SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Semester 01
Prodi Keperawatan

DIET PADA PENYAKIT
SALURAN PENCERNAAN
Kegiatan Belajar III

Kebutuhan Gizi pada Pasien dengan
Berbagai Gangguan Sistem Tubuh

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Saluran cerna

Saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa
pencernaan
Penyakit Saluran

Pencernaan

1

Diet Disfagia. Disfagia adalah kesulitan menelan
karena adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna
Tujuan Diet Disfagia
1) Menurunkan risiko aspirasi akibat
masuknya makanan ke dalam saluran
pernafasan,
2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat
gizi dan cairan.
Syarat diet Disfagia
1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya
2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering
diberikan

3) Cukup cairan
4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan
menelan, diberikan secara bertahap
Syarat diet Disfagia
5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan aspirasi
6) Cara pemberian makanan dapat per oral
atau melalui pipa atau sonde
Diet

Pasca Hematemisis-Melena

keadaan muntah dan buang
“Suatu berupa darah akibat luka atauair
besar

“

kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan

Diet
1
2

Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan
istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan
ulang, dan mencegah aspirasi,

Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
Syarat Diet
Pasca Hematemisis-Melena
1

Tidak merangsang saluran cerna

2

Tidak meninggalkan sisa

3

Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral
saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat
pada saluran cerna

4

Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau
duodenum sudah tidak ada
Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis,
ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan
“dumping syndrome” dan kanker lambung
Tujuan Diet
Penyakit lambung

Memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.
Syarat Diet
Penyakit Lambung

1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan
2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya
3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara
bertahap
5) Cairan cukup, terutama bila ada
muntah.
6) Tidak mengandung bahan
makanan atau bumbu yang tajam,
baik secara termis, mekanis,
maupun kimia
7) Laktosa rendah bila ada gejala
intoleransi laktosa, umumnya tidak
di anjurkan minum susu terlalu
banyak,
8) Makan secara perlahan di
lingkunan yang tenang,

9) Pada fase akut dapat diberikan
makan parenteral saja selama 24 –
48 jam untuk member istirahat
pada lambung
Macam Diet

pada pasien
“Diet lambung diberikanPeptikum, Tifus
dengan Gastritis, Ulkus
Abdominalis, dan paska bedah saluran
cerna atas.

“

&

Indikasi Pemberian
Diet

Lambung

I

Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis
akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus
abdominalis berat
Diet

Lambung

II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan
dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus
pektikum atau gastritis kronis dan tifus
abdominalis ringan
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Dan Tidak Dianjurkan pada diet
Lambung I & II :
Bahan makanan

Dianjurkan

Sumber karbohidrat

Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong,
krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur.
tales; cake, dodol,dan berbagai kue yang terlalu manis dan beremak
tinggi.

Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok
ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur atau digoreng.
dalam makanan; susu.

Sumber protein nabati

Tidak dianjurkan

Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.

Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.

Sayuran

Buah-buahan

Lemak
Minuman
Bumbu

Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis.

Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.

Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji,
nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.

Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.

Lemak hewan, santan kental.

Sirup, teh.

Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream.

Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh.

LomBok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
Diet

Lambung

III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan
dari diet lambung II pada pasien dengan ukus
pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis
yang hampir sembuh
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan
Tidak Dianjurkan
Diet Lambung III adalah :
Bahan makanan

Dianjurkan

Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat

Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi,
biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur
singkong, tales; cake, kentang digoreng, dodol dan sebagainya.

Sumber protein hewani

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur Daging, ikan ,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi
ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. bumbu-bumbu tajam; daging babi; telur digoreng.

Sumber protein nabati

Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus.

Sayuran

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, Sayuran dikeringkan.
buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan
ditumis, disetup dan diberi santan.

Buah-buahan

Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng.

Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti
jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang
dikeringkan.

Lemak

Margarine, minyak untuk, santan encer.

Lemak hewan, santan kental.

Minuman

Sirup, the encer.

Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi,
ice cream.

Bumbu

Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi,
Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
laos, saam sereh.

Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang
polo.
Diet Saluran
Cerna Bawah

Diet Penyakit Usus Inflamatorik
( Inflammatory Bowel Disease )
Penyakit usus inflamatorik adalah
peradangan terutama pada ileum dan usus
besar dengan gejala diare disertai darah,
lendir, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang,
demam, dan kemungkinan terjadi steatore
(adanya lemak dalam feses)
Kolitis Ulseratif dan
Chron’s Disease

Tujuan Diet penyakit inflamasi usus
1 Memperbaiki ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit,

2 Mengganti kehilangan zat gizi dan
memperbaiki status gizi kurang,

3 Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut,
4 Mengistirahatkan usus pada masa akut
Syarat Diet Penyakit Inflamasi Usus

