SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB 12 MANAGEMENT CONFLICT, POWER & POLITICS Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dihasilkan, komunikasi yang tidak efektif selalu menjadi kambing hitam.  Para manajer bergantung kepada keterampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain. Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain. Keterampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak sebagai monitor, juru bicara (speakesperson), maupun penyusun strategi. Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik penting dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif di dalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manajer dalam semua komunikasi yang dilakukannya. Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh bawahannya (role expectaties) dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik akan berusaha untuk meminimalisasi konsekuensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik. ,[object Object],Konflik menurut Robbins adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain. Sedangkan Alabeness dalam Nimran mengartikan konflik sebagai kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain. Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa konflik itu adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Jadi jika sesuatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik maka pada dasarnya konflik itu tidak ada.  ,[object Object],Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang-kalah antar kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi. Atau dengan kata lain, konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak. Pertentangan kepentingan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung pada sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah menganggap mereka benar, dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik secara halus maupun keras.  Menurut Garreth konflik sangat berguna bagi organisasi karena setelah terjadinya konflik organisasi akan dibawa menuju pada pembelajaran dan perubahan. Gambar diagramhal 394 ,[object Object],Terdapat tiga pandangan tentang konflik, yaitu: Pandangan tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan menimbulkan kerugian, aliran ini juga memandang konflik sebagai sesuatu yang sangat buruk, tidak menguntungkan dalam organisasi. Oleh karena itu konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar permasalahan. Pandangan hubungan manusia. Pandangan behaviorial (yang berhubungan dengan tingkah laku) ini menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang wajar, alamiah dan tidak terelakan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja kelompok, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik. Pandangan interaksionis. Yang menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif dalam suatu kelompok, melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja positif. Oleh karena itu konflik harus diciptakan. Pandangan ini didasari keyakinan bahwa organisasi yang tenang, harmonis, damai ini justru akan membuat organisasi itu menjadi statis, stagnan dan tidak inovativ. Dampaknya dalam kinerja organisasi menjadi rendah.  ,[object Object],Proses konflik (conflict process) menurut Robbins dapat dipahami sebagai sebuah proses yang terdiri atas lima tahapan, yaitu : dlm slide hanya gambar hal 176 Robbins ,[object Object]
KomunikasiKomunikasi dapat menjadi sumber konflik diakibatkan kesulitan semantik, kesalahpahaman dan “kegaduhan”. Kasi contoh ,[object Object],Konflik dapat bersifat struktural, hal ini mencakup variabel-variabel seperti ukuran, kadar spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan yurisdiksi, keserasian antar anggota dan tujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan dan kadar ketergantungan dalam kelompok. Kasi contoh   ,[object Object],Potensi konflik lainnya dapat meliputi kepribadian, emosi, dan nilai-nilai. Kasi contoh ,[object Object],Konflik disyaratkan adanya persepsi dengan kata lain bahwa tidak berarti konflik itu personalisasi. Selanjutnya konflik pada tingkatan perasaan yaitu ketika orang mulai terlibat secara emosional. Kasi contoh ,[object Object]
Adapun lima maksud penanganan konflik berhasil diidentifikasikan, yaitu sebagai berikut: bersaing (tegas dan tidak kooperatif), bekerja sama (tegas dan kooporatif), menghindar (tidak tegas dan tidak kooperatif), akomodatif (tidak tegas dan kooperatif), dan kompromis (tengah-tengah antara tegas dan kooperatif). Kasi contoh
Tahap IV, Perilaku, meliputi pernyataan aksi dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Dengan demikian dalam konflik dibutuhkan teknik-teknik manajemen konflik sehingga mendorong konflik mencapai tingkat konflik yang diinginkan. Kasi contoh
