SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................... III

DAFTAR ISI................................................................................................................. V

BAB I      PENDAHULUAN.............................................................................................1

           A. Latar Belakang..........................................................................................1

           B. Tujuan.......................................................................................................4

           C. Manfaat.....................................................................................................4

           D. Ruang Lingkup..........................................................................................5

BAB II PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA MATA PELAJARAN

           PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
           ........................................................................................................................

           6

           A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas....................................................6

           B. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Silabus.............................28

           C. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Rencana Pelaksanaan

                 Pembelajaran (RPP)
                 ................................................................................................................

                 38

BAB III PENUTUP.....................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................55




                                                                                                                                      V
BAB I
                                    PENDAHULUAN


A.Latar Belakang

      Masalah keamanan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai
masalah dalam masyarakat berkaitan dan menggunakan lalu lintas sebagai sarananya.
Keamanan yang berkaitan dengan lalu lintas adalah keamanan terhadap manusia,
kendaraan, jalan maupun lingkungan. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan bahwa peran dan fungsi polisi dibidang lalu
lintas adalah Pendidikan Masyarakat Lantas (education), Rekayasa Lantas (enginering),
Penegakan Hukum (law enforcement), Registrasi dan Identifikasi pengemudi dan
kendaraan bermotor (regestration and identification), dan sebagai pusat K3I (Komando,
kendali, Koordinasi dan Informasi) lalu lintas.


      Fungsi dan peran tersebut bertujuan untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas, meminimalisisir korban fatalitas sebagai akibat
terjadinya kecelakaan lalu lintas, kepatuhan masyarakat terhadap hukum dan peraturan
lalu lintas, serta meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang lalu lintas. Sejalan
dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasrana yang
terkait dengan transportasi guna mendukung produkstivitas di berbagai bidang yang
menggunakan sarana jalan raya semakin meningkat. Hal tersebut memberi dampak
positif dan negatif.


      Dampak positif tersebut menyangkut aspek efisiensi waktu, namun di sisi lain juga
membawa dampak negatif yaitu timbulnya permasalahan-permasalahan lalu lintas yang
terus tumbuh dan berkembang. Permasalahan tersebut adalah kemacetan, pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas dipandang memberi kontribusi yang
cukup besar pada kecelakaan lalu lintas. Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada umumnya diawali dengan pelanggaran
lalu lintas oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan oleh kondisi kendaraan,
jalan dan alam. Kecelakaan lalu lintas walaupun tidak dominan, pengemudi tetap
memberi kontribusi bagi timbulnya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor
bukan manusia (Farouk Muhammad, 1998).


                                                                                     1
Melihat gambaran di atas maka diperlukan kegiatan pengendalian lalu lintas
secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum semata,
namun perlu melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh komponen bangsa, adanya
peran aktif dari masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan disiplin dalam
melakukan aktivitas di jalan raya. Hal ini sesuai dengan amanat pasal 258 Undang-
Undang No. 22 tahun 2009, bahwa “masyarakat wajib berperan serta dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas dan
berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan”.


     Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional
yang menunjukkan harga diri atau martabat sebuah bangsa. Maka dari itu selayaknya
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) lebih mengedepankan aspek pendidikan
kepada masyarakat berkaitan dengan disiplin berlalu lintas. Strategi dan program untuk
mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas melalui kegiatan “Road Safety”. Road safety merupakan program kegiatan untuk
melindungi pemakai jalan agar aktivitas dan produktivitasnya tidak terganggu oleh
berbagai masalah sosial di jalan raya serta terwujudnya keselamatan di jalan.
Implementasi kegiatan road safety dilakukan melalui: Polsana (Polisi Sahabat Anak),
PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Traffic Police Goes to Campus, Safety Riding,
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, TMC (Traffic Management Centre), Sekolah
mengemudi, Saka Bhayangkara Lantas, Traffic Board, Taman Lalu Lintas, Operasi
Kepolisian, Penegakan Hukum (Djoko Susilo, 2007).


     Kegiatan road safety pada dasarnya lebih menekankan pada model pendidikan
ekstrakurikuler, dimana sasaran pendidikan terhadap beberapa kelompok yang bersifat
terbatas. Sementara amanat UU No. 22 tahun 2009 pada pasal 258 tersebut lebih
mengedepankan kewajiban setiap orang mampu memahami secara keseluruhan dari
aspek kognitif, afektif dan motorik. Oleh karena itu untuk membangun pemahaman
secara gradual tidak cukup pengetahuan lalu lintas tersebut diajarkan dalam bentuk
ekstrakurikuler, namun harus lebih mendasar melalui pendidikan intrakurikuletr dan
dikenalkan mulai dari tingkat pendidikan TK sampai dengan SMA yang sifatnya
diintegrasikan melalui mata pelajaran tertentu. Strategi integrasi dilakukan melalui telaah
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menagandung etika dan


                                                                                         2
kedisiplinan. Salah satu SK dan KD yang bermuatan kedua hal tersebut adalah mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).


      Secara konsep, dapat dikemukakan bahwa PKn adalah pengorganisasian dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan
kemampuan dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan
negara yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai
luhur dan moral budaya bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat
dengan memperhatikan keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa,
dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-
hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PKn di Indonesia terdiri dari beberapa
disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis dan
pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila,
psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Arnie Fajar, 2003).


      Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah nama salah satu mata pelajaran
sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (Pasal 37 Ayat
1 UU SPN). Selanjutnya dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ditegaskan bahwa PKn termasuk cakupan kelompok
mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia. Selain itu perlu pula ditanamkan kesadaran wawasan kebangsaan,
jiwa patriotisme dan bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku berlalu lintas.


      Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Departemen Pendidikan Nasional
melalui Direktorat Jenderal Mananjemen Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun
Model Pengintegrasian Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas melalui Kegiatan
Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian untuk satuan pendidikan
tingkat   Sekolah      Dasar/Madrasah        Ibtidaiyah    (SD/MI),     Sekolah      Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA).

                                                                                            3
B.Tujuan

      Model pengintegrasian ini sebagai salah satu panduan bagi guru SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA dalam rangka mengintegrasikan pendidikan lalu lintas dalam pembelajaran
PKn. Secara khusus dengan menggunakan model ini para guru SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA dapat memperoleh pemahaman dalam hal:
a. Menganalisis substansi dan hubungannya dengan pendidikan lalu lintas sebagai
   pesan-pesan konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
   dasar PKn.
b. Mengintegrasikan aspek dan indikator pendidikan lalu lintas serta nilai acuan
   pendidikan lalu lintas ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn.
c. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas dalam silabus pembelajaran PKn.
d. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas kedalam rencana pelaksanaan
   pembelajaran (RPP) Pkn.


C.Manfaat

      Dengan menggunakan model ini, guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dapat
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan sadar berlalu lintas dengan
   mengembangkan kebiasaan (habit) disiplin lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari.
b. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang meliputi
   pengetahuan     kewarganegaraan       (civic   knowledge),     sikap    dan     watak
   kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
   skill).
c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan lalu
   lintas yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
   Pendidikan Kewarganegaraan.


D.Ruang Lingkup

      Ruang lingkup model pengintegrasian ini berpijak pada pemahaman pendidikan
keselamatan lalu lintas yang ditinjau dari dimensi politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum
yang dikemas secara padagogis dengan pengembangan nilai-nilai pendidikan lalu lintas
sebagai berikut:



                                                                                       4
TABEL 1. ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS

         Aspek dan Indikator              Materi Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas

 1. Hukum:                               1. Pengertian
    a. Menaati rambu-rambu lalu             a. Lalu Lintas.
       lintas.                              b. Rambu-Rambu Lalu Lintas.
    b. Menaati marka jalan.                 c. Marka Jalan, alat pemberi isyarat pengatur
    c. Menaati isyarat pengatur lalu            lalu lintas.
       lintas.                              d. Pengamanan Diri sebagai Pemakai Jalan
    d. Melengkapi pengamanan diri           e. Tata Cara Berlalu Lintas dengan benar.
       dalam berlalu lintas.             2. Dua belas (12) Gerakan Pengaturan Lalu
 2. Sosiologi                               Lintas, Isyarat pengaturan menggunakan Pluit
    a. Memberi kesempatan                   dan gerakan dasar Senam Lantas.
         penyeberang jalan.              3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
    b. Tidak menyalahgunakan fungsi      4. Pasal-pasal tertentu Undang-Undang no 22
         jalan dan badan jalan.             tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
 3. Ekonomi                                 jalan.
    a. Bersikap hemat dalam              5. Tips aman perjalanan:
         perjalanan.                        a. Pemahaman terhadap karakteristik dan
    b. Efektifitas perjalanan.                  komponen rambu, marka, alat pemberi
 4. Psikologi                                   isyarat lalu lintas, kendaraan, Helm SIN.
    a. Rasa aman.                           b. Pemahaman terhadap 12 gerakan peng-
    b. Rasa nyaman.                             aturan lalu lintas, isyarat menggunakan
 5. Politik                                     pluit.
    a. Membuat kebijakan lalu lintas        c. Aplikasikan patroli keamanan sekolah
         didasarkan pada kepentingan            (PKS).
         umum/bersama.                      d. Pemahaman terhadap pasal pasal tertentu
    b. Melaksanakan kebijakan lalu              undang-undang no 22 tahun 2009 tentang
         lintas berdasarkan kebenaran.          lalu lintas dan angkutan jalan.
    c. Pelaksanaan pengawasan
         kebijakan lalu lintas secara
         adil.

     Berdasarkan ruang lingkup tersebut, pengembangan model pengintegrasian men-
cakup:
1. Penyusunan model integrasi pendidikan lalu lintas pada Standar Isi.
2. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada silabus.
3. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada rencana
   pelaksanaan pembelajaran (RPP).




                                                                                        5
BAB II
                                                    PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                            PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)


A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas

                                                               MODEL
                                 INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                     MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
                                         SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
                                                             (SMP/MTs)

    STANDAR             KOMPETENSI                MATERI             KLS/    ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                                  MODEL INTEGRASI
   KOMPETENSI             DASAR                PEMBELAJARAN          SMT        PENDIDIKAN LALU LINTAS

1. Menunjukkan       1.2Menjelaskan          1. Pengertian hukum.    VII/1   1. Hukum :                           Pengertian Hukum:
   sikap positif        hakikat dan arti     2. Hakikat hukum bagi              a. Menaati rambu-rambu lalu       Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (berisi
   terhadap norma-      pentingnya hukum        warga negara                       lintas                         perintahperintah dan larangan-larangan) yang mengatur
   norma yang           (termasuk UU Lalu       Indonesia termasuk              b. Menaati marka jalan lalu       tata tertib dalam masyarakat yang seharusnya ditaati
   berlaku dalam        Lintas)                 UU No. 22 tahun                    lintas                         oleh seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu,
   kehidupan                                    2009.                           c. Menaati isyarat pengaturan     pelanggaran      petunjuk   hidup    tersebut   dapat
   bermasyarakat,                            3. Unsur-unsur hukum                  lalu lintas                    menimbulkan tindakan sanksi oleh penguasa (Priyanto,
   berbangsa, dan                            4. Tujuan dibuatnya                d. Melengkapi pengamanan diri     dkk. 2008). Salah satu produk hukum yang Negara
   bernegara                                    hukum.                             dalam berlalu lintas           Republik Indonesia adalah UU No. 22 Tahun 2009 yaitu
                                             5. Tujuan dibentuknya           2. Sosiologi :                       tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dibuat
                                                UU No. 22 tahun                 a. Memberi kesempatan bagi        untuk menciptakan ketertiban di jalan. Karena itu di
                                                2009.                              penyeberang jalan              dalamnya memuat petunjuk hidup dalam berlalu lintas
                                             6. Tata urutan hukum                                                 dan angkutan jalan. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
                                                                                b. Tidak menyalahgunakan
                                                di Indonesia..                                                    diselenggarakan dengan tujuan: (1) mewujudkan
                                                                                   fungsi jalan dan badan jalan
                                             7. Pentingnya hukum                                                  pelayanan lalu linas dan angkutan jalan yang aman,
                                                                                   untuk kegiatan yang
                                                bagi warga negara.                                                selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda
                                                                                   mengganggu fungsi jalan.
                                             8. Kewajiban setiap                                                  angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
                                                                             3. Ekonomi :
                                                warga negara dalam                                                memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh
                                                                                                                                                                      6
STANDAR     KOMPETENSI        MATERI              KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                  MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR        PEMBELAJARAN           SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                             menggunakan jalan               a. Menunjukkan sikap tidak         persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu
                             menurut pasal 105                  boros dalam perjalanan.         menjunjung tinggi martabat nasional; (2) terwujudnya
                             UU No. 22 Tahun                 b. Menunjukkan sikap ketepatan     etika dan budaya berlalu lintas; (3) terwujudnya
                             2009.                              waktu dalam perjalanan.         penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
                          9. Perilaku yang harus             c. Memperoleh keuntungan           masyarakat.
                             dihindari karena                   dalam memanfaatkan jalan
                             tidak sesuai dengan          4. Psikologi :                        Menurut teori kedaulatan rakyat, hukum dibentuk atas
                             etika dan budaya                a. Memperoleh rasa aman            kontrak bersama antara rakyat dan penguasa, atau
                             berlalu lintas.                    dalam berlalu lintas            antara yang diperintah dan yang memerintah dan
                                                             b. Memperoleh rasa nyaman          apabila ada yang mengingkari, melanggar hukum
                                                                dalam berlalu lintas            merupakan tindakan melawan hukum. Hukum dibentuk
                                                          5. Politik :                          dengan tujuaan tercipnya kedamaian dan ketertiban di
                                                             a. Membuat kebijakan lalu lintas   masyarakat. Oleh karena itu wajib bagi setiap warga
                                                                didasarkan pada kepentingan     negara untuk menjunjung hukum seperti disebutkan
                                                                umum.                           dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1) Setiap warga negara
                                                             b. Melaksanakan kebijakan          bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
                                                                didasari pada sikap             pemerintahan dan wajib menunjung hukum dan
                                                                menunjung tinggi kebenaran.     pemerintahan tersebut tanpa kecuali. Hal ini sejalan
                                                             c. Melaksanakan pengawasan         dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 105 yang
                                                                kebijakan tidak tebang pilih.   berbunyi ”Setiap orang yang menggunakan jalan wajib
                                                                                                a. berperilaku tertib; dan/atau; b. mencegah hal-hal yang
                                                                                                dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
                                                                                                kesalamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang
                                                                                                dapat menimbulkan kerusajakan jalan.
                                                                                                Pernyataan pasal tersebut menunjukkan bahwa
                                                                                                hukumlah yang menjadi panglima, pedoman utama
                                                                                                untuk bertindak, berperilaku dan berucap dalam
                                                                                                kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
                                                                                                Ini berarti setiap warga negara tidak boleh menyimpang
                                                                                                dari peraturan perundang- undangan yang berlaku
                                                                                                (aspek hukum), termasuk Undang-Undang Lalu Lintas
                                                                                                dan Angkutan Jalan itulah disebut “supremasi hukum”.

