SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Perjudian 
Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di 
antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi 
pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si 
pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai. 
Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah dengan 
cara menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya diadakan 
untuk menentukan pemenang suatu hadiah. 
Contohnya adalah undian di mana peserta harus membeli sepotong tiket yang diberi 
nomor. Nomor tiket-tiket ini lantas secara acak ditarik dan nomor yang ditarik adalah 
nomor pemenang. Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas hadiah 
tertentu. 
Aspek Hukum 
Banyak negara yang melarang perjudian sampai taraf tertentu, Karena perjudian 
mempunyai konsekuensi sosial kurang baik, dan mengatur batas yurisdiksi paling sah 
tentang undang-undang berjudi sampai taraf tertentu. Beberapa negara-negara Islam 
melarang perjudian, hampir semua negara-negara mengatur itu. Kebanyakan hukum 
negara tidak mengatur tentang perjudian, dan memandang sebagai akibat konsekuensi 
masing-masing, dan tak dapat dilaksanakan oleh proses yang sah sebagai undang-undang. 
Dengan begitu organisasi kriminal sering mengambil alih penyelenggaraan dari utang 
perjudian besar, kadang-kadang menggunakan metode yang kejam, seperti mafia, triad, 
atau yakuza. 
Beberapa masalah dalam perjudian: 
1. Beberapa orang akan menjadi ketagihan. Mereka tidak dapat berhenti berjudi, dan 
kehilangan banyak uang. 
2. Kadang-kadang judi tidaklah adil. Jika anda menang atau kalah, maka anda harus 
membayar sejumlah uang. 
Beberapa perjudian yang sama sering dinamakan lotre, lotto (atau lottery), ada 
beberapa negara yang mengadakan perjudian ini. Biasanya, mereka harus menebak 7 dari 
45 atau 50 nomor yang benar sebelum di undi.
Macam perjudian yang populer di indonesia : 
1) Togel 
2) Sabung ayam 
3) SDSB (sumbangan dermawan sosial berhadiah) 
4) Pakong 
5) judi pertandingan 
6) judi kartu (poker, gaplek, remi, domino, Blackjack, Dll) 
7) judi aduan (menggunakan binatang) 
8) judi panjang. 
Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana (delict) 
yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 
1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian 
sebagai kejahatan. 
Mengenai batasan perjudian sendiri diatur dalam Pasal 303 ayat (3) KUHP sebagai 
berikut : “Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada 
umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga 
karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan 
tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara 
mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya”. 
Ancaman pidana perjudian sebenarnya sudah cukup berat, yaitu dengan hukuman pidana 
penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,00 
(Dua puluh lima juta rupiah). 
Pasal 303 KUHP jo. Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974 menyebutkan : 
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling 
banyak dua puluh lima juta rupiah, barangsiapa tanpa mendapat ijin : 
1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk 
permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian, atau dengan 
sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu. 
2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak 
umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam 
perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan 
kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara.
3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian. 
(2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan 
pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian itu. 
Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi 
baik dalam KUHP maupun UU No. 7 tahun 1974 ternyata masih mengandung beberapa 
kelemahan. Adapun beberapa kelemahannya adalah : 
1. Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata 
pencaharian, sehingga kalau seseorang melakukan perjudian yang bukan 
sebagai mata pencaharian maka dapat dijadikan celah hukum yang 
memungkinkan perjudian tidak dikenakan hukuman pidana 
2. Perundang-undangan hanya mengatur tentang batas maksimal hukuman, 
tetapi tidak mengatur tentang batas minimal hukuman, sehingga dalam 
praktek peradilan, majelis hakim seringkali dalam putusannya sangat 
ringan hanya beberapa bulan saja atau malah dibebaskan 
3. Pasal 303 bis ayat (1) angka 2, hanya dikenakan terhadap perjudian yang 
bersifat ilegal, sedangkan perjudian yang legal atau ada izin penguasa 
sebagai pengecualian sehingga tidak dapat dikenakan pidana terhadap 
pelakunya. Dalam praktek izin penguasa ini sangat mungkin 
disalahgunakan, seperti adanya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) 
dengan pejabat yang berwenang 
Sejarah Perjudian Negara Indonesia 
Judi dalam bentuk lotre sudah ada sejak tahun 1960-an yang zaman itu lebih 
dikenal dengan nama lotre buntut. Pada masa itu, di Bandung ada lotre yang disebut Toto 
Raga sebagai upaya pengumpulan dana mengikuti pacuan kuda. Sedangkan di Jakarta 
semasa Gubernur Ali Sadikin muncul undian lotre yang diberi nama Toto dan Nalo 
(Nasional Lotre). 
