1. AJARAN
PERUMPAMAAN YESUS
“Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan,
Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”
(Mat 13:35; Mzm 78:2)
2. PENGAJARAN :
1. Kitab Suci memuat Firman Allah kepada
manusia untuk memberikan tuntunan bagi
kehidupannya. Pemazmur menggambarkan
Firman Allah itu sebagai pelita dan terang :
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan
terang bagi jalanku” (Mzm 119:105).
3. 2. Orang yang mengikuti
Kristus haruslah mengenal-
Nya. Akan terasa janggal
bila orang mengikuti
Kristus, tetapi tidak
mengenalnya. Salah satu
cara untuk mengenal Yesus
adalah dengan memahami
ajaran perumpamaan-Nya.
4. 3. Ketika mengajar orang banyak, sering kali
Yesus menggunakan perumpamaan. Dari
seluruh pengajaran Yesus yang tercatat
dalam Injil, sepertiga di antaranya berupa
perumpamaan. Perumpamaan sendiri
sudah dikenal sejak lama oleh umat Israel.
5. PENGERTIAN:
Kata Yunani untuk “perumpamaan” adalah
parabole, dari kata kerja paraballo, yang berarti
“meletakkan berdampingan” atau “menempatkan
sejajar.”
Dalam perumpamaan ada dua hal yang diletakkan
berdampingan :
Diambil dari kehidupan nyata atau dari cerita
yang dibuat dengan sengaja.
Diambil dari ajaran iman yang merupakan pokok
ajaran yang hendak disampaikan.
6. Perumpamaan-perumpamaan Yesus sering kali
mengejutkan dan paradoksal. Perumpamaan
berangkat dari sesuatu yang sederhana, akrab,
dan dapat dimengerti lalu bergerak menuju
aspek perbandingan yang sering kali
menyentak para pendengar dan menantangnya
untuk merenungkannya.
7. CONTOH:
1) Dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati.
Yang tampil sebagai sesama bagi orang yang dirampok itu
justru orang Samaria dan bukan imam atau orang Lewi
yang lewat di tempat kejadian.
2) Perumpamaan domba yang hilang.
Mengapa gembala itu berani mengambil risiko untuk
mencari satu ekor domba yang terpisah dari kawanannya,
padahal ia masih memiliki 99 ekor domba lain? Perhatian
gembala itu dan kerelaannya untuk mempertaruhkan
hidupnya, mengajarkan perhatian dan kasih Allah pada
anak-anak-Nya.
8. JENIS-JENIS PERUMPAMAAN:
Perumpamaan dalam Injil terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
Similitude / simile.
Adalah jenis perumpamaan yang paling ringkas. Gambaran
yang dipergunakan diambil dari kenyataan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, hal yang biasa dan diketahui
oleh semua orang. Misalnya :
• Cara para perempuan mempergunakan ragi untuk
membuat roti (Mat 13:33). Tidak ada yang akan
menyangkal bila menggunakan sedikit ragi ketika
membuat adonan.
• Kegembiraan orang yang menemukan domba yang hilang
(Luk 15:4-7). Tidak ada juga yang akan menyangkal bila
orang yang kehilangan seekor domba, akan mencarinya.
9. Perumpamaan (dalam arti sempit).
Perumpamaan dalam arti sempit mengambil
gambaran dari imajinasi atau peristiwa yang
sungguh terjadi namun tidak biasa dan terdengar
aneh. Contoh :
• Perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:11-32).
Sang ayah mengadakan pesta untuk menyambut
anaknya yang telah menghabiskan warisan yang
menjadi bagiannya.
10. Ilustrasi / kisah teladan.
Ilustrasi sama sekali berbeda dengan similitude dan
perumpamaan (dalam arti sempit) yang menyajikan
analogi. Ilustrasi tidak menyajikan analogi, tetapi
memberikan contoh atau kasus yang mengilustrasikan
sebuah prinsip umum. Contoh :
• Tentang orang Samaria yang baik hati (Luk 10:29-37).
Orang Samaria itu mengilustrasikan kasih kepada
sesama.
• Tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk
16:19-31). Orang kaya itu mengilustrasikan sikap yang
keliru di dunia ini yang membuat orang mengalami hal
yang buruk di dunia yang akan datang.
11. TUJUAN PENGGUNAAN:
• Untuk menyampaikan pengajaran.
