0,398 Berdasarkan Tabel 5 di atas, untuk SMPN Berakreditasi A diketahui nilai R2 variabel HBM adalah sebesar 0,588. Artinya, variabel PDB, PDGP, PDA, PDS, dan SEK mampu menjelaskan variabel HBM sebesar 58,8%. Nilai ini menurut Chin [6] termasuk dalam kategori moderat (sedang). Nilai R2 untuk variabel PDGP adalah sebesar 0,50. Artinya, variabel PDB dan PDA mampu menjelaskan variabel PDGP sebesar 50,0%. Nilai R2 685
  • 10. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya untuk variabel PDA adalah sebesar 0,498, yang berarti bahwa variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDA sebesar 49,8%. Begitupula dengan nilai R2 untuk variabel PDS, yakni sebesar 0,384. Artinya, variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDS sebesar 38,42%. Sedangkan untuk SMPN Berakreditasi B, diketahui nilai R2 untuk variabel HBM adalah sebesar 0,633. Artinya, variabel PDB, PDGP, PDA, PDS, dan SEK mampu menjelaskan variabel HBM sebesar 63,3%. Nilai R2 untuk variabel PDGP adalah sebesar 0,347. Artinya, variabel PDB dan PDA mampu menjelaskan variabel PDGP sebesar 34,7%, dimana nilai ini termasuk dalam kategori sedang. Nilai R2 untuk variabel PDA adalah sebesar 0,355, yang berarti bahwa variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDA sebesar 35,5%. Begitupula dengan nilai R2 untuk variabel PDS, yakni sebesar 0,258. Artinya, variabel PDB mampu menjelaskan variabel PDS sebesar 25,8%. e) Goodness of Fit Index pada Pemodelan SMP Negeri Berakreditasi A dan Negeri Berakreditasi B GoF indeks ini merupakan ukuran yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara model pengukuran dan model struktural (Yamin [11]). Nilai GoF indeks ini diperoleh dari akar kuadrat dari nilai rata-rata communality index dikalikan dengan rata-rata nilai R2 pada model. Dari Tabel 5 diatas, maka nilai GoF indeks untuk SMPN Berakreditasi A dihitung sebagai berikut: 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 = �𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶������ × 𝑅𝑅2���� = �0,5108 × 0,4925 = 0,5016 Nilai GoF indeks sebesar 0,5016 menunjukkan bahwa performa model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi (GoF large). Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi pada model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model), maka model struktural untuk SMPN berakreditasi A dapat dituliskan sebagai berikut: HBM = 0,1374 PDGP + 0,1679 PDA + 0,3359 PDS + 0,2169 PDB + 0,0985 SEK + ζ1 PDGP = 0,4300 PDA + 0,3347 PDB + ζ2 PDA = 0,7057 PDB + ζ3 PDS = 0,6198 PDB + ζ4 Sedangkan nilai GoF indeks untuk SMPN berakreditasi B dihitung sebagai berikut: GoF = �Com������ × R2��� = �0,6248 × 0,3982 = 0,4988 Nilai GoF indeks sebesar 0,4988 menunjukkan bahwa performa model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi (GoF large). Berdasarkan hasil evaluasi pada model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model), maka model struktural untuk SMPN berakreditasi B dapat dituliskan sebagai berikut: HBM = 0,0675 PDGP* + 0,2603 PDA + 0,1996 PDS + 0,2584 PDB + 0,2797 SEK + ζ1 PDGP = 0,4134 PDA + 0,2399 PDB + ζ2 PDA = 0,5959 PDB + ζ3 PDS = 0,5080 PDB + ζ4 Besarnya kontribusi yang diberikan untuk masing-masing laten, dapat dilihat dari nilai koefisien jalurnya. Adanya pengetahuan dasar matematika yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa (dalam hal ini pengetahuan dasar geometri dan pengukuran), 686
  • 11. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya bisa jadi disebabkan oleh kemampuan koneksi matematika siswa kelas IX di SMPN berakreditasi B masih kurang, yakni kemampuan siswa dalam menghubungkan materi geometri yang mereka peroleh di jenjang sebelumnya dengan materi yang mereka peroleh di kelas IX. Selain itu, faktor minat juga bisa menjadi penyebab tidak berpengaruhnya pengetahuan dasar geometri terhadap hasil belajar matematikanya. Siswa yang kurang tertarik dengan materi geometri, akan lebih memilih menyelesaikan soal/permasalahan dengan cara aljabar. Dalam hal ini pengetahuan dasar aljabar dan bilangannya lebih berperan daripada pengetahuan dasar geometrinya. 5) Uji Perbedaan Koefisien Jalur Antara Siswa SMP Negeri Berakreditasi A dan Siswa SMP Negeri Berkreditasi B (Uji Perbandingan Multigrup) Tabel 6 Uji Perbedaan Koefisien Jalur Antara Siswa SMPN dengan Akreditasi A dan Siswa SMPN dengan Akreditasi B Hubungan Selisih Koef. Path SEA SEB df |thitung| ttabel Signifikansi PDB -> HBM 0,0415 0,0707 0,1227 113 0,2949 1,6586 Tdk Sig. PDGP -> HBM 0,0699 0,0591 0,0837 139 0,6856 1,6560 Tdk Sig. PDA -> HBM 0,0924 0,0690 0,1057 127 0,7358 1,6569 Tdk Sig. PDS -> HBM 0,1363 0,0588 0,0958 120 1,2196 1,6578 Tdk Sig. PDB -> PDGP 0,0948 0,0597 0,1177 101 0,7230 1,6601 Tdk Sig. PDB -> PDA 0,1098 0,0299 0,0713 89 1,4284 1,6624 Tdk Sig. PDB -> PDS 0,1119 0,0370 0,0907 88 1,1499 1,6626 Tdk Sig. PDA -> PDGP 0,0166 0,0580 0,1339 91 0,1142 1,6620 Tdk Sig. SEK -> HBM 0,1811 0,0460 0,0823 110 1,9323 1,6590 Sig. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 6 di atas, terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang bersekolah di SMPN berakreditasi A dengan siswa yang bersekolah di SMPN berakreditasi B dalam hal besarnya pengaruh (kontribusi) pengetahuan dasar matematik terhadap hasil belajar matematikanya. Namun, besarnya pengaruh/kontribusi status sosial ekonomi keluarga (SEK) siswa terhadap hasil belajar matematika siswa dikedua level sekolah menunjukkan adanya perbedaan. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan model struktural untuk siswa SMP Negeri dengan akreditasi A, diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa signifikan dipengaruhi oleh pengetahuan dasar matematika dan status sosial ekonomi keluarganya. Dengan nilai goodness of fitnya sebesar 0,5016, yang menunjukkan bahwa performa model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dalam menjelaskan data empiris. Untuk siswa SMP Negeri dengan akreditasi B, diperoleh bahwa hanya pengetahuan dasar geometri dan pengukuran saja yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar metematikanya. Dengan nilai goodness of fitnya sebesar 0,4988, yang menunjukkan bahwa performa model secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dalam menjelaskan data empiris. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan juga diketahui bahwa terdapat perbedaan besarnya pengaruh status sosial ekonomi keluarga (SEK) siswa terhadap hasil belajar matematika siswa dikedua level sekolah, yang dilihat dari nilai |thitung| > ttabel. 687
  • 12. Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya Penelitian ini masih dapat dikembangkan yakni dengan menggunakan metode analisis yang dapat digunakan untuk melihat secara bersama-sama perbedaan besarnya pengaruh variabel-variabel laten terhadap laten lain, antara grup/sampel yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, sangat disarankan untuk meneliti lebih lanjut hubungan pengetahuan dasar aljabar dengan pengetahuan dasar statistik siswa, serta perlu ditambahkan variabel-variabel yang secara teori dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, seperti minat dan motivasi belajar matematika, serta kemampuan koneksi matematik siswa, sehingga dapat dihasilkan analisis yang lebih dapat mewakili kondisi sesungguhnya. Daftar Pustaka [1] Marsh, H.W., dan Grayson D., (1990), “Public/Catolic Differences in the High School and Beyond Data: A Multigroup Structural Equation Modeling Approach to Testing Mean Differences”, Journal of Education Statistics, Vol. 15, No. 3, Hal. 199-235. [2] Ghozali I. dan Latan H., (2012), Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. [3] Esteves, J., Casanovas, J., and Pastor, J., (2003), “Modeling with Partial Least Squares Critical Sucess Factor Interrelationships in ERP Implementations”, Ninth Americas Conference on Information Systems, hal. 446-451. [4] Henseler, J., Ringle C.M., dan Sinkovics R.R., (2009) “The Use of Partial Least Squares Path Modeling in International Marketing”, New Challenges to International Marketing, Advances in International Marketing, Vol. 20, Hal. 277-319. [5] Sarstedt M., Henseler J. dan Ringle C.M., (2011), “Multigroup Analysis in Partial Least Squares (PLS) Path odeling: Alternative Methods and Empirical Results”, Measurement and Research Methods in International Marketing, Advances in International Marketing, Vol. 2, Hal. 195-218. [6] Chin, W.W., dan Newsted, P.R., (1999), “Structural Equation Modeling Analysis with Small Samples Using Partial Least Squares”, dalam Statsticaal Strategies fo Small Sample Research, ed. Hoyle, R., Sage Publications, Thousand Oaks, CA, hal. 307-341. [7] Ghozali I. dan Aprilia K., (2013), Generalized Structured Component Analysis (GeSCA): Model Persamaan Struktural Berbasis Komponen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. [8] Efron, B. dan Tibshirani, R.J., (1993), An Introduction to the Bootstrap, Chapman and Hall, Inc., New York. [9] Vinzi, V.E., Trinchera, L. Dan Amato, S., (2010), “PLS Path Modeling: From Foundations to Recent Developments and Open Issues for Model Assessment and Improvement”, dalam Handbook of Partial Least Square : Concepts, Methods, and Applications, eds.Vinzi,V.E., Chin, W.W., Henseler. J., dan Wang, H., Springer-Verlag Berlin Heidelberg, hal. 47-82. [10] Sudjana, Nana, (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung. [11] Yamin, S. dan Kurniawan, H., (2011), Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling (Aplikasi dengan Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS, Jakarta, Salemba Infotek 688