SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
       TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
          MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA
                 NEGERI 6 PALEMBANG

                               Oktiana Dwi Putra Herawati1
                             Rusdy Siroj2 dan H.M. Djahir Basir3

            Abstrak:Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui perbedaan
            kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelas yang
            memperoleh pembelajaran problem posing dengan siswa pada kelas yang
            memperoleh pembelajaran konvensional. (2) Mengetahui perbedaan
            kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa dalam kelompok
            tinggi, sedang dan rendah ditinjau dari tingkat penguasaan matematika. (3)
            Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan tingkat penguasaan
            matematika dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Penelitian
            ini merupakan penelitian eksperimen dengan unit-unit penelitian
            ditentukan berdasarkan kelompok pembelajaran dan tingkat penguasaan
            matematika siswa. Kelompok pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu
            pembelajaran problem posing dan pembelajaran konvensional. Sedangkan
            tingkat penguasaan matematika siswa dibedakan ke dalam kelompok
            tinggi, sedang dan rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
            siswa kelas XI IPA SMAN 6 Palembang tahun ajaran 2009/2010. Sampel
            penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI
            IPA 2 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
            kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan kemampuan
            pemahaman konsep matematika antara siswa yang memperoleh
            pembelajaran problem posing dengan siswa yang memperoleh
            pembelajaran konvensional. (2) Terdapat perbedaan kemampuan
            pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelompok tinggi dan
            sedang serta tinggi dan rendah. Tetapi tidak terdapat perbedaan
            kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelompok
            sedang dan rendah. (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran (Problem
            Posing dan Konvensional) dengan tingkat penguasaan matematika siswa
            dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Interaksi terjadi
            antara pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan matematika
            siswa pada kelompok tinggi dan sedang serta tinggi dan rendah dalam
            kemampuan pemahaman konsep matematika. Tetapi tidak terdapat
            interaksi antara pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan
            matematika siswa dalam kelompok sedang dan rendah.



      Menurut    anggapan     masyarakat                   Hal     ini     karena matematika
umum, bahwa salah satu pelajaran yang                 berhubungan dengan ide-ide dan konsep-
dianggap sulit pada jenjang pendidikan                konsep yang abstrak.
dasar dan menengah adalah matematika.



1
    ) Alumni, 2,3) Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010


Sebagaimana pernyataan Hudoyo (1988:3)          matematika menekankan pada konsep”.
bahwa matematika berkenaan dengan ide-          Artinya dalam mempelajari matematika
ide dan konsep-konsep yang abstrak dan          siswa harus memahami konsep matematika
tersusun secara hierarki dan penalarannya       terlebih dahulu agar dapatmenyelesaikan
deduktif. Karena konsep matematika yang         soal-soal dan mampu mengaplikasikan
tersusun secara hierarki, maka dalam            pembelajaran tersebut dalam dunia nyata.
belajar matematika tidak boleh ada                    Berdasarkan penjelasan di atas maka
langkah/tahapan konsep yang dilewati.           pemahaman konsep perlu ditanamkan
Matematika hendaknya dipelajari secara          kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak
sistematis dan teratur serta harus disajikan    anak tersebut masih duduk di bangku
dengan struktur yang jelas dan harus            sekolah dasar. Mereka dituntut mengerti
disesuaikan      dengan       perkembangan      tentang     definisi,     pengertian,    cara
intelektual siswa serta kemampuan               pemecahan masalah maupun pengoperasian
prasyarat yang telah dimilikinya. Dengan        matematika secara benar. Karena hal
demikian pembelajaran matematika akan           tersebut akan menjadi bekal dalam
terlaksana secara efektif dan efisien.          mempelajari matematika pada jenjang
      Karena      konsep-konsep         dalam   pendidikan yang lebih tinggi.
matematika memiliki keterkaitan antara                Menurut         Slameto      (2003:76)
satu dengan yang lainnya, maka siswa            pembelajaran matematika sangat ditentukan
harus lebih banyak diberikan kesempatan         oleh strategi dan pendekatan yang
untuk melihat kaitan-kaitan dengan materi       digunakan dalam mengajar matematika itu
yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar        sendiri. Belajar yang efisien dapat tercapai
siswa dapat memahami materi matematika          apabila dapat menggunakan strategi belajar
secara mendalam. Misalnya jika siswa            yang tepat. Oleh karena itu guru dituntut
ingin memahami konsep integral (anti            untuk profesional dalam menjalankan
turunan) maka terlebih dahulu dia harus         tugasnya. Guru yang profesional adalah
mampu memahami konsep turunan suatu             guru yang selalu berpikir akan dibawa ke
fungsi. Demikian juga kalau siswa ingin         mana anak didiknya, serta dengan apa
memahami konsep turunan maka terlebih           mengarahkan       anak     didiknya    untuk
dahulu harus memahami konsep limit.             mencapai hasil yang diinginkan dengan
      Pentingnya     pemahaman         konsep   berbagai inovasi pembelajaran.
matematika terlihat dalam tujuan pertama              Salah satu pendekatan pembelajaran
pembelajaran       matematika        menurut    inovatif yang dapat diterapkan dalam
Depdiknas (Permendiknas no 22 tahun             pembelajaran          matematika       untuk
2006) yaitu memahami konsep matematika,         mengembangkan kemampuan pemahaman
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan        konsep      matematika       siswa    adalah
mengaplikasikan konsep atau algoritma           menggunakan pendekatan problem posing.
secara luwes, akurat, efisien dan tepat         Pembelajaran dengan pendekatan problem
dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan          posing     adalah      pembelajaran     yang
tujuan pembelajaran matematika di atas          menekankan        pada       siswa     untuk
maka setelah proses pembelajaran siswa          membentuk/mengajukan soal berdasarkan
diharapkan dapat memahami suatu konsep          informasi atau situasi yang diberikan.
matematika sehingga dapat menggunakan           Informasi yang ada diolah dalam pikiran
kemampuan tersebut dalam menghadapi             dan setelah dipahami maka peserta didik
masalah–masalah matematika. Jadi dapat          akan bisa mengajukan pertanyaan. Dengan
dikatakan bahwa pemahaman konsep                adanya tugas pengajuan soal (problem
merupakan bagian yang paling penting            posing) akan menyebabkan terbentuknya
dalam pembelajaran matematika. Hal ini          pemahaman konsep yang lebih mantap
seperti yang dinyatakan oleh Zulkardi           pada diri siswa terhadap materi yang telah
(2003:7)     bahwa       ”mata      pelajaran   diberikan. Kegiatan itu akan membuat


                                                                                          71
Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing


siswa lebih aktif dan kreatif dalam              Desain kelompok kontrol pretes-postes
membentuk pengetahuannya dan pada                   (Ruseffendi.2005:50)
akhirnya pemahaman siswa terhadap                Keterangan:
konsep matematika siswa lebih baik lagi.
                                                 A: Subyek penelitian yang diambil secara
METODE PENELITIAN                                   acak
                                                 O: Tes yang diberikan pada pretes dan
Jenis Penelitian dan Prosedur penelitian            postes di kelas eksperimen maupun
      Penelitian ini merupakan penelitian           kelas kontrol.
eksperimen        dengan      menerapkan
pembelajaran problem posing dalam                X: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa
pelajaran matematika. Unit-unit penelitian          pembelajaran problem posing.
ditentukan      berdasarkan     kelompok
pembelajaran dan tingkat penguasaan
matematika siswa. Pembelajaran dibedakan         HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi dua jenis yaitu pembelajaran
dengan problem posing dan pembelajaran           HASIL PENELITIAN
konvensional.       Sedangkan      tingkat       1. Analisis Data Hasil Pretes
penguasaan matematika siswa dibedakan                  Sebelum pemberian perlakuan yaitu
menjadi kelompok tinggi, sedang dan              pembelajaran problem posing pada kelas
rendah.                                          eksperimen dan pembelajaran konvensional
                                                 pada kelas kontrol maka kedua kelas
      Penelitian ini menggunakan desain          tersebut diberikan pretes yang sama.
kelompok kontrol pretes-postes. Dalam            Tujuan pemberian pretes ini adalah untuk
rancangan ini sekelompok sampel dipilih          melihat kemampuan awal kedua kelompok
secara acak kelas (A) dari populasi tertentu.    sebelum diberikan perlakuan serta untuk
Kemudian sampel dikelompokkan menjadi            melihat kesetaraan dua kelas (kelas
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen           eksperimen dan kelas kontrol).
dan kelompok kontrol. Selanjutnya kedua                Untuk mengetahui normalitas data
kelompok baik kelompok eksperimen                nilai kemampuan pemahaman konsep
maupun kelompok kontrol diberikan pretes         matematika siswa pada pretes untuk setiap
(O) yang sama. Kelompok eksperimen               kelompok       pembelajaran     (PP,    KV)
dikenai variabel perlakuan tertentu (X)          digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
dalam jangka waktu tertentu sedangkan            Hipotesis nol yang diuji: Ho: Sampel
kelompok kontrol diberikan pembelajaran          berdistribusi normal, melawan alternatif
biasa. Kemudian kedua kelompok tersebut          Ha: Sampel tidak berdistribusi normal.
diberikan postes (O) yang sama. Perlakuan        Kriteria pengujian: jika nilai probabilitas
yang diberikan kepada kelas eksperimen           (sig) dari Z lebih besar dari α = 0,05 maka
berupa penerapan pembelajaran problem            hipotesis nol diterima. Rangkuman hasil uji
posing sedangkan pada kelas kontrol              normalitas disajikan pada tabel 1 berikut:
diberikan pembelajaran konvensional.                                   Tabel1.
Setelah perlakuan pembelajaran, diteliti
dampak yang muncul pada subyek                      Uji Normalitas Nilai Kemampuan
penelitian sebagai akibat dari perlakuan            Pemahaman Konsep Matematika Siswa
pembelajaran yang diterapkan yaitu                  Pada Pretes Berdasarkan Kelompok
kemampuan          pemahaman         konsep         Pembelajaran
matematika siswa. Pola rancangan tersebut          Kelompok      N   K-S     Sig      Ho
digambarkan sebagai berikut:                      Pembelajara
     A     O    X O                                    n