Tahun 1965, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres No 113 Tahun 1965 yang 
menyatakan lotre buntut merusak moral bangsa dan masuk dalam kategori subversi. 
Memasuki Orde Baru, lotre ini terus berkembang. Tahun 1968, Pemda Surabaya 
mengeluarkan Lotto (Lotre Totalisator) PON Surya yang tidak ada kaitannya dengan 
penyelenggaraan olahraga, hanya berdasarkan undian. Tujuannya menghimpun dana bagi 
PON VII yang akan diselenggarakan di Surabaya tahun 1969. 
Pada tahun 1974, Toto KONI dihapus. Pemerintah melalui Menteri Sosial 
Mintaredja (saat itu) mulai memikirkan sebuah gagasan untuk menyelenggarakan forecast
sebagai bentuk undian tanpa menimbulkan ekses judi. Setelah studi banding selama dua 
tahun, Depsos berkesimpulan, penyelenggaraan forecast Inggris dilaksanakan dengan 
bentuk sederhana dan tidak menimbulkan ekses judi. Selain itu, perbandingan yang 
diperoleh penyelenggara tebakan, pemerintah, dan hadiah bagi si penebak 40-40-20. 
Tahun 1976, setelah meminta penilaian lagi dari Kejaksaan Agung, Badan 
Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan Departemen Dalam Negeri, rencana Depsos 
untuk menyelenggarakan forecast tidak mendapat tantangan dan merencanakan 
pembagian hasil 50-30-20. Rencana itu belum bisa terlaksana, karena Presiden Soeharto 
bersikap hati-hati dan meminta untuk dipelajari lebih dalam lagi. Dibutuhkan waktu 
sekitar tujuh tahun untuk melaksanakan undian forecast ini. 
Tanggal 28 Desember 1985, Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola diresmikan, 
diedarkan, dan dijual. Porkas dimaksudkan menghimpun dana masyarakat untuk 
menunjang pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Porkas lahir 
berdasarkan UU No 22 Tahun 1954 tentang Undian, yang antara lain bertujuan agar 
undian yang menghasilkan hadiah tidak menimbulkan berbagai keburukan sosial. 
Berbeda dari Toto KONI, Porkas tidak ada tebakan angka, melainkan penebakan 
M-S-K atau menang, seri, dan kalah. Perbedaan lain, kalau Toto KONI beredar sampai ke 
pelosok daerah, maka Porkas beredar hanya sampai tingkat kabupaten dan anak-anak di 
bawah usia 17 tahun dilarang menjual, mengedarkan, serta membelinya. 
Kupon Porkas ini terdiri atas 14 kolom dan diundi seminggu sekali, setelah 14 grup 
sepak bola melakukan 14 kali pertandingan. Jadwal pertandingan ditentukan oleh PSSI 
dari jadwal di dalam dan luar negeri. Setiap pemegang kupon yang tahun 1985 senilai Rp 
300 menebak mana yang menang (M), seri (S), dan kalah (K). Penebak jitu 14 
kesebelasan mendapat hadiah Rp 100 juta. 
