SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 55
1. Sebutkanlah karekteristik intelektual anak berkebutuhan
   khusus
  Anak Tunagrahita
   • menyadari situasi, benda, orang disekitarnya, tidak mampu
   memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh
   faktor bahasa yang manjaadi hambatan
   • sulit memecahkan masalah, tidak mampu membuat rencana bagi
   dirinya, sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.
   • Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, memiliki
   ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.
   • Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka
   mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang
   bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan
   situasi lingkungannya.

2. Anak Tuna Rungu

  Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak
  tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam segi intelektual.
  Namun akibat keterbatasannya, dalam berkomuniksi dan
  berbahasa, perkembangan intelektualnya menjadi lamban.
  Perkembangan akademiknya lamban karena adanya keterbatasan
  bahasa. Karena keterlambatab dari segi intelektual akibat adanya
  hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya
  juga mengalami keterlambatan.

3. Anak berbakat

1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-
   gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan
   menjadi suatu konsep yang utuh.
3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu
   hal yang sederhana dan mudah dipahami.
5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan
   masalah.
6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu
   mengartikulasikannya dengan baik.
8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau
       merangkai kata-kata.
    9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang
       diberikan.
    10.                          Memiliki daya ingat jangka panjang
       (long term memory) yang kuat.
    11.                          Mampu menangkap ide-ide abstrak
       dalam konsep matematika dan/atau sains.
    12.                          Memiliki kemampuan membaca yang
       sangat cepat.
    13.                          Banyak gagasan dan mampu
       menginspirasi orang lain.
    14.                          Meikirkan sesuatu secara kompleks,
       abstrak, dan dalam.
    15.                          Mampu memikirkan tentang beragam
       gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat
       mengaitkan satu dengan yang lainnya.

    4. Anak Autis
       2. ilustrasi prinsip-prinsip identipikasi dan asismen anak
       berkebutuhan khusus

      Pengertian
      Identifikasi dini sering dimaknai sebagai proses penjaringan awal
      mungkin, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan.

.      Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABK

      Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan
      penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan
      penyaringan.

       Cara identifikasi awal
      melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan
      Kepala Desa/ Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut
      ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat
      dilakukan pembicaraandengan orang tua, komite sekolah maupun
      perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah
tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1.   Menghimpun Data tentang Anak
  2.   Menganalisis Data dan Mengklasifikasi Anak
  3.   Mengadakan Pertemuan Konsultasi dengan Kepala Sekolah
  4.   Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)
  5.   Menyusun laporan hasil pertemuan kasus

  Di lanjutkan dengan asismen ASISMEN (penyaringan)

  Pelaksanaan Asesmen

         Asesmen Akademik
         kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
         Asesmen Sensorik dan Motorik:
         untuk mengetahui ganguan penglihatan, pendengaran.
         Sedangkan asesmen motorik untuk mengetahui gangguan
         motorik halus maupun kasar
         Asesemen Psikologik, Emosi dan Sosial.
         mengetahui potensi intelektual dan kepribadian abak, Juga
         dapat diperluas dengan tingkat emosi dan sosial anak.
         Asesemen lain yang dianggap perlu:
         Misalnya aspek kesehatan, status gizi dan perkembangan fisik
         anak.

         Asismen adalah


PROSES PENGUMPULAN INFORMASI DENGAN
MEMPERGUNAKAN ALAT DAN TEKNIK YANG SESUAI
UNTUK MEMBUAT EPUTUSAN PENDIDIKAN BERKENAAN
DENGAN PENEMPATAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN BAGI
SISWA TERTENTU

Langkah asismen secara umum



         aspek asismen


         Proses asismen
Tujuan asismen

       tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk tan dan
       kelemahan anak dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini
       dapat digunakan untuk penempatan atau mengembangkan
       pembelajaran.

       Adapun tujuan identifikasi dan asesmen adalah mendapatkan
       informasi
       tentang:
       1. Gambaran umum keadaan anak
       2. Kemampuan yang dimiliki anak
       3. Kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan tertentu


3. Menentukan jenis teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran
mendidik yang sesuai dengan

 1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara
tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses
pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode,
siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
strategi pembelajaran , antara lain:

  1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi
     pembelajaran deduktif dan induktf.
  2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran
     ekspositorik dan heuristic.
  3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan
     seorang guru dan beregu.
  4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil
     dan individual.
  5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,
     dan melalui media.

Prosedur Pembelajaran Anak Tuna netra

Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada
dasarnya
adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen
yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi
pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien
Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang
dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi
perilaku.

2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat

Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat
akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah :

  1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat
     kompleksitas.
  2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata
     tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
  3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.

Model-model layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu
model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas
dan bidang khusus.

  4. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita

Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah
umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di
sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak
tunagrahita antara lain;

  1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
  2. Strategi kooperatif
  3. Strategi modifikasi tingkah laku

4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui
pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:

  1. Pendidikan integrasi (terpadu)
  2. Pendidikan segresi (terpisah)
  3. Penataan lingkungan belajar

5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985)
   mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;

      1.   Model biogenetic
      2.   Model behavioral/tingkah laku
      3.   Model psikodinamika
      4.   Model ekologis

   6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
1.    Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery
   dan remedial teaching
2.    Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
   dengan tingkat kesalahan.
3. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang
   sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan
   tingkat abstrak.
   7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
   Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi
   deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual,
   kooperatif dan modifikasi perilaku.



   3. Metode belajar bagi anak tunarungu

   Bahasa

   1) Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading)

   Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca”
   ujarannya melalui gerakan bibirnya.

   1997).

   2) Belajar Bahasa Melalui Pendengaran

   3) Belajar Bahasa secara Manual

   Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara
   komunikasi manual atau bahasa isyarat.

   Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu

             pendekatan auditori-verbal
dan auditori-oral.




Metode Pembelajaran bina diri

Pengertian


Tujuan

2. Tujuan pembelajaran menolong diri sendiri
Pembelajaran menolong diri sendiri sebenarnya mengaktualkan
kemampuan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan menolong diri sendiri
diberikan kepada anak tunagrahita agar dapat:
a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-
tengah kehidupan keluarga.
b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah
sederhana.
e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam
kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.
3. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.

PENDEKATAN
    Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak
    sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri.
    Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai
    dalam                       satu                        pertemuan.
    Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak
    segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang
    dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan
    lagi.

4. Prinsip pembelajaran menolong diri sendiri.

a. Pembelajaran menolong diri sendiri dilaksanakan ketika kebutuhan
muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
b. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan
menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
c. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan
sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan
kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
d. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-
perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.
e. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu,
bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is

Metode ceramah
Metode demonstrasi tepat digunakan bila :
Metode Penampilan
LATIHAN


Prinsip
     membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
     memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau
     pemeliharaan diri berkaitan dengan fungsi dari kegiatan
     mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok/penting untuk
     memelihara (maintenance) dalam memenuhi kebutuhan -
     kebutuhan personal.
      Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak
     social sehingga dapat diterima di lingkungan kehidupannya,
      Meningkatkan kemandirian.

PRINSIP UMUM

  1. Asismen
  2. Observasi secara alamian, menemukan hal-hal yang sudah
     dan belum dimilikianak dalam berbagai bidan menemukan
     kebutuhan anak
  3. Keselamatan
  4. Kehati-hatiankemendirrian
  5. Tradisi yang berlaku sekitar anak berada
  6. Percaya diri
  7. Sesuai dengan usia
3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus:

1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara
tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses
pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode,
siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
strategi pembelajaran , antara lain:

5. • Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu
   strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
   • Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran
   ekspositorik dan heuristic.
   • Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran
   dengan
   seorang guru dan beregu.
   • Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil
   dan individual.
   • Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka,
   dan melalui media.
   Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang
   dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan
   modifikasi perilaku.


  2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat

     1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat
     kompleksitas.
     2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata
      tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
     3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.

  Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat
  yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral,
  kreativitas dan bidang khusus.
3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
     Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di
     sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita
     yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan
     dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
     • Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan
     • Strategi kooperatif
     • Strategi modifikasi tingkah laku

  5. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
     Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui
     pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
     • Pendidikan integrasi (terpadu)
     • Pendidikan segresi (terpisah)
     • Penataan lingkungan belajar

  6. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
     Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman
     (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
     • Model biogenetic
     • Model behavioral/tingkah laku
     • Model psikodinamika
     • Model ekologis


  7. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar
     • Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program
     delivery
     dan remedial teaching
     • Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai
     dengan tingkat kesalahan.
     • Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi
     yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi
     konkret dan tingkat abstrak.

     7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu
     Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain:
     strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal,
     kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku.