Dengan cara demikian, Yesus tidak hanya
berbicara kepada pikiran para pendengar-Nya,
tetapi juga kepada hati mereka. Yesus
mengundang para pendengar untuk berpikir,
berpendapat, mengambil sikap, bahkan
mengubah sikapnya untuk diselaraskan dengan
ajaran-Nya.
12. • Ketika berbicara dengan orang-orang yang
menentang-Nya.
Beberapa perumpamaan Yesus disampaikan ketika
harus menghadapi orang-orang yang tidak setuju
dengan sikap-Nya, ingin mencobai-Nya, dan
mencari-cari kesalahan-Nya. Contohnya antara lain :
• Perumpamaan tentang anak/domba/dirham yang
hilang (Luk 15).
• Tentang orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-
37).
• Para penggarap kebun anggur (Mrk 12:1-12).
13. Lewat ketiga perumpamaan tersebut Yesus
bermaksud menunjukkan sikap Allah
terhadap pendosa, meluruskan cara
pandang tentang sesama, dan mengkritik
para lawan-nya sebagai musuh para utusan
Allah, untuk menyadarkan bukan untuk
menghina mereka.
14. MEMBACA PERUMPAMAAN:
Untuk dapat memahami pesan yang hendak disampaikan,
kita perlu memahami isi perumpamaan. Sebuah
perumpamaan memiliki makna ganda.
• Makna harfiah.
Menyangkut perumpamaan yang dituturkan itu sendiri,
baik yang berupa similitude maupun yang berupa cerita.
• Makna figuratif.
Di balik makna harfiah, terdapat makna figuratif, yang
menyangkut pesan atau ajaran yang disampaikan baik
melalui similitude atau cerita.
15. Untuk dapat memahami pesan yang disampaikan
dalam perumpamaan, kita perlu memahami makna
harfiahnya terlebih dahulu, baru kemudian makna
figuratifnya. Contoh :
• Perumpamaan tentang ragi (similitude).
• Secara harfiah Yesus berbicara tentang perubahan
dari adonan menjadi roti karena adanya pengaruh
dari ragi yang dicampurkan ke dalam adonan itu.
Ragi yang dicampurkan ke dalam adonan itu sedikit
sekali jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan adonan. Walaupun demikian ragi itu
dapat mempengaruhi seluruh adonan sehingga
semuanya menjadi khamir atau mengembang.
16. • Jika telah memahami makna harfiahnya dengan
jelas, kita akan lebih mudah memahami ajaran
atau makna figuratifnya. Dalam perumpamaan
ini, secara figuratif Yesus menyampaikan pesan ini
: orang diubah oleh Kerajaan Allah jika
membiarkan Firman-Nya untuk berkarya di dalam
hatinya. Firman itulah yang mengubah seluruh
sikap, tutur kata, dan perilaku orang yang
mendengarkannya sehingga ia hanya melakukan
kehendak Allah. Orang itu pun dipanggil menjadi
ragi untuk mengubah masyarakat di sekitar
kehidupannya.
17. Perumpamaan sebagai cerita
• Setiap perumpamaan hanya menceritakan
satu kisah, yang merupakan satu rangkaian
kejadian. Tidak menceritakan apa yang terjadi
di luar kisah tersebut. Yesus sering
mempergunakan pengulangan dan
menyajikan kontras untuk dapat
mempermudah orang memahami dan
mengingat cerita itu.
18. • Di dalam cerita ini disampaikan apa yang
dilakukan dan yang dikatakan oleh tokoh-
tokohnya. Pesan yang akan disampaikan oleh
Yesus tersembunyi dalam tokoh-tokohnya. Amati
dan belajar dari tokoh-tokoh. Amatilah dan
perhatikanlah tokoh-tokoh dalam kisah, satu
demi satu: apa yang ia lakukan, katakan, rasakan.
ciri dan sifat tokoh tampak dalam kata-kata yang
diucapkan dan tindakan yang dilakukan. Dalam
perumpamaan tentang orang Samaria yang baik
hati, sikap imam, Lewi, dan orang Samaria
ditunjukkan dalam perbuatan mereka.