                                                                                                                                                        7
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               Hakikat Hukum
                                                                               Hakikat hukum adalah aturan tentang tingkah laku
                                                                               manusia agar tercipta ketertiban di masyarakat dan bagi
                                                                               pelanggarnya diberikan sanksi. Indonesia sebagai
                                                                               negara hukum, maka dimanapun warga negara berada
                                                                               di wilayah hukum Republik Indonesia masih terikat oleh
                                                                               ketentuan hukum. Kesadaran dan kepatuhan
                                                                               masyarakat terhadap hukum termasuk Undang-Undang
                                                                               Nomor 22 Tahun 2009 masih relatif rendah, akibatnya
                                                                               sering terjadi pelanggaran yang berakibat kecelakaan,
                                                                               dan dikenai sanksi.

                                                                               Unsur-Unsur Hukum:
                                                                               Hukum terbentuk karena unsur-unsur antara lain (1)
                                                                               Peraturan mengenai tingkah laku dalam pergaulan
                                                                               masyarakat; (2) Peraturan itu diadakan oleh badan-
                                                                               badan resmi yang berwajib; (3) Peraturan itu pada
                                                                               umumnya bersifat memaksa, dan (4) Sanksi yang tegas
                                                                               terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Demikian juga
                                                                               pelanggaran terhadap UU No. 22 Tahun 2009 pasal 274
                                                                               ” Setiap orang yang melakukan perbuatan yang
                                                                               mengakibatkan kerusakan dan atau gangguan fungsi
                                                                               jalan sebagaimana dimaksud pasal 28 ayat (1) dipidana
                                                                               penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
                                                                               banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat juta
                                                                               rupiah).

                                                                               Disini secara jelas demonstrasi dengan cara membakar
                                                                               ban, merusak rambu-rambu lalu lintas, memblokir jalan
                                                                               sangat bertentangan dengan pasal 28 ayat (1) UU No.
                                                                               22 Tahun 2009.

                                                                               Tujuan Hukum:
                                                                                                                                     8
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               Berdasarkan hakikat dan unsur pembentuknya, maka
                                                                               tujuan hukum adalah terciptanya ketertiban di dalam
                                                                               masyarakat. Ketertiban akan terwujud, bila seluruh
                                                                               komponen bangsa di negeri ini selalu menaati peraturan
                                                                               yang berlaku (aspek hukum) dan menjadi tanggung
                                                                               awab seluruh komponen bangsa ini.

                                                                               Tata Urutan Peraturan Perundangan:
                                                                               Berdasarkan UU No. 10 tahun 2004 dinyatakan tata
                                                                               urutan peraturan perundangan Republik Indonesia mulai
                                                                               yng paling tinggi hingga terendah kedudukannya adalah
                                                                               1. UUD 1945,
                                                                               2. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah
                                                                                   Pengganti undang-undang (UU/PERPU)
                                                                               3. Peraturan Pemerintaj (PP),
                                                                               4. Peraturan Presiden (PERPRES),
                                                                               5. Peraturan Daerah (PERDA).
                                                                               Prinsip yang mendasar dalam tata urutan tersebut
                                                                               bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih
                                                                               rendah, tidak boleh bertentangan dengan peraturan
                                                                               perundang-undangan di atasnya.. Setiap peraturan di
                                                                               buat oleh lembaga yang berwenang.
                                                                               Berdasarkan tata urutan tersebut, UU No. 22 Tahun
                                                                               2009 maupun UU No. 38 Tahun 2005 kedudukannya
                                                                               dibawah UUD 1945, dimana proses pembuatannya
                                                                               dilakukan bersamaan dan disepakati bersama oleh
                                                                               lembaga negara yaitu DPR dan Pemerintah. DPR
                                                                               sebagai wakil rakyat dan pemerintah yang menjalankan
                                                                               amanat rakyat. Karena itu hukum merupakan kontrak
                                                                               antara pemerintah dan rakyat.

                                                                               Pentingnya Hukum.
                                                                               Pentingnya hukum bagi masyarakat adalah untuk
                                                                                                                                    9
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               memberikan jaminan perlindungan dan keadilan serta
                                                                               kepastian hukum terhadap warga negara. Jaminan
                                                                               perlindungan keadilan akan terwujud apabila para
                                                                               penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya benar-
                                                                               benar komitmen dan tidak menyimpang dari aturan yang
                                                                               ada dan dilandasi oleh hati nurani yang bersih, jujur,
                                                                               bijaksana oleh para penegak keadilan dalam
                                                                               pengambilan keputusan yang seadil-adilnya. Disamping
                                                                               itu    perlu  didukung    partisipasi  aktif   dalam
                                                                               mengimplementasikan peraturan perundang-undangan
                                                                               termasuk UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
                                                                               dan Angkutan Jalan.

                                                                               Perilaku yang harus dihindari karena tidak sesuai
                                                                               dengan etika dan budaya berlalu lintas.
                                                                               1. Tidak kebut-kebutan di jalan raya.
                                                                               2. Tidak memberi ruang gerak yang cukup bagi
                                                                                  kendaraan lain dari arah yang berlawanan.
                                                                               3. Tidak parkir kendaraan di sembarangan tempat.
                                                                               4. Tidak membunyikan klakson ditempat-tempat
                                                                                  tertentu seperti di depan Masjid, Gereja, Rumah
                                                                                  Sakit dsb.
                                                                               5. Tidak boleh menggunakan sirine, kecuali kendaraan
                                                                                  tertentu yang di atur oleh ketentuan.
                                                                               6. Tidak memberi kesempatan pada pejalan kaki atau
                                                                                  penyeberang jalan.
                                                                               7. Tidak boleh menerima telpon ketika mengemudi;
                                                                               8. Tidak memberi lampu isyarat ketika hendak
                                                                                  membelokkan kendaraannya.
                                                                               9. Tidak boleh meminum obat-obatan yang berakibat
                                                                                  ngantuk ketika mengemudi kendaraan.
                                                                               10. Tidak boleh membunyikan musik yang keras di
                                                                                   dalam kendaraannya.
                                                                                                                                   10
STANDAR        KOMPETENSI                 MATERI               KLS/    ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                              MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI        DASAR                 PEMBELAJARAN            SMT        PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                                                             11. Tindak boleh mendahului kendaraan dari samping
                                                                                                                 kiri kecuali ada petunjuk lalu lintas.

             1.3 Menerapkan        1. Penampilan perilaku       VII/1   1. Hukum :                           Pengertian Norma:
                 norma-norma,           sesuai dengan                      a. Menaati rambu-rambu lalu       Penerapan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, dan
                 kebiasaan, adat        norma kebiasaan                       lintas                         peraturan yang berlaku itu pada dasarnya berkaitan
                 istiadat dan           yang berlaku dalam                 b. Menaati marka jalan lalu       dengan penggunaan hak dan pemenuhan kewajiban.
                 peraturan yang         kehidupan                             lintas                         Mulai dari lingkup yang paling dekat, mulai dari hak dan
                 berlaku dalam          bermasyarakat                      c. Menaati isyarat pengaturan     kewajiban di rumah, di sekolah, dalam kebidupan di
                 kehidupan         2.   Penampilan perilaku                   lalu lintas                    masyarakat, dan dalam kehidupan bernegara
                 bermasyarakat,         sesuai norma adat                  d. Melengkapi pengamanan diri     Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan
                 berbangsa dan          istiadat yang berlaku                 dalam berlalu lintas           menurut isinya berwujud: perintah dan larangan. Apakah
                 bernegara.             dalam kehidupan                 2. Sosiologi :                       yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma
                                        bermasyarakat,                     a. Memberi kesempatan bagi        tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi
                                        berbangsa dan                         penyeberang jalan              seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
                                        bernegara.                         b. Tidak menyalahgunakan          akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan
                                   3.   Penampilan perilaku                   fungsi jalan dan badan jalan   merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak
                                        sesuai norma                          untuk kegiatan yang            berbuat sesuatu oleh karena
                                        agama yang berlaku                    mengganggu fungsi jalan.       akibat-akibatnya dipandang tidak baik (Priyanto, dkk
                                        dalam kehidupan                 3. Ekonomi :                         2008). Ada 4 macam norma, (1) agama, (2) kesopanan,
                                        bermasyarakat,                     a. Menunjukkan sikap tidak        (3) Kesusilaan, (4) hukum. Undang-Undang Nomor 22
                                        berbangsa dan                         boros dalam perjalanan.        tahun 2009 dan UU No. 38 tahun 2005 termasuk norma
                                        bernegara.                         b. Menunjukkan sikap ketepatan    hukum. Ciri norma hukum adalah (1) Peraturan
                                   4.   Penampilan perilaku                   waktu dalam perjalanan.        mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat; (2)
                                        sesuai norma                       c. Memperoleh keuntungan          Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
                                        kesopanan yang                        dalam memanfaatkan jalan       berwajib; (3) Peraturan itu pada umumnya bersifat
                                        berlaku dalam                   4. Psikologi :                       memaksa, dan (4) Sanksi yang tegas.
                                        kehidupan                          a. Memperoleh rasa aman
                                        bermasyarakat,                        dalam berlalu lintas           Pemampilan Perilaku sesuai norma Agama:
                                        berbangsa dan                      b. Memperoleh rasa nyaman         Peraturan hidup berisi perintah, larangan dan ajaran-
                                        bernegara.                            dalam berlalu lintas           ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa bagi
                                                                        5. Politik :                         pelanggaranya mendapat siksa di kelak kemudian
                                   5.   Penampilan perilaku
                                                                                                             a. Tidak membunuh orang lain.
                                                                                                                                                                   11
STANDAR     KOMPETENSI           MATERI             KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                  MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR           PEMBELAJARAN          SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                               sesuai dengan                  a.  Membuat kebijakan lalu         b. Tidak mencuri.
                               norma hukum yang                  lintas didasarkan pada          c. Patuh kepada orang tua.
                               berlaku dalam                     kepentingan umum.               d. Melaksanakan ibadah.
                               kehidupan                      b. Melaksanakan kebijakan          e. Tidak melakukan penipuan.
                               bermasyarakat,                    didasari pada sikap             f. Tidak bohong.
                               berbangsa dan                     menunjung tinggi kebenaran.     g. Tidak melakukan perzinaan.
                               bernegara.                     c. Melaksanakan pengawasan         h. Tidak sombong.
                          6.   Penampilan contoh                 kebijakan tidak tebang pilih.
                               perilaku sesuai                                                   Penampilan Perilaku sesuai norma Kesopanan
                               dengan UU No. 22                                                  Norma kesopanan lebih menekankan asas kepantasan
                               Tahun 2009                                                        atau kepatutan dimasyarakat, sehingga ukurannya
                          7.   Memberi                                                           adalah hati nurani
                               kesempatan bagi                                                   a. Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di
                               penyebarang jalan.                                                   dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita
                          8.   Menunjukkan sikap                                                    yang tua, hamil atau membawa bayi.
                               perilaku taat dalam                                               b. Jangan makan sambil berbicara
                               berlalu lintas.                                                   c. Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tem-
                          9.   Menunjukkan sikap                                                    pat dan.
                               taat pada lampu                                                   d. Orang muda harus menghormati orang yang lebih
                               isyarat lalu lintas                                                  tua.
                                                                                                 Terkait dengan dengan perilaku berlalu lintas, norma ke-
                                                                                                 sopanan harus tetap dijaga dan diwujudkan. Contoh
                                                                                                 mengendarai motor dengan suara kenalpot keras, tidak
                                                                                                 memberi tempat duduk dalam bus kepada orang yang
                                                                                                 tua renta, hamil atau membawa bayi, hal tersebut telah
                                                                                                 melanggara norma kesopanan.


