SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
1
                                      BAB I

                               PENDAHULUAN



A. Alasan Pemilihan Judul

        Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi

tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran

yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber

dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang

semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan

bahkan semakin berkembang.         Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan

berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan

produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi

hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan

yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan

(internal control).

        Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara

langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control.

Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang

dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak pimpinan

untuk   melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas

perusahaan.    Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan manajer-manajer
2
yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang

pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang

memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa

mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta

dengan siapa ia bertanggung jawab.       Selain itu, dengan bertambah besarnya

perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat

dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui

sistem internal control.

       Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat

dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian

pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan,

penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan

internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program

yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian

atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi

dan keuangan lainnya.

       Agar fungsi pemeriksaan intern dapat berjalan dengan baik, maka seorang

internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang

telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau

independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa.

       Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan

intern yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah

laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang akurat serta
3
setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan

prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern memberikan informasi yang

tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam          mengambil keputusan

sehingga   dapat   meningkatkan    kemampuan      manajemen    dan    mengurangi

kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan.

       Melihat banyaknya sumbangan yang dapat diberikan oleh internal auditor

kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peranan

internal auditor untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan

perusahaan. Maka penulis melakukan peninjauan dan penelitian pada PT. Citra

Bangun dengan judul ”Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Citra

Bangun, Medan.”



B. Perumusan Masalah

       Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan setiap perusahaan pada

umumnya selalu menghadapi berbagai masalah. Adapun masalah yang dihadapi

setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada ruang lingkup kegiatan perusahaan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada PT. Citra Bangun,

maka penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun dapat berperan bagi

   tercapainya pemeriksaan intern yang baik?

2. Apakah kedudukan internal auditor pada perusahaan benar-benar independen

   sehingga dapat mencapai tujuan pemeriksaan yang objektif?
4
C. Tujuan Penelitian

       Adapun tujuan dan kegunaan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang fungsi dan kedudukan internal

   auditor dalam perusahaan kemudian membandingkan dengan teori-teori yang

   selama ini penulis terima dari perkuliahan dan sumber lainnya.

2. Dari perbandingan ini diajukan saran yang mungkin bagi pihak yang

   berkepentingan.

3. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan penyelesaian kuliah guna

   memperoleh gelar sarjana ekoomi pada Fakultas Ekonomi STIE Harapan

   Medan.



D. Hipotesis

     Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat mengemukakan

beberapa hipotesis:

1. Fungsi dan kedudukan internal auditor dalam perusahaan telah berfungsi cukup

   baik, hal ini terjadi karena adanya dukungan dari pihak top manajer.

2. Internal auditor dalam melaksanakan program pemeriksaan telah membuat

   rencana pemeriksaan yang cukup bagus.

3. Kedudukan internal auditor cukup independen dalam perusahaan karena berada

   dibawah kedudukan komisaris dan direktur utama.



E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian
5
     Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kepustakaan dan penelitian

     ke lapangan. Penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara membaca literatur-

     literatur yang berhubungan dengan internal auditor.      Penelitian ke lapangan

     dilakukan dengan cara meninjau peranan dan fungsi internal auditor dalam

     perusahaan, yaitu PT. Citra Bangun.

2. Jenis Data

     Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

     primer diambil langsung dari objek penelitian (PT. Citra Bangun) antara lain:

     a. Sejarah singkat perusahaan

     b. Struktur atau bagan organisasi perusahaan

     c. Data yang berhubungan dengan audit intern

     Sedangkan data sekunder diperoleh penulis dari buku-buku, catatan-catatan

     kuliah dan literatur-literatur yang berhubungan dengan audit intern.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dilakukan dengan:

a.   Observasi, yaitu melakukan serangkaian pengamatan langsung terhadap internal

     auditor pada PT. Citra Bangun

b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak atau

     bagian-bagian yang berwenang dalam perusahaan tersebut.

c.   Kepustakaan, yaitu mengumpulkan sejumlah informasi mengenai teori-teori

     audit intern dan teori lain yang mendukung.

4. Metode Penganalisaan Data
6
a.   Metode deskriptif, yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan data dari hasil

     penelitian untuk diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga

     dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan yang ditulis.

b.   Metode komparatif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan

     membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam perusahaan, kemudian

     mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran-saran

     dari hasil perbandingan tersebut.
7
                                    C. BAB II


URAIAN TEORITIS


Pengertian Auditing

       Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar

atau memperhatikan.       Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan

mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab

keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan.         Pada perkembangan terakhir

sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan

auditor atau pemeriksa.      Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut

disebut dengan ”auditing”.

       Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu

dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut:

       Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of

       the underlying internal control and accounting records of a business

       enterprises or other economic unit, precedent to the expression by the

       auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial

       statement.1




       1
          W. W Cooper, Yuri Ijiri, Kohler’s Dictionary for Accountant, Sixth Edition,
Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi, 1984, hal. 44.
8
       Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:

1. Pemeriksaan atas pengawasan intern

   Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan

   pengawasan administrasi.

2. Pemeriksaan atas catatan keuangan

Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur

   pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian,

   buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.

3. Pemeriksaan atas catatan lain

Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar,

   notulen rapat, data statistik dan sebagainya.

       Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut:

       Pemeriksaan      (auditing,   general       audit,   financial   audit)   adalah

       serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan

       untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang

       dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat

       memberikan      (atau    menolak      memberikan)        pendapat     mengenai

       kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa. 2

       Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang dilakukan

oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus dilaksanakan

secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga dilaksanakan

menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang. Kata
9
bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang tidak berpihak dalam

melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada pemberian pendapat, baik dalam

kenyataan (in fact) maupun dalam penglihatan (in appearance). Sedangkan norma

pemeriksaan adalah suatu ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan.

       Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas

oleh Arens dan James sebagai berikut:

       Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan

       independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari

       keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan

       untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari

       keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah

       ditetapkan.3

       Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur yang

dicakup sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan penilaian bukti

   Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan

   oleh auditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang diperiksa

   tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Keahlian dan kebebasan




       2
              Moenaf H. Regar, Memahami Laporan Akuntan, Pusat Pengembangan
Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 1989, hal. 16.
       3
           Alvin arens, James K. Loebecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi
Kelima, Jilid Satu, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta, 1993, Hal. 2.
1
                                                                              0
   Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat

   memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau kompoten

   untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan agar

   pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan.

       Yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang bebas atau

independen.

4. Satuan ekonomi tertentu

Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban auditor

   harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah menegas

   satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya.

5. Data keterangan yang terukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan dengan

   mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi. Data yang

   disajikan manajemen tersbut dibandingkan dengan kriteria atau standar yang

   telah ditetapkan.

6. Pelaporan

Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi kesimpulan

   dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai. Isi

   dan bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat

   pemeriksaan yang dilakukan. Tetapi suatu laporan harus dapat menjelaskan

   pada pembaca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan

   angka, kriteria atau ukuran yang ada,
1
                                                                                1
       Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemeriksaan bertujuan

memberikan gambaran tentang kesesuaian yang diperiksa berupa kegiatan, data atau

bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian yang

bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui alat komunikasi yang dituangkan

dalam bentuk laporan. Secara umum, tujuan pemeriksaan yang dilakukan auditor

adalah untuk meningkatkan kepercayaan (credibility) daftar keuangan yang disajikan

manajemen, dengan memberikan pendapat mengenai             kelayakan dari daftar

keuangan yang disajikan tersebut.



Pengertian Internal Auditing

       Apabila diteliti dalam berbagai buku, tidak ada perbedaan yang mendasar

mengenai pengertian internal auditing. Para ahli sepakat menyatakan bahwa internal

auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna

menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna

memberikan saran-saran kepada manajemen.

       Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut yang

berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor, tetapi

maksudnya bahwa pemeriksa intern bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang

diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang objektif.

Sebagaimana yang dikemukakan salah seorang penulis bahwa:

       Pemeriksaan intern adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi
       saluran untuk menyakinkan manajemen dengan observasi langsung
       apakah pengendalian yang telah ditetapkan manajemen berjalan baik
       dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah
       menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat
1
                                                                                     2
       serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan
       kebijaksanaan, rencana dan prosesdur yang telah ditetapkan. 4

       The Institute of Internal Auditors, suatu organisasi di Amerika Serikat

memberikan definisi internal auditing sebagai berikut:

       Internal Auditing adalah kegiatan penilaian yang independen dalam
       organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada
       manajemen.      Jadi internal auditing merupakan pengendalian
       manajerial, yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan
       mengevaluasi keefektifan pengendalian lain. 5

       Definisi di atas, mengandung pengertian bahwa internal auditing merupakan

suatu aktifitas penilaian yang bebas dalam organisasi, yang tugasnya meliputi

seluruh bidang kegiatan operasi perusahaan. Definisi ini juga menegaskan bahwa

tujuan utama pemeriksaan ditekankan pada aspek pengawasan menajemen

(management control).

1. Tujuan Internal Auditing

       Sebagaimana dikemukakan           sebelumnya, auditing bertujuan untuk

mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan

keuangan. Pada dasarnya tujuan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan internal

auditing, hanya saja internal auditing berorientasi kepada kepentingan perusahaan.

       Tujuan internal auditing adalah membantu anggota organisasi melaksanakan

tanggung jawab mereka secara efektif.      Internal auditing menyediakan analisis,

penilaian-penilaian, rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan objek


       4
           Ruchyat Kosasih, Auditing Prinsip dan Prosedur, Cetakan Keempat, Palapa,
Surabaya, 1985, Hal. 285.
       5
            Arthur W. Holmes anda David A. Burns, Auditing Norma dan Prosedur, Jilid
Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal. 152.
1
                                                                                    3
yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang

efektif dengan biaya yang wajar,     Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan

meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang

akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria

tertentu.

        Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern

dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal

auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur

dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

        Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat

dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan

kegiatan lain, untuk memberikan jasa kepada manajemen.               Internal auditing

berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya

terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi.       Adapun tujuan internal

auditing sebagai berikut:

1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian akuntansi

    dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan            cara-cara yang

    efektif dengan biaya yang efektif dengan biaya yang minimum.

2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen

    puncak dipatuhi.

3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan

    dan dilindungi dari segala macam kerugian.
1
                                                                                      4
4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan

   dalam perusahaan.

5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegaitan perusahaan.



2. Ruang Lingkup Internal Auditing

       Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial

audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih:

       Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal, yaitu:

       a. Pemeriksaan keuangan

       b. Pemeriksaan operasi/manajemen 6

1. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)

       Pemeriksaan          keuangan   adalah   pemeriksaan   yang   ditujukan   untuk

membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern

yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan

bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat.

       Untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut:

       Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi

       kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah

       sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk

       pembahasan internal control. 7



       6
           Ruchyat Kosasih, Op.Cit., hal 286.
       7
           Ibid, hal. 286
1
                                                                                       5
        Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi

hutang dan piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan

prosedur yang berhubungan dnegan sistem internal control.

2. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit)

        Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen

(level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan

dan daya guna usaha.

        Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional

Audit sebagai berikut:

        Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen
        sistematis dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh
        departemen sebagai pemberi jasa pada manajemen.                 Tujuan
        keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat manajemen
        agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif
        dengan menyajikan pada mereka analisa-analisa penelitian,
        rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan komentar-komentar yang
        tepat mengenai efektifitas ditinjau. 8

        Sofyan Safri mengatakan bahwa:

        Operation Audit yang sering juga disebut operasi audit muncul dari

        pengembangan financial.         Dalam audit ini dinilai bukan saja aspek

        keuangan tapi juga aspek non keuangan. 9

        Menurut pendapat Arthur W. Holmes dalam buku Auditing Norma dan

Prosedur mengatakan sebagai berikut:


        8
          Arifin Wirahadikusumah, Beberapa Masalah Auditing, Alumni Bandung, 1983,
hal. 131-132.
        9
            Sofyan Safri, Auditing Komtemporer, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta, 1991,
hal. 275.
1
                                                                                6
       Adapun tujaun dari operasi audit adalah terutama menyangkut

       pencapaian sasaran-sasaran operasional seperti humas, efisiensi

       produksi atau efisiensi operasional, keefektifan operasional dan

       keefektifan manajerial. 10

       Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa operasional audit

ditekankan pada penelitian yang bebas dan dilakukan dengan sistematis atas seluruh

pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan dan untuk melaksanakan operasi audit

perlu adanya gabungan pemeriksaan dengan berbagai ahli. Mengenai hal ini S.

Hadibroto mengatakan sebagai berikut:

       Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu
       yaitu: ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter dan sebagainya.
       Maka dari itu seyogyanya sebagai pemeriksa bertindak sebuah tim yang
       sifatnya multi displiner, khusus dari pola pemeriksa disyaratkan
       menguasai ilmu organisasi (manajemen). 11


C. Fungsi Internal Auditor

       Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi

yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan

dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak

lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata.

       Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan

efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja

manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.



       10
         Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op.Cit., hal 114.
       11
         S. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Dua, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1984, hal. 50.
1
                                                                             7
       Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer

yang menggolongkan secara terperinci:

       1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan
          pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
          dilaksanakan.
       2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai
          dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai
          nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak,
       3. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk
          mencegah dan menentukan penyelesaian.
       4. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
          akuntansi dan pelaporan.
       5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen
          disertai rekomendasi perbaikan. 12

       Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General

Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai

berikut:

       1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan
          daya guna yang tidak baik.
       2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan
          struktur organisasi.
       3. Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu
          dan berbagai unit organisasi.
       4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
          anggaran dasar dan undang-undang.
       5. Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum
          disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain.
       6. Mengidentifikasikan      tempat-tempat       yang     mengandung
          kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan.
       7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan
          pimpinan tertinggi. 13




       12
            Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 169.
       13
          Soemardjo Tjitrosidojo, Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan
(Management Auditing), PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1980, Hal. 121.
1
                                                                                    8
       Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk

mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan

kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat

pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan.           Untuk

keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang

harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran audit intern ini menurut

Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas dua bagian yaitu:

       1. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:
          a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan
             akuntansi yang mungkin terjadi.
          b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan
             dan penyelewengan semacam itu.
          c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan
             apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan
             dipatuhi secara memuaskan.
          d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang
             tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini
             akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat,
             waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin
             diperlukan.
       2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:
          a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan
             oleh hubungan laporan dalam perusahaan.
          b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi
             yang menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus
             diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap
             orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada
             seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan
             kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.
          c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan
             khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan
             komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga
             pelaporan akan tetap aktual dan objektif.
          d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan. 14
1
                                                                                     9
       Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem

   pengawasan intern yang dapat mencegah/menemukan                    keandalan adanya

   kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi.

2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab,

   untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan

   mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu

   kebijaksanaan.

       Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam

internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas

sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf

manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.