Pada tanggal 11 Januari 1986, penarikan pertama Porkas dilakukan. Sampai dengan 
akhir Februari tahun yang sama, dana bersih yang dikumpulkan dari penyelenggaraan 
Porkas ini mencapai Rp 1 miliar. Pertengahan tahun 1986, pengedaran Porkas dilakukan 
melalui sistem loket. Para distributor, agen, subagen yang terbukti melakukan 
penyimpangan dipecat oleh Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS), 
sebuah yayasan yang juga mengelola Undian Tanda Sumbangan Berhadiah. 
Bulan Oktober 1986, dana Porkas yang terkumpul sudah mencapai Rp 11 miliar, 
dari target Rp 13 miliar yang ditetapkan hingga akhir tahun. Dari jumlah ini, KONI Pusat 
mendapat Rp 1,5 miliar, KONI daerah Rp 4,5 miliar, PSSI Pusat Rp 1,4 miliar, Kantor 
Menpora Rp 250 juta, Asian Games X Seoul Rp 250 juta, administrasi antara Rp 8,5 
miliar dan Rp 9 miliar, dan Rp 4 miliar didepositokan sebagai "dana abadi".
Akhir tahun 1987, Porkas berubah nama menjadi Kupon Sumbangan Olahraga 
Berhadiah (KSOB) dan bersifat lebih realistis. Dalam SOB ada dua macam kupon, kupon 
berisi tebakan sepak bola. Kali ini yang ditebak pada kupon tidak lagi menang-seri-kalah 
seperti pada Porkas, tetapi juga skor pertandingan, bahkan skor babak pertama dan babak 
kedua. Kupon SOB kedua berisi tebakan sepak bola dan tebakan huruf. Dalam kurun 
waktu Januari-Desember 1987, SOB menyedot dana masyarakat Rp 221,2 miliar. 
Pertengahan tahun 1988, Fraksi Karya Pembangunan dan Fraksi Persatuan 
Pembangunan menyatakan, SOB dan TSSB (Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah) 
menimbulkan akibat negatif. Yakni, tersedotnya dana masyarakat pedesaan dan akan 
memengaruhi kehidupan perekonomian daerah. 
Pertengahan bulan Juli 1988, Mensos Dr Haryati Soebadio dalam rapat kerja 
dengan Komisi VIII DPR menegaskan, kupon KSOB dan TSSB tahun 1988 diperkirakan 
menyedot Rp 962,4 miliar dana masyarakat. Artinya, meningkat empat kali dibandingkan 
dengan hasil penjualan tahun 1987. Tanggal 1 Januari 1989, SOB dan TSSB dihentikan 
dan diganti permainan baru bernama Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). 
Tujuan SDSB, menyumbang dengan beriktikad baik dan terbagi atas dua macam kupon; 
Kupon A seharga Rp 5.000 dengan hadiah Rp 1 miliar, dan Kupon B seharga Rp 1.000 
dengan hadiah Rp 3,6 juta. Kedua kupon ini ditarik seminggu sekali dengan jumlah yang 
diedarkan 30 juta lembar (Kupon A sebanyak 1 juta lembar dan Kupon B sebanyak 29 
juta lembar). 
Pajak penghasilan lotre-lotre tersebut yang harus dibayar berturut-turut tahun 1986 
Rp 2 miliar, tahun 1987 Rp 3 miliar, tahun 1988 Rp 4 miliar, dan tahun-tahun berikutnya 
Rp 8 miliar. Pada tahun 1991, berdasarkan kesepakatan dengan Dirjen Pajak, pelaksana/ 
pengelola harus membayar pajak pertambahan nilai (PPN) Rp 13,4 miliar, pajak hadiah 
undian dan PPh Rp 12 miliar, sehingga total pajak yang harus dibayarkan adalah Rp 25,4 
miliar. 
Pada tanggal 25 November 1993, pemerintah mencabut dan membatalkan 
pemberian izin untuk pemberlakuan SDSB tahun 1994. Lotre SDSB di Indonesia 
berakhir setelah sebelumnya didahului berbagai demonstrasi mahasiswa anti-SDSB. 
