Model bisnis menjelaskan bagaimana suatu perusahaan akan bersaing dan menciptakan nilai. Dokumen ini menjelaskan empat komponen utama model bisnis yang efektif: 1) strategi inti yang menggambarkan cara perusahaan bersaing, 2) sumber daya strategis seperti kompetensi inti dan aset, 3) jaringan kemitraan dengan pemasok dan mitra lain, 4) interaksi dengan pelanggan seperti target pasar dan pengiriman produk
2. MODEL BISNIS
Bab ini memperkenalkan model bisnis dan menjelaskan pentingnya suatu perusahaan membangun
model bisnisnya di awal. Dalam bahasa sehari-hari, model adalah sebuah rencana yang digunakan untuk
membuat atau menggambarkan sesuatu. Secara lebih formal, model bisnis adalah rencana perusahaan
atau diagram untuk bagaimana perusahaan bersaing, menggunakan sumber daya-sumber dayanya,
struktur-struktur hubungan, berinteraksi dengan pelanggan, dan menciptakan nilai untuk menopang
dirinya pada profit dasar yang didapatkan. Sebagaimana yang akan Anda lihat nanti pada bab ini, model
bisnis yang sukses memiliki empat komponen.
Dalam bab ini, pertama kita akan mendiskusikan model-model bisnis dan pentingnya mereka. Kemudian
kita akan melihat bagaimana model-model bisnis muncul, menguji beberapa potensi “kesalahan fatal”.
Pada akhirnya, kita akan menguji komponen-komponen model bisnis yang efektif.
1. Model-Model Bisnis
Tidak terdapat standar model bisnis, tidak ada aturan susah-dan-cepat yang memerintahkan
bagaimana suatu perusahaan dalam industri tertentu harus berkompetisi. Nyatanya, bahaya
bagi pengusaha meluncurkan suatu perusahaan untuk menganggap bahwa suatu perusahaan
dapat sukses dengan hanya meniru model bisnis perusahaan lain-bahkan jika perusahaan lain
tersebut adalah pengendali industri. Hal ini benar untuk dua alasan. Yang pertama, susah untuk
memahami dengan tepat seluruh komponen-komponen dalam bisnis model perusahaan lain.
Kedua, model bisnis suatu perusahaan bergantung secara inheren terhadap kumpulan sumber
daya yang dikontrolnya dan kemampuan yang dimilikinya.
Bagaimanapun, untuk mencapai sukses dalam jangka yang panjang, semua model-model bisnis
perlu diperbaharui pada waktunya. Alasan untuk ini adalah bahwa para pesaing nantinya dapat
mempelajari bagaimana menduplikasi keuntungan-keuntungan perusahaan tertentu yang
mampu menciptakan model bisnisnya sendiri.
Sebuah bisnis model perusahaan dikembangkan setelah tahap analisa kelayakan peluncuran
usaha baru. Apabila sebuah perusahaan melakukan analisa kelayakan dengan sukses, dan
mengetahui bahwa dirinya memiliki produk atau layanan yang berpotensi, tahap model bisnis
mengalamatkan pada bagaimana mengelilinginya dengan strategi inti, model kemitraan,
interaksi pelanggan, sumber daya-sumber daya khusus, dan pendekatan untuk menciptakan
nilai yang mewakili bisnis yang terus maju.
A. Pentingnya dan Keragaman Model Bisnis
Memiliki model bisnis yang dipikirkan penting untuk beberapa alasan. Walaupun beberapa
model lebih baik dari yang lain, berbahaya untuk menghubungkan kinerja perusahaan
semata mata dengan bentuk bisnisnya. Dalam kebanyakan kasus, kinerja adalah suatu fungsi
dari pilihan model bisnis dan bagaimana keefektifan hal tersebut diterapkan.
1. Pentingnya Model-model Bisnis
3. Penting untuk memiliki model bisnis yang jelas diartikulasikan, karena hal tersebut
membuat berikut ini:
Berfungsi sebagai perpanjangan yang berkelanjutan dari analisa kelayakan (sebuah
model bisnis terus menerus menanyakan pertanyaan “apakah usahanya masuk
akal?”
Memfokuskan perhatian pada bagaimana semua elemen bisnis cocok bersama-
sama dan bagaimana mereka menjadi bagian pada keseluruhan kerja.