                                                                                                 Penampilan Perilaku sesuai norma Kesusilaan
                                                                                                 Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
                                                                                                 manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah
                                                                                                 pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.

                                                                                                                                                       12
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                 MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               Contoh norma ini diantaranya ialah :
                                                                               a. “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
                                                                               b. “Kamu harus berlaku jujur”.
                                                                               c. “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama
                                                                                  manusia”.
                                                                               d. “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

                                                                               Terkait dengan UU No. 22 Tahun 2009, berbuat baik
                                                                               tidak merusak rambu-rambu lalu lintas. bahkan harus
                                                                               dijaga. Karena rambu-rambu lalu lintas, marka jalan,
                                                                               lampu penerangan jalan merupakan sarana dan
                                                                               prasarana untuk terwujudnya tertib berlalu lintas. Contoh
                                                                               Ketika kamu mengendarai motor, tidak memberi
                                                                               kesempatan kepada pengendara lain, dan akhirnya
                                                                               terjadi tabrakan, mesti kamu akan merasa menyesal.
                                                                               Intinya ketika berlalu lintaspun, etika atau untuk berbuat
                                                                               baik kepada orang lain sangat diperlukan.

                                                                               Penampilan Perilaku sesuai Norma Hukum :
                                                                               Peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga yang
                                                                               berwenang isinya mengikat dan memaksa setiap orang
                                                                               dan bagi pelanggar akan mendapat sanksi yang tegas.

                                                                               Contoh:
                                                                               Ketika akan membelokkan kendaraan pengemudi
                                                                               memberi isyarat lampu/tangan bahwa kendaraan
                                                                               bermotor yang dikemudikan akan membelok. (aspek
                                                                               hukum)

                                                                               Sanksi: Pidana UU No. 22 Tahun 2009 pasal 294.
                                                                               Pengendara bermotor ketika akan membelokan atau
                                                                               kembali arah, tanpa memberikan isyarat dengan lampiu
                                                                               petunjuk arah atau isyarat tangan dipidana paling lama 1
                                                                                                                                      13
STANDAR            KOMPETENSI              MATERI            KLS/    ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                            MODEL INTEGRASI
  KOMPETENSI            DASAR              PEMBELAJARAN         SMT        PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                                                           tahun atau denda paling banyak Rp 250.000,- (dua ratus
                                                                                                           lima puluh ribu rupiah).

                                                                                                           Penampilan norma kebiasaan di rumah
                                                                                                           Penerapan perilaku sesuai kebiasaan di rumah: seperti
                                                                                                           (1) menata kembali tempat tidur sehabis bangun tidur,
                                                                                                           (2). Beribadah melakukan kewajiban kepada Tuhan (3)
                                                                                                           Membantu ayah dan ibu di rumah dengan tulus ikhlas.
                                                                                                           Contohnya antara lain menyapu halaman rumah. (4)
                                                                                                           Belajar, menonton TV atau bermain tetapi harus sesuai
                                                                                                           norma dalam kehidupan keluarga.

                                                                                                           Penerapan kebiasaaan di lingkungan sekolah (1) belajar
                                                                                                           dengan tekun, (2) menggunakan seragaman sekolah,
                                                                                                           (3) menggunakan identitas sekolah, (4) datang tepat
                                                                                                           waktu, (5) pulang sekolah tepat waktu, (6) mengerjakan
                                                                                                           tugas-tugas yang diberikan Bapak/Ibu guru sekolah, (7)
                                                                                                           Melaksanakan Patroli Keamanan Sekolah, (8) Berjalan
                                                                                                           di sebelah kiri kita menuju sekolah, (9) dan sebagainya.

3. Menampilkan     3.2 Mendeskripsikan   1. Penggolongan        VII/2   1. Hukum :                         Penggolongan Kasus Pelanggaran HAM.
   sikap positif       kasus                kasus pelanggaran              a. Menaati rambu-rambu lalu     Menurut UURI Nomor 39 Tahun 1999, dinyata-kan
   terhadap            pelanggaraan         HAM termasuk hak                  lintas                       pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan
   perlindungan        dan upaya            berlalu lintas                 b. Menaati marka jalan lalu     yang    secara    melawan     hukum      mengu-rangi,
   dan penegakan       penegakan HAM     2. Berbagai contoh                   lintas                       menghalangi, membatasi dan atau menca-but hak asasi
   Hak Azasi                                pelanggaran HAM.               c. Menaati isyarat pengaturan   manusia (aspek hukum).
   Manusia (HAM)                         3. Faktor penyebab                   lalu lintas
                                            terjadinya                     d. Melengkapi pengamanan diri   Sering kita lihat disiaran Televisi demontran yang
                                            pelnggaran HAM.                   dalam berlalu lintas         cenderung anarkhis, seperti merusak sarana dan
                                         4. Contoh kasus                2. Sosiologi :                     prasarana jalan. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal
                                            pelanggaran HAM                a. Memberi kesempatan bagi      28 (larangan perbuatan yang mengaki-batkan
                                            dan upaya                         penyeberang jalan            kerusakan/ gangguan fungsi jalan). Ini juga sudah
                                                                                                           termasuk pelanggaran hak asasi manusia tingkat bisa.
                                                                                                                                                                 14
STANDAR     KOMPETENSI         MATERI              KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                  MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR         PEMBELAJARAN           SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                             penegakannya                     b. Tidak menyalahgunakan           Jadi ketika ada kegiatan masyarakat mengganggu
                          5. Contoh pelanggaran                  fungsi jalan dan badan jalan    fungsi jalan raya, seperti demonstrasi, penjualan di
                             berlalu lintas yang                 untuk kegiatan yang             badan jalan, membuat keramaian di jalan tanpa ada ijin
                             dikatagorikan                       mengganggu fungsi jalan.        dari Kepolosian Negara sudah termasuk katagori
                             pelanggaran HAM               3. Ekonomi :                          melanggar hak asasi. Bila dilakukan pelang-garan akan
                          6. Tidak memberi rasa               a. Menunjukkan sikap tidak         dikenai sanksi pidana penjara 1 (satu) tahun dan atau
                             aman terhadap                       boros dalam perjalanan.         denda Rp 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)
                             pengguna jalan.                  b. Menunjukkan sikap ketepatan     sebagaimana disebutkan pada pasal 28 ayat (1) UU No.
                          7. Tidak memberi rasa                  waktu dalam perjalanan.         22 Tahun 2009.
                             nyaman dalam                     c. Memperoleh keuntungan
                             berlalu lintas.                     dalam memanfaatkan jalan        Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari – hari
                          8. Tidak menyalah-               4. Psikologi :                        dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia baik di
                             gunakan fungsi jalan             a. Memperoleh rasa aman            Indonesia maupun di belahan dunia lain.
                                                                 dalam berlalu lintas
                                                              b. Memperoleh rasa nyaman          Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM
                                                                 dalam berlalu lintas            mengembangkan suatu standar guna mengukur derajat
                                                           5. Politik :                          keseriusan pelanggaran hak–hak asasi manusia
                                                              a. Membuat kebijakan lalu lintas   Hasilnya     adalah     disusunnya kategori–kategori
                                                                 didasarkan pada kepentingan     pelanggaran hak–hak asasi manusia yang dianggap
                                                                 umum.                           kejam, yaitu :
                                                              b. Melaksanakan kebijakan          a. Pembunuhan besar – besaran (genocide).
                                                                 didasari pada sikap             b. Rasialisme resmi.
                                                                 menunjung tinggi kebenaran.     c. Terorisme resmi berskala besar.
                                                              c. Melaksanakan pengawasan         d. Pemerintahan totaliter.
                                                                 kebijakan tidak tebang pilih.   e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi
                                                                                                    kebutuhan– kebutuhan dasar manusia.
                                                                                                 f. Perusakan kualitas lingkungan.
                                                                                                 g. Kejahatan – kejahatan perang

                                                                                                 Disamping pelanggaran HAM yang berat juga dikenal
                                                                                                 pelanggaran HAM biasa. Pelanggaran HAM biasa
                                                                                                 antara lain: pemukulan, penganiayaan, pencemaran
                                                                                                 nama baik, menghalangi orang untuk mengekspresikan
                                                                                                                                                     15
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               pendapatnya, penyiksaan, menghilangkan nyawa orang
                                                                               lain.

                                                                               Banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM di
                                                                               Indonesia, terjadi dimana saja dan kapan saja, baik yang
                                                                               dilakukan pemerintah, aparat keamanan maupun oleh
                                                                               perorangan, kelompok orang maupun masyarakat
                                                                               (aspek hukum).

                                                                               Hal ini dapat ditunjukan adanya korban akibat berbagai
                                                                               kerusuhan, perusakan, yang terjadi di tanah air. Seperti
                                                                               Demontrasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa
                                                                               yang menuntut penyelesaian kasus Bank Century di
                                                                               berbagai daerah seperti Jakarta, Makasar, dengan jelas
                                                                               oknum perserta demo merusak rambu-rambu lalu lintas,
                                                                               lampu penerangan jalan, perusakan pos polisi.
                                                                               Perbuatan demo tersebut jelas merupakan tindakan
                                                                               anarkhis dan dapat dipidana dan bertentangan dengan
                                                                               pasal 258 UU No. 22 Tahun 2009 yang menyatakan ”
                                                                               Masyarakat wajib berperan serta dalam memelihara
                                                                               sarana dan prasarana jalan, pengembangan disiplin dan
                                                                               etika berlalu lintas, dan berpartisipasi dalam
                                                                               pemeliharaan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
                                                                               kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.

                                                                               Kasus pelanggaran hak asasi seperti kasus Marsinah,
                                                                               tahun 1993, Kasus Trisaksi dan Semanggi Kasus Bom
                                                                               Bali I tahun 2002, korban hilang dalam berbagai
                                                                               kerusuhan di Jakarta, Aceh, Ambon dan Papua serta
                                                                               yang terjadi di awal tahun 2009 tewasnya Ketua Dewan
                                                                               DPRD Sumatra Utara Abdul Aziz Angkat yang dipukul
                                                                               massa aksi anarkhis penuntutan provinsi baru di
                                                                               Tapanuli berakibat meninggal dunia. Aksi demo anarkhis
                                                                                                                                     16
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               tersebut disamping melnggara hak asasi manusia, juga
                                                                               merusak gedung DPRD Provinsi Sumatra Utara. (aspek
                                                                               hukum)

                                                                               Demo anarkhis yang berakibat pelanggaran HAM
                                                                               tersebut, dapat dikatagorikan tindak pidana dan harus
                                                                               diadili sesuai ketentuan yang berlaku.(aspek hukum),

                                                                               Faktor-faktor penyebab Pelanggaran HAM
                                                                               Dari berbagai kasus pelanggaran HAM tersebut, pada
                                                                               umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
                                                                               a. masih rendahnya pemahaman HAM oleh
                                                                                  masyarakat, pejabat, maupun prajurit TNI.
                                                                               b. adanya pandangan yang bersifat individualis yang
                                                                                  akan mengancam kepentingan umum.
                                                                               c. kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak
                                                                                  hukum.
                                                                               d. pemahaman terhadap HAM belum merata.

                                                                               Berdasarkan faktor penyebab terjadinya pelanggaran
                                                                               HAM di Indonesia (aspek hukum)

                                                                               Disamping faktor-faktor penyebab pelanggaran hak
                                                                               asasi manusia tersebut di atas, menurut Effendy salah
                                                                               seorang pakar hukum, ada faktor lain yang esensial
                                                                               yaitu
                                                                               “kurang dan tipisnya rasa tanggungjawab”

                                                                               Contoh     Pelanggaran   Berlalu   Lintas   Yang
                                                                               Dikatagorikan Pelanggaran HAM.
                                                                               Pengendara kendaraan bermotor yang dengan sengaja
                                                                               menabrak pejalan kaki hingga meninggal atau catat
                                                                               seumur hidup, jelas merupakan pelanggaran HAM.
                                                                                                                                   17
STANDAR        KOMPETENSI            MATERI              KLS/    ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                        MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI        DASAR            PEMBELAJARAN           SMT        PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                                                       Karena di dalam pasal 1 ayat 23 UU No. 22 Tahun 2009
                                                                                                       dinyatakan kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu
                                                                                                       peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
                                                                                                       melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
                                                                                                       jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau
                                                                                                       kerugian harta benda.

             3.3 Menghargai     1. Landasan               VII/2   1. Hukum :                           Landasan Perlindungan HAM
                 upaya             perlindungan HAM.                 a. Menaati rambu-rambu lalu       Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai
                 perlindungan   2. Landasan                             lintas                         tindakan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran
                 HAM               perlindunga hak                   b. Menaati marka jalan lalu       HAM (aspek hukum). Upaya perlindungan HAM dalam
                                   setiap orang dalam                   lintas                         rangka mewujudkan rasa keadilan di masyarakat.
                                   berlalu lintas.                   c. Menaati isyarat pengaturan
                                3. Indikator jaminan                    lalu lintas                    Landasan pemberian perlindungan terhadap HAM
                                   perlindungan HAM.                 d. Melengkapi pengamanan diri     sudah secara tegas disebutkan yaitu Negaralah yang
                                4. Indikator jaminan                    dalam berlalu lintas           memiliki tugas utama untuk melindungi warga
                                   perlindungan hak               2. Sosiologi :                       negaranya termasuk hak- hak asasinya. Jelas ini
                                   berlalu lintas                    a. Memberi kesempatan bagi        merupakan wujud tanggung jawab pemerintah. Karena
                                5. Upaya perlindnun-                    penyeberang jalan              itu instrumen perlindungan dan penegakan hak asasi
                                   gan HAM.                          b. Tidak menyalahgunakan          berupa peraturan perundang-udangan seperti UU No.
                                6. Upaya perlundun-                     fungsi jalan dan badan jalan   39 tahun 1999, UU No. 23 Tahun 2000, kelembagaan
                                   gan hak berlalu lin-                 untuk kegiatan yang            penegak hukum dibuat untuk menjamin perlindungan
                                   tas dan angkutan                     mengganggu fungsi jalan.       dan kepastian keadilan. Hal ini dinyatakan dalam
                                   umum.                          3. Ekonomi :                         Pembukaan UUD 1945, yang pada intinya tujuan NKRI
                                7. Ikutserta upaya per-              a. Menunjukkan sikap tidak        adalah: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan
                                   lindungan HAM.                       boros dalam perjalanan.        seluruh tumpah darah Indonesia; (2) memajukan
                                                                     b. Menunjukkan sikap ketepatan    kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan
                                                                        waktu dalam perjalanan.        bangsa; (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
                                                                     c. Memperoleh keuntungan          berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
                                                                        dalam memanfaatkan jalan       keadilan sosial. Namun yang lebih penting dalam upaya
                                                                  4. Psikologi :                       perlindungan HAM adalah komitmen semua komponen
                                                                     a. Memperoleh rasa aman           penegak keadilan di negeri ini. . UU No. 22 tahun 2009
                                                                                                       dan UU No. 38 Tahun 2005 tidak lain dimaksudkan
                                                                                                                                                             18
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                        MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                      dalam berlalu lintas            untuk memberikan perlindungan bagi pengguna jalan
                                                   b. Memperoleh rasa nyaman          lalu lintas dan angkutan jalan. Setiap orang berhak untuk
                                                      dalam berlalu lintas.           menggunakan jalan umum, karena itu keberadaannya
                                                5. Politik :                          dijamin dan dilindungi oleh UU.
                                                   a. Membuat kebijakan lalu
                                                      lintas didasarkan pada          Untuk memberikan perlindungan setiap hak penggunaan
                                                      kepentingan umum.               jalan, hak pengguna jasa angkutan umum, termasuk hak
                                                   b. Melaksanakan kebijakan          asasi diperlukan instrumen hukum termasuk UU No. 22
                                                      didasari pada sikap             Tahun 2009, UU No. 38 Tahun 2005 dan kelembagaan
                                                      menunjung tinggi kebenaran.     yang terkait. Misalnya Kepolisian, Kejaksaan,
                                                   c. Melaksanakan pengawasan         Pengadilan, Mahkamah Agung. Juga dapat melalui
                                                      kebijakan tidak tebang pilih.   berbagai faktor yang berkaitan dengan upaya
                                                                                      pencegahan HAM yang dilakukan individu maupun
                                                                                      masyarakat dan negara. Dengan demikian sangat jelas,
                                                                                      bahwa peraturan perundangan yang terkait dengan Lalu
                                                                                      Lintas dan Angkutan Jalan dibuat untuk memberikan
                                                                                      rasa keadilan, memberi perlindungan, keamanan,
                                                                                      ketertiban dan kepastian hukum bagi masyarakat.

                                                                                      Indkator Jaminan Perlindungan HAM
                                                                                      Indikator jaminan perlindungan terhadap HAM antara
                                                                                      lain:
                                                                                      a. adanya kemauan dari pemerintah untuk mengakui
                                                                                          pluralisme pendapat dan
                                                                                          kepentingan dalam masyarakat;
                                                                                      b. dalam bidang sosial budaya berupa perlakuan yang
                                                                                          sama oleh hukum antara wong cilik dan priyayi dan
                                                                                          toleransin dalam masyarakat terhadap perbedaan
                                                                                          atau latar belakang agama dan ras warga negara
                                                                                          Indonesia, (aspek sosiologi))
                                                                                      c. dalam bidang ekonomi dalam bentuk tidak adanya
                                                                                          monopoli dalam sistem ekonomi yang berlaku.
                                                                                      d. dalam bidang hukum, semua warga negara
                                                                                                                                             19
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                 MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                                  diperlakukan  sama         didepan     hukum      dan
                                                                                  pemerintahan.

                                                                               Berdasarkan indikator tersebut maka berlakunya UU No.
                                                                               22 Tahun 2009 memberikan kesamaan di depan hukum
                                                                               dan tidak membedakan antara wong cilik dan pejabat
                                                                               dalam memimplementasikan undang-undang tersebut.
                                                                               Artinya siapapun yang melanggar pasti dikenai sanksi
                                                                               (aspek hukum). Jaminan perlindungan hukum dan
                                                                               kepastian hukum bagi pengguna jalan untuk
                                                                               memberikan rasa aman, dan rasa nyaman berlalu lintas
                                                                               (aspek sosiologi)

                                                                               Upaya Perlindungan HAM di Indonesia
                                                                               Berdasarkan indikaktor tersebut, bila dikaji sebenarnya
                                                                               UUD 1945 dan ditindak lanjuti dengan dikeluarkan
                                                                               Undang-Undang UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
                                                                               Asasi Manusia . Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun
                                                                               2002 tentang Perlindungan Anak, Undang Undang RI
                                                                               Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi
                                                                               Menentang Penyiksaan         dan      Perlakuan    atau
                                                                               Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
                                                                               Merendahkan Martabat Manusia Convention Against
                                                                               Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading
                                                                               Treatment or Punishment) (aspek hukum)

                                                                               Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini
                                                                               mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan
                                                                               sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun.

                                                                               Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh,
                                                                               menyeluruh, dan komprehensif, undangundang ini
                                                                               meletakkan kewajiban memberikan perlindungan
                                                                                                                                      20
STANDAR        KOMPETENSI               MATERI           KLS/    ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                    MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI        DASAR               PEMBELAJARAN        SMT        PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                                                   kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
                                                                                                   a. nondiskriminasi; (aspek sosiologi)
                                                                                                   b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
                                                                                                   c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
                                                                                                      perkembangan sesuai dengan potensi diri; dan
                                                                                                   d. penghargaan terhadap pendapat anak.
                                                                                                   Hukum diciptakan untuk memberikan perlindungan
                                                                                                   kepada setiap warga negara, tanpa pengecualian, dan
                                                                                                   tanpa diskriminasu termasuk hukum terkait dengan Lalu
                                                                                                   lLntas dan Angkutan Jalan (UU No. 22 Tahun 2009).

                                                                                                   Partisipasi Upaya Perlindungan Hak Asasi Manusia
                                                                                                   Upaya perlindungan HAM tidak akan terwujud, bila tidak
                                                                                                   dilengkapi dengan berbagai instrumen HAM, mulai
                                                                                                   kelembagaan HAM seperti Komnas HAM, Komisi
                                                                                                   Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan, Komisi
                                                                                                   NasionalPerlindungan Anak dan Komisi Perlindungan
                                                                                                   Anak Indonesia, Peradilan HAM dan lembaga –
                                                                                                   lembaga yang dibentuk oleh masyarakat terutama
                                                                                                   dalam bentuk LSM prodemokrasi dan HAM, dan
                                                                                                   peraturan    perundang-undangan,       dan    Lembaga
                                                                                                   Swadaya Masyaakat. Untuk mewujudkan perlindungan
                                                                                                   HAM semua komponen bangsa. Dengan demikian
                                                                                                   upaya perlindungan HAM di Indonesia menjadi tugas
                                                                                                   kebersamaan dan tanggung jawab kita bersama
                                                                                                   Keikutsertaan upaya penegakan HAM di Indonesia
                                                                                                   termasuk tindakan anti korupsi. Seperti melapor kepada
                                                                                                   yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM (aspek
                                                                                                   hukum),      seperti    penganiayaan,       pemerasan,
                                                                                                   pembunuhan, pemaksaan, dsb.

             3.4. Menghargai        1. Jalur penegakan   VIII/2   1. Hukum :                       Jalur penegakan HAM
                  upaya penegakan      HAM.                          a. Menaati rambu-rambu lalu   Kasus pelanggaran HAM dapat terjadi di lingkungan apa
                                                                                                                                                       21
STANDAR     KOMPETENSI           MATERI               KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                                       MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR           PEMBELAJARAN            SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                          2. Jalur penegakan                           lintas                         saja, termasuk di lingkungan sekolah, di jalan raya, di
             HAM
                                 upaya penegakan                   b. Menaati marka jalan lalu        lingkungan masyarakat, di lingkungan pemerintahan
                                 hak berlalu lintas.                   lintas                         maupun lingkungan negara. Sebagai tindakan
                          3.     contoh kegiatan                   c. Menaati isyarat pengaturan      pencegahan maka di lingkungan sekolah antara lain
                                 yang dapat                            lalu lintas                    perlu dikembangkan sikap dan perilaku jujur, saling
                                 dimasukan                         d. Melengkapi pengamanan diri      menghormati         sesama          teman      sekolah,
                                 penghargaan upaya                     dalam berlalu lintas           menumbuhkembangan tali persaudaraan sesama siswa
                                 penegakan HAM.               2.    Sosiologi :                       dan menghindarkan dari berbagai kebiasaan melakukan
                          4.   Contoh perilaku                     a. Memberi kesempatan bagi         tindakan kekerasan atau perbuatan tercela yang lain
                               upaya penegakan                         penyeberang jalan              (aspek hukum). DI lingkungan jalan raya selalu mentaati
                               peraturan berlalu                   b. Tidak menyalahgunakan           rambu-rambu lalu lintas, mentaati marka jalan, mentaati
                               lintas                                  fungsi jalan dan badan jalan   isyarat pengaturan lalu lintas dan angkutan umum.
                          5    Ikutserta upaya                         untuk kegiatan yang
                               menciptakan                             mengganggu fungsi jalan.       Di lingkungan masyarakat misalnya, dengan
                               ketertiban berlalu             3.    Ekonomi :                         mengembangkan nilai-nilai budaya lokal yang sangat
                               lintas sebagai wujud                a. Menunjukkan sikap tidak         mulia. Sebagai contoh masyarakat Sulawesi Selatan
                               upaya penegakan                         boros dalam perjalanan.        menganut budaya “Siriq”. Budaya ini mengedepankan
                               HAM.                                b. Menunjukkan sikap ketepatan     sikap atau saling menghormati serta malu berbuat tidak
                          6    Berpartisipasi secara                   waktu dalam perjalanan.        wajar di depan umum. Di Jawa sering dikembang nilai
                               aktif menaati rambu-                c. Memperoleh keuntungan           ”gotong royong ” dalam rangka mengembangkan
                               rambu lalu lintas.                      dalam memanfaatkan jalan       kebersamaan       kekeluargaan,   dalam    kehidupan
                          7.   Berperilaku baik               4.    Psikologi :                       bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
                               dalam mengendarai                   a. Memperoleh rasa aman
                               motor.                                  dalam berlalu lintas           Oleh karena dalam rangka upaya penegakan HAM
                          8.   Memberi                             b. Memperoleh rasa nyaman          dapat dilalaui melalui (1) jalur hukum, dan (2) jalur
                               kesempatan bagi                         dalam berlalu lintas.          politik.
                               pemakai jalan dan              5.    Politik :
                               angkutan umum                       a. Membuat kebijakan lalu lintas   Jalur penegakan upaya penegakan hak berlalu lintas
                               apabila mau                             didasarkan pada kepentingan    Setiap orang berhak untuk menggunakan jalan sebagai
                               mendahului.                             umum.                          sarana transportasi umum, karena itu bila ada
                          9.   Selalu                              b. Melaksanakan kebijakan          orang/pihak lain yang menghalang-halangi pengguna
                               memperhatikan                           didasari pada sikap            jalan. Pasal 108 ayat (1) Dalam berlalu lintas Pengguna
                                                                                                      Jalan harus menggunakan jalur jalan sebelah kiri.
                                                                                                                                                           22
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI            KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                             MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN         SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                          syarat penggunaan                menunjung tinggi kebenaran.
                          kendaraan bermotor            c. Melaksanakan pengawasan         Upaya penegakan jalur hukum, siapa yang melanggar
                                                           kebijakan tidak tebang pilih.   HAM, mengganggu keamanan dan kenyamanan
                                                                                           berlalulintas harus diproses dan diadili melalui peraturan
                                                                                           perundang-undangan yang berlaku demi terwujudnya
                                                                                           asas keadilan dan tanggung jawab. Setiap tindakan
                                                                                           melawan hukum akan berakibat sanksi yang tegas.
                                                                                           (aspek hukum).