Setelah itu, Dana Masyarakat untuk Olahraga (Damura), namun ditunda hingga 
semua persoalan yang menyangkut penggalangan dana masyarakat itu sudah jelas. Selain 
itu, penundaan dilakukan untuk menunggu keputusan dari Majelis Ulama Indonesia 
(MUI) dan DPR.
Ada tiga hal perlu diklarifikasi sebelum meluncurkan Damura. Pertama, konsep 
penjualan Damura termasuk judi atau tidak. Kedua, target penjualan kalangan menengah 
ke atas saja. Ketiga, porsi untuk olahraga yang hanya 6,5 persen harus diperbesar. 
Kontroversi Damura berlalu, menyusul dibatalkan beroperasi. Semoga kontroversi 
Damura ini dirasakan sebagai pelajaran berharga. Perlu disadari, pembinaan olahraga 
bukanlah semata-mata masalah uang, melainkan lebih dari itu adalah dedikasi. Seperti 
yang menjadi Tap MPR: olahraga adalah upaya pemberdayaan individu yang akhirnya 
bermuara pada pemberdayaan bangsa. 
Setelah itu muncul kupon asuransi kematian. Menteri Sosial (Mensos) H Bachtiar 
Chamsyah menilai kupon asuransi kematian pada 1 Agustus 2003 yang akan diterbitkan 
Departemen Sosial (Depsos). Namun bukan bentuk judi, seperti pada Sumbangan 
Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). 
Kupon asuransi kematian, yang akan dijual Rp 3.000 per lembar, berlaku seminggu, 
sehingga jika si pembeli selama seminggu berlakunya kupon itu meninggal, maka 
mendapat santuan Rp 7,5 juta. Namun juga gagal. 
Menteri mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 673/HUK-UND/2003. Izin yang 
diberikan Departemen Sosial adalah izin undian gratis bagi penonton pertandingan 
olahraga dan pelaksanaannya mulai 1 Februari 2004. 
Persoalan perjudian selalu memunculkan dua pendapat. Pertama, judi itu -sesuai 
dengan ajaran agama- haram hukumnya. Tidak ada tawar-menawar. Namun sisi kedua 
lainnya, malah berpendapat semua harus disikapi realistis. Jika judi tidak dilokalisasi, 
maka hanya mereka pemilik senjata dan modal nekat saja yang akan mengambil untung 
miliaran rupiah dari perputaran uang di atas meja judi. 
Mantan Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin termasuk orang yang 
realistis. Dalam "sejarah" perjudian Jakarta, dialah yang melegalkan judi dan mengambil 
keuntungan dari perjudian itu untuk membangun DKI Jakarta. Dalam memoarnya yang 
ditulis Ramadhan KH, tersirat makna perjudian liar itu tidak akan mampu dimusnahkan. 
Jika judi liar dibiarkan begitu saja, maka hanya orang-orang bersenjata yang akan 
menikmati uang haram yang ternyata nikmat itu. Karena itu, Bang Ali mengeluarkan 
landasan legal hukum melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 yang 
memungkinkan pemerintah daerah memungut pajak atas izin perjudian. 
Memang kemudian dari hasil dilegalkannya perjudian, Jakarta pun dapat tampil 
sebagai ibu kota negara Indonesia dengan lebih cantik. Bukan hanya jalan-jalan di Kota
Jakarta yang sedang merangkak menjadi kota metropolitan saja yang menjadi licin. 
Berbagai sarana pendidikan hingga gelanggang olahraga pun dapat didirikan dari uang 
pajak perjudian. Kantong kas daerah pun saat itu mendapat pajak judi mencapai Rp 20 
miliar. 