1
2
3
4

Pada fase akut dipuasakan dan diberikan makanan secara
perenteral saja,

Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap,
mulai dari bentuk cair (peroral atau perenteral), kemudian
meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat Rendah,
Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa,
Kebutuhan energi, yaitu Energi tinggi dan protein tinggi rendah
atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai
sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa
dan malabsobsi lemak,
6

Cukup cairan dan elektrolit

7

Menghindari makanan yang menimbulkan gas,

8

Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa. Jenis
diet dan Indikasi pemberian, sesuai dengan gejala penyakit, dapat
diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diet Sisa Rendah
dengan Modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak
trigliserida rantai sedang
Diet Penyakit
Divertikulosis

Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong
kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang
terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi
pada konstipasi kronik.
Tujuan Diet

Penyakit Divertikulosis

Meningkatkan volume dan konsistensi feses
Menurunkan tekanan intra luminal

Mencegah Infeksi
Syarat Diet penyakit Divertikulosis

Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal
Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari
Serat tinggi
Diet Penyakit Divertikulitis

Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa
makanan pada divertikular menyebabkan
peradangan
Tujuan Diet Penyakit
Mengistirahatkan usus untuk mencegah
Divertikulitis
perforasi
Mencegah akibat laksatif dari makanan
berserat tinggi.
Syarat Diet Penyakit
Divertikulitis
Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi
cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan,

Bila ada perdarahan, dimulai dengan Makanan
Cair Jernih,

Makanan diberikan secara bertahap, mulai
dari Diet Sisa Rendah I ke iet Sisa Rendah II
dengan konsistensi yang sesuai.
Hindari makanan yang banyak mengandung
biji-bijian kecil seperti tomat, jambu biji, dan
stroberi, yang dapat menumpuk dalam
divertikular

Bila perlu diberikan Makanan Enteral Rendah
atau Bebas Laktosa, 6) Untuk mencegah
konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.
Sumber Refrensi Gambar
http://www.animalport.com/img/Animal-Cell.jpg

http://www.daviddarling.info/images/types_of_connective_tissue.jpg
http://1.bp.blogspot.com/dJSTdklO4W0/T9Yio9nv9QI/AAAAAAAAAD4/BPHFKyV2N1c/s1600/jari
nganepitel.jpg
https://lh6.googleusercontent.com/Su9IIyURC0/TYVhUb3zzgI/AAAAAAAAABc/rOsXwzwFMKc/s6
40/MUS1ATL+%25281%2529.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-1d.jpg
http://www.medicaltourismselangor.com/wpcontent/uploads/2012/07/Gastroenterology_1200
x740.jpg

More Related Content

What's hot

Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Dessycis
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
Cahya
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Joni Iswanto
 

What's hot (20)

tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
 
Kasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensiKasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensi
 
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hari
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hariPerencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hari
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hari
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Brosur hipertensi
Brosur hipertensiBrosur hipertensi
Brosur hipertensi
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi burukMateri v pembuatan formula pada gizi buruk
Materi v pembuatan formula pada gizi buruk
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
Nutrisi enteral parenteral
Nutrisi enteral parenteralNutrisi enteral parenteral
Nutrisi enteral parenteral
 
Kasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitisKasus hati hepatitis
Kasus hati hepatitis
 
Makanan untuk diet
Makanan untuk dietMakanan untuk diet
Makanan untuk diet
 
Brosur Diet Rendah Lemak dan Kholesterol
Brosur Diet Rendah Lemak dan KholesterolBrosur Diet Rendah Lemak dan Kholesterol
Brosur Diet Rendah Lemak dan Kholesterol
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatifSurvai pangan kualitatif dan kuantitatif
Survai pangan kualitatif dan kuantitatif
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 

Viewers also liked (8)

3 kb 4 modul 3 gizi
3 kb 4 modul 3 gizi3 kb 4 modul 3 gizi
3 kb 4 modul 3 gizi
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
kb 3 konsep keperawatan kesehatan lansia
kb 3 konsep keperawatan kesehatan lansiakb 3 konsep keperawatan kesehatan lansia
kb 3 konsep keperawatan kesehatan lansia
 
Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Kb 2 asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada medikal bedah
Kb 2 asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada medikal bedahKb 2 asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada medikal bedah
Kb 2 asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada medikal bedah
 

Similar to 3 kb 3 modul 3 gizi

"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
pjj_kemenkes
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
AvianiHarfika2
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
dinartanti
 
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
lenyjamal
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
OlaMajene
 

Similar to 3 kb 3 modul 3 gizi (20)

Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3
 
3 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 33 modul gizi kb 1 3
3 modul gizi kb 1 3
 
Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1Modul iii gizi kb 1
Modul iii gizi kb 1
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no"></iframe>
 
Gizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptxGizi Lansia.pptx
Gizi Lansia.pptx
 
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptxTERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
TERAPI DIET SALURAN PENCERNAAN ATAS.pptx
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Kesehatan lambung
Kesehatan lambungKesehatan lambung
Kesehatan lambung
 
Gizi pada lansia
Gizi pada lansiaGizi pada lansia
Gizi pada lansia
 
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
131032212-Kebutuhan-gizi-seimbang-lansia-fix-pptx.pptx
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
 
DM.pptx
DM.pptxDM.pptx
DM.pptx
 
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.pptMAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
 
diet-penyakit-lambung_compress.pdf
diet-penyakit-lambung_compress.pdfdiet-penyakit-lambung_compress.pdf
diet-penyakit-lambung_compress.pdf
 
Masalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumilMasalah gz pd bumil
Masalah gz pd bumil
 
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
Masalah gz pd bumil AKPER PEMKAB MUNA
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
 
Leaflet gastro entritis
Leaflet gastro entritisLeaflet gastro entritis
Leaflet gastro entritis
 

More from Uwes Chaeruman

More from Uwes Chaeruman (20)

Inovasi Teknologi dan Peran Mahasiswa Era Digital
Inovasi Teknologi dan Peran Mahasiswa Era DigitalInovasi Teknologi dan Peran Mahasiswa Era Digital
Inovasi Teknologi dan Peran Mahasiswa Era Digital
 
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)
 
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch
 
Menjamin Ketercapaian CPMK dalam Pembelajaran Daring
Menjamin Ketercapaian CPMK dalam Pembelajaran DaringMenjamin Ketercapaian CPMK dalam Pembelajaran Daring
Menjamin Ketercapaian CPMK dalam Pembelajaran Daring
 
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaring
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringOptimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaring
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaring
 
Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Daring
Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran DaringPendidikan Karakter melalui Pembelajaran Daring
Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Daring
 
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranTips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran
 
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Daring
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringContoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Daring
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Daring
 
Pembelajar Daring yang Memerdekakan
Pembelajar Daring yang MemerdekakanPembelajar Daring yang Memerdekakan
Pembelajar Daring yang Memerdekakan
 
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19
 
Outcome Based Education
Outcome Based EducationOutcome Based Education
Outcome Based Education
 
Meramu Blended Learning yang Membelajarkan dalam Covid-19
Meramu Blended Learning yang Membelajarkan dalam Covid-19Meramu Blended Learning yang Membelajarkan dalam Covid-19
Meramu Blended Learning yang Membelajarkan dalam Covid-19
 
Catatan Kecil Implementasi Pelatihan Daring Jarak Jauh
Catatan Kecil Implementasi Pelatihan Daring Jarak JauhCatatan Kecil Implementasi Pelatihan Daring Jarak Jauh
Catatan Kecil Implementasi Pelatihan Daring Jarak Jauh
 
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar
 
Own it, learn it, share it!
Own it, learn it, share it! Own it, learn it, share it!
Own it, learn it, share it!
 
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19
 
Share & Publish It! - Strategi Difusi Inovasi Pembelajaran Terintegrasi Tekno...
Share & Publish It! - Strategi Difusi Inovasi Pembelajaran Terintegrasi Tekno...Share & Publish It! - Strategi Difusi Inovasi Pembelajaran Terintegrasi Tekno...
Share & Publish It! - Strategi Difusi Inovasi Pembelajaran Terintegrasi Tekno...
 
Tips Mengimplementasikan Flipped Learning dalam COVID-19
Tips Mengimplementasikan Flipped Learning dalam COVID-19Tips Mengimplementasikan Flipped Learning dalam COVID-19
Tips Mengimplementasikan Flipped Learning dalam COVID-19
 
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring
 
Pjj dan Implementasi Blended Learning
Pjj dan Implementasi Blended Learning Pjj dan Implementasi Blended Learning
Pjj dan Implementasi Blended Learning
 

