1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik intelektual anak-anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, berbakat, autis, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus.
1. 1. Sebutkanlah karekteristik intelektual anak berkebutuhan
khusus
Anak Tunagrahita
• menyadari situasi, benda, orang disekitarnya, tidak mampu
memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor bahasa yang manjaadi hambatan
• sulit memecahkan masalah, tidak mampu membuat rencana bagi
dirinya, sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.
• Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, memiliki
ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.
• Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka
mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang
bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan
situasi lingkungannya.
2. Anak Tuna Rungu
Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak
tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam segi intelektual.
Namun akibat keterbatasannya, dalam berkomuniksi dan
berbahasa, perkembangan intelektualnya menjadi lamban.
Perkembangan akademiknya lamban karena adanya keterbatasan
bahasa. Karena keterlambatab dari segi intelektual akibat adanya
hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya
juga mengalami keterlambatan.
3. Anak berbakat
1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-
gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan
menjadi suatu konsep yang utuh.
3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu
hal yang sederhana dan mudah dipahami.
5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan
masalah.
6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
mengartikulasikannya dengan baik.
2. 8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau
merangkai kata-kata.
9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang
diberikan.
10. Memiliki daya ingat jangka panjang
(long term memory) yang kuat.
11. Mampu menangkap ide-ide abstrak
dalam konsep matematika dan/atau sains.
12. Memiliki kemampuan membaca yang
sangat cepat.
13. Banyak gagasan dan mampu
menginspirasi orang lain.
14. Meikirkan sesuatu secara kompleks,
abstrak, dan dalam.
15. Mampu memikirkan tentang beragam
gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat
mengaitkan satu dengan yang lainnya.
4. Anak Autis
2. ilustrasi prinsip-prinsip identipikasi dan asismen anak
berkebutuhan khusus
Pengertian
Identifikasi dini sering dimaknai sebagai proses penjaringan awal
mungkin, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan.
. Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABK
Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan
penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan
penyaringan.
Cara identifikasi awal
melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan
Kepala Desa/ Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut
ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat
dilakukan pembicaraandengan orang tua, komite sekolah maupun
perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
3. Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah
tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghimpun Data tentang Anak
2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasi Anak
3. Mengadakan Pertemuan Konsultasi dengan Kepala Sekolah
4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)
5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus
Di lanjutkan dengan asismen ASISMEN (penyaringan)
Pelaksanaan Asesmen
Asesmen Akademik
kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Asesmen Sensorik dan Motorik:
untuk mengetahui ganguan penglihatan, pendengaran.
Sedangkan asesmen motorik untuk mengetahui gangguan
motorik halus maupun kasar
Asesemen Psikologik, Emosi dan Sosial.
mengetahui potensi intelektual dan kepribadian abak, Juga
dapat diperluas dengan tingkat emosi dan sosial anak.
Asesemen lain yang dianggap perlu:
Misalnya aspek kesehatan, status gizi dan perkembangan fisik
anak.
Asismen adalah
PROSES PENGUMPULAN INFORMASI DENGAN
MEMPERGUNAKAN ALAT DAN TEKNIK YANG SESUAI
UNTUK MEMBUAT EPUTUSAN PENDIDIKAN BERKENAAN
DENGAN PENEMPATAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN BAGI
SISWA TERTENTU
Langkah asismen secara umum
aspek asismen
Proses asismen
4. Tujuan asismen
tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk tan dan
kelemahan anak dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini
dapat digunakan untuk penempatan atau mengembangkan
pembelajaran.
Adapun tujuan identifikasi dan asesmen adalah mendapatkan
informasi
tentang:
1. Gambaran umum keadaan anak
2. Kemampuan yang dimiliki anak
3. Kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan tertentu
3. Menentukan jenis teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran
mendidik yang sesuai dengan
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara
tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses
pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode,
siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
strategi pembelajaran , antara lain:
1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi
pembelajaran deduktif dan induktf.
2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran
ekspositorik dan heuristic.
3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan
seorang guru dan beregu.
4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil
dan individual.
5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,
dan melalui media.
Prosedur Pembelajaran Anak Tuna netra
Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada
dasarnya
5. adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen
yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi
pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang
dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi
perilaku.
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat
akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :
1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat
kompleksitas.
2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata
tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu
model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas
dan bidang khusus.