Bukan hanya di Jakarta yang berkembang biak perjudian liar. Tetapi makin kental 
dan identik dengan beking oknum dan dunia preman yang selanjutnya merebak ke 
pelosok negara ini. Ketika Soeharto mendapat legitimasi penuh sebagai presiden, malu-malu 
tetapi kontinu mulai mencoba meluncurkan berbagi jenis permainan judi yang 
berkedok pencarian dana pembinaan olahraga. 
Hal ini dilakukan lewat Menteri Sosial, yang kemudian muncul Kupon Berhadiah 
Porkas Sepak Bola, Porkas, Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) disusul 
Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB). 
Masa pemerintahan KH Abdurrahman Wahid pun ternyata belum bisa melepaskan 
Jakarta -apalagi Indonesia- dari kegiatan perjudian yang dilarang semua agama.

More Related Content

Recently uploaded

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Recently uploaded (20)

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Perjudian upik

  • 1. Perjudian Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah dengan cara menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya diadakan untuk menentukan pemenang suatu hadiah. Contohnya adalah undian di mana peserta harus membeli sepotong tiket yang diberi nomor. Nomor tiket-tiket ini lantas secara acak ditarik dan nomor yang ditarik adalah nomor pemenang. Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas hadiah tertentu. Aspek Hukum Banyak negara yang melarang perjudian sampai taraf tertentu, Karena perjudian mempunyai konsekuensi sosial kurang baik, dan mengatur batas yurisdiksi paling sah tentang undang-undang berjudi sampai taraf tertentu. Beberapa negara-negara Islam melarang perjudian, hampir semua negara-negara mengatur itu. Kebanyakan hukum negara tidak mengatur tentang perjudian, dan memandang sebagai akibat konsekuensi masing-masing, dan tak dapat dilaksanakan oleh proses yang sah sebagai undang-undang. Dengan begitu organisasi kriminal sering mengambil alih penyelenggaraan dari utang perjudian besar, kadang-kadang menggunakan metode yang kejam, seperti mafia, triad, atau yakuza. Beberapa masalah dalam perjudian: 1. Beberapa orang akan menjadi ketagihan. Mereka tidak dapat berhenti berjudi, dan kehilangan banyak uang. 2. Kadang-kadang judi tidaklah adil. Jika anda menang atau kalah, maka anda harus membayar sejumlah uang. Beberapa perjudian yang sama sering dinamakan lotre, lotto (atau lottery), ada beberapa negara yang mengadakan perjudian ini. Biasanya, mereka harus menebak 7 dari 45 atau 50 nomor yang benar sebelum di undi.
  • 2. Macam perjudian yang populer di indonesia : 1) Togel 2) Sabung ayam 3) SDSB (sumbangan dermawan sosial berhadiah) 4) Pakong 5) judi pertandingan 6) judi kartu (poker, gaplek, remi, domino, Blackjack, Dll) 7) judi aduan (menggunakan binatang) 8) judi panjang. Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana (delict) yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Mengenai batasan perjudian sendiri diatur dalam Pasal 303 ayat (3) KUHP sebagai berikut : “Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya”. Ancaman pidana perjudian sebenarnya sudah cukup berat, yaitu dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah). Pasal 303 KUHP jo. Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974 menyebutkan : (1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barangsiapa tanpa mendapat ijin : 1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu. 2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara.