     A     O        O                               Problem      4   1,14    0,14   Diterim


72
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010


 Posing (PP)       5        2          7          a    dari α = 0,05. Ini berarti varians kelompok
                                                       eksperimen dan kontrol adalah sama atau
 Konvension        4    1,08       0,19      Diterim
                                                       tidak ada perbedaan rata-rata kedua
  al (KV)          5     0          4           a
                                                       kelompok data.
      Pada Tabel 1 terlihat bahwa nilai
                                                             Dari hasil pretes kedua kelas maka
probabilitas (sig) untuk setiap kelompok
                                                       didapat rata-rata untuk kelompok tinggi
pembelajaran lebih besar dari α = 0,05, ini
                                                       pada kelas eksperimen sebesar 59,5 dan
berarti hipotesis nol diterima. Dengan
                                                       rata-rata kelompok tinggi pada kelas
demikian, data pretes nilai kemampuan
                                                       kontrol sebesar 59,9. Rata-rata untuk
pemahaman konsep matematika siswa
                                                       kelompok sedang pada kelas eksperimen
berdistribusi normal.
                                                       sebesar 48,8 dan untuk kelas kontrol
      Selanjutnya, uji homogenitas varians             sebesar 49. Sedangkan rata-rata untuk
populasi dari data nilai kemampuan                     kelompok rendah kelas eksperimen sebesar
pemahaman konsep matematika siswa pada                 41,3 dan untuk kelas kontrol sebesar 41,8.
pretes berdasarkan kelompok pembelajaran               Dari hasil pretes di atas terlihat bahwa
dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis               kemampuan awal kedua kelompok
nol yang diuji: Ho: σ1 = σ2 melawan                    pembelajaran relatif sama. Oleh karena itu
alternatif Ha: σ1 ≠ σ2. Kriteria pengujian             maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
adalah jika nilai probabilitas (sig) lebih             berawal dari kemampuan yang sama.
besar dari α = 0,05, maka hipotesis nol
diterima. Rangkuman hasil perhitungan uji              2. ANALISIS DATA HASIL POSTES
homogenitas varians populasi disajikan                       Data     hasil    tes     kemampuan
pada tabel 2 berikut:                                  pemahaman konsep matematika siswa
Tabel 2. Uji Homogenitas Varians Populasi              setelah pembelajaran dideskripsikan dan
  Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep                     dianalisis berdasarkan faktor kelompok
Matematika Siswa Pada Pretes Berdasarkan               pembelajaran dan tingkat penguasaan
         Kelompok Pembelajaran                         matematika siswa. Untuk mengetahui ada
                                                       atau tidak adanya perbedaan yang
 Statistik   dk1 dk2             Sig         Ho        signifikan selanjutnya digunakan statistik
 Levene                                                inferensial ANOVA dua jalur, tetapi
   (F)                                                 sebelumnya dilakukan uji persyaratan yaitu
  0.010        1       88       0.919      diterima    uji normalitas distribusi data dan uji
                                                       homogenitas varians populasi. Untuk uji
                                                       normalitas distribusi data digunakan uji
     Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai                 Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hipotesis nol
probabilitas (sig) lebih besar dari α = 0,05,          yang diuji: Ho: Sampel berdistribusi
ini berarti hipotesis nol diterima. Dengan             normal, melawan alternatif Ha: Sampel
demikian, varians populasi dari nilai                  tidak berdistribusi normal. Kriteria
kemampuan           pemahaman         konsep           pengujian: jika nilai probabilitas (sig) dari
matematika siswa pada pretes berdasarkan               Z lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis
kelompok pembelajaran homogen.                         nol diterima. Pada hasil uji normalitas
      Dikarenakan kedua kelompok data                  diperoleh bahwa nilai probabilitas (sig)
berdistribusi normal dan variansnya                    untuk setiap kelompok pembelajaran
homogen, maka untuk mengetahui ada atau                (eksperimen dan kontrol) pada setiap
tidak adanya perbedaan rata-rata kedua                 kelompok PM (tinggi, sedang, rendah)
kelompok data berdasarkan kelompok                     lebih besar dari α = 0,05, ini berarti
pembelajaran digunakan uji t. Dari hasil               hipotesis nol diterima. Dengan demikian
analisis dapat dikemukakan bahwa nilai                 data nilai kemampuan pemahaman konsep
probabilitas (sig) adalah 0,943 atau lebih             matematika siswa berdasarkan kelompok



                                                                                                 73
Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing


pembelajaran dan tingkat penguasaan               lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis nol
matematika siswa berdistribusi normal.            ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan
                                                  kemampuan          pemahaman         konsep
      Selanjutnya, uji homogenitas varians
                                                  matematika siswa antara yang memperoleh
populasi dari skor kemampuan pemahaman
                                                  pembelajaran problem posing dengan yang
konsep      matematika      siswa    setelah
                                                  memperoleh pembelajaran konvensional.
pembelajaran       (postes)     berdasarkan
kelompok pembelajaran dan tingkat PM                    Dari hasil uji ANOVA dua jalur kita
dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis          juga     dapat    mengetahui    perbedaan
nol yang diuji: Ho: σ1 = σ2 melawan               kemampuan          pemahaman       konsep
alternatif Ha: σ1 ≠ σ2. Kriteria pengujian        matematika antara siswa dalam kelompok
adalah jika nilai probabilitas (sig) lebih        tinggi, sedang dan rendah (ditinjau dari
besar dari α = 0,05, maka hipotesis nol           tingkat penguasaan matematika siswa).
diterima.
                                                  Pengujian Hipotesis 2:
      Berdasarkan hasil uji homogenitas
data diperoleh bahwa nilai probabilitas                 Dari hasil uji ANOVA dua jalur di
(sig) lebih besar dari α = 0,05, ini berarti      atas diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk
hipotesis nol diterima. Dengan demikian,          tingkat penguasaan matematika = 0,001.
varians populasi dari skor kemampuan              Oleh karena nilai probabilitas (sig) lebih
pemahaman konsep matematika siswa                 kecil daripada α = 0,05 maka hipotesis nol
berdasarkan kelompok pembelajaran dan             ditolak. Hal ini berarti paling sedikit ada
tingkat penguasaan matematika siswa               satu kelompok berbeda dari yang lainnya.
homogen.                                          Untuk mengetahui kelompok mana yang
                                                  berbeda      secara     signifikan     dalam
      Dikarenakan semua kelompok data             kemampuan          pemahaman          konsep
berdistribusi normal dan variansnya
                                                  matematika siswa maka dapat dilihat dari
homogen, maka untuk mengetahui ada atau
                                                  hasil uji Scheffe. Oleh karena itu
tidak adanya perbedaan kemampuan
                                                  dilanjutkan dengan uji Scheffe pada taraf
pemahaman konsep matematika siswa
berdasarkan kelompok pembelajaran, untuk          signifikansi α = 0,05.
mengetahui ada atau tidak adanya                     Tabel 3. Uji Scheffe Nilai Rata-rata
perbedaan kemampuan pemahaman konsep                   Kemampuan Pemahaman Konsep
matematika siswa berdasarkan tingkat               Matematika Siswa Berdasarkan Tingkat
penguasaan matematika (tinggi, sedang dan                             PM
rendah) serta untuk mengetahui interaksi
                                                  Tingkat    Perbedaa      Sig      Ho
antara kelompok pembelajaran dengan
                                                 PM Siswa    n Rataan
tingkat penguasaan matematika dalam
kemampuan          pemahaman       konsep        Tinggi –      5,06      0,047    Tolak
matematika siswa digunakan uji ANOVA             Sedang
dua jalur.
      Dari hasil uji ANOVA dua jalur kita        Tinggi –      9,27      0,000    Tolak
akan dapat mengetahui apakah ada                 Rendah
perbedaan kemampuan pemahaman konsep             Sedang –      4,21      0,127    Terima
matematika antara siswa pada kelas yang           Rendah
memperoleh pembelajaran problem posing
dan siswa pada kelas yang memperoleh
pembelajaran konvensional.                             Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai
Pengujian Hipotesis 1:                            probabilitas  (Sig)    untuk   pasangan
                                                  kelompok tinggi dan sedang adalah 0,047
     Dari hasil uji ANOVA dua jalur               atau kurang dari α = 0,05 maka hipotesis
diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk          nol ditolak, sehingga dapat ditarik
pembelajaran = 0,000. Oleh karena nilai sig