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah
umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di
sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak
tunagrahita antara lain;
1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
2. Strategi kooperatif
3. Strategi modifikasi tingkah laku
4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui
pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
1. Pendidikan integrasi (terpadu)
2. Pendidikan segresi (terpisah)
3. Penataan lingkungan belajar
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
6. Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985)
mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
1. Model biogenetic
2. Model behavioral/tingkah laku
3. Model psikodinamika
4. Model ekologis
6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
1. Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery
dan remedial teaching
2. Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
dengan tingkat kesalahan.
3. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang
sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan
tingkat abstrak.
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi
deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual,
kooperatif dan modifikasi perilaku.
3. Metode belajar bagi anak tunarungu
Bahasa
1) Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading)
Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca”
ujarannya melalui gerakan bibirnya.
1997).
2) Belajar Bahasa Melalui Pendengaran
3) Belajar Bahasa secara Manual
Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara
komunikasi manual atau bahasa isyarat.
Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu
pendekatan auditori-verbal
7. dan auditori-oral.
Metode Pembelajaran bina diri
Pengertian
Tujuan
2. Tujuan pembelajaran menolong diri sendiri
Pembelajaran menolong diri sendiri sebenarnya mengaktualkan
kemampuan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan menolong diri sendiri
diberikan kepada anak tunagrahita agar dapat:
a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-
tengah kehidupan keluarga.
b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah
sederhana.
e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam
kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.
3. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.
PENDEKATAN
Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak
sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri.
Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai
dalam satu pertemuan.
Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak
segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang
dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan
lagi.
4. Prinsip pembelajaran menolong diri sendiri.
a. Pembelajaran menolong diri sendiri dilaksanakan ketika kebutuhan
muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
b. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
8. Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan
menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
c. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan
sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan
kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
d. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-
perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.
e. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu,
bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is
Metode ceramah
Metode demonstrasi tepat digunakan bila :
Metode Penampilan
LATIHAN
Prinsip
membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau
pemeliharaan diri berkaitan dengan fungsi dari kegiatan
mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok/penting untuk
memelihara (maintenance) dalam memenuhi kebutuhan -
kebutuhan personal.
Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak
social sehingga dapat diterima di lingkungan kehidupannya,
Meningkatkan kemandirian.
PRINSIP UMUM
1. Asismen
2. Observasi secara alamian, menemukan hal-hal yang sudah
dan belum dimilikianak dalam berbagai bidan menemukan
kebutuhan anak
3. Keselamatan
4. Kehati-hatiankemendirrian
5. Tradisi yang berlaku sekitar anak berada
6. Percaya diri
7. Sesuai dengan usia
9. 3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus:
1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara
tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses
pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode,
siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
strategi pembelajaran , antara lain:
5. • Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu
strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
• Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran
ekspositorik dan heuristic.
• Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran
dengan
seorang guru dan beregu.
• Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil
dan individual.
• Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,
dan melalui media.
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang
dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan
modifikasi perilaku.
2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat
kompleksitas.
2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata
tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat
yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral,
kreativitas dan bidang khusus.
10. 3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di
sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita
yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan
dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
• Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
• Strategi kooperatif
• Strategi modifikasi tingkah laku
5. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui
pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
• Pendidikan integrasi (terpadu)
• Pendidikan segresi (terpisah)
• Penataan lingkungan belajar
6. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman
(1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
• Model biogenetic
• Model behavioral/tingkah laku
• Model psikodinamika
• Model ekologis
7. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
• Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program
delivery
dan remedial teaching
• Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
dengan tingkat kesalahan.
• Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi
yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi
konkret dan tingkat abstrak.
7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain:
strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal,
kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.
Prinsip pembelajaran Orientasi
11. 1. prinsip Individual
2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan
Secara umum, harus ada beberapa perbedaan layanan pendidikan
antara anak
low vision dan anak buta total harus berbeda
3) Prinsip totalitas
4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity)
ORIENTASI
1. tujuan utama pembelajaran orientasi mobilitas bagi siswa
tunanetra
Orientasi dan Mobilitas bertujuan untuk memberikan
keterampilan agar siswa tunanetra dapat memasuki berbagai
lingkungan baik yang sudah dikenal maupun yang belum
dikenal dengan aman, efektif dan efisien tanpa banyak
meminta bantuan orang lain.