Tahap V, Akibat, jalinan aksi reaksi antara pihak yang berkonflik menghasilkan konsekuensi. Akibat atau konsekuensi ini bisa bersifat fungsional, dalam arti konflik tersebut menghasilkan kinerja kelompok, atau juga bersifat disfungsional karena justru menghambat kinerja kelompok.Menurut Louis R. Pondy terdpat lima proses konflik, yaitu dimulai dari: Tahap I, Laten Conflict (konflik laten) yaitu tahap munculnya faktor-faktor yang menjadi penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini seperti:   Saling ketergantung kerja (interdependence) terjadi bila dua atau lebih kelompok organisasi tergantung satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Potensi konflik pada keadaan ini sangat tinggi. Saling ketergantungan dikelompokan dalam: (1) saling ketergantungan yang dikelompokan, tidak memerlukan adanya interaksi diantara kelompok sebab setiap kelompok, bertindak secara terpisah. Potensi konflik pada bentuk saling ketergantungan  yang dikelompokan relatif rendah, dan manajemen dapat mengandalkan pada peraturan dan prosedur standar yang dikembangkan dikantor pusat untuk koordinasi. (2) Saling ketergantungan berurutan, memerlukan satu kelompok sebelum kelompok lain menyelesaikan tugasnya. (3) saling ketergantungan timbal balik, yaitu memerlukan hasil dari tiap kelompok untuk dijadikan masukan bagi kelompok lain dalam organisasi.  Perbedaan tujuan dan prioritas, sebagai bagian dari unit organisasi yang lebih khusus mereka sering mengembangkan tujuan yang berlainan. Perbedaan tujuan konflik bisa terjadi ketika kelompok-kelompok berinteraksi. Faktor birokrasi. Perbedaan status, biasanya beberapa standar perbedaan status, dibandingkan standar yang mutlak ditemukan di dalam organisasi. Hasilnya beberapa hierarki status. Konflik mengenai status relatif kelompok yang berbeda adalah umum dan memengaruhi persepsi. Misalnya, konflik status sering dihasilkan oleh pola kerja, dimana kelompok memulai pekerjaan dan dimana kelompok bereaksi.  Sumber daya yang terbatas, bila suumber daya harus dibagikan, ketergantungan bersama meningkat. Kelompok-kelompok berupaya untuk mengurangi tekanan pada dirinya dengan memperoleh pengandialian atas pasokan sumber yang kritis, jadi mengurangi ketidak pastian dalam memperoleh pasokan ini dan perlu adanya usaha dari kelompok untuk meningkatkan sumber daya. Yang sering terjadi pada situasi dengan sumber daya yang terbatas adalah persaingan kalah-menang yang dapat menimbulkan konflik atau kelompok menolok untuk bekerjasama.  Tahap II, Perceived Conflict (konflik yang dipersepsikan), pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengacam pencapaian tujuannya. Tahap III, Felt Conflict (konflik yang dirasakan), pada tahap ini konflik tidak sekedar dipandang ada, akan tetapi benar-benar sudah dirasakan.  Tahap IV, Manifest Conflict (konflik yang dimanifestasikan), pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja,dll. Tahap V, Conflict Aftermath, jika konflik benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan para anggota organisasi. Hanya jika penyelesaian tidak tepat maka akan dapat menimbulkan konflik baru.  ,[object Object],Metode yang banyak dipakai tetapi sering tidak dikenal dalam mengatasi konflik antar kelompok adalah proses perundingan. Jika dilakukan dengan efektif, proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan usaha kerjasama untuk mencapai nilai-nilai tidak terdapat sebelumnya. Negosiasi adalah sebuah proses di mana dua pihak atau lebih melakukakan pertukaran barang atau jasa untuk menyepakati nilai tukarnya. Dalam negosiasi ada proses tawar-menawar yakni tawar-menawar distributive dan tawar menawar integratif.  Distributive adalah negosiasi yang berusaha membagi sumber daya yang jumlahnya tetap; situasi menang-kalah. Integratif adalah negosiasi yang didasarkan pada asumsi bahwa ada satu penyelsaian atau lebih yang dapat menciptakan solusi menang-kalah atau saling menguntungkan. Kasi contoh dari kedua tawar-menawar ini: distributif dan integratif. ,[object Object],Menurut Robbins proses negosiasi terdiri atas lima tahap, yaitu : ,[object Object]
Dalam bagian ini harus memprediksi alternatif terbaik untuk kesepakatan negosiasi (BATNA). Alternatif inilah yang tebaik bagi sebuah kesepakatan negosiasi; nilai terendah yang dapat diterima bagi seorang individu untuk sebuah kesepakatan negosiasi.
Penentuan aturan dasar
Anda mulai menentukan aturan-aturan dan prosedur dasar dengan pihak lain untuk negosiasi itu sendiri. Misalnya: siapa yang melakukan perundingan, dimana perundingan berlangsung, persoalan yang akan dinegosiasikan, dll.
Klarifikasi dan justifikasi
Inilah titik dimana anda perlu memberikan segala dokumentasi kepada pihak lain, yang kiranya dapat membantu mendukung posisi anda.
Tawar-menawar dan penyelasaian
Hal ini dilakukan dalam rangka mencari suatu kesepakatan sehingga perlu dibuat oleh kedua belah pihak.
Penutupan dan implementasi
Dalam hal ini kita mengformalkan kesepakatan yang telah dibuat serta menyusun prosedur yang diperlukan untuk implementasi dan pengawasan pelaksanaan.
Kalo perlu ks contoh.
Isu-Isu dalam NegosiasiAda empat isu kontemporer dan negosiasi, yaitu : ,[object Object]
Hasil penilaian terhadap hubungan kepribadian - negosiasi menunjukkan bahwa memiliki keterkaitan. Contoh : para perunding yang menyenangkan sering gagal total ketika harus mlakukan tawar-menawar distributive. Selain dari itu ego yang besar juga dapat mempengaruhi negosiasi.
Perbedaan gender dalam negosiasi
Stereotip populer mengatakan bahwa kaum perempuan lebih koopratif dan menyenangkan dalam negosiasi daripada kaum laki-laki.