  • 3. 3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian. (2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian itu. Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi baik dalam KUHP maupun UU No. 7 tahun 1974 ternyata masih mengandung beberapa kelemahan. Adapun beberapa kelemahannya adalah : 1. Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata pencaharian, sehingga kalau seseorang melakukan perjudian yang bukan sebagai mata pencaharian maka dapat dijadikan celah hukum yang memungkinkan perjudian tidak dikenakan hukuman pidana 2. Perundang-undangan hanya mengatur tentang batas maksimal hukuman, tetapi tidak mengatur tentang batas minimal hukuman, sehingga dalam praktek peradilan, majelis hakim seringkali dalam putusannya sangat ringan hanya beberapa bulan saja atau malah dibebaskan 3. Pasal 303 bis ayat (1) angka 2, hanya dikenakan terhadap perjudian yang bersifat ilegal, sedangkan perjudian yang legal atau ada izin penguasa sebagai pengecualian sehingga tidak dapat dikenakan pidana terhadap pelakunya. Dalam praktek izin penguasa ini sangat mungkin disalahgunakan, seperti adanya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dengan pejabat yang berwenang Sejarah Perjudian Negara Indonesia Judi dalam bentuk lotre sudah ada sejak tahun 1960-an yang zaman itu lebih dikenal dengan nama lotre buntut. Pada masa itu, di Bandung ada lotre yang disebut Toto Raga sebagai upaya pengumpulan dana mengikuti pacuan kuda. Sedangkan di Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin muncul undian lotre yang diberi nama Toto dan Nalo (Nasional Lotre). Tahun 1965, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres No 113 Tahun 1965 yang menyatakan lotre buntut merusak moral bangsa dan masuk dalam kategori subversi. Memasuki Orde Baru, lotre ini terus berkembang. Tahun 1968, Pemda Surabaya mengeluarkan Lotto (Lotre Totalisator) PON Surya yang tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan olahraga, hanya berdasarkan undian. Tujuannya menghimpun dana bagi PON VII yang akan diselenggarakan di Surabaya tahun 1969. Pada tahun 1974, Toto KONI dihapus. Pemerintah melalui Menteri Sosial Mintaredja (saat itu) mulai memikirkan sebuah gagasan untuk menyelenggarakan forecast
  • 4. sebagai bentuk undian tanpa menimbulkan ekses judi. Setelah studi banding selama dua tahun, Depsos berkesimpulan, penyelenggaraan forecast Inggris dilaksanakan dengan bentuk sederhana dan tidak menimbulkan ekses judi. Selain itu, perbandingan yang diperoleh penyelenggara tebakan, pemerintah, dan hadiah bagi si penebak 40-40-20. Tahun 1976, setelah meminta penilaian lagi dari Kejaksaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan Departemen Dalam Negeri, rencana Depsos untuk menyelenggarakan forecast tidak mendapat tantangan dan merencanakan pembagian hasil 50-30-20. Rencana itu belum bisa terlaksana, karena Presiden Soeharto bersikap hati-hati dan meminta untuk dipelajari lebih dalam lagi. Dibutuhkan waktu sekitar tujuh tahun untuk melaksanakan undian forecast ini. Tanggal 28 Desember 1985, Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola diresmikan, diedarkan, dan dijual. Porkas dimaksudkan menghimpun dana masyarakat untuk menunjang pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Porkas lahir berdasarkan UU No 22 Tahun 1954 tentang Undian, yang antara lain bertujuan agar undian yang menghasilkan hadiah tidak menimbulkan berbagai keburukan sosial. Berbeda dari Toto KONI, Porkas tidak ada tebakan angka, melainkan penebakan M-S-K atau menang, seri, dan kalah. Perbedaan lain, kalau Toto KONI beredar sampai ke pelosok daerah, maka Porkas beredar hanya sampai tingkat kabupaten dan anak-anak di bawah usia 17 tahun dilarang menjual, mengedarkan, serta membelinya. Kupon Porkas ini terdiri atas 14 kolom dan diundi seminggu sekali, setelah 14 grup sepak bola melakukan 14 kali pertandingan. Jadwal pertandingan ditentukan oleh PSSI dari jadwal di dalam dan luar negeri. Setiap pemegang kupon yang tahun 1985 senilai Rp 300 menebak mana yang menang (M), seri (S), dan kalah (K). Penebak jitu 14 kesebelasan mendapat hadiah Rp 100 juta. Pada tanggal 11 Januari 1986, penarikan pertama Porkas dilakukan. Sampai dengan akhir Februari tahun yang sama, dana bersih yang dikumpulkan dari penyelenggaraan Porkas ini mencapai Rp 1 miliar. Pertengahan tahun 1986, pengedaran Porkas dilakukan melalui sistem loket. Para distributor, agen, subagen yang terbukti melakukan penyimpangan dipecat oleh Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS), sebuah yayasan yang juga mengelola Undian Tanda Sumbangan Berhadiah. Bulan Oktober 1986, dana Porkas yang terkumpul sudah mencapai Rp 11 miliar, dari target Rp 13 miliar yang ditetapkan hingga akhir tahun. Dari jumlah ini, KONI Pusat mendapat Rp 1,5 miliar, KONI daerah Rp 4,5 miliar, PSSI Pusat Rp 1,4 miliar, Kantor Menpora Rp 250 juta, Asian Games X Seoul Rp 250 juta, administrasi antara Rp 8,5 miliar dan Rp 9 miliar, dan Rp 4 miliar didepositokan sebagai "dana abadi".