74
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010


kesimpulan         bahwa        kemampuan               kemampuan                    pemahaman      konsep
pemahaman konsep matematika siswa pada                  matematika.
kelompok tinggi berbeda secara signifikan
                                                             Begitu juga selisih kemampuan
dengan siswa pada kelompok sedang.
                                                        pemahaman konsep matematika antara
Demikian pula kemampuan pemahaman
                                                        pembelajaran     problem       posing    dan
konsep matematika siswa pada kelompok
                                                        pembelajaran konvensional pada siswa
tinggi berbeda secara signifikan dengan
                                                        kelompok tinggi berbeda secara signifikan
siswa pada kelompok rendah. Hal ini dapat
                                                        dibandingkan dengan siswa pada kelompok
dilihat dari nilai sig = 0,000 atau kurang
                                                        rendah. Ini berarti terdapat interaksi antara
dari α = 0.05. Untuk kelompok sedang dan
                                                        pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat
rendah nilai sig adalah 0,127 atau lebih dari
                                                        penguasaan matematika ( tinggi dan rendah
α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
                                                        ) dalam kemampuan pemahaman konsep
tidak terdapat perbedaan signifikan pada
                                                        matematika.
kemampuan          pemahaman          konsep
matematika antara siswa pada kelompok                         Tetapi       selisih     kemampuan
sedang dan rendah.                                      pemahaman konsep matematika antara
                                                        pembelajaran      problem    posing     dan
      Selain itu dari hasil uji ANOVA dua
                                                        pembelajaran konvensional pada siswa
jalur di atas kita juga dapat mengetahui
                                                        kelompok sedang tidak berbeda secara
apakah ada interaksi antara kelompok
                                                        signifikan dibandingkan dengan siswa pada
pembelajaran dan tingkat penguasaan
                                                        kelompok rendah. Ini berarti tidak terdapat
matematika siswa dalam kemampuan
                                                        interaksi antara pembelajaran (PP dan KV)
pemahaman konsep matematika.
                                                        dengan tingkat penguasaan matematika
Pengujian Hipotesis 3                                   (sedang dan rendah) dalam kemampuan
Hipotesis yang di uji adalah:                           pemahaman konsep matematika.
      Dari hasil uji ANOVA dua jalur di
                                                              Secara grafik, interaksi antara
atas diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk
                                                        pembelajaran dengan tingkat penguasaan
interaksi = 0,026. Oleh karena nilai
                                                        matematika siswa dalam kemampuan
probabilitas (sig) lebih kecil daripada α =
                                                        pemahaman         konsep       matematika
0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini
                                                        diperlihatkan pada gambar berikut:
berarti ada kelompok pembelajaran yang
berinteraksi dengan tingkat penguasaan
matematika siawa dalam kemampuan                                                                   87.6
                                                                      90
pemahaman konsep matematika siswa.
Untuk mengetahui pembelajaran mana                                    85
                                                                                         78.94
yang      berinteraksi      dengan      tingkat                       80
                                                  Pemahaman Konsep




                                                                            73.46
                                                   Rata –Rata Nilai




penguasaan matematika siswa maka dapat                                75
                                                     Matematika




dilihat dari hasil uji Scheffe di atas.                               70
                                                                                         71.71    72.64
      Berdasarkan hasil uji Scheffe di atas                           65    68.93
dapat ditarik kesimpulan bahwa selisih                                60
kemampuan          pemahaman        konsep                            55
matematika antara pembelajaran problem                                50
posing dan pembelajaran konvensional                                        Rendah      Sedang    Tinggi
pada siswa kelompok tinggi berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan siswa pada
kelompok sedang. Ini berarti terdapat                                        Gambar 4.1 Interaksi Antara
                                                                      Pembelajaran dan Tingkat Penguasaan
interaksi antara pembelajaran (PP dan KV)                               Matematika Dalam Kemampuan
dengan tingkat penguasaan matematika                                    Pemahaman Konsep Matematika
siswa (tinggi dan sedang) dalam



                                                                                                            75
Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing


      Pada gambar di atas nampak tidak           kedua kelas tersebut perbedaannya sangat
adanya interaksi antara pembelajaran (PP         kecil sehingga dapat dikatakan relatif sama.
dan KV) dengan tingkat penguasaan                      Nilai      rata-rata       penguasaan
matematika siswa pada kelompok sedang            matematika siswa kelompok tinggi pada
dan rendah dalam kemampuan pemahaman             kelas eksperimen sebesar 89,9 dan pada
konsep matematika. Hal ini karena selisih        kelas kontrol sebesar 89,6. Nilai rata-rata
nilai pada postes antara pembelajaran PP         siswa kelompok sedang pada kelas
dan KV pada siswa kelompok sedang tidak          eksperimen sebesar 77,5 dan pada kelas
berbeda    secara    signifikan   dengan         kontrol sebesar 77,1. Nilai rata-rata siswa
pembelajaran yang sama pada kelompok             kelompok rendah pada kelas eksperimen
rendah.                                          sebesar 58,1 dan pada kelas kontrol sebesar
                                                 60,6.
     Terdapat       interaksi     antara
                                                       Selain temuan-temuan di atas,
pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat
                                                 ditemukan pula bahwa pencapaian KKM
penguasaan matematika siswa pada
                                                 pada kelas eksperimen sebesar 71% dan
kelompok tinggi dan sedang dalam
                                                 pada kelas kontrol sebesar 69% dimana
kemampuan        pemahaman       konsep
                                                 nilai KKM adalah 70. Hal ini menunjukkan
matematika. Hal ini karena selisih nilai
                                                 bahwa kemampuan siswa yang terlibat
pada postes antara pembelajaran PP dan
                                                 dalam penelitian ini relatif sama. Selain itu
KV pada siswa kelompok tinggi berbeda
                                                 dapat dikatakan bahwa materi prasyarat
secara signifikan dengan pembelajaran
                                                 sebelum pembelajaran cukup dikuasai
yang sama pada kelompok sedang.
                                                 siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa
     Terdapat        interaksi    antara         siswa siap menerima materi pelajaran baru.
pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat
penguasaan matematika siswa pada                 Nilai rata-rata tes kemampuan pemahaman
kelompok tinggi dan rendah dalam                 konsep matematika untuk materi turunan
kemampuan         pemahaman      konsep          fungsi sebelum pembelajaran               yang
matematika. Hal ini karena selisih nilai         diperoleh siswa pada kelas eksperimen
pada postes antara pembelajaran PP dan           adalah 49,6 sedangkan yang diperoleh pada
KV pada siswa kelompok tinggi berbeda            kelas kontrol adalah 49,95. Nilai rata-rata
secara    signifikan     dengan   selisih        tes kemampuan pemahaman konsep
pembelajaran yang sama pada kelompok             matematika pada kedua kelas tersebut
rendah.                                          perbedaannya sangat kecil sehingga dapat
                                                 dikatakan relatif sama.
                                                       Nilai rata-rata hasil pretes untuk siswa
PEMBAHASAN                                       kelompok tinggi pada kelas eksperimen
                                                 sebesar 59,5 dan pada kelas kontrol sebesar
      Penelitian ini menghasilkan beberapa       59,9. Nilai rata-rata siswa kelompok sedang
temuan yang dianalisis berdasarkan               pada kelas eksperimen sebesar 48,8 dan
kelompok pembelajaran dan tingkat                pada kelas kontrol sebesar 49. Nilai rata-
penguasaan matematika.                           rata siswa kelompok rendah pada kelas
      Tingkat penguasaan matematika              eksperimen sebesar 41,3 dan pada kelas
adalah tingkat penguasaan siswa terhadap         kontrol sebesar 41,8. Selain temuan-temuan
matematika       yang   dimiliki   sebelum       tersebut, ditemukan pula bahwa pencapaian
pembelajaran berlangsung. Nilai rata-rata        KKM pada kelas eksperimen sebesar 0%
tes penguasaan matematika yang diperoleh         dan pada kelas kontrol sebesar 0%. Hasil
pada kelas eksperimen adalah 76 dan nilai        ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa
rata-rata tes penguasaan matematika yang         yang terlibat dalam penelitian (siswa kelas
diperoleh pada kelas kontrol adalah 75,9.        eksperimen dan siswa kelas kontrol) ini
Nilai rata-rata penguasaan matematika pada



76
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010


relatif sama, sehingga dapat dikatakan         penguasaan matematika tinggi dan rendah
bahwa kedua kelas setara.                      tetapi tidak terjadi interaksi pada kelompok
       Hasil penelitian menunjukkan bahwa      sedang dan rendah. Temuan ini didukung
kemampuan           pemahaman        konsep    oleh perolehan nilai rata-rata kemampuan
matematika siswa pada kelas dengan             pemahaman konsep matematika siswa pada
pembelajaran problem posing lebih baik         kelompok tinggi, sedang dan rendah
daripada kemampuan pemahaman konsep                  Pada kelompok tinggi, perolehan nilai
matematika siswa dengan pembelajaran           rata-rata kemampuan pemahaman konsep
konvensional. Temuan ini didukung oleh         matematika        pada       kelas     dengan
perolehan nilai rata-rata pada kelas dengan    pembelajaran problem posing sebesar 87,6
pembelajaran problem posing sebesar 78,9       lebih     baik     daripada      pembelajaran
dan pada kelas dengan pembelajaran             konvensional sebesar 72,64. Pencapaian
konvensional sebesar 70,8. Dilihat dari        KKM pada kelompok tinggi dengan
pencapaian KKM, pada kelas dengan              pembelajaran problem posing sebanyak 15
pembelajaran problem posing jumlah siswa       orang       (100%)        sedangkan      pada
yang mencapai nilai KKM sebanyak 40            pembelajaran konvensional sebanyak 8
orang (88,9%) dan pada kelas dengan            orang (53,3%).
pembelajaran konvensional sebanyak 25                Pada kelompok sedang, perolehan
orang (55,6%).                                 nilai rata-rata kemampuan pemahaman
       Pencapaian nilai yang tinggi pada       konsep matematika pada kelas dengan
pembelajaran       problem     posing    ini   pembelajaran problem posing sebesar 78,94
disebabkan karena pada pembelajaran            lebih     baik     daripada      pembelajaran
problem posing siswa dilatih untuk             konvensional sebesar 71,7. Pencapaian
mengajukan atau membuat soal kemudian          KKM pada pembelajaran problem posing
menyelesaikan soal yang dibuat oleh            sebesar 15 orang (88,2%) dan pada
kelompok lain. Pada saat siswa membuat         pembelajaran konvensional sebesar 10
soal maka siswa dituntut untuk memahami        orang (58,8%).
konsep dari materi yang telah diterimanya,           Pada kelompok rendah, perolehan
begitu juga pada saat menyelesaikan soal       nilai rata-rata kemampuan pemahaman
yang telah dibuat oleh kelompok lain siswa     konsep matematika pada kelas dengan
juga dituntut untuk memahami konsep.           pembelajaran problem posing sebesar 73,46
       Dari hasil penelitian diperoleh data    lebih     baik     daripada      pembelajaran
nilai rata-rata kemampuan pemahaman            konvensional sebesar 68,9. Pencapaian
konsep matematika siswa pada kelompok          KKM pada pembelajaran problem posing
tinggi adalah 80,38, pada kelompok sedang      sebesar 11 orang (84,6%) dan pada
nilai rata-ratanya adalah 75,33 sedangkan      pembelajaran konvensional sebesar 8 orang
pada kelompok rendah adalah 71,11. Dari        (57,1%).
data tersebut terlihat adanya perbedaan              Dari nilai rata-rata dan pencapaian
yang      signifikan    pada    kemampuan      KKM maka dapat disimpulkan bahwa pada
pemahaman konsep matematika antara             semua kelompok siswa (tinggi, sedang dan
siswa pada kelompok tinggi, sedang dan         rendah), kemampuan pemahaman konsep
rendah.                                        matematika siswa pada pembelajaran
       Terdapat interaksi antara kelompok      problem posing lebih baik daripada
pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat        pembelajaran        konvensional.      Namun
penguasaan matematika siswa dalam              berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata
kemampuan           pemahaman        konsep    pada siswa kelompok tinggi, pembelajaran
matematika. Interaksi terjadi antara           problem      posing      lebih    berpengaruh
kelompok pembelajaran (PP dan KV)              dibandingkan pada kelompok sedang dan
dengan kelompok penguasaan matematika          rendah.
tinggi dan sedang maupun pada kelompok


                                                                                         77
Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing


       Hasil ini dikarenakan pada kegiatan       2.Terdapat      perbedaan     kemampuan
presolution posing siswa dilatih untuk             pemahaman konsep matematika antara
dapat mengaitkan informasi/situasi yang            siswa pada kelompok tinggi, sedang dan
mereka peroleh dengan materi yang sudah            rendah yang ditinjau dari tingkat
mereka      pelajari.    Dengan     demikian       penguasaan matematika. Kemampuan
pemahaman        siswa     terhadap    materi      pemahaman konsep matematika siswa
pelajaran akan lebih baik. Demikian pula           pada kelompok tinggi berbeda dengan
pada kegiatan within solution posing, siswa        siswa pada kelompok sedang. Demikian
dilatih    untuk      merumuskan     sub-sub       pula kemampuan pemahaman konsep
pertanyaan      yang     mengarah     kepada       matematika siswa pada kelompok tinggi
penyelesaian soal. Dengan demikian siswa           berbeda dengan siswa pada kelompok
terlatih untuk menyelesaikan soal secara           rendah. Tetapi tidak terdapat perbedaan
sistematis. Sedangkan pada kegiatan post           signifikan      dalam       kemampuan
solution posing akan dapat melatih siswa           pemahaman konsep matematika antara
untuk lebih memahami konsep materi                 siswa pada kelompok sedang dan rendah.
pelajaran. Hal ini dikarenakan pada              3.Terdapat interaksi antara pembelajaran
kegiatan post solution posing siswa dilatih        (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan
membuat soal yang sejenis dengan soal              matematika siswa dalam kemampuan
yang diberikan, sehingga diharapkan akan           pemahaman konsep matematika. Interaksi
dapat memperkuat konsep yang telah                 terjadi antara pembelajaran (PP dan KV)
mereka terima.                                     dengan tingkat penguasaan matematika
       Dalam ketiga kegiatan problem               pada kelompok tinggi dan sedang serta
posing di atas, siswa dituntut untuk               pada kelompok tinggi dan rendah. Tetapi
membuat soal yang berkaitan dengan                 tidak     terdapat    interaksi    antara
materi yang telah diajarkan. Untuk                 pembelajaran ( PP dan KV ) dengan
membuat soal            tersebut diperlukan        tingkat penguasaan matematika pada
penguasaan yang baik terhadap konsep               kelompok sedang dan rendah dalam
dasar yang telah diajarkan. Pada siswa             kemampuan         pemahaman       konsep
kelompok tinggi, konsep yang diberikan             matematika.
lebih cepat dikuasai daripada siswa
kelompok sedang dan rendah. Oleh karena          Saran
itu pembelajaran problem posing lebih                 Berdasarkan       kesimpulan   dari
berpengaruh pada siswa kelompok tinggi.          penelitian ini, selanjutnya dikemukakan
                                                 saran-saran sebagai berikut:
Kesimpulan
      Berdasarkan hasil analisis dan             1. Pembelajaran      problem     posing
pembahasan yang telah dikemukakan pada              hendaknya terus dikembangkan di
bab sebelumnya, diperoleh beberapa                  lapangan dan dijadikan sebagai
kesimpulan sebagai berikut:                         alternatif  pilihan    guru    dalam
1.Terdapat     perbedaan        kemampuan           pembelajaran matematika sehari-hari.
  pemahaman konsep matematika antara                Hal ini dikarenakan pembelajaran
  siswa yang memperoleh pembelajaran                tersebut     dapat      meningkatkan
  problem posing dengan yang memperoleh             kemampuan       pemahaman     konsep
  pembelajaran konvensional. Kemampuan              matematika siswa.
  pemahaman konsep matematika siswa              2. Dalam             mengimplementasikan
  pada     kelas     yang       memperoleh          pembelajaran problem posing dengan
  pembelajaran problem posing lebih baik            tujuan    meningkatkan     kemampuan
  daripada siswa pada kelas yang                    pemahaman konsep matematika siswa,
  memperoleh pembelajaran konvensional.             guru selain perlu mempersiapkan semua
                                                    komponen       pembelajaran    dengan


78
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010


   matang juga perlu mempertimbangkan              Tersedia di http ://www.pikiranrakyat.
   tingkat penguasaan matematika siswa.            com/cetak/2006/082006/10/cakrawala
   Pembelajaran problem posing lebih               /profil.html. (diakses tgl 5 Februari
   tepat diterapkan pada kelas dengan rata-
                                                   2010).
   rata penguasaan matematika siswa
   tergolong tinggi.
                                              Herdian. 2009. Pembelajaran Dengan
3. Guru        matematika       hendaknya           Problem      Posing.    Tersedia    di:
   mengadakan         perubahan-perubahan           http://herdy07.wordpress.com/2009/0
   secara bertahap dalam pembelajaran               4/19/model-pembelajaran-problem-
   sehari-hari sesuai dengan kondisi atau           posing/ (diakses tgl tgl 28 07 2009)
   kemampuan siswa. Hal ini diperlukan        Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar
   agar pembelajaran tidak monoton dan              Matematika.      Jakarta:    Direktorat
   membosankan.                                     Jenderal Pendidikan Tinggi.
                                              Pi-Jen Lin. 2004. Supporting Teachers On
                                                    Designing Problem-Posing Tasks As
DAFTAR PUSTAKA                                      A Tool Of Assessment To Understand
                                                    Students’ Mathematical Learning.
Abussakir. 2009. Pembelajaran Matematika            Journal of Mathematics Education
    Dengan Problem Posing. Tersedia di:             Vol 3 pp 257–264. Taiwan: National
    http://abdussakir.wordpress.com/2009            Hsin-ChuTeachers College
    /02/13/pembelajaran-matematika-           P.B, Triton. 2005. SPSS 13.0 Terapan:
    dengan-problem-posing/. (diakses tgl            Riset       Statistik      Parametrik.
    18 juni 2009)                                   Yogyakarta: Andi
                                              Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar              SPSS. Yogyakarta: Media Com.
     Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi       Ram, M. 2009. Penerapan Model
     Aksara                                         Pembelajaran Game Problem Posing .
Brown, S.I & Walter, M.I. 1993. Problem             Tersedia                            di:
     posing: Reflection and applications.           http://mram507.wordpress.com
     New Jersey: Lawrence Erlbaum                   (diakses tgl 30 agustus 2009).
     Associates.                              Ruseffendi, E. T. 1991. Penilaian
Chairani, Zahra. 2007 . Problem Posing              Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa
     Dalam Pembelajaran Matematika .                Khususnya       dalam      Pengajaran
     Tersedia                                       Matematika untuk Guru dan Calon
     dihttp://agus66.blogspot.com/2009/03           Guru. Bandung: Tidak diterbitkan.
     /problem-posing-dalam-                   Russeffendi, E. T. 2006. Pengantar kepada
     pembelajaran.html (diakses tgl 18              membantu guru mengembangkan
     juni 2009 ).                                   kompetensinya dalam pengajaran
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri                  matematika untuk meningkatkan
   Pendidikan Nasional Nomor 22                     CBSA. Bandung: Tarsito
   Tahun 2006 tentang Standar Isi.
   Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen     Sarbaini. 2009. Makalah Problem Posing.
   Pendidikan Dasar dan Menengah.                   Tersedia                           di:
Echols dan Shadily. 1990. Kamus Inggris             http://alifdanhamzah.blogspot.com/20
     Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.              09/05/makalah-problem-posing.html
                                                    ( diakses tgl 18-06-2009 ).
Firdaus, Wildaiman. 2006.Lima mitos sesat     Silver, E.A dan Cai, J. 1996. An Analysis of
     seputar matematika. Bandung :                  Aritmatic Problem Posing by Middle
     Ponpes                Al-Masudiyah.            School Students. Journal for Research



