Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitasnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan disebabkan oleh faktor hormonal. Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi serius seperti dehidrasi dan bahkan kematian ibu dan janin.
1. Hiperemesis Gravidarum (Hyperemesis
Gravidarum)
Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah yang
berlebihan sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis gravidarum sering
terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis
gravidarum apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi
bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau
5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
kehamilan trimester pertama (Varney,2006).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil hingga mengganggu aktivitas. Batasan mual dikatakan lebih dari 10 kali
muntah dengan penurunan keadaan umum ibu.
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah pada ibu hamil trimester
pertama yang terjadi setiap saat (Wiknjosastro,2007).
2. Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarum belum pasti, diduga karena faktor hormonal,
neurologis, metabolik, psikologis, keracunan, faktor endokrin, paritas, riwayat
kehamilan mola dan kembar.
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Peningkatan kadar esterogen dapat menyebabkan mual pada trimester pertama.
Apabila mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Sehingga oksidasi
lemak tidak sempurna, dan terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik,
asam hidroksida dan aseton darah.
Mual dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Dehidrasi juga menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang.
Selain terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, terjadi pula robekan
pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) yang berakibat
perdarahan gastrointestinal (Mansjoer,2000).
Tingkatan dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat I
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat I
Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan
menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah
kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.
Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat;
keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan
meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau
aseton dan aseton dalam urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek;
mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan
halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi
komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental).
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan pada
organ tubuh, diantaranya kelainan organ hepar, jantung, otak dan ginjal. Adapun kelainan
organ pada hepar menyebabkan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis; pada jantung
menyebabkan jantung atrofi, kecil dan biasa; pada otak menyebabkan perdarahan bercak dan
pada ginjal menyebabkan pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontroli.
Penanganan Hiperemesis Gravidarum
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kehamilan muda yang disertai
dengan emesis gravidarum;
2. Anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran
darah menuju susunan saraf pusat;
3. Nasehatkan tentang diit ibu hamil: makan porsi sedikit tapi sering, menghindari
makanan yang merangsang muntah;
4. Pemberian obat-obatan ringan seperti: sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin;
5. Dukungan psikologis berupa: menghilangkan rasa takut, mengurangi pekerjaan,
menghilangkan masalah dan konflik;
6. Perawatan di rumah sakit meliputi: isolasi sampai mual muntah berkurang;
penambahan cairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam 24 jam, pemberian kalium dan
vitamin apabila diperlukan); terminasi kehamilan apabila kondisi memburuk.
7. Pemeriksaan laboratorium berupa: analisis urun, kultur urin; darah rutin; fungsi hati
(SGOT, SGPT, alkaline fostase); pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH); Na, Cl, K,
glukosa, kreatinin, asam urat; serta USG untuk menghindari kehamilan mola.
4. Daftar Pustaka
Ayu, Ida. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC. Hlm 41-53.
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40.
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm. 195-197.
Anonim. 2006. Hyperemesis Gravidarum.
americanpregnancy.org/pregnancyhealth/hyperemesisgravidarum.html Diunduh 2
Desember 2012, Pukul 22.20 WIB.
Meti, 2010. Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang
Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
meti-de0rentz.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-pada-ny-w-
dengan.html Diunduh 2 Desember 2012, Pukul 22.17 WIB.
Rahmawati, Nur. 2012. Makalah Journal Reading. Hiperemesis Gravidarum
mhs.blog.ui.ac.id/aryanti.wardiyah/wp-content/blogs.dir/14235/files/2012/03/Stigma-
pada-Hiperemesis-Gravidarum.pdf Diunduh 2 Desember 2012, Pukul 20.47 WIB.
Image, rightatrium.tumblr.com.