Prinsip pembelajaran Orientasi
1. prinsip Individual

2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan

Secara umum, harus ada beberapa perbedaan layanan pendidikan
antara anak
low vision dan anak buta total harus berbeda

     3) Prinsip totalitas
     4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity)




                             ORIENTASI

  1. tujuan utama pembelajaran orientasi mobilitas bagi siswa
     tunanetra

        Orientasi   dan    Mobilitas   bertujuan    untuk   memberikan
        keterampilan agar siswa tunanetra dapat memasuki berbagai
        lingkungan baik yang sudah dikenal maupun yang belum
        dikenal dengan aman, efektif dan efisien tanpa banyak
        meminta bantuan orang lain.
        Dengan demikian siswa akan memiliki kesempatan dan
        kemudahan untuk bepergian ke luar rumah sehingga akan
        memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalaman

  2. prinsip-prinsip pembelajaran orientasi mobilitas
           Tuna netra harus mengetahui
           Dimana saya berada
           Kemana tujuan saya
           Bagimana sampai kesana

  3. teknik pembelajaran orientasi mobilitas
     a.Teknik berjalan sendiri
           Menyusuru Trailing. Permukaan yang datar dengan
           menggunakan punggung jari manis kelingking dll. Untuk arah
           yang sejajar
Ancang-ancang sikap tegak sempurna Suqwaring contoh
        untuk diri disuatu tempat diambang pintu
        Tangan menyilang tubuh atas
        Tangan menyilang tubuh bawah
        Menentukan arah
        Mencari benda jatuh
        Berjabat tangan

  b.Teknik dengan pendamping awas

          Teknik membuat kontak dengan menyentuh punggung
          dan telapak tangannya kepunggun penyandang tunanetra
          Penyandang tuna netra Berada setengah langkah
          kebelakang menyamping dari pendamping
          Bahu lurus dan sejajar dibelakang bahu pendamping


4. prosedur pembelajaran orientasi mobilitas
      Persepsi.. mengenalkan bau, pendengaran, peraba,
      penglihatan
      Analisis setelah persepsi dinalisis
      Seleksi
      Perencanaan
      Pelaksanaan

5. teknik bepergian dengan menggunakan tongkat dengan benar
   pada siswa tunanetra.
   a. Teknik dalam ruangan
         Teknik Diagonal
         Teknik menelusuri
         Teknik naik dan turun tangga
         Teknik diluar ruangan
         Teknik dua sentuhan
         Teknik tiga sentuhan
         Teknik mendorong dan menggeser tongkat
         Teknik menyeberang jalan

6. model pembelajaran orientasi mobilitas pada siswa tunanetra
    penggunaan alat ukur yang standar, pengetahuannya dapat
    dikembangkan dengan mempergunakan bagian-bagian tubuh
atau benda-benda, seperti: jengkal, tongkat, reglet, rokok, dsb.,
       untuk mendapatkan pengukuran kira-kira dan perbandingan,
       misalnya: setinggi pinggang, dalamnya selutut, dsb.


                                BKPBI

  39. Tujuan BKPBI

     Secara umum BKPBI bertujuan
      agar kepekaan sisa pendengaran anak dan perasaan
     vibrasi anak semakin terlatih untuk memahami makna
     berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat
     menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan
     lingkungannya dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM.

     Secara khusus tujuan BKPBI adalah sebagai berikut :

       Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan
       lebihseimbang.
       Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang
       semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja
        Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat
       dunia pengalamannya yang lebih luas.
       Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna.
       Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk
       mengadakan kontak yang
       lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.


40. prinsip-prinsip pembelajaran BKPBI
      Diskriminasi fonem dalam suku kata.
      Diskriminasi perkataan dalam ungkapan
      Memori auditori. Bahasa
      dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan
      menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan
      akuistik yang baik.


41. teknik pembelajaran BKPBI
(1) Aliran Oral : ada yang secara murni + membaca ujaran, ada
            juga secara oral + aural (memanfaatkan sisa
            pendengarannya).
        (2) Aliran Manual : Ada juga dengan isyarat/gesti saja. Ada pula
            yang dengan isyarat baku + abjad jar ... Tunarungu


42. prosedur pembelajaran BKPBI pada siswa tunarungu (langkah-
langkah pembelajaran)

  (1) Pendahuluan (kegiatan awal)
  (2) kegiatan inti;
  (3) kegiatan akhir dan
  (4) tindaklanjut                                                     :


44. Memilih jenis-jenis metode pembelajaran BKPBI
     Belajar adalah bermain
     Metode pemberian tugas
     Metode demonstrasi
      Metode observasi



         TUNAGRAHITA

45. tujuan utama pembelajaran bina diri bagi siswa tunagrahita

a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-
tengah kehidupan keluarga.
b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan
orang lain.
d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah
sederhana.
e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam
kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.


46. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri.
PENDEKATAN
Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak
     sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri.
     Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai
     dalam                       satu                        pertemuan.
     Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak
     segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang
     dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan
     lagi.


47. prinsip-prinsip pembelajaran bina diri

   1. dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan
      pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
   2. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
      Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan
      menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
   3. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan
      sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan
      kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
   4. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas
      perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan,
      memasang, dsb.. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan
      instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is

48. Prinsip

     membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
     memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau
     pemeliharaan diri


48. teknik pembelajaran




          BINA GERAK

49. Tujuan Bina Gerak
Agar anak Mampu menggerakkan ototnya dengan serasi, sehat
     dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan
     fungsinya.
     Mampu rnenyesuaikan diri dengan Iingkungan dan
     mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

50. prinsip-prinsip pembelajaran bina gerak

prinsip dasar program pendidikannya meliputi:
1. Keseluruhan anak (All the children)
2. Kenyataan (Reality)
3. Program yang dinamis (A dynamic program)
4. Kesempatan yang sama (Equality of opportunity)
5. Kerjasama (Cooperative)


Sedangkan prinsip khusus pendidikannya terdiri dari

     prinsip multisensori
     prinsip individualisasi.

Model layanannya dapat berbentuk individual dan klasikal pada individu
yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, bahan
pelajaran yang diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuan
masing-masing anak.

Teknik Layanan pendidikan untuk anak Tunadaksa dapat dilakukan
dengan pendekatan guru kelas, guru mata pelajaran/bidang studi,
campuran dan pengajaran tim.
Pembelajaran di sekolah idealnya sebagai berikut:
a. Perencanaan kegiatan belajar mengajar: Program pendidikan yang
diindividualisasikan
b. Prinsip Pembelajaran: Prinsip multisensori dan prinsip individualisasi
c. Penataan Lingkungan Belajar



Langkah-langkah Prosedur kegiatannya meliputi:

1. Semua gerak sendi dan urutan gerak dalam melakukan kegiatan
hidup sehari-hari diajarkan sesuai dengan gerakan normal.

2. Urutan gerakannya dijadikan analisis tugas.

3. Menggunakan alat bantu modifikas



meTODE BINA GERAK

      Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan
gerak anak-anak dengan gangguan motorik. Diantaranya:

1. Aktivitas gerak persepsual (perceptual motor activities)

2. Pendekatan keterampilan (Skills approach)

3. Pendekatan tematik (Thematic approach)

4. Pendekatan permainan (Games approach)

5. Pendidikan olahraga (Sport Education)



. Pendekatan keterampilan (Skills approach)

          Latihan keterampilan tertentu dapat digunakan sebagai wahana
menanamkan kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan
motorik. Misalnya keterampilan memegang, menjepit, menangkap,
melempar, keterampilan dalam kegiatan hidup sehari-hari (ADL), bina
diri, keterampilan menulis, menggambar, dll.

3. Pendekatan tematik (Thematic approach)

         Pendekatan tematik menggunakan tema tertentu sebagai
sentral/focus perhatian yang digunakan untuk membina kemampuan
gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik.Misalnya tema
tentang kebersihan sekolah. Seorang guru dapat memanfaatkan tema
kebersihan sekolah tersebut untuk melatihan penguatan otot,
pelemasan otot, memperbaiki gerak persendian, melatih kemampuan
koordinasi, dsb.

Permainan
o Pendekatan permainan (Games approach)
             Permainan gerak atau fungsi
             Permainan distruktif
             Permainan konstruktif
             Permainan peranan
             Permainan prestasi

             5. Pendidikan olahraga (Sport Education)



6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik (physio therapy)

     Terapi fisik atau physio therapy merupakan seni dan ilmu
pengobatan dengan menggunakan tenaga dan daya alam, seperti air
(panas, dingin, kandungan kimia), listrik, sinar, pemijatan,
gerakan/gosokan, dsb.

     Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan
mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna
terapeutik yang terkandung dalam cakupan terapi fisik. Misalnya:

          Mendorong gerobak yang dapat dimuati berbagai macam
          pemberat.
          Menarik tambang atau katrol yang diberi berbagai pemberat
          Melempar atau menangkap bola dari berbagai ukuran, dari
          yang kecil sampai yang besar
          Memegang pipa dengan berbagai ukuran dari yang kecil
          sampai yang besar
          Mengangkat benda-benda bermain dari yang ringan sampai
          yang berat
          Memutar kincir atau gilingan yang memakai bunyi-bunyian
          Memukul pasak-pasak
          Memukul-mukul air di kolam renang
          Menahan semprotan air

     Terapi psikis ialah suatu usaha penyumbuhan kelainan jiwa atau
emosi yang dapat disalurkan melalui berbagai aktivitas
TUNA LARAS

tujuan utama pembelajaran bina pribadi sosial bagi siswa tunalaras.

     agar mereka mampu memiliki dan mengembangkan nilai-nilai baru
sebagai pedoman untuk bertingkah laku, menggantikan nilai-nilai lama
yang dianut sebelumnya. Nilai-nilai baru tersebut adalah nilai-nilai yang
dianggap positif dan selaras dengan nilai dasar dari falsafah kehidupan
berbangsa dan bernegara kita, yaitu UUD 45 dan Pancasila.

Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Teknik

     Model biogenetic
     Model behavioral/tingkah laku
     Model psikodinamika
     Model ekologis

Pendekatan

     Pendekatan Psikoanalisi
     Pendekatan Psiko-Educatio
     Pendekatan Humanisti
     Pendekatan Ekolog
     e. Pendekatan Perilak

  8. prinsip-prinsip pembelajaran

          Berpusat pada siswa,
          Memperhatikan kebutuhan siswa,
          Menggunakan pendekatan humanistis,
          CBSA,
          Multi metode, multi media, dan multi evaluasi,
          Menggunakan kerja kelompok
          Dukungan lingkungan yang kondusif (positif dan
          merangsang),
          Konsistensi guru sebagai pelaksana nilai yang diajarkan,
Tidak berhenti sampai pada tahap mengetahui, tetapi sampai
          pada tahap bertingkah laku,
          Relevan dengan nilai-nilai yang dianut lingkungan,
          Tidak hanya bersifat pemberian informasi, tetapi sampai pada
          terciptanya komunikasi
          Tidak dilakukan secara dogmatis atau indoktriner, tetapi harus
          dipupuk dengan

      teknik pembelajaran bina pribadi dan sosial
      sosiodrama,
      role play

      secara khusus dapat dilakukan melalui

pendekatan Value Clarification Tecniques (VCT

1. Evocation
      Siswa diminta untuk melakukan ekspresi spontan.
2. Inculcation56
    Yaitu pendekatan sugestif terarah.
3. Awarenees
    Melalui kegiatan tertentu anak diminta untuk mengklarifikasikan
    nilainilainya sendiri atau nilai-nilai orang lain.
4. Moral Reasoning
    Disajikan dengan menampilkan dilema-dilema moral (seperti yang
    digunakan oleh Kohlberg), sehingga akan diketahui tahapan
    moralnya
    (orientasi hukuman, timbale balik, anak manis, tertib social,
    kewajiban
    social, atau dasar diri sendiri) dan upaya peningkatannya
5. Analisis
    Dilakukan dengan menganlisis nilai dari yang sederhana atau apa
    adanya menuju ke yang lebih teliti atau akurat atau kompleks.
6. Klarifikasi
  Dilakukan dengan teknik pengungkapan nilai dengan membina
  kesadaran emosional dan melalui cara-cara yang kritis rasional.
7. Commitment Approach
  Dilakukan dengan dasar kesepakatan.57
8. Union Approach
  Dilakukan dengan mempersatukan atau mengintegrasikan siswa pada
  situasi riil yang sengaja dirancang oleh gur


      prosedur pembelajaran bina pribad


     materi pembelajaran untuk membina rasa ke-Tuhanan dan budi
pekerti pada siswa tunalara
                       pendidikan agama
                       PKN




                          ANAK BERBAKAT



Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai
sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya,
memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta
mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.

konsep bina potensi kecerdasan pada anak CIBI.
       Kemampuan        umum    (kapasitas   intelektual)     dan/atau
       kemampuan khusus di atas rata-rata
       Kreativitas yang tinggi
       Komitmen terhadap tugas yang tinggi


prinsip-prinsip pengembangan
Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat, di dalamnya harus ada pendidik yang
memberikan:

   keteladanan
   mampu membangun kemauan
   mengembangkan potensi dan karakteristik peserta didik.


  teknik pengembangan bina potensi dan kecerdasan pada anak
     Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan
dan
      pendidikan anak autisme diperlukan pendidikan integrasi
      danimplementasinya dalam bentuk group/kelas (sekolah),
      individu (one on one) sertapembelajaran individual melalui
      modifikasi perilaku

strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus
      dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non
      intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat.
      Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus
      seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan
      bidang-bidang khusus.

Prosedur pengembangan

pengembangan proses individu dan membangun serta
mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep
diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan
yang produkti ...

Layanan anak berbakat membutuhkan menu spesisial sesuai
      keberbakatannnya. Oleh karena itu kurikulum berdiferensiasi
      merupakan kurikulum yang direkomendasikan untuk layanan
      pendidikan CIBI. Prinsip dasar KB adalah memberikan layanan
      individual dalam suasana klasikal yang bisa memberikan ruang
      ekspresi perkembangan keberbakatan siswa. Kurikulum
      berdiferensiasi memuat pokok-pokok materi kurikulum nasional
      dan muatan lokal, yang lantas diperkaya dan diperdalam dengan
      berbagai esensi keberbakatan yang dimiliki setiap siswa. KB juga
      memberi ruang psikologis untuk mengembangkan semua aspek
tumbuhkembang keberbakatan siswa secara komprehensif
      (social, emosional dan spiritual).




                             AUTISME

METODE PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISME
Ada Beberapa Pendekatan Pembelajaran Anak Autistik Antara Lain

1. Discrete Tial Training (DTT) : Training ini didasarkan pada Teori
Lovaas yang mempergunakan pembelajaran perilaku. Dalam
pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan
orperand conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus
pada anak agar anak memberi respon. Apabila perilaku anak itu baik,
guru memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya perilaku anak
yang buruk dihilangkan melalui time out/ hukuman/kata “tidak”

2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Programfor
Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon (sama
dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan sosial
(dengan teman-teman). Anak auitistik belajar berperilaku melalui
pengamatan perilaku orang lain.

3. Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan
intervensi interaktif. Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga
merupakan kondisi penting dalam menstimulasi perkembangan dan
pertumbuhan kemampuan anak dari segi kumunikasi, sosial, dan
perilaku anak.

4. TEACCH (Treatment and Education for Autistic Childrent and Related
Communication Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan
memperhatikan seluruh aspek layanan untuk pengembangan
komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi diagnosa,
terapi/treatment, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang
dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua.
Pendekatan Pembelajaran
Anak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan anak antara lain:
1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat
berbicara lebih baik.
2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.
3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar
sambil bermain.
4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk
menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang
berwenang.
5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi
tingkat gangguan autisme.
6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi
daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)
7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran
anak lebih sempurna
8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran
kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari
keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen,
dsb)
9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi
yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air.
10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih
kontak mata dan konsentrasi.



                   KONSEP DASAR

ASESMEN

OLEH

TJUTJU SOENDARI

PLB-FIP-UPIPOKOK BAHASAN

• Pengertian Asesmen

• Tujuan Asesmen

• Fungsi asesmen

• Ruang lingkup Asesmen ABK

• Pengertian Asesmen
• Tujuan Asesmen

• Fungsi asesmen

• Ruang lingkup Asesmen ABKPENGERTIAN ASESMEN

• Asesmen  “To assess” (kk: menaksir);

• Assessment (kb: taksiran)  deskriptif

“menggambarkan” sesuatu secara holistik

• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi

komprehensif  Artinya asesmen bekerja

secara utuh dan menyeluruh.

PENGERTIAN ASESMEN

• Asesmen  “To assess” (kk: menaksir);

• Assessment (kb: taksiran)  deskriptif

“menggambarkan” sesuatu secara holistik

• Sifat atau cara kerja asesmen menjadi

komprehensif  Artinya asesmen bekerja

secara utuh dan menyeluruh.DEFINISI ASESMEN

• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses

sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk

mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.

• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan

informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan

keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.

• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang

komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya

dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang

dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan

pembelajaran”.

• Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses

sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk

mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.

• Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan

informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan

keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.

• Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang

komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui

kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya

dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang

dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan

pembelajaran”.• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses
yang

sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi

untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang

saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya

dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat

menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai

dengan kenyataan yang obyektif.

• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan

data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal

terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap

program anak.

• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan

untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam

membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan

masalah pendidikan.

• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang

sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi

untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang

saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya

dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat

menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai

dengan kenyataan yang obyektif.

• Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan

data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh

proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal

terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap

program anak.

• Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan

untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam

membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan

masalah pendidikan.ASESMEN

• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
• Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala

dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta

kelemahan dan kekuatan anak,

• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu

parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,

• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan

informasi,

• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang

dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan

secara objektif.

• Proses sistematis yang bersifat komprehensip,

• Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala

dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta

kelemahan dan kekuatan anak,

• Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu

parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen,

• Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan

informasi,

• Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang

dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan

secara objektif.TUJUAN ASESMEN

• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,

dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini

• Mengetahui profil anak secara utuh terutama
permasalahan dan hambatan belajar yang

dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta
daya dukung

lingkungan yang dibutuhkan anak

• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam

rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan

khususnya serta untuk memonitor kemajuannya

(Sunardi & Sunaryo,2006)

• Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat,

dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini

• Mengetahui profil anak secara utuh terutama

permasalahan dan hambatan belajar yang

dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta
daya dukung

lingkungan yang dibutuhkan anak

• Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam

rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan

khususnya serta untuk memonitor kemajuannya

(Sunardi & Sunaryo,2006)• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang
dilakukan

setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah

kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:

1) Menyaring kemampuan ABK

2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan

penemuan program pendidikan ABK
3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta

kebutuhan ABK.

4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang

diindividualisasikan

5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan

evaluasi pengajaran.

• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan

setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah

kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk:

1) Menyaring kemampuan ABK

2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan

penemuan program pendidikan ABK

3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta

kebutuhan ABK.

4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang

diindividualisasikan

5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan

evaluasi pengajaran.FUNGSI ASESMEN

• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan

kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,

• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang

sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.

• Asesmen digunakan untuk menemukan dan

menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.

• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran

yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan

kesulitan yang dihadapi

• Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan

kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,

• Sebagai bahan untuk menentukan apa yang

sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.

• Asesmen digunakan untuk menemukan dan

menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta

apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.

• Guru akan dapat menyusun program pembelajaran

yang bersifat realistis dan obyektif  Sesuai dengan

kesulitan yang dihadapiMENGAPA ASESMEN???

• Moh. Amin (1995) mengemukakan

tentang perlunya asesmen dalam

pendidikan bagi ABK

• Pertama, kegiatan asesmen

merupakan tindak lanjut dari kegiatan

deteksi.

• Kedua, perbedaan individual.

• Moh. Amin (1995) mengemukakan

tentang perlunya asesmen dalam

pendidikan bagi ABK
• Pertama, kegiatan asesmen

merupakan tindak lanjut dari kegiatan

deteksi.

• Kedua, perbedaan individual.Perbandingan Asesmen dan Evaluasi

Komponen Asesmen Evaluasi

Pelaksanaan

Konten

(instrumen)

Tujuan

Sebelum, saat, dan akhir

pembelajaran, shg terus

bergulir tanpa henti

(dynamics assessment)

Didasarkan kepada

masalah dan

kemampuan yang dimilki

siswa

Untuk melihat kondisi

siswa saat ini baik

kemampuan, kesulitan,

maupun kebutuhan

belajarnya.

