SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
art ikelkedokt eran.com                       http://www.artikelkedokteran.com/774/terapi-perilaku.html




TERAPI PERILAKU


TERAPI PERILAKU

PENDAHULUAN

Suatu terapi yang berfokus untuk memodifikasi atau mengubah perilaku. Seperangkat perilaku
atau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi
tertentu. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya
dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Operan conditioning adalah modifikasi perilaku yang
dipertajam atau ditingkatkan frekuensi terjadinya melalui pemberian reinforcement. Lingkungan
sosial digunakan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kontrol terhadap perilaku yg
berlebihan atau berkurang (Murray & Wilson). 1,2,3

DEFINISI

Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini
berbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Terapi ini didasarkan
pada teori pembelajaran perilaku, yang selanjutnya didasarkan pada classical dan operant
conditioning. Penilaian objektif berkelanjutan mengenai kemajuan pasien dibuat. 4

GAMBARAN PERILAKU

Perilaku adalah respon yang timbul secara eksternal, dipengaruhi oleh stimulus lingkungan dan
dapat dikontrol secara primer oleh konsekuensinya Perilaku dapat diamati, diukur, dan dicatat oleh
diri sendiri maupun orang lain. Observasi yang bersifat subyektif dilakukan diri sendiri dan observasi
yang bersifat obyektif dilakukan orang lain. 2

INDIKASI TERAPI PERILAKU

Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi
dan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran
obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio
secara kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi
perilaku tidak berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania. 1

PRINSIP-PRINSIP TERAPI PERILAKU
1. Meningkatkan atau mempertahankan perilaku 2

Perilaku mungkin akan meningkat baik frekuensi, kompleksitas/lamanya dengan pemberian
reinforcement. Reinforcement adalah suatu proses, dimana kejadian atau kondisi lingkungan yang
menyertai perilaku dapat mempengaruhi perilaku yang timbul kemudian.

  1. Positif reinforcement

Meningkatnya frekuensi sebuah respon, dan respon tersebut diikuti oleh stimulus yg
menyenangkan. Contohnya perilaku mengucapkan salam yang disambut dengan senyuman oleh
orang yg dituju.

  1. Negative reinforcement

Meningkatnya frekuensi suatu respon, karena respon tersebut memindahkan beberapa stimulus
yang negatif atau menyakitkan dan tidak menyenangkan. Stimulus yang tidak menyenangkan
(konflik) akan meningkatkan respons menyibukkan diri.

  1. Menurunnya perilaku 2

Upaya meningkatkan perilaku dilakukan dengan pemberian punishment dan extinction

  1. Punishment : Konsekuensi-konsekuensi yang menghasilkan penekanan/penurunan frekuensi
     tingkah laku yang akan muncul :

-    Positive punishment : Menghadirkan stimulus bertentangan yang mengikuti suatu perilaku
dengan tujuan menurunkan perilaku tersebut.

-     Negative punishment : Kejadian yang menggantikan/menurunkan suatu perilaku, ada 2
bentuk yaitu Respon Cost adalah kerugian yg mengikuti perilaku dan Time out adalah prosedur
punishment dalam periode waktu tertentu dimana selama waktu tersebut pemberian
reinforcement tidak sesuai.

  1. Extinction

Prosedur yang biasa digunakan oleh pemberi reinforcement untuk menghilangkan perilaku.
Extinction berjalan lebih lambat dari pada reinforcement

  1. Desensitisasi Sistemik 3,4

Desensitisasi sistemik yang dikembangkan oleh Joseph Wolpe, didasarkn pada prinsip perilaku
counterconditioning, disini seseorang menghadapi ansietas maladaptive yang dicetuskan oleh
situasi atau suatu objek dengan mendekati situasi yang ditakuti secara bertahap dan didalam
keadaan psikofisiologis yang menghambat ansietas. Didalam desensitisasi sistemik, pasien
mendapatkan keadaan relaksasi seutuhnya dan kemudian dipajankan pada stimulus yang
mencetuskan respon ansietas. Reaksi negative ansietas dihambat oleh keadaan relaksasi, suatu
proses yang disebut inhibisi resiprokal. Bukannya menggunakan situasi atau objek sebenarnya
yang mencetuskan rasa takut, pasien dan terapis menyiapkan daftar bertingkat suasana
mencetuskan ansietas dan terkait dengan rasa takut pasien. Keadaan relaksasi yang dipelajari dan
situasi pencetus ansietas secara sistematis dipasangkan didalam terapi. Dengan demikian,
desensitisasi sitematik terdiri atas tiga langkah: pelatihan relaksasi, pembangunan hirarki dan
desensitisasi stimulus.

  1. Pelatihan Relaksasi

Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan efek fisiologis ansietas: denyut
jantung lambat, meningkatnya aliran darah keperifer, dan sensibilitas neuromuskular. Beberapa
diantaranya, seperti yoga dan zen, telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Sebagian besar
metode menggunakan relaksasi progresi yang dikembangkan oleh psikiater Edmund Jacobson.
Pasien merelaksasi kelompok otot utama dalam rangkaian tetap, dimulai dari kelompok otot kecil
kaki terus kearah kepala atau sebaliknya. Beberapa klinisi memakai hipnosis untuk mempermudah
relaksasi atau menggunakan latihan dengan menggunakan kaset untuk memungkinkan pasien
berlatih relaksasi sendiri. Mental imagery merupakan metode relaksasi dengan pasien
diinstruksikan untuk membayangkan dirinya disuatu tempat yang terkait dengan kenangan yang
menyenangkan dan membuat santai. Bayangan tersebut memungkinkan pasien memasuki
keadaan atau pengalaman relaksasi, seperti yang dinamakan oleh Herbert Benson, respon
relaksasi.

