SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
DISAMPAIKAN OLEH
TINDAK PIDANA
KORUPSI
TRANSPARENCY ACEH
UMUM
Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan
manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera,
dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan
sejahtera tersebut, perlu secara terus menerus
ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pada umumnya serta
Tindak Pidana Korupsi pada khususnya.
APA ITU KORUPSI
Secara harpiah Korupsi berasal dari kata Corruption
artinya Kecurangan atau Perubahan dan Penyimpangan,
dari kata sifat Corrupt berarti juga buruk, rusak, tetapi
juga menyuap, sebagai bentuk sesuatu yang buruk.
Dalam website new American dictionary (1985) kata
Corruption diartikan sebagai Decay (lapuk),
contamination (kemasukan sesuatu yang merusak) dan
inpurity (tidak murni).
Pengertian Korupsi dapat diartikan sebagai
penyelewengan atau penggelapan (uang
Negara/Perusahaan, Organisasi) untuk kepentingan dan
keuntungan pribadi atau orang lain.
KEUANGAN NEGARA DAN
PEREKONOMIAN NEGARA
Menurut penjelasan umum Undang
Undang RI No. 31 tahun 1999 yang
dimaksud keuangan Negara adalah
seluruh Kekayaan Negara yang dalam
bentuk apapun yang dipisahkan atau yang
tidak dipisahkan, termasuk didalamnya
segala bagian kekayaan Negara dan segala
hak dan kewajiban yang timbul karena :
1. Berada dalam penguasaan, pengurusan
dan pertanggung jawaban Pejabat
Negara, baik ditingkat pusat maupun
ditingkat Daerah.
2. Berada dalam penguasaan, pengurusan
dan pertanggung jawaban
BUMN/BUMD, Yayasan, Badan Hukum
dan Perusahaan yang menyertakan
modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dengan Negara.
Perekonomian Negara adalah kehidupan
perekonomian yang disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan secara mandiri yang
didasarkan pada kebijakan Pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun di daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang
bertujuan memberikan manfaat,
kemakmuran, dan kesejahteraan kepada
seluruh kehidupan masyarakat.
Penyelenggara Negara adalah Pejabat
Negara yang menjalankan fungsi Eksekutif,
Legeslatif, Yudikatif dan Pejabat lain yang
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan Penyelenggaraan Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Pasal 1 Ayat (1)
Undang Undang RI No. 28 tahun 1999)
tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.
Penyelenggara Negara meliputi :
- Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi
Negara.
- Pejabat Negara pada lembaga Tinggi Negara.
- Menteri.
- Gubernur.
- Hakim.
- Pejabat Negara yang lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan
- Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis
dalam kaitannya Penyelenggaraan Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
Lembaga-lembaga mana sajakah yang
berwenang untuk melakukan Penyidikan
Perkara Tindak Pidana Korupsi ?
1.Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Pasal 14 Ayat (1) Huruf G Undang Undang
No. 2 tahun 2002).
2. Kejaksaan Republik Indonesia
(Pasal 30 Ayat (1) Undang Undang RI No.
16 tahun 2004).
3. Komisi Pemberantasan Korupsi
(Pasal 6 Ayat (1) Undang Undang No. 30
tahun 2002).
Menurut Undang Undang RI No. 20
tahun 2001 penjelasan Pasal 12b Ayat
(1) Gratifikasi adalah :
Pemberian dalam arti luas yakni
meliputi pemberian uang,
barang, rabat (diskon),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-
cuma dan fasilitas lainnya.
Bahwa Tindak Pidana Korupsi sering kali
dilakukan dan berawal dari kebiasaan yang
tidak disadari oleh setiap Pegawai Negeri atau
Pejabat Penyelenggara Negara.
Contohnya : Penerimaan hadiah oleh Pejabat
Penyelenggara Negara/Pegawai Negeri dan
keluarganya dalam suatu acara pribadi atau
menerima pemberian dalam suatu fasilitas
tertentu yang tidak wajar. Kebiasaan ini baik
secara lambat atau cepat akan mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh Pegawai Negeri
atau Pejabat Negara yang bersangkutan.
Bahwa sebagian besar orang berasumsi
pemberian tersebut adalah sebagai bentuk
persahabatan dan tanda terimakasih kepada si
penerima pemberian, namun perlu disadari
pemberian sesuatu barang atau benda yang
dilakukan oleh si pemberi barang kepada
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara
memiliki niat atau maksud-maksud tertentu