  • 5. Akhir tahun 1987, Porkas berubah nama menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) dan bersifat lebih realistis. Dalam SOB ada dua macam kupon, kupon berisi tebakan sepak bola. Kali ini yang ditebak pada kupon tidak lagi menang-seri-kalah seperti pada Porkas, tetapi juga skor pertandingan, bahkan skor babak pertama dan babak kedua. Kupon SOB kedua berisi tebakan sepak bola dan tebakan huruf. Dalam kurun waktu Januari-Desember 1987, SOB menyedot dana masyarakat Rp 221,2 miliar. Pertengahan tahun 1988, Fraksi Karya Pembangunan dan Fraksi Persatuan Pembangunan menyatakan, SOB dan TSSB (Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah) menimbulkan akibat negatif. Yakni, tersedotnya dana masyarakat pedesaan dan akan memengaruhi kehidupan perekonomian daerah. Pertengahan bulan Juli 1988, Mensos Dr Haryati Soebadio dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR menegaskan, kupon KSOB dan TSSB tahun 1988 diperkirakan menyedot Rp 962,4 miliar dana masyarakat. Artinya, meningkat empat kali dibandingkan dengan hasil penjualan tahun 1987. Tanggal 1 Januari 1989, SOB dan TSSB dihentikan dan diganti permainan baru bernama Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). Tujuan SDSB, menyumbang dengan beriktikad baik dan terbagi atas dua macam kupon; Kupon A seharga Rp 5.000 dengan hadiah Rp 1 miliar, dan Kupon B seharga Rp 1.000 dengan hadiah Rp 3,6 juta. Kedua kupon ini ditarik seminggu sekali dengan jumlah yang diedarkan 30 juta lembar (Kupon A sebanyak 1 juta lembar dan Kupon B sebanyak 29 juta lembar). Pajak penghasilan lotre-lotre tersebut yang harus dibayar berturut-turut tahun 1986 Rp 2 miliar, tahun 1987 Rp 3 miliar, tahun 1988 Rp 4 miliar, dan tahun-tahun berikutnya Rp 8 miliar. Pada tahun 1991, berdasarkan kesepakatan dengan Dirjen Pajak, pelaksana/ pengelola harus membayar pajak pertambahan nilai (PPN) Rp 13,4 miliar, pajak hadiah undian dan PPh Rp 12 miliar, sehingga total pajak yang harus dibayarkan adalah Rp 25,4 miliar. Pada tanggal 25 November 1993, pemerintah mencabut dan membatalkan pemberian izin untuk pemberlakuan SDSB tahun 1994. Lotre SDSB di Indonesia berakhir setelah sebelumnya didahului berbagai demonstrasi mahasiswa anti-SDSB. Setelah itu, Dana Masyarakat untuk Olahraga (Damura), namun ditunda hingga semua persoalan yang menyangkut penggalangan dana masyarakat itu sudah jelas. Selain itu, penundaan dilakukan untuk menunggu keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan DPR.