Perubahan fisiologis yang berlangsung saat relaksasi adalah kebalikan dari perubahan yang
dicetuskan oleh respon stress adrenergic yang merupakan bagian dari banyak emosi. Tegangan
otot, frekuensi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, dan konduktansi kulit menurun. Suhu
jari dan aliran darah ke jari biasanya meningkat. Relaksasi meningkatkan variabilitas denyut jantung
respirasi, suatu indeks tonus parasimpatis.

  1. Pembangunan Hirarki

Ketika membangun hirarki, klinisi mennetukan semua keadaan yang mencetuskan ansietas,
kemudian pasien menciptakan daftar hirarki 10 hingga 12 situasi dalam urutan meningkatnya
ansietas. Contohnya, hirarki akrofobik dapat dimulai dengan pasien membayangkan berdiri didekat
jendela dilantai kedua dan diakhiri dengan berada di atap gedung 20 tingkat, bersandar dipembatas
dan melihat ke bawah.

  1. Desensitisasi Stimulus

Pada langkah terakhir, yang disebut desensitisasi, pasien melanjutkan daftar secara sistematik dari
situasi yang kurang mencetuskan ansietas hingga yang paling mencetuskan ansietas saat berada
dalam keadaan relaksasi dalam. Kecepatan perkembangan pasien melalui daftar tersebut
ditentukan oleh respons mereka terhadap stimulus. Ketika pasien dapat membayangkan dengan
jelas situasi pada hirarki yang paling mencetuskan ansietas dengan tenang, mereka akan
mengalami sedikit ansietas di dalam situasi kehidupan sebenarnya yang sama.

  1. Pemajanan Bertingkat Terapeutik 3

Pemajanan bertingkat terapeutik serupa dengan desensitisasi sistematik kecuali bahwa pelatihan
relaksasi tidak dilibatkan dan terapi biasa dilakukan didalam konteks kehidupan sebenarnya. Hal ini
berarti bahwa individu tersebut harus berkontak dengan stimulus peringatan untuk pertama kali
belajar bahwa tidak ada akibat berbahaya yang akan terjadi. Pajanan ditingkatkan sesuai hirarki.
Contohnya, pasien yang takut pada kucing, dapat meningkat dari melihat gambar kucing hingga
menggendong kucing.

  1. Flooding 3

Flooding serupa dengan pemajanan bertingkat yaitu bahwa flooding memajankan pasien pada
objek yang ditakuti in vivo; meski demikian, tidak ada hirarki. Flooding didasarkan pada dasar
pemikiran bahwa melarikan diri dari pengalaman yang mencetuskan ansietas mendorong ansietas
melalui pembelajaran. Dengan demikian, klinisi dapat mengakhiri ansietas dan mencegah perilaku
menghindar yang dipelajari dengan tidak memungkinkan pasien lari dari situasi tersebut.
Keberhasilan prosedur ini bergantung pada pertahanan pasien didalam situasi yang menimbulkan
takut sampai mereka menjadi tenang dan merasakan sensasi penguasaan. Menarik diri secara dini
dari situasi atau secara dini mengakhiri situasi yang dibayangkan adalah sebanding dengan pelarian
diri, yang kemungkinan mendorong ansietas yang dipelajari serta perilaku menghindar dan
menghasilkan efek berlawanan yang diinginkan. Di dalam suatu varian, yang disebut imaginal
flooding, objek atau situasi yang ditakuti dihadapkan hanya didalam imajinasi bukannnya
dikehiupan nyata.

  1. Assertivenes Training 3

Untuk menjadi asertif seseorang perlu memiliki kepercayaan diri di dalam penilaiannya dan harga diri
yang cukup untuk mengekspresikan pendapat mereka. Pelatihan dan keterampilan social dan
keasertifan mengajari seseorang cara merespons dengan sesuai dilingkungan social,
mengekspresikan pendapat mereka dengan cara yang dapat diterima, dan memperoleh tujuan
mereka. Berbagai teknik, termasuk role model, desensitisasi, dan dorongan positif, digunakan
untuk meningkatkan keasertifan.

  1. Terapi Aversi 3,4

Ketika stimulus berbahaya (hukuman) muncul segera setelah suatu respons perilaku tertentu,
secara teoritis, respon ini akhirnya dihambat dan diakhiri. Banyak stimulus berbahaya yang
digunakan: kejutan listrik, zat yang mencetuskan muntah, hukuman fisik, dan ketidaksetujuan
sosial. Stimulus negatif dipasangkan dengan perilaku, yang kemudian disupresi. Perilaku tidak
diinginkan dapat menghilang setelah rangkaian tersebut. Terapi aversi telah digunakan untuk
penyalahgunaan alcohol, parafilia, dan perilaku lain dengan cirri impulsif dan kompulsif.