More Related Content

What's hot

Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahHana Rosmawati
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politikNina Muhaemin
 
Teori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalahTeori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalahRestuads
 
Islam dan isu isu kontemporer
Islam dan isu isu kontemporerIslam dan isu isu kontemporer
Islam dan isu isu kontemporerAtika Vania
 
stratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialstratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialsuher lambang
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiFinnland
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosialrizkyaden
 
KAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAKAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAsyoretta
 
Teori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiTeori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiRestuads
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikAlfian Akatsuki
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkbaiq wulan
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theorymankoma2013
 
Makalah filsafat bahasa
Makalah filsafat bahasaMakalah filsafat bahasa
Makalah filsafat bahasamelasuciati09
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikalevinurleni
 

What's hot (20)

Hubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
Hubungan Masyarakat Asimetris dan SimetrisHubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
Hubungan Masyarakat Asimetris dan Simetris
 
Makalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariahMakalah Perbankan syariah
Makalah Perbankan syariah
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
Teori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalahTeori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalah
 
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososialPerkembangan psikososial
Perkembangan psikososial
 
Islam dan isu isu kontemporer
Islam dan isu isu kontemporerIslam dan isu isu kontemporer
Islam dan isu isu kontemporer
 
stratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialstratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosial
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
 
1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial1.konsep bk pribadi sosial
1.konsep bk pribadi sosial
 
KAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAKAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNA
 
Teori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasiTeori koorientasi organisasi
Teori koorientasi organisasi
 
Tugas Resume Negosiasi
Tugas Resume NegosiasiTugas Resume Negosiasi
Tugas Resume Negosiasi
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Tugas Resume negotiation
Tugas Resume negotiationTugas Resume negotiation
Tugas Resume negotiation
 
Makalah filsafat bahasa
Makalah filsafat bahasaMakalah filsafat bahasa
Makalah filsafat bahasa
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal
 

Similar to manajemen konflik

Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5lismanto
 
Kuliah 4
Kuliah   4Kuliah   4
Kuliah 4ssjsk
 
Change Management and Handling Conflict
Change Management and Handling ConflictChange Management and Handling Conflict
Change Management and Handling ConflictDianKurniawatii
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
 
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaLailliyaNurjana
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalahSitti Hartinah
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjairgicaturRahman
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiDiana Amelia Bagti
 