                                                                                           Sedangkan upaya penegakan HAM melalui jalur, lebih
                                                                                           mengedepankan penyelesaian melalui jalur politik.
                                                                                           Bergaining antara kedua belah pihak yang terkait kasus
                                                                                           pelanggaran HAM mendahulukan kompromi dari kedua
                                                                                           belah pihak.
                                                                                           Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM
                                                                                           tergantung pada apakah pelanggaran HAM itu masuk
                                                                                           kategori berat atau bukan. Apabila berat, maka
                                                                                           penyelesaiannya melalui Peradilan HAM, namun apabila
                                                                                           pelanggaran HAM bukan berat melalui Peradilan Umum.

                                                                                           Contoh kegiatan yang dapat dimasukan
                                                                                           penghargaan upaya penegakan HAM
                                                                                           Contoh aktivitas/ kegiatan yang masuk katagori upaya
                                                                                           menghargai upaya penegakan HAM antara lain:
                                                                                           1. Kegiatan belajar bersama, berdiskusi untuk
                                                                                              memahami pengertian HAM; Ini sebagai wujud
                                                                                              implementasi asas keberagaman dan kebersamaan.
                                                                                           2. Mempelajari      peraturan   perundang–undangan
                                                                                              mengenai HAM maupun peraturan hukum pada
                                                                                              umumnya, karena peraturan hukum yang umum
                                                                                              pada dasarnya juga telah memuat jaminan
                                                                                              perlindungan HAM; Ini sebagai wujud upaya
                                                                                              penegakan melalui jalur hukum (aspek hukum)
                                                                                                                                                  23
STANDAR     KOMPETENSI      MATERI      KLS/   ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU
                                                                                                MODEL INTEGRASI
KOMPETENSI     DASAR      PEMBELAJARAN   SMT       PENDIDIKAN LALU LINTAS
                                                                               3. Mempelajari tentang peran lembaga – lembaga
                                                                                   perlindungan HAM, seperti Komnas HAM, Komisi
                                                                                   Nasional Perlindungan Anak (KNPA), LSM, dan
                                                                                   seterusnya; Ini wujud menghargai upaya penegakan
                                                                                   HAM melalui jalur hukum, politik (aspek hukum dan
                                                                                   politik)
                                                                               4. Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami
                                                                                   dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama
                                                                                   menjadi, tertib damai dan sejahtera kepada
                                                                                   lingkungan masing–masing; (aspek hukum)
                                                                               5. Menghormati hak orang lain, baik dalam keluarga,
                                                                                   kelas, sekolah, di jalan raya, pergaulan, maupun
                                                                                   masyrakat;
                                                                               6. Bertindak dengan mematuhi peraturan yang berlaku
                                                                                   di keluarga, kelas, sekolah, OSIS, masyarakat, dan
                                                                                   kehidupan bernegara;
                                                                               7. Berbagai kegiatan untuk mendorong agar negara
                                                                                   mencegah berbagai tindakan anti pluralisme
                                                                                   (kemajemukan etnis, budaya, daerah, dan agama);
                                                                               8. Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat penegak
                                                                                   hukum bertindak adil;
                                                                               10.Berpartisipasi secara aktif menaati rambu-rambu lalu
                                                                                   lintas.
                                                                               11. Berperilaku baik dalam mengendarai motor.
                                                                               12.Memberi kesempatan bagi pemakai jalan dan
                                                                                   angkutan umum apabila mau mendahului.
                                                                               13.Selalu     memperhatikan       syarat   penggunaan
                                                                                   kendaraan bermotor.

                                                                               Sedangkan upaya penegakan HAM dapat ditunjukkan
                                                                               berupa:
                                                                               1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses
                                                                                  penegakan HAM;
                                                                                                                                    24
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii
Lalin smp kls vii

More Related Content

Similar to Lalin smp kls vii

Simulasidankomunikasidigital 170913013736
Simulasidankomunikasidigital 170913013736Simulasidankomunikasidigital 170913013736
Simulasidankomunikasidigital 170913013736pandes
 
Masterplandarat
MasterplandaratMasterplandarat
Masterplandaratsakasiwa
 
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas x
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas xBuku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas x
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas xPajeg Lempung
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKKKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKFarrisvlog
 
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045Dadang Solihin
 
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014PA Rianto
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Muhammad Nasrulloh
 
buku pedoman pengawas
buku pedoman pengawasbuku pedoman pengawas
buku pedoman pengawasHousewife
 
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copy
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copyPedoman padamu negeri_final.130622 - copy
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copyﺃﺒﻲﻓﻲ ﻓﻑ
 
Pedoman pkm 2011
Pedoman pkm 2011Pedoman pkm 2011
Pedoman pkm 2011Eci Listwo
 
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012Zakiyul Mu'min
 
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum Merdeka
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum MerdekaBuku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum Merdeka
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum MerdekaDede Alamsyah
 
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa Barat
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa BaratJuknis PPDB Tahun 2020 Jawa Barat
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa BaratAmin Herwansyah
 
Ktsp smk
Ktsp smkKtsp smk
Ktsp smkharysbg
 
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdf
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdfPPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdf
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdfNIlhamSofiyani1
 

Similar to Lalin smp kls vii (20)

Simulasidankomunikasidigital 170913013736
Simulasidankomunikasidigital 170913013736Simulasidankomunikasidigital 170913013736
Simulasidankomunikasidigital 170913013736
 
Panduan pkm 2011
Panduan pkm 2011Panduan pkm 2011
Panduan pkm 2011
 
Masterplandarat
MasterplandaratMasterplandarat
Masterplandarat
 
Panduan NGABASO
Panduan NGABASOPanduan NGABASO
Panduan NGABASO
 
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas x
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas xBuku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas x
Buku mata pelajaran pancasila dan kewarganegaraan siswa sma kelas x
 
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUKKKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
KKN UNUSIDA BERDAYA 2020 DESA LAJUK
 
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045
Tantangan dan Peluang Administrasi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045
 
Konsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPSKonsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPS
 
5. etika publik_
5. etika publik_5. etika publik_
5. etika publik_
 
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-v rpjmn tahun 2010-2014
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
 
Bab i page
Bab i pageBab i page
Bab i page
 
buku pedoman pengawas
buku pedoman pengawasbuku pedoman pengawas
buku pedoman pengawas
 
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copy
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copyPedoman padamu negeri_final.130622 - copy
Pedoman padamu negeri_final.130622 - copy
 
Pedoman pkm 2011
Pedoman pkm 2011Pedoman pkm 2011
Pedoman pkm 2011
 
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012
Pedoman program-kreativitas-mahasiswa 2012
 
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum Merdeka
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum MerdekaBuku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum Merdeka
Buku Informatika SMK Kelas X | Kurikulum Merdeka
 
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa Barat
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa BaratJuknis PPDB Tahun 2020 Jawa Barat
Juknis PPDB Tahun 2020 Jawa Barat
 
Ktsp smk
Ktsp smkKtsp smk
Ktsp smk
 
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdf
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdfPPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdf
PPKn Modul 12 - Pancasila Dalam Kehidupan-sip.pdf
 

More from smp negeri 1 balai riam

More from smp negeri 1 balai riam (20)

Pjok
PjokPjok
Pjok
 
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran
 
Menganalisis sapi
Menganalisis sapiMenganalisis sapi
Menganalisis sapi
 
Batu banama
Batu banamaBatu banama
Batu banama
 
Penilaian autentik
Penilaian autentikPenilaian autentik
Penilaian autentik
 
Rpp olah raga tradisional basam (SD)
Rpp olah raga tradisional basam (SD)Rpp olah raga tradisional basam (SD)
Rpp olah raga tradisional basam (SD)
 
Rapat koordinasi mulok pjok sd
Rapat koordinasi mulok pjok sdRapat koordinasi mulok pjok sd
Rapat koordinasi mulok pjok sd
 
Rpp balogo
Rpp balogoRpp balogo
Rpp balogo
 
Laporan kelompok mulok penjas
Laporan kelompok mulok penjasLaporan kelompok mulok penjas
Laporan kelompok mulok penjas
 
(3)aneka macam masakan ala dayak
(3)aneka macam masakan ala dayak(3)aneka macam masakan ala dayak
(3)aneka macam masakan ala dayak
 
3 mp (ada pd no (2) di atas
3 mp (ada pd no (2) di atas3 mp (ada pd no (2) di atas
3 mp (ada pd no (2) di atas
 
(2)pengembangan bahan ajar mulok & contoh
(2)pengembangan bahan ajar mulok & contoh(2)pengembangan bahan ajar mulok & contoh
(2)pengembangan bahan ajar mulok & contoh
 
(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok
 
Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulumPengertian kurikulum
Pengertian kurikulum
 
Implementasi mulok dalam kurikulum 13
Implementasi mulok dalam kurikulum 13Implementasi mulok dalam kurikulum 13
Implementasi mulok dalam kurikulum 13
 
Penilaian PDF
Penilaian PDFPenilaian PDF
Penilaian PDF
 
Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)
 
Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004
 
Model –model pembelajaran
Model –model pembelajaranModel –model pembelajaran
Model –model pembelajaran
 
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
Pembukaan MGMP smpn 1 balai riam 2015
 

Recently uploaded

005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosialetika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosiallux08191
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxvickrygaluh59
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 

Recently uploaded (12)

005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosialetika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
etika dan hukum bisnis dan tanggung jawab sosial
 
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptxPPT  DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
PPT DENIES SUSANTO AHLI MADYA BANGUNAN PERAWATAN GEDUNG 1.pptx
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 