  1. Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (Eye Movement Desensitization and
     Reprocessing; EMDR) 3

Gerakan mata sakadik adalah osilasi cepat mata yang terjadi ketika seseorang mengikuti objek
yang bergerak maju-mundur di dalam garis penglihatan. Jika gerakan ini dicetuskan ketika
seseorang sedang membayangkan atau berpikir mengenai peristiwa yang ditimbulkan ansietas,
beberapa studi menunjukkan bahwa pikiran atau bayangan positif dapat dicetuskan dan
menyebabkan penurunan ansietas. EMDR telah digunakan pada gangguan stress, pascatrauma
dan fobia.

  1. Dialectical Behavior Therapy (DBT) 3

DBT telah berhasil digunakan pada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan perilaku
parasuicidal. Terapi ini bersifat selektif, dan mengambil metode dari terapi suportif, kognitif dan
perilaku. Fungsi DBT adalah :

  1. Meningkatkan dan memperluas daftar pola perilaku terlatih pasien
  2. Meningkatkan matovasi pasien untuk berubah dengan mengurangi dorongan pada perilaku
     maladaptif, termasuk disfungsi (kognisi dan emosi)
  3. Meyakinkan bahwa pola perilaku baru dikembangkan dari lingkungan terapeutik ke lingkungan
     alami
  4. Membuat struktur lingkungan sedemikian rupa sehinggaperilaku efektif bukannya perilaku
     disfungsi yang didorong
  5. Meningkatkan motivasi dan kemampuan terapis sehingga diperoleh terapi efektif.

10. Terapi Kognitif-Perilaku (Cognitive Behavioural Therapy) 4,5,6

Terapi kognitif-perilaku (sering disingkat CBT) menampilkan usaha yang relatif baru untuk
mengawinkan aspek terapi perilaku yang berguna dengan terapi kognitif dan memiliki tujuan utama
membantu pasien mendapatkan perubahan yang mereka harapkan dalam kehidupannya. Asumsi
dasar yang melatarbelakangi terapi-kognitif perilaku meliputi:

  1. Respons pasien lebih berdasarkan kepada interpretasi ketimbang pada realitasnya.
  2. Pikiran, perilaku, dan emosi saling terkait
  3. Tindakan terapeutik perlu diklarifikasi dan diubah menurut pikiran pasien
3. Tindakan terapeutik perlu diklarifikasi dan diubah menurut pikiran pasien

  4. Manfaat perubahan proses kognitif dan perilaku pasien lebih besar daripada manfaat
     perubahan salah satunya saja.

APLIKASI TEORITIS 2

  1. Penerapan Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku dapat diterapkan untuk mengatasi beberapa masalah, diantaranya :

  1. Menurunkan tingkah laku merusak diri
  2. Merubah tingkah laku yang tidk diharapkan
  3. Melatih orang tua, guru, sukarelawan dan perawat agar lebih efisien dalam menjalankan
     perannya
  4. Mengurangi tingkah laku maladaptif yag khusus seperti kurangnya kebersihan diri dll
  5. Kontrol perilaku

  1. Strategi Modifikasi Perilaku

Sebelum memulai program, perawat harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Pengkajian, mengumpulkan dan menetapkan masalah : Data tentang perilaku klien
     (adaptif/maladaptif), mengerti tentang arti dan maksud dari perilaku yang klien tampilkan
  2. Rencana intervensi :

- Menetapkan tujuan/tingkah laku yang diinginkan dan gambaran hasil-hasil perilaku/kriteria

- Menentukan langkah awal untuk mencapai tujuan

3. Menganalisa faktor pendukung yang ada dan orang-orang yg terlibat dalam terapi tersebut.

4. Menetapkan konsekuensi sebagai reward/punishment yang disetujui bersama klien. Jenis
konsekuensi diantaranya :

a. Reward materi : uang, makanan

b. Reward pengganti/surogate reward : puji-pujian

c. Reward sosial : dukungan di dalam group

d. Reward tingkah laku : kesempatan melakukan aktifitas

Burus F. Skinner merupakan seorang yang terkenal dalam bidang ini. Ada tiga cara utama untuk
mengawasi atau mengubah perilaku manusia, yaitu : 1,6

  1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, yang
     membangkitkan bentuk perilaku khusus itu. Misalnya seorang anak yang tidak berprestasi
     disekolah dan nakal dikelas, hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efektif dan
     rajin bila ia dipindahkan ke kelas lain oleh seorang guru yang lain.
  2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah atau
     dimodifikasi. Misalnya seorang anak dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri dalam suatu
     kegiatan kompromi yang konstruktif dan tidak menunjukkan ledakan amarah bila ia
     menghadapi frustasi.
  3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku tersebut dapat
     dimodifikasi. Misalnya ia dihukum bila ia mengganggu orang lain, dengan demikian rasa
     bermusuhan mungkin dapat diganti dengan sikap yang lebih kooperatif.

PENYUSUNAN JADWAL REINFORCEMENT

Jadwal reinforcement adalah pola untuk menguatkan perilaku melalui jadwal, waktu dan respon
perilaku yang tampak, ada 2 cara yaitu : 2,7

  1. Jadwal reinforcement interval :

Pemberian penguatan untuk perilaku yang telah dibentuk dalam periode waktu tertentu.

  1. Jadwal interval tetap : pemberian penguatan berdasarkan waktu yang stabil/tetap.

Contoh : setiap 30 menit, hari, minggu, bulan dsb.

Karakteristik : perilaku yang diinginkan meningkat sebelum akhir interval dan akan menurun setelah
diberi reinforcement, ada kecenderungan meningkat secara bertahap sampai akhir interval.