Menggambarkan mengapa jaringan para partisipan diperlukan untuk membuat ide
bisnis layak itu bersedia untuk terus maju.
Mengartikulasikan logika inti perusahaan pada semua pemegang saham, termasuk
karyawan perusahaan.
2. Keragaman Model Bisnis
Seperti yang telah disebutkan, bahwa tidak ada standar model bisnis untuk suatu industri
atau target pasar di dalam suatu industri. Perusahaan-perusahaan mendekati pasarnya
dengan cara-cara yang berbeda dan merancang cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan
uang.
B. Bagaimana Model-Model Bisnis Muncul
Rantai nilai adalah model yang dikembangkan oleh peneliti akademis yang banyak orang-
orang bisnis sebagaimana pengusaha gunakan untuk mengidentifikasi peluang untuk
meningkatkan strategi kompetitif mereka. Rantai nilai adalah rentetan kegiatan yang
mengubah dari tahap material mentah, melalui pabrik dan distribusi, dan akhirnya kepada
pengguna. Rantai nilai terdiri dari kegiatan-kegiatan utama dan kegiatan-kegiatan
pendukung. Kegiatan-kegiatan utama harus dilakukan dengan penciptaan fisik, penjualan
dan pelayanan produk atau jasa, sedangkan kegiatan-kegiatan pendukung menyediakan
penguatan untuk kegiatan-kegiatan utama. Bagian-bagian individu dari rantai tersebut
dapat menambah atau tidak menambah nilai sebagaimana produk berpindah melalui tahap-
tahap yang berbeda pada rantai nilai. Produk atau layanan akhir adalah sebuah kumpulan
kontribusi-kontribusi individual dari nilai yang dibuat pada berbagai tahap rantai yang
berbeda.
Dengan mempelajari suatu rantai nilai produk atau layanan, suatu organisasi dapat
mengidentifikasi cara-cara untuk menciptakan nilai tambahan dan menilai apakah ia
memiliki sarana untuk melakukannya.
Para pengusaha melihat rantai nilai suatu produk atau layanan untuk menunjuk dengan
tepat di mana rantai nilai dapat dibuat lebih efektif atau untuk melihat di mana “nilai”
tambah dapat ditambahkan di dalam beberapa cara yang berarti. Tipe analisa ini dapat
fokus pada : (1) suatu kegiatan utama dari rantai nilai (seperti pemasaran dan penjualan),
(2) interaksi antara satu tahap rantai nilai dan lainnya (seperti interaksi antara operasional di
mana aktivitas mengharuskan untuk memproduksi produk, dan logistic outbound, yang
kegiatan-kegiatannya mengharuskan untuk digudangkan dan dikirim.), atau (3) satu dari
4. kegiatan pendukung (seperti manajemen SDM). Apabila rantai nilai produk dapat dikuatkan
di salah satu area-area ini, hal itu dapat mewakili sebuah peluang untuk pembentukan
perusahaan baru untuk melaksanakan kegiatan itu.
Sebuah perusahaan dapat dibentuk untuk menguatkan rantai nilai bagi sebuah produk,
namun hanya jika model bisnis yang layak diciptakan untuk mendukung.
C. Potensi Kesalahan Fatal pada Model-Model Bisnis
Dua kesalahan fatal dapat menjadikan model bisnis tidak dapat dipertahankan dari awal:
kesalahan membaca pelanggan secara keseluruhan dan ekonomi yang tidak sehat. Model-
model bisnis yang menjadi korban salah satu dari dua kelemahan ini telah kehilangan
pertarungan sebelum meninggalkan pintu awal.
http://tekno.kompas.com/read/2015/05/03/10590077/Belajar.dari.Tutupnya.Startup.Lokal.
Valadoo
2. Komponen-Komponen Model Bisnis yang Efektif
Walaupun tridak semuua orang setuju dengan komponen-komponen model bisnis, banyak yang
setuju bahwa model bisnis yang sukses memiliki seperangkat atribut.
SCRIBE : COMPONENTS OF A BUSINESS MODEL
A. Strategi Inti
Komponen pertama model bisnis adalah strategi inti, yang menggambarkan bagaimana
perusahaan bersaing relatif dengan kompetitornya. Pernyataan misi perusahaan, cakupan
produk/pasar, dan dasar untuk diferensiasi merupakan elemen utama dari strategi inti.
1. Pernyataan misi
Misi perusahaan atau pernyataan misi, menggambarkan mengapa perusahaan tersebut
ada dan model bisnis apa yang seharusnya dicapai.
2. Cakupan Produk/Pasar
Cakupan produk atau pasar suatu perusahaan menjelaskan produk-produk dan pasar-
pasar mana yang akan dipusatkan.
3. Dasar untuk diferensiasi
Penting bagi perusahaan baru untuk membedakan dirinya dari kompetitor-
kompetitornya, dalam beberapa cara yang penting bagi para pelanggannya dan tidak
mudah untuk ditiru. Dari perspektif para dewan, perusahaan-perusahaan umumnya
memilih satu di antara dua strategi umum ( biaya kepemimpinan dan diferensiasi)
untuk membangun posisi yang dapat dipertahankan di pasaran. Perusahaan yang
memiliki strategi biaya kepemimpinan berjuang untuk mempunyai cost terendah di
dalam industri, relatif dengan cost para kompetitornya, dan biasanya menarik
pelanggannya dengan menawarkan harga rendah, jika bukan yang terendah, pada
produk yang ia jual.
5. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi, bersaing
pada dasar dalam menyediakan produk-produk yang berbeda atau unik. Umumnya pada
dasar kualitas, pelayanan, hal yang berkaitan dengan ketepatan waktu, atau dimensi lain
yang penting bagi para pelanggannya.
B. Sumber Daya yang Strategis
Sebuah perusahaan tidak mampu untuk menerapkan suatu strategi tanpa sumber daya yang
memadai. Kenyataan ini berarti sumber daya perusahaan berdampak pada bagaimana
model bisnis digunakan. Dua sumber daya yang paling penting adalah kompetensi inti
perusahaan dan aset-aset stragegisnya.
1. Kompetensi-kompetensi Inti
Sebuah kompetensi inti adalah sumber daya atau kemampuan yang berfungsi sebagai
sumber keuntungan kompetitif perusahaan melampaui pesaingnya. Ini merupakan
keahlian yang unik dan kemampuan yang melebihi produk-produk atau pasar-pasar,
membuat kontribusi yang signifikan pada manfaat yang dirasakan oleh pelanggan, dan
hal tersebut susah untuk ditiru. Dalam membedakan inti kompetensinya, sebuah
perusahaan harus mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, yakni (1)
unik, (2) memiliki nilai untuk pelanggannya, (3) sulit untuk ditiru.
2. Aset-Aset Strategis
Aset-aset strategis adalah apapun yang langka dan bernilai yang dimiliki oleh
perusahaan. Hal tersebut meliputi pabrik dan peralatan, lokasi, merek-merek, hak cipta,
data pelanggan, karyawan-karyawan yang berkualitas tinggi, dan kemitraan yang khas.
Pada akhirnya, perusahaan-perusahaan mencoba menggabungkan kompetensi-
kompetensi inti mereka dengan aset-aset strateginya untuk menciptakan keuntungan
kompetitif yang berkelanjutan. Faktor ini adalah salah satu yang diperhatikan para
investor ketika menilai suatu bisnis. Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan dicapai
dengan menerapkan strategi penciptaan nilai yang unik dan tidak mudah ditiru.
Keuntungan semacam ini dapat dicapai ketika sebuah perusahaan memiliki sumber daya
strategis dan kemampuan untuk menggunakan mereka dalam cara-cara yang unik yang
menciptakan nilai bagi kelompok pelanggan yang ditargetkan.
C. Jaringan Kemitraan
Jaringan kemitraan perusahaan adalah komponen ketiga dalam model bisnis. Perusahaan
baru, khususnya, biasanya tidak memiliki sumber daya untuk melakukan tugas-tugas yang
diwajibkan untuk membuat bisnisnya berjalan, jadi mereka mengandalkan partner-
partnernya untuk melakukan peran kunci.
Sebuah jaringan kemitraan perusahaan meliputi pemasok-pemasok dan partner-partner
lainnya. Mari kita lihat masing-masing dari mereka:
1. Para Pemasok
Para pemasok (vendor) adalah perusahaan yang menyediakan bagian-bagian atau
pelayanan untuk perusahaan lain. Rantai pasokan merupakan jaringan seluruh
perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam produksi suatu produk, dari
6. penerimaan material-material mentah hingga penjualan akhir. Hampir semua perusahan
memiliki pemasok yang berperan sangat penting dalam fungsi model bisnis mereka.
Perusahaan-perusahaan memelihara hubungan dekat dengan para pemasoknya dan
melihat mereka hampir sama dengan lawannya. Para produsen membutuhkan bagian
komponen akan bernegoisasi dengan beberapa pemasok untuk mendapatkan harga
yang terbaik.
Para manager fokus pada manajemen rantai pasokan, yang merupakan koordinasi aliran
seluruh informasi, uang dan materi yang bergerak melalui rantai pasok produk. Semakin
efisien suatu organisasi dapat mengatur rantai pasok nya, semakin efektif seluruh model
bisnis dijalankan.
2. Hubungan-hubungan penting Lainnya
Sepanjang dengan pemasok-pemasoknya, perusahaan berpartner dengan perusahaan
lain untuk membuat model bisnisnya berjalan. Salah satu pendekatan yang relatif baru,
mengacu sebagai insourcing, terjadi ketika sebuah penyedia layanan datang dari dalam
fasilitas-fasilitas partner dan membantu partner mendesain dan mengatur rantai
pasoknya.
Untuk sebagian besar usaha baru, kemampuan untuk membangun dan mengatur
kemitraan secara efektif merupakan komponen utama kesuksesan model-model bisnis
mereka. Bagi beberapa perusahaan, kemampuan untuk mengelola kemitraan adalah inti
dari keuntungan kompetitif mereka dan kesuksesan utama.
D. Interaksi dengan Pelanggan
Interaksi dengan pelanggan - bagaimana sebuah perusahaan berinteraksi dengan para
pelanggannya- merupakan komponen keempat dari model bisnis. Tipe interaksi dengan
pelanggan bergantung pada bagaimana suatu perusahaan memilih untuk bersaing. Untuk
perusahaan baru, interaksi dengan pelanggan yang dipilih merupakan inti bagaimana
perusahaan berencana untuk bersaing, dan di mana posisinya pada rantai nilai produk-
produk atau layanan-layanan yang disediakan. Tiga elemen dari interaksi pelanggan suatu
perusahaan adalah target pasar, pengerjaan dan dukungah, serta struktur kalkulasi harga.
1. Target Pasar
Target pasar perusahaan adalah kelompok terbatas dari individu-individu atau bisnis-
bisnis yang dicari atau yang dicoba ditarik. Target pasar suatu perusahaan memilih
dampak bagaimana segala sesuatunya akan berjlaan, dari sumber daya strategis yang
diperoleh dari rekanan-rekanan yang ditempa untuk kampanye-kampanye promosinya.
2. Pengerjaan dan dukungan menggambarkan cara produk atau layanan perusahaan terjun
ke pasar, atau bagaimana perusahaan mencapai pelanggannya. Hal ini juga mengacu
pada saluran-saluran yang digunakan perusahaan dan di mana level customer support
yang disediakan. Persoalan-persoalan ini berpengaruh pada bentuk dan kealamian
model bisnis perusahaan.
3. Struktur Kalkulasi Harga
7. Struktur kalkulasi harga berbeda-beda, tergantung pada target pasar perusahaan dan
filosofi kalkulasi harganya. Perusahaan-perusahaan membedakan dirinya pada dasar
kalkulasi harga mereka pada cara-cara yang biasa dan tidak biasa. Pada umumnya, sulit
untuk perusahaan baru mendiferensikan dirinya pada harga, yang merupakan strategi
umum bagi perusahaan-perusahaan yang lebih besar dengan skala ekonomi yang lebih
besar.
Secara ringkasnya, sangat berguna bagi suatu perusahaan untuk melihat dirinya secara keseluruhan dan
memahami dan memahami bahwa perusahaannya harus membangun model bisnis yang efektif untuk
menjadi sukses. Setiap orang yang melakukan bisnis dengan perusahaan baru, mulai dari pelanggannya
hingga partnernya melakukannya dengan sukarela. Sebagai hasilnya, perusahaan harus memotivasi
pelanggannya dan partnernya untuk bermain bersama. Elemen utama suatu model bisnis adalah strategi
intinya, sumber daya strategisnya, jaringan kemitraan, dan interaksi dengan pelanggan. Memperhatikan
tiap-tiap elemen ini sangatlah penting untuk kesuksesan perusahaan baru.