Konflik Dalam Organisasi
Konflik Dalam OrganisasiKonflik Dalam Organisasi
Konflik Dalam OrganisasiEko Mardianto
 
Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)afnianisa
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaFerianWibisono
 
Hubungan manaemen konflik dengan kinerja
Hubungan manaemen konflik dengan kinerjaHubungan manaemen konflik dengan kinerja
Hubungan manaemen konflik dengan kinerjaRicko Ricko
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanjamal bae
 
4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.pptDahliaAnnissa
 

Similar to manajemen konflik (20)

Manajemen ritha5
Manajemen ritha5Manajemen ritha5
Manajemen ritha5
 
Bab 14
Bab 14Bab 14
Bab 14
 
Kuliah 4
Kuliah   4Kuliah   4
Kuliah 4
 
Change Management and Handling Conflict
Change Management and Handling ConflictChange Management and Handling Conflict
Change Management and Handling Conflict
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Yuyunnnnn
YuyunnnnnYuyunnnnn
Yuyunnnnn
 
Konflik Pemasaran
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
 
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaHubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen Kinerja
 
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
6 manajemen-konflik-sebagai-salah-satu-solusi-dalam-pemecahan-masalah
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
 
Konflik Dalam Organisasi
Konflik Dalam OrganisasiKonflik Dalam Organisasi
Konflik Dalam Organisasi
 
Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)Manajemen Konflik (dalam organisasi)
Manajemen Konflik (dalam organisasi)
 
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerjaHubungan manajemen konflik dan kinerja
Hubungan manajemen konflik dan kinerja
 
Hubungan manaemen konflik dengan kinerja
Hubungan manaemen konflik dengan kinerjaHubungan manaemen konflik dengan kinerja
Hubungan manaemen konflik dengan kinerja
 
8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx8. INISIASI 6.pptx
8. INISIASI 6.pptx
 
Management conflict
Management conflictManagement conflict
Management conflict
 
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaanMakalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
Makalah mengatasi dan menyelesaikan konflik dalam perusahaan
 
4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt4. Manajemen_Konflik.ppt
4. Manajemen_Konflik.ppt
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