Dengan demikian siswa akan memiliki kesempatan dan
kemudahan untuk bepergian ke luar rumah sehingga akan
memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalaman
2. prinsip-prinsip pembelajaran orientasi mobilitas
Tuna netra harus mengetahui
Dimana saya berada
Kemana tujuan saya
Bagimana sampai kesana
3. teknik pembelajaran orientasi mobilitas
a.Teknik berjalan sendiri
Menyusuru Trailing. Permukaan yang datar dengan
menggunakan punggung jari manis kelingking dll. Untuk arah
yang sejajar
12. Ancang-ancang sikap tegak sempurna Suqwaring contoh
untuk diri disuatu tempat diambang pintu
Tangan menyilang tubuh atas
Tangan menyilang tubuh bawah
Menentukan arah
Mencari benda jatuh
Berjabat tangan
b.Teknik dengan pendamping awas
Teknik membuat kontak dengan menyentuh punggung
dan telapak tangannya kepunggun penyandang tunanetra
Penyandang tuna netra Berada setengah langkah
kebelakang menyamping dari pendamping
Bahu lurus dan sejajar dibelakang bahu pendamping
4. prosedur pembelajaran orientasi mobilitas
Persepsi.. mengenalkan bau, pendengaran, peraba,
penglihatan
Analisis setelah persepsi dinalisis
Seleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
5. teknik bepergian dengan menggunakan tongkat dengan benar
pada siswa tunanetra.
a. Teknik dalam ruangan
Teknik Diagonal
Teknik menelusuri
Teknik naik dan turun tangga
Teknik diluar ruangan
Teknik dua sentuhan
Teknik tiga sentuhan
Teknik mendorong dan menggeser tongkat
Teknik menyeberang jalan
6. model pembelajaran orientasi mobilitas pada siswa tunanetra
penggunaan alat ukur yang standar, pengetahuannya dapat
dikembangkan dengan mempergunakan bagian-bagian tubuh
13. atau benda-benda, seperti: jengkal, tongkat, reglet, rokok, dsb.,
untuk mendapatkan pengukuran kira-kira dan perbandingan,
misalnya: setinggi pinggang, dalamnya selutut, dsb.
BKPBI
39. Tujuan BKPBI
Secara umum BKPBI bertujuan
agar kepekaan sisa pendengaran anak dan perasaan
vibrasi anak semakin terlatih untuk memahami makna
berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat
menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan
lingkungannya dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM.
Secara khusus tujuan BKPBI adalah sebagai berikut :
Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan
lebihseimbang.
Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang
semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja
Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat
dunia pengalamannya yang lebih luas.
Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna.
Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk
mengadakan kontak yang
lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.
40. prinsip-prinsip pembelajaran BKPBI
Diskriminasi fonem dalam suku kata.
Diskriminasi perkataan dalam ungkapan
Memori auditori. Bahasa
dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan
menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan
akuistik yang baik.
41. teknik pembelajaran BKPBI
14. (1) Aliran Oral : ada yang secara murni + membaca ujaran, ada
juga secara oral + aural (memanfaatkan sisa
pendengarannya).
(2) Aliran Manual : Ada juga dengan isyarat/gesti saja. Ada pula
yang dengan isyarat baku + abjad jar ... Tunarungu
42. prosedur pembelajaran BKPBI pada siswa tunarungu (langkah-
langkah pembelajaran)
(1) Pendahuluan (kegiatan awal)
(2) kegiatan inti;
(3) kegiatan akhir dan
(4) tindaklanjut :
44. Memilih jenis-jenis metode pembelajaran BKPBI
Belajar adalah bermain
Metode pemberian tugas
Metode demonstrasi
Metode observasi
TUNAGRAHITA
45. tujuan utama pembelajaran bina diri bagi siswa tunagrahita
a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-
tengah kehidupan keluarga.
b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah
sederhana.
e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam
kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.
46. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.
PENDEKATAN
15. Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak
sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri.
Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai
dalam satu pertemuan.
Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak
segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang
dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan
lagi.
47. prinsip-prinsip pembelajaran bina diri
1. dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan
pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
2. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan
menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
3. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan
sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan
kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
4. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas
perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan,
memasang, dsb.. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan
instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is
48. Prinsip
membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau
pemeliharaan diri
48. teknik pembelajaran
BINA GERAK
49. Tujuan Bina Gerak
16. Agar anak Mampu menggerakkan ototnya dengan serasi, sehat
dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan
fungsinya.