Saat dan akhir

pembelajaran
Didasarkan pada materi

yang telah diberikan

Untuk mengukur

seberapa jauh materi

yang telah diberikan

dapat diserap/dikuasai

siswa

Pelaksanaan

Konten

(instrumen)

Tujuan

Sebelum, saat, dan akhir

pembelajaran, shg terus

bergulir tanpa henti

(dynamics assessment)

Didasarkan kepada

masalah dan

kemampuan yang dimilki

siswa

Untuk melihat kondisi

siswa saat ini baik

kemampuan, kesulitan,

maupun kebutuhan

belajarnya.
Saat dan akhir

pembelajaran

Didasarkan pada materi

yang telah diberikan

Untuk mengukur

seberapa jauh materi

yang telah diberikan

dapat diserap/dikuasai

siswaKapan asesmen dilakukan?

• Sebelum – saat – setelah

intervensi/pembelajaran (kontinyu --

berkesinambungan).

• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan

keterampilan yang diperoleh dari hasil

belajar menjadi fungsional

• Sebelum – saat – setelah

intervensi/pembelajaran (kontinyu --

berkesinambungan).

• Mampu memfasilitasi belajar siswa dan

keterampilan yang diperoleh dari hasil

belajar menjadi fungsionalDi mana asesmen dilakukan?

• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,

di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.

di mana anak tinggal).
• Melihat perilaku nyata anak dalam

berbagai ragam situasi/lingkungan.

• Dalam situasi alamiah (seperti di rumah,

di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb.

di mana anak tinggal).

• Melihat perilaku nyata anak dalam

berbagai ragam situasi/lingkungan.Bagaimana asesmen dilakukan?

• Observasi Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek,

gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi

baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya

• Wawancara  Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal

dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak

langsung dengan responden

• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan
yang sudah ditentukan.

• Inventori Alat pengumpul data yang sifatnya mengukur

kecenderungan karakteristik perilaku individu.

• Observasi Mengadakan pengamatan terhadapsuatu obyek,

gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi

baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya

• Wawancara  Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal

dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
langsung dengan responden

• Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan
yang sudah ditentukan.

• Inventori Alat pengumpul datayang sifatnya mengukur

kecenderungan karakteristik perilaku individu.RUANG LINGKUP
ASESMEN RUANG LINGKUP ASESMENR

U

A

N

G

L

I

N

G

K

U

P

A

S

E

S

M

E

N
PERKEMBANGAN

Kognitif (persepsi, bahasa

& komunikasi)

Motorik

Adaptive Behavior

R

U

A

N

G

L

I

N

G

K

U

P

A

S

E

S

M

E

N
AKADEMIK

Membaca

Menulis

Berhitung/MatematikaMenentukan ruang lingkup dan urutan

keterampilan-keterampilan yang akan

diaseskan

•Berdasarkan kurikulum yang berlaku

( KUR.2004 - KTSP 2006)

•Bahan ajar

•Referensi terkait bidang yang diases

•Modifikasi/gabungan dari ketiganyaPERKEMBANGAN

PERSEPSI

AUDITORIS

• kesadaran fonologis

• diskriminasi auditoris

• ingatan auditoris

• urutan auditoris

• perpaduan auditoris

•hubungan keruangan

•diskriminasi visual

•diskriminasi bentuk dan latar

•visual closure

•mengenal obyek

VISUAL
PERKEMBANGAN

PERSEPSI

HEPTIK

TAKTIL

KINESTETIK

•hubungan keruangan

•diskriminasi visual

•diskriminasi bentuk dan latar

•visual closure

•mengenal obyek

Ruang lingkup bidang perkembangan persepsiK

E

M

A

M

P

U

A

N

B

E

R

B

A
H

A

S

A

RESEPTIF

Menyimak

(Mendengarkan)

Membaca

1. FONEM (huruf)

2. MORFEM (kata)

3. SINTAKSIS

(kalimat)

4. SEMANTIK

(makna

kata/kalimat)

5. PROSODI (irama,

intonasi,

tekanan pola

bahasa)

6. PRAGMATIK(cara

penggunaan bhs

dlm siatuasi sosial)

Wicara

1. Artikulasi (kejelasan
pengujaran kata)

2. Suara (nada,

kenyaringan,

kualitas wicara)

3. Kelancaran

(kecepatan dan

ketepatan wicara)

PERSEPSI AUDITORIS

K

E

M

A

M

P

U

A

N

B

E

R

B

A

H

A
S

A

PRODUKTIF/

EKSPRESIF

1. FONEM (huruf)

2. MORFEM (kata)

3. SINTAKSIS

(kalimat)

4. SEMANTIK

(makna

kata/kalimat)

5. PROSODI (irama,

intonasi,

tekanan pola

bahasa)

6. PRAGMATIK(cara

penggunaan bhs

dlm siatuasi sosial)

Wicara

Menulis

1. Artikulasi (kejelasan

pengujaran kata)

2. Suara (nada,

kenyaringan,
kualitas wicara)

3. Kelancaran

(kecepatan dan

ketepatan wicara)P

E

R

K

E

M

B

A

N

G

A

N

M

O

T

O

R

I

K

Gross Motor

Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)
Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)

Equilibrium Reactions

Head Control (Kontrol kepala)

Rolling (Berguling)

Sitting (duduk)

Reach & Strike (menjangkau & menyerang)

Crawling (merayap)

Kneewalk (Berjalan dgn lutut)

Standing (Berdiri)

Walking (Berjalan)

P

E

R

K

E

M

B

A

N

G

A

N

M

O
T

O

R

I

K

Fine Motor

Grasp (menggenggam)

Object Manipulation

Object Formation

Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)

Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt)

Equilibrium Reactions

Head Control (Kontrol kepala)

Rolling (Berguling)

Sitting (duduk)

Reach & Strike (menjangkau & menyerang)

Crawling (merayap)

Kneewalk (Berjalan dgn lutut)

Standing (Berdiri)

Walking (Berjalan)P

E

R

I

L
A

K

U

A

D

A

P

T

I

F

SELF HELP

Keterampilan makan,

Keterampilan minum,

Keterampilan menggunakan toilet,

Kebersihan (mandi, gosok gigi & cuci tangan)

Penampilan,

Berpakaian,

Mobilitas (Penggunaan transport umum)

COMMUNICATION

Pemahaman (Comprehension)

Ekspresi (Expression)

Artikulasi (Articulation)

P

E
R

I

L

A

K

U

A

D

A

P

T

I

F VOCATIONAL

Kemampuan dalam aktivitas di rumah,

Kemampuan dalam aktivitas sekolah

SOCIALIZATION

Kerjasama,

Perhatian terhadap orang lain,

Partisipasi dalam kegiatan kelompok,

Interaksi dengan yang lainK

E

T

R

P
R

E

A

K

A

D

E

M

I

K

KLASIFIKASI

ORDERING/

SERIASI

Mengelompokkan obyek berdasarkan warna

Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk

Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran

Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk

Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna

menghitung setiap obyek hanya satu kali secara

berurutan,

Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &

pendek

Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil

K
E

T

R

P

R

E

A

K

A

D

E

M

I

K

KORESPONDENSI

KONSERVASI

Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk

Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna

menghitung setiap obyek hanya satu kali secara

berurutan,

Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang &

pendek

Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil

memahami jumlah dari dua kelompok obyek yang
memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki

nilai yang sama

memahami jumlah dari tiga kelompok obyek yang

memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki

nilai yang sama

Memahami kekekalan jumlahM

E

M

B

A

C

A

TEKNIS

•Mengenal huruf

•Mengenal bunyi huruf (k-v-diftong)

•Menggabungkan bunyi membentuk kata

•Variasi bunyi

•Meggunakan analisa konteks

•Menggunakan analisa struktural (bentuk kata)

M

E

M

B

A
C

A

PEMAHAMAN

•Pengembangan kosakata

•Pemahaman literal (memahami &mengingat informasi

tersurat dr wacana)

•Pemahaman inferensial (menarik kesimpulan dr

wacana)

•Membaca kritis/evaluatif (penilaian thd materi

wacana)

•Apresiasi (kepekaan emosi/estetik thd materi wacana)

RUANG LINGKUP PELAJARAN MEMBACAM

ENULIS

PERMULAAN

PRA MENULIS

(a) Meraih, meraba, memegang, dan melepas benda

(b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai obyek,bentuk, warna,
ukuran

(c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang)

(a) Memegang alat tulis

(b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-kanan,melingkar)

(c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok

(d) Menulis namanya dengan huruf balok

(e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh

(f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
(g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh

(a) Mengenal huruf abjad, kata

(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya

(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata

(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf

(e) Mengeja kata

(f) Menemukan aturan ejaan kata

(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar

RUANG LINGKUP PELAJARAN MENULIS

MENULIS MENGEJA EKSPRESIF

(mengarang/ Lanjutan)

(a) Reproduksi

(b) Deskripsi (uraian)

(c) Ciptaan

(d) Penjelasan

(a) Mengenal huruf abjad, kata

(b) Mengucapkan kata yang diketahuinya

(c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata

(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf

(e) Mengeja kata

(f) Menemukan aturan ejaan kata

(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benarCONTENT/ISI MATERI

(Dali S Naga, 1980)

Bersifat Spiral
ARITMETIKA/

ALJABAR

GEOMETRI

PENGUKURAN

MATEMATIKA

Bilangan

Komputasi

+-x:

BIDANG DATAR

BIDANG RUANG

PANJANG

KELILING

LUAS

ISI

BERAT

WAKTU

HASIL BELAJAR

YANG DIHARAPKAN

(Lerner, 1989)

DIMENSI KUANTITATIF

DIMENSI KUALITATIF

Ruang Lingkup pembelajaran

Matematika

MATEMATIKA
PANJANG

KELILING

LUAS

ISI

BERAT

WAKTU

PEMAHAMAN

KONSEP

KETERAMPILAN

PEMECAHAN

MASALAHTUGAS !!!

Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan

jenis dari:

• Observasi

• Wawancara

• Tes

• Inventori

Tulislah referensi yang digunakan

Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan

jenis dari:

• Observasi

• Wawancara

• Tes

• Inventori
Tulislah referensi yang digunakanWassalam & Terima kasih

soend

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarunguPDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarunguJosua Manurung
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netraendang zr
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilanJiehan Liya
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung alfa della
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 

La actualidad más candente (20)

Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarunguPDGK 4407   Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
PDGK 4407 Pendidikan anak berkebutuhan khusus- pabk modul 5 - tunarungu
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
pendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netrapendidikan anak tuna netra
pendidikan anak tuna netra
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
Strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
Laporan praktikum ipa makhluk hidup
Laporan praktikum ipa makhluk hidupLaporan praktikum ipa makhluk hidup
Laporan praktikum ipa makhluk hidup
 

Similar a Soal baru

Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniSuraya Atika
 
uas the strategi1.docx
uas the strategi1.docxuas the strategi1.docx
uas the strategi1.docxridafarida14
 
uas the strategi.docx
uas the strategi.docxuas the strategi.docx
uas the strategi.docxridafarida14
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
uas the strategi1.pdf
uas the strategi1.pdfuas the strategi1.pdf
uas the strategi1.pdfridafarida14
 
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxREDFIE
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatguasiti
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPENDIDIKANADALAHPENT
 
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaK01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaJANGAN TENGOK
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppttino911946
 
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupPendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupelmi idris
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Zufa Fauzia
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
 
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptxPPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptxDonyMartuaPanggabean
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaranAdefebrian3
 

Similar a Soal baru (20)

Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
 
uas the strategi1.docx
uas the strategi1.docxuas the strategi1.docx
uas the strategi1.docx
 
uas the strategi.docx
uas the strategi.docxuas the strategi.docx
uas the strategi.docx
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
uas the strategi1.pdf
uas the strategi1.pdfuas the strategi1.pdf
uas the strategi1.pdf
 
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-Pendidikan-Anak-Berkebutuhan-Khusus-Pertemuan-3.pptx
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT2 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmatStrategi kognitif kel3 pak rohmat
Strategi kognitif kel3 pak rohmat
 
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan MajemukPraktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
Praktek Penyusunan Strategi Pembelajaran AUD Berbasis Kecerdasan Majemuk
 
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaK01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppt
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidupPendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
 
Strategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TKStrategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TK
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
 
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptxPPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD.pptx
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Lkt paudni materi
Lkt paudni materiLkt paudni materi
Lkt paudni materi
 

Más de DIKNAS PENDIDIKAN (20)

Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANISMakalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
 
Bahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANISBahan ajar ipa REPLIANIS
Bahan ajar ipa REPLIANIS
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
Kelas01 mtk purnomosidi
Kelas01 mtk purnomosidiKelas01 mtk purnomosidi
Kelas01 mtk purnomosidi
 
Kelas01 mtk djaelani
Kelas01 mtk djaelaniKelas01 mtk djaelani
Kelas01 mtk djaelani
 
Kelas01 ips inoki
Kelas01 ips inokiKelas01 ips inoki
Kelas01 ips inoki
 
Kelas01 ips indrastuti
Kelas01 ips indrastutiKelas01 ips indrastuti
Kelas01 ips indrastuti
 
Kelas01 ips edi
Kelas01 ips ediKelas01 ips edi
Kelas01 ips edi
 
Kelas01 ipa sri
Kelas01 ipa sriKelas01 ipa sri
Kelas01 ipa sri
 
Kelas01 ipa sholehudin
Kelas01 ipa sholehudinKelas01 ipa sholehudin
Kelas01 ipa sholehudin
 
Kelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyantoKelas01 ipa heri-sulistyanto
Kelas01 ipa heri-sulistyanto
 
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatnoKelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
Kelas01 indahnya bindo-sastra-suyatno
 
Kelas01 dunia mtk-kismianti
Kelas01 dunia mtk-kismiantiKelas01 dunia mtk-kismianti
Kelas01 dunia mtk-kismianti
 
Kelas01 bindo umri
Kelas01 bindo umriKelas01 bindo umri
Kelas01 bindo umri
 
Kelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jarukiKelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
Kelas01 bahasa kita-bindo-jaruki
 
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawatyKelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas06 senang belajar-ipa-rositawaty
 
BANI BUWAIHI
BANI BUWAIHIBANI BUWAIHI
BANI BUWAIHI
 
6
66
6
 
6.
6.6.
6.
 