yang diharapkan pada suatu saat nantinya
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara akan
berbuat sesuatu/ mengambil suatu kebijakan
tertentu yang bersifat menguntungkan bagi si
pemberi barang atau hadiah sebagai bentuk
Menurut Pasal 12b Ayat (2)
Pegawai Negeri atau Penyelenggara
Negara yang menerima Gratifikasi tidak
melaporkannya akan dikenakan Pidana
seumur hidup atau Pidana
penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun
dan pidana denda paling sedikit
Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000
(satu milyar rupiah).
Korupsi Umumnya dilakukan oleh :
1. Korporasi :
Kumpulan orang dan atau kekayaan
yang terorganisasi baik merupakan
Badan Hukum maupun bukan Badan
Hukum.
2. Pegawai Negeri meliputi :
-Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Kepegawaian;
-Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab
Undang-undang Hukum Pidana;
-Orang yang menerima gaji atau upah dari Keuangan
Negara atau Daerah;
-Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi
yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau
Daerah;
-Orang yang menerima gaji atau upah dari Korporasi lain
yang mempergunakan Modal atau fasilitas dari Negara
atau Masyarakat;
3. Setiap Orang atau Korporasi.
MENGAPA TERJADI
KORUPSI ?
TERPAKSA Dilakukan karena ingin
memenuhi kebutuhan hidup
sehari - hari yang tidak
tercukupi oleh gaji yang
rendah.
Berhubungan dengan Niat dan
Perilaku.
MEMAKSA Dilakukan karena adanya sifat
keserakahan untuk bisa hidup
secara berlebihan (bermewah-
mewahan).
Berhubungan dengan Niat dan
Perilaku.
DIPAKSA Pertemuan antara niat dan
kesempatan.
Kesempatan tercipta karena
Rumusan Tindak Pidana Korupsi menurut
Undang-Undang No 31 tahun 1999
a.Korupsi = Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang undangan yang mengatur tentang
tindak Pidana Korupsi
b. Kolusi = Permufakatan atau kerjasama
secara melawan Hukum antar penyelenggara
Negara atau antara Penyelenggara Negara dan
pihak lain yang merugikan orang lain,
Masyarakat, bangsa dan Negara
c. Nepotisme = Setiap perbuatan
penyelenggara Negara secara melawan
Hukum yang menguntungkan kepentingan
keluarganya dan atau kroninya diatas
kepentingan masyarakat Bangsa dan
Negara.
PENYEBAB UMUM
TERJADINYA KORUPSI
•Kelalaian Administrasi .
•Penyalahgunaan Kekuasaan .
•Kesengajaan dan Kebiasaan
untuk Menyimpang .
•Politik Anggaran tidak sehat .
•Mendapatkan Jabatan Dengan
Modal Uang Banyak .
Sektor-sektor apa sajakah yang rawan
penyimpangan dan merugikan Keuangan
Negara yang dilakukan di lingkungan
Badan Hukum Milik Negara ?
1. Pengadaaan Jasa.
2. Penyaluran Dana Bantuan Operasional.
3. Perbaikan Sarana dan Prasarana.
4. Harga/nilai kontrak terlalu tinggi (mark
up dalam pengadaan barang dan jasa).
5. Penetapan pemenang lelang tidak sesuai
ketentuan yang berindikasi suap atau
ditetapkan oleh Pengurus atau
Pengawas pada bagian pengadaan
barang dan jasa Badan Hukum Milik
Negara.
6. Pembayaran Fiktif.
7. Pemalsuan surat/dokumen sebagai
sarana penyimpangan penggunaan
Anggaran Badan Hukum Milik Negara.
8. Manipulasi penggunaan barang/dana.
9. Manipulasi biaya pembebasan tanah.
KETENTUAN PIDANA
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun
2001 Pasal 2 :
(1)Setiap orang;
Secara melawan Hukum;
Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu Korporasi;
Dapat merugikan Keuangan Negara atau
perekonomian Negara;
Dipidana penjara dengan penjara seumur hidup
atau Pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling
lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.
(
2) Dalam hal Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, Pidana
Mati dapat dijatuhkan.
Keadaan Tertentu : Korupsi yang dilakukan
terhadap dana yang diperuntukkan bagi
penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam
nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial
yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan
moneter, dan pengulangan Tindak Pidana Korupsi.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun
2001 Pasal 3 :
Setiap orang
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena Jabatan atau
Kedudukan yang dapat merugikan keuangan
Negara atau perekonomian Negara,
Pidana penjara seumur hidup atau Pidana penjara
paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun
dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan
paling banyak Rp. 1.000.000.000.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 4 :
Pengembalian kerugian
Keuangan Negara atau
Perekonomian Negara
tidak menghapuskan
dipidananya pelaku
Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 13 :
Setiap orang;
Memberi hadiah atau janji;
Kepada Pegawai Negeri dengan
mengingat kekuasaan atau kewenangan
yang melekat pada jabatan atau
kedudukan tersebut;
Pidana penjara paling lama 3 tahun dan
atau denda paling banyak 150.000.000
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 15 :
Setiap orang;
Melakukan percobaan,
pembantuan, atau pemufakatan jahat
untuk melakukan Tindak Pidana
Korupsi.
Pidana yang sama sebagaimana
dimaksud Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5
sampai dengan Pasal 14.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 21 :
Setiap orang;
Dengan sengaja;
Mencegah, merintangi atau menggagalkan secara
langsung atau tidak langsung Penyidikan,
Penuntutan dan pemeriksaan disidang terdakwa
maupun para saksi dalam perkara Korupsi;
Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda
paling sedikit Rp. 150.000.000 dan paling banyak
Rp. 600.000.000.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 22 :
Setiap orang;
Dengan sengaja;
Tidak memberikan keterangan atau memberikan
keterangan yang tidak benar.
Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda
paling sedikit Rp. 150.000.000 dan paling banyak
Rp. 600.000.000.
UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20
Tahun 2001 Pasal 24 :
Saksi yang menyebutkan nama atau alamat
pelapor baik di Penyidikan atau Pemeriksaan
disidang Pengadilan
Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000 .
CONTOH KASUS
Adanya penyalahgunaan Dana Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) di Kecamatan Silih Nara sebesar
Rp.700.000.000 (tujuh ratus juta rupiah).
Penyelewengan dana PNPM di Kecamatan Silih Nara
diduga dilakukan oleh Fasilitator PNPM Pedesaan
Kecamatan setempat yang berdampak pada
ditundanya anggaran PNPM 2013 di Kecamatan Silih
Nara.
CONTOH KASUS
Penyalahgunaan Dana PNPM-MP di Nagari
Koto Tangah, Kecamatan Bukit Barisan,
Kabupaten Lima Puluh Kota tahun anggaran
2009 sebesar + Rp. 105.799.000 (seratus
lima juta tujuh ratus sembilan puluh
sembilan ribu rupiah), atas nama terdakwa
DEDI EKA SISWANTO.
Terdakwa memperkaya dirinya sendiri yaitu untuk :
- Membayar hutangnya ke BPR Suliki sebesar Rp. 4.800.000,-
- Membayar Hutang pribadinya kepada seorang kenalannya
di Limbanang Rp. 1.500.000,-
- Modal berdagang buah manggis Rp. 11.000.000,-
- Hutang pembelian 100 Sak semen kepada saksi ERIL
AYANG (Toko Cahaya Bangunan) Rp. 5.150.000,-
- Hutang pembelian bahan material kepada saksi H.
WIRMAN Rp. 1.695.000,-
- Mark up pembelian 200 sak semen kepada saksi H.
WIRMAN menjadi 500 sak semen Rp. 17.000.000,-
- Mark up pembelian 25 batang besi kepada saksi H.
WIRMAN menjadi 75 batang besi Rp. 4.980.000,-
- Tidak membayarkan upah pekerja Rp. 1.400.000,-
Pengakuannya pada saat rapat koordinasi tanggal 5 Mei
2010 kepada masyarakat Rp. 20.000.000,-
Perbuatan tersebut dilakukan oleh DEDI EKA SISWANTO
antara lain dengan cara :
Memegang sendiri semua dana tahap II dan III yang dicairkan
dari UPK (Unit Pengelola Kegiatan) tanpa memberitahu
kepada Bendahara TPK.
Kemudian dana tersebut ia pergunakan dengan cara melawan
hukum yaitu melakukan mark-up harga pemesanan material,
dan memanipulasi data Laporan Penggunaan Dana (LPD)
tahap II kepada masyarakat Koto Tangah, serta memalsukan
tanda tangan mereka dalam Daftar Hadir Berita Acara
Musyawarah Pertanggung Jawaban Dana tahap II, sehingga
dengan demikian ia dapat mencairkan dana tahap III
(terakhir).
Bahwa berdasarkan Fakta Persidangan, akhirnya DEDI EKA
SISWANTO dihukum 4 tahun penjara dengan denda sebesar
Rp. 200.000.000,- subsidiair 6 bulan kurungan, serta
CONTOH KASUS
Kasus Korupsi Dana DAK tahun 2007 di
Pemkab Aceh Selatan yang melibatkan 2
Terpidana yang yang dijatuhi hukuman
oleh Mahkamah Agung RI (MA) masing-
masing 1 tahun penjara dan membayar
denda sebesar Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah).
BERANI JUJUR
HEBAT..!
PRIBADI YANG
MEMILIKI HATI
NURANI ADALAH
PRIBADI YANG
MENJAUHI KORUPSI
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH
TRANSPARENCY ACEH