Lalin smp kls vii

  • 1. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................... III DAFTAR ISI................................................................................................................. V BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 A. Latar Belakang..........................................................................................1 B. Tujuan.......................................................................................................4 C. Manfaat.....................................................................................................4 D. Ruang Lingkup..........................................................................................5 BAB II PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) ........................................................................................................................ 6 A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas....................................................6 B. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Silabus.............................28 C. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................................................................................ 38 BAB III PENUTUP.....................................................................................................54 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................55 V
  • 2.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah keamanan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai masalah dalam masyarakat berkaitan dan menggunakan lalu lintas sebagai sarananya. Keamanan yang berkaitan dengan lalu lintas adalah keamanan terhadap manusia, kendaraan, jalan maupun lingkungan. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan bahwa peran dan fungsi polisi dibidang lalu lintas adalah Pendidikan Masyarakat Lantas (education), Rekayasa Lantas (enginering), Penegakan Hukum (law enforcement), Registrasi dan Identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor (regestration and identification), dan sebagai pusat K3I (Komando, kendali, Koordinasi dan Informasi) lalu lintas. Fungsi dan peran tersebut bertujuan untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, meminimalisisir korban fatalitas sebagai akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas, kepatuhan masyarakat terhadap hukum dan peraturan lalu lintas, serta meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang lalu lintas. Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasrana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produkstivitas di berbagai bidang yang menggunakan sarana jalan raya semakin meningkat. Hal tersebut memberi dampak positif dan negatif. Dampak positif tersebut menyangkut aspek efisiensi waktu, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif yaitu timbulnya permasalahan-permasalahan lalu lintas yang terus tumbuh dan berkembang. Permasalahan tersebut adalah kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas dipandang memberi kontribusi yang cukup besar pada kecelakaan lalu lintas. Hasil studi terungkap bahwa 42% dari 1260 kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada umumnya diawali dengan pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi, sisanya sebanyak 58% disebabkan oleh kondisi kendaraan, jalan dan alam. Kecelakaan lalu lintas walaupun tidak dominan, pengemudi tetap memberi kontribusi bagi timbulnya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor bukan manusia (Farouk Muhammad, 1998). 1
  • 4. Melihat gambaran di atas maka diperlukan kegiatan pengendalian lalu lintas secara menyeluruh dan terpadu, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum semata, namun perlu melakukan upaya yang ditunjang oleh seluruh komponen bangsa, adanya peran aktif dari masyarakat dalam mewujudkan rasa kesadaran dan disiplin dalam melakukan aktivitas di jalan raya. Hal ini sesuai dengan amanat pasal 258 Undang- Undang No. 22 tahun 2009, bahwa “masyarakat wajib berperan serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas dan berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan”. Disiplin berlalu lintas merupakan salah satu pencerminan dari disiplin nasional yang menunjukkan harga diri atau martabat sebuah bangsa. Maka dari itu selayaknya Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) lebih mengedepankan aspek pendidikan kepada masyarakat berkaitan dengan disiplin berlalu lintas. Strategi dan program untuk mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas melalui kegiatan “Road Safety”. Road safety merupakan program kegiatan untuk melindungi pemakai jalan agar aktivitas dan produktivitasnya tidak terganggu oleh berbagai masalah sosial di jalan raya serta terwujudnya keselamatan di jalan. Implementasi kegiatan road safety dilakukan melalui: Polsana (Polisi Sahabat Anak), PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Traffic Police Goes to Campus, Safety Riding, Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, TMC (Traffic Management Centre), Sekolah mengemudi, Saka Bhayangkara Lantas, Traffic Board, Taman Lalu Lintas, Operasi Kepolisian, Penegakan Hukum (Djoko Susilo, 2007). Kegiatan road safety pada dasarnya lebih menekankan pada model pendidikan ekstrakurikuler, dimana sasaran pendidikan terhadap beberapa kelompok yang bersifat terbatas. Sementara amanat UU No. 22 tahun 2009 pada pasal 258 tersebut lebih mengedepankan kewajiban setiap orang mampu memahami secara keseluruhan dari aspek kognitif, afektif dan motorik. Oleh karena itu untuk membangun pemahaman secara gradual tidak cukup pengetahuan lalu lintas tersebut diajarkan dalam bentuk ekstrakurikuler, namun harus lebih mendasar melalui pendidikan intrakurikuletr dan dikenalkan mulai dari tingkat pendidikan TK sampai dengan SMA yang sifatnya diintegrasikan melalui mata pelajaran tertentu. Strategi integrasi dilakukan melalui telaah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang menagandung etika dan 2
  • 5. kedisiplinan. Salah satu SK dan KD yang bermuatan kedua hal tersebut adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara konsep, dapat dikemukakan bahwa PKn adalah pengorganisasian dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari- hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PKn di Indonesia terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Arnie Fajar, 2003). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah nama salah satu mata pelajaran sebagai muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (Pasal 37 Ayat 1 UU SPN). Selanjutnya dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ditegaskan bahwa PKn termasuk cakupan kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian, dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Selain itu perlu pula ditanamkan kesadaran wawasan kebangsaan, jiwa patriotisme dan bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku berlalu lintas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Mananjemen Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun Model Pengintegrasian Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas melalui Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian untuk satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). 3
  • 6. B.Tujuan Model pengintegrasian ini sebagai salah satu panduan bagi guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dalam rangka mengintegrasikan pendidikan lalu lintas dalam pembelajaran PKn. Secara khusus dengan menggunakan model ini para guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dapat memperoleh pemahaman dalam hal: a. Menganalisis substansi dan hubungannya dengan pendidikan lalu lintas sebagai pesan-pesan konstitusional dengan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn. b. Mengintegrasikan aspek dan indikator pendidikan lalu lintas serta nilai acuan pendidikan lalu lintas ke dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn. c. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas dalam silabus pembelajaran PKn. d. Menyusun model integrasi pendidikan lalu lintas kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pkn. C.Manfaat Dengan menggunakan model ini, guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan sadar berlalu lintas dengan mengembangkan kebiasaan (habit) disiplin lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. b. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap dan watak kewarganegaraan (civic dispositions), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skill). c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan lalu lintas yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. D.Ruang Lingkup Ruang lingkup model pengintegrasian ini berpijak pada pemahaman pendidikan keselamatan lalu lintas yang ditinjau dari dimensi politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara padagogis dengan pengembangan nilai-nilai pendidikan lalu lintas sebagai berikut: 4
  • 7. TABEL 1. ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS Aspek dan Indikator Materi Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas 1. Hukum: 1. Pengertian a. Menaati rambu-rambu lalu a. Lalu Lintas. lintas. b. Rambu-Rambu Lalu Lintas. b. Menaati marka jalan. c. Marka Jalan, alat pemberi isyarat pengatur c. Menaati isyarat pengatur lalu lalu lintas. lintas. d. Pengamanan Diri sebagai Pemakai Jalan d. Melengkapi pengamanan diri e. Tata Cara Berlalu Lintas dengan benar. dalam berlalu lintas. 2. Dua belas (12) Gerakan Pengaturan Lalu 2. Sosiologi Lintas, Isyarat pengaturan menggunakan Pluit a. Memberi kesempatan dan gerakan dasar Senam Lantas. penyeberang jalan. 3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS). b. Tidak menyalahgunakan fungsi 4. Pasal-pasal tertentu Undang-Undang no 22 jalan dan badan jalan. tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan 3. Ekonomi jalan. a. Bersikap hemat dalam 5. Tips aman perjalanan: perjalanan. a. Pemahaman terhadap karakteristik dan b. Efektifitas perjalanan. komponen rambu, marka, alat pemberi 4. Psikologi isyarat lalu lintas, kendaraan, Helm SIN. a. Rasa aman. b. Pemahaman terhadap 12 gerakan peng- b. Rasa nyaman. aturan lalu lintas, isyarat menggunakan 5. Politik pluit. a. Membuat kebijakan lalu lintas c. Aplikasikan patroli keamanan sekolah didasarkan pada kepentingan (PKS). umum/bersama. d. Pemahaman terhadap pasal pasal tertentu b. Melaksanakan kebijakan lalu undang-undang no 22 tahun 2009 tentang lintas berdasarkan kebenaran. lalu lintas dan angkutan jalan. c. Pelaksanaan pengawasan kebijakan lalu lintas secara adil. Berdasarkan ruang lingkup tersebut, pengembangan model pengintegrasian men- cakup: 1. Penyusunan model integrasi pendidikan lalu lintas pada Standar Isi. 2. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada silabus. 3. Penyusunan dan pengembangan integrasi pendidikan lalu lintas pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5
  • 8. BAB II PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN LALU LINTAS MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS 1. Menunjukkan 1.2Menjelaskan 1. Pengertian hukum. VII/1 1. Hukum : Pengertian Hukum: sikap positif hakikat dan arti 2. Hakikat hukum bagi a. Menaati rambu-rambu lalu Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (berisi terhadap norma- pentingnya hukum warga negara lintas perintahperintah dan larangan-larangan) yang mengatur norma yang (termasuk UU Lalu Indonesia termasuk b. Menaati marka jalan lalu tata tertib dalam masyarakat yang seharusnya ditaati berlaku dalam Lintas) UU No. 22 tahun lintas oleh seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu, kehidupan 2009. c. Menaati isyarat pengaturan pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat bermasyarakat, 3. Unsur-unsur hukum lalu lintas menimbulkan tindakan sanksi oleh penguasa (Priyanto, berbangsa, dan 4. Tujuan dibuatnya d. Melengkapi pengamanan diri dkk. 2008). Salah satu produk hukum yang Negara bernegara hukum. dalam berlalu lintas Republik Indonesia adalah UU No. 22 Tahun 2009 yaitu 5. Tujuan dibentuknya 2. Sosiologi : tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dibuat UU No. 22 tahun a. Memberi kesempatan bagi untuk menciptakan ketertiban di jalan. Karena itu di 2009. penyeberang jalan dalamnya memuat petunjuk hidup dalam berlalu lintas 6. Tata urutan hukum dan angkutan jalan. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan b. Tidak menyalahgunakan di Indonesia.. diselenggarakan dengan tujuan: (1) mewujudkan fungsi jalan dan badan jalan 7. Pentingnya hukum pelayanan lalu linas dan angkutan jalan yang aman, untuk kegiatan yang bagi warga negara. selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda mengganggu fungsi jalan. 8. Kewajiban setiap angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, 3. Ekonomi : warga negara dalam memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh 6
  • 9. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS menggunakan jalan a. Menunjukkan sikap tidak persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menurut pasal 105 boros dalam perjalanan. menjunjung tinggi martabat nasional; (2) terwujudnya UU No. 22 Tahun b. Menunjukkan sikap ketepatan etika dan budaya berlalu lintas; (3) terwujudnya 2009. waktu dalam perjalanan. penegakan hukum dan kepastian hukum bagi 9. Perilaku yang harus c. Memperoleh keuntungan masyarakat. dihindari karena dalam memanfaatkan jalan tidak sesuai dengan 4. Psikologi : Menurut teori kedaulatan rakyat, hukum dibentuk atas etika dan budaya a. Memperoleh rasa aman kontrak bersama antara rakyat dan penguasa, atau berlalu lintas. dalam berlalu lintas antara yang diperintah dan yang memerintah dan b. Memperoleh rasa nyaman apabila ada yang mengingkari, melanggar hukum dalam berlalu lintas merupakan tindakan melawan hukum. Hukum dibentuk 5. Politik : dengan tujuaan tercipnya kedamaian dan ketertiban di a. Membuat kebijakan lalu lintas masyarakat. Oleh karena itu wajib bagi setiap warga didasarkan pada kepentingan negara untuk menjunjung hukum seperti disebutkan umum. dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1) Setiap warga negara b. Melaksanakan kebijakan bersamaan kedudukannya dalam hukum dan didasari pada sikap pemerintahan dan wajib menunjung hukum dan menunjung tinggi kebenaran. pemerintahan tersebut tanpa kecuali. Hal ini sejalan c. Melaksanakan pengawasan dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 105 yang kebijakan tidak tebang pilih. berbunyi ”Setiap orang yang menggunakan jalan wajib a. berperilaku tertib; dan/atau; b. mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan kesalamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusajakan jalan. Pernyataan pasal tersebut menunjukkan bahwa hukumlah yang menjadi panglima, pedoman utama untuk bertindak, berperilaku dan berucap dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ini berarti setiap warga negara tidak boleh menyimpang dari peraturan perundang- undangan yang berlaku (aspek hukum), termasuk Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan itulah disebut “supremasi hukum”. 7