Mampu rnenyesuaikan diri dengan Iingkungan dan
mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
50. prinsip-prinsip pembelajaran bina gerak
prinsip dasar program pendidikannya meliputi:
1. Keseluruhan anak (All the children)
2. Kenyataan (Reality)
3. Program yang dinamis (A dynamic program)
4. Kesempatan yang sama (Equality of opportunity)
5. Kerjasama (Cooperative)
Sedangkan prinsip khusus pendidikannya terdiri dari
prinsip multisensori
prinsip individualisasi.
Model layanannya dapat berbentuk individual dan klasikal pada individu
yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, bahan
pelajaran yang diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuan
masing-masing anak.
Teknik Layanan pendidikan untuk anak Tunadaksa dapat dilakukan
dengan pendekatan guru kelas, guru mata pelajaran/bidang studi,
campuran dan pengajaran tim.
Pembelajaran di sekolah idealnya sebagai berikut:
a. Perencanaan kegiatan belajar mengajar: Program pendidikan yang
diindividualisasikan
b. Prinsip Pembelajaran: Prinsip multisensori dan prinsip individualisasi
c. Penataan Lingkungan Belajar
Langkah-langkah Prosedur kegiatannya meliputi:
1. Semua gerak sendi dan urutan gerak dalam melakukan kegiatan
17. hidup sehari-hari diajarkan sesuai dengan gerakan normal.
2. Urutan gerakannya dijadikan analisis tugas.
3. Menggunakan alat bantu modifikas
meTODE BINA GERAK
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan
gerak anak-anak dengan gangguan motorik. Diantaranya:
1. Aktivitas gerak persepsual (perceptual motor activities)
2. Pendekatan keterampilan (Skills approach)
3. Pendekatan tematik (Thematic approach)
4. Pendekatan permainan (Games approach)
5. Pendidikan olahraga (Sport Education)
. Pendekatan keterampilan (Skills approach)
Latihan keterampilan tertentu dapat digunakan sebagai wahana
menanamkan kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan
motorik. Misalnya keterampilan memegang, menjepit, menangkap,
melempar, keterampilan dalam kegiatan hidup sehari-hari (ADL), bina
diri, keterampilan menulis, menggambar, dll.
3. Pendekatan tematik (Thematic approach)
Pendekatan tematik menggunakan tema tertentu sebagai
sentral/focus perhatian yang digunakan untuk membina kemampuan
gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik.Misalnya tema
tentang kebersihan sekolah. Seorang guru dapat memanfaatkan tema
kebersihan sekolah tersebut untuk melatihan penguatan otot,
pelemasan otot, memperbaiki gerak persendian, melatih kemampuan
koordinasi, dsb.
Permainan
18. o Pendekatan permainan (Games approach)
Permainan gerak atau fungsi
Permainan distruktif
Permainan konstruktif
Permainan peranan
Permainan prestasi
5. Pendidikan olahraga (Sport Education)
6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik (physio therapy)
Terapi fisik atau physio therapy merupakan seni dan ilmu
pengobatan dengan menggunakan tenaga dan daya alam, seperti air
(panas, dingin, kandungan kimia), listrik, sinar, pemijatan,
gerakan/gosokan, dsb.
Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan
mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna
terapeutik yang terkandung dalam cakupan terapi fisik. Misalnya:
Mendorong gerobak yang dapat dimuati berbagai macam
pemberat.
Menarik tambang atau katrol yang diberi berbagai pemberat
Melempar atau menangkap bola dari berbagai ukuran, dari
yang kecil sampai yang besar
Memegang pipa dengan berbagai ukuran dari yang kecil
sampai yang besar
Mengangkat benda-benda bermain dari yang ringan sampai
yang berat
Memutar kincir atau gilingan yang memakai bunyi-bunyian
Memukul pasak-pasak
Memukul-mukul air di kolam renang
Menahan semprotan air
Terapi psikis ialah suatu usaha penyumbuhan kelainan jiwa atau
emosi yang dapat disalurkan melalui berbagai aktivitas
19. TUNA LARAS
tujuan utama pembelajaran bina pribadi sosial bagi siswa tunalaras.
agar mereka mampu memiliki dan mengembangkan nilai-nilai baru
sebagai pedoman untuk bertingkah laku, menggantikan nilai-nilai lama
yang dianut sebelumnya. Nilai-nilai baru tersebut adalah nilai-nilai yang
dianggap positif dan selaras dengan nilai dasar dari falsafah kehidupan
berbangsa dan bernegara kita, yaitu UUD 45 dan Pancasila.
Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Teknik
Model biogenetic
Model behavioral/tingkah laku
Model psikodinamika
Model ekologis
Pendekatan
Pendekatan Psikoanalisi
Pendekatan Psiko-Educatio
Pendekatan Humanisti
Pendekatan Ekolog
e. Pendekatan Perilak
8. prinsip-prinsip pembelajaran
Berpusat pada siswa,
Memperhatikan kebutuhan siswa,
Menggunakan pendekatan humanistis,
CBSA,
Multi metode, multi media, dan multi evaluasi,
Menggunakan kerja kelompok
Dukungan lingkungan yang kondusif (positif dan
merangsang),
Konsistensi guru sebagai pelaksana nilai yang diajarkan,
20. Tidak berhenti sampai pada tahap mengetahui, tetapi sampai
pada tahap bertingkah laku,
Relevan dengan nilai-nilai yang dianut lingkungan,
Tidak hanya bersifat pemberian informasi, tetapi sampai pada
terciptanya komunikasi
Tidak dilakukan secara dogmatis atau indoktriner, tetapi harus
dipupuk dengan
teknik pembelajaran bina pribadi dan sosial
sosiodrama,
role play
secara khusus dapat dilakukan melalui
pendekatan Value Clarification Tecniques (VCT
1. Evocation
Siswa diminta untuk melakukan ekspresi spontan.
2. Inculcation56
Yaitu pendekatan sugestif terarah.
3. Awarenees
Melalui kegiatan tertentu anak diminta untuk mengklarifikasikan
nilainilainya sendiri atau nilai-nilai orang lain.
4. Moral Reasoning
Disajikan dengan menampilkan dilema-dilema moral (seperti yang
digunakan oleh Kohlberg), sehingga akan diketahui tahapan
moralnya
(orientasi hukuman, timbale balik, anak manis, tertib social,
kewajiban
social, atau dasar diri sendiri) dan upaya peningkatannya
5. Analisis
Dilakukan dengan menganlisis nilai dari yang sederhana atau apa
adanya menuju ke yang lebih teliti atau akurat atau kompleks.
21. 6. Klarifikasi
Dilakukan dengan teknik pengungkapan nilai dengan membina
kesadaran emosional dan melalui cara-cara yang kritis rasional.
7. Commitment Approach
Dilakukan dengan dasar kesepakatan.57
8. Union Approach
Dilakukan dengan mempersatukan atau mengintegrasikan siswa pada
situasi riil yang sengaja dirancang oleh gur
prosedur pembelajaran bina pribad
materi pembelajaran untuk membina rasa ke-Tuhanan dan budi
pekerti pada siswa tunalara
pendidikan agama
PKN
ANAK BERBAKAT
Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai
sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya,
memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta
mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
konsep bina potensi kecerdasan pada anak CIBI.
Kemampuan umum (kapasitas intelektual) dan/atau
kemampuan khusus di atas rata-rata
Kreativitas yang tinggi
Komitmen terhadap tugas yang tinggi
prinsip-prinsip pengembangan
22. Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat, di dalamnya harus ada pendidik yang
memberikan:
keteladanan
mampu membangun kemauan
mengembangkan potensi dan karakteristik peserta didik.
teknik pengembangan bina potensi dan kecerdasan pada anak
Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan
dan
pendidikan anak autisme diperlukan pendidikan integrasi
danimplementasinya dalam bentuk group/kelas (sekolah),
individu (one on one) sertapembelajaran individual melalui
modifikasi perilaku
strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus
dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non
intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat.
Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus
seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan
bidang-bidang khusus.
Prosedur pengembangan
pengembangan proses individu dan membangun serta
mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep
diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan
yang produkti ...
Layanan anak berbakat membutuhkan menu spesisial sesuai
keberbakatannnya. Oleh karena itu kurikulum berdiferensiasi
merupakan kurikulum yang direkomendasikan untuk layanan
pendidikan CIBI. Prinsip dasar KB adalah memberikan layanan
individual dalam suasana klasikal yang bisa memberikan ruang
ekspresi perkembangan keberbakatan siswa. Kurikulum
berdiferensiasi memuat pokok-pokok materi kurikulum nasional
dan muatan lokal, yang lantas diperkaya dan diperdalam dengan
berbagai esensi keberbakatan yang dimiliki setiap siswa. KB juga
memberi ruang psikologis untuk mengembangkan semua aspek
23. tumbuhkembang keberbakatan siswa secara komprehensif
(social, emosional dan spiritual).