19. RINGKASAN
PERUMPAMAAN
Paraballo : menempatkan sejajar
Dua hal berdampingan : satu dari kehidupan sehari-hari, yang kedua dari ajaran
iman
SIMILITUDE PERUMPAMAAN KISAH TELADAN
Bahan perbandingan
diambil dari kenyataan
hidup sehari-hari
Semua orang
mengetahuinya
Bahan perbandingan
diambil dari imajinasi
Berupa cerita yang
dibuat dan disampaikan
secara menarik
Cerita yang dibuat
untuk memberikan
ilustrasi mengenai
sebuah prinsip atau
pokok ajaran
Cara Membaca
Pahami makna
harfiahnya
Pahami makna
figuratifnya
Cara Membaca
Pahami makna
harfiahnya
Pahami makna
figuratifnya
Amati tokoh-tokoh
cerita dan pelajari
teladannya (seperti
membaca kisah
teladan)
Cara Membaca
Pahami jalan ceritanya
Amati tokoh-tokoh yang
berperan dalam cerita
Pelajari apa yang dapat
diteladani dari tokoh-
tokoh tersebut
20. JENIS
SIMILITUDE PERUMPAMAAN KISAH TELADAN
Benih yang tumbuh
(Mrk 4:26-29)
Biji sesawi dan ragi
(Mat 13:31-33)
Penabur (Mrk 4:3-9,
14-20)
Harta terpendam (Mat
13:44)
Mutiara yang indah
(Mat 13:45-46)
Domba yang hilang
(Luk 15:4-7)
Dirham yang hilang
(Luk 15:8-10)
Dua pembangun
(Mat7:24-27)
Para pekerja di kebun
anggur (Mat 20:1-16)
Anak yang hilang (Luk
15:11-32)
Hamba yang berhutang
(Mat 18:23-35)
Bendahara yang tidak jujur
(Luk 16:1-9)
Orang kaya yang bodoh
(Luk 12:16-21)
Orang Samaria yang
baik hati (Luk 10:29-37)
Orang kaya yang bodoh
(Luk 12:16-21)
Orang kaya dan Lazarus
(Luk 16:19-31)
Orang Farisi dan
pemungut cukai (Luk
18:9-14)
21. KONTEKS
Kerajaan Allah Kasih Hidup bijak Doa Akhir zaman
Benih yang
tumbuh (Mrk
4:26-29)
Biji sesawi dan
ragi (Mat 13:31-
33)
Pekerja di kebun
anggur (Mat 20:1-
16)
Harta terpendam
(Mat 13:4)
Mutiara yang
indah (Mat 13:45-
46)
Penabur (Mrk 4:3-
9; 14-20)
Domba yang
hilang (Luk 15:4-
7)
Dirham yang
hilang (Luk 15:8-
10)
Anak yang hilang
(Luk 15:11-32)
Hamba yang
berhutang (Mat
18:23-35)
Orang Samaria
yang baik hati
(Luk 10:25-37)
Orang kaya dan
Lazarus
(Luk16:19-31)
Dua pembangun
(Mat 7:24-27)
Bendahara yang
tidak jujur (Luk
16:1-9)
Orang kaya yang
bodoh (Luk
12:13-21)
Membangun
menara dan maju
perang (Luk
14:25-35)
Tuan dan hamba
(Luk 17:7-10)
Dua orang anak
(Mat 21:28-32)
Para penggarap
kebun anggur
(Mrk 12:1-12)
Pohon ara yang
tidak berbuah
(Luk 13:6-9)
Bapa yang
memberi (Mat
7:9-11)
Sahabat yang
minta roti
(Luk11:5-8)
Hakim yang lalim
(Luk 18:1-8)
Orang Farisi dan
pemungut cukai
(Luk 18:9-14)
Lalang dan
gandum (Mat
13:24-30; 36-
43)
Pukat (Mat
13:47-50)
Domba dan
kambing (Mat
25:31-46)
Talenta (Mat
25:14-30)
Hamba setia
dan hamba
jahat (Mat
24:45-51)
Sepuluh gadis
(Mat 25:1-13)
Hamba yang
berjaga (Mrk
13:33-37)
Perjamuan
kawin (Mat
22:1-14)
22. Narasumber :
1. Pesan Tuhan dalam perumpamaan – oleh
YM Seto Marsunu.
2. Berhikmat dengan perumpamaan – oleh
DR. Josep Susanto, Pr
Rosa & Bambang