More Related Content

What's hot

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Siti Nurjannah
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Andy Susanto
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
natal kristiono
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Andy Susanto
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
Bunda Violyn
 

What's hot (20)

ANTI KORUPSI POLA BARU
ANTI KORUPSI POLA BARUANTI KORUPSI POLA BARU
ANTI KORUPSI POLA BARU
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab I Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
Pendidikan Anti Korupsi - Buku Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan...
 
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisCiri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
 
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk KorupsiPendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi - Jenis dan Bentuk Korupsi
 
Kapita selekta
Kapita selektaKapita selekta
Kapita selekta
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Iin nalasari
Iin nalasariIin nalasari
Iin nalasari
 
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiNegara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
 
Perlindungan Dan Penegakan Hukum
Perlindungan Dan Penegakan HukumPerlindungan Dan Penegakan Hukum
Perlindungan Dan Penegakan Hukum
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
PROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSIPROPOSAL SKRIPSI
PROPOSAL SKRIPSI
 
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan HukumHakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
Hakikat Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
 
Hakikat perlindungan dan penegakan hukum
Hakikat perlindungan dan penegakan hukumHakikat perlindungan dan penegakan hukum
Hakikat perlindungan dan penegakan hukum
 
Pertemuan 9 perlindungan ham dalam sistem peradilan pidana
Pertemuan 9 perlindungan ham dalam sistem peradilan pidanaPertemuan 9 perlindungan ham dalam sistem peradilan pidana
Pertemuan 9 perlindungan ham dalam sistem peradilan pidana
 

Viewers also liked

MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13 MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
Shintia S P Dewi
 

Viewers also liked (20)

Kasus bank century
Kasus bank centuryKasus bank century
Kasus bank century
 
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
 
Hukum kepolisian
Hukum kepolisianHukum kepolisian
Hukum kepolisian
 
Pelatihan dan pengembangan Karyawan
Pelatihan dan pengembangan KaryawanPelatihan dan pengembangan Karyawan
Pelatihan dan pengembangan Karyawan
 
obyek kriminologi dan hub. dg pidana
obyek kriminologi dan hub. dg pidanaobyek kriminologi dan hub. dg pidana
obyek kriminologi dan hub. dg pidana
 
MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13 MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
MENGUPAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN NEGARA - PKN kelas XI smt.1 K13
 
Kasus amdal
Kasus amdalKasus amdal
Kasus amdal
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Analisa kasus BLBI
Analisa kasus BLBIAnalisa kasus BLBI
Analisa kasus BLBI
 
Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumenPerlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
Asas hukum perbankan
Asas hukum perbankanAsas hukum perbankan
Asas hukum perbankan
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
Wewenang dan Peran Lembaga-Lembaga Negara dalam Kekuasaan Kehakiman (Penegak ...
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumenPerlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 

Similar to Anti korupsi ta

Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
mapjmakassar
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
DavidLumbanGaol2
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
Dini Islamiana
 

Similar to Anti korupsi ta (20)

PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptxPEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful B...
Pendidikan anti korupsi - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful B...Pendidikan anti korupsi - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful B...
Pendidikan anti korupsi - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful B...
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
 