                                                                                        79
Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing


      In Mathematics Education. V 27                    Persamaan Garis Singgung Lingkaran
      No.5, Nov 1996 hal 521-539                        Di Kelas XI Program IPA SMA
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004.                          Laboratorium Universitas Negeri
      “Identifikasi Proses Berpikir Kreatif             Malang. Tesis: Tidak Diterbitkan.
      Siswa dalam Pengajuan Masalah                Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di
      (Problem        Posing)       Matematika          Indonesia: Beberapa Permasalahan
      Berpandu dengan Model Wallas dan                  dan Upaya Penyelesaiannya.
      Creative Problem Solving “. Tersedia              Palembang: Universitas Sriwijaya
      di:
      http://tatagyes.files.wordpress.com/200
      9/11/paper04_wallascps1.pdf. (Diakses
      pada tanggal 10 Februari 2010)
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
      Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
      Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi
      Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
      Persada
Sumarmo,         U.     1987.      Kemampuan
      Pemahaman             dan       penalaran
      matematika siswa sekolah menengah
      atas dikaitkan dengan kemampuan
      penalaran logik siswa dan beberapa
      unsur proses belajar mengajar.
      Disertasi PPS IKIP ( Tidak
      dipublikasikan)
Sutiarso, Sugeng. 2000. Problem Possing:
      Strategi      Efektif      Meningkatkan
      Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
      Matematika.            Tersedia        di:
      http://nursalam-
      uin.blogspot.com/2008_07_01_archiv
      e.html (diakses 13 Desember 2009)
Tim       MKPBM.             2001.      Strategi
      Pembelajaran                 Matematika
      Kontemporer.         Bandung:       JICA-
      Universitas Pendidikan Indonesia
TIM PPPG Matematika Yogyakarta. 2005.
      Materi Pembinaan Matematika SMP
      di Daerah Yogyakarta. Depdiknas
Xiaogang Xia. 2008. Research on
      Mathematics Instruction Experiment
      Based Problem Posing. Journal of
      Mathematics Education December,
      Vol. 1, No. 1, pp.153-163. China:
      Guizhou Normal University

Yuniar. 2006. Pembelajaran Problem
     Posing   Untuk    Meningkatkan
     Pemahaman Siswa Terhadap Materi



80

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pbFppi Unila
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)vilda roswinda
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispisrirejeki345
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbingsrilinda_w
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikMuhammad Natsir Maulana
 

La actualidad más candente (20)

Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
Jurnal MPG
Jurnal MPGJurnal MPG
Jurnal MPG
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
 
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
Artikel Diagnostik dan Remedial Kesulitan Belajar Matematika)
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispi
 
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina LisdiantiPp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
57 111-1-sm
57 111-1-sm57 111-1-sm
57 111-1-sm
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri TerbimbingPembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
Pembelajaran Matematika dengan Inkuiri Terbimbing
 
Proposal penilitian
Proposal penilitianProposal penilitian
Proposal penilitian
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
 
Proposal untuk pps
Proposal untuk ppsProposal untuk pps
Proposal untuk pps
 
Ao vs di
Ao vs diAo vs di
Ao vs di
 
4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)4 7-1-sm (2)
4 7-1-sm (2)
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
 

Destacado (10)

Actividad 3
Actividad 3Actividad 3
Actividad 3
 
Teknologi & komuniti ipad
Teknologi & komuniti ipadTeknologi & komuniti ipad
Teknologi & komuniti ipad
 
Pp3
Pp3Pp3
Pp3
 
Capsula 11
Capsula 11Capsula 11
Capsula 11
 
Profesion Pekerja sosial
Profesion Pekerja sosialProfesion Pekerja sosial
Profesion Pekerja sosial
 
Creatividad hasta en la sopa
Creatividad hasta en la sopaCreatividad hasta en la sopa
Creatividad hasta en la sopa
 
Hubungan etnik UMS
Hubungan etnik UMSHubungan etnik UMS
Hubungan etnik UMS
 
Modificaciones endocrinas en el embarazo
Modificaciones endocrinas en el embarazoModificaciones endocrinas en el embarazo
Modificaciones endocrinas en el embarazo
 
False friends or cognates
False friends or cognatesFalse friends or cognates
False friends or cognates
 
Caso clinico
Caso clinicoCaso clinico
Caso clinico
 

Similar a 1 st, Try

Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01fathinirin
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning Izan M.Pd
 
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaPemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaosnimaure
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)AIC
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingAchmad Abror
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaNailul Hasibuan
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadiAl-Zorozerofour Buitenzorg
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)guest06a4b9d
 
Pembelajaran matematika dengan strategi REACT
Pembelajaran matematika dengan strategi REACTPembelajaran matematika dengan strategi REACT
Pembelajaran matematika dengan strategi REACTNovi Hindasah
 
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Interest_Matematika_2011
 
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxJURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxdika410943
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingelita takarai
 

Similar a 1 st, Try (20)

laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01
 
Verifikasi Startium
Verifikasi Startium Verifikasi Startium
Verifikasi Startium
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning
 
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaPemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
 
Arvar mades
Arvar madesArvar mades
Arvar mades
 
Arvar mades
Arvar madesArvar mades
Arvar mades
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving Matematika
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Pembelajaran matematika dengan strategi REACT
Pembelajaran matematika dengan strategi REACTPembelajaran matematika dengan strategi REACT
Pembelajaran matematika dengan strategi REACT
 
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
Pembelajaran matematika dengan strategi react (2)
 
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptxJURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
JURNAL RISET PENDIDIKAN MTK.pptx
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 