       Ditinjau dari kemampuan internal auditor, maka manajemen mempunyai

wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas internal

auditor. Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi syarat

sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syarat yang harus dipenuhi seorang

internal auditor adalah sebagai berikut:

a. Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan
   kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih
   tinggi.
b. Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan
   yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya
   sendiri (self improvement).
c. Semua pemeriksa intern harus mempertahankan sikap independen dalam
   semua pekerjaan dan data yang relevan. 15

       14
            Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op. Cit., hal 154.
       15
            Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 172.
2
                                                                                   0


D. Kedudukan Internal Auditor

       Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat

dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor

hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat

melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin

kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa:

       Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line

       operating funstion. Therefore the internal auditor does not exercise

       direct authority over other person in the organization. 16

Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan posisi staf. Ini

berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan

rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan

perusahaan.

       Konflik antara internal auditor dan para manajer sering terjadi disebabkan

kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya tentang

kedudukan dan pandangan masing-masing. Para manajer menganggap para internal

auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan dan penilaian

transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering mencari

keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur-prosedur yang

telah ditetapkan.    Sementara ini para internal auditor merasa manajer-manajer



       16
            Moenaf H. Regar, Op. Cit., hal 266.
2
                                                                                  1
tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya

dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan.

       Secara garis besarnya ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam

struktur organisasi, yaitu:

1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris.
   Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan
   asuransi. Dalam perusahaan-perusahaan ini internal auditor merupakan
   penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi
   termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor.
2. Bertanggung jawab pada direktur utama
   Cara ini agak jarang dipakai mengingat direktur dengan tugas-tugasnya
   yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan
   intenal auditor dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi
   berdasarkan laporan tersebut.
3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor
   bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi.
   Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang
   keuangan dan bendahara maupun controller. Yang penting adalah bahwa
   fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi
   daripada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi. 17

Hadibroto menggambarkan skema kedudukan internal auditor sebagai berikut:



                                      DEWAN KOMISARIS


                                                               INTERNAL

                                                               AUDITOR
                                      DIREKTUR UTAMA




       DIREKTUR            DIREKTUR     DIREKTUR         DIREKTUR         DIREKTUR
      PENJUALAN           PEMBELIAN
                                        KEUANGAN         PRODUKSI        PERSONALIA
       17
          D. Hartanto, Akuntansi Untuk Usahawan, Cetakan Kesatu, Edisi Kelima,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 1984, hal. 195-294.
AUDITOR

                                                                                2
                                                                                2




                                      BAGIAN       INTERNAL
                                                                        18
                                     AKUNTANSI      AUDITOR




E. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor

       Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya

dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang

tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor.        Perincian

wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan

mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung

jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung

jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk

berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok

masalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai

kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.

       Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai

berikut:

       1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan
          menjalankan tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan
          kode etik Institute of Internal Auditor.
       18
            S. Hadibroto, Op. Cit., Hal. 97
2
                                                                                 3
       2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil
          mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan 19

       Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung

jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang

sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor

tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan

kata lain internal auditor harus bebas         membahas dan menilai kebijaksanaan,

rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti internal auditor

menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.

       Tanggung jawab internal auditor terhadap ketidakberesan yang ditemukan

dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam financial audit, kesalahan

yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak diaudit

oleh akuntan publik. Karena itu intenal auditor bertanggung jawab sesuai dengan

norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat

menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor

harus dapat menemukan setiap kesalahan.



F. Laporan Internal Auditor

       Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal

auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal

auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan

keberhasilan yang telah dicapai.



       19
            Arthur W. Holmes and David C. Burn, Op. Cit., hal 153.
2
                                                                                4
       Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan

pembuatan laporan, yang mana        hal ini adakah merupakan hasil akhir dari

pekerjaannya.     Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat

mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan

seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang

dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa.

Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-

bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya,

karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.

       Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan laporan intern

perusahaan. Bantuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan

lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan

yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

       1. Cermat

       2. Jelas

       3. Ringkas

       4. Tepat waktu. 20

Ad. 1. Cermat

       Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan,

angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus

berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan.
2
                                                                                    5
Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis

dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta menyakinkan.          Apapun yang

dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti pendukungnya.

Ad. 2. Jelas

       Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu. Oleh

karen itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas. Kejelasan

menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa

ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan

dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak jelas. Adapun

sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:

1. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.

2. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara

   bertele-tele.

3. Struktur laporan jelek, gagasan-gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik

   akan lebih mudah dipahami. Kalimat-kalimat dan paragrap-paragrap yang kacau

   dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi tidak terlihat. Ide-ide atau

   gagasan-gagasan yang sangat diperlukan oleh manajemen mungkin menjadi

   tidak terkomunikasikan.

4. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah      khusus yang kurang

   lazim.

5. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya.



       20
           Lawrence B. Sawyer, Pemeriksaan Intern, Edisi Ketiga, Pusat Pengembangan
Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 1992, hal. 295.
2
                                                                                6
   Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk dapat

   memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami berapa pentingnya

   sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan suatu prosedur yang baru,

   pertama-tama ia harus menjelaskan mengenai prosedur yang sekarang berlaku,

   apa kekurangan-kekurangannya, akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika

   prosedur tersebut digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka

   dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul pemeriksa.

6. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis.

Ad. 3. Ringkas

   Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebih-

lebihan.   Ringkas bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok persoalan

memerlukan uraian yang luas. Akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang

tidak relevan dan tidak material, seperti gagasan-gagasan, temuan-temuan, kalimat-

kalimat dan sebagainya, yang tidak menunjang tema pokok laporan.

Ad.4. Tepat waktu

       Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi

untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan

tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya.

       Mengenai unsur-unsur dari suatu laporan pemeriksaan disebutkan bahwa:

       Bagimanapun bentuk laporan, laporan tersebut harus memuat satu
       atau lebih unsur-unsur berikut ini: suatu intisari, suatu pendahuluan
       atau pengantar, suatu ruang lingkup, suatu pendapat dan temuan-
       temuan. Pernyataan-pernyataan mengenai temuan-temuan itu sendiri
       harus memuat unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur untuk temuan
2
                                                                                   7
       positif: wewenang, tujuan, kondisi. Untuk temuan-temuan negatif
       suatu intisari, kriteria, fakta, pengaruh/akibat yang ditimbulkan, sebab-
       musabab dan rekomendasi. Grafik-grafik dapat merupakan bumbu
       suatu laporan dan menambah ilustrasi-ilustrasi yang diperlukan. 21


       Selanjutnya Lianto Hidayat Susanto menguraikan berbagai informasi yang

harus dicantumkan pada laporan internal auditor sebagai berikut:

       1. Nomor laporan yang mencerminkan jenis laporan, letak arsip dan
           sebagainya
       2. Ditujukan kepada siapa
       3. Tanggal dibuatnya laporan
       4. Ruang lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dilakukan
       5. Pendapat dan kesimpulan
       6. Tanda tangan internal auditor (penanggung jawab pemeriksaan)
       7. Saran jika memang ditemukan sesuatu yang telah final.
       8. Keterangan tentang lampiran
       9. Keterangan mengenai distribusi laporan
       10. Keterangan mengenai tim yang terlibat. 22

       Selanjutnya bentuk laporan internal auditor dapat dibagi atas dua bagian.

Seperti yang dikemukakan oleh JB. Heckert, sebagai berikut:

     A. Tulis (written)
         1. Tabulasi
            a. Laporan akuntansi formal
            b. Statistik
         2. Uraian/paparan singkat
         3. GrafikSuatu kombinasi dari berbagai bentuk di atas
     B. Lisan (oral)
        1. Persentase formal group. Seperti penggunaan alat visual
        2. Konvensi-konvensi individu. 23

       Banyak ragam laporan pemeriksaan, baik dalam ukuran maupun style. Tidak

ada suatu bentuk laporan yang standar. Contoh laporan pemeriksaan yang dimuat di



       21
         Lawrence B. Sawyer, Ibid, hal 330.
       22
           Lianto Hidayat Susanto, Laporan Pemeriksaan Intern dan Distribusi, VII No.
12, Desember 1988, IAI. Jakarta, 1988, hal 14.
2
                                                                                     8
bawah ini diambil dari organisasi pemeriksaan yang berbeda, untuk menunjukkan

adanya berbagai variasi.

Contoh I

                            INDUSTRI ALAT BERAT

       Pemeriksaan dilakukan terhadap pengeluaran Biaya dari suatu bagian
xyz. Laporan ditujukan kepada Wakil Direktur Keuangan dengan suatu
memorandum yang mengikhtisarkan komenta-komentar Pemeriksa. Laporan
dibatasi untuk temuan-temuan kekurang efesienan. Pada laporan terdapat
judul-judul yang mengikhtisarkan rekomendasi pemeriksa diikuti dengan
analisa-analisa lengkap mengenai kondisi-kondisinya.
       Memo yang disampaikan dan beberapa kutipan dari salah satu temuan
dikemukakan dalam uraian berikut ini:
       KEPADA        : WAKIL DIREKTUR KEUANGAN
       DARI          : KEPALA BAGIAN PEMERIKSAAN INTERN
       SUBYEK        : Pemeriksaan Biaya Bagian XYZ
       Bagian Pemeriksaan Intern telah melakukan pemeriksaan atas catatan-
catatan akuntansi biaya dan prosedur-prosedur pada Bagian XYZ. Catatan-
catatan bulan Mei 19xx telah diperiksa secara lengkap dan catatan-catatan
untuk bulan-bulan lainnya telah diuji secukupnya. Ikhtisar hasil pemeriksaan
adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan-pembebanan untuk jasa-jasa daripihak ketiga harus
   diperiksa secara lengkap untuk menghindarkan pembayaran-pembayaran
   lebih.
2. Lemahnya pengendalian mengakibatkan terjadinya duplikasi pembayaran
   upah buruh.
3. Efisiensi pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan harus dievaluasi melalui
   norma-norma teknis.
4. Biaya listrik pada beberapa pabrik harus diperiksa.
5. Pemborosan pemakaian lebih tidak dihitung atas dasar biaya berjalan.
6. Mandor menyetujui slip dari kas kecil yang mereka pegang.

      Kami telah membicarakan rekomendasi-rekomendasi lainnya dengan
bagian Akuntansi yaitu agar:
1. Perkiraan 401 biaya-biaya pengiriman yang telah dibebankan kepada
   persedian M & S dan
2. Menyepurnakan penjelasan-penjelasan ”journal voucher”
Tindakan-tindakan perbaikan telah dilaksanakan



       23
         James D. Wilson and Jhon B. Champbell, Controllership Tugas Akuntan
Manajemen, Edisi Ketiga, Terjemahan Tjintjin Felix H. Tjendra, Jakarta, 1991, Hal. 557.
2
                                                                         9
      Laporan ini telah dibahas dengan Pengawas Umum Bagian XYZ,
Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Teknik.
Komentar-komentar mereka dituangkan dalam laporan lengkap.

                         Bagian Pemeriksa Intern

3. Effisiensi Pelaksanaan Kegiatan Harus Dievaluasi Melalui Norma-norma
    Teknis.
3.1. Pengamatan
     Pengamatan lapangan dan diskusi-diskusi dengan petugas operasi
     menunjukkan bahwa pengendalian atas biaya buruh harus
     disempurnakan melalui norma-norma teknis selagi suatu cara untuk dapat
     mengukur efisiensi dan produktivitas dari masing-masing tingkatan
     mandor.

   A. Suatu pengujian lapangan (tanggal 2 Agustus) terhadap 5 petugas yang
      diberi tugas memperbaiki stasiun 21 menunjukkan bahwa:
      1. Waktu reperasi adalah 8 jam untuk setiap petugas
      2. Selama pengamatan lapangan yaitu jam 11.10 stasiun 21 tidak ada
          yang mengawasi
      3. Tidak ada alat-alat reperasi yang dapat dijadikan bukti.
      4. Lima orang pekerja ditemui sedang duduk dalam truk yang
          berada di dekat lokasi stasiun 21.
      5. Mandor tidak melaksanakan pengecekan fisik terhadap pegawai-
          pegawai yang berada dalam pengawasannya. Komunikasi hanya
          dilakukan dengan radio.
           Pada pengamatan lapangan berikutnya yaitu pada waktu
           penggantian regu pekerja ditemukan seorang pegawai sedang
           tidur pada bagian pengendalian operasi.

   B. Prosentase penggunaan alat-alat, suatu pengukuran operasional yang
      penting ditentukan dari beberapa mandor yang bertugas melakukan
      pengamatan selama jam kerja normal.

       Waktu yang terpakai termasuk waktu menganggur dan waktu istirahat.
       Kartu-kartu peralatan yang disusun oleh operator-operator peralatan
       yang menunjukkan waktu menganggu, tidak menjangkau sampai pada
       effisiensi penggunaan peralatan. Laporan dilanjutkan dengan suatu
       analisa statistik dan pembicaraan lanjutan atas kondisi-kondisi yang
       ditemukan dalam pemeriksaan.
3.2. Rekomendasi
      Kami menyarankan agar bagian ini mempertimbangkan pembuatan
        program pengujian skala kecil untuk menyusun norma-norma teknis.
      Penyusunan norma-norma dapat dimulai dalam bidang-bidang
        produksi yang mudah didefinisikan dan diukur.
3
                                                                         0
     Semua informasi yang diperlukan untuk menentukan efisiensi harus
      dipertimbangkan sampai pada penggunaan peralatan dan tenaga
      manusia.

3.3. Komentar dari Bagian Akuntansi
     Norma-norma teknis harus ditetapkan lebih dahulu.       Tanpa norma
     tersebut pengujian tidak akan efektif.

3.4 Komentar dari Pengawas Umum
    Kami harus menetapkan suatu sistem standar pemeliharaan pada dua
    pabrik. Standar tersebut didasarkan pada data historis dan suatu sistem
    yang efektif. Keduanya adalah program percontohan. Jika ternyata
    hasilnya memuaskan maka kami bermaksud untuk lebih memperluasnya
    lagi.


Contoh II

                      PERUSAHAAN PEMINTALAN

       Laporan ini mencakup pemeriksaan terhadap Bagian Perajutan pada
perusahaan pemintalan. Laporan dibuat oleh Bagian Pemeriksaan intern
ditujukan kepada pimpinan Bagian yang diperiksa.        Salinan laporan
dikirimkan kepada Direktur Utama Perusahaan, Direktur Keuangan dan
Direktur Akuntansi Perusahaan.
Laporan dikirimkan dengan suatu surat pengantar.
       Laporan dimulai dengan lingkup pemeriksaan yang menunjukkan
luasnya pemeriksaan yang dicakup. Selanjutnya temuan-temuan diringkas
dan dibagi menjadi masalah dimana telah diadakan tindakan dan masalah
dimana masih diperlukan tindakan.
       Ringkasan diikuti dengan temuan-temuan yang dikelompokkan dalam
group-group sesuai dengan aktivitas fungsional.
       Laporan ditandatangani Pimpinan Bagian Pemeriksaan Intern.