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptPAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Bacaan antikorupsi gratifikasi ppih
Bacaan antikorupsi gratifikasi ppihBacaan antikorupsi gratifikasi ppih
Bacaan antikorupsi gratifikasi ppih
 
Gratifikasi
GratifikasiGratifikasi
Gratifikasi
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Kasus Korupsi
Kasus Korupsi Kasus Korupsi
Kasus Korupsi
 
Pidana Pajak Daerah
Pidana Pajak DaerahPidana Pajak Daerah
Pidana Pajak Daerah
 
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxPENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
 
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
 
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Presentasi donal fariz icw
Presentasi donal fariz icwPresentasi donal fariz icw
Presentasi donal fariz icw
 
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
Uu no. 31 th. 1999 (pemberantas korupsi)
 

More from transparansiacehtamiang

More from transparansiacehtamiang (10)

Illegal logging
Illegal loggingIllegal logging
Illegal logging
 
Qanun no 3 tahun 2006 sarang burung walet
Qanun no 3 tahun 2006 sarang burung waletQanun no 3 tahun 2006 sarang burung walet
Qanun no 3 tahun 2006 sarang burung walet
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 13 tahun 2010
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 16 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 16 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 16 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 16 tahun 2011
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 29 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 29 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 29 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 29 tahun 2011
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 28 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 28 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 28 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 28 tahun 2011
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
 
Qanun Aceh Tamiang No 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pasar
Qanun Aceh Tamiang No 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi PasarQanun Aceh Tamiang No 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pasar
Qanun Aceh Tamiang No 16 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pasar
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 