  • 10. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS Hakikat Hukum Hakikat hukum adalah aturan tentang tingkah laku manusia agar tercipta ketertiban di masyarakat dan bagi pelanggarnya diberikan sanksi. Indonesia sebagai negara hukum, maka dimanapun warga negara berada di wilayah hukum Republik Indonesia masih terikat oleh ketentuan hukum. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum termasuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 masih relatif rendah, akibatnya sering terjadi pelanggaran yang berakibat kecelakaan, dan dikenai sanksi. Unsur-Unsur Hukum: Hukum terbentuk karena unsur-unsur antara lain (1) Peraturan mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat; (2) Peraturan itu diadakan oleh badan- badan resmi yang berwajib; (3) Peraturan itu pada umumnya bersifat memaksa, dan (4) Sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Demikian juga pelanggaran terhadap UU No. 22 Tahun 2009 pasal 274 ” Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan dan atau gangguan fungsi jalan sebagaimana dimaksud pasal 28 ayat (1) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). Disini secara jelas demonstrasi dengan cara membakar ban, merusak rambu-rambu lalu lintas, memblokir jalan sangat bertentangan dengan pasal 28 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009. Tujuan Hukum: 8
  • 11. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS Berdasarkan hakikat dan unsur pembentuknya, maka tujuan hukum adalah terciptanya ketertiban di dalam masyarakat. Ketertiban akan terwujud, bila seluruh komponen bangsa di negeri ini selalu menaati peraturan yang berlaku (aspek hukum) dan menjadi tanggung awab seluruh komponen bangsa ini. Tata Urutan Peraturan Perundangan: Berdasarkan UU No. 10 tahun 2004 dinyatakan tata urutan peraturan perundangan Republik Indonesia mulai yng paling tinggi hingga terendah kedudukannya adalah 1. UUD 1945, 2. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang (UU/PERPU) 3. Peraturan Pemerintaj (PP), 4. Peraturan Presiden (PERPRES), 5. Peraturan Daerah (PERDA). Prinsip yang mendasar dalam tata urutan tersebut bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah, tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya.. Setiap peraturan di buat oleh lembaga yang berwenang. Berdasarkan tata urutan tersebut, UU No. 22 Tahun 2009 maupun UU No. 38 Tahun 2005 kedudukannya dibawah UUD 1945, dimana proses pembuatannya dilakukan bersamaan dan disepakati bersama oleh lembaga negara yaitu DPR dan Pemerintah. DPR sebagai wakil rakyat dan pemerintah yang menjalankan amanat rakyat. Karena itu hukum merupakan kontrak antara pemerintah dan rakyat. Pentingnya Hukum. Pentingnya hukum bagi masyarakat adalah untuk 9
  • 12. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS memberikan jaminan perlindungan dan keadilan serta kepastian hukum terhadap warga negara. Jaminan perlindungan keadilan akan terwujud apabila para penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya benar- benar komitmen dan tidak menyimpang dari aturan yang ada dan dilandasi oleh hati nurani yang bersih, jujur, bijaksana oleh para penegak keadilan dalam pengambilan keputusan yang seadil-adilnya. Disamping itu perlu didukung partisipasi aktif dalam mengimplementasikan peraturan perundang-undangan termasuk UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Perilaku yang harus dihindari karena tidak sesuai dengan etika dan budaya berlalu lintas. 1. Tidak kebut-kebutan di jalan raya. 2. Tidak memberi ruang gerak yang cukup bagi kendaraan lain dari arah yang berlawanan. 3. Tidak parkir kendaraan di sembarangan tempat. 4. Tidak membunyikan klakson ditempat-tempat tertentu seperti di depan Masjid, Gereja, Rumah Sakit dsb. 5. Tidak boleh menggunakan sirine, kecuali kendaraan tertentu yang di atur oleh ketentuan. 6. Tidak memberi kesempatan pada pejalan kaki atau penyeberang jalan. 7. Tidak boleh menerima telpon ketika mengemudi; 8. Tidak memberi lampu isyarat ketika hendak membelokkan kendaraannya. 9. Tidak boleh meminum obat-obatan yang berakibat ngantuk ketika mengemudi kendaraan. 10. Tidak boleh membunyikan musik yang keras di dalam kendaraannya. 10
  • 13. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS 11. Tindak boleh mendahului kendaraan dari samping kiri kecuali ada petunjuk lalu lintas. 1.3 Menerapkan 1. Penampilan perilaku VII/1 1. Hukum : Pengertian Norma: norma-norma, sesuai dengan a. Menaati rambu-rambu lalu Penerapan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, dan kebiasaan, adat norma kebiasaan lintas peraturan yang berlaku itu pada dasarnya berkaitan istiadat dan yang berlaku dalam b. Menaati marka jalan lalu dengan penggunaan hak dan pemenuhan kewajiban. peraturan yang kehidupan lintas Mulai dari lingkup yang paling dekat, mulai dari hak dan berlaku dalam bermasyarakat c. Menaati isyarat pengaturan kewajiban di rumah, di sekolah, dalam kebidupan di kehidupan 2. Penampilan perilaku lalu lintas masyarakat, dan dalam kehidupan bernegara bermasyarakat, sesuai norma adat d. Melengkapi pengamanan diri Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan berbangsa dan istiadat yang berlaku dalam berlalu lintas menurut isinya berwujud: perintah dan larangan. Apakah bernegara. dalam kehidupan 2. Sosiologi : yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma bermasyarakat, a. Memberi kesempatan bagi tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi berbangsa dan penyeberang jalan seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat- bernegara. b. Tidak menyalahgunakan akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan 3. Penampilan perilaku fungsi jalan dan badan jalan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak sesuai norma untuk kegiatan yang berbuat sesuatu oleh karena agama yang berlaku mengganggu fungsi jalan. akibat-akibatnya dipandang tidak baik (Priyanto, dkk dalam kehidupan 3. Ekonomi : 2008). Ada 4 macam norma, (1) agama, (2) kesopanan, bermasyarakat, a. Menunjukkan sikap tidak (3) Kesusilaan, (4) hukum. Undang-Undang Nomor 22 berbangsa dan boros dalam perjalanan. tahun 2009 dan UU No. 38 tahun 2005 termasuk norma bernegara. b. Menunjukkan sikap ketepatan hukum. Ciri norma hukum adalah (1) Peraturan 4. Penampilan perilaku waktu dalam perjalanan. mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat; (2) sesuai norma c. Memperoleh keuntungan Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang kesopanan yang dalam memanfaatkan jalan berwajib; (3) Peraturan itu pada umumnya bersifat berlaku dalam 4. Psikologi : memaksa, dan (4) Sanksi yang tegas. kehidupan a. Memperoleh rasa aman bermasyarakat, dalam berlalu lintas Pemampilan Perilaku sesuai norma Agama: berbangsa dan b. Memperoleh rasa nyaman Peraturan hidup berisi perintah, larangan dan ajaran- bernegara. dalam berlalu lintas ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa bagi 5. Politik : pelanggaranya mendapat siksa di kelak kemudian 5. Penampilan perilaku a. Tidak membunuh orang lain. 11
  • 14. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS sesuai dengan a. Membuat kebijakan lalu b. Tidak mencuri. norma hukum yang lintas didasarkan pada c. Patuh kepada orang tua. berlaku dalam kepentingan umum. d. Melaksanakan ibadah. kehidupan b. Melaksanakan kebijakan e. Tidak melakukan penipuan. bermasyarakat, didasari pada sikap f. Tidak bohong. berbangsa dan menunjung tinggi kebenaran. g. Tidak melakukan perzinaan. bernegara. c. Melaksanakan pengawasan h. Tidak sombong. 6. Penampilan contoh kebijakan tidak tebang pilih. perilaku sesuai Penampilan Perilaku sesuai norma Kesopanan dengan UU No. 22 Norma kesopanan lebih menekankan asas kepantasan Tahun 2009 atau kepatutan dimasyarakat, sehingga ukurannya 7. Memberi adalah hati nurani kesempatan bagi a. Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di penyebarang jalan. dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita 8. Menunjukkan sikap yang tua, hamil atau membawa bayi. perilaku taat dalam b. Jangan makan sambil berbicara berlalu lintas. c. Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tem- 9. Menunjukkan sikap pat dan. taat pada lampu d. Orang muda harus menghormati orang yang lebih isyarat lalu lintas tua. Terkait dengan dengan perilaku berlalu lintas, norma ke- sopanan harus tetap dijaga dan diwujudkan. Contoh mengendarai motor dengan suara kenalpot keras, tidak memberi tempat duduk dalam bus kepada orang yang tua renta, hamil atau membawa bayi, hal tersebut telah melanggara norma kesopanan. Penampilan Perilaku sesuai norma Kesusilaan Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. 12
  • 15. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS Contoh norma ini diantaranya ialah : a. “Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”. b. “Kamu harus berlaku jujur”. c. “Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”. d. “Kamu dilarang membunuh sesama manusia”. Terkait dengan UU No. 22 Tahun 2009, berbuat baik tidak merusak rambu-rambu lalu lintas. bahkan harus dijaga. Karena rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan merupakan sarana dan prasarana untuk terwujudnya tertib berlalu lintas. Contoh Ketika kamu mengendarai motor, tidak memberi kesempatan kepada pengendara lain, dan akhirnya terjadi tabrakan, mesti kamu akan merasa menyesal. Intinya ketika berlalu lintaspun, etika atau untuk berbuat baik kepada orang lain sangat diperlukan. Penampilan Perilaku sesuai Norma Hukum : Peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga yang berwenang isinya mengikat dan memaksa setiap orang dan bagi pelanggar akan mendapat sanksi yang tegas. Contoh: Ketika akan membelokkan kendaraan pengemudi memberi isyarat lampu/tangan bahwa kendaraan bermotor yang dikemudikan akan membelok. (aspek hukum) Sanksi: Pidana UU No. 22 Tahun 2009 pasal 294. Pengendara bermotor ketika akan membelokan atau kembali arah, tanpa memberikan isyarat dengan lampiu petunjuk arah atau isyarat tangan dipidana paling lama 1 13
  • 16. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS tahun atau denda paling banyak Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Penampilan norma kebiasaan di rumah Penerapan perilaku sesuai kebiasaan di rumah: seperti (1) menata kembali tempat tidur sehabis bangun tidur, (2). Beribadah melakukan kewajiban kepada Tuhan (3) Membantu ayah dan ibu di rumah dengan tulus ikhlas. Contohnya antara lain menyapu halaman rumah. (4) Belajar, menonton TV atau bermain tetapi harus sesuai norma dalam kehidupan keluarga. Penerapan kebiasaaan di lingkungan sekolah (1) belajar dengan tekun, (2) menggunakan seragaman sekolah, (3) menggunakan identitas sekolah, (4) datang tepat waktu, (5) pulang sekolah tepat waktu, (6) mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Bapak/Ibu guru sekolah, (7) Melaksanakan Patroli Keamanan Sekolah, (8) Berjalan di sebelah kiri kita menuju sekolah, (9) dan sebagainya. 3. Menampilkan 3.2 Mendeskripsikan 1. Penggolongan VII/2 1. Hukum : Penggolongan Kasus Pelanggaran HAM. sikap positif kasus kasus pelanggaran a. Menaati rambu-rambu lalu Menurut UURI Nomor 39 Tahun 1999, dinyata-kan terhadap pelanggaraan HAM termasuk hak lintas pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan perlindungan dan upaya berlalu lintas b. Menaati marka jalan lalu yang secara melawan hukum mengu-rangi, dan penegakan penegakan HAM 2. Berbagai contoh lintas menghalangi, membatasi dan atau menca-but hak asasi Hak Azasi pelanggaran HAM. c. Menaati isyarat pengaturan manusia (aspek hukum). Manusia (HAM) 3. Faktor penyebab lalu lintas terjadinya d. Melengkapi pengamanan diri Sering kita lihat disiaran Televisi demontran yang pelnggaran HAM. dalam berlalu lintas cenderung anarkhis, seperti merusak sarana dan 4. Contoh kasus 2. Sosiologi : prasarana jalan. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal pelanggaran HAM a. Memberi kesempatan bagi 28 (larangan perbuatan yang mengaki-batkan dan upaya penyeberang jalan kerusakan/ gangguan fungsi jalan). Ini juga sudah termasuk pelanggaran hak asasi manusia tingkat bisa. 14
  • 17. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS penegakannya b. Tidak menyalahgunakan Jadi ketika ada kegiatan masyarakat mengganggu 5. Contoh pelanggaran fungsi jalan dan badan jalan fungsi jalan raya, seperti demonstrasi, penjualan di berlalu lintas yang untuk kegiatan yang badan jalan, membuat keramaian di jalan tanpa ada ijin dikatagorikan mengganggu fungsi jalan. dari Kepolosian Negara sudah termasuk katagori pelanggaran HAM 3. Ekonomi : melanggar hak asasi. Bila dilakukan pelang-garan akan 6. Tidak memberi rasa a. Menunjukkan sikap tidak dikenai sanksi pidana penjara 1 (satu) tahun dan atau aman terhadap boros dalam perjalanan. denda Rp 24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) pengguna jalan. b. Menunjukkan sikap ketepatan sebagaimana disebutkan pada pasal 28 ayat (1) UU No. 7. Tidak memberi rasa waktu dalam perjalanan. 22 Tahun 2009. nyaman dalam c. Memperoleh keuntungan berlalu lintas. dalam memanfaatkan jalan Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari – hari 8. Tidak menyalah- 4. Psikologi : dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia baik di gunakan fungsi jalan a. Memperoleh rasa aman Indonesia maupun di belahan dunia lain. dalam berlalu lintas b. Memperoleh rasa nyaman Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM dalam berlalu lintas mengembangkan suatu standar guna mengukur derajat 5. Politik : keseriusan pelanggaran hak–hak asasi manusia a. Membuat kebijakan lalu lintas Hasilnya adalah disusunnya kategori–kategori didasarkan pada kepentingan pelanggaran hak–hak asasi manusia yang dianggap umum. kejam, yaitu : b. Melaksanakan kebijakan a. Pembunuhan besar – besaran (genocide). didasari pada sikap b. Rasialisme resmi. menunjung tinggi kebenaran. c. Terorisme resmi berskala besar. c. Melaksanakan pengawasan d. Pemerintahan totaliter. kebijakan tidak tebang pilih. e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan– kebutuhan dasar manusia. f. Perusakan kualitas lingkungan. g. Kejahatan – kejahatan perang Disamping pelanggaran HAM yang berat juga dikenal pelanggaran HAM biasa. Pelanggaran HAM biasa antara lain: pemukulan, penganiayaan, pencemaran nama baik, menghalangi orang untuk mengekspresikan 15