manajemen konflik

  • 1.
  • 2.
  • 3. Adapun lima maksud penanganan konflik berhasil diidentifikasikan, yaitu sebagai berikut: bersaing (tegas dan tidak kooperatif), bekerja sama (tegas dan kooporatif), menghindar (tidak tegas dan tidak kooperatif), akomodatif (tidak tegas dan kooperatif), dan kompromis (tengah-tengah antara tegas dan kooperatif). Kasi contoh
  • 4. Tahap IV, Perilaku, meliputi pernyataan aksi dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Dengan demikian dalam konflik dibutuhkan teknik-teknik manajemen konflik sehingga mendorong konflik mencapai tingkat konflik yang diinginkan. Kasi contoh
  • 5.
  • 6. Dalam bagian ini harus memprediksi alternatif terbaik untuk kesepakatan negosiasi (BATNA). Alternatif inilah yang tebaik bagi sebuah kesepakatan negosiasi; nilai terendah yang dapat diterima bagi seorang individu untuk sebuah kesepakatan negosiasi.
  • 7.
  • 9. Anda mulai menentukan aturan-aturan dan prosedur dasar dengan pihak lain untuk negosiasi itu sendiri. Misalnya: siapa yang melakukan perundingan, dimana perundingan berlangsung, persoalan yang akan dinegosiasikan, dll.
  • 11. Inilah titik dimana anda perlu memberikan segala dokumentasi kepada pihak lain, yang kiranya dapat membantu mendukung posisi anda.
  • 13. Hal ini dilakukan dalam rangka mencari suatu kesepakatan sehingga perlu dibuat oleh kedua belah pihak.
  • 15. Dalam hal ini kita mengformalkan kesepakatan yang telah dibuat serta menyusun prosedur yang diperlukan untuk implementasi dan pengawasan pelaksanaan.
  • 16. Kalo perlu ks contoh.
  • 17.
  • 18. Hasil penilaian terhadap hubungan kepribadian - negosiasi menunjukkan bahwa memiliki keterkaitan. Contoh : para perunding yang menyenangkan sering gagal total ketika harus mlakukan tawar-menawar distributive. Selain dari itu ego yang besar juga dapat mempengaruhi negosiasi.
  • 20. Stereotip populer mengatakan bahwa kaum perempuan lebih koopratif dan menyenangkan dalam negosiasi daripada kaum laki-laki.
  • 22. Gaya organisasi beragam antar satu kultur dengan kultur lain. Misalnya: orang Prancis menyukai konflik sehingga mereka butuh waktu lama untuk negosiasi. Orang Cina suka mengulur-ulur perundingan. Orang Amerika dikenal karena ketidaksabaran mereka.
  • 24. Ada empat peran pokok pihak ketiga, yaitu:
  • 25. Mediator : pihak ketiga yang bersikap netral yang mengfasilitasi negosiasi solusi dengan menggunakan penalaran dan persuasi, menyodorkan alternatif dan semacamnya.
  • 26. Arbitrator : pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk menentukan kespakatan.
  • 27. Konsiliator : pihak ketiga yang dipercaya untuk membangun relasi komunikasi informal antara perunding dan lawannya.
  • 28. Konsultan : pihak ketiga yang terlatih dan tidak berpihak yang brupaya mengfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi analisis dengan dibantu oleh pengetahuan mereka mengenai manajemen konflik.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. Kekuasaan tidak mengsyaratkan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan. Sebaliknya kepemimpinan mengsyaratkan keserasian antara tujuan pemimpin dan mereka yang dipimpin. Kepemimpinan berfokus pada pengaruh ke bawah kepada para pengikut, meminimalkan pola-pola pengaruh ke samping dan ke atas sedangkan kekuasaan tidak demikian. Kekuasaan cenderung mencakup bidang yang lebih luas dan terfokus pada taktik-taktik untuk memperoleh kepatuhan dari anak buah.
  • 34. Kekuasaan berasal dari kelompok umum - formal dan pribadi – dan selanjutnya memecahkan masing-masing menjadi beberapa kategori yang lebih spesifik.
  • 35. Kekuasaan formal didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah organisasi. Kekuasaan formal mencakup tiga hal, yaitu:
  • 36. Kekuasaan koersif yakni kekuasaan yang bergantung pada rasa takut. Kekuasaan ini diakibatkan karena rasa takut terhadap akibat-akibat negatif yang mungkin terjadi jika ia tidak patuh.
  • 37. Kekuasaan imbalan yakni kepatuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan memberikan imbalan yang dipandang bernilai oleh orang lain.
  • 38.
  • 39. Ketergantungan akan meningkat bila sumber-sumber daya yang anda kendalikan itu penting, langka dan tak tergantikan.
  • 40. Nilai penting, jika tak seorangpun menginginkan yang anda miliki maka ketergantungan pada anda tidak akan tercipta. Untuk itu hal-hal yang anda kontrol haruslah hal-hal yang dianggap penting.
  • 41. Kelangkaan; jika sesuatu itu berjumlah banyak kepemilikan atasnya tidak akan meningkatkan derajat kekuasaan anda. Satu sumber daya harus bisa dilihat sebagai sesuatu yang langka guna menciptakan ketergantungan.
  • 42.
  • 43. Adalah cara individu untuk menerjemahkan landasan kekuasaan ke dalam tindakan-tindakan tertentu. Ada sembilan taktik, yaitu sebagai berikut:
  • 44. Legitimasi, mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan organisasi.