4
44
4
 

Soal baru

  • 1. 1. Sebutkanlah karekteristik intelektual anak berkebutuhan khusus Anak Tunagrahita • menyadari situasi, benda, orang disekitarnya, tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang manjaadi hambatan • sulit memecahkan masalah, tidak mampu membuat rencana bagi dirinya, sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda. • Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, memiliki ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung. • Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya. 2. Anak Tuna Rungu Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam segi intelektual. Namun akibat keterbatasannya, dalam berkomuniksi dan berbahasa, perkembangan intelektualnya menjadi lamban. Perkembangan akademiknya lamban karena adanya keterbatasan bahasa. Karena keterlambatab dari segi intelektual akibat adanya hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya juga mengalami keterlambatan. 3. Anak berbakat 1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan- gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif. 2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh. 3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi. 4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami. 5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah. 6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa. 7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
  • 2. 8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata. 9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan. 10. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat. 11. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains. 12. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat. 13. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain. 14. Meikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam. 15. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya. 4. Anak Autis 2. ilustrasi prinsip-prinsip identipikasi dan asismen anak berkebutuhan khusus Pengertian Identifikasi dini sering dimaknai sebagai proses penjaringan awal mungkin, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan. . Hubungan Identifikasi dengan Asesmen ABK Identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan. Cara identifikasi awal melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala Desa/ Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraandengan orang tua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
  • 3. Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghimpun Data tentang Anak 2. Menganalisis Data dan Mengklasifikasi Anak 3. Mengadakan Pertemuan Konsultasi dengan Kepala Sekolah 4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference) 5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus Di lanjutkan dengan asismen ASISMEN (penyaringan) Pelaksanaan Asesmen Asesmen Akademik kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Asesmen Sensorik dan Motorik: untuk mengetahui ganguan penglihatan, pendengaran. Sedangkan asesmen motorik untuk mengetahui gangguan motorik halus maupun kasar Asesemen Psikologik, Emosi dan Sosial. mengetahui potensi intelektual dan kepribadian abak, Juga dapat diperluas dengan tingkat emosi dan sosial anak. Asesemen lain yang dianggap perlu: Misalnya aspek kesehatan, status gizi dan perkembangan fisik anak. Asismen adalah PROSES PENGUMPULAN INFORMASI DENGAN MEMPERGUNAKAN ALAT DAN TEKNIK YANG SESUAI UNTUK MEMBUAT EPUTUSAN PENDIDIKAN BERKENAAN DENGAN PENEMPATAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN BAGI SISWA TERTENTU Langkah asismen secara umum aspek asismen Proses asismen
  • 4. Tujuan asismen tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk tan dan kelemahan anak dalam bidang tertentu, sehingga informasi ini dapat digunakan untuk penempatan atau mengembangkan pembelajaran. Adapun tujuan identifikasi dan asesmen adalah mendapatkan informasi tentang: 1. Gambaran umum keadaan anak 2. Kemampuan yang dimiliki anak 3. Kesulitan yang dialami anak dalam kemampuan tertentu 3. Menentukan jenis teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran mendidik yang sesuai dengan 1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain: 1. Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf. 2. Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic. 3. Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu. 4. Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual. 5. Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media. Prosedur Pembelajaran Anak Tuna netra Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada dasarnya
  • 5. adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku. 2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam meneentukan strategi pembelajaran adalah : 1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas. 2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional. 3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk. Model-model layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus. 4. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain; 1. Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan 2. Strategi kooperatif 3. Strategi modifikasi tingkah laku 4. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut: 1. Pendidikan integrasi (terpadu) 2. Pendidikan segresi (terpisah) 3. Penataan lingkungan belajar 5. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
  • 6. Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut; 1. Model biogenetic 2. Model behavioral/tingkah laku 3. Model psikodinamika 4. Model ekologis 6. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar 1. Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching 2. Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. 3. Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak. 7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku. 3. Metode belajar bagi anak tunarungu Bahasa 1) Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading) Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya. 1997). 2) Belajar Bahasa Melalui Pendengaran 3) Belajar Bahasa secara Manual Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi manual atau bahasa isyarat. Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu pendekatan auditori-verbal
  • 7. dan auditori-oral. Metode Pembelajaran bina diri Pengertian Tujuan 2. Tujuan pembelajaran menolong diri sendiri Pembelajaran menolong diri sendiri sebenarnya mengaktualkan kemampuan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan menolong diri sendiri diberikan kepada anak tunagrahita agar dapat: a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah- tengah kehidupan keluarga. b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di masyarakat. c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah sederhana. e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga. 3. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri. PENDEKATAN Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri. Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai dalam satu pertemuan. Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan lagi. 4. Prinsip pembelajaran menolong diri sendiri. a. Pembelajaran menolong diri sendiri dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju. b. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional.
  • 8. Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”. c. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju. d. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan- perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb. e. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is Metode ceramah Metode demonstrasi tepat digunakan bila : Metode Penampilan LATIHAN Prinsip membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau pemeliharaan diri berkaitan dengan fungsi dari kegiatan mengembangkan keterampilan-keterampilan pokok/penting untuk memelihara (maintenance) dalam memenuhi kebutuhan - kebutuhan personal. Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak social sehingga dapat diterima di lingkungan kehidupannya, Meningkatkan kemandirian. PRINSIP UMUM 1. Asismen 2. Observasi secara alamian, menemukan hal-hal yang sudah dan belum dimilikianak dalam berbagai bidan menemukan kebutuhan anak 3. Keselamatan 4. Kehati-hatiankemendirrian 5. Tradisi yang berlaku sekitar anak berada 6. Percaya diri 7. Sesuai dengan usia
  • 9. 3. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus: 1. Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain: 5. • Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf. • Berdasarkan pihak pengolah pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic. • Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu. • Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual. • Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media. Selain strategi yang telah disebutkan di atas, ada strategi lain yang dapat diterapkan yaitu strategi individualisasi, kooperatif dan modifikasi perilaku. 2. Strategi pembelajaran bagi anak berbakat 1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas. 2. Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional. 3. Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk. Model-model layanan yang bias diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
  • 10. 3. Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain; • Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan • Strategi kooperatif • Strategi modifikasi tingkah laku 5. Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa Strategi yang bias diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut: • Pendidikan integrasi (terpadu) • Pendidikan segresi (terpisah) • Penataan lingkungan belajar 6. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut; • Model biogenetic • Model behavioral/tingkah laku • Model psikodinamika • Model ekologis 7. Strategi pembelajaran bagi anak dengan kesulitan belajar • Anak berkesulitan belajar membaca yaitu melalui program delivery dan remedial teaching • Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remedial sesuai dengan tingkat kesalahan. • Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi konkret dan tingkat abstrak. 7. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu Strategi yang biasa digunakan untuk anak tunarungu antara lain: strategi deduktif, induktif, heuristic, ekspositorik, klasikal, kelompok, individual, kooperatif dan modifikasi perilaku. Prinsip pembelajaran Orientasi
  • 11. 1. prinsip Individual 2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan Secara umum, harus ada beberapa perbedaan layanan pendidikan antara anak low vision dan anak buta total harus berbeda 3) Prinsip totalitas 4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity) ORIENTASI 1. tujuan utama pembelajaran orientasi mobilitas bagi siswa tunanetra Orientasi dan Mobilitas bertujuan untuk memberikan keterampilan agar siswa tunanetra dapat memasuki berbagai lingkungan baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal dengan aman, efektif dan efisien tanpa banyak meminta bantuan orang lain. Dengan demikian siswa akan memiliki kesempatan dan kemudahan untuk bepergian ke luar rumah sehingga akan memperkaya konsep dan keanekaragaman pengalaman 2. prinsip-prinsip pembelajaran orientasi mobilitas Tuna netra harus mengetahui Dimana saya berada Kemana tujuan saya Bagimana sampai kesana 3. teknik pembelajaran orientasi mobilitas a.Teknik berjalan sendiri Menyusuru Trailing. Permukaan yang datar dengan menggunakan punggung jari manis kelingking dll. Untuk arah yang sejajar
  • 12. Ancang-ancang sikap tegak sempurna Suqwaring contoh untuk diri disuatu tempat diambang pintu Tangan menyilang tubuh atas Tangan menyilang tubuh bawah Menentukan arah Mencari benda jatuh Berjabat tangan b.Teknik dengan pendamping awas Teknik membuat kontak dengan menyentuh punggung dan telapak tangannya kepunggun penyandang tunanetra Penyandang tuna netra Berada setengah langkah kebelakang menyamping dari pendamping Bahu lurus dan sejajar dibelakang bahu pendamping 4. prosedur pembelajaran orientasi mobilitas Persepsi.. mengenalkan bau, pendengaran, peraba, penglihatan Analisis setelah persepsi dinalisis Seleksi Perencanaan Pelaksanaan 5. teknik bepergian dengan menggunakan tongkat dengan benar pada siswa tunanetra. a. Teknik dalam ruangan Teknik Diagonal Teknik menelusuri Teknik naik dan turun tangga Teknik diluar ruangan Teknik dua sentuhan Teknik tiga sentuhan Teknik mendorong dan menggeser tongkat Teknik menyeberang jalan 6. model pembelajaran orientasi mobilitas pada siswa tunanetra penggunaan alat ukur yang standar, pengetahuannya dapat dikembangkan dengan mempergunakan bagian-bagian tubuh
  • 13. atau benda-benda, seperti: jengkal, tongkat, reglet, rokok, dsb., untuk mendapatkan pengukuran kira-kira dan perbandingan, misalnya: setinggi pinggang, dalamnya selutut, dsb. BKPBI 39. Tujuan BKPBI Secara umum BKPBI bertujuan agar kepekaan sisa pendengaran anak dan perasaan vibrasi anak semakin terlatih untuk memahami makna berbagai macam bunyi, terutama bunyi bahasa yang sangat menentukan keberhasilan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya dengan menggunakan ABM atau tanpa ABM. Secara khusus tujuan BKPBI adalah sebagai berikut : Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebihseimbang. Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung pada daya penglihatan saja Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya yang lebih luas. Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna. Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar. 40. prinsip-prinsip pembelajaran BKPBI Diskriminasi fonem dalam suku kata. Diskriminasi perkataan dalam ungkapan Memori auditori. Bahasa dikembangkan melalui peningkatan pendengaran dengan menggunakan wicaranya berulang-ulang dan dengan perbedaan akuistik yang baik. 41. teknik pembelajaran BKPBI
