Dokumen tersebut membahas ketentuan pembatalan perjanjian dalam hukum perdata Indonesia. Pasal 1266 menyatakan bahwa syarat pembatalan dianggap termasuk dalam perjanjian timbal balik, tetapi pembatalan harus dimintakan ke pengadilan. Pasal 1267 menyatakan pihak yang tidak dipenuhi berhak memaksa pemenuhan atau menuntut ganti rugi di pengadilan. Alasan pengesampingan menyatakan pembatalan dapat berdasarkan
2. PASAL 1266
Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam
persetujuan yang timbal balik, andaikata salah
satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
Dalam hal demikian persetujuan tidak batal
demi hukum, tetapi pembatalan harus
dimintakan kepada Pengadilan
3. PASAL 1267
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi,
dapat memilih; memaksa pihak yang lain untuk
memenuhi persetujuan, jika hal itu masih dapat
dilakukan, atau menuntut pembatalan
persetujuan, dengan penggantian biaya,
kerugian dan bunga.”
4. ALASAN DIKESAMPINGKAN PASAL 1266
• Pembatalan suatu perjanjian tidak perlu melalui
proses permohonan batal ke pengadilan
melainkan dapat hanya berdasarkan
kesepakatan para pihak itu sendiri
5. ALASAN DI KESAMPINGKAN PASAL 1267
Pihak yang tidak dipenuhi perikatannya dapat
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi isi
perjanjian atau menuntut pembatalan perjanjian
tersebut ke pengadilan dengan membebankan
penggantian biaya, kerugian dan bunga.
6. DASAR HUKUM
Pasal 1338 KUHPerdata :
Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.
Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
selain dengan sepakat kedua belah pihak,
atau karena alasan-alasan yang oleh
undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
Suatu perjanjian harus dilaksanakan
dengan itikad baik.
7. ALASAN PENGESAMPINGAN
• Untuk melindungi kepentingan salah satu pihak
• Karena merupakan suatu kontrak perdata.
kontrak yang dbuat antar orang-orang yang
mempunyai berkepentingan didalamnya. Jika
menentukan pasal-pasal dalam kontrak adalah
menjadi hukum bagi pihak-pihak.