  • 6. Ada tiga hal perlu diklarifikasi sebelum meluncurkan Damura. Pertama, konsep penjualan Damura termasuk judi atau tidak. Kedua, target penjualan kalangan menengah ke atas saja. Ketiga, porsi untuk olahraga yang hanya 6,5 persen harus diperbesar. Kontroversi Damura berlalu, menyusul dibatalkan beroperasi. Semoga kontroversi Damura ini dirasakan sebagai pelajaran berharga. Perlu disadari, pembinaan olahraga bukanlah semata-mata masalah uang, melainkan lebih dari itu adalah dedikasi. Seperti yang menjadi Tap MPR: olahraga adalah upaya pemberdayaan individu yang akhirnya bermuara pada pemberdayaan bangsa. Setelah itu muncul kupon asuransi kematian. Menteri Sosial (Mensos) H Bachtiar Chamsyah menilai kupon asuransi kematian pada 1 Agustus 2003 yang akan diterbitkan Departemen Sosial (Depsos). Namun bukan bentuk judi, seperti pada Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). Kupon asuransi kematian, yang akan dijual Rp 3.000 per lembar, berlaku seminggu, sehingga jika si pembeli selama seminggu berlakunya kupon itu meninggal, maka mendapat santuan Rp 7,5 juta. Namun juga gagal. Menteri mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 673/HUK-UND/2003. Izin yang diberikan Departemen Sosial adalah izin undian gratis bagi penonton pertandingan olahraga dan pelaksanaannya mulai 1 Februari 2004. Persoalan perjudian selalu memunculkan dua pendapat. Pertama, judi itu -sesuai dengan ajaran agama- haram hukumnya. Tidak ada tawar-menawar. Namun sisi kedua lainnya, malah berpendapat semua harus disikapi realistis. Jika judi tidak dilokalisasi, maka hanya mereka pemilik senjata dan modal nekat saja yang akan mengambil untung miliaran rupiah dari perputaran uang di atas meja judi. Mantan Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin termasuk orang yang realistis. Dalam "sejarah" perjudian Jakarta, dialah yang melegalkan judi dan mengambil keuntungan dari perjudian itu untuk membangun DKI Jakarta. Dalam memoarnya yang ditulis Ramadhan KH, tersirat makna perjudian liar itu tidak akan mampu dimusnahkan. Jika judi liar dibiarkan begitu saja, maka hanya orang-orang bersenjata yang akan menikmati uang haram yang ternyata nikmat itu. Karena itu, Bang Ali mengeluarkan landasan legal hukum melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 yang memungkinkan pemerintah daerah memungut pajak atas izin perjudian. Memang kemudian dari hasil dilegalkannya perjudian, Jakarta pun dapat tampil sebagai ibu kota negara Indonesia dengan lebih cantik. Bukan hanya jalan-jalan di Kota
  • 7. Jakarta yang sedang merangkak menjadi kota metropolitan saja yang menjadi licin. Berbagai sarana pendidikan hingga gelanggang olahraga pun dapat didirikan dari uang pajak perjudian. Kantong kas daerah pun saat itu mendapat pajak judi mencapai Rp 20 miliar. Bukan hanya di Jakarta yang berkembang biak perjudian liar. Tetapi makin kental dan identik dengan beking oknum dan dunia preman yang selanjutnya merebak ke pelosok negara ini. Ketika Soeharto mendapat legitimasi penuh sebagai presiden, malu-malu tetapi kontinu mulai mencoba meluncurkan berbagi jenis permainan judi yang berkedok pencarian dana pembinaan olahraga. Hal ini dilakukan lewat Menteri Sosial, yang kemudian muncul Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola, Porkas, Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) disusul Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB). Masa pemerintahan KH Abdurrahman Wahid pun ternyata belum bisa melepaskan Jakarta -apalagi Indonesia- dari kegiatan perjudian yang dilarang semua agama.