  1. Jadwal interval variasi : pemberian penguatan dengan jarak waktu yang bervariasi. Contoh :
     10 menit, 35 menit, 3 jam dst.

Karakteristik : menghasilkan pembentukan perilaku yang tinggi dapat menurunkan perilaku secara
bertahap.

  1. Jadwal reinforcement penampilan (performance)

Mengacu pada sejumlah perilaku yang ditampilkan diantara reinforcement yang diberikan. 8

  1. Jadwal rasio tetap (fixed ratio) : membutuhkan sejumlah perilaku klien yang diharapkan untuk
     setiap kali reinforcement
contoh : setiap 5 perilaku yg ditampilkan akan diberikan 1 kali reinforcement

Karakteristik : penampilan perilaku akan berkembang cepat dan relatif stabil

  1. Jadwal rasio variasi (variabel ratio) : pemberian reinforcement untuk sejumlah perilaku yang
         banyaknya bervariasi.

contoh : reinforcement diberikan setelah 3,7, 9, 15 perilaku yg ditampilkan

karakteristik : membentuk perilaku yg tinggi, perkembangannya kurang cepat, tingkat stabilitas
tinggi

Pemilihan jadwal reinforcement tergantung pada: 8,9

1. Berat ringannya masalah : masalah yang mengancam dapat disusun jadwal ratio tetap dengan
jarak yang kecil dan secara bertahap (rasio variasi).

2. Lamanya perilaku tersebut diperlukan : jika perilaku hanya perlu dilakukan di RS dapat digunakan
jadwal interval tetap dengan jarak interval pendek dan interval variasi

3. Usia klien : pada anak-anak perubahan atau pembentukan perilaku lebih cepat menggunakan
jadual rasio, interval tetap dan variasi

4. Jumlah orang yang terlibat : secara umum membutuhkan lebih banyak orang karena perilaku
yang ditampilkan dihitung.

KESIMPULAN

Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini
berbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Indikasi utama ialah
gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan frigiditas) dan
deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif, gangguan
kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif),
gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku berusaha
menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si
pasien.

BACA JUGA:

           INTEGRASI PSIKOTERAPI DALAM MEDIK

Kategori Referat Kedokteran :: Kata Kunci: modifikasi perilaku, psikoterapi, reward and
punishment, terapi perilaku,terapi perilaku, pengaruh cognitive behavior therapy terhadap
peningkatan motivasi, makalah amniotomi, terapi perilaku adalah, terapi prilaku, terapi tingkah
laku, pengertian terapi perilaku, pengertian endometrium, contoh makalah tekanan darah, kti
plasenta previa, laporan pendahuluan chest pain, artikel transpor aktif, contoh makalah imunisasi
polio, artikel klasifikasi bakteri, definisi hemiparese, makalah endometrium, terapi pengobatan
diuretika, makalah hepar, contoh jurnal keperawatan jiwa, contoh post partum blues

More Related Content

What's hot

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Tahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluargaTahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluargaCherly Samosir
 
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang AjalAsuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajalpjj_kemenkes
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYADnr Creatives
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianDidik Nurkantoro
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatanAfra Balqis
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2012
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 

What's hot (20)

Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Tahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluargaTahap tahap terapi keluarga
Tahap tahap terapi keluarga
 
Kesadaran diri
Kesadaran diriKesadaran diri
Kesadaran diri
 
Aritmia mengancam jiwa
Aritmia mengancam jiwaAritmia mengancam jiwa
Aritmia mengancam jiwa
 
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang AjalAsuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
Askep anak dengan hemofilia
Askep anak dengan hemofilia Askep anak dengan hemofilia
Askep anak dengan hemofilia
 
Asesmen perilaku
Asesmen perilakuAsesmen perilaku
Asesmen perilaku
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatan
 
Teori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert BanduraTeori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert Bandura
 
Terapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwaTerapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwa
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
Konsepsehat sakit
Konsepsehat sakitKonsepsehat sakit
Konsepsehat sakit
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 

Similar to Terapi Perilaku

Manajemen stress labskill.pptx
Manajemen stress labskill.pptxManajemen stress labskill.pptx
Manajemen stress labskill.pptxEndahSari28
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioningKacong'ngah Ebok
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Shamil Damai
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxNandaMaisyuri1
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanom_wiez
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanom_wiez
 
behavioral views of learning
behavioral views of learningbehavioral views of learning
behavioral views of learningMaryam Abid
 
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptxPPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptxAdityaPJW1
 
Terapi tingkahlaku
Terapi tingkahlakuTerapi tingkahlaku
Terapi tingkahlakuShe ChuiYa
 
Teraphy behavior
Teraphy behaviorTeraphy behavior
Teraphy behaviorZur Yani
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUzulfi nasirotul
 
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhkul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhSudeArtYas1
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorismeNor Saroni
 

Similar to Terapi Perilaku (20)

Manajemen stress labskill.pptx
Manajemen stress labskill.pptxManajemen stress labskill.pptx
Manajemen stress labskill.pptx
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioning
 
Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002Teori tingkah laku shamil 2002
Teori tingkah laku shamil 2002
 
Intervensi perilaku
Intervensi perilakuIntervensi perilaku
Intervensi perilaku
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
11. Manajemen Stress.pptx
11. Manajemen Stress.pptx11. Manajemen Stress.pptx
11. Manajemen Stress.pptx
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatan
 