  • 14. (1) Aliran Oral : ada yang secara murni + membaca ujaran, ada juga secara oral + aural (memanfaatkan sisa pendengarannya). (2) Aliran Manual : Ada juga dengan isyarat/gesti saja. Ada pula yang dengan isyarat baku + abjad jar ... Tunarungu 42. prosedur pembelajaran BKPBI pada siswa tunarungu (langkah- langkah pembelajaran) (1) Pendahuluan (kegiatan awal) (2) kegiatan inti; (3) kegiatan akhir dan (4) tindaklanjut : 44. Memilih jenis-jenis metode pembelajaran BKPBI Belajar adalah bermain Metode pemberian tugas Metode demonstrasi Metode observasi TUNAGRAHITA 45. tujuan utama pembelajaran bina diri bagi siswa tunagrahita a. Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah- tengah kehidupan keluarga. b. Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di masyarakat. c. Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. d. Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah sederhana. e. Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga. 46. Pendekatan dalam pembelajaran menolong diri sendiri. PENDEKATAN
  • 15. Pendekatan baselin yaitu melihat kemampuan yang dimiliki anak sebelum mendapat perlakuan dari latihan menolong diri sendiri. Kriteria yaitu menetapkan sejumlah trial (betul) yang harus dicapai dalam satu pertemuan. Reinforcement yaitu perangsang yang diberikan guru kepada anak segera setelah anak itu melakukan suatu perbuatan yang dikehendaki oleh guru agar anak terdorong melakukan perbuatan lagi. 47. prinsip-prinsip pembelajaran bina diri 1. dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju. 2. Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional. Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”. 3. Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju. 4. Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.. Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan is 48. Prinsip membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal perawatan atau pemeliharaan diri 48. teknik pembelajaran BINA GERAK 49. Tujuan Bina Gerak
  • 16. Agar anak Mampu menggerakkan ototnya dengan serasi, sehat dan kuat sehingga mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya. Mampu rnenyesuaikan diri dengan Iingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. 50. prinsip-prinsip pembelajaran bina gerak prinsip dasar program pendidikannya meliputi: 1. Keseluruhan anak (All the children) 2. Kenyataan (Reality) 3. Program yang dinamis (A dynamic program) 4. Kesempatan yang sama (Equality of opportunity) 5. Kerjasama (Cooperative) Sedangkan prinsip khusus pendidikannya terdiri dari prinsip multisensori prinsip individualisasi. Model layanannya dapat berbentuk individual dan klasikal pada individu yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, bahan pelajaran yang diberikan pada siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing anak. Teknik Layanan pendidikan untuk anak Tunadaksa dapat dilakukan dengan pendekatan guru kelas, guru mata pelajaran/bidang studi, campuran dan pengajaran tim. Pembelajaran di sekolah idealnya sebagai berikut: a. Perencanaan kegiatan belajar mengajar: Program pendidikan yang diindividualisasikan b. Prinsip Pembelajaran: Prinsip multisensori dan prinsip individualisasi c. Penataan Lingkungan Belajar Langkah-langkah Prosedur kegiatannya meliputi: 1. Semua gerak sendi dan urutan gerak dalam melakukan kegiatan
  • 17. hidup sehari-hari diajarkan sesuai dengan gerakan normal. 2. Urutan gerakannya dijadikan analisis tugas. 3. Menggunakan alat bantu modifikas meTODE BINA GERAK Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan gerak anak-anak dengan gangguan motorik. Diantaranya: 1. Aktivitas gerak persepsual (perceptual motor activities) 2. Pendekatan keterampilan (Skills approach) 3. Pendekatan tematik (Thematic approach) 4. Pendekatan permainan (Games approach) 5. Pendidikan olahraga (Sport Education) . Pendekatan keterampilan (Skills approach) Latihan keterampilan tertentu dapat digunakan sebagai wahana menanamkan kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik. Misalnya keterampilan memegang, menjepit, menangkap, melempar, keterampilan dalam kegiatan hidup sehari-hari (ADL), bina diri, keterampilan menulis, menggambar, dll. 3. Pendekatan tematik (Thematic approach) Pendekatan tematik menggunakan tema tertentu sebagai sentral/focus perhatian yang digunakan untuk membina kemampuan gerak anak-anak yang mengalami gangguan motorik.Misalnya tema tentang kebersihan sekolah. Seorang guru dapat memanfaatkan tema kebersihan sekolah tersebut untuk melatihan penguatan otot, pelemasan otot, memperbaiki gerak persendian, melatih kemampuan koordinasi, dsb. Permainan
  • 18. o Pendekatan permainan (Games approach)  Permainan gerak atau fungsi  Permainan distruktif  Permainan konstruktif  Permainan peranan  Permainan prestasi 5. Pendidikan olahraga (Sport Education) 6. Bina Gerak melalui Terapi Fisik (physio therapy) Terapi fisik atau physio therapy merupakan seni dan ilmu pengobatan dengan menggunakan tenaga dan daya alam, seperti air (panas, dingin, kandungan kimia), listrik, sinar, pemijatan, gerakan/gosokan, dsb. Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna terapeutik yang terkandung dalam cakupan terapi fisik. Misalnya: Mendorong gerobak yang dapat dimuati berbagai macam pemberat. Menarik tambang atau katrol yang diberi berbagai pemberat Melempar atau menangkap bola dari berbagai ukuran, dari yang kecil sampai yang besar Memegang pipa dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai yang besar Mengangkat benda-benda bermain dari yang ringan sampai yang berat Memutar kincir atau gilingan yang memakai bunyi-bunyian Memukul pasak-pasak Memukul-mukul air di kolam renang Menahan semprotan air Terapi psikis ialah suatu usaha penyumbuhan kelainan jiwa atau emosi yang dapat disalurkan melalui berbagai aktivitas
  • 19. TUNA LARAS tujuan utama pembelajaran bina pribadi sosial bagi siswa tunalaras. agar mereka mampu memiliki dan mengembangkan nilai-nilai baru sebagai pedoman untuk bertingkah laku, menggantikan nilai-nilai lama yang dianut sebelumnya. Nilai-nilai baru tersebut adalah nilai-nilai yang dianggap positif dan selaras dengan nilai dasar dari falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara kita, yaitu UUD 45 dan Pancasila. Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Teknik Model biogenetic Model behavioral/tingkah laku Model psikodinamika Model ekologis Pendekatan Pendekatan Psikoanalisi Pendekatan Psiko-Educatio Pendekatan Humanisti Pendekatan Ekolog e. Pendekatan Perilak 8. prinsip-prinsip pembelajaran Berpusat pada siswa, Memperhatikan kebutuhan siswa, Menggunakan pendekatan humanistis, CBSA, Multi metode, multi media, dan multi evaluasi, Menggunakan kerja kelompok Dukungan lingkungan yang kondusif (positif dan merangsang), Konsistensi guru sebagai pelaksana nilai yang diajarkan,
  • 20. Tidak berhenti sampai pada tahap mengetahui, tetapi sampai pada tahap bertingkah laku, Relevan dengan nilai-nilai yang dianut lingkungan, Tidak hanya bersifat pemberian informasi, tetapi sampai pada terciptanya komunikasi Tidak dilakukan secara dogmatis atau indoktriner, tetapi harus dipupuk dengan teknik pembelajaran bina pribadi dan sosial sosiodrama, role play secara khusus dapat dilakukan melalui pendekatan Value Clarification Tecniques (VCT 1. Evocation Siswa diminta untuk melakukan ekspresi spontan. 2. Inculcation56 Yaitu pendekatan sugestif terarah. 3. Awarenees Melalui kegiatan tertentu anak diminta untuk mengklarifikasikan nilainilainya sendiri atau nilai-nilai orang lain. 4. Moral Reasoning Disajikan dengan menampilkan dilema-dilema moral (seperti yang digunakan oleh Kohlberg), sehingga akan diketahui tahapan moralnya (orientasi hukuman, timbale balik, anak manis, tertib social, kewajiban social, atau dasar diri sendiri) dan upaya peningkatannya 5. Analisis Dilakukan dengan menganlisis nilai dari yang sederhana atau apa adanya menuju ke yang lebih teliti atau akurat atau kompleks.
  • 21. 6. Klarifikasi Dilakukan dengan teknik pengungkapan nilai dengan membina kesadaran emosional dan melalui cara-cara yang kritis rasional. 7. Commitment Approach Dilakukan dengan dasar kesepakatan.57 8. Union Approach Dilakukan dengan mempersatukan atau mengintegrasikan siswa pada situasi riil yang sengaja dirancang oleh gur prosedur pembelajaran bina pribad materi pembelajaran untuk membina rasa ke-Tuhanan dan budi pekerti pada siswa tunalara pendidikan agama PKN ANAK BERBAKAT Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi. konsep bina potensi kecerdasan pada anak CIBI. Kemampuan umum (kapasitas intelektual) dan/atau kemampuan khusus di atas rata-rata Kreativitas yang tinggi Komitmen terhadap tugas yang tinggi prinsip-prinsip pengembangan
  • 22. Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, di dalamnya harus ada pendidik yang memberikan:  keteladanan  mampu membangun kemauan  mengembangkan potensi dan karakteristik peserta didik. teknik pengembangan bina potensi dan kecerdasan pada anak Salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitaspelayanan dan pendidikan anak autisme diperlukan pendidikan integrasi danimplementasinya dalam bentuk group/kelas (sekolah), individu (one on one) sertapembelajaran individual melalui modifikasi perilaku strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Prosedur pengembangan pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produkti ... Layanan anak berbakat membutuhkan menu spesisial sesuai keberbakatannnya. Oleh karena itu kurikulum berdiferensiasi merupakan kurikulum yang direkomendasikan untuk layanan pendidikan CIBI. Prinsip dasar KB adalah memberikan layanan individual dalam suasana klasikal yang bisa memberikan ruang ekspresi perkembangan keberbakatan siswa. Kurikulum berdiferensiasi memuat pokok-pokok materi kurikulum nasional dan muatan lokal, yang lantas diperkaya dan diperdalam dengan berbagai esensi keberbakatan yang dimiliki setiap siswa. KB juga memberi ruang psikologis untuk mengembangkan semua aspek
  • 23. tumbuhkembang keberbakatan siswa secara komprehensif (social, emosional dan spiritual). AUTISME METODE PEMBELAJARAN BAGI ANAK AUTISME Ada Beberapa Pendekatan Pembelajaran Anak Autistik Antara Lain 1. Discrete Tial Training (DTT) : Training ini didasarkan pada Teori Lovaas yang mempergunakan pembelajaran perilaku. Dalam pembelajarannya digunakan stimulus respon atau yang dikenal dengan orperand conditioning. Dalam prakteknya guru memberikan stimulus pada anak agar anak memberi respon. Apabila perilaku anak itu baik, guru memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya perilaku anak yang buruk dihilangkan melalui time out/ hukuman/kata “tidak” 2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Programfor Preschoolers and Parents) menggunakan stimulus respon (sama dengan DTT) tetapi anak langsung berada dalam lingkungan sosial (dengan teman-teman). Anak auitistik belajar berperilaku melalui pengamatan perilaku orang lain. 3. Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui kegiatan intervensi interaktif. Interaksi anak dalam hubungan dan pola keluarga merupakan kondisi penting dalam menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak dari segi kumunikasi, sosial, dan perilaku anak. 4. TEACCH (Treatment and Education for Autistic Childrent and Related Communication Handicaps) merupakan pembelajaran bagi anak dengan memperhatikan seluruh aspek layanan untuk pengembangan komunikasi anak. Pelayanan diprogramkan dari segi diagnosa, terapi/treatment, konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua. Pendekatan Pembelajaran Anak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak antara lain: 1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara lebih baik.
  • 24. 2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak. 3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain. 4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang. 5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi tingkat gangguan autisme. 6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan) 7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak lebih sempurna 8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb) 9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air. 10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih kontak mata dan konsentrasi. KONSEP DASAR ASESMEN OLEH TJUTJU SOENDARI PLB-FIP-UPIPOKOK BAHASAN • Pengertian Asesmen • Tujuan Asesmen • Fungsi asesmen • Ruang lingkup Asesmen ABK • Pengertian Asesmen
  • 25. • Tujuan Asesmen • Fungsi asesmen • Ruang lingkup Asesmen ABKPENGERTIAN ASESMEN • Asesmen  “To assess” (kk: menaksir); • Assessment (kb: taksiran)  deskriptif “menggambarkan” sesuatu secara holistik • Sifat atau cara kerja asesmen menjadi komprehensif  Artinya asesmen bekerja secara utuh dan menyeluruh. PENGERTIAN ASESMEN • Asesmen  “To assess” (kk: menaksir); • Assessment (kb: taksiran)  deskriptif “menggambarkan” sesuatu secara holistik • Sifat atau cara kerja asesmen menjadi komprehensif  Artinya asesmen bekerja secara utuh dan menyeluruh.DEFINISI ASESMEN • Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran. • Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak. • Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
  • 26. kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran”. • Wallace & Longlin (1979) Asesmen merupakan suatu proses sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran. • Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak. • Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran”.• McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif. • Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
  • 27. proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap program anak. • Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah pendidikan. • McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif. • Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap program anak. • Mangungsong (1995) asesmen adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah pendidikan.ASESMEN • Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
  • 28. • Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak, • Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen, • Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan informasi, • Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif. • Proses sistematis yang bersifat komprehensip, • Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak, • Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen, • Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan informasi, • Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif.TUJUAN ASESMEN • Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini • Mengetahui profil anak secara utuh terutama
  • 29. permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak • Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya serta untuk memonitor kemajuannya (Sunardi & Sunaryo,2006) • Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini • Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak • Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya serta untuk memonitor kemajuannya (Sunardi & Sunaryo,2006)• Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk: 1) Menyaring kemampuan ABK 2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program pendidikan ABK
  • 30. 3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta kebutuhan ABK. 4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan 5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran. • Moh.Amin (1995) Kegiatan asesmen yang dilakukan setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah kegiatan deteksi, maka asesmen diperlukan untuk: 1) Menyaring kemampuan ABK 2) Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program pendidikan ABK 3) Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta kebutuhan ABK. 4) Untuk mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan 5) Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran.FUNGSI ASESMEN • Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, • Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa. • Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
  • 31. apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. • Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi • Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, • Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa. • Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. • Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif  Sesuai dengan kesulitan yang dihadapiMENGAPA ASESMEN??? • Moh. Amin (1995) mengemukakan tentang perlunya asesmen dalam pendidikan bagi ABK • Pertama, kegiatan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan deteksi. • Kedua, perbedaan individual. • Moh. Amin (1995) mengemukakan tentang perlunya asesmen dalam pendidikan bagi ABK
  • 32. • Pertama, kegiatan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan deteksi. • Kedua, perbedaan individual.Perbandingan Asesmen dan Evaluasi Komponen Asesmen Evaluasi Pelaksanaan Konten (instrumen) Tujuan Sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, shg terus bergulir tanpa henti (dynamics assessment) Didasarkan kepada masalah dan kemampuan yang dimilki siswa Untuk melihat kondisi siswa saat ini baik kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan belajarnya. Saat dan akhir pembelajaran
  • 33. Didasarkan pada materi yang telah diberikan Untuk mengukur seberapa jauh materi yang telah diberikan dapat diserap/dikuasai siswa Pelaksanaan Konten (instrumen) Tujuan Sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, shg terus bergulir tanpa henti (dynamics assessment) Didasarkan kepada masalah dan kemampuan yang dimilki siswa Untuk melihat kondisi siswa saat ini baik kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan belajarnya.
  • 34. Saat dan akhir pembelajaran Didasarkan pada materi yang telah diberikan Untuk mengukur seberapa jauh materi yang telah diberikan dapat diserap/dikuasai siswaKapan asesmen dilakukan? • Sebelum – saat – setelah intervensi/pembelajaran (kontinyu -- berkesinambungan). • Mampu memfasilitasi belajar siswa dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsional • Sebelum – saat – setelah intervensi/pembelajaran (kontinyu -- berkesinambungan). • Mampu memfasilitasi belajar siswa dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsionalDi mana asesmen dilakukan? • Dalam situasi alamiah (seperti di rumah, di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb. di mana anak tinggal).
  • 35. • Melihat perilaku nyata anak dalam berbagai ragam situasi/lingkungan. • Dalam situasi alamiah (seperti di rumah, di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb. di mana anak tinggal). • Melihat perilaku nyata anak dalam berbagai ragam situasi/lingkungan.Bagaimana asesmen dilakukan? • Observasi Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek, gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya • Wawancara  Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak langsung dengan responden • Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. • Inventori Alat pengumpul data yang sifatnya mengukur kecenderungan karakteristik perilaku individu. • Observasi Mengadakan pengamatan terhadapsuatu obyek, gejala, peristiwa, atau proses yang terjadi dalam suatu situasi baik yang terjadi pada manusia atau pada lingkungannya • Wawancara  Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak
  • 36. langsung dengan responden • Tesalat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. • Inventori Alat pengumpul datayang sifatnya mengukur kecenderungan karakteristik perilaku individu.RUANG LINGKUP ASESMEN RUANG LINGKUP ASESMENR U A N G L I N G K U P A S E S M E N
  • 37. PERKEMBANGAN Kognitif (persepsi, bahasa & komunikasi) Motorik Adaptive Behavior R U A N G L I N G K U P A S E S M E N
  • 38. AKADEMIK Membaca Menulis Berhitung/MatematikaMenentukan ruang lingkup dan urutan keterampilan-keterampilan yang akan diaseskan •Berdasarkan kurikulum yang berlaku ( KUR.2004 - KTSP 2006) •Bahan ajar •Referensi terkait bidang yang diases •Modifikasi/gabungan dari ketiganyaPERKEMBANGAN PERSEPSI AUDITORIS • kesadaran fonologis • diskriminasi auditoris • ingatan auditoris • urutan auditoris • perpaduan auditoris •hubungan keruangan •diskriminasi visual •diskriminasi bentuk dan latar •visual closure •mengenal obyek VISUAL
  • 39. PERKEMBANGAN PERSEPSI HEPTIK TAKTIL KINESTETIK •hubungan keruangan •diskriminasi visual •diskriminasi bentuk dan latar •visual closure •mengenal obyek Ruang lingkup bidang perkembangan persepsiK E M A M P U A N B E R B A
  • 40. H A S A RESEPTIF Menyimak (Mendengarkan) Membaca 1. FONEM (huruf) 2. MORFEM (kata) 3. SINTAKSIS (kalimat) 4. SEMANTIK (makna kata/kalimat) 5. PROSODI (irama, intonasi, tekanan pola bahasa) 6. PRAGMATIK(cara penggunaan bhs dlm siatuasi sosial) Wicara 1. Artikulasi (kejelasan
  • 41. pengujaran kata) 2. Suara (nada, kenyaringan, kualitas wicara) 3. Kelancaran (kecepatan dan ketepatan wicara) PERSEPSI AUDITORIS K E M A M P U A N B E R B A H A
  • 42. S A PRODUKTIF/ EKSPRESIF 1. FONEM (huruf) 2. MORFEM (kata) 3. SINTAKSIS (kalimat) 4. SEMANTIK (makna kata/kalimat) 5. PROSODI (irama, intonasi, tekanan pola bahasa) 6. PRAGMATIK(cara penggunaan bhs dlm siatuasi sosial) Wicara Menulis 1. Artikulasi (kejelasan pengujaran kata) 2. Suara (nada, kenyaringan,
  • 43. kualitas wicara) 3. Kelancaran (kecepatan dan ketepatan wicara)P E R K E M B A N G A N M O T O R I K Gross Motor Sensory Stimulation (Menerima rangsangan)
  • 44. Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt) Equilibrium Reactions Head Control (Kontrol kepala) Rolling (Berguling) Sitting (duduk) Reach & Strike (menjangkau & menyerang) Crawling (merayap) Kneewalk (Berjalan dgn lutut) Standing (Berdiri) Walking (Berjalan) P E R K E M B A N G A N M O
  • 45. T O R I K Fine Motor Grasp (menggenggam) Object Manipulation Object Formation Sensory Stimulation (Menerima rangsangan) Position Tolerance (daya tahan thd posisi ttt) Equilibrium Reactions Head Control (Kontrol kepala) Rolling (Berguling) Sitting (duduk) Reach & Strike (menjangkau & menyerang) Crawling (merayap) Kneewalk (Berjalan dgn lutut) Standing (Berdiri) Walking (Berjalan)P E R I L
  • 46. A K U A D A P T I F SELF HELP Keterampilan makan, Keterampilan minum, Keterampilan menggunakan toilet, Kebersihan (mandi, gosok gigi & cuci tangan) Penampilan, Berpakaian, Mobilitas (Penggunaan transport umum) COMMUNICATION Pemahaman (Comprehension) Ekspresi (Expression) Artikulasi (Articulation) P E
  • 47. R I L A K U A D A P T I F VOCATIONAL Kemampuan dalam aktivitas di rumah, Kemampuan dalam aktivitas sekolah SOCIALIZATION Kerjasama, Perhatian terhadap orang lain, Partisipasi dalam kegiatan kelompok, Interaksi dengan yang lainK E T R P
  • 48. R E A K A D E M I K KLASIFIKASI ORDERING/ SERIASI Mengelompokkan obyek berdasarkan warna Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang & pendek Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil K
  • 49. E T R P R E A K A D E M I K KORESPONDENSI KONSERVASI Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang & pendek Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar & kecil memahami jumlah dari dua kelompok obyek yang
  • 50. memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki nilai yang sama memahami jumlah dari tiga kelompok obyek yang memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi memiliki nilai yang sama Memahami kekekalan jumlahM E M B A C A TEKNIS •Mengenal huruf •Mengenal bunyi huruf (k-v-diftong) •Menggabungkan bunyi membentuk kata •Variasi bunyi •Meggunakan analisa konteks •Menggunakan analisa struktural (bentuk kata) M E M B A
  • 51. C A PEMAHAMAN •Pengembangan kosakata •Pemahaman literal (memahami &mengingat informasi tersurat dr wacana) •Pemahaman inferensial (menarik kesimpulan dr wacana) •Membaca kritis/evaluatif (penilaian thd materi wacana) •Apresiasi (kepekaan emosi/estetik thd materi wacana) RUANG LINGKUP PELAJARAN MEMBACAM ENULIS PERMULAAN PRA MENULIS (a) Meraih, meraba, memegang, dan melepas benda (b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai obyek,bentuk, warna, ukuran (c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan, atas-bawah, depan belakang) (a) Memegang alat tulis (b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-kanan,melingkar) (c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok (d) Menulis namanya dengan huruf balok (e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh (f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
  • 52. (g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh (a) Mengenal huruf abjad, kata (b) Mengucapkan kata yang diketahuinya (c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata (d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf (e) Mengeja kata (f) Menemukan aturan ejaan kata (g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar RUANG LINGKUP PELAJARAN MENULIS MENULIS MENGEJA EKSPRESIF (mengarang/ Lanjutan) (a) Reproduksi (b) Deskripsi (uraian) (c) Ciptaan (d) Penjelasan (a) Mengenal huruf abjad, kata (b) Mengucapkan kata yang diketahuinya (c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata (d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf (e) Mengeja kata (f) Menemukan aturan ejaan kata (g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benarCONTENT/ISI MATERI (Dali S Naga, 1980) Bersifat Spiral
  • 53. ARITMETIKA/ ALJABAR GEOMETRI PENGUKURAN MATEMATIKA Bilangan Komputasi +-x: BIDANG DATAR BIDANG RUANG PANJANG KELILING LUAS ISI BERAT WAKTU HASIL BELAJAR YANG DIHARAPKAN (Lerner, 1989) DIMENSI KUANTITATIF DIMENSI KUALITATIF Ruang Lingkup pembelajaran Matematika MATEMATIKA
  • 54. PANJANG KELILING LUAS ISI BERAT WAKTU PEMAHAMAN KONSEP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAHTUGAS !!! Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis dari: • Observasi • Wawancara • Tes • Inventori Tulislah referensi yang digunakan Jelaskan pengertian, fungsi, tujuan, dan jenis dari: • Observasi • Wawancara • Tes • Inventori
  • 55. Tulislah referensi yang digunakanWassalam & Terima kasih soend