2. Immunoassay
2
Sistem pemeriksaan yang
mempergunakan satu atau lebih
produk atau reagen imunologik
Prinsip dasar: ikatan antara molekul
imunoglobulin (Ab) dengan antigen
(Ag)
Hasil interaksi Ag – Ab (kompleks
imun) harus terlihat dan dapat diukur
3. Dasar
Reaksi Ag dengan Ab spesifik
Tujuan
Mendeteksi keberadaan Ag dalam serum
memakai Ab spesifik
Mendeteksi keberadaan Ab dalam serum
memakai Ag yang sesuai
4. 4
Manfaat
1. Menentukan status
imunitas
2. Memperkirakan
prevalensi penyakit
3. Mengetahui adanya
invasi mikroorganisme,
jika isolasi kuman tidak
dapat dilakukan
4. Menunjang diagnosis
penyakit
5. Macam :
1. Uji kualitatif hasil + / -
2. Uji kuantitatif hasil kadar
Pengenceran tertinggi hasil
+
(uji semikuantitatif)
Contoh :
pengenceran 1 dalam 8: 1 vol
serum +7 vol pengencer: titer 1/ 8
sampel diencerkan 8 X
6. Bahan pemeriksaan
6
Serum, plasma, urin
Plasma hanya untuk pemeriksaan
tertentu saja.
Puasa: untuk metode aglutinasi.
Serum harus dihindarkan dari
hemolisis, lipemik & kontaminasi
bakteri (pengiriman < 2 jam)
Disimpan dalam
Suhu 2 – 8o
C : 48 jam
-20o
C s/d - 70o
C: > 48 jam
Diberi label
7. Teknik Pemeriksaan Imunoserologi
7
1. Imunopresipitasi
2. Aglutinasi, flokulasi
3. Fiksasi komplemen
4. Radioimmunoassay (RIA)
5. Enzyme immunoassay
(EIA) atau
Enzyme linked
immunosorbent assay
(ELISA)
6. Immunofluorescent (IF)
7. Immunochromatographic
technique (ICT)
Non
Labelli
ng
Labellin
g
8. Interaksi Antigen-Antibodi
Interaksi primer:
Pengikatan Ag-Ab tingkat molekuler
Memerlukan indikator/label (isotop, enzim,
floresen)
Sesuai utk pengukuran Ag/Ab dgn kadar
yg rendah
Interaksi sekunder:
Reaksi Ag-Ab bisa secara langsung atau
dgn bantuan komplemen
Prinsip dasar : reaksi presipitasi/ aglutinasi
Bila partikel Ag terikat latex atau eritrosit
→ aglutinasi
11. 1. Imunopresipitasi
Interaksi sekunder → Ag-Ab komplek
tdk larut (presipitat)
Media : cair atau semisolid (gel)
Faktor yg mempengaruhi :
Aviditas Ab → stabilitas komplek Ag-
Ab
Suhu (optimal 0-37o
C)
pH (netral = 6-7,5), pH < 6 ; >7,5 →
mudah disosiasi
Molaritas (molaritas < 0,15 M) ;
>0,15 M → men-cegah presipitasi
12. Pembentukkan presipitat terjadi
apabila konsentrasi Ag dan Ab
seimbang (zona ekivalen = ZE)
Konsentrasi Ag berlebih →
Komplek Ag-Ab yg terbentuk larut
kembali disebut postzone effect
Konsentrasi Ab berlebih →
Komplek Ag-Ab yg terbentuk tetap
larut disebut prozone effect
ZE sempit → Ag bersifat mudah
larut
ZE lebar → Ag bersifat tdk mudah
larut, BM besar, & multikomponen
Ag
Imunopresipit
asi…
14. 2. Aglutinasi
Umumnya : Ag bentuk partikel + Ab
spesifik → Aglutinasi
Reaksi 2 tahap :
1. Ab dgn salah satu antigen binding site
(Fab) bereaksi dgn Ag
2. Fab yg lainnya berikatan dgn Ag lain yg
sudah berikatan dgn Ab gumpalan
(lattice)
Aglutinasi lebih mudah terjadi pada IgM
o/k pentamer dibanding IgA dan IgG
17. 3. Fiksasi komplemen
Tahap :
1. Pengikatan sejumlah komplemen oleh
kompleks Ag – Ab
2. Penghancuran Eritrosit yg telah dilapisi
hemolisin oleh komplemen
Interpretasi :
tidak hemolisis
hemolisis
Contoh : Deteksi tripanosoma, virus
+
_
19. Imunoassai yang menggunakan indikator
utk melacak Ag atau Ab dengan
konsentrasi rendah
Mampu melacak interaksi primer Ag-Ab