Model dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatanModel dan nilai promosi kesehatan
Model dan nilai promosi kesehatan
 
Teori Belajar
Teori BelajarTeori Belajar
Teori Belajar
 
behavioral views of learning
behavioral views of learningbehavioral views of learning
behavioral views of learning
 
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptxPPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx
PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx
 
Terapi tingkahlaku
Terapi tingkahlakuTerapi tingkahlaku
Terapi tingkahlaku
 
Teraphy behavior
Teraphy behaviorTeraphy behavior
Teraphy behavior
 
Sejarah cbt
Sejarah cbtSejarah cbt
Sejarah cbt
 
Behaviour.pptx
Behaviour.pptxBehaviour.pptx
Behaviour.pptx
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhhkul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
kul6-171102013449.ppthhhhhhhhhhhhhhhhhhh
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorisme
 

More from Mas Tri Sragen

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mas Tri Sragen
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Mas Tri Sragen
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanMas Tri Sragen
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanMas Tri Sragen
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixMas Tri Sragen
 
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Mas Tri Sragen
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelMas Tri Sragen
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Mas Tri Sragen
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Mas Tri Sragen
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Mas Tri Sragen
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELMas Tri Sragen
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCMas Tri Sragen
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaMas Tri Sragen
 

More from Mas Tri Sragen (20)

Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007Mengolah Data dengan Access 2007
Mengolah Data dengan Access 2007
 
Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007Database relationship multi table MS. Access 2007
Database relationship multi table MS. Access 2007
 
Manajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaanManajemen keuangan perusahaan
Manajemen keuangan perusahaan
 
Memandang Dunia
Memandang DuniaMemandang Dunia
Memandang Dunia
 
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan BulanTutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
Tutorial 3DS Max Bumi dan Bulan
 
Panduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web MatrixPanduan Dasar Web Matrix
Panduan Dasar Web Matrix
 
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
Konsep dasar akuntansi dan pelaporan keuangan jilid 3 (SMK)
 
TUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel DrawTUTORIAL Corel Draw
TUTORIAL Corel Draw
 
Be Your Super Self
Be Your Super SelfBe Your Super Self
Be Your Super Self
 
Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1
 
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excelPanduan aplikasi Persediaan dg excel
Panduan aplikasi Persediaan dg excel
 
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
Aplikasi Penyusutan Aktiva dg Excel Bagian 1
 
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
APLIKASI PENYUSUTAN AKTIVA dg EXCEL Bagian 2
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5Aplikasi Akuntansi Excel  Bab 5
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 5
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 4
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 3
 
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
Aplikasi Akuntansi Excel Bab 2
 
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCELAPLIKASI AKUNTANSI EXCEL
APLIKASI AKUNTANSI EXCEL
 
Langkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PCLangkah mudah Merakit PC
Langkah mudah Merakit PC
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya Manusia
 

Recently uploaded

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 

Recently uploaded (7)