  • 45. Persuasi rasional, menyajikan argumen-argumen yang logis, dan berbagai bukti faktual untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
  • 46. Seruan inspirasional, mengembangkan komitmen, emosional dengan cara mneyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan aspirasi sebuah sasaran.
  • 47. Konsultasi, meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan.
  • 48. Tukar pendapat, memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
  • 49. Seruan pribadi, meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
  • 50. Mneyenangkan orang lain, menggunakan rayuan, pujian atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
  • 51. Tekanan, menggunakan peringatan, tuntutan tegas dan ancaman.
  • 52. Koalisi, meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran atau menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar sisa saran setuju.
  • 53. Koalisi merupakan suatu klompok informal yang diikat oleh satu isu perjuangan yang sama.
  • 54.
  • 55.
  • 57. Perilaku politik didefinisikan sebagai aktifitas yang dianggap sebagai bagian dari peran formal seseorang di dalam organisasi tetapi yang mempengaruhi atau berusaha mempengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian dalam organisasi. Hal ini merupakan upaya untuk mempengaruhi tujuan, kriteria atau prses-proses yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
  • 58. Politik adalah sebuah kenyataan hidup dalam organisasi. Perilaku politik yang sah dalam organisasi adalah politik dalam keseharian yang normal, sedangkan perilaku politik yang menyempang dari aturan main yang ditentukan merupakan perilaku politik yang tidak sah.
  • 59. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perilaku politik
  • 61. Para peneliti mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian tertentu, kebutuhan dan beberapa faktor lain yang dapat dikaitkan dengan perilaku politik seseorang.
  • 63.
  • 64. Dalam pembahasan sebelumnya pada bab ini mengenai faftor-faktor yang berkontribusi pada perilaku politik, kita melihat hasil-hasil yang menguntungkan bagi mereka yang berhasil dalam perilaku politiknya. Tetapi bagi sebagian besar orang – yang keterampilan berpolitiknya biasa-biasa saja atau tidak mau bermain politik – hasilnya cenderung negatif. Orang kadangkala memandang politik sebagai peluang sehingga ia berperilaku defensif. Yakni prilaku reaktif dan protektif untuk menghindari aksi, disalahkan atau prubahan. Tabel hal 157.
  • 65. Selain itu dalam konteks politik kesan yang bagus mungkin bisa mempengaruhi distribusi keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri. Proses yang digunakan para individu untuk mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap diri mereka disebut pengelolaan atau manajemen kesan (impression management). Pengelolaan atau manajemen kesan adalah proses yang dengannya individu-individu berupaya mnegendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap diri mereka.
  • 66.
  • 68. Untuk mengerti komponen politik dalam kehidupan berorganisasi, kita harus mencermati taktik dan strategi politik yang digunakan oleh tiap tiap individu dan sub unit untuk meningkatkan peluang mereka memenangkan permainan politik. Setiap individu dan sub unit dapat menggunakan berbagai taktik politik untuk mendapatkan kekuatan dalam meraih tujuan mereka.
  • 70. Seorang politisi menjalankan taktik agar individu atau sub unit dapat meningkatkan kemutlakan untuk mengembangkan organisasi. Kemutlakan dapat diraih dengan meningkatkan ketidaktergantikanan.
  • 72. Tingkah laku seorang manajer menentukan ketidaktergantikanan mereka. Mereka perlu mengembangkan kemampuan berorganisasi, seperti seseorang dengan kemampuan komputer yang dapat menyelesaikan suatu persoalan manajer-manajer lainnya. Seorang politikus perlu meningkatkan kemampuan khusus di bidangnya, misalnya perdagangan internasional, pengendalian polusi, atau dalam bidang kesehatan dan keselamatan.
  • 74. Manajer menggunakan kemampuan lebih diri mereka sebagai pusat dari organisasi. Mereka dapat dengan sengaja menerima tanggung jawab yang membawa mereka dalam hubungan dengan beberapa fungsi atau beberapa manajer lainnya untuk meningkatkan reputasi pribadi atau fungsi mereka.
  • 76. Langkah lainnya untuk mendapatkan kekuasaan adalah menempatkan diri dalam manajerial yang berkuasa untuk memuluskan jalan menuju puncak.
  • 78. Membentuk suatu koalisi dengan perbedaan ketertarikan, stakeholder individu-individu dan sub unit di sekitar isu utama merupakan taktik politik yang dapat dipakai oleh seorang manajer untuk menyelsaikan konflik sesuai dengan keinginannya.
  • 80. Merupakan taktik politik yang paling penting untuk meningkatkan dan menggunakan kekuasaan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan.
  • 82. Di sini manajer dan koalisi bekerja sama dalam pengontrolan komite sehingga mereka dapat mengontrol agenda atau bisnis dari komite tersebut.
  • 84.