AUTISME
METODE PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISME
Ada Beberapa Pendekatan Pembelajaran Anak Autistik Antara Lain
1. Discrete Tial Training (DTT) : Training ini didasarkan pada Teori
Lovaas yang mempergunakan pembelajaran perilaku. Dalam
pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan
orperand conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus
pada anak agar anak memberi respon. Apabila perilaku anak itu baik,
guru memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya perilaku anak
yang buruk dihilangkan melalui time out/ hukuman/kata “tidak”
2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Programfor
Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon (sama
dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan sosial
(dengan teman-teman). Anak auitistik belajar berperilaku melalui
pengamatan perilaku orang lain.
3. Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan
intervensi interaktif. Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga
merupakan kondisi penting dalam menstimulasi perkembangan dan
pertumbuhan kemampuan anak dari segi kumunikasi, sosial, dan
perilaku anak.
4. TEACCH (Treatment and Education for Autistic Childrent and Related
Communication Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan
memperhatikan seluruh aspek layanan untuk pengembangan
komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi diagnosa,
terapi/treatment, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang
dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua.
Pendekatan Pembelajaran
Anak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan anak antara lain:
1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat
berbicara lebih baik.
24. 2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.
3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar
sambil bermain.
4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk
menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang
berwenang.
5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi
tingkat gangguan autisme.
6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi
daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)
7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran
anak lebih sempurna
8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran
kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari
keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen,
dsb)
9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi
yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air.
10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih
kontak mata dan konsentrasi.
KONSEP DASAR
ASESMEN
OLEH
TJUTJU SOENDARI
PLB-FIP-UPIPOKOK BAHASAN
• Pengertian Asesmen
• Tujuan Asesmen
• Fungsi asesmen
• Ruang lingkup Asesmen ABK
• Pengertian Asesmen
25. • Tujuan Asesmen
• Fungsi asesmen
• Ruang lingkup Asesmen ABKPENGERTIAN ASESMEN
• Asesmen “To assess” (kk: menaksir);
• Assessment (kb: taksiran) deskriptif
“menggambarkan” sesuatu secara holistik
• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi
komprehensif Artinya asesmen bekerja
secara utuh dan menyeluruh.
PENGERTIAN ASESMEN
• Asesmen “To assess” (kk: menaksir);
• Assessment (kb: taksiran) deskriptif
“menggambarkan” sesuatu secara holistik
• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi
komprehensif Artinya asesmen bekerja
secara utuh dan menyeluruh.DEFINISI ASESMEN
• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses
sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.
• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.
• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
26. kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran”.
• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses
sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.
• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.
• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran”.• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses
yang
sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai
dengan kenyataan yang obyektif.
• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan
data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
27. proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal
terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap
program anak.
• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam
membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pendidikan.
• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai
dengan kenyataan yang obyektif.
• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan
data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal
terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap
program anak.
• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan
untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam
membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pendidikan.ASESMEN
• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
28. • Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala
dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta
kelemahan dan kekuatan anak,
• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu
parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,
• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan
informasi,
• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang
dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan
secara objektif.
• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
• Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala
dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta
kelemahan dan kekuatan anak,
• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu
parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,
• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan
informasi,
• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang
dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan
secara objektif.TUJUAN ASESMEN
• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,
dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
• Mengetahui profil anak secara utuh terutama
29. permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta
daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta untuk memonitor kemajuannya
(Sunardi & Sunaryo,2006)
• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,
dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
• Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta
daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta untuk memonitor kemajuannya
(Sunardi & Sunaryo,2006)• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang
dilakukan
setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah
kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:
1) Menyaring kemampuan ABK
2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan
penemuan program pendidikan ABK
30. 3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan ABK.
4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan
5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan
evaluasi pengajaran.
• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan
setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah
kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:
1) Menyaring kemampuan ABK
2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan
penemuan program pendidikan ABK
3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan ABK.
4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan
5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan
evaluasi pengajaran.FUNGSI ASESMEN
• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
• Asesmen digunakan untuk menemukan dan
menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
31. apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi
• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
• Asesmen digunakan untuk menemukan dan
menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran
yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan
kesulitan yang dihadapiMENGAPA ASESMEN???
• Moh. Amin (1995) mengemukakan
tentang perlunya asesmen dalam
pendidikan bagi ABK
• Pertama, kegiatan asesmen
merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi.
• Kedua, perbedaan individual.
• Moh. Amin (1995) mengemukakan
tentang perlunya asesmen dalam
pendidikan bagi ABK
32. • Pertama, kegiatan asesmen
merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi.
• Kedua, perbedaan individual.Perbandingan Asesmen dan Evaluasi
Komponen Asesmen Evaluasi
Pelaksanaan
Konten
(instrumen)
Tujuan
Sebelum, saat, dan akhir
pembelajaran, shg terus
bergulir tanpa henti
(dynamics assessment)
Didasarkan kepada
masalah dan
kemampuan yang dimilki
siswa
Untuk melihat kondisi
siswa saat ini baik
kemampuan, kesulitan,
maupun kebutuhan
belajarnya.
Saat dan akhir
pembelajaran
33. Didasarkan pada materi
yang telah diberikan
Untuk mengukur
seberapa jauh materi
yang telah diberikan
dapat diserap/dikuasai
siswa
Pelaksanaan
Konten
(instrumen)
Tujuan
Sebelum, saat, dan akhir
pembelajaran, shg terus
bergulir tanpa henti
(dynamics assessment)
Didasarkan kepada
masalah dan
kemampuan yang dimilki
siswa
Untuk melihat kondisi
siswa saat ini baik
kemampuan, kesulitan,
maupun kebutuhan
belajarnya.
34. Saat dan akhir
pembelajaran
Didasarkan pada materi
yang telah diberikan
Untuk mengukur
seberapa jauh materi
yang telah diberikan
dapat diserap/dikuasai
siswaKapan asesmen dilakukan?
• Sebelum – saat – setelah
intervensi/pembelajaran (kontinyu --
berkesinambungan).
• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan
keterampilan yang diperoleh dari hasil
belajar menjadi fungsional
• Sebelum – saat – setelah
intervensi/pembelajaran (kontinyu --
berkesinambungan).
• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan
keterampilan yang diperoleh dari hasil
belajar menjadi fungsionalDi mana asesmen dilakukan?
• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,
di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.
di mana anak tinggal).
35. • Melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi/lingkungan.
• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,
di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.
di mana anak tinggal).
• Melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi/lingkungan.Bagaimana asesmen dilakukan?
• Observasi Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek,
gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi
baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya
• Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal
dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
langsung dengan responden
• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan
yang sudah ditentukan.
• Inventori Alat pengumpul data yang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu.
• Observasi Mengadakan pengamatan terhadapsuatu obyek,
gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi
baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya
• Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal
dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
36. langsung dengan responden
• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan
yang sudah ditentukan.
• Inventori Alat pengumpul datayang sifatnya mengukur
kecenderungan karakteristik perilaku individu.RUANG LINGKUP
ASESMEN RUANG LINGKUP ASESMENR
U
A
N
G
L
I
N
G
K
U
P
A
S
E
S
M
E
N
38. AKADEMIK
Membaca
Menulis
Berhitung/MatematikaMenentukan ruang lingkup dan urutan
keterampilan-keterampilan yang akan
diaseskan
•Berdasarkan kurikulum yang berlaku
( KUR.2004 - KTSP 2006)
•Bahan ajar
•Referensi terkait bidang yang diases
•Modifikasi/gabungan dari ketiganyaPERKEMBANGAN
PERSEPSI
AUDITORIS
• kesadaran fonologis
• diskriminasi auditoris
• ingatan auditoris
• urutan auditoris
• perpaduan auditoris
•hubungan keruangan
•diskriminasi visual
•diskriminasi bentuk dan latar
•visual closure
•mengenal obyek
VISUAL
40. H
A
S
A
RESEPTIF
Menyimak
(Mendengarkan)
Membaca
1. FONEM (huruf)
2. MORFEM (kata)
3. SINTAKSIS
(kalimat)
4. SEMANTIK
(makna
kata/kalimat)
5. PROSODI (irama,
intonasi,
tekanan pola
bahasa)
6. PRAGMATIK(cara
penggunaan bhs
dlm siatuasi sosial)
Wicara
1. Artikulasi (kejelasan
41. pengujaran kata)
2. Suara (nada,
kenyaringan,
kualitas wicara)
3. Kelancaran
(kecepatan dan
ketepatan wicara)
PERSEPSI AUDITORIS
K
E
M
A
M
P
U
A
N
B
E
R
B
A
H
A
42. S
A
PRODUKTIF/
EKSPRESIF
1. FONEM (huruf)
2. MORFEM (kata)
3. SINTAKSIS
(kalimat)
4. SEMANTIK
(makna
kata/kalimat)
5. PROSODI (irama,