  • 18. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS pendapatnya, penyiksaan, menghilangkan nyawa orang lain. Banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia, terjadi dimana saja dan kapan saja, baik yang dilakukan pemerintah, aparat keamanan maupun oleh perorangan, kelompok orang maupun masyarakat (aspek hukum). Hal ini dapat ditunjukan adanya korban akibat berbagai kerusuhan, perusakan, yang terjadi di tanah air. Seperti Demontrasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menuntut penyelesaian kasus Bank Century di berbagai daerah seperti Jakarta, Makasar, dengan jelas oknum perserta demo merusak rambu-rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, perusakan pos polisi. Perbuatan demo tersebut jelas merupakan tindakan anarkhis dan dapat dipidana dan bertentangan dengan pasal 258 UU No. 22 Tahun 2009 yang menyatakan ” Masyarakat wajib berperan serta dalam memelihara sarana dan prasarana jalan, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas, dan berpartisipasi dalam pemeliharaan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Kasus pelanggaran hak asasi seperti kasus Marsinah, tahun 1993, Kasus Trisaksi dan Semanggi Kasus Bom Bali I tahun 2002, korban hilang dalam berbagai kerusuhan di Jakarta, Aceh, Ambon dan Papua serta yang terjadi di awal tahun 2009 tewasnya Ketua Dewan DPRD Sumatra Utara Abdul Aziz Angkat yang dipukul massa aksi anarkhis penuntutan provinsi baru di Tapanuli berakibat meninggal dunia. Aksi demo anarkhis 16
  • 19. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS tersebut disamping melnggara hak asasi manusia, juga merusak gedung DPRD Provinsi Sumatra Utara. (aspek hukum) Demo anarkhis yang berakibat pelanggaran HAM tersebut, dapat dikatagorikan tindak pidana dan harus diadili sesuai ketentuan yang berlaku.(aspek hukum), Faktor-faktor penyebab Pelanggaran HAM Dari berbagai kasus pelanggaran HAM tersebut, pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. masih rendahnya pemahaman HAM oleh masyarakat, pejabat, maupun prajurit TNI. b. adanya pandangan yang bersifat individualis yang akan mengancam kepentingan umum. c. kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum. d. pemahaman terhadap HAM belum merata. Berdasarkan faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia (aspek hukum) Disamping faktor-faktor penyebab pelanggaran hak asasi manusia tersebut di atas, menurut Effendy salah seorang pakar hukum, ada faktor lain yang esensial yaitu “kurang dan tipisnya rasa tanggungjawab” Contoh Pelanggaran Berlalu Lintas Yang Dikatagorikan Pelanggaran HAM. Pengendara kendaraan bermotor yang dengan sengaja menabrak pejalan kaki hingga meninggal atau catat seumur hidup, jelas merupakan pelanggaran HAM. 17
  • 20. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS Karena di dalam pasal 1 ayat 23 UU No. 22 Tahun 2009 dinyatakan kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. 3.3 Menghargai 1. Landasan VII/2 1. Hukum : Landasan Perlindungan HAM upaya perlindungan HAM. a. Menaati rambu-rambu lalu Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai perlindungan 2. Landasan lintas tindakan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran HAM perlindunga hak b. Menaati marka jalan lalu HAM (aspek hukum). Upaya perlindungan HAM dalam setiap orang dalam lintas rangka mewujudkan rasa keadilan di masyarakat. berlalu lintas. c. Menaati isyarat pengaturan 3. Indikator jaminan lalu lintas Landasan pemberian perlindungan terhadap HAM perlindungan HAM. d. Melengkapi pengamanan diri sudah secara tegas disebutkan yaitu Negaralah yang 4. Indikator jaminan dalam berlalu lintas memiliki tugas utama untuk melindungi warga perlindungan hak 2. Sosiologi : negaranya termasuk hak- hak asasinya. Jelas ini berlalu lintas a. Memberi kesempatan bagi merupakan wujud tanggung jawab pemerintah. Karena 5. Upaya perlindnun- penyeberang jalan itu instrumen perlindungan dan penegakan hak asasi gan HAM. b. Tidak menyalahgunakan berupa peraturan perundang-udangan seperti UU No. 6. Upaya perlundun- fungsi jalan dan badan jalan 39 tahun 1999, UU No. 23 Tahun 2000, kelembagaan gan hak berlalu lin- untuk kegiatan yang penegak hukum dibuat untuk menjamin perlindungan tas dan angkutan mengganggu fungsi jalan. dan kepastian keadilan. Hal ini dinyatakan dalam umum. 3. Ekonomi : Pembukaan UUD 1945, yang pada intinya tujuan NKRI 7. Ikutserta upaya per- a. Menunjukkan sikap tidak adalah: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan lindungan HAM. boros dalam perjalanan. seluruh tumpah darah Indonesia; (2) memajukan b. Menunjukkan sikap ketepatan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan waktu dalam perjalanan. bangsa; (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang c. Memperoleh keuntungan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan dalam memanfaatkan jalan keadilan sosial. Namun yang lebih penting dalam upaya 4. Psikologi : perlindungan HAM adalah komitmen semua komponen a. Memperoleh rasa aman penegak keadilan di negeri ini. . UU No. 22 tahun 2009 dan UU No. 38 Tahun 2005 tidak lain dimaksudkan 18
  • 21. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS dalam berlalu lintas untuk memberikan perlindungan bagi pengguna jalan b. Memperoleh rasa nyaman lalu lintas dan angkutan jalan. Setiap orang berhak untuk dalam berlalu lintas. menggunakan jalan umum, karena itu keberadaannya 5. Politik : dijamin dan dilindungi oleh UU. a. Membuat kebijakan lalu lintas didasarkan pada Untuk memberikan perlindungan setiap hak penggunaan kepentingan umum. jalan, hak pengguna jasa angkutan umum, termasuk hak b. Melaksanakan kebijakan asasi diperlukan instrumen hukum termasuk UU No. 22 didasari pada sikap Tahun 2009, UU No. 38 Tahun 2005 dan kelembagaan menunjung tinggi kebenaran. yang terkait. Misalnya Kepolisian, Kejaksaan, c. Melaksanakan pengawasan Pengadilan, Mahkamah Agung. Juga dapat melalui kebijakan tidak tebang pilih. berbagai faktor yang berkaitan dengan upaya pencegahan HAM yang dilakukan individu maupun masyarakat dan negara. Dengan demikian sangat jelas, bahwa peraturan perundangan yang terkait dengan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dibuat untuk memberikan rasa keadilan, memberi perlindungan, keamanan, ketertiban dan kepastian hukum bagi masyarakat. Indkator Jaminan Perlindungan HAM Indikator jaminan perlindungan terhadap HAM antara lain: a. adanya kemauan dari pemerintah untuk mengakui pluralisme pendapat dan kepentingan dalam masyarakat; b. dalam bidang sosial budaya berupa perlakuan yang sama oleh hukum antara wong cilik dan priyayi dan toleransin dalam masyarakat terhadap perbedaan atau latar belakang agama dan ras warga negara Indonesia, (aspek sosiologi)) c. dalam bidang ekonomi dalam bentuk tidak adanya monopoli dalam sistem ekonomi yang berlaku. d. dalam bidang hukum, semua warga negara 19
  • 22. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS diperlakukan sama didepan hukum dan pemerintahan. Berdasarkan indikator tersebut maka berlakunya UU No. 22 Tahun 2009 memberikan kesamaan di depan hukum dan tidak membedakan antara wong cilik dan pejabat dalam memimplementasikan undang-undang tersebut. Artinya siapapun yang melanggar pasti dikenai sanksi (aspek hukum). Jaminan perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi pengguna jalan untuk memberikan rasa aman, dan rasa nyaman berlalu lintas (aspek sosiologi) Upaya Perlindungan HAM di Indonesia Berdasarkan indikaktor tersebut, bila dikaji sebenarnya UUD 1945 dan ditindak lanjuti dengan dikeluarkan Undang-Undang UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia . Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment) (aspek hukum) Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undangundang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan 20
  • 23. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut : a. nondiskriminasi; (aspek sosiologi) b. kepentingan yang terbaik bagi anak; c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan sesuai dengan potensi diri; dan d. penghargaan terhadap pendapat anak. Hukum diciptakan untuk memberikan perlindungan kepada setiap warga negara, tanpa pengecualian, dan tanpa diskriminasu termasuk hukum terkait dengan Lalu lLntas dan Angkutan Jalan (UU No. 22 Tahun 2009). Partisipasi Upaya Perlindungan Hak Asasi Manusia Upaya perlindungan HAM tidak akan terwujud, bila tidak dilengkapi dengan berbagai instrumen HAM, mulai kelembagaan HAM seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap perempuan, Komisi NasionalPerlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Peradilan HAM dan lembaga – lembaga yang dibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSM prodemokrasi dan HAM, dan peraturan perundang-undangan, dan Lembaga Swadaya Masyaakat. Untuk mewujudkan perlindungan HAM semua komponen bangsa. Dengan demikian upaya perlindungan HAM di Indonesia menjadi tugas kebersamaan dan tanggung jawab kita bersama Keikutsertaan upaya penegakan HAM di Indonesia termasuk tindakan anti korupsi. Seperti melapor kepada yang berwajib bila mengetahui pelanggaran HAM (aspek hukum), seperti penganiayaan, pemerasan, pembunuhan, pemaksaan, dsb. 3.4. Menghargai 1. Jalur penegakan VIII/2 1. Hukum : Jalur penegakan HAM upaya penegakan HAM. a. Menaati rambu-rambu lalu Kasus pelanggaran HAM dapat terjadi di lingkungan apa 21
  • 24. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS 2. Jalur penegakan lintas saja, termasuk di lingkungan sekolah, di jalan raya, di HAM upaya penegakan b. Menaati marka jalan lalu lingkungan masyarakat, di lingkungan pemerintahan hak berlalu lintas. lintas maupun lingkungan negara. Sebagai tindakan 3. contoh kegiatan c. Menaati isyarat pengaturan pencegahan maka di lingkungan sekolah antara lain yang dapat lalu lintas perlu dikembangkan sikap dan perilaku jujur, saling dimasukan d. Melengkapi pengamanan diri menghormati sesama teman sekolah, penghargaan upaya dalam berlalu lintas menumbuhkembangan tali persaudaraan sesama siswa penegakan HAM. 2. Sosiologi : dan menghindarkan dari berbagai kebiasaan melakukan 4. Contoh perilaku a. Memberi kesempatan bagi tindakan kekerasan atau perbuatan tercela yang lain upaya penegakan penyeberang jalan (aspek hukum). DI lingkungan jalan raya selalu mentaati peraturan berlalu b. Tidak menyalahgunakan rambu-rambu lalu lintas, mentaati marka jalan, mentaati lintas fungsi jalan dan badan jalan isyarat pengaturan lalu lintas dan angkutan umum. 5 Ikutserta upaya untuk kegiatan yang menciptakan mengganggu fungsi jalan. Di lingkungan masyarakat misalnya, dengan ketertiban berlalu 3. Ekonomi : mengembangkan nilai-nilai budaya lokal yang sangat lintas sebagai wujud a. Menunjukkan sikap tidak mulia. Sebagai contoh masyarakat Sulawesi Selatan upaya penegakan boros dalam perjalanan. menganut budaya “Siriq”. Budaya ini mengedepankan HAM. b. Menunjukkan sikap ketepatan sikap atau saling menghormati serta malu berbuat tidak 6 Berpartisipasi secara waktu dalam perjalanan. wajar di depan umum. Di Jawa sering dikembang nilai aktif menaati rambu- c. Memperoleh keuntungan ”gotong royong ” dalam rangka mengembangkan rambu lalu lintas. dalam memanfaatkan jalan kebersamaan kekeluargaan, dalam kehidupan 7. Berperilaku baik 4. Psikologi : bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dalam mengendarai a. Memperoleh rasa aman motor. dalam berlalu lintas Oleh karena dalam rangka upaya penegakan HAM 8. Memberi b. Memperoleh rasa nyaman dapat dilalaui melalui (1) jalur hukum, dan (2) jalur kesempatan bagi dalam berlalu lintas. politik. pemakai jalan dan 5. Politik : angkutan umum a. Membuat kebijakan lalu lintas Jalur penegakan upaya penegakan hak berlalu lintas apabila mau didasarkan pada kepentingan Setiap orang berhak untuk menggunakan jalan sebagai mendahului. umum. sarana transportasi umum, karena itu bila ada 9. Selalu b. Melaksanakan kebijakan orang/pihak lain yang menghalang-halangi pengguna memperhatikan didasari pada sikap jalan. Pasal 108 ayat (1) Dalam berlalu lintas Pengguna Jalan harus menggunakan jalur jalan sebelah kiri. 22
  • 25. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS syarat penggunaan menunjung tinggi kebenaran. kendaraan bermotor c. Melaksanakan pengawasan Upaya penegakan jalur hukum, siapa yang melanggar kebijakan tidak tebang pilih. HAM, mengganggu keamanan dan kenyamanan berlalulintas harus diproses dan diadili melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku demi terwujudnya asas keadilan dan tanggung jawab. Setiap tindakan melawan hukum akan berakibat sanksi yang tegas. (aspek hukum). Sedangkan upaya penegakan HAM melalui jalur, lebih mengedepankan penyelesaian melalui jalur politik. Bergaining antara kedua belah pihak yang terkait kasus pelanggaran HAM mendahulukan kompromi dari kedua belah pihak. Upaya penegakan terhadap kasus pelanggaran HAM tergantung pada apakah pelanggaran HAM itu masuk kategori berat atau bukan. Apabila berat, maka penyelesaiannya melalui Peradilan HAM, namun apabila pelanggaran HAM bukan berat melalui Peradilan Umum. Contoh kegiatan yang dapat dimasukan penghargaan upaya penegakan HAM Contoh aktivitas/ kegiatan yang masuk katagori upaya menghargai upaya penegakan HAM antara lain: 1. Kegiatan belajar bersama, berdiskusi untuk memahami pengertian HAM; Ini sebagai wujud implementasi asas keberagaman dan kebersamaan. 2. Mempelajari peraturan perundang–undangan mengenai HAM maupun peraturan hukum pada umumnya, karena peraturan hukum yang umum pada dasarnya juga telah memuat jaminan perlindungan HAM; Ini sebagai wujud upaya penegakan melalui jalur hukum (aspek hukum) 23
  • 26. STANDAR KOMPETENSI MATERI KLS/ ASPEK DAN INDIKATOR PERILAKU MODEL INTEGRASI KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN SMT PENDIDIKAN LALU LINTAS 3. Mempelajari tentang peran lembaga – lembaga perlindungan HAM, seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA), LSM, dan seterusnya; Ini wujud menghargai upaya penegakan HAM melalui jalur hukum, politik (aspek hukum dan politik) 4. Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama menjadi, tertib damai dan sejahtera kepada lingkungan masing–masing; (aspek hukum) 5. Menghormati hak orang lain, baik dalam keluarga, kelas, sekolah, di jalan raya, pergaulan, maupun masyrakat; 6. Bertindak dengan mematuhi peraturan yang berlaku di keluarga, kelas, sekolah, OSIS, masyarakat, dan kehidupan bernegara; 7. Berbagai kegiatan untuk mendorong agar negara mencegah berbagai tindakan anti pluralisme (kemajemukan etnis, budaya, daerah, dan agama); 8. Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat penegak hukum bertindak adil; 10.Berpartisipasi secara aktif menaati rambu-rambu lalu lintas. 11. Berperilaku baik dalam mengendarai motor. 12.Memberi kesempatan bagi pemakai jalan dan angkutan umum apabila mau mendahului. 13.Selalu memperhatikan syarat penggunaan kendaraan bermotor. Sedangkan upaya penegakan HAM dapat ditunjukkan berupa: 1. Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM; 24