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

Terapi Perilaku

  • 1. art ikelkedokt eran.com http://www.artikelkedokteran.com/774/terapi-perilaku.html TERAPI PERILAKU TERAPI PERILAKU PENDAHULUAN Suatu terapi yang berfokus untuk memodifikasi atau mengubah perilaku. Seperangkat perilaku atau respon yang dilakukan dalam suatu lingkungan dan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi tertentu. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Operan conditioning adalah modifikasi perilaku yang dipertajam atau ditingkatkan frekuensi terjadinya melalui pemberian reinforcement. Lingkungan sosial digunakan untuk membantu seseorang dalam meningkatkan kontrol terhadap perilaku yg berlebihan atau berkurang (Murray & Wilson). 1,2,3 DEFINISI Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini berbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Terapi ini didasarkan pada teori pembelajaran perilaku, yang selanjutnya didasarkan pada classical dan operant conditioning. Penilaian objektif berkelanjutan mengenai kemajuan pasien dibuat. 4 GAMBARAN PERILAKU Perilaku adalah respon yang timbul secara eksternal, dipengaruhi oleh stimulus lingkungan dan dapat dikontrol secara primer oleh konsekuensinya Perilaku dapat diamati, diukur, dan dicatat oleh diri sendiri maupun orang lain. Observasi yang bersifat subyektif dilakukan diri sendiri dan observasi yang bersifat obyektif dilakukan orang lain. 2 INDIKASI TERAPI PERILAKU Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku tidak berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania. 1 PRINSIP-PRINSIP TERAPI PERILAKU
  • 2. 1. Meningkatkan atau mempertahankan perilaku 2 Perilaku mungkin akan meningkat baik frekuensi, kompleksitas/lamanya dengan pemberian reinforcement. Reinforcement adalah suatu proses, dimana kejadian atau kondisi lingkungan yang menyertai perilaku dapat mempengaruhi perilaku yang timbul kemudian. 1. Positif reinforcement Meningkatnya frekuensi sebuah respon, dan respon tersebut diikuti oleh stimulus yg menyenangkan. Contohnya perilaku mengucapkan salam yang disambut dengan senyuman oleh orang yg dituju. 1. Negative reinforcement Meningkatnya frekuensi suatu respon, karena respon tersebut memindahkan beberapa stimulus yang negatif atau menyakitkan dan tidak menyenangkan. Stimulus yang tidak menyenangkan (konflik) akan meningkatkan respons menyibukkan diri. 1. Menurunnya perilaku 2 Upaya meningkatkan perilaku dilakukan dengan pemberian punishment dan extinction 1. Punishment : Konsekuensi-konsekuensi yang menghasilkan penekanan/penurunan frekuensi tingkah laku yang akan muncul : - Positive punishment : Menghadirkan stimulus bertentangan yang mengikuti suatu perilaku dengan tujuan menurunkan perilaku tersebut. - Negative punishment : Kejadian yang menggantikan/menurunkan suatu perilaku, ada 2 bentuk yaitu Respon Cost adalah kerugian yg mengikuti perilaku dan Time out adalah prosedur punishment dalam periode waktu tertentu dimana selama waktu tersebut pemberian reinforcement tidak sesuai. 1. Extinction Prosedur yang biasa digunakan oleh pemberi reinforcement untuk menghilangkan perilaku. Extinction berjalan lebih lambat dari pada reinforcement 1. Desensitisasi Sistemik 3,4 Desensitisasi sistemik yang dikembangkan oleh Joseph Wolpe, didasarkn pada prinsip perilaku counterconditioning, disini seseorang menghadapi ansietas maladaptive yang dicetuskan oleh situasi atau suatu objek dengan mendekati situasi yang ditakuti secara bertahap dan didalam keadaan psikofisiologis yang menghambat ansietas. Didalam desensitisasi sistemik, pasien
  • 3. mendapatkan keadaan relaksasi seutuhnya dan kemudian dipajankan pada stimulus yang mencetuskan respon ansietas. Reaksi negative ansietas dihambat oleh keadaan relaksasi, suatu proses yang disebut inhibisi resiprokal. Bukannya menggunakan situasi atau objek sebenarnya yang mencetuskan rasa takut, pasien dan terapis menyiapkan daftar bertingkat suasana mencetuskan ansietas dan terkait dengan rasa takut pasien. Keadaan relaksasi yang dipelajari dan situasi pencetus ansietas secara sistematis dipasangkan didalam terapi. Dengan demikian, desensitisasi sitematik terdiri atas tiga langkah: pelatihan relaksasi, pembangunan hirarki dan desensitisasi stimulus. 1. Pelatihan Relaksasi Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan efek fisiologis ansietas: denyut jantung lambat, meningkatnya aliran darah keperifer, dan sensibilitas neuromuskular. Beberapa diantaranya, seperti yoga dan zen, telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Sebagian besar metode menggunakan relaksasi progresi yang dikembangkan oleh psikiater Edmund Jacobson. Pasien merelaksasi kelompok otot utama dalam rangkaian tetap, dimulai dari kelompok otot kecil kaki terus kearah kepala atau sebaliknya. Beberapa klinisi memakai hipnosis untuk mempermudah relaksasi atau menggunakan latihan dengan menggunakan kaset untuk memungkinkan pasien berlatih relaksasi sendiri. Mental imagery merupakan metode relaksasi dengan pasien diinstruksikan untuk membayangkan dirinya disuatu tempat yang terkait dengan kenangan yang menyenangkan dan membuat santai. Bayangan tersebut memungkinkan pasien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi, seperti yang dinamakan oleh Herbert Benson, respon relaksasi. Perubahan fisiologis yang berlangsung saat relaksasi adalah kebalikan dari perubahan yang dicetuskan oleh respon stress adrenergic yang merupakan bagian dari banyak emosi. Tegangan otot, frekuensi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, dan konduktansi kulit menurun. Suhu jari dan aliran darah ke jari biasanya meningkat. Relaksasi meningkatkan variabilitas denyut jantung respirasi, suatu indeks tonus parasimpatis. 1. Pembangunan Hirarki Ketika membangun hirarki, klinisi mennetukan semua keadaan yang mencetuskan ansietas, kemudian pasien menciptakan daftar hirarki 10 hingga 12 situasi dalam urutan meningkatnya ansietas. Contohnya, hirarki akrofobik dapat dimulai dengan pasien membayangkan berdiri didekat jendela dilantai kedua dan diakhiri dengan berada di atap gedung 20 tingkat, bersandar dipembatas dan melihat ke bawah. 1. Desensitisasi Stimulus Pada langkah terakhir, yang disebut desensitisasi, pasien melanjutkan daftar secara sistematik dari situasi yang kurang mencetuskan ansietas hingga yang paling mencetuskan ansietas saat berada