Último

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

1 st, Try

  • 1. PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 PALEMBANG Oktiana Dwi Putra Herawati1 Rusdy Siroj2 dan H.M. Djahir Basir3 Abstrak:Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran problem posing dengan siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. (2) Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah ditinjau dari tingkat penguasaan matematika. (3) Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan tingkat penguasaan matematika dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan unit-unit penelitian ditentukan berdasarkan kelompok pembelajaran dan tingkat penguasaan matematika siswa. Kelompok pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu pembelajaran problem posing dan pembelajaran konvensional. Sedangkan tingkat penguasaan matematika siswa dibedakan ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 6 Palembang tahun ajaran 2009/2010. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran problem posing dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. (2) Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelompok tinggi dan sedang serta tinggi dan rendah. Tetapi tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelompok sedang dan rendah. (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran (Problem Posing dan Konvensional) dengan tingkat penguasaan matematika siswa dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Interaksi terjadi antara pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan matematika siswa pada kelompok tinggi dan sedang serta tinggi dan rendah dalam kemampuan pemahaman konsep matematika. Tetapi tidak terdapat interaksi antara pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan matematika siswa dalam kelompok sedang dan rendah. Menurut anggapan masyarakat Hal ini karena matematika umum, bahwa salah satu pelajaran yang berhubungan dengan ide-ide dan konsep- dianggap sulit pada jenjang pendidikan konsep yang abstrak. dasar dan menengah adalah matematika. 1 ) Alumni, 2,3) Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri
  • 2. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010 Sebagaimana pernyataan Hudoyo (1988:3) matematika menekankan pada konsep”. bahwa matematika berkenaan dengan ide- Artinya dalam mempelajari matematika ide dan konsep-konsep yang abstrak dan siswa harus memahami konsep matematika tersusun secara hierarki dan penalarannya terlebih dahulu agar dapatmenyelesaikan deduktif. Karena konsep matematika yang soal-soal dan mampu mengaplikasikan tersusun secara hierarki, maka dalam pembelajaran tersebut dalam dunia nyata. belajar matematika tidak boleh ada Berdasarkan penjelasan di atas maka langkah/tahapan konsep yang dilewati. pemahaman konsep perlu ditanamkan Matematika hendaknya dipelajari secara kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak sistematis dan teratur serta harus disajikan anak tersebut masih duduk di bangku dengan struktur yang jelas dan harus sekolah dasar. Mereka dituntut mengerti disesuaikan dengan perkembangan tentang definisi, pengertian, cara intelektual siswa serta kemampuan pemecahan masalah maupun pengoperasian prasyarat yang telah dimilikinya. Dengan matematika secara benar. Karena hal demikian pembelajaran matematika akan tersebut akan menjadi bekal dalam terlaksana secara efektif dan efisien. mempelajari matematika pada jenjang Karena konsep-konsep dalam pendidikan yang lebih tinggi. matematika memiliki keterkaitan antara Menurut Slameto (2003:76) satu dengan yang lainnya, maka siswa pembelajaran matematika sangat ditentukan harus lebih banyak diberikan kesempatan oleh strategi dan pendekatan yang untuk melihat kaitan-kaitan dengan materi digunakan dalam mengajar matematika itu yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar sendiri. Belajar yang efisien dapat tercapai siswa dapat memahami materi matematika apabila dapat menggunakan strategi belajar secara mendalam. Misalnya jika siswa yang tepat. Oleh karena itu guru dituntut ingin memahami konsep integral (anti untuk profesional dalam menjalankan turunan) maka terlebih dahulu dia harus tugasnya. Guru yang profesional adalah mampu memahami konsep turunan suatu guru yang selalu berpikir akan dibawa ke fungsi. Demikian juga kalau siswa ingin mana anak didiknya, serta dengan apa memahami konsep turunan maka terlebih mengarahkan anak didiknya untuk dahulu harus memahami konsep limit. mencapai hasil yang diinginkan dengan Pentingnya pemahaman konsep berbagai inovasi pembelajaran. matematika terlihat dalam tujuan pertama Salah satu pendekatan pembelajaran pembelajaran matematika menurut inovatif yang dapat diterapkan dalam Depdiknas (Permendiknas no 22 tahun pembelajaran matematika untuk 2006) yaitu memahami konsep matematika, mengembangkan kemampuan pemahaman menjelaskan keterkaitan antar konsep dan konsep matematika siswa adalah mengaplikasikan konsep atau algoritma menggunakan pendekatan problem posing. secara luwes, akurat, efisien dan tepat Pembelajaran dengan pendekatan problem dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan posing adalah pembelajaran yang tujuan pembelajaran matematika di atas menekankan pada siswa untuk maka setelah proses pembelajaran siswa membentuk/mengajukan soal berdasarkan diharapkan dapat memahami suatu konsep informasi atau situasi yang diberikan. matematika sehingga dapat menggunakan Informasi yang ada diolah dalam pikiran kemampuan tersebut dalam menghadapi dan setelah dipahami maka peserta didik masalah–masalah matematika. Jadi dapat akan bisa mengajukan pertanyaan. Dengan dikatakan bahwa pemahaman konsep adanya tugas pengajuan soal (problem merupakan bagian yang paling penting posing) akan menyebabkan terbentuknya dalam pembelajaran matematika. Hal ini pemahaman konsep yang lebih mantap seperti yang dinyatakan oleh Zulkardi pada diri siswa terhadap materi yang telah (2003:7) bahwa ”mata pelajaran diberikan. Kegiatan itu akan membuat 71
  • 3. Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing siswa lebih aktif dan kreatif dalam Desain kelompok kontrol pretes-postes membentuk pengetahuannya dan pada (Ruseffendi.2005:50) akhirnya pemahaman siswa terhadap Keterangan: konsep matematika siswa lebih baik lagi. A: Subyek penelitian yang diambil secara METODE PENELITIAN acak O: Tes yang diberikan pada pretes dan Jenis Penelitian dan Prosedur penelitian postes di kelas eksperimen maupun Penelitian ini merupakan penelitian kelas kontrol. eksperimen dengan menerapkan pembelajaran problem posing dalam X: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pelajaran matematika. Unit-unit penelitian pembelajaran problem posing. ditentukan berdasarkan kelompok pembelajaran dan tingkat penguasaan matematika siswa. Pembelajaran dibedakan HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi dua jenis yaitu pembelajaran dengan problem posing dan pembelajaran HASIL PENELITIAN konvensional. Sedangkan tingkat 1. Analisis Data Hasil Pretes penguasaan matematika siswa dibedakan Sebelum pemberian perlakuan yaitu menjadi kelompok tinggi, sedang dan pembelajaran problem posing pada kelas rendah. eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol maka kedua kelas Penelitian ini menggunakan desain tersebut diberikan pretes yang sama. kelompok kontrol pretes-postes. Dalam Tujuan pemberian pretes ini adalah untuk rancangan ini sekelompok sampel dipilih melihat kemampuan awal kedua kelompok secara acak kelas (A) dari populasi tertentu. sebelum diberikan perlakuan serta untuk Kemudian sampel dikelompokkan menjadi melihat kesetaraan dua kelas (kelas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen eksperimen dan kelas kontrol). dan kelompok kontrol. Selanjutnya kedua Untuk mengetahui normalitas data kelompok baik kelompok eksperimen nilai kemampuan pemahaman konsep maupun kelompok kontrol diberikan pretes matematika siswa pada pretes untuk setiap (O) yang sama. Kelompok eksperimen kelompok pembelajaran (PP, KV) dikenai variabel perlakuan tertentu (X) digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). dalam jangka waktu tertentu sedangkan Hipotesis nol yang diuji: Ho: Sampel kelompok kontrol diberikan pembelajaran berdistribusi normal, melawan alternatif biasa. Kemudian kedua kelompok tersebut Ha: Sampel tidak berdistribusi normal. diberikan postes (O) yang sama. Perlakuan Kriteria pengujian: jika nilai probabilitas yang diberikan kepada kelas eksperimen (sig) dari Z lebih besar dari α = 0,05 maka berupa penerapan pembelajaran problem hipotesis nol diterima. Rangkuman hasil uji posing sedangkan pada kelas kontrol normalitas disajikan pada tabel 1 berikut: diberikan pembelajaran konvensional. Tabel1. Setelah perlakuan pembelajaran, diteliti dampak yang muncul pada subyek Uji Normalitas Nilai Kemampuan penelitian sebagai akibat dari perlakuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa pembelajaran yang diterapkan yaitu Pada Pretes Berdasarkan Kelompok kemampuan pemahaman konsep Pembelajaran matematika siswa. Pola rancangan tersebut Kelompok N K-S Sig Ho digambarkan sebagai berikut: Pembelajara A O X O n A O O Problem 4 1,14 0,14 Diterim 72
  • 4. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010 Posing (PP) 5 2 7 a dari α = 0,05. Ini berarti varians kelompok eksperimen dan kontrol adalah sama atau Konvension 4 1,08 0,19 Diterim tidak ada perbedaan rata-rata kedua al (KV) 5 0 4 a kelompok data. Pada Tabel 1 terlihat bahwa nilai Dari hasil pretes kedua kelas maka probabilitas (sig) untuk setiap kelompok didapat rata-rata untuk kelompok tinggi pembelajaran lebih besar dari α = 0,05, ini pada kelas eksperimen sebesar 59,5 dan berarti hipotesis nol diterima. Dengan rata-rata kelompok tinggi pada kelas demikian, data pretes nilai kemampuan kontrol sebesar 59,9. Rata-rata untuk pemahaman konsep matematika siswa kelompok sedang pada kelas eksperimen berdistribusi normal. sebesar 48,8 dan untuk kelas kontrol Selanjutnya, uji homogenitas varians sebesar 49. Sedangkan rata-rata untuk populasi dari data nilai kemampuan kelompok rendah kelas eksperimen sebesar pemahaman konsep matematika siswa pada 41,3 dan untuk kelas kontrol sebesar 41,8. pretes berdasarkan kelompok pembelajaran Dari hasil pretes di atas terlihat bahwa dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis kemampuan awal kedua kelompok nol yang diuji: Ho: σ1 = σ2 melawan pembelajaran relatif sama. Oleh karena itu alternatif Ha: σ1 ≠ σ2. Kriteria pengujian maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini adalah jika nilai probabilitas (sig) lebih berawal dari kemampuan yang sama. besar dari α = 0,05, maka hipotesis nol diterima. Rangkuman hasil perhitungan uji 2. ANALISIS DATA HASIL POSTES homogenitas varians populasi disajikan Data hasil tes kemampuan pada tabel 2 berikut: pemahaman konsep matematika siswa Tabel 2. Uji Homogenitas Varians Populasi setelah pembelajaran dideskripsikan dan Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep dianalisis berdasarkan faktor kelompok Matematika Siswa Pada Pretes Berdasarkan pembelajaran dan tingkat penguasaan Kelompok Pembelajaran matematika siswa. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan yang Statistik dk1 dk2 Sig Ho signifikan selanjutnya digunakan statistik Levene inferensial ANOVA dua jalur, tetapi (F) sebelumnya dilakukan uji persyaratan yaitu 0.010 1 88 0.919 diterima uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas varians populasi. Untuk uji normalitas distribusi data digunakan uji Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hipotesis nol probabilitas (sig) lebih besar dari α = 0,05, yang diuji: Ho: Sampel berdistribusi ini berarti hipotesis nol diterima. Dengan normal, melawan alternatif Ha: Sampel demikian, varians populasi dari nilai tidak berdistribusi normal. Kriteria kemampuan pemahaman konsep pengujian: jika nilai probabilitas (sig) dari matematika siswa pada pretes berdasarkan Z lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis kelompok pembelajaran homogen. nol diterima. Pada hasil uji normalitas Dikarenakan kedua kelompok data diperoleh bahwa nilai probabilitas (sig) berdistribusi normal dan variansnya untuk setiap kelompok pembelajaran homogen, maka untuk mengetahui ada atau (eksperimen dan kontrol) pada setiap tidak adanya perbedaan rata-rata kedua kelompok PM (tinggi, sedang, rendah) kelompok data berdasarkan kelompok lebih besar dari α = 0,05, ini berarti pembelajaran digunakan uji t. Dari hasil hipotesis nol diterima. Dengan demikian analisis dapat dikemukakan bahwa nilai data nilai kemampuan pemahaman konsep probabilitas (sig) adalah 0,943 atau lebih matematika siswa berdasarkan kelompok 73
