Tahap 1 tanggapan masyarakat terhadap sistem pemilu online
1. Tanggapan Masyarakat Terhadap Sistem Pemilu
Online
Oktavia Anggreani/J1F111242
#
Program Studi S-1 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lambung Mangkurat
Jalan A. Yani Km. 38,5, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia
1
oktavia.anggreani88@gmail.com
Abstrak— Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana tanggapan masyarakat terhadap penerapan sistem
pemilihan umum secara online di masa yang akan datang.
Penelitian ini juga bisa dikatakan sebagai parameter bagi
pemerintah sebelum melakukan kebijakan menerapkan sistem
pemilu secara online. Jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian Case
Studies Research atau studi kasus. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode non random sampling (non
probability sampling) atau pengambilan sampel secara tidak acak
atau sampel diambil tanpa melalui proses seleksi dengan teknik
purposive sampling yaitu sampel yang telah ditentukan sendiri
oleh peneliti karena ada pertimbangan tertentu.
Kata Kunci— penerapan sistem, sistem, pemilihan umum, pemilu,
online, dan masyarakat
I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini sudah
semakin pesat dan merambah ke berbagai sisi kehidupan
manusia. Perkembangan yang demikian tersebut didukung
oleh tersedianya perangkat keras maupun perangkat lunak
yang semakin hari semakin hebat kemampuannya. Teknologi
informasi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan dunia
informasi internet saat ini. Informasi yang disajikan di dunia
internet sudah sangat global dan selalu diusahakan ontime
sehingga waktu update suatu informasi sangatlah cepat.
Perkembangan internet sebagai sarana komunikasi merupakan
teknologi yang mampu menyikapi persoalan-persolan yang
semakin kompetitif saat ini, terbukti dengan pemakaiannya
yang sudah mendunia. Internet menyediakan berbagai
informasi secara cepat yang dibutuhkan oleh semua orang di
seluruh dunia.
Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat sebagai wujud keikutsertaan seluruh rakyat
Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Pemilu harus
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta
dilandasi dengan semangat jujur dan adil. Oleh karena itu
pelaksanaan Pemilu perlu dikelola dengan baik dan benar.
Pemilu yang diterapkan di Indonesia masih secara
konvensional. Banyak faktor yang bisa menghambat jalannya
pemilu. Diantaranya sebagai berikut, pada saat proses
pendataan pemilih, pemilih, jumlah partai politik dan
calon/kandidat semakin bertambah, proses pendistribusian
kertas suara.
Kekompleksan dan kendala-kendala yang terjadi membuat
proses pemilu tidak berjalan dengan baik serta kurang efisien
dan efektifnya waktu yang dihabiskan. Terciptanya pemilu
yang efektif dan efisien dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan teknologi yang dapat memberikan solusi secara
konvensional terhadap proses pemilu sebelumnya yaitu
dengan menerapkan sistem pemilihan umum secara online.
Akan tetapi, pada kenyataannya seperti pada kasus
pendaftaran siswa baru untuk tingkat SD/SMP/SMA masih
banyak orang tua maupun wali murid yang kebingungan pada
saat melakukan kegiatan tersebut. Ini semua karena kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk itu, disini penulis ingin mengetahui
bagaimana tanggapan masyarakat terhadap penerapan sistem
pemilu online di masa yang akan datang, akan kah terulang
kembali mengingat seperti kasus pendaftaran siswa baru.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
rumusan masalah yaitu bagaimana tanggapan masyarakat
apabila diterapkannya sistem pemilu online di masa yang akan
datang? Setuju atau tidak?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
tanggapan masyarakat terhadap penerapan sistem pemilihan
umum secara online di masa yang akan datang. Penelitian ini
juga bisa dikatakan sebagai parameter bagi pemerintah
sebelum melakukan kebijakan menerapkan sistem pemilu
secara online. Manfaat dari penelitian ini yaitu mempermudah
bagi pemerintah/kalangan tertentu dalam melaksanakan
kegiatan yang menyangkut dengan masyarakat.
D. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah beberapa orang dari kerabat
dekat yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
non random sampling (non probability sampling) yang
merupakan pengambilan sampel secara tidak acak atau sampel
diambil tanpa melalui proses seleksi dengan teknik purposive
sampling yaitu sampel yang telah ditentukan sendiri oleh
peneliti karena ada pertimbangan tertentu.
2. II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu organisasi besar
yang menjalin berbagai subjek atau objek serta perangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek
pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau
masyarakat. Kehadiran subjek atau objek semata belumlah
cukup untuk membentuk sebuah sistem, itu baru merupakan
himpunan subjek atau objek. Himpunan subjek atau objek tadi
baru membentuk sebuah sistem jika lengkap dengan perangkat
kelembagaan yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana
subjek-objek bekerja, berhubungan dan berjalan (Haris, 2005).