  • 4. dalam keadaan relaksasi dalam. Kecepatan perkembangan pasien melalui daftar tersebut ditentukan oleh respons mereka terhadap stimulus. Ketika pasien dapat membayangkan dengan jelas situasi pada hirarki yang paling mencetuskan ansietas dengan tenang, mereka akan mengalami sedikit ansietas di dalam situasi kehidupan sebenarnya yang sama. 1. Pemajanan Bertingkat Terapeutik 3 Pemajanan bertingkat terapeutik serupa dengan desensitisasi sistematik kecuali bahwa pelatihan relaksasi tidak dilibatkan dan terapi biasa dilakukan didalam konteks kehidupan sebenarnya. Hal ini berarti bahwa individu tersebut harus berkontak dengan stimulus peringatan untuk pertama kali belajar bahwa tidak ada akibat berbahaya yang akan terjadi. Pajanan ditingkatkan sesuai hirarki. Contohnya, pasien yang takut pada kucing, dapat meningkat dari melihat gambar kucing hingga menggendong kucing. 1. Flooding 3 Flooding serupa dengan pemajanan bertingkat yaitu bahwa flooding memajankan pasien pada objek yang ditakuti in vivo; meski demikian, tidak ada hirarki. Flooding didasarkan pada dasar pemikiran bahwa melarikan diri dari pengalaman yang mencetuskan ansietas mendorong ansietas melalui pembelajaran. Dengan demikian, klinisi dapat mengakhiri ansietas dan mencegah perilaku menghindar yang dipelajari dengan tidak memungkinkan pasien lari dari situasi tersebut. Keberhasilan prosedur ini bergantung pada pertahanan pasien didalam situasi yang menimbulkan takut sampai mereka menjadi tenang dan merasakan sensasi penguasaan. Menarik diri secara dini dari situasi atau secara dini mengakhiri situasi yang dibayangkan adalah sebanding dengan pelarian diri, yang kemungkinan mendorong ansietas yang dipelajari serta perilaku menghindar dan menghasilkan efek berlawanan yang diinginkan. Di dalam suatu varian, yang disebut imaginal flooding, objek atau situasi yang ditakuti dihadapkan hanya didalam imajinasi bukannnya dikehiupan nyata. 1. Assertivenes Training 3 Untuk menjadi asertif seseorang perlu memiliki kepercayaan diri di dalam penilaiannya dan harga diri yang cukup untuk mengekspresikan pendapat mereka. Pelatihan dan keterampilan social dan keasertifan mengajari seseorang cara merespons dengan sesuai dilingkungan social, mengekspresikan pendapat mereka dengan cara yang dapat diterima, dan memperoleh tujuan mereka. Berbagai teknik, termasuk role model, desensitisasi, dan dorongan positif, digunakan untuk meningkatkan keasertifan. 1. Terapi Aversi 3,4 Ketika stimulus berbahaya (hukuman) muncul segera setelah suatu respons perilaku tertentu, secara teoritis, respon ini akhirnya dihambat dan diakhiri. Banyak stimulus berbahaya yang
  • 5. digunakan: kejutan listrik, zat yang mencetuskan muntah, hukuman fisik, dan ketidaksetujuan sosial. Stimulus negatif dipasangkan dengan perilaku, yang kemudian disupresi. Perilaku tidak diinginkan dapat menghilang setelah rangkaian tersebut. Terapi aversi telah digunakan untuk penyalahgunaan alcohol, parafilia, dan perilaku lain dengan cirri impulsif dan kompulsif. 1. Desensitisasi dan Pemrosesan Ulang Gerakan Mata (Eye Movement Desensitization and Reprocessing; EMDR) 3 Gerakan mata sakadik adalah osilasi cepat mata yang terjadi ketika seseorang mengikuti objek yang bergerak maju-mundur di dalam garis penglihatan. Jika gerakan ini dicetuskan ketika seseorang sedang membayangkan atau berpikir mengenai peristiwa yang ditimbulkan ansietas, beberapa studi menunjukkan bahwa pikiran atau bayangan positif dapat dicetuskan dan menyebabkan penurunan ansietas. EMDR telah digunakan pada gangguan stress, pascatrauma dan fobia. 1. Dialectical Behavior Therapy (DBT) 3 DBT telah berhasil digunakan pada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan perilaku parasuicidal. Terapi ini bersifat selektif, dan mengambil metode dari terapi suportif, kognitif dan perilaku. Fungsi DBT adalah : 1. Meningkatkan dan memperluas daftar pola perilaku terlatih pasien 2. Meningkatkan matovasi pasien untuk berubah dengan mengurangi dorongan pada perilaku maladaptif, termasuk disfungsi (kognisi dan emosi) 3. Meyakinkan bahwa pola perilaku baru dikembangkan dari lingkungan terapeutik ke lingkungan alami 4. Membuat struktur lingkungan sedemikian rupa sehinggaperilaku efektif bukannya perilaku disfungsi yang didorong 5. Meningkatkan motivasi dan kemampuan terapis sehingga diperoleh terapi efektif. 10. Terapi Kognitif-Perilaku (Cognitive Behavioural Therapy) 4,5,6 Terapi kognitif-perilaku (sering disingkat CBT) menampilkan usaha yang relatif baru untuk mengawinkan aspek terapi perilaku yang berguna dengan terapi kognitif dan memiliki tujuan utama membantu pasien mendapatkan perubahan yang mereka harapkan dalam kehidupannya. Asumsi dasar yang melatarbelakangi terapi-kognitif perilaku meliputi: 1. Respons pasien lebih berdasarkan kepada interpretasi ketimbang pada realitasnya. 2. Pikiran, perilaku, dan emosi saling terkait 3. Tindakan terapeutik perlu diklarifikasi dan diubah menurut pikiran pasien