                  LAPORAN PEMERIKSAAN INTERN
                 PEMERIKSAAN BAGIAN PERAJUTAN

Ruang Lingkup Pemeriksaan
       Pemeriksaan kami mencakup analisa oeprasi pada Pabrik Pusat
Pelayanan pada Langganan dan kantor Perajutan.         Kami memeriksa
kebijaksanaan dan prosedur yang diikuti dalam pembukuan pesanan.
Pembuatan faktur, pengiriman, penerimaan, klaim , pembelian, pembayaran
upah, pengendalian terhadap pemborosan, pemeriksaan kualitas, jadwal
produksi dan pengendalian.
3
                                                                        1
Ringkasam temuan
A. Masalah-masalah yang telah ditanggulangi.
   1. Perbaikan prosedur-prosedur yang mencakup pembungkus,
       pengiriman dan penagihan penjualan eceran diharapkan menghasilkan
       tambahan pendapatan sebesar Rp. 129.000.000.000,00 per tahun.
   2. Terdapat pengurangan kerja lembur bernilai sebesar Rp. 14.000.000,00
       per tahun.
   3. Pembukuan kembali sebesar Rp 3.000.000,00 kelebihan utang biaya
       pengiriman barang, akibat kesalahan penghitungan potongan harga
       faktur pembelian barang.
   4. Perbaikan penanganan terhadap upah yang tidak diklaim, disesuaikan
       dengan kebijaksanaan perusahaan.
   5. Menghentikan pembebanan kepada perusahaan, pemakaian telepon
       pribadi personalia bagian penjualan.
B. Masalah-masalah yang masih perlu ditanggulangi
   1. Perbaikan pengendalian terhadap penerimaan kas bagi penjualan
       eceran.
   2. Perbaikan pengendalian terhadap pertanggungjawaban order
       pembelian.
   3. Penetapan prosedur untuk menjamin kualitas material dan supplies
       yang diterima sesuai dengan uang yang dibayar.
   4. Perbaikan pengendalian terhadap Bill of Lading untuk menjamin
       semua barang yang dikirimkan ditagih.
   5. Penetapan pengendalian rutin berkenaan dengan penggunaan truk dan
       pembelian bahan bakar.
   6. Diperlukan pemeriksaan medis bagi karyawan baru.
   7. Potongan asuransi yang tepat bagi para karyawan.
   8. Hitung dengan tepat potongan-potongan pajak pendapatan yang harus
       ditahan perusahaan.
   9. Laksanakan kebijaksanaan perusahaan mengenai penghentian
       pekerja.
   10. Ikuti kebijaksanaan perusahaan mengenai:
        a. Persetujuan atas waktu pesanan
        b. Biaya perjalanan yang dibayar dari kas kecil
        c. Penggajian dan peraturan-peraturan kerja
        d. Pengumuman peraturan-peraturan perusahaan
        e. Penyiapan wawancara.
   11. Hindarkan salinan-salinan laporan serta fotocopy yang tidak perlu
   12. Sempurnakan pengendalian serta pertanggungjawaban terhadap
       pengerahan persediaan.
   13. Konsolidasikan pengiriman-pengiriman antara pabrik: diperkirakan
       penghematan tahunan sebesar Rp 1.300.000,00.
   14. Tetapkan program pemakaian serta pengendalian terhadap spareparts
       untuk mendapatkan biaya pemeliharaan dan penyediaan sparepart
       yang wajar bagi setiap mesin.
3
                                                                               2
    15. Siapkan program untuk penentuan secara cermat serta
        pelaporannya, pemborosan-pemborosan yang timbul pada setiap
        operasi produksi.
    16. Sesuaikan lembaran catatan waktu pegawai dengan kebijaksanaan
        perusahaan.
    17. Kembangkan prosedur operasi tertulis bagi para pelatih, serta
        koordinasikan aktivitas.
    18. Larang tamu-tamu yang tidak berkepentingan berada dalam wilayah
        pabrik untuk menghindarkan kecelakaan-kecelakaan yang mungkin
        menjadi beban perusahaan dan untuk menjaga keamanan.
    19. Tangani dengan baik dan pada waktunya tindak lompat terhadap
        order pembelian.

                 TEMUAN TERPERINCI DAN REKOMENDASI

1. Penjualan Cicilan
   A. Pengujian-pengujian yang diadakan mengungkapkan bahwa kira-kira
       10 % dari barang yang dikirimkan tidak ditagih karena terdapat
       perbedaan kuantitas antara dokumen pengiriman dengan faktur
       karena terdapat kesalahan dalam mengukur kuantitas yang dibungkus.
       Penerapan prosedur-prosedur untuk menyakinkan bahwa semua
       kuantitas ditagih, akan menghasilkan tambahan pendapatan sebesar
       Rp. 129.000.000,00 per tahun berdasarkan proyeksi volume penjualan
       sekarang. Prosedur untuk menjamin kecermatan pembungkus,
       pengiriman dan penagihan telah diterapkan.
   B. Internal control terhadap penerimaan kas untuk penjualan eceran
       ternyata lemah dengan adanya pegawai penerima kas yang merangkap
       penyiapan dokumen-dokumen penjualan asli. Selain itu dokumen
       penjualan tersebut tidak bernomor urut. 24

       Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan

dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap

pengambilan keputusan.         Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam

membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai terulang

kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di masa yang

akan datang.




       24
            Lawrence B. Sawyer, Op. Cit., hal 350.
3
                                                                                   3
       Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur

utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada

beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain:

a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu melaksanakan

   tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dipenuhi.

b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi.

c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta benda

   perusahaan.

d. Untuk menilai apakah operasi perusahaan berdaya guna dan berhasil guna.
3
                                                                               4
                                 D. BAB III

                     GAMBARAN UMUM PT. XXX




Sejarah Singkat Perusahaan

       PT. XXX yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan XXXXX, yang

didirikan pada tanggal 21 Januari 1990     dengan akte pendirian No. 55 dibuat

dihadapan notaris Syahrir Sofyan, SH.

       Maksud dengan tujuan dari pendirian perusahaan antara lain: melakukan

usaha dalam bidang industri pengolahan kayu (moulding timber) yang berorientasi

ekspor terutama ke Selangor Malaysia. Adapun kayu yang diekspor yaitu kayu

meranti, gu-bal, kayu pisang, kayu durian dan kempas.

       Disamping mengekspor kayu-kayu tersebut, perusahaan juga melakukan

pengolahan kayu seperti kayu profil, picture frame, jendela, kosen, furniture dan

komponen-komponen lainnya baik untuk keperluan ekspor maupun lokal.

       Moulding timber yang diproduksi perusahaan saat ini adalah merupakan

bahan pelengkap bangunan, baik bangunan perumahan maupun gedung-gedung.

Kegunaan dari produk ini selain untuk memperindah bangunan juga mengatur udara

(ventilasi) dan keamanan bangunan.

       Ekspor perdana moulding pada perusahaan ini berupa Flooring Deck ke

Singapore.   Dalam pembuatan moulding perusahaan membutuhkan bahan dasar
3
                                                                                 5
yaitu kayu olahan, dimana sebagian besar kayu olahan tersebut didatangkan dari

luar wilayah yaitu industri-industri Sawmill di Aceh, Riau, Jambi dan Sumatera

Barat. Adapun jenis kayu yang dipergunakan dalam pabrik ini adalah Meranti,

Kruing, Damar Laut, Sembarang, Kapur dan Sung.



B. Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas

       Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan perusahaan. Suatu struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang

didalamnya digambarkan hubungan, wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan

yang ada dalam organisasi tersebut untuk melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya

tujuan perusahaan tersebut.

       Penyusunan struktur organisasi     berbeda-beda antara suatu perusahaan

dengan perusahaan lain. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan bidang usaha dan

luas perusahaan yang satu berbeda dengan perusahaan lain.

       Struktur organisasi yang tertera berikut ini mempunyai uraian tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Komisaris

   Bertugas sebagai pemegang saham untuk mengawasi jalannya perusahaan.

2. Direktur Utama

       Direktur utama bertanggung jawab penuh terhadap pemegang saham dan

pemilik perusahaan.
3
                                                                                            6
                            STRUKTUR ORGANISASI
                                E. PT. XXXX



                                           Komisaris

                                         Direktur Utama

                                                                          Internal Audit




     Account-    Finance                Budget       Sales               Umum          Persona-
       ing
                                                                                          lia




                           Production                        Marketing



Sumber: PT. XXXX




3.    Internal Audit bertugas:
3
                                                                                                                  7
   a. Menentukan              baik/tidaknya           internal         control     dengan         memperhatikan

        pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-beanr telah

        dilaksanakan.

   b. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya telah menaati

        peraturan, rencana, policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai

        apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

   c. Menverifikasi adanya keutuhan kekayaan (asset) termasuk mencegah dan

        menemukan penyelewengan.

   d. Menverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan

        pelaporan

   e. Menilai kehematan, efisiensi dan efektifitas kegiatan.

   f. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen

        disertai rekomendasi perbaikannya.

4. Accounting (pembukuan) bertugas:

   a.   Memeriksa semua transaksi yang ada pada perusahaan dan mencek kebenarannya.

   b.   Mengawasi dan mengatur pembukuan berdasarkan laporan kas harian dan kasir.

   c.   Membuat rekapitulasi posisi keuangan setiap sepuluh hari dan menunjukkan posisi keuangan baik dalam bentuk

        uang kas, outstanding bills yang tercatat pada periode tersebut serta melaporkan ke kantor pusat.

   d.   Mempersiapkan bukti-bukti pemungutan PPN dan kewajiban-kewajiban lainnya sehubungan dengan kas negara.

   e.   Mempersiapkan voucher, melaksanakan pembayaran pajak dimaksud serta membuat laporan kegiatan kepada

        instansi yang bersangkutan secara berkala.

5. Finance (keuangan)

   Bertugas          memberikan              pelayanan            di      bidang          operasional       dengan

   membina/mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab atas kelancaran

   penerimaan dan pengeluaran uang.
3
                                                                            8
6. Budget (penganggaran)

   Bagian ini bertugas untuk membuat rencana anggaran biaya yang akan

   digunakan oleh perusahaan dan anggaran pendapatan untuk tahun yang akan

   datang.

7. Purchasing (pembelian)

   Bagian ini melaksanakan pembelian lokal berdasarkan permintaan dari pabrik

   maupun pembelian untuk keperluan perusahaan, melakukan penawaran dengan

   pihak supplier dan mengatur pengiriman barang tersebut ke pabrik maupun

   kantor.

8. Marketing (pemasaran) bertugas:

  a. Memperkenalkan produk kepada langganan

  b. Bertindak langsung sebagai juru tagih

  c. Mencari informasi harga dari produksi sejenis

  d. Mengawasi pencatatan order langganan

9. Bagian Penjualan bertugas:

   Bagian ini melaksanakan pekerjaan sehubungan dengan penjualan hasil

   produksi, memeriksa laporan produksi dan berhubungan dengan harga penjualan

   yang telah ditetapkan dan membuat kontrak perjanjian.

10. Bagian produksi bertugas:

   a. Bersama-sama dengan bagian lapangan melakukan perhitungan untuk

       mengadakan order pembelian bahan setelah menerima Surat Perintah Kerja

       Produksi (SPKP) dari bagian marketing.
3
                                                                                                               9
   b. Melakukan sinkronisasi/hubungan dengan semua bagian agar proses

        produksi berjalan lancar.

   c. Membuat jadwal produksi untuk pengiriman (ekspor) setiap bulan.

11. Bagian Personalia

   a.   Pengadaan tenaga kerja baik operator maupun pegawai yang dibutuhkan perusahaan.

   b.   Melatih tenaga kerja yang ada untuk mencapai tingkat keterampilan yang dibutuhkan.

   c.   Memelihara lingkungan perusahaan dan keselamatan perusahaan dari gangguan luar dan dalam perusahaan.

12. Bagian Umum

   Tugas bagian ini adalah bertalian dengan instansi pemerintah dan pihak lain,

   misalnya persoalan tanah, izin perusahaan, pajak, retribusi dan sebagainya.




C. Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor

        Tujuan keterlibatan internal auditor dalam perusahaan ini erat hubungannya

dengan fungsi yang dijalankan.                   Pada umumnya tugas internal auditor dalam

perusahaan       adalah       membantu          pimpinan          perusahaan         untuk     melaksanakan

pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas

aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai apakah kebijaksanaan

yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik.                           Disamping itu aktifitas yang

berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sedang waktu

biasa digunakan untuk membantu tugas bagian keuangan dan akuntansi atau dengan

kata lain bahwa yang merupakan tugas rutin internal auditor dalam perusahaan

adalah menilai efektifnya sistem pengawasan intern.
4
                                                                                   0
       Internal auditor merupakan alat bagi manajemen sehingga dia harus bekerja

sesuai dengan keinginan manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab atas

berhasilnya perusahaan yang diperlihatkan dalam laporan keuangan. Pekerjaan yang

dilakukan internal auditor dan manajemen bukanlah kompetitif melainkan saling

melengkapi satu sama lain.

       Bagian internal auditor pada dasarnya tidak bertanggung jawab secara

langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Bagian internal auditor hanya

berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang

dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan.         Tegasnya

pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab manajemen,

sedangkan kewajiban bagian intenal auditor hanyalah menilai keampuhan

pengawasan yang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan

temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan.

       Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki internal auditor,

maka tugas internal auditor dalam perusahaan ini adalah:

1. Merencanakan dan membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang

   guna menyelenggarakan kegiatan pengawasan operasi perusahaan dan program

   perusahaan secara menyeluruh.

2. Menetapkan anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sesuai

   dengan progran kerja bagian internal audit.

3. Melaksanakan pengawasan operasional untuk menjamin terlaksananya tugas,

   kewajiban dan kegiatan dengan sukses sesuai dengan program kerja yang

   ditetapkan.
4
                                                                                   1
4. Meneliti dan mengawasi apakah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan

   telah diikuti dan dilaksanakan.

5. Melakukan pengujian dan penilaian (evaluasi) atas laporan berkala setiap unit

   atau instansi di lingkungan perusahaan demi tercapainya laporan yang bermutu,

   penuh ketelitian serta menyakinkan, mengidentifikasikan tempat-tempat rawan

   dalam kegiatan masa depan.

6. Membantu mengamankan modal atau kekayaan, kewibawaan, keandalan, nama

   perusahaan,     serta     kepercayaan    masyarakat   kepada   perusahaan   dalam

   meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, melaksanakan pembinaan,

   koordinasi dan control atas segala unsur dan kegiatan pengawasan di lingkungan

   kerja satuan.

7. Membuat laporan hasil segala macam pemeriksaan termasuk pengujian,

   evaluasi, saran serta usul kepada pimpinan sebagai dasar tindakan atau koreksi

   serta pencegahan terulangnya hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

   berlaku.

       Ruang lingkup dan sasaran pemeriksa intern yang dilakukan oleh internal

auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan

efektifitas yang meliputi:

a. Pemeriksaan keuangan (financial audit)

       Pemeriksaan keuangan yang dilakukan mencakup pemeriksaan terhadap

transaksi-transaksi,       perkiraan-perkiraan,   kegiatan    dan     fungsi    serta

pertanggungjawaban keuangan pada setiap bagian organisasi yang diperiksa sesuai

dengan ruang lingkup pemeriksaan atau prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan
4
                                                                                 2
untuk membuktikan kewajaran, kecermatan dan kehandalan data keuangan;

melindungi harta kekayaan perusahaan dan menilai keadaan dan keberhasilan sistem

pengendalian intern yang dirancang untuk membina kewajiban dan perlindungan

tersebut diatas.

b. Pemeriksaan operasional (operational audit)

        Pemeriksaan operasional merupakan analisa/evaluasi secara objektif dengan

orientasi ke masa depan atas pelaksanaan suatu program atau operasi perusahaan

guna membantu manajemen dalam:

-   Meningkatkan kehematan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya

    perusahaan oleh entitas-entitas ekonomi dalam lingkungan perusahaan.

-   Meningkatkan efektifitas pencapaian hasil/tujuan yang telah ditetapkan.

        Adapun tujuan dari pemeriksaan operasional adalah menghasilkan perbaikan

dalam pengelolaan aktifitas/program objek yang diaudit dengan membarikan saran-

saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, efisien dan efektif. Hal

tersebut dilakukan dengan cara:

1. Melakukan evaluasi atas efisiensi dan efektif entitas ekonomi dalam perusahaan.

2. Menemukan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan atau

    efektifitas kegiatan perusahaan.

3. Evaluasi ketaatan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.

        Dalam pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukannya maka bagian internal

audit menggolongkannya atas pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus.

Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan program

kerja pemeriksaan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangakn
4
                                                                                    3
pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal

audit berdasarkan perintah langsung dari pimpinan atau disebut dengan pemeriksaan

mendadak.



D. Kedudukan Internal Auditor

       Hasil dan luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor sangat

dipengaruhi oleh kedudukannya dalam organisasi.                Secara teoritis telah

dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan internal auditor maka ruang lingkup

pemeriksaan yang akan dilakukan internal auditor semakin luas dan diharapkan hasil

pemeriksaan tersebut semakin objektif. Selain dari pada itu tingginya kedudukan

internal auditor dalam suatu perusahaan akan menempatkannya pada suatu keadaan

yang independen dalam melakukan pemeriksaan.

       Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif

kedudukan bagian internal auditor di dalam perusahaan yaitu:

1. Langsung berada di bawah dewan komisaris

2. Langsung berada di bawah presiden direktur/direktur utama

3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi

       Dari ketiga kedudukan tersebut, bila dilihat dari struktur organisasi PT. Citra

Bangun, maka internal auditor berada langsung di bawah direktur utama sebagai

fungsi staf.   Dengan demikian hal ini memungkinkan bagian internal audit

melaksanakan pemeriksaan ke seluruh departemen yang terdapat dalam perusahaan

secara independen dan objektif.     Jadi dengan kedudukan sedemikian rupa dan
4
                                                                                     4
disertai dengan adanya uraian tugas yang jelas, dapat ditarik beberapa hal positif

terhadap kedudukan internal auditor sebagai staf direktur, yaitu:

1. Dukungan dari pimpinan sepenuhnya dapat diharapkan.

2. Tingkat kebebasan (independensi) internal auditor cukup memadai sehingga

   memungkinkan dapat dilaksanakannya pemeriksaan yang objektif.

3. Adanya wewenang internal auditor untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh

   unit usaha dan unit kerja dalam perusahaan.

       Latar belakang pendidikan personil internal audit pada PT. Citra Bangun,

cukup mendukung hasil kerja bagian internal audit ini. Personil internal auditor

pada perusahaan ini berpendidikan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi.



E. Laporan Internal Auditor

       Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa setiap pemeriksaan yang

dilakukan oleh internal auditor      senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan

sebagai hasil pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya. Laporan ini merupakan

bukti tertulis dan sekaligus merupakan pertanggungjawaban pemeriksaan intern

bahwa pekerjaan pemeriksaan telah selesai dilaksanakan.             Laporan merupakan

produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor pada

perusahaan.

       Begitu pula halnya dengan PT. Citra Bangun, hasil pemeriksaan yang

dilakukan internal auditor dituangkan dalam bentuk laporan.               Laporan ini

merupakan dokumen yang amat penting, baik bagi direktur sebagai pimpinan teratas

maupun bagi pimpinan dari unit yang diperiksanya. Bagi direktur hal ini merupakan
4
                                                                                5
bahan informasi sedangkan bagi pimpinan unit yang diperiksa berguna untuk

tindakan perbaikan sehingga kesalahan dan kesilapan yang terjadi tidak akan

terulang lagi.

        Laporan auditor pada PT. Citra Bangun disusun dalam sistematika sebagai

berikut:

1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan.

2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini.

3. Follow up laporan yang lalu.


Ad. 1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan
        Pada bagian ini diterangkan hal-hal mengenai:

 Dasar penugasan (dalam hal ini berdasarkan surat tugas dari direktur utama)

 Scope (ruang lingkup) pemeriksaan yang dilakukan internal auditor

 Nama personil auditor yang melakukan pemeriksaan masing-masing scope

    (ruang lingkup) pemeriksaan.


Ad. 2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini
        Bagian ini merupakan inti laporan yang memuat uraian-uraian atas termuan-

temuan pemeriksaan, yang berisikan hal-hal mengenai:

 Penilaian atas laporan keuangan yang disajikan oleh bagian pembukuan

 Adanya penyimpangan yang terjadi yang dapat merugikan pihak perusahaan

 Pengamatan atas pemborosan yang terjadi sebagai akibat tidak dipatuhinya

    prosedur dan pedoman yang telah digariskan oleh pimpinan.

        Pada bagian ini internal auditor menyampaikan saran-saran perbaikan yang

perlu dilakukan dalam upaya memperbaiki kekurangan yang ada selama ini
4
                                                                                 6
berdasarkan hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor. Dan

pada setiap point temuan pemeriksaan, ada suatu komentar/tanggapan yang

diberikan oleh pimpinan unit yang diperiksa.

Ad.3. Follow-up laporan yang lalu

       Bagian ini menerangkan mengenai laporan internal auditor yang belum

ditindaklanjuti (difollow-up) oleh pihak/bagian yang diperiksa. Apabila kondisi

yang telah dilaporkan dalam laporan internal auditor sebelumnya masih berlanjut,

karena pihak objek pemeriksaan belum/tidak mengambil tindakan yang diperlukan,

maka dalam laporan internal auditor yang sekarang ini diberikan bagian tersendiri

dalam laporan yang menguraikan kembali rekomendasi-rekomendasi terdahulu.

Dan pada bagian ini juga akan dikomentari oleh pimpinan unit yang diperiksa

seperti halnya dalam bagian yang terdahulu.
4
                                                                                7
                                 F. BAB IV


ANALISA DAN EVALUASI


       Analisa dan evaluasi yang diuraikan pada bab ini merupakan hasil

pengamatan penulis dengan berpedoman pada uraian teoritis dan membandingkan

dengan kenyataan yang ditemukan dalam praktek pada PT. XXX sebagaimana yang

diuraikan dalam bab III. Untuk mempermudah analisa dan evaluasi pembahasannya

dalam beberapa segi yakni:

A. Fungsi Internal Auditor

B. Kedudukan Internal Auditor

C. Laporan Internal Auditor



Fungsi Internal Auditor

       Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada uraian teoritis, fungsi

pengawasan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam

setiap perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang memiliki skala operasi yang

cukup besar. Suatu pengawasan yang dilandasi oleh suatu kebijaksanaan yang tepat

dan akurat, disertai dengan penerapan suatu sifat pengawasan intern yang baik akan

membawa manfaat yang sangat besar bagi perusahaan terutama untuk mengurangi

dan menghindari penyelewengan, pemborosan dan hal lain yang dapat merugikan

perusahaan.
4
                                                                                    8
       Dalam uraian pada bab III, dijelaskan bahwa perusahaan memberikan

perhatian yang cukup besar terhadap arti pentingnya suatu pengawasan intern yang

merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan dalam melakukan

pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua aspek kegiatan dalam perusahaan.

Internal auditor bertugas membantu direktur dalam mengadakan penilaian atas

sistem pengawasan manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran

perbaikan. Untuk memenuhi tugas tersebut internal auditor berfungsi melakukan

suatu pemeriksaan yang dilaksanakan secara terus-menerus terhadap kegiatan

operasi perusahaan dan melakukan penilaian serta pengawasan terhadap

terlaksananya sistem pengawasan manajemen. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan

untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan telah sesuai

dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.

       Secara garis besar, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun ini adalah

sebagai berikut:

1.   Melaksanakan     pemeriksaan    keuangan       untuk     mengetahui   bagaimana

     pelaksanaan catatan keuangan terutama untuk pengamanan harta perusahaan,

     serta untuk mengetahui adanya penyalahgunaan dari harta perusahaan dan

     penyimpangan-penyimpangan lainnya.

2.   Melaksanakan pemeriksaan manajemen yang tujuannya untuk mengetahui

     bagaimana     pelaksanaan   peraturan   yang    dibuat    oleh   pimpinan   telah

     dilaksanakan.

3.   Menyarankan penyempurnaan sistem pengawasan intern yang dimiliki

     perusahaan, bila hal ini dipandang perlu. Usulan tersebut diajukan kepada
4
                                                                                9
     pimpinan perusahaan setelah diadakan evaluasi terhadap sistem pengawasan

     intern yang ada.

4.   Melakukan pemeriksaan khusus dalam hal adanya suatu masalah yang

     mendesak atas dasar instruksi pimpinan.

5.   Menganalisa laporan-laporan dari tiap-tiap divisi.

6.   Menganalisa bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam penyusunan

     rencana program dan pengambilan keputusan.

       Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah

mencakup seluruh bagian. Disamping itu internal auditor juga ikut membantu pihak

luar dalam arti memperlancar tugas mereka. Jadi dari fungsi di atas dapat dilihat

bahwa pemeriksaan ditujukan untuk pengamanan harta perusahaan, pelaksanaan

kegiatan terutama yang menyangkut efisiensi dan efektifitas usaha, ketaatan

terhadap kebijaksanaan serta peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.

       Menurut penulis, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun cukup baik

dan telah melaksanakannya sesuai dengan yang telah digariskan.



B. Kedudukan Internal Auditor

       Kedudukan internal auditor dalam perusahaan sangat besar artinya dalam

menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya. Sebagaimana yang telah

diuraikan dalam bab II bahwa semakin tinggi kedudukan dari internal auditor, maka

semakin luas pula objek pemeriksaan yang akan dilakukannya.

       Keberhasilan pelaksanaan internal auditor banyak tergantung dari kedudukan

internal auditor dalam struktur organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap
5
                                                                                   0
hasil-hasil penemuan internal auditor, pengertian dari bagian yang diperiksa dan

keahlian internal auditor itu sendiri.

       Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif

kedudukan internal auditor di dalam perusahaan, yaitu:

1. Langsung berada di bawah Dewan Komisaris

2. Langsung berada di bawah Direktur Utama

3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi.

       Jika dilihat dari struktur organisasi PT. Citra Bangun, maka internal auditor

berada langsung di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staff. Jelas bahwa auditor

intern bebas memeriksa seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama dan

bertanggungjawab kepada Direktur Utama sebagai pimpinan tertinggi.

       Dengan demikian dapat ditarik beberapa keuntungan yang diperoleh dari

penempatan internal auditor sebagai staf Direktur Utama, yaitu:

a. Karena internal auditor berada di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staf,

   maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya, sehingga

   memudahkan bagi auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya.

b. Tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga

   memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif.

c. Adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh

   bagian yang berada di bawah Direktur Utama.

       Tingkat    keahlian    pemeriksa   mempengaruhi    sukses   tidaknya   suatu

pemeriksaan. Kedudukan pemeriksa yang cukup tinggi di dalam perusahaan tidak

akan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan keahlian pemeriksa itu sendiri.
5
                                                                                1
Internal auditor yang baik adalah mereka yang mempunyai pengetahuan yang luas

baik di bidang akuntansi dan auditing, teknik, moneter dan lain sebagainya. Selain

itu juga harus memiliki kesanggupan menyesuaikan diri, bijaksana, mempunyai

ketegasan sikap, jujur, objektif dan mempunyai rasa tanggung jawab.

       Menurut pengamatan penulis, kualifikasi staf internal auditor di perusahaan

ini berdasarkan disiplin ilmu yang cukup memadai, tetapi perlu ditambah personal-

personal di dalam melaksanakan tugasnya mengingat semakin meluasnya

perkembangan perusahaan dan kegiatannya.



C. Laporan Internal Auditor

       Laporan adalah merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang

dilakukan internal auditor, yang fungsinya sebagai bahan informasi dan dasar

pengambilan keputusan bagi pimpinan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal

auditor adalah pemeriksaan yang bersifat pemeriksaan operasional dan keuangan.

Laporan sedapat mungkin harus dibuat ringkas dan tepat tetapi yang dilaporkan

harus jelas dan laporan harus objektif, dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti

yang kuat serta memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Disamping itu juga bentuk

laporan internal auditor hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian

laporan. Apabila ditujukan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi hendaknya

disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami, sedangkan untuk

bagian yang lebih rendah disajikan dalam bentuk yang lebih rinci. Yang penting

adalah sebelum menulis laporan resmi kepada manajemen, hendaknya didiskusikan

dan dibahas kembali dengan bagian yang diperiksa, sehingga bagian yang diperiksa
5
                                                                                  2
tersebut dapat memberikan tanggapan dan penjelasan atas hasil temuan audit yang

didapat.

       Dari hasil pengamatan penulis terhadap laporan internal auditor pada PT.

Citra Bangun ini, dapat dikatakan bahwa laporan tersebut memenuhi syarat-syarat

antara lain adanya:

a. Dasar penugasan dan scope (ruang lingkup) pemeriksaan.

b. Temuan pemeriksaan

c. Saran perbaikan

d. Komentar dari pihak yang diperiksa.

       Dilihat dari objektifitasnya, maka keobjektifan dari laporan telah dilihat

dimana laporan yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan yang didukung oleh

bukti-bukti yang cukup, sehingga laporan ini dapat dipertanggungjawabkan.

       Dari bentuk laporan yang dibuat oleh internal auditor dapat dikatakan bahwa

laporan sudah memenuhi syarat. Laporan telah memuat informasi yang lengkap,

ringkas dan tepat waktu.

       Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada laporan pemeriksaan

ini yaitu digabungnya laporan pemeriksaan operasional dengan laporan pemeriksaan

keuangan. Walaupun manfaat kedua laporan ini sama besarnya untuk membantu

pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan tapi aspek

penekanan kedua pemeriksaan ini berbeda.         Pada pemeriksaan operasional,

pemeriksaaan selalu dilakukan untuk menemukan jawaban mengapa dan seharusnya

bagaimana (yang terutama menyangkut efisiensi dan kehematan pengelolaan dan

penggunaan sarana produksi). Sedangkan pada pemeriksaan keuangan penekanan
5
                                                                              3
pemeriksaan ditekankan untuk menemukan jawaban berupa (menyangkut transaksi

financial dan laporan keuangan).
5
                                                                               4
                                 G. BAB V

                     H. KESIMPULAN DAN SARAN




A. Kesimpulan
       Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT. XXX, telah dilaksanakan/diterapkan

dengan baik dengan alasan sebagai berikut:

1. Kedudukan     internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di

   bawah Direktur Utama. Melihat dari kedudukannya yang langsung di bawah

   Direktur Utama, maka internal auditor mendapat dukungan penuh dari pimpinan

   perusahan dalam pelaksanaan tugasnya.            Disamping itu terdapat juga

   pelimpahan tugas dan wewenang yang jelas. Oleh karenanya tingkat kebebasan

   dan objektifitas pemeriksaan dapat terlaksana.

2. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor sangat

   membantu pimpinan perusahaan        dalam mengetahui bagaimana pelaksanaan

   kegiatan yang telah dilakukan.    Kegiatan pemeriksaan bukan saja menyangkut

    keuangan tetapi juga tentang operasional perusahaan. Pelaksanaan pengawasan

    yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan

    tanggung jawabnya.

3. Internal auditor dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin

   perusahaan, artinya internal auditor tidak terlibat dalam kegiatan operasional

   perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian diharapkan
5
                                                                                                                5
     hasil pemeriksaan lebih objektif.

4. Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor terlebih dahulu menyusun

     program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaan. Hal ini dimaksudkan untuk

     membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi lebih efektif dan lebih terarah.

     Program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaaan merupakan alat bagi

     pimpinan untuk mengawasi pelaksanaan pemeriksaan apakah sesuai dengan

     rencana yang sudah ditetapkan.

5. Setiap laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh internal auditor

     disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek pemeriksaan yang

     diperiksa, dan dengan adanya laporan tersebut internal auditor dapat membantu

     mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijakan selanjutnya.

        Namun masih terdapat beberapa kelemahan yaitu:

1.   Belum adanya pemisahan antara laporan pemeriksaan keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management

     audit).

2. Pemakaian tata bahasa masih kurang bagus dalam penyusunan laporan internal

     auditor.

3. Aktivitas internal auditor dalam perusahaan belum maksimal karena jumlah

     tenaga internal auditor yang tersedia kurang memadai.

4. Kurangnya kemampuan dan ketrampilan tenaga internal auditor dalam

     melakukan pemeriksanaan secara komputerisasi (computer audit).
5
                                                                                6
B. Saran

      Berdasarkan kelemahan tersebut diatas, penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1.   Untuk laporan pemeriksaan, sebaiknya dipisahkan antara laporan pemeriksaan

     keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management audit) agar

     lebih efektif.

2.   Pemakaian tata bahasa dalam laporan internal auditor ini agar dapat lebih

     diperhatikan lagi sehingga pembaca laporan dapat lebih mengerti akan isi

     laporan tersebut.

3.   Dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh internal auditor

     guna mencapai hasil pemeriksaan yang lebih baik, perlu adanya penambahan

     jumlah staf internal auditor sebanyak dua orang.

4.   Mengingat perusahaan telah menggunakan komputer untuk pengolahan data,

     maka secara otomatis pemeriksaan terhadap data melalui komputer harus

     dilaksanakan. Untuk itu perusahaan seharusnya telah memiliki auditor yang

     memahami dan menguasai pelaksanaan audit dengan komputer. Hal ini bisa

     dilakukan melalui pendidikan bagi auditor yang ada atau menerima auditor

     yang baru, dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya serta kecepatan

     informasi yang dihasilkan.
5
7

More Related Content

What's hot

Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiWahyu Hidayat
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaansony4de
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen9elevenStarUnila
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaUlfa Defrana
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousingIlham Sousuke
 

What's hot (20)

Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
Pelaporan audit (1)
Pelaporan audit (1)Pelaporan audit (1)
Pelaporan audit (1)
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen
 
Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjaPengukuran kinerja
Pengukuran kinerja
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
 

Viewers also liked

Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalatenKedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalatencambawa
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)Hendie Cahya Maladewa
 
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya Timber
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya TimberPemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya Timber
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya TimberHisam Setiawan
 
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANGTUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANGAhmad Husain
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...yoan santoso
 
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJA
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJAPEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJA
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJApjj_kemenkes
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...Uofa_Unsada
 
Contoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasContoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasSei Enim
 
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012M. Adli
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorRose Meea
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanAmaq Kangkung
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriNie Andini
 
Contoh Surat Masuk dan Surat Keluar
Contoh Surat Masuk dan Surat KeluarContoh Surat Masuk dan Surat Keluar
Contoh Surat Masuk dan Surat KeluarOcky Sulistianingsih
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanblewly
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporanSyihab Ikbal
 

Viewers also liked (20)

Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalatenKedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)
UU No 2 Tahun 2009 (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)
 
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya Timber
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya TimberPemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya Timber
Pemberitahuan Audit PHPL PT. Diamond Raya Timber
 
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANGTUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
TUGAS DAN WEWENANG DALAM STRUKTUR HIERARKI PERUSAHAAN DAGANG
 
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa parkir ...
 
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJA
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJAPEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJA
PEMBUATAN SURAT LAMARAN KERJA
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
 
Contoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasContoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmas
 
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
Notulen Rapat Halal Bihalal FOKER GMP 2012
 
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KI...
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditorKuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatanContoh penulisan laporan hasil kegiatan
Contoh penulisan laporan hasil kegiatan
 
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiriProposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
Proposal permohonan perlengkapan olahraga karang taruna bhakti mandiri
 
Contoh Surat Masuk dan Surat Keluar
Contoh Surat Masuk dan Surat KeluarContoh Surat Masuk dan Surat Keluar
Contoh Surat Masuk dan Surat Keluar
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaan
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
 

Similar to Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan

MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxMAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxSWINDANGGEA
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...Intan Wachyuni
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...Serafinus Octavia Puspitasari
 
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari
 
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...DUCI
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Nadiatur Rakhma
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Nadiatur Rakhma
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...Edi Putra, S.Inf., M.M., ASCA
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...Ipung Sutoyo
 
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audityopiyunanto
 
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Fariz adlan
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...DavidOktarioSidharta
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...Deny Dermawan
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenSintiaFarach46
 
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasi
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasifremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasi
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasirikanoviyanti2
 
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIFRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIbebynovianti
 
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIFRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIfaeshallutfi
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...dewi masita
 

Similar to Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan (20)

MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docxMAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
MAKALAH INTERNAL AUDIT.docx
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Audit dan Internal Kontrol, Universitas Mer...
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
 
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
Sekar Kumudasari, 55117110117, Prof. Hafzi,MM,CMA, Audit & Internal Control, ...
 
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
Audit & Internal Control BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Audit & Inte...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, audit...
 
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, ethic...
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business,audit and internal control,...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, Hubungan atau pengaruh antara Business Et...
 
audit
auditaudit
audit
 
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
BE & GG; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, cma, audit in...
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
Be gg, fariz adlan, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,audit & internal con...
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, audit & internal control, universita...
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit Manajemen
 
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasi
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasifremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasi
fremwork bab 1- 14 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIFRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
 
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIFRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
FRAMEWORK BAB 1-14 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 

Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control). Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control. Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan manajer-manajer
  • 2. 2 yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal control. Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya. Agar fungsi pemeriksaan intern dapat berjalan dengan baik, maka seorang internal auditor haruslah orang yang benar-benar memahami prosedur audit yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa. Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan intern yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang akurat serta
  • 3. 3 setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Melihat banyaknya sumbangan yang dapat diberikan oleh internal auditor kepada manajemen, maka penulis mencoba untuk melihat pentingnya peranan internal auditor untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Maka penulis melakukan peninjauan dan penelitian pada PT. Citra Bangun dengan judul ”Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Citra Bangun, Medan.” B. Perumusan Masalah Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi berbagai masalah. Adapun masalah yang dihadapi setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada ruang lingkup kegiatan perusahaan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada PT. Citra Bangun, maka penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun dapat berperan bagi tercapainya pemeriksaan intern yang baik? 2. Apakah kedudukan internal auditor pada perusahaan benar-benar independen sehingga dapat mencapai tujuan pemeriksaan yang objektif?
  • 4. 4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan kegunaan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang fungsi dan kedudukan internal auditor dalam perusahaan kemudian membandingkan dengan teori-teori yang selama ini penulis terima dari perkuliahan dan sumber lainnya. 2. Dari perbandingan ini diajukan saran yang mungkin bagi pihak yang berkepentingan. 3. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan penyelesaian kuliah guna memperoleh gelar sarjana ekoomi pada Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan. D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat mengemukakan beberapa hipotesis: 1. Fungsi dan kedudukan internal auditor dalam perusahaan telah berfungsi cukup baik, hal ini terjadi karena adanya dukungan dari pihak top manajer. 2. Internal auditor dalam melaksanakan program pemeriksaan telah membuat rencana pemeriksaan yang cukup bagus. 3. Kedudukan internal auditor cukup independen dalam perusahaan karena berada dibawah kedudukan komisaris dan direktur utama. E. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian
  • 5. 5 Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kepustakaan dan penelitian ke lapangan. Penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara membaca literatur- literatur yang berhubungan dengan internal auditor. Penelitian ke lapangan dilakukan dengan cara meninjau peranan dan fungsi internal auditor dalam perusahaan, yaitu PT. Citra Bangun. 2. Jenis Data Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari objek penelitian (PT. Citra Bangun) antara lain: a. Sejarah singkat perusahaan b. Struktur atau bagan organisasi perusahaan c. Data yang berhubungan dengan audit intern Sedangkan data sekunder diperoleh penulis dari buku-buku, catatan-catatan kuliah dan literatur-literatur yang berhubungan dengan audit intern. 3. Teknik Pengumpulan Data Data dilakukan dengan: a. Observasi, yaitu melakukan serangkaian pengamatan langsung terhadap internal auditor pada PT. Citra Bangun b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak atau bagian-bagian yang berwenang dalam perusahaan tersebut. c. Kepustakaan, yaitu mengumpulkan sejumlah informasi mengenai teori-teori audit intern dan teori lain yang mendukung. 4. Metode Penganalisaan Data
  • 6. 6 a. Metode deskriptif, yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan data dari hasil penelitian untuk diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan yang ditulis. b. Metode komparatif, yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam perusahaan, kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran-saran dari hasil perbandingan tersebut.
  • 7. 7 C. BAB II URAIAN TEORITIS Pengertian Auditing Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor tersebut disebut dengan ”auditing”. Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut: Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of the underlying internal control and accounting records of a business enterprises or other economic unit, precedent to the expression by the auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial statement.1 1 W. W Cooper, Yuri Ijiri, Kohler’s Dictionary for Accountant, Sixth Edition, Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi, 1984, hal. 44.
  • 8. 8 Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu: 1. Pemeriksaan atas pengawasan intern Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi. 2. Pemeriksaan atas catatan keuangan Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya. 3. Pemeriksaan atas catatan lain Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan sebagainya. Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut: Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa. 2 Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus dilaksanakan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang. Kata
  • 9. 9 bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang tidak berpihak dalam melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada pemberian pendapat, baik dalam kenyataan (in fact) maupun dalam penglihatan (in appearance). Sedangkan norma pemeriksaan adalah suatu ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan. Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas oleh Arens dan James sebagai berikut: Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.3 Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur yang dicakup sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan penilaian bukti Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang diperiksa tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Keahlian dan kebebasan 2 Moenaf H. Regar, Memahami Laporan Akuntan, Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 1989, hal. 16. 3 Alvin arens, James K. Loebecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi Kelima, Jilid Satu, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta, 1993, Hal. 2.
  • 10. 1 0 Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau kompoten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan. Yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang bebas atau independen. 4. Satuan ekonomi tertentu Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah menegas satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya. 5. Data keterangan yang terukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan dengan mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi. Data yang disajikan manajemen tersbut dibandingkan dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. 6. Pelaporan Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi kesimpulan dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai. Isi dan bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat pemeriksaan yang dilakukan. Tetapi suatu laporan harus dapat menjelaskan pada pembaca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan angka, kriteria atau ukuran yang ada,
  • 11. 1 1 Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemeriksaan bertujuan memberikan gambaran tentang kesesuaian yang diperiksa berupa kegiatan, data atau bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian yang bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui alat komunikasi yang dituangkan dalam bentuk laporan. Secara umum, tujuan pemeriksaan yang dilakukan auditor adalah untuk meningkatkan kepercayaan (credibility) daftar keuangan yang disajikan manajemen, dengan memberikan pendapat mengenai kelayakan dari daftar keuangan yang disajikan tersebut. Pengertian Internal Auditing Apabila diteliti dalam berbagai buku, tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian internal auditing. Para ahli sepakat menyatakan bahwa internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen. Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut yang berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor, tetapi maksudnya bahwa pemeriksa intern bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang objektif. Sebagaimana yang dikemukakan salah seorang penulis bahwa: Pemeriksaan intern adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk menyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang telah ditetapkan manajemen berjalan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat
  • 12. 1 2 serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan, rencana dan prosesdur yang telah ditetapkan. 4 The Institute of Internal Auditors, suatu organisasi di Amerika Serikat memberikan definisi internal auditing sebagai berikut: Internal Auditing adalah kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen. Jadi internal auditing merupakan pengendalian manajerial, yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain. 5 Definisi di atas, mengandung pengertian bahwa internal auditing merupakan suatu aktifitas penilaian yang bebas dalam organisasi, yang tugasnya meliputi seluruh bidang kegiatan operasi perusahaan. Definisi ini juga menegaskan bahwa tujuan utama pemeriksaan ditekankan pada aspek pengawasan menajemen (management control). 1. Tujuan Internal Auditing Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, auditing bertujuan untuk mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada dasarnya tujuan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan internal auditing, hanya saja internal auditing berorientasi kepada kepentingan perusahaan. Tujuan internal auditing adalah membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan objek 4 Ruchyat Kosasih, Auditing Prinsip dan Prosedur, Cetakan Keempat, Palapa, Surabaya, 1985, Hal. 285. 5 Arthur W. Holmes anda David A. Burns, Auditing Norma dan Prosedur, Jilid Satu, Edisi Kesembilan, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta, 1990, Hal. 152.
  • 13. 1 3 yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria tertentu. Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa kepada manajemen. Internal auditing berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi. Adapun tujuan internal auditing sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara yang efektif dengan biaya yang efektif dengan biaya yang minimum. 2. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen puncak dipatuhi. 3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
  • 14. 1 4 4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan dalam perusahaan. 5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegaitan perusahaan. 2. Ruang Lingkup Internal Auditing Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih: Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal, yaitu: a. Pemeriksaan keuangan b. Pemeriksaan operasi/manajemen 6 1. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit) Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat. Untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut: Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control. 7 6 Ruchyat Kosasih, Op.Cit., hal 286. 7 Ibid, hal. 286
  • 15. 1 5 Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi hutang dan piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang berhubungan dnegan sistem internal control. 2. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit) Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen (level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna usaha. Federal Financial Institute in Canada, memberikan definisi Operasional Audit sebagai berikut: Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen sistematis dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh departemen sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan keseluruhan audit operasi adalah membantu semua tingkat manajemen agar dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dengan efektif dengan menyajikan pada mereka analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau. 8 Sofyan Safri mengatakan bahwa: Operation Audit yang sering juga disebut operasi audit muncul dari pengembangan financial. Dalam audit ini dinilai bukan saja aspek keuangan tapi juga aspek non keuangan. 9 Menurut pendapat Arthur W. Holmes dalam buku Auditing Norma dan Prosedur mengatakan sebagai berikut: 8 Arifin Wirahadikusumah, Beberapa Masalah Auditing, Alumni Bandung, 1983, hal. 131-132. 9 Sofyan Safri, Auditing Komtemporer, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta, 1991, hal. 275.
  • 16. 1 6 Adapun tujaun dari operasi audit adalah terutama menyangkut pencapaian sasaran-sasaran operasional seperti humas, efisiensi produksi atau efisiensi operasional, keefektifan operasional dan keefektifan manajerial. 10 Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa operasional audit ditekankan pada penelitian yang bebas dan dilakukan dengan sistematis atas seluruh pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan dan untuk melaksanakan operasi audit perlu adanya gabungan pemeriksaan dengan berbagai ahli. Mengenai hal ini S. Hadibroto mengatakan sebagai berikut: Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu yaitu: ilmu ekonomi, manajemen, hukum, moneter dan sebagainya. Maka dari itu seyogyanya sebagai pemeriksa bertindak sebuah tim yang sifatnya multi displiner, khusus dari pola pemeriksa disyaratkan menguasai ilmu organisasi (manajemen). 11 C. Fungsi Internal Auditor Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata. Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. 10 Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op.Cit., hal 114. 11 S. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Dua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984, hal. 50.
  • 17. 1 7 Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci: 1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan. 2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak, 3. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian. 4. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan. 5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan. 12 Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General Accounting Officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah sebagai berikut: 1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna yang tidak baik. 2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur organisasi. 3. Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi. 4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang. 5. Mencek akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, penyelewengan dan tidak wajar secara lain. 6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan kegiatan masa depan. 7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan tertinggi. 13 12 Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 169. 13 Soemardjo Tjitrosidojo, Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan (Management Auditing), PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1980, Hal. 121.
  • 18. 1 8 Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan. Untuk keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaran-sasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns dapat dibagi atas dua bagian yaitu: 1. Saran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara: a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi. b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan penyelewengan semacam itu. c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan. d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan. 2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara: a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan oleh hubungan laporan dalam perusahaan. b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat. c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit, saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif. d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan. 14
  • 19. 1 9 Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari sistem pengawasan intern yang dapat mencegah/menemukan keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam pelaksanaan akuntansi. 2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan. Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi. Ditinjau dari kemampuan internal auditor, maka manajemen mempunyai wewenang dalam menetapkan personil yang akan melaksanakan tugas internal auditor. Penetapan tersebut hendaknya dilakukan secara selektif memenuhi syarat sebagaimana dikatakan Ruchyat Kosasih, bahwa syarat yang harus dipenuhi seorang internal auditor adalah sebagai berikut: a. Staf pemeriksa intern harus diangkat atas dasar kecakapan dan kemampuan serta ada kemungkinan untuk maju ke posisi yang lebih tinggi. b. Setiap pemeriksa intern harus kontinyu mendapat pendidikan dan latihan yang cukup dalam bidangnya serta memperbaiki (mengupgrade) dirinya sendiri (self improvement). c. Semua pemeriksa intern harus mempertahankan sikap independen dalam semua pekerjaan dan data yang relevan. 15 14 Arthur W. Holmes and David C. Burns, Op. Cit., hal 154. 15 Ruchyat Kosasih, Op. Cit., hal 172.
  • 20. 2 0 D. Kedudukan Internal Auditor Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa: Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line operating funstion. Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over other person in the organization. 16 Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan posisi staf. Ini berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan perusahaan. Konflik antara internal auditor dan para manajer sering terjadi disebabkan kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya tentang kedudukan dan pandangan masing-masing. Para manajer menganggap para internal auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan dan penilaian transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering mencari keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Sementara ini para internal auditor merasa manajer-manajer 16 Moenaf H. Regar, Op. Cit., hal 266.
  • 21. 2 1 tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan. Secara garis besarnya ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi, yaitu: 1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaan-perusahaan ini internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. 2. Bertanggung jawab pada direktur utama Cara ini agak jarang dipakai mengingat direktur dengan tugas-tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan intenal auditor dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut. 3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang keuangan dan bendahara maupun controller. Yang penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi daripada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi. 17 Hadibroto menggambarkan skema kedudukan internal auditor sebagai berikut: DEWAN KOMISARIS INTERNAL AUDITOR DIREKTUR UTAMA DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR PENJUALAN PEMBELIAN KEUANGAN PRODUKSI PERSONALIA 17 D. Hartanto, Akuntansi Untuk Usahawan, Cetakan Kesatu, Edisi Kelima, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 1984, hal. 195-294.
  • 22. AUDITOR 2 2 BAGIAN INTERNAL 18 AKUNTANSI AUDITOR E. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan. Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai berikut: 1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan kode etik Institute of Internal Auditor. 18 S. Hadibroto, Op. Cit., Hal. 97
  • 23. 2 3 2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan 19 Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan kata lain internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut. Tanggung jawab internal auditor terhadap ketidakberesan yang ditemukan dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam financial audit, kesalahan yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak diaudit oleh akuntan publik. Karena itu intenal auditor bertanggung jawab sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor harus dapat menemukan setiap kesalahan. F. Laporan Internal Auditor Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai. 19 Arthur W. Holmes and David C. Burn, Op. Cit., hal 153.
  • 24. 2 4 Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan, yang mana hal ini adakah merupakan hasil akhir dari pekerjaannya. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa. Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti- bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat. Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan laporan intern perusahaan. Bantuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Cermat 2. Jelas 3. Ringkas 4. Tepat waktu. 20 Ad. 1. Cermat Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksa harus berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya atau diandalkan.
