Dokumen tersebut merangkum tentang strategi pemasaran produk abon ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan sumberdaya perikanan utama di Sulawesi Selatan dengan produksi mencapai 300 ribu ton per tahun. Salah satu cara meningkatkan nilai jual ikan adalah mengolahnya menjadi abon. Dokumen ini menjelaskan strategi pemasaran abon ikan bandeng melalui analisis SWOT dan penerapan bauran pemasaran yang meliputi pengembangan produk
1. Tugas Final
Dosen : Diyahwati, S. