2. Alasan perlu di kembangkannya sistem bisnis :
a. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
1. Ketidakberesan sistem yang lama Ketidak beresan dalam sistem yang lama
menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini dapat disebabkan karena: kecurangan, kesalahan yang tidak
disengaja, kurang efisiennya operasi, pelanggaran kebijakan manajemen.
2. Pertumbuhan organisasi Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang lama tidak
efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang
dibutuhkan manajemen.
3. b. Untuk meraih kesempatan (opportunities) Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat,
kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya
strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-
kesempatan dan peluangpeluang pasar sehingga teknologi informasi perlu digunakan
untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
c. Adanya instruksi-instruksi (directives) Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi
karena adanya instruksi dari pimpinan ataupun dari luar organisasi seperti peraturan
pemerintah.
4. 1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar. Pada setiap
investasi modal harus mempertimbangkan:
a. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
Investor harus memeriksa semua alternatif yang ada dengan melihat opportunity
cost dari masing-masing alternative.
b. Investasi yang terbaik harus bernilai Manfaat (benefit) atau hasil baliknya harus
lebih besar dari biaya untuk memperolehnya (cost).
Cost-benefit analysis dapat digunakan untuk menentukan apakah proyek investasi
tsb bernilai atau tidak.
5. 3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan system Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan
beberapa tahapan kerja & melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu
team untuk menjalankannya.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6. Jangan takut membatalkan proyek
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem
6. Tahapan Utama Siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari:
Perencanaan Sistem (systems planning)
Analisis Sistem (systems analysis )
Perancangan Sistem (systems design)
Seleksi Sistem (systems selection)
Implementasi & pemeliharaan sistem (system implementation & maintenance)
7. Metodologi Pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka
pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma.
8. 1. Functional decomposition methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem
subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami,
dirancang dan ditetapkan. Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah
:
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
9. 2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
a. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan
secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam
modulmodul di sistem. Metode ini terdiri dari: - SADT (Structured Analysis and
Design Techniques) - Composite Design - SSAD (Structured System Analysis
and Design)
b. Data Structured oriented methodologies
Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Metode
ini terdiri dari:
- JSD (Jackson‟s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
10. 3. Prescriptive Methodologies
Contoh dari metode ini adalah ISDOS (Information System Design dan
Optimization System), yang mengotomatisasi proses pengembangan sistem
informasi. ISDOS mempunyai dua komponen yaitu PSL yang merupakan
suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine
readable form dan PSA yang merupakan paket perangkat lunak yang mirip
dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data
yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output
laporan.
11. Berdasarkan metodologi :
1. Pendekatan Klasik (Clasical approach )
Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional merupakan pengembangan sistem
dengan mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle.
Masalah yang dihadapi dengan pendekatan klasik adalah:
Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.
Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal
Kemungkinan kesalahan sistem besar
Keberhasilan sistem kurang terjamin
Masalah dalam penerapan sistem
2. Pendekatan Terstruktur (structured approach )
Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan
teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
12. Berdasarkan cara menentukan kebutuhan sistem :
a. Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach )
Pendekatan dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi
dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani
transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tsb. (merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik disebut
juga data analysis) .
b. Pendekatan Atas Bawah (Top down approach)
Dimulai dari level atas yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sarasan dan kebijaksanaan organisasi, kemudian
dilakukan analisis kebutuhan informasi, lalu proses turun ke pemrosesan
transaksi (merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur disebut juga decision
analysis )
13. Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pendekatan system
yang diaplikasikan untuk perkembangan dari pemecahan sistem informasi disebut
dengan siklus hidup perkembangan sistem (SDLC).
14. a. Perencanaan sistem Melakukan evaluasi proyek sistem dan memberikan prioritas
untuk setiap proyek.
Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Kelayakan
suatu proyek dinilai dari beberapa sudat pandang yakni:
Kelayakan teknis Ditinjau dari penggunaan teknologi yang ada dan teknologi
yang baru dibutuhkan.
Kelayakan ekonomis Ditinjau dari kebutuhan dana guna menghitung estimasi
biaya untuk sistem yang diusulkan.
Kelayakan legal Ditinjau darib peraturan dimana sistem itu dibuat, untuk
menentukan apakah sistem layak dan tidak bertentangan dengan hukum
setempat.
Kelayakan operasional Ditinjau dari prosedur dan keahliah pegawai yang ada
untuk mendukung implemementasi sistem yang diusulkan serta pelatihan
yang diperlukan.
Kelayakan jadwal Ditinjau dari waktu implementasi yang diharapkan/ telah
ditetapkan.
15. Selain kelayakan juga perlu dipertimbangkan faktor-faktor strategis (strategic
factors) yang berkaitan dengan dukungan sistem informasi dari sasaran bisnis
untuk setiap proyek yang diusulkan. Pertimbangan ini meliputi beberapa aspek
seperti :
Produktivitas Digunakan untuk mengukur jumlah output yang dihasilkan dari
input yang digunakan. Tujuan produktivitas adalah mengurangi atau
menghilangkan biaya tambahan yang tidak berarti.
Diferensiasi Digunakan untuk mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat
menawarkan produk atau pelayanan yang sangat berbeda dengan produk dan
pelayanan dari saingannya.
Manajemen Sistem informasi menyediakan informasi untuk menolong manajer
dalam merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan.
16. b. Analisa sistem
Analisa sistem digunakan untuk melakukan penilaian, identifikasi dan
evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam
pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan
kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi
jadwal untuk solusi yang berpotensi. Beberapa cara seperti wawancara,
kusioner, pengamatan langsung dapat digunakan untuk landasan analisa
sistem berjalan dan usulan untuk sistem baru.
c. Perancangan sistem secara umum / konseptual Perancangan sistem dilakukan
untuk mendapatkan alternatif-alternatif perancangan konseptual dari
pandangan pemakai yang memungkinkan manajer dan pemakai untuk
memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Oleh
karenanya, dirancang proses dengan mengidentifikasikan input, proses,
kendali, database dan teknologi akan dirancang, laporan-laporan dan output
yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan
17. d. Evaluasi dan seleksi sistem Tahap evaluasi dan seleksi sistem ini ditujukan
untuk menilai kualitas sistem dan perbandingan manfaat yang didapt dengan
investasi yang dikeluarkan.
e. Perancangan sistem secara detail Membuat konsep yang sudah dievaluasi dan
diseleksi dirancang dan dijelaskan secara detail, baik untuk layar dan semua
atribut-atribut yang dalam proses input, tampilan dan format hasil laporan dan
layar output, database lengkap dengan kebijakan managementnya.
Setelah semua perancangan dilengkapi detil teknisnya, maka perlu dilakukan
review secara menyeluruh menemukan error dan kekurangan rancangan
sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang
hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai
dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari.
18. f. Pengembangan Perangkat Lunak dan Implementasi sistem Pada tahap ini,
sistem baru yang diusulkan telah selesai dikembangkan dan siap untuk
dimplementasikan. Beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan adalah
kegiatan implementasi dan penjadwalan proyek.
g. Pemeliharaan Sistem Ditujukan untuk mengatasi masalah system yang terjadi
setelah implementasi dilangsungkan, pemeliharaan ditujukan untuk menjamin
fungsi operasional system baru serta melihat peluang untuk peningkatan
ataupun perbaikan atas kesalahan minor dari system baru tersebut.
19. Fase Puncak Fase ini bukan merupakan awal dari sebuah siklus bisnis, tetapi ketika
berada di puncak, ekonomi berjalan dalam kecepatan dan kekuatan penuh. Jumlah
pekerja berada di/dekat dengan level maksimal, output gross domestic bruto (GDP)
dalam batas atas dan tingkat pendapatan mengalami peningkatan. Pada fase ini,
harga cenderung bergerak naik karena inflasi.
Fase Resesi Fase ini merupakan penurunan, perusahaan berada dalam keadaan sulit
untuk merubah upah dan harga barang-barang pada sebuah ekonomi. Jika resesi ini
berlangsung lama maka akan mengakibatkan pertumbuhan negative bagi
perekonomian.
Fase Depresi Pada fase ini ekonomi digambarkan dengan total produksi dan jumlah
pekerja, sedang berada di dasar penurunan dan tetap berada dilevel tersebut
menunggu siklus bisnis selanjutnya untuk mulai bergulir.
Fase Ekspansi/pulih Ketika ekonomi sedang berusaha untuk pulih, ekonomi mulai
tumbuh dan bergerak kearah membaik. Jumlah pekerja, produksi dan pendapatan
mengalami peningkatan dan iklim bisnis mulai membaik.
20. 1. Dukungan terhadap proses dan operasi bisnis.
2. Dukungan terhadap pengambilan keputusan oleh pegawai dan manajer.
3. Dukungan strategi untuk keunggulan bersaing.
21. Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Syarat suatu system adalah sebagai berikut:
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting
dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
22. 1. Menetapkan Kebutuhan Bisnis dan Informasi
2. Mendefinisikan Sasaran SI
3. Mendefinisikan dan memilih Strategi SI/TI
4. Membangun Rencana Implementasi
24. Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut
Information Systems Development (pengembangan sistem informasi) atau Application
Development (pengembangan aplikasi).
System Approach digunakan dalam penyelesaian masalah dengan orientasi sistem
guna merumuskan masalah dan peluang serta mengembangkan solusi. Menganalisis
masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang saling berhubungan di
bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan pemikiran
sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.
25. Pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi/ Information
Systems Development Cycle (siklus pengembangan sistem informasi), yang juga
dikenal sebagai System Development Life Cycle-SDLC (siklus hidup
pengembangan sistem) terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
26. Proses pengembangan sistem sering kali melibatkan pembuatan prototipe.
Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja,
atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang
yang bisa digunakan oleh ahli system informasi dan praktisi bisnis. Pembuatan
prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir
karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan mempercepat desain system
serta memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih
tanggap atau disebut juga agile systems development.
27. 1. System Investigation Stage (tahap investigasi sistem).
Tahap ini melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis
dan teknologi informasi. Tahap investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem
informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan, apa saja
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang merupakan functional
requirement untuk desain sistem informasi baru.
Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci mengenai:
Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda sendiri.
Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang saat ini
digunakan.
Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
anda, dan kepentingan pemilik bisnis lainnya yang mungkin menggunakan sistem ini.
28. 2. Analisis Analisis system informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-
bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikanperbaikannya.
Analisa dalam mengembangkan system baru terdiri dari:
Analisis Organisasional
Ditujukan untuk mengetahui organisasi, struktur manajemen, pengguna, aktivitas bisnis, sistem lingkungan yang
terkait, dan sistem informasi terbaru. Pemakai akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim pengembangan
sistem.
Analisis Sistem yang Ada
Ditujukan untuk mengetahui penggunaan hardware, software, jaringan, dan sumber daya manusia dalam mengolah
data menjadi informasi, seperti laporan dan tampilan, serta pengendalian system yang sudah ada.
Analisis Persyaratan Fungsional
Ditujukan untuk menentukan kebutuhan jenis informasi oleh setiap aktiviats bisnis, tipe formatnya, volume, dan
frekuensi, serta waktu responsnya.
Persyaratan fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang tidak berkaitan dengan hardware,
software, jaringan, data, dan sumber daya manusia yang saat ini digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunakan
dalam sistem yang baru.
29. 3. Desain
Desain sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses
analisis sistem.
Desain meliputi:
o Desain Interface Pemakai
Memfokuskan pada bentuk desain yang menarik dan efisien dari input dan output
pemakai serta mudah digunakan.
o Spesifikasi Sistem
System Spesification mengembangkan interface pemakai dan produk aplikasi, struktur
database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian dengan melibatkan hardware,
software, jaringan, data, dan spesifikasi personel untuk sistem yang diusulkan.
30. 4. Mengimplementasikan Sistem Baru
Pada tahap implementasi sistem melibatkan perolehan hardware, dan software,
pengembangan software, pengujian program dan prosedur, konversi sumber data,
dan berbagai alternatif konversi. Sering kali juga melibatkan pelatihan pemakai
akhir dan para ahli yang akan menjalankan sistem yang baru tersebut.
Implemenatsi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu.
Implementasi merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan kesuksesan
sistem yang baru dikembangkan, karena meskipun sistem tersebut didesain
dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan
baik.
31. a) Konversi langsung
Implementasi sistem baru secara langsung dan menghentikan segera pemakaian
sistem lama. Konversi ini dapat dilakukan apabila:
Telah dilakukan pengecekan secara sistem ekstensif sehingga menghindari
kemungkinan kesalahan sistem.
Adanya toleransi terhadap waktu tunggu (Time Delay).
User dipaksa harus menggunakan sistem baru. Hal ini berkaitan dengan sifat dari
sistem baru yang akan diterapkan.
32. Resiko yang mungkin terjadi pada konversi dengan Direct Cut-Over ini adalah:
Delay yang lama berakibat terjadi makin banyak kesalahan.
User menggunakan sistem yang belum dikenal. Karena sifatnya memaksa user
untuk menggunakan, ada kemungkinan user tidak mengenali dengan baik
mengenai sistem baru tersebut.