(initial binding)
Sensitifitas analitik lebih tinggi dibanding
imunoassai non label
Label yg digunakan :
isotop : I125
, H3
, C14
non isotop : enzim (ALP, HRP),
floresen (fluorescein, rhodamine),
kemiluminesen
Selain uji kuantitatif, dpt digunakan pada
uji kualitatif (ANA tes, antitiroid Ab)
Imunoasai berlabel
20. Imunoassai Berlabel
Imunoassai berlabel homogen
Sinyal kadar analit diperoleh langsung dari
reaksi ikatan label dgn analit
Tidak memerlukan separasi Ag terikat dan
Ag bebas (B/F)
Imunoassai berlabel heterogen
Sinyal kadar analit diperoleh secara tdk
langsung
Memerlukan seperasi B/F
Lebih sensitif dibandingkan imunoassai
homogen
21. Imunoasai kompetitif
● Ab label dan analit direaksikan
sekaligus terhadap Ag
Imunoasai non kompetitif
● Ag analit yg diukur terikat antara Ab
phase solid & label Ab
● Lebih sensitif dibandingkan metode
kompetitif
23. 1. Radioimunoasai
● Immunoassay berlabel radioisotop
membedakan Ag yang terikat Ab dengan
Ag bebas.
● Sensitif & spesifik untuk ttk kadar bahan
yang amat rendah dalam serum
● Yang diukur : - γ-ray → I125
- β particle → H3
Radiolabel pada imunoassai dibagi 2
kelompok:
a.Radioimmunoassay (RIA): radiolabelisasi
pada Ag
b.Immunoradiometric Assay (IRMA):
radiolabelisasi pada Ab
24. ● Kerugian:
Bahaya efek radiasi bahan radioaktif
Waktu paruh reagen singkat, γ dan β
counter mahal
● Keuntungan:
Presisi baik and high sensitivity
Isotope conjugation lebih mudah
Signal detection tanpa optimalisasi
Lebih stabil terhadap interferensi
environment (pH, suhu)
26. 2. Imunofloresen assay (IFA)
Merupakan teknik untuk deteksi Ag/Ab
pada cairan tubuh atau jaringan/sel
Prinsip :
Molekul yg mampu menyerap energi
radiasi dan memancarkannya kembali
dlm btk cahaya (floresensi)
Memerlukan alat fluorometer/mikroskop
Menggunakan label:
• Fluorescein → warna hijau
• Rhodamin → warna merah
28. Enzyme immunoassay
Immunoassay dengan menggunakan
label enzim
Relatif murah, banyak tersedia,
reagen bertahan lama, mudah
diotomatisasi, peralatan yang relatif
murah
Enzim yang digunakan dipilih
berdasakan jumlah molekul substrat
yang dapat dirubah per satu molekul
enzim, mudah dan cepat mendeteksi
serta stabil.
Dibaca dengan alat :
Spektrofotometer ( λ = 492 m) →
microELISA reader
Fluorometer/Luminometer
29. Kerugian:
Reaksi enzim lebih kompleks dari pada
label isotop
Masih dipengaruhi faktor environment
(plasma constituents)
Keuntungan:
Mudah dikerjakan
Relatif murah, simultan dgn
pemeriksaan yg lain
Bahaya radioaktif (-)
31. Imunokromatografi
Imunokromatografi
Lateral flow test
Membacanya cukup dgn mata saja
Tidak membutuhkan substrat
Penggunaan colloidal gold waktu
inkubasi pendek (<15 menit)
Kerugian :
Nitrocelulose membrane tdk stabil
pada suhu ↑
Keuntungan :
Prosedur cepat (<15 menit) dan
praktis
Nilai diagnostik baik
Stabil untuk jangka panjang
Relatif tidak mahal
32. Prinsip dasar ICT
A. Melacak Analit (Ag)
a. Reaksi langsung (Double Antibody
Sandwich)/Asai Imunometrik untuk
melacak analit yang besar dan memiliki
> 1 epitop (LH,hCG dan HIV)
b. Reaksi kompetitif/Hambatan kompetitif
(competitive Inhibition) untuk
melacak molekul kecil dengan epitop
tunggal
B. Melacak Ab Indirect Assay