3 kb 3 modul 3 gizi

  • 1. Semester 01 Prodi Keperawatan DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN Kegiatan Belajar III Kebutuhan Gizi pada Pasien dengan Berbagai Gangguan Sistem Tubuh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Jakarta 2013
  • 2. Saluran cerna Saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi zat-zat gizi, dan mengekskresi sisa-sisa pencernaan
  • 3. Penyakit Saluran Pencernaan 1 Diet Disfagia. Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna
  • 4. Tujuan Diet Disfagia 1) Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernafasan, 2) Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
  • 5. Syarat diet Disfagia 1) Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya 2) Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan 3) Cukup cairan 4) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan, diberikan secara bertahap
  • 6. Syarat diet Disfagia 5) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan aspirasi 6) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa atau sonde
  • 7. Diet Pasca Hematemisis-Melena keadaan muntah dan buang “Suatu berupa darah akibat luka atauair besar “ kerusakan pada saluran cerna.
  • 8. Tujuan Diet 1 2 Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi, Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin
  • 9. Syarat Diet Pasca Hematemisis-Melena 1 Tidak merangsang saluran cerna 2 Tidak meninggalkan sisa 3 Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberikan istirahat pada saluran cerna 4 Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada
  • 10. Diet Pada Pasien Penyakit Lambung Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung
  • 11. Tujuan Diet Penyakit lambung Memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
  • 12. Syarat Diet Penyakit Lambung 1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan 2) Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya 3) Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan 4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap
  • 13. 5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah. 6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia 7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu terlalu banyak, 8) Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang, 9) Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat pada lambung
  • 14. Macam Diet pada pasien “Diet lambung diberikanPeptikum, Tifus dengan Gastritis, Ulkus Abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas. “ & Indikasi Pemberian
  • 15. Diet Lambung I Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat
  • 16. Diet Lambung II Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan
  • 17. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan pada diet Lambung I & II : Bahan makanan Dianjurkan Sumber karbohidrat Beras dibubur atau ditim; kentang dipure; macaroni direbus; roti dipanggang; biscuit; Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, singkong, krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur. tales; cake, dodol,dan berbagai kue yang terlalu manis dan beremak tinggi. Sumber protein hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, Daging, ikan ,ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur atau digoreng. dalam makanan; susu. Sumber protein nabati Tidak dianjurkan Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo. Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan. Sayuran Buah-buahan Lemak Minuman Bumbu Sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, bir, labu daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus. siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis. Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng. Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Margarine dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer. Lemak hewan, santan kental. Sirup, teh. Minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream. Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, saam sereh. LomBok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
  • 18. Diet Lambung III Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh
  • 19. Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan Diet Lambung III adalah : Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure; macaroni, mi, bihun direbus; roti, Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi, biscuit, krekers; tepung-tepungan dibuat pudding atau bubur singkong, tales; cake, kentang digoreng, dodol dan sebagainya. Sumber protein hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur Daging, ikan ,ayam yang dikaleng, dikeringkan, diasap, diberi ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam makanan; susu. bumbu-bumbu tajam; daging babi; telur digoreng. Sumber protein nabati Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus. Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak; bayam, Sayuran dikeringkan. buncis, kacang panjang, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis, disetup dan diberi santan. Buah-buahan Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari buah; buah dalam kaleng. Buah yang tinggi serat atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan. Lemak Margarine, minyak untuk, santan encer. Lemak hewan, santan kental. Minuman Sirup, the encer. Teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, kopi, ice cream. Bumbu Gula, garam, vetsin,dalam jumlah terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, Lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam. laos, saam sereh. Tahu, tempe digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang polo.
  • 20. Diet Saluran Cerna Bawah Diet Penyakit Usus Inflamatorik ( Inflammatory Bowel Disease ) Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatore (adanya lemak dalam feses)
  • 21. Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease Tujuan Diet penyakit inflamasi usus 1 Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, 2 Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang, 3 Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut, 4 Mengistirahatkan usus pada masa akut
  • 22. Syarat Diet Penyakit Inflamasi Usus 1 2 3 4 Pada fase akut dipuasakan dan diberikan makanan secara perenteral saja, Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair (peroral atau perenteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat Rendah, Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa, Kebutuhan energi, yaitu Energi tinggi dan protein tinggi rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsobsi lemak,
  • 23. 6 Cukup cairan dan elektrolit 7 Menghindari makanan yang menimbulkan gas, 8 Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa. Jenis diet dan Indikasi pemberian, sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan Makanan Cair, Lunak, Biasa, atau Diet Sisa Rendah dengan Modifikasi Rendah Laktosa atau menggunakan lemak trigliserida rantai sedang
  • 24. Diet Penyakit Divertikulosis Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi kronik.
  • 25. Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis Meningkatkan volume dan konsistensi feses Menurunkan tekanan intra luminal Mencegah Infeksi
  • 26. Syarat Diet penyakit Divertikulosis Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari Serat tinggi
  • 27. Diet Penyakit Divertikulitis Divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular menyebabkan peradangan
  • 28. Tujuan Diet Penyakit Mengistirahatkan usus untuk mencegah Divertikulitis perforasi Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi.
  • 29. Syarat Diet Penyakit Divertikulitis Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan, Bila ada perdarahan, dimulai dengan Makanan Cair Jernih, Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari Diet Sisa Rendah I ke iet Sisa Rendah II dengan konsistensi yang sesuai.
  • 30. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-bijian kecil seperti tomat, jambu biji, dan stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular Bila perlu diberikan Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa, 6) Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.