User tidak berkesempatan membandingkan antara sistem lama terhadap sistem
baru. Hal ini terkait dengan sifat sistem yang memaksa sehingga user tidak
punya pilihan untuk membandingkannya dengan sistem yang lain.
34. b) Konversi Paralel
Adalah implementasi sistem baru secara bersamaan dengan pemakaian system
lama selama jangka waktu tertentu.
35. Keuntungan konversi parallel
Memungkinkan pengecekan data pada sistem lama, karena kedua sistem
dimungkinkan dilakukan secara bersamaan.
Menambah rasa aman bagi user, karena proses pengalihan tidak berlangsung
seketika itu namun melalui proses peralihan paralel.
Kekurangan konversi paralel
Penggunaan tenaga kerja menjadi dua kali lebih banyak untuk menangani sistem
lama dan sistem baru.
Masalah biaya, hal ini terkait dengan penggunaan sumber daya yang lebih
banyak sehingga berimplikasi terhadap biaya yang relatif lebih mahal.
Tidak mudah membandingkan kualitas hasil output sistem informasi yang baru
terhadap sistem lama.
36. c) Konversi Modular
Sering disebut pendekatan pilot project, adalah implementasi sistem baru ke dalam
organisasi secara sebagian-sebagian
Penggunaan metode ini sedikit lebih berisiko dibandingkan dengan metode
langsung dan lebih murah dibandingkan dengan metode paralel. Metode ini
memungkinkan untuk melokalisir dan melakukan koreksi sebelum konversi lebih
jauh diimplementasikan. Metode pilot lebih cocok digunakan apabila sistem baru
melibatkan prosedur baru dan perubahan yang drastis dalam hal perangkat
lunaknya.
38. d) Konversi Phase-In
Adalah mirip dengan konversi modular. Beda yang ada diantara keduanya adalah
terletak pada konversi modular membagi organisasi untuk implementasi sistem
baru, sedangkan pada konversi phase-in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.
Keuntungan menggunakan metode konversi phased in cut over
User terlibat dalam konversi ini.
Dapat mendeteksi bila terjadi kesalahan sistem/data.
Kerugian menggunakan metode konversi phased in cut over:
Membutuhkan waktu yang lebih lama.
Apabila sistemnya besar, strategi ini akan sulit dilakukan.
40. Setelah sistem diimplementasikan secara penuh dan digunakan dalam operasional
bisnis, fungsi pemeliharaan dimulai. System Maintenance (pemeliharaan sistem)
adalah pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk
menghasilkan perbaikan yang lebih diinginkan atau perlu.
Pemeliharaan ditujukan untuk peningkatan sistem dalam hal kurva belajar, kegagalan
dan masalah lainnya yang muncul selama operasional sistem. Pemakai akhir dan
personel sistem informasi kemudian melakukan fungsi pemecahan masalah untuk
menentukan penyebab dan solusi atas masalahmasalah tersebut.
Aktivitas pemeliharaan mencakup post implementation review (tinjuan
pascaimplementasi) untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan
memenuhi tujuan bisnis yang ditetapkan. Kesalahan dalam pengembangan atau
tinjauan berkala atau audit sistem untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan
benar dan memenuhi tujuannya. Audit ini merupakan tambahan dari pengawasan
terus menerus terhadap sistem untuk melihat masalah potensial atau perubahan yang
diperlukan. Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah
dibentuk karena perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis.
41. Implementasi strategi bisnis dan teknologi informasi baru memerlukan
pengelolaan terhadap perubahan utama dalam dimensi organisasi kunci seperti
proses bisnis, struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan,
dan hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem
informasi bisnis yang baru.
42. Salah satu kunci untuk menyelesaikan masalah end user resistance (resistensi pemakai
akhir) terhadap teknologi informasi yang baru adalah pendidikan dan pelatihan yang
memadai, keterlibatan pemakai akhir dalam perubahan organisasi dan dalam
pengembangan sistem informasi yang baru. Supaya system baru yang dikembangkan
mendapat sambutan yang baik, maka diperlukan beberapa pendekatan seperti:
Libatkan sebanyak mungkin orang dalam perusahaan saat perencanaan bisnis dan
teknologi informasi untuk pengembangan aplikasi.
Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.
Beritahukan ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu sesering
mungkin, sebaiknya secara pribadi.
Berikan insentif keuangan dan pengakuan.
Bekerjalah di dalam budaya perusahan, bukan di sekitarnya.