Anti korupsi ta

  • 2. UMUM Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera, dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera tersebut, perlu secara terus menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pada umumnya serta Tindak Pidana Korupsi pada khususnya.
  • 3. APA ITU KORUPSI Secara harpiah Korupsi berasal dari kata Corruption artinya Kecurangan atau Perubahan dan Penyimpangan, dari kata sifat Corrupt berarti juga buruk, rusak, tetapi juga menyuap, sebagai bentuk sesuatu yang buruk. Dalam website new American dictionary (1985) kata Corruption diartikan sebagai Decay (lapuk), contamination (kemasukan sesuatu yang merusak) dan inpurity (tidak murni). Pengertian Korupsi dapat diartikan sebagai penyelewengan atau penggelapan (uang Negara/Perusahaan, Organisasi) untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau orang lain.
  • 4. KEUANGAN NEGARA DAN PEREKONOMIAN NEGARA Menurut penjelasan umum Undang Undang RI No. 31 tahun 1999 yang dimaksud keuangan Negara adalah seluruh Kekayaan Negara yang dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena :
  • 5. 1. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggung jawaban Pejabat Negara, baik ditingkat pusat maupun ditingkat Daerah. 2. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggung jawaban BUMN/BUMD, Yayasan, Badan Hukum dan Perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara.
  • 6. Perekonomian Negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan masyarakat.
  • 7. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi Eksekutif, Legeslatif, Yudikatif dan Pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan Penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku (Pasal 1 Ayat (1) Undang Undang RI No. 28 tahun 1999) tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
  • 8. Penyelenggara Negara meliputi : - Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara. - Pejabat Negara pada lembaga Tinggi Negara. - Menteri. - Gubernur. - Hakim. - Pejabat Negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan - Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya Penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
  • 9. Lembaga-lembaga mana sajakah yang berwenang untuk melakukan Penyidikan Perkara Tindak Pidana Korupsi ? 1.Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pasal 14 Ayat (1) Huruf G Undang Undang No. 2 tahun 2002). 2. Kejaksaan Republik Indonesia (Pasal 30 Ayat (1) Undang Undang RI No. 16 tahun 2004). 3. Komisi Pemberantasan Korupsi (Pasal 6 Ayat (1) Undang Undang No. 30 tahun 2002).
  • 10. Menurut Undang Undang RI No. 20 tahun 2001 penjelasan Pasal 12b Ayat (1) Gratifikasi adalah : Pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma- cuma dan fasilitas lainnya.
  • 11. Bahwa Tindak Pidana Korupsi sering kali dilakukan dan berawal dari kebiasaan yang tidak disadari oleh setiap Pegawai Negeri atau Pejabat Penyelenggara Negara. Contohnya : Penerimaan hadiah oleh Pejabat Penyelenggara Negara/Pegawai Negeri dan keluarganya dalam suatu acara pribadi atau menerima pemberian dalam suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar. Kebiasaan ini baik secara lambat atau cepat akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh Pegawai Negeri atau Pejabat Negara yang bersangkutan.
  • 12. Bahwa sebagian besar orang berasumsi pemberian tersebut adalah sebagai bentuk persahabatan dan tanda terimakasih kepada si penerima pemberian, namun perlu disadari pemberian sesuatu barang atau benda yang dilakukan oleh si pemberi barang kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara memiliki niat atau maksud-maksud tertentu yang diharapkan pada suatu saat nantinya Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara akan berbuat sesuatu/ mengambil suatu kebijakan tertentu yang bersifat menguntungkan bagi si pemberi barang atau hadiah sebagai bentuk
  • 13. Menurut Pasal 12b Ayat (2) Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang menerima Gratifikasi tidak melaporkannya akan dikenakan Pidana seumur hidup atau Pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).
  • 14. Korupsi Umumnya dilakukan oleh : 1. Korporasi : Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan Badan Hukum maupun bukan Badan Hukum.
  • 15. 2. Pegawai Negeri meliputi : -Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang tentang Kepegawaian; -Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana; -Orang yang menerima gaji atau upah dari Keuangan Negara atau Daerah; -Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu Korporasi yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau Daerah; -Orang yang menerima gaji atau upah dari Korporasi lain yang mempergunakan Modal atau fasilitas dari Negara atau Masyarakat; 3. Setiap Orang atau Korporasi.
  • 16. MENGAPA TERJADI KORUPSI ? TERPAKSA Dilakukan karena ingin memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari yang tidak tercukupi oleh gaji yang rendah. Berhubungan dengan Niat dan Perilaku. MEMAKSA Dilakukan karena adanya sifat keserakahan untuk bisa hidup secara berlebihan (bermewah- mewahan). Berhubungan dengan Niat dan Perilaku. DIPAKSA Pertemuan antara niat dan kesempatan. Kesempatan tercipta karena
  • 17. Rumusan Tindak Pidana Korupsi menurut Undang-Undang No 31 tahun 1999 a.Korupsi = Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang undangan yang mengatur tentang tindak Pidana Korupsi b. Kolusi = Permufakatan atau kerjasama secara melawan Hukum antar penyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, Masyarakat, bangsa dan Negara
  • 18. c. Nepotisme = Setiap perbuatan penyelenggara Negara secara melawan Hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya diatas kepentingan masyarakat Bangsa dan Negara.
  • 19. PENYEBAB UMUM TERJADINYA KORUPSI •Kelalaian Administrasi . •Penyalahgunaan Kekuasaan . •Kesengajaan dan Kebiasaan untuk Menyimpang . •Politik Anggaran tidak sehat . •Mendapatkan Jabatan Dengan Modal Uang Banyak .