  • 25. 2 5 Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa. Laporan haruslah ditulis dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta menyakinkan. Apapun yang dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti pendukungnya. Ad. 2. Jelas Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu. Oleh karen itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas. Kejelasan menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari pemeriksa ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena: 1. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya. 2. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara bertele-tele. 3. Struktur laporan jelek, gagasan-gagasan yang disajikan dengan urutan yang baik akan lebih mudah dipahami. Kalimat-kalimat dan paragrap-paragrap yang kacau dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi tidak terlihat. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang sangat diperlukan oleh manajemen mungkin menjadi tidak terkomunikasikan. 4. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang kurang lazim. 5. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya. 20 Lawrence B. Sawyer, Pemeriksaan Intern, Edisi Ketiga, Pusat Pengembangan Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 1992, hal. 295.
  • 26. 2 6 Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk dapat memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami berapa pentingnya sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan suatu prosedur yang baru, pertama-tama ia harus menjelaskan mengenai prosedur yang sekarang berlaku, apa kekurangan-kekurangannya, akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika prosedur tersebut digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul pemeriksa. 6. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis. Ad. 3. Ringkas Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebih- lebihan. Ringkas bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok persoalan memerlukan uraian yang luas. Akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang tidak relevan dan tidak material, seperti gagasan-gagasan, temuan-temuan, kalimat- kalimat dan sebagainya, yang tidak menunjang tema pokok laporan. Ad.4. Tepat waktu Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya. Mengenai unsur-unsur dari suatu laporan pemeriksaan disebutkan bahwa: Bagimanapun bentuk laporan, laporan tersebut harus memuat satu atau lebih unsur-unsur berikut ini: suatu intisari, suatu pendahuluan atau pengantar, suatu ruang lingkup, suatu pendapat dan temuan- temuan. Pernyataan-pernyataan mengenai temuan-temuan itu sendiri harus memuat unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur untuk temuan
  • 27. 2 7 positif: wewenang, tujuan, kondisi. Untuk temuan-temuan negatif suatu intisari, kriteria, fakta, pengaruh/akibat yang ditimbulkan, sebab- musabab dan rekomendasi. Grafik-grafik dapat merupakan bumbu suatu laporan dan menambah ilustrasi-ilustrasi yang diperlukan. 21 Selanjutnya Lianto Hidayat Susanto menguraikan berbagai informasi yang harus dicantumkan pada laporan internal auditor sebagai berikut: 1. Nomor laporan yang mencerminkan jenis laporan, letak arsip dan sebagainya 2. Ditujukan kepada siapa 3. Tanggal dibuatnya laporan 4. Ruang lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan yang dilakukan 5. Pendapat dan kesimpulan 6. Tanda tangan internal auditor (penanggung jawab pemeriksaan) 7. Saran jika memang ditemukan sesuatu yang telah final. 8. Keterangan tentang lampiran 9. Keterangan mengenai distribusi laporan 10. Keterangan mengenai tim yang terlibat. 22 Selanjutnya bentuk laporan internal auditor dapat dibagi atas dua bagian. Seperti yang dikemukakan oleh JB. Heckert, sebagai berikut: A. Tulis (written) 1. Tabulasi a. Laporan akuntansi formal b. Statistik 2. Uraian/paparan singkat 3. GrafikSuatu kombinasi dari berbagai bentuk di atas B. Lisan (oral) 1. Persentase formal group. Seperti penggunaan alat visual 2. Konvensi-konvensi individu. 23 Banyak ragam laporan pemeriksaan, baik dalam ukuran maupun style. Tidak ada suatu bentuk laporan yang standar. Contoh laporan pemeriksaan yang dimuat di 21 Lawrence B. Sawyer, Ibid, hal 330. 22 Lianto Hidayat Susanto, Laporan Pemeriksaan Intern dan Distribusi, VII No. 12, Desember 1988, IAI. Jakarta, 1988, hal 14.
  • 28. 2 8 bawah ini diambil dari organisasi pemeriksaan yang berbeda, untuk menunjukkan adanya berbagai variasi. Contoh I INDUSTRI ALAT BERAT Pemeriksaan dilakukan terhadap pengeluaran Biaya dari suatu bagian xyz. Laporan ditujukan kepada Wakil Direktur Keuangan dengan suatu memorandum yang mengikhtisarkan komenta-komentar Pemeriksa. Laporan dibatasi untuk temuan-temuan kekurang efesienan. Pada laporan terdapat judul-judul yang mengikhtisarkan rekomendasi pemeriksa diikuti dengan analisa-analisa lengkap mengenai kondisi-kondisinya. Memo yang disampaikan dan beberapa kutipan dari salah satu temuan dikemukakan dalam uraian berikut ini: KEPADA : WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DARI : KEPALA BAGIAN PEMERIKSAAN INTERN SUBYEK : Pemeriksaan Biaya Bagian XYZ Bagian Pemeriksaan Intern telah melakukan pemeriksaan atas catatan- catatan akuntansi biaya dan prosedur-prosedur pada Bagian XYZ. Catatan- catatan bulan Mei 19xx telah diperiksa secara lengkap dan catatan-catatan untuk bulan-bulan lainnya telah diuji secukupnya. Ikhtisar hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut: 1. Pembebanan-pembebanan untuk jasa-jasa daripihak ketiga harus diperiksa secara lengkap untuk menghindarkan pembayaran-pembayaran lebih. 2. Lemahnya pengendalian mengakibatkan terjadinya duplikasi pembayaran upah buruh. 3. Efisiensi pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan harus dievaluasi melalui norma-norma teknis. 4. Biaya listrik pada beberapa pabrik harus diperiksa. 5. Pemborosan pemakaian lebih tidak dihitung atas dasar biaya berjalan. 6. Mandor menyetujui slip dari kas kecil yang mereka pegang. Kami telah membicarakan rekomendasi-rekomendasi lainnya dengan bagian Akuntansi yaitu agar: 1. Perkiraan 401 biaya-biaya pengiriman yang telah dibebankan kepada persedian M & S dan 2. Menyepurnakan penjelasan-penjelasan ”journal voucher” Tindakan-tindakan perbaikan telah dilaksanakan 23 James D. Wilson and Jhon B. Champbell, Controllership Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga, Terjemahan Tjintjin Felix H. Tjendra, Jakarta, 1991, Hal. 557.
  • 29. 2 9 Laporan ini telah dibahas dengan Pengawas Umum Bagian XYZ, Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Teknik. Komentar-komentar mereka dituangkan dalam laporan lengkap. Bagian Pemeriksa Intern 3. Effisiensi Pelaksanaan Kegiatan Harus Dievaluasi Melalui Norma-norma Teknis. 3.1. Pengamatan Pengamatan lapangan dan diskusi-diskusi dengan petugas operasi menunjukkan bahwa pengendalian atas biaya buruh harus disempurnakan melalui norma-norma teknis selagi suatu cara untuk dapat mengukur efisiensi dan produktivitas dari masing-masing tingkatan mandor. A. Suatu pengujian lapangan (tanggal 2 Agustus) terhadap 5 petugas yang diberi tugas memperbaiki stasiun 21 menunjukkan bahwa: 1. Waktu reperasi adalah 8 jam untuk setiap petugas 2. Selama pengamatan lapangan yaitu jam 11.10 stasiun 21 tidak ada yang mengawasi 3. Tidak ada alat-alat reperasi yang dapat dijadikan bukti. 4. Lima orang pekerja ditemui sedang duduk dalam truk yang berada di dekat lokasi stasiun 21. 5. Mandor tidak melaksanakan pengecekan fisik terhadap pegawai- pegawai yang berada dalam pengawasannya. Komunikasi hanya dilakukan dengan radio. Pada pengamatan lapangan berikutnya yaitu pada waktu penggantian regu pekerja ditemukan seorang pegawai sedang tidur pada bagian pengendalian operasi. B. Prosentase penggunaan alat-alat, suatu pengukuran operasional yang penting ditentukan dari beberapa mandor yang bertugas melakukan pengamatan selama jam kerja normal. Waktu yang terpakai termasuk waktu menganggur dan waktu istirahat. Kartu-kartu peralatan yang disusun oleh operator-operator peralatan yang menunjukkan waktu menganggu, tidak menjangkau sampai pada effisiensi penggunaan peralatan. Laporan dilanjutkan dengan suatu analisa statistik dan pembicaraan lanjutan atas kondisi-kondisi yang ditemukan dalam pemeriksaan. 3.2. Rekomendasi  Kami menyarankan agar bagian ini mempertimbangkan pembuatan program pengujian skala kecil untuk menyusun norma-norma teknis.  Penyusunan norma-norma dapat dimulai dalam bidang-bidang produksi yang mudah didefinisikan dan diukur.
  • 30. 3 0  Semua informasi yang diperlukan untuk menentukan efisiensi harus dipertimbangkan sampai pada penggunaan peralatan dan tenaga manusia. 3.3. Komentar dari Bagian Akuntansi Norma-norma teknis harus ditetapkan lebih dahulu. Tanpa norma tersebut pengujian tidak akan efektif. 3.4 Komentar dari Pengawas Umum Kami harus menetapkan suatu sistem standar pemeliharaan pada dua pabrik. Standar tersebut didasarkan pada data historis dan suatu sistem yang efektif. Keduanya adalah program percontohan. Jika ternyata hasilnya memuaskan maka kami bermaksud untuk lebih memperluasnya lagi. Contoh II PERUSAHAAN PEMINTALAN Laporan ini mencakup pemeriksaan terhadap Bagian Perajutan pada perusahaan pemintalan. Laporan dibuat oleh Bagian Pemeriksaan intern ditujukan kepada pimpinan Bagian yang diperiksa. Salinan laporan dikirimkan kepada Direktur Utama Perusahaan, Direktur Keuangan dan Direktur Akuntansi Perusahaan. Laporan dikirimkan dengan suatu surat pengantar. Laporan dimulai dengan lingkup pemeriksaan yang menunjukkan luasnya pemeriksaan yang dicakup. Selanjutnya temuan-temuan diringkas dan dibagi menjadi masalah dimana telah diadakan tindakan dan masalah dimana masih diperlukan tindakan. Ringkasan diikuti dengan temuan-temuan yang dikelompokkan dalam group-group sesuai dengan aktivitas fungsional. Laporan ditandatangani Pimpinan Bagian Pemeriksaan Intern. LAPORAN PEMERIKSAAN INTERN PEMERIKSAAN BAGIAN PERAJUTAN Ruang Lingkup Pemeriksaan Pemeriksaan kami mencakup analisa oeprasi pada Pabrik Pusat Pelayanan pada Langganan dan kantor Perajutan. Kami memeriksa kebijaksanaan dan prosedur yang diikuti dalam pembukuan pesanan. Pembuatan faktur, pengiriman, penerimaan, klaim , pembelian, pembayaran upah, pengendalian terhadap pemborosan, pemeriksaan kualitas, jadwal produksi dan pengendalian.
  • 31. 3 1 Ringkasam temuan A. Masalah-masalah yang telah ditanggulangi. 1. Perbaikan prosedur-prosedur yang mencakup pembungkus, pengiriman dan penagihan penjualan eceran diharapkan menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 129.000.000.000,00 per tahun. 2. Terdapat pengurangan kerja lembur bernilai sebesar Rp. 14.000.000,00 per tahun. 3. Pembukuan kembali sebesar Rp 3.000.000,00 kelebihan utang biaya pengiriman barang, akibat kesalahan penghitungan potongan harga faktur pembelian barang. 4. Perbaikan penanganan terhadap upah yang tidak diklaim, disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan. 5. Menghentikan pembebanan kepada perusahaan, pemakaian telepon pribadi personalia bagian penjualan. B. Masalah-masalah yang masih perlu ditanggulangi 1. Perbaikan pengendalian terhadap penerimaan kas bagi penjualan eceran. 2. Perbaikan pengendalian terhadap pertanggungjawaban order pembelian. 3. Penetapan prosedur untuk menjamin kualitas material dan supplies yang diterima sesuai dengan uang yang dibayar. 4. Perbaikan pengendalian terhadap Bill of Lading untuk menjamin semua barang yang dikirimkan ditagih. 5. Penetapan pengendalian rutin berkenaan dengan penggunaan truk dan pembelian bahan bakar. 6. Diperlukan pemeriksaan medis bagi karyawan baru. 7. Potongan asuransi yang tepat bagi para karyawan. 8. Hitung dengan tepat potongan-potongan pajak pendapatan yang harus ditahan perusahaan. 9. Laksanakan kebijaksanaan perusahaan mengenai penghentian pekerja. 10. Ikuti kebijaksanaan perusahaan mengenai: a. Persetujuan atas waktu pesanan b. Biaya perjalanan yang dibayar dari kas kecil c. Penggajian dan peraturan-peraturan kerja d. Pengumuman peraturan-peraturan perusahaan e. Penyiapan wawancara. 11. Hindarkan salinan-salinan laporan serta fotocopy yang tidak perlu 12. Sempurnakan pengendalian serta pertanggungjawaban terhadap pengerahan persediaan. 13. Konsolidasikan pengiriman-pengiriman antara pabrik: diperkirakan penghematan tahunan sebesar Rp 1.300.000,00. 14. Tetapkan program pemakaian serta pengendalian terhadap spareparts untuk mendapatkan biaya pemeliharaan dan penyediaan sparepart yang wajar bagi setiap mesin.
  • 32. 3 2 15. Siapkan program untuk penentuan secara cermat serta pelaporannya, pemborosan-pemborosan yang timbul pada setiap operasi produksi. 16. Sesuaikan lembaran catatan waktu pegawai dengan kebijaksanaan perusahaan. 17. Kembangkan prosedur operasi tertulis bagi para pelatih, serta koordinasikan aktivitas. 18. Larang tamu-tamu yang tidak berkepentingan berada dalam wilayah pabrik untuk menghindarkan kecelakaan-kecelakaan yang mungkin menjadi beban perusahaan dan untuk menjaga keamanan. 19. Tangani dengan baik dan pada waktunya tindak lompat terhadap order pembelian. TEMUAN TERPERINCI DAN REKOMENDASI 1. Penjualan Cicilan A. Pengujian-pengujian yang diadakan mengungkapkan bahwa kira-kira 10 % dari barang yang dikirimkan tidak ditagih karena terdapat perbedaan kuantitas antara dokumen pengiriman dengan faktur karena terdapat kesalahan dalam mengukur kuantitas yang dibungkus. Penerapan prosedur-prosedur untuk menyakinkan bahwa semua kuantitas ditagih, akan menghasilkan tambahan pendapatan sebesar Rp. 129.000.000,00 per tahun berdasarkan proyeksi volume penjualan sekarang. Prosedur untuk menjamin kecermatan pembungkus, pengiriman dan penagihan telah diterapkan. B. Internal control terhadap penerimaan kas untuk penjualan eceran ternyata lemah dengan adanya pegawai penerima kas yang merangkap penyiapan dokumen-dokumen penjualan asli. Selain itu dokumen penjualan tersebut tidak bernomor urut. 24 Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap pengambilan keputusan. Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai terulang kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di masa yang akan datang. 24 Lawrence B. Sawyer, Op. Cit., hal 350.
  • 33. 3 3 Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain: a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dipenuhi. b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi. c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta benda perusahaan. d. Untuk menilai apakah operasi perusahaan berdaya guna dan berhasil guna.
  • 34. 3 4 D. BAB III GAMBARAN UMUM PT. XXX Sejarah Singkat Perusahaan PT. XXX yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan XXXXX, yang didirikan pada tanggal 21 Januari 1990 dengan akte pendirian No. 55 dibuat dihadapan notaris Syahrir Sofyan, SH. Maksud dengan tujuan dari pendirian perusahaan antara lain: melakukan usaha dalam bidang industri pengolahan kayu (moulding timber) yang berorientasi ekspor terutama ke Selangor Malaysia. Adapun kayu yang diekspor yaitu kayu meranti, gu-bal, kayu pisang, kayu durian dan kempas. Disamping mengekspor kayu-kayu tersebut, perusahaan juga melakukan pengolahan kayu seperti kayu profil, picture frame, jendela, kosen, furniture dan komponen-komponen lainnya baik untuk keperluan ekspor maupun lokal. Moulding timber yang diproduksi perusahaan saat ini adalah merupakan bahan pelengkap bangunan, baik bangunan perumahan maupun gedung-gedung. Kegunaan dari produk ini selain untuk memperindah bangunan juga mengatur udara (ventilasi) dan keamanan bangunan. Ekspor perdana moulding pada perusahaan ini berupa Flooring Deck ke Singapore. Dalam pembuatan moulding perusahaan membutuhkan bahan dasar
  • 35. 3 5 yaitu kayu olahan, dimana sebagian besar kayu olahan tersebut didatangkan dari luar wilayah yaitu industri-industri Sawmill di Aceh, Riau, Jambi dan Sumatera Barat. Adapun jenis kayu yang dipergunakan dalam pabrik ini adalah Meranti, Kruing, Damar Laut, Sembarang, Kapur dan Sung. B. Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Suatu struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang didalamnya digambarkan hubungan, wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan yang ada dalam organisasi tersebut untuk melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Penyusunan struktur organisasi berbeda-beda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan bidang usaha dan luas perusahaan yang satu berbeda dengan perusahaan lain. Struktur organisasi yang tertera berikut ini mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Komisaris Bertugas sebagai pemegang saham untuk mengawasi jalannya perusahaan. 2. Direktur Utama Direktur utama bertanggung jawab penuh terhadap pemegang saham dan pemilik perusahaan.
  • 36. 3 6 STRUKTUR ORGANISASI E. PT. XXXX Komisaris Direktur Utama Internal Audit Account- Finance Budget Sales Umum Persona- ing lia Production Marketing Sumber: PT. XXXX 3. Internal Audit bertugas:
  • 37. 3 7 a. Menentukan baik/tidaknya internal control dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-beanr telah dilaksanakan. b. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaannya telah menaati peraturan, rencana, policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak. c. Menverifikasi adanya keutuhan kekayaan (asset) termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan. d. Menverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan e. Menilai kehematan, efisiensi dan efektifitas kegiatan. f. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya. 4. Accounting (pembukuan) bertugas: a. Memeriksa semua transaksi yang ada pada perusahaan dan mencek kebenarannya. b. Mengawasi dan mengatur pembukuan berdasarkan laporan kas harian dan kasir. c. Membuat rekapitulasi posisi keuangan setiap sepuluh hari dan menunjukkan posisi keuangan baik dalam bentuk uang kas, outstanding bills yang tercatat pada periode tersebut serta melaporkan ke kantor pusat. d. Mempersiapkan bukti-bukti pemungutan PPN dan kewajiban-kewajiban lainnya sehubungan dengan kas negara. e. Mempersiapkan voucher, melaksanakan pembayaran pajak dimaksud serta membuat laporan kegiatan kepada instansi yang bersangkutan secara berkala. 5. Finance (keuangan) Bertugas memberikan pelayanan di bidang operasional dengan membina/mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab atas kelancaran penerimaan dan pengeluaran uang.
  • 38. 3 8 6. Budget (penganggaran) Bagian ini bertugas untuk membuat rencana anggaran biaya yang akan digunakan oleh perusahaan dan anggaran pendapatan untuk tahun yang akan datang. 7. Purchasing (pembelian) Bagian ini melaksanakan pembelian lokal berdasarkan permintaan dari pabrik maupun pembelian untuk keperluan perusahaan, melakukan penawaran dengan pihak supplier dan mengatur pengiriman barang tersebut ke pabrik maupun kantor. 8. Marketing (pemasaran) bertugas: a. Memperkenalkan produk kepada langganan b. Bertindak langsung sebagai juru tagih c. Mencari informasi harga dari produksi sejenis d. Mengawasi pencatatan order langganan 9. Bagian Penjualan bertugas: Bagian ini melaksanakan pekerjaan sehubungan dengan penjualan hasil produksi, memeriksa laporan produksi dan berhubungan dengan harga penjualan yang telah ditetapkan dan membuat kontrak perjanjian. 10. Bagian produksi bertugas: a. Bersama-sama dengan bagian lapangan melakukan perhitungan untuk mengadakan order pembelian bahan setelah menerima Surat Perintah Kerja Produksi (SPKP) dari bagian marketing.
  • 39. 3 9 b. Melakukan sinkronisasi/hubungan dengan semua bagian agar proses produksi berjalan lancar. c. Membuat jadwal produksi untuk pengiriman (ekspor) setiap bulan. 11. Bagian Personalia a. Pengadaan tenaga kerja baik operator maupun pegawai yang dibutuhkan perusahaan. b. Melatih tenaga kerja yang ada untuk mencapai tingkat keterampilan yang dibutuhkan. c. Memelihara lingkungan perusahaan dan keselamatan perusahaan dari gangguan luar dan dalam perusahaan. 12. Bagian Umum Tugas bagian ini adalah bertalian dengan instansi pemerintah dan pihak lain, misalnya persoalan tanah, izin perusahaan, pajak, retribusi dan sebagainya. C. Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor Tujuan keterlibatan internal auditor dalam perusahaan ini erat hubungannya dengan fungsi yang dijalankan. Pada umumnya tugas internal auditor dalam perusahaan adalah membantu pimpinan perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai apakah kebijaksanaan yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik. Disamping itu aktifitas yang berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, sedang waktu biasa digunakan untuk membantu tugas bagian keuangan dan akuntansi atau dengan kata lain bahwa yang merupakan tugas rutin internal auditor dalam perusahaan adalah menilai efektifnya sistem pengawasan intern.