Sebuah sistem sederhana apapun senantiasa mengandung
kadar kompleksitas tertentu. Dari uraian diatas cukup jelas
bahwa sebuah sistem bukan sekedar himpunan suatu subjek
atau himpunan suatu objek. Sebuah sistem adalah jalinan
semua itu, mencakup objek dan perangkat-perangkat
kelembagaan yang membentuknya. Selanjutnya perlu disadari
bahwa, seringkali suatu sistem tidak bisa berdiri sendiri,
melainkan terkait dengan sistem yang lain (Haris, 2005).
B. Pemahaman Pemilu
Dalam suatu sistem politik demokrasi, kehadiran pemilu
yang bebas dan adil (free and fair) adalah suatu keniscayaan.
Bahkan negara manapun sering menjadikan pemilihan umum
sebagai klaim demokrasi atas sistem politik yang
dibangunnya. Di negara-negara berkembang pemilihan umum
sering kali tidak dapat dijadikan parameter yang akurat dalam
mengukur demokrasi atau tidaknya suatu sistem politik.
Artinya, ada tidaknya pemilu di suatu negara tidak secara
otomatis menggambarkan ada atau tidaknya kehidupan
demokrasi politik di negara tersebut. Hal ini disebabkan,
pemilu di beberapa negara dunia ketiga seringkali tidak
dijalankan dengan menggunakan prinsip-prinsip demokrasi
(Anonim1, 2009).
Ada beberapa alasan mengapa pemilu sangat penting bagi
kehidupan demokrasi suatu negara, khususnya di negaranegara dunia ketiga, pertama, melalui pemilu memungkinkan
suatu komunitas politik melakukan transfer kekuasaan secara
damai. Kedua, melalui pemilu akan tercipta pelembagaan
konflik. Persoalannya adalah bagaimana menciptakan suatu
pemilu yang bebas dan adil. Sebab jika tidak, akan
mengundang protes massa untuk menentang penyelewengan
dalam penyelenggaraan kekuasaan, yang tidak jarang
dilakukan dengan cara-cara kekerasan (Anonim1, 2009).
Secara konseptual, terdapat dua mekanisme untuk
menciptakan pemilu yang bebas dan adil. Pertama,
menciptakan seperangkat metode atau aturan untuk
mentransfer suara pemilih ke dalam suatu lembaga perwakilan
rakyat secara adil, atau yang disebut oleh banyak kalangan
ilmuwan politik disebut dengan sistem pemilihan (electoral
system). Kedua, menjalankan pemilu sesuai dengan aturan
main dan prinsip-prinsip demokrasi, atau yang oleh kalangan
ilmuwan politik disebut dengan proses pemilihan (electoral
process) (Anonim1, 2009).
C. Sistem Pemilihan Umum
Pada dasarnya sistem pemilu di negara yang satu dengan
negara lain berbeda. Berlakunya sistem pemilu pada suatu
negara dilatarbelakangi oleh sistem politik negarannya
sehinggga belum tentu sistem pemilu yang ada di negara satu
dengan negara lain dapat diberlakukan (Anonim2, 2009).
D. Dampak Sistem Pemilu
Adanya pilihan sistem pemilu di suatu negara akan
membawa dampak yang sangat signifikan, baik dampak yang
sifatnya kekurangan dan kebaikan dalam pembangun politik.
Sistem-sistem pemilu ini bukan merupakan aktor yang pasif
dan netral dalam proses pemilihan perwakilan dan tipe sistem
pemilihan yang digunakan akan memiliki dampak yang besar
terhadap hal-hal seperti: pertama, jumlah partai politik,
hubungan antara rakyat dan wakil rakyat yang dipilih, struktur
internal partai-partai politik, struktur, kesinambungan dan
fungsi badan administrasi pemilihan, kabinet yang dibentuk
dan konsensus dalam badan legislative (Anonim2, 2009).
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan desain penelitian Case Studies Research atau
studi kasus, dimana jumlah sampel yang diambil hanya
beberapa orang/kerabat dekat.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
non random sampling (non probability sampling) yang
merupakan pengambilan sampel secara tidak acak atau sampel
diambil tanpa melalui proses seleksi dengan teknik purposive
sampling yaitu sampel yang telah ditentukan sendiri oleh
peneliti karena ada pertimbangan tertentu. Dalam
mengumpulkan data primer, peneliti menggunakan instrumen
penelitian yang disebut dengan daftar pertanyaan/kuesioner.