  • 5. Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing pembelajaran dan tingkat penguasaan lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis nol matematika siswa berdistribusi normal. ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep Selanjutnya, uji homogenitas varians matematika siswa antara yang memperoleh populasi dari skor kemampuan pemahaman pembelajaran problem posing dengan yang konsep matematika siswa setelah memperoleh pembelajaran konvensional. pembelajaran (postes) berdasarkan kelompok pembelajaran dan tingkat PM Dari hasil uji ANOVA dua jalur kita dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis juga dapat mengetahui perbedaan nol yang diuji: Ho: σ1 = σ2 melawan kemampuan pemahaman konsep alternatif Ha: σ1 ≠ σ2. Kriteria pengujian matematika antara siswa dalam kelompok adalah jika nilai probabilitas (sig) lebih tinggi, sedang dan rendah (ditinjau dari besar dari α = 0,05, maka hipotesis nol tingkat penguasaan matematika siswa). diterima. Pengujian Hipotesis 2: Berdasarkan hasil uji homogenitas data diperoleh bahwa nilai probabilitas Dari hasil uji ANOVA dua jalur di (sig) lebih besar dari α = 0,05, ini berarti atas diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk hipotesis nol diterima. Dengan demikian, tingkat penguasaan matematika = 0,001. varians populasi dari skor kemampuan Oleh karena nilai probabilitas (sig) lebih pemahaman konsep matematika siswa kecil daripada α = 0,05 maka hipotesis nol berdasarkan kelompok pembelajaran dan ditolak. Hal ini berarti paling sedikit ada tingkat penguasaan matematika siswa satu kelompok berbeda dari yang lainnya. homogen. Untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan dalam Dikarenakan semua kelompok data kemampuan pemahaman konsep berdistribusi normal dan variansnya matematika siswa maka dapat dilihat dari homogen, maka untuk mengetahui ada atau hasil uji Scheffe. Oleh karena itu tidak adanya perbedaan kemampuan dilanjutkan dengan uji Scheffe pada taraf pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan kelompok pembelajaran, untuk signifikansi α = 0,05. mengetahui ada atau tidak adanya Tabel 3. Uji Scheffe Nilai Rata-rata perbedaan kemampuan pemahaman konsep Kemampuan Pemahaman Konsep matematika siswa berdasarkan tingkat Matematika Siswa Berdasarkan Tingkat penguasaan matematika (tinggi, sedang dan PM rendah) serta untuk mengetahui interaksi Tingkat Perbedaa Sig Ho antara kelompok pembelajaran dengan PM Siswa n Rataan tingkat penguasaan matematika dalam kemampuan pemahaman konsep Tinggi – 5,06 0,047 Tolak matematika siswa digunakan uji ANOVA Sedang dua jalur. Dari hasil uji ANOVA dua jalur kita Tinggi – 9,27 0,000 Tolak akan dapat mengetahui apakah ada Rendah perbedaan kemampuan pemahaman konsep Sedang – 4,21 0,127 Terima matematika antara siswa pada kelas yang Rendah memperoleh pembelajaran problem posing dan siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai Pengujian Hipotesis 1: probabilitas (Sig) untuk pasangan kelompok tinggi dan sedang adalah 0,047 Dari hasil uji ANOVA dua jalur atau kurang dari α = 0,05 maka hipotesis diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk nol ditolak, sehingga dapat ditarik pembelajaran = 0,000. Oleh karena nilai sig 74
  • 6. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010 kesimpulan bahwa kemampuan kemampuan pemahaman konsep pemahaman konsep matematika siswa pada matematika. kelompok tinggi berbeda secara signifikan Begitu juga selisih kemampuan dengan siswa pada kelompok sedang. pemahaman konsep matematika antara Demikian pula kemampuan pemahaman pembelajaran problem posing dan konsep matematika siswa pada kelompok pembelajaran konvensional pada siswa tinggi berbeda secara signifikan dengan kelompok tinggi berbeda secara signifikan siswa pada kelompok rendah. Hal ini dapat dibandingkan dengan siswa pada kelompok dilihat dari nilai sig = 0,000 atau kurang rendah. Ini berarti terdapat interaksi antara dari α = 0.05. Untuk kelompok sedang dan pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat rendah nilai sig adalah 0,127 atau lebih dari penguasaan matematika ( tinggi dan rendah α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ) dalam kemampuan pemahaman konsep tidak terdapat perbedaan signifikan pada matematika. kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa pada kelompok Tetapi selisih kemampuan sedang dan rendah. pemahaman konsep matematika antara pembelajaran problem posing dan Selain itu dari hasil uji ANOVA dua pembelajaran konvensional pada siswa jalur di atas kita juga dapat mengetahui kelompok sedang tidak berbeda secara apakah ada interaksi antara kelompok signifikan dibandingkan dengan siswa pada pembelajaran dan tingkat penguasaan kelompok rendah. Ini berarti tidak terdapat matematika siswa dalam kemampuan interaksi antara pembelajaran (PP dan KV) pemahaman konsep matematika. dengan tingkat penguasaan matematika Pengujian Hipotesis 3 (sedang dan rendah) dalam kemampuan Hipotesis yang di uji adalah: pemahaman konsep matematika. Dari hasil uji ANOVA dua jalur di Secara grafik, interaksi antara atas diperoleh nilai probabilitas (sig) untuk pembelajaran dengan tingkat penguasaan interaksi = 0,026. Oleh karena nilai matematika siswa dalam kemampuan probabilitas (sig) lebih kecil daripada α = pemahaman konsep matematika 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini diperlihatkan pada gambar berikut: berarti ada kelompok pembelajaran yang berinteraksi dengan tingkat penguasaan matematika siawa dalam kemampuan 87.6 90 pemahaman konsep matematika siswa. Untuk mengetahui pembelajaran mana 85 78.94 yang berinteraksi dengan tingkat 80 Pemahaman Konsep 73.46 Rata –Rata Nilai penguasaan matematika siswa maka dapat 75 Matematika dilihat dari hasil uji Scheffe di atas. 70 71.71 72.64 Berdasarkan hasil uji Scheffe di atas 65 68.93 dapat ditarik kesimpulan bahwa selisih 60 kemampuan pemahaman konsep 55 matematika antara pembelajaran problem 50 posing dan pembelajaran konvensional Rendah Sedang Tinggi pada siswa kelompok tinggi berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa pada kelompok sedang. Ini berarti terdapat Gambar 4.1 Interaksi Antara Pembelajaran dan Tingkat Penguasaan interaksi antara pembelajaran (PP dan KV) Matematika Dalam Kemampuan dengan tingkat penguasaan matematika Pemahaman Konsep Matematika siswa (tinggi dan sedang) dalam 75
  • 7. Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Pada gambar di atas nampak tidak kedua kelas tersebut perbedaannya sangat adanya interaksi antara pembelajaran (PP kecil sehingga dapat dikatakan relatif sama. dan KV) dengan tingkat penguasaan Nilai rata-rata penguasaan matematika siswa pada kelompok sedang matematika siswa kelompok tinggi pada dan rendah dalam kemampuan pemahaman kelas eksperimen sebesar 89,9 dan pada konsep matematika. Hal ini karena selisih kelas kontrol sebesar 89,6. Nilai rata-rata nilai pada postes antara pembelajaran PP siswa kelompok sedang pada kelas dan KV pada siswa kelompok sedang tidak eksperimen sebesar 77,5 dan pada kelas berbeda secara signifikan dengan kontrol sebesar 77,1. Nilai rata-rata siswa pembelajaran yang sama pada kelompok kelompok rendah pada kelas eksperimen rendah. sebesar 58,1 dan pada kelas kontrol sebesar 60,6. Terdapat interaksi antara Selain temuan-temuan di atas, pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat ditemukan pula bahwa pencapaian KKM penguasaan matematika siswa pada pada kelas eksperimen sebesar 71% dan kelompok tinggi dan sedang dalam pada kelas kontrol sebesar 69% dimana kemampuan pemahaman konsep nilai KKM adalah 70. Hal ini menunjukkan matematika. Hal ini karena selisih nilai bahwa kemampuan siswa yang terlibat pada postes antara pembelajaran PP dan dalam penelitian ini relatif sama. Selain itu KV pada siswa kelompok tinggi berbeda dapat dikatakan bahwa materi prasyarat secara signifikan dengan pembelajaran sebelum pembelajaran cukup dikuasai yang sama pada kelompok sedang. siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat interaksi antara siswa siap menerima materi pelajaran baru. pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan matematika siswa pada Nilai rata-rata tes kemampuan pemahaman kelompok tinggi dan rendah dalam konsep matematika untuk materi turunan kemampuan pemahaman konsep fungsi sebelum pembelajaran yang matematika. Hal ini karena selisih nilai diperoleh siswa pada kelas eksperimen pada postes antara pembelajaran PP dan adalah 49,6 sedangkan yang diperoleh pada KV pada siswa kelompok tinggi berbeda kelas kontrol adalah 49,95. Nilai rata-rata secara signifikan dengan selisih tes kemampuan pemahaman konsep pembelajaran yang sama pada kelompok matematika pada kedua kelas tersebut rendah. perbedaannya sangat kecil sehingga dapat dikatakan relatif sama. Nilai rata-rata hasil pretes untuk siswa PEMBAHASAN kelompok tinggi pada kelas eksperimen sebesar 59,5 dan pada kelas kontrol sebesar Penelitian ini menghasilkan beberapa 59,9. Nilai rata-rata siswa kelompok sedang temuan yang dianalisis berdasarkan pada kelas eksperimen sebesar 48,8 dan kelompok pembelajaran dan tingkat pada kelas kontrol sebesar 49. Nilai rata- penguasaan matematika. rata siswa kelompok rendah pada kelas Tingkat penguasaan matematika eksperimen sebesar 41,3 dan pada kelas adalah tingkat penguasaan siswa terhadap kontrol sebesar 41,8. Selain temuan-temuan matematika yang dimiliki sebelum tersebut, ditemukan pula bahwa pencapaian pembelajaran berlangsung. Nilai rata-rata KKM pada kelas eksperimen sebesar 0% tes penguasaan matematika yang diperoleh dan pada kelas kontrol sebesar 0%. Hasil pada kelas eksperimen adalah 76 dan nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa rata-rata tes penguasaan matematika yang yang terlibat dalam penelitian (siswa kelas diperoleh pada kelas kontrol adalah 75,9. eksperimen dan siswa kelas kontrol) ini Nilai rata-rata penguasaan matematika pada 76
  • 8. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010 relatif sama, sehingga dapat dikatakan penguasaan matematika tinggi dan rendah bahwa kedua kelas setara. tetapi tidak terjadi interaksi pada kelompok Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedang dan rendah. Temuan ini didukung kemampuan pemahaman konsep oleh perolehan nilai rata-rata kemampuan matematika siswa pada kelas dengan pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran problem posing lebih baik kelompok tinggi, sedang dan rendah daripada kemampuan pemahaman konsep Pada kelompok tinggi, perolehan nilai matematika siswa dengan pembelajaran rata-rata kemampuan pemahaman konsep konvensional. Temuan ini didukung oleh matematika pada kelas dengan perolehan nilai rata-rata pada kelas dengan pembelajaran problem posing sebesar 87,6 pembelajaran problem posing sebesar 78,9 lebih baik daripada pembelajaran dan pada kelas dengan pembelajaran konvensional sebesar 72,64. Pencapaian konvensional sebesar 70,8. Dilihat dari KKM pada kelompok tinggi dengan pencapaian KKM, pada kelas dengan pembelajaran problem posing sebanyak 15 pembelajaran problem posing jumlah siswa orang (100%) sedangkan pada yang mencapai nilai KKM sebanyak 40 pembelajaran konvensional sebanyak 8 orang (88,9%) dan pada kelas dengan orang (53,3%). pembelajaran konvensional sebanyak 25 Pada kelompok sedang, perolehan orang (55,6%). nilai rata-rata kemampuan pemahaman Pencapaian nilai yang tinggi pada konsep matematika pada kelas dengan pembelajaran problem posing ini pembelajaran problem posing sebesar 78,94 disebabkan karena pada pembelajaran lebih baik daripada pembelajaran problem posing siswa dilatih untuk konvensional sebesar 71,7. Pencapaian mengajukan atau membuat soal kemudian KKM pada pembelajaran problem posing menyelesaikan soal yang dibuat oleh sebesar 15 orang (88,2%) dan pada kelompok lain. Pada saat siswa membuat pembelajaran konvensional sebesar 10 soal maka siswa dituntut untuk memahami orang (58,8%). konsep dari materi yang telah diterimanya, Pada kelompok rendah, perolehan begitu juga pada saat menyelesaikan soal nilai rata-rata kemampuan pemahaman yang telah dibuat oleh kelompok lain siswa konsep matematika pada kelas dengan juga dituntut untuk memahami konsep. pembelajaran problem posing sebesar 73,46 Dari hasil penelitian diperoleh data lebih baik daripada pembelajaran nilai rata-rata kemampuan pemahaman konvensional sebesar 68,9. Pencapaian konsep matematika siswa pada kelompok KKM pada pembelajaran problem posing tinggi adalah 80,38, pada kelompok sedang sebesar 11 orang (84,6%) dan pada nilai rata-ratanya adalah 75,33 sedangkan pembelajaran konvensional sebesar 8 orang pada kelompok rendah adalah 71,11. Dari (57,1%). data tersebut terlihat adanya perbedaan Dari nilai rata-rata dan pencapaian yang signifikan pada kemampuan KKM maka dapat disimpulkan bahwa pada pemahaman konsep matematika antara semua kelompok siswa (tinggi, sedang dan siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah), kemampuan pemahaman konsep rendah. matematika siswa pada pembelajaran Terdapat interaksi antara kelompok problem posing lebih baik daripada pembelajaran (PP dan KV) dengan tingkat pembelajaran konvensional. Namun penguasaan matematika siswa dalam berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelompok tinggi, pembelajaran matematika. Interaksi terjadi antara problem posing lebih berpengaruh kelompok pembelajaran (PP dan KV) dibandingkan pada kelompok sedang dan dengan kelompok penguasaan matematika rendah. tinggi dan sedang maupun pada kelompok 77
  • 9. Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Hasil ini dikarenakan pada kegiatan 2.Terdapat perbedaan kemampuan presolution posing siswa dilatih untuk pemahaman konsep matematika antara dapat mengaitkan informasi/situasi yang siswa pada kelompok tinggi, sedang dan mereka peroleh dengan materi yang sudah rendah yang ditinjau dari tingkat mereka pelajari. Dengan demikian penguasaan matematika. Kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pemahaman konsep matematika siswa pelajaran akan lebih baik. Demikian pula pada kelompok tinggi berbeda dengan pada kegiatan within solution posing, siswa siswa pada kelompok sedang. Demikian dilatih untuk merumuskan sub-sub pula kemampuan pemahaman konsep pertanyaan yang mengarah kepada matematika siswa pada kelompok tinggi penyelesaian soal. Dengan demikian siswa berbeda dengan siswa pada kelompok terlatih untuk menyelesaikan soal secara rendah. Tetapi tidak terdapat perbedaan sistematis. Sedangkan pada kegiatan post signifikan dalam kemampuan solution posing akan dapat melatih siswa pemahaman konsep matematika antara untuk lebih memahami konsep materi siswa pada kelompok sedang dan rendah. pelajaran. Hal ini dikarenakan pada 3.Terdapat interaksi antara pembelajaran kegiatan post solution posing siswa dilatih (PP dan KV) dengan tingkat penguasaan membuat soal yang sejenis dengan soal matematika siswa dalam kemampuan yang diberikan, sehingga diharapkan akan pemahaman konsep matematika. Interaksi dapat memperkuat konsep yang telah terjadi antara pembelajaran (PP dan KV) mereka terima. dengan tingkat penguasaan matematika Dalam ketiga kegiatan problem pada kelompok tinggi dan sedang serta posing di atas, siswa dituntut untuk pada kelompok tinggi dan rendah. Tetapi membuat soal yang berkaitan dengan tidak terdapat interaksi antara materi yang telah diajarkan. Untuk pembelajaran ( PP dan KV ) dengan membuat soal tersebut diperlukan tingkat penguasaan matematika pada penguasaan yang baik terhadap konsep kelompok sedang dan rendah dalam dasar yang telah diajarkan. Pada siswa kemampuan pemahaman konsep kelompok tinggi, konsep yang diberikan matematika. lebih cepat dikuasai daripada siswa kelompok sedang dan rendah. Oleh karena Saran itu pembelajaran problem posing lebih Berdasarkan kesimpulan dari berpengaruh pada siswa kelompok tinggi. penelitian ini, selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan 1. Pembelajaran problem posing pembahasan yang telah dikemukakan pada hendaknya terus dikembangkan di bab sebelumnya, diperoleh beberapa lapangan dan dijadikan sebagai kesimpulan sebagai berikut: alternatif pilihan guru dalam 1.Terdapat perbedaan kemampuan pembelajaran matematika sehari-hari. pemahaman konsep matematika antara Hal ini dikarenakan pembelajaran siswa yang memperoleh pembelajaran tersebut dapat meningkatkan problem posing dengan yang memperoleh kemampuan pemahaman konsep pembelajaran konvensional. Kemampuan matematika siswa. pemahaman konsep matematika siswa 2. Dalam mengimplementasikan pada kelas yang memperoleh pembelajaran problem posing dengan pembelajaran problem posing lebih baik tujuan meningkatkan kemampuan daripada siswa pada kelas yang pemahaman konsep matematika siswa, memperoleh pembelajaran konvensional. guru selain perlu mempersiapkan semua komponen pembelajaran dengan 78
  • 10. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVOLUME 4. NO.1 JUNI 2010 matang juga perlu mempertimbangkan Tersedia di http ://www.pikiranrakyat. tingkat penguasaan matematika siswa. com/cetak/2006/082006/10/cakrawala Pembelajaran problem posing lebih /profil.html. (diakses tgl 5 Februari tepat diterapkan pada kelas dengan rata- 2010). rata penguasaan matematika siswa tergolong tinggi. Herdian. 2009. Pembelajaran Dengan 3. Guru matematika hendaknya Problem Posing. Tersedia di: mengadakan perubahan-perubahan http://herdy07.wordpress.com/2009/0 secara bertahap dalam pembelajaran 4/19/model-pembelajaran-problem- sehari-hari sesuai dengan kondisi atau posing/ (diakses tgl tgl 28 07 2009) kemampuan siswa. Hal ini diperlukan Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar agar pembelajaran tidak monoton dan Matematika. Jakarta: Direktorat membosankan. Jenderal Pendidikan Tinggi. Pi-Jen Lin. 2004. Supporting Teachers On Designing Problem-Posing Tasks As DAFTAR PUSTAKA A Tool Of Assessment To Understand Students’ Mathematical Learning. Abussakir. 2009. Pembelajaran Matematika Journal of Mathematics Education Dengan Problem Posing. Tersedia di: Vol 3 pp 257–264. Taiwan: National http://abdussakir.wordpress.com/2009 Hsin-ChuTeachers College /02/13/pembelajaran-matematika- P.B, Triton. 2005. SPSS 13.0 Terapan: dengan-problem-posing/. (diakses tgl Riset Statistik Parametrik. 18 juni 2009) Yogyakarta: Andi Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar SPSS. Yogyakarta: Media Com. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Ram, M. 2009. Penerapan Model Aksara Pembelajaran Game Problem Posing . Brown, S.I & Walter, M.I. 1993. Problem Tersedia di: posing: Reflection and applications. http://mram507.wordpress.com New Jersey: Lawrence Erlbaum (diakses tgl 30 agustus 2009). Associates. Ruseffendi, E. T. 1991. Penilaian Chairani, Zahra. 2007 . Problem Posing Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika . Khususnya dalam Pengajaran Tersedia Matematika untuk Guru dan Calon dihttp://agus66.blogspot.com/2009/03 Guru. Bandung: Tidak diterbitkan. /problem-posing-dalam- Russeffendi, E. T. 2006. Pengantar kepada pembelajaran.html (diakses tgl 18 membantu guru mengembangkan juni 2009 ). kompetensinya dalam pengajaran Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri matematika untuk meningkatkan Pendidikan Nasional Nomor 22 CBSA. Bandung: Tarsito Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Sarbaini. 2009. Makalah Problem Posing. Pendidikan Dasar dan Menengah. Tersedia di: Echols dan Shadily. 1990. Kamus Inggris http://alifdanhamzah.blogspot.com/20 Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. 09/05/makalah-problem-posing.html ( diakses tgl 18-06-2009 ). Firdaus, Wildaiman. 2006.Lima mitos sesat Silver, E.A dan Cai, J. 1996. An Analysis of seputar matematika. Bandung : Aritmatic Problem Posing by Middle Ponpes Al-Masudiyah. School Students. Journal for Research 79
  • 11. Herawati, Pengaruh Pembelajaran Problem Posing In Mathematics Education. V 27 Persamaan Garis Singgung Lingkaran No.5, Nov 1996 hal 521-539 Di Kelas XI Program IPA SMA Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Laboratorium Universitas Negeri “Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Malang. Tesis: Tidak Diterbitkan. Siswa dalam Pengajuan Masalah Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di (Problem Posing) Matematika Indonesia: Beberapa Permasalahan Berpandu dengan Model Wallas dan dan Upaya Penyelesaiannya. Creative Problem Solving “. Tersedia Palembang: Universitas Sriwijaya di: http://tatagyes.files.wordpress.com/200 9/11/paper04_wallascps1.pdf. (Diakses pada tanggal 10 Februari 2010) Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan penalaran matematika siswa sekolah menengah atas dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa dan beberapa unsur proses belajar mengajar. Disertasi PPS IKIP ( Tidak dipublikasikan) Sutiarso, Sugeng. 2000. Problem Possing: Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Tersedia di: http://nursalam- uin.blogspot.com/2008_07_01_archiv e.html (diakses 13 Desember 2009) Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA- Universitas Pendidikan Indonesia TIM PPPG Matematika Yogyakarta. 2005. Materi Pembinaan Matematika SMP di Daerah Yogyakarta. Depdiknas Xiaogang Xia. 2008. Research on Mathematics Instruction Experiment Based Problem Posing. Journal of Mathematics Education December, Vol. 1, No. 1, pp.153-163. China: Guizhou Normal University Yuniar. 2006. Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi 80