  • 40. 4 0 Internal auditor merupakan alat bagi manajemen sehingga dia harus bekerja sesuai dengan keinginan manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab atas berhasilnya perusahaan yang diperlihatkan dalam laporan keuangan. Pekerjaan yang dilakukan internal auditor dan manajemen bukanlah kompetitif melainkan saling melengkapi satu sama lain. Bagian internal auditor pada dasarnya tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Bagian internal auditor hanya berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab manajemen, sedangkan kewajiban bagian intenal auditor hanyalah menilai keampuhan pengawasan yang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan temuan-temuan yang menghambat operasi perusahaan. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki internal auditor, maka tugas internal auditor dalam perusahaan ini adalah: 1. Merencanakan dan membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang guna menyelenggarakan kegiatan pengawasan operasi perusahaan dan program perusahaan secara menyeluruh. 2. Menetapkan anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sesuai dengan progran kerja bagian internal audit. 3. Melaksanakan pengawasan operasional untuk menjamin terlaksananya tugas, kewajiban dan kegiatan dengan sukses sesuai dengan program kerja yang ditetapkan.
  • 41. 4 1 4. Meneliti dan mengawasi apakah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan telah diikuti dan dilaksanakan. 5. Melakukan pengujian dan penilaian (evaluasi) atas laporan berkala setiap unit atau instansi di lingkungan perusahaan demi tercapainya laporan yang bermutu, penuh ketelitian serta menyakinkan, mengidentifikasikan tempat-tempat rawan dalam kegiatan masa depan. 6. Membantu mengamankan modal atau kekayaan, kewibawaan, keandalan, nama perusahaan, serta kepercayaan masyarakat kepada perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, melaksanakan pembinaan, koordinasi dan control atas segala unsur dan kegiatan pengawasan di lingkungan kerja satuan. 7. Membuat laporan hasil segala macam pemeriksaan termasuk pengujian, evaluasi, saran serta usul kepada pimpinan sebagai dasar tindakan atau koreksi serta pencegahan terulangnya hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ruang lingkup dan sasaran pemeriksa intern yang dilakukan oleh internal auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang meliputi: a. Pemeriksaan keuangan (financial audit) Pemeriksaan keuangan yang dilakukan mencakup pemeriksaan terhadap transaksi-transaksi, perkiraan-perkiraan, kegiatan dan fungsi serta pertanggungjawaban keuangan pada setiap bagian organisasi yang diperiksa sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan atau prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan
  • 42. 4 2 untuk membuktikan kewajaran, kecermatan dan kehandalan data keuangan; melindungi harta kekayaan perusahaan dan menilai keadaan dan keberhasilan sistem pengendalian intern yang dirancang untuk membina kewajiban dan perlindungan tersebut diatas. b. Pemeriksaan operasional (operational audit) Pemeriksaan operasional merupakan analisa/evaluasi secara objektif dengan orientasi ke masa depan atas pelaksanaan suatu program atau operasi perusahaan guna membantu manajemen dalam: - Meningkatkan kehematan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya perusahaan oleh entitas-entitas ekonomi dalam lingkungan perusahaan. - Meningkatkan efektifitas pencapaian hasil/tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari pemeriksaan operasional adalah menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktifitas/program objek yang diaudit dengan membarikan saran- saran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, efisien dan efektif. Hal tersebut dilakukan dengan cara: 1. Melakukan evaluasi atas efisiensi dan efektif entitas ekonomi dalam perusahaan. 2. Menemukan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan atau efektifitas kegiatan perusahaan. 3. Evaluasi ketaatan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan. Dalam pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukannya maka bagian internal audit menggolongkannya atas pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan program kerja pemeriksaan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangakn
  • 43. 4 3 pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit berdasarkan perintah langsung dari pimpinan atau disebut dengan pemeriksaan mendadak. D. Kedudukan Internal Auditor Hasil dan luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam organisasi. Secara teoritis telah dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan internal auditor maka ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilakukan internal auditor semakin luas dan diharapkan hasil pemeriksaan tersebut semakin objektif. Selain dari pada itu tingginya kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan akan menempatkannya pada suatu keadaan yang independen dalam melakukan pemeriksaan. Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan bagian internal auditor di dalam perusahaan yaitu: 1. Langsung berada di bawah dewan komisaris 2. Langsung berada di bawah presiden direktur/direktur utama 3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi Dari ketiga kedudukan tersebut, bila dilihat dari struktur organisasi PT. Citra Bangun, maka internal auditor berada langsung di bawah direktur utama sebagai fungsi staf. Dengan demikian hal ini memungkinkan bagian internal audit melaksanakan pemeriksaan ke seluruh departemen yang terdapat dalam perusahaan secara independen dan objektif. Jadi dengan kedudukan sedemikian rupa dan
  • 44. 4 4 disertai dengan adanya uraian tugas yang jelas, dapat ditarik beberapa hal positif terhadap kedudukan internal auditor sebagai staf direktur, yaitu: 1. Dukungan dari pimpinan sepenuhnya dapat diharapkan. 2. Tingkat kebebasan (independensi) internal auditor cukup memadai sehingga memungkinkan dapat dilaksanakannya pemeriksaan yang objektif. 3. Adanya wewenang internal auditor untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh unit usaha dan unit kerja dalam perusahaan. Latar belakang pendidikan personil internal audit pada PT. Citra Bangun, cukup mendukung hasil kerja bagian internal audit ini. Personil internal auditor pada perusahaan ini berpendidikan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi. E. Laporan Internal Auditor Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan sebagai hasil pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya. Laporan ini merupakan bukti tertulis dan sekaligus merupakan pertanggungjawaban pemeriksaan intern bahwa pekerjaan pemeriksaan telah selesai dilaksanakan. Laporan merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor pada perusahaan. Begitu pula halnya dengan PT. Citra Bangun, hasil pemeriksaan yang dilakukan internal auditor dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan ini merupakan dokumen yang amat penting, baik bagi direktur sebagai pimpinan teratas maupun bagi pimpinan dari unit yang diperiksanya. Bagi direktur hal ini merupakan
  • 45. 4 5 bahan informasi sedangkan bagi pimpinan unit yang diperiksa berguna untuk tindakan perbaikan sehingga kesalahan dan kesilapan yang terjadi tidak akan terulang lagi. Laporan auditor pada PT. Citra Bangun disusun dalam sistematika sebagai berikut: 1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan. 2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini. 3. Follow up laporan yang lalu. Ad. 1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan Pada bagian ini diterangkan hal-hal mengenai:  Dasar penugasan (dalam hal ini berdasarkan surat tugas dari direktur utama)  Scope (ruang lingkup) pemeriksaan yang dilakukan internal auditor  Nama personil auditor yang melakukan pemeriksaan masing-masing scope (ruang lingkup) pemeriksaan. Ad. 2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini Bagian ini merupakan inti laporan yang memuat uraian-uraian atas termuan- temuan pemeriksaan, yang berisikan hal-hal mengenai:  Penilaian atas laporan keuangan yang disajikan oleh bagian pembukuan  Adanya penyimpangan yang terjadi yang dapat merugikan pihak perusahaan  Pengamatan atas pemborosan yang terjadi sebagai akibat tidak dipatuhinya prosedur dan pedoman yang telah digariskan oleh pimpinan. Pada bagian ini internal auditor menyampaikan saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan dalam upaya memperbaiki kekurangan yang ada selama ini
  • 46. 4 6 berdasarkan hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor. Dan pada setiap point temuan pemeriksaan, ada suatu komentar/tanggapan yang diberikan oleh pimpinan unit yang diperiksa. Ad.3. Follow-up laporan yang lalu Bagian ini menerangkan mengenai laporan internal auditor yang belum ditindaklanjuti (difollow-up) oleh pihak/bagian yang diperiksa. Apabila kondisi yang telah dilaporkan dalam laporan internal auditor sebelumnya masih berlanjut, karena pihak objek pemeriksaan belum/tidak mengambil tindakan yang diperlukan, maka dalam laporan internal auditor yang sekarang ini diberikan bagian tersendiri dalam laporan yang menguraikan kembali rekomendasi-rekomendasi terdahulu. Dan pada bagian ini juga akan dikomentari oleh pimpinan unit yang diperiksa seperti halnya dalam bagian yang terdahulu.
  • 47. 4 7 F. BAB IV ANALISA DAN EVALUASI Analisa dan evaluasi yang diuraikan pada bab ini merupakan hasil pengamatan penulis dengan berpedoman pada uraian teoritis dan membandingkan dengan kenyataan yang ditemukan dalam praktek pada PT. XXX sebagaimana yang diuraikan dalam bab III. Untuk mempermudah analisa dan evaluasi pembahasannya dalam beberapa segi yakni: A. Fungsi Internal Auditor B. Kedudukan Internal Auditor C. Laporan Internal Auditor Fungsi Internal Auditor Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada uraian teoritis, fungsi pengawasan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam setiap perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang memiliki skala operasi yang cukup besar. Suatu pengawasan yang dilandasi oleh suatu kebijaksanaan yang tepat dan akurat, disertai dengan penerapan suatu sifat pengawasan intern yang baik akan membawa manfaat yang sangat besar bagi perusahaan terutama untuk mengurangi dan menghindari penyelewengan, pemborosan dan hal lain yang dapat merugikan perusahaan.
  • 48. 4 8 Dalam uraian pada bab III, dijelaskan bahwa perusahaan memberikan perhatian yang cukup besar terhadap arti pentingnya suatu pengawasan intern yang merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua aspek kegiatan dalam perusahaan. Internal auditor bertugas membantu direktur dalam mengadakan penilaian atas sistem pengawasan manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran perbaikan. Untuk memenuhi tugas tersebut internal auditor berfungsi melakukan suatu pemeriksaan yang dilaksanakan secara terus-menerus terhadap kegiatan operasi perusahaan dan melakukan penilaian serta pengawasan terhadap terlaksananya sistem pengawasan manajemen. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Secara garis besar, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun ini adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan catatan keuangan terutama untuk pengamanan harta perusahaan, serta untuk mengetahui adanya penyalahgunaan dari harta perusahaan dan penyimpangan-penyimpangan lainnya. 2. Melaksanakan pemeriksaan manajemen yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peraturan yang dibuat oleh pimpinan telah dilaksanakan. 3. Menyarankan penyempurnaan sistem pengawasan intern yang dimiliki perusahaan, bila hal ini dipandang perlu. Usulan tersebut diajukan kepada
  • 49. 4 9 pimpinan perusahaan setelah diadakan evaluasi terhadap sistem pengawasan intern yang ada. 4. Melakukan pemeriksaan khusus dalam hal adanya suatu masalah yang mendesak atas dasar instruksi pimpinan. 5. Menganalisa laporan-laporan dari tiap-tiap divisi. 6. Menganalisa bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam penyusunan rencana program dan pengambilan keputusan. Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah mencakup seluruh bagian. Disamping itu internal auditor juga ikut membantu pihak luar dalam arti memperlancar tugas mereka. Jadi dari fungsi di atas dapat dilihat bahwa pemeriksaan ditujukan untuk pengamanan harta perusahaan, pelaksanaan kegiatan terutama yang menyangkut efisiensi dan efektifitas usaha, ketaatan terhadap kebijaksanaan serta peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut penulis, fungsi internal auditor pada PT. Citra Bangun cukup baik dan telah melaksanakannya sesuai dengan yang telah digariskan. B. Kedudukan Internal Auditor Kedudukan internal auditor dalam perusahaan sangat besar artinya dalam menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya. Sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab II bahwa semakin tinggi kedudukan dari internal auditor, maka semakin luas pula objek pemeriksaan yang akan dilakukannya. Keberhasilan pelaksanaan internal auditor banyak tergantung dari kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap
  • 50. 5 0 hasil-hasil penemuan internal auditor, pengertian dari bagian yang diperiksa dan keahlian internal auditor itu sendiri. Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan internal auditor di dalam perusahaan, yaitu: 1. Langsung berada di bawah Dewan Komisaris 2. Langsung berada di bawah Direktur Utama 3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi. Jika dilihat dari struktur organisasi PT. Citra Bangun, maka internal auditor berada langsung di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staff. Jelas bahwa auditor intern bebas memeriksa seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama sebagai pimpinan tertinggi. Dengan demikian dapat ditarik beberapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan internal auditor sebagai staf Direktur Utama, yaitu: a. Karena internal auditor berada di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staf, maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya, sehingga memudahkan bagi auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya. b. Tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif. c. Adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama. Tingkat keahlian pemeriksa mempengaruhi sukses tidaknya suatu pemeriksaan. Kedudukan pemeriksa yang cukup tinggi di dalam perusahaan tidak akan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan keahlian pemeriksa itu sendiri.
  • 51. 5 1 Internal auditor yang baik adalah mereka yang mempunyai pengetahuan yang luas baik di bidang akuntansi dan auditing, teknik, moneter dan lain sebagainya. Selain itu juga harus memiliki kesanggupan menyesuaikan diri, bijaksana, mempunyai ketegasan sikap, jujur, objektif dan mempunyai rasa tanggung jawab. Menurut pengamatan penulis, kualifikasi staf internal auditor di perusahaan ini berdasarkan disiplin ilmu yang cukup memadai, tetapi perlu ditambah personal- personal di dalam melaksanakan tugasnya mengingat semakin meluasnya perkembangan perusahaan dan kegiatannya. C. Laporan Internal Auditor Laporan adalah merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan internal auditor, yang fungsinya sebagai bahan informasi dan dasar pengambilan keputusan bagi pimpinan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah pemeriksaan yang bersifat pemeriksaan operasional dan keuangan. Laporan sedapat mungkin harus dibuat ringkas dan tepat tetapi yang dilaporkan harus jelas dan laporan harus objektif, dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti yang kuat serta memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Disamping itu juga bentuk laporan internal auditor hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian laporan. Apabila ditujukan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi hendaknya disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami, sedangkan untuk bagian yang lebih rendah disajikan dalam bentuk yang lebih rinci. Yang penting adalah sebelum menulis laporan resmi kepada manajemen, hendaknya didiskusikan dan dibahas kembali dengan bagian yang diperiksa, sehingga bagian yang diperiksa
  • 52. 5 2 tersebut dapat memberikan tanggapan dan penjelasan atas hasil temuan audit yang didapat. Dari hasil pengamatan penulis terhadap laporan internal auditor pada PT. Citra Bangun ini, dapat dikatakan bahwa laporan tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain adanya: a. Dasar penugasan dan scope (ruang lingkup) pemeriksaan. b. Temuan pemeriksaan c. Saran perbaikan d. Komentar dari pihak yang diperiksa. Dilihat dari objektifitasnya, maka keobjektifan dari laporan telah dilihat dimana laporan yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup, sehingga laporan ini dapat dipertanggungjawabkan. Dari bentuk laporan yang dibuat oleh internal auditor dapat dikatakan bahwa laporan sudah memenuhi syarat. Laporan telah memuat informasi yang lengkap, ringkas dan tepat waktu. Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada laporan pemeriksaan ini yaitu digabungnya laporan pemeriksaan operasional dengan laporan pemeriksaan keuangan. Walaupun manfaat kedua laporan ini sama besarnya untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan tapi aspek penekanan kedua pemeriksaan ini berbeda. Pada pemeriksaan operasional, pemeriksaaan selalu dilakukan untuk menemukan jawaban mengapa dan seharusnya bagaimana (yang terutama menyangkut efisiensi dan kehematan pengelolaan dan penggunaan sarana produksi). Sedangkan pada pemeriksaan keuangan penekanan
  • 53. 5 3 pemeriksaan ditekankan untuk menemukan jawaban berupa (menyangkut transaksi financial dan laporan keuangan).
  • 54. 5 4 G. BAB V H. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT. XXX, telah dilaksanakan/diterapkan dengan baik dengan alasan sebagai berikut: 1. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah Direktur Utama. Melihat dari kedudukannya yang langsung di bawah Direktur Utama, maka internal auditor mendapat dukungan penuh dari pimpinan perusahan dalam pelaksanaan tugasnya. Disamping itu terdapat juga pelimpahan tugas dan wewenang yang jelas. Oleh karenanya tingkat kebebasan dan objektifitas pemeriksaan dapat terlaksana. 2. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor sangat membantu pimpinan perusahaan dalam mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan pemeriksaan bukan saja menyangkut keuangan tetapi juga tentang operasional perusahaan. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya. 3. Internal auditor dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin perusahaan, artinya internal auditor tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian diharapkan
  • 55. 5 5 hasil pemeriksaan lebih objektif. 4. Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor terlebih dahulu menyusun program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi lebih efektif dan lebih terarah. Program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaaan merupakan alat bagi pimpinan untuk mengawasi pelaksanaan pemeriksaan apakah sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. 5. Setiap laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh internal auditor disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek pemeriksaan yang diperiksa, dan dengan adanya laporan tersebut internal auditor dapat membantu mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijakan selanjutnya. Namun masih terdapat beberapa kelemahan yaitu: 1. Belum adanya pemisahan antara laporan pemeriksaan keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management audit). 2. Pemakaian tata bahasa masih kurang bagus dalam penyusunan laporan internal auditor. 3. Aktivitas internal auditor dalam perusahaan belum maksimal karena jumlah tenaga internal auditor yang tersedia kurang memadai. 4. Kurangnya kemampuan dan ketrampilan tenaga internal auditor dalam melakukan pemeriksanaan secara komputerisasi (computer audit).
  • 56. 5 6 B. Saran Berdasarkan kelemahan tersebut diatas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk laporan pemeriksaan, sebaiknya dipisahkan antara laporan pemeriksaan keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management audit) agar lebih efektif. 2. Pemakaian tata bahasa dalam laporan internal auditor ini agar dapat lebih diperhatikan lagi sehingga pembaca laporan dapat lebih mengerti akan isi laporan tersebut. 3. Dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh internal auditor guna mencapai hasil pemeriksaan yang lebih baik, perlu adanya penambahan jumlah staf internal auditor sebanyak dua orang. 4. Mengingat perusahaan telah menggunakan komputer untuk pengolahan data, maka secara otomatis pemeriksaan terhadap data melalui komputer harus dilaksanakan. Untuk itu perusahaan seharusnya telah memiliki auditor yang memahami dan menguasai pelaksanaan audit dengan komputer. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan bagi auditor yang ada atau menerima auditor yang baru, dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya serta kecepatan informasi yang dihasilkan.
  • 57. 5 7