  • 20. Sektor-sektor apa sajakah yang rawan penyimpangan dan merugikan Keuangan Negara yang dilakukan di lingkungan Badan Hukum Milik Negara ? 1. Pengadaaan Jasa. 2. Penyaluran Dana Bantuan Operasional. 3. Perbaikan Sarana dan Prasarana. 4. Harga/nilai kontrak terlalu tinggi (mark up dalam pengadaan barang dan jasa). 5. Penetapan pemenang lelang tidak sesuai ketentuan yang berindikasi suap atau
  • 21. ditetapkan oleh Pengurus atau Pengawas pada bagian pengadaan barang dan jasa Badan Hukum Milik Negara. 6. Pembayaran Fiktif. 7. Pemalsuan surat/dokumen sebagai sarana penyimpangan penggunaan Anggaran Badan Hukum Milik Negara. 8. Manipulasi penggunaan barang/dana. 9. Manipulasi biaya pembebasan tanah.
  • 22. KETENTUAN PIDANA UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 2 : (1)Setiap orang; Secara melawan Hukum; Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu Korporasi; Dapat merugikan Keuangan Negara atau perekonomian Negara; Dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau Pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000. (
  • 23. 2) Dalam hal Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, Pidana Mati dapat dijatuhkan. Keadaan Tertentu : Korupsi yang dilakukan terhadap dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan pengulangan Tindak Pidana Korupsi.
  • 24. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 3 : Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena Jabatan atau Kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, Pidana penjara seumur hidup atau Pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.
  • 25. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 4 : Pengembalian kerugian Keuangan Negara atau Perekonomian Negara tidak menghapuskan dipidananya pelaku Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3.
  • 26. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 13 : Setiap orang; Memberi hadiah atau janji; Kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau kewenangan yang melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut; Pidana penjara paling lama 3 tahun dan atau denda paling banyak 150.000.000
  • 27. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 15 : Setiap orang; Melakukan percobaan, pembantuan, atau pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak Pidana Korupsi. Pidana yang sama sebagaimana dimaksud Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan Pasal 14.
  • 28. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 21 : Setiap orang; Dengan sengaja; Mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung Penyidikan, Penuntutan dan pemeriksaan disidang terdakwa maupun para saksi dalam perkara Korupsi; Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000 dan paling banyak Rp. 600.000.000.
  • 29. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 22 : Setiap orang; Dengan sengaja; Tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang tidak benar. Pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000 dan paling banyak Rp. 600.000.000.
  • 30. UU NO 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 Tahun 2001 Pasal 24 : Saksi yang menyebutkan nama atau alamat pelapor baik di Penyidikan atau Pemeriksaan disidang Pengadilan Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 150.000.000 .
  • 31. CONTOH KASUS Adanya penyalahgunaan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kecamatan Silih Nara sebesar Rp.700.000.000 (tujuh ratus juta rupiah). Penyelewengan dana PNPM di Kecamatan Silih Nara diduga dilakukan oleh Fasilitator PNPM Pedesaan Kecamatan setempat yang berdampak pada ditundanya anggaran PNPM 2013 di Kecamatan Silih Nara.
  • 32. CONTOH KASUS Penyalahgunaan Dana PNPM-MP di Nagari Koto Tangah, Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Lima Puluh Kota tahun anggaran 2009 sebesar + Rp. 105.799.000 (seratus lima juta tujuh ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah), atas nama terdakwa DEDI EKA SISWANTO.
  • 33. Terdakwa memperkaya dirinya sendiri yaitu untuk : - Membayar hutangnya ke BPR Suliki sebesar Rp. 4.800.000,- - Membayar Hutang pribadinya kepada seorang kenalannya di Limbanang Rp. 1.500.000,- - Modal berdagang buah manggis Rp. 11.000.000,- - Hutang pembelian 100 Sak semen kepada saksi ERIL AYANG (Toko Cahaya Bangunan) Rp. 5.150.000,- - Hutang pembelian bahan material kepada saksi H. WIRMAN Rp. 1.695.000,- - Mark up pembelian 200 sak semen kepada saksi H. WIRMAN menjadi 500 sak semen Rp. 17.000.000,- - Mark up pembelian 25 batang besi kepada saksi H. WIRMAN menjadi 75 batang besi Rp. 4.980.000,- - Tidak membayarkan upah pekerja Rp. 1.400.000,- Pengakuannya pada saat rapat koordinasi tanggal 5 Mei 2010 kepada masyarakat Rp. 20.000.000,-
  • 34. Perbuatan tersebut dilakukan oleh DEDI EKA SISWANTO antara lain dengan cara : Memegang sendiri semua dana tahap II dan III yang dicairkan dari UPK (Unit Pengelola Kegiatan) tanpa memberitahu kepada Bendahara TPK. Kemudian dana tersebut ia pergunakan dengan cara melawan hukum yaitu melakukan mark-up harga pemesanan material, dan memanipulasi data Laporan Penggunaan Dana (LPD) tahap II kepada masyarakat Koto Tangah, serta memalsukan tanda tangan mereka dalam Daftar Hadir Berita Acara Musyawarah Pertanggung Jawaban Dana tahap II, sehingga dengan demikian ia dapat mencairkan dana tahap III (terakhir). Bahwa berdasarkan Fakta Persidangan, akhirnya DEDI EKA SISWANTO dihukum 4 tahun penjara dengan denda sebesar Rp. 200.000.000,- subsidiair 6 bulan kurungan, serta
  • 35. CONTOH KASUS Kasus Korupsi Dana DAK tahun 2007 di Pemkab Aceh Selatan yang melibatkan 2 Terpidana yang yang dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Agung RI (MA) masing- masing 1 tahun penjara dan membayar denda sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
  • 37. PRIBADI YANG MEMILIKI HATI NURANI ADALAH PRIBADI YANG MENJAUHI KORUPSI