  • 6. 3. Tindakan terapeutik perlu diklarifikasi dan diubah menurut pikiran pasien 4. Manfaat perubahan proses kognitif dan perilaku pasien lebih besar daripada manfaat perubahan salah satunya saja. APLIKASI TEORITIS 2 1. Penerapan Modifikasi Perilaku Modifikasi perilaku dapat diterapkan untuk mengatasi beberapa masalah, diantaranya : 1. Menurunkan tingkah laku merusak diri 2. Merubah tingkah laku yang tidk diharapkan 3. Melatih orang tua, guru, sukarelawan dan perawat agar lebih efisien dalam menjalankan perannya 4. Mengurangi tingkah laku maladaptif yag khusus seperti kurangnya kebersihan diri dll 5. Kontrol perilaku 1. Strategi Modifikasi Perilaku Sebelum memulai program, perawat harus melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengkajian, mengumpulkan dan menetapkan masalah : Data tentang perilaku klien (adaptif/maladaptif), mengerti tentang arti dan maksud dari perilaku yang klien tampilkan 2. Rencana intervensi : - Menetapkan tujuan/tingkah laku yang diinginkan dan gambaran hasil-hasil perilaku/kriteria - Menentukan langkah awal untuk mencapai tujuan 3. Menganalisa faktor pendukung yang ada dan orang-orang yg terlibat dalam terapi tersebut. 4. Menetapkan konsekuensi sebagai reward/punishment yang disetujui bersama klien. Jenis konsekuensi diantaranya : a. Reward materi : uang, makanan b. Reward pengganti/surogate reward : puji-pujian c. Reward sosial : dukungan di dalam group d. Reward tingkah laku : kesempatan melakukan aktifitas Burus F. Skinner merupakan seorang yang terkenal dalam bidang ini. Ada tiga cara utama untuk
  • 7. mengawasi atau mengubah perilaku manusia, yaitu : 1,6 1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, yang membangkitkan bentuk perilaku khusus itu. Misalnya seorang anak yang tidak berprestasi disekolah dan nakal dikelas, hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efektif dan rajin bila ia dipindahkan ke kelas lain oleh seorang guru yang lain. 2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah atau dimodifikasi. Misalnya seorang anak dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri dalam suatu kegiatan kompromi yang konstruktif dan tidak menunjukkan ledakan amarah bila ia menghadapi frustasi. 3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku tersebut dapat dimodifikasi. Misalnya ia dihukum bila ia mengganggu orang lain, dengan demikian rasa bermusuhan mungkin dapat diganti dengan sikap yang lebih kooperatif. PENYUSUNAN JADWAL REINFORCEMENT Jadwal reinforcement adalah pola untuk menguatkan perilaku melalui jadwal, waktu dan respon perilaku yang tampak, ada 2 cara yaitu : 2,7 1. Jadwal reinforcement interval : Pemberian penguatan untuk perilaku yang telah dibentuk dalam periode waktu tertentu. 1. Jadwal interval tetap : pemberian penguatan berdasarkan waktu yang stabil/tetap. Contoh : setiap 30 menit, hari, minggu, bulan dsb. Karakteristik : perilaku yang diinginkan meningkat sebelum akhir interval dan akan menurun setelah diberi reinforcement, ada kecenderungan meningkat secara bertahap sampai akhir interval. 1. Jadwal interval variasi : pemberian penguatan dengan jarak waktu yang bervariasi. Contoh : 10 menit, 35 menit, 3 jam dst. Karakteristik : menghasilkan pembentukan perilaku yang tinggi dapat menurunkan perilaku secara bertahap. 1. Jadwal reinforcement penampilan (performance) Mengacu pada sejumlah perilaku yang ditampilkan diantara reinforcement yang diberikan. 8 1. Jadwal rasio tetap (fixed ratio) : membutuhkan sejumlah perilaku klien yang diharapkan untuk setiap kali reinforcement
  • 8. contoh : setiap 5 perilaku yg ditampilkan akan diberikan 1 kali reinforcement Karakteristik : penampilan perilaku akan berkembang cepat dan relatif stabil 1. Jadwal rasio variasi (variabel ratio) : pemberian reinforcement untuk sejumlah perilaku yang banyaknya bervariasi. contoh : reinforcement diberikan setelah 3,7, 9, 15 perilaku yg ditampilkan karakteristik : membentuk perilaku yg tinggi, perkembangannya kurang cepat, tingkat stabilitas tinggi Pemilihan jadwal reinforcement tergantung pada: 8,9 1. Berat ringannya masalah : masalah yang mengancam dapat disusun jadwal ratio tetap dengan jarak yang kecil dan secara bertahap (rasio variasi). 2. Lamanya perilaku tersebut diperlukan : jika perilaku hanya perlu dilakukan di RS dapat digunakan jadwal interval tetap dengan jarak interval pendek dan interval variasi 3. Usia klien : pada anak-anak perubahan atau pembentukan perilaku lebih cepat menggunakan jadual rasio, interval tetap dan variasi 4. Jumlah orang yang terlibat : secara umum membutuhkan lebih banyak orang karena perilaku yang ditampilkan dihitung. KESIMPULAN Terapi perilaku adalah terapi psikologis singkat bertarget yang lebih menangani gambaran terkini berbagai gangguan ketimbangan, mengurusi perkembangan sebelumnya. Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. BACA JUGA: INTEGRASI PSIKOTERAPI DALAM MEDIK Kategori Referat Kedokteran :: Kata Kunci: modifikasi perilaku, psikoterapi, reward and punishment, terapi perilaku,terapi perilaku, pengaruh cognitive behavior therapy terhadap peningkatan motivasi, makalah amniotomi, terapi perilaku adalah, terapi prilaku, terapi tingkah
  • 9. laku, pengertian terapi perilaku, pengertian endometrium, contoh makalah tekanan darah, kti plasenta previa, laporan pendahuluan chest pain, artikel transpor aktif, contoh makalah imunisasi polio, artikel klasifikasi bakteri, definisi hemiparese, makalah endometrium, terapi pengobatan diuretika, makalah hepar, contoh jurnal keperawatan jiwa, contoh post partum blues