intonasi,
tekanan pola
bahasa)
6. PRAGMATIK(cara
penggunaan bhs
dlm siatuasi sosial)
Wicara
Menulis
1. Artikulasi (kejelasan
pengujaran kata)
2. Suara (nada,
kenyaringan,
44. Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)
Equilibrium Reactions
Head Control (Kontrol kepala)
Rolling (Berguling)
Sitting (duduk)
Reach & Strike (menjangkau & menyerang)
Crawling (merayap)
Kneewalk (Berjalan dgn lutut)
Standing (Berdiri)
Walking (Berjalan)
P
E
R
K
E
M
B
A
N
G
A
N
M
O
45. T
O
R
I
K
Fine Motor
Grasp (menggenggam)
Object Manipulation
Object Formation
Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)
Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)
Equilibrium Reactions
Head Control (Kontrol kepala)
Rolling (Berguling)
Sitting (duduk)
Reach & Strike (menjangkau & menyerang)
Crawling (merayap)
Kneewalk (Berjalan dgn lutut)
Standing (Berdiri)
Walking (Berjalan)P
E
R
I
L
46. A
K
U
A
D
A
P
T
I
F
SELF HELP
Keterampilan makan,
Keterampilan minum,
Keterampilan menggunakan toilet,
Kebersihan (mandi, gosok gigi & cuci tangan)
Penampilan,
Berpakaian,
Mobilitas (Penggunaan transport umum)
COMMUNICATION
Pemahaman (Comprehension)
Ekspresi (Expression)
Artikulasi (Articulation)
P
E
47. R
I
L
A
K
U
A
D
A
P
T
I
F VOCATIONAL
Kemampuan dalam aktivitas di rumah,
Kemampuan dalam aktivitas sekolah
SOCIALIZATION
Kerjasama,
Perhatian terhadap orang lain,
Partisipasi dalam kegiatan kelompok,
Interaksi dengan yang lainK
E
T
R
P
48. R
E
A
K
A
D
E
M
I
K
KLASIFIKASI
ORDERING/
SERIASI
Mengelompokkan obyek berdasarkan warna
Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk
Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna
menghitung setiap obyek hanya satu kali secara
berurutan,
Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &
pendek
Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil
K
49. E
T
R
P
R
E
A
K
A
D
E
M
I
K
KORESPONDENSI
KONSERVASI
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk
Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna
menghitung setiap obyek hanya satu kali secara
berurutan,
Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &
pendek
Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil
memahami jumlah dari dua kelompok obyek yang
50. memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki
nilai yang sama
memahami jumlah dari tiga kelompok obyek yang
memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki
nilai yang sama
Memahami kekekalan jumlahM
E
M
B
A
C
A
TEKNIS
•Mengenal huruf
•Mengenal bunyi huruf (k-v-diftong)
•Menggabungkan bunyi membentuk kata
•Variasi bunyi
•Meggunakan analisa konteks
•Menggunakan analisa struktural (bentuk kata)
M
E
M
B
A
51. C
A
PEMAHAMAN
•Pengembangan kosakata
•Pemahaman literal (memahami &mengingat informasi
tersurat dr wacana)
•Pemahaman inferensial (menarik kesimpulan dr
wacana)
•Membaca kritis/evaluatif (penilaian thd materi
wacana)
•Apresiasi (kepekaan emosi/estetik thd materi wacana)
RUANG LINGKUP PELAJARAN MEMBACAM
ENULIS
PERMULAAN
PRA MENULIS
(a) Meraih, meraba, memegang, dan melepas benda
(b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai obyek,bentuk, warna,
ukuran
(c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang)
(a) Memegang alat tulis
(b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-kanan,melingkar)
(c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok
(d) Menulis namanya dengan huruf balok
(e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh
(f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
52. (g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
(a) Mengenal huruf abjad, kata
(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya
(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
(e) Mengeja kata
(f) Menemukan aturan ejaan kata
(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar
RUANG LINGKUP PELAJARAN MENULIS
MENULIS MENGEJA EKSPRESIF
(mengarang/ Lanjutan)
(a) Reproduksi
(b) Deskripsi (uraian)
(c) Ciptaan
(d) Penjelasan
(a) Mengenal huruf abjad, kata
(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya
(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
(e) Mengeja kata
(f) Menemukan aturan ejaan kata
(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benarCONTENT/ISI MATERI
(Dali S Naga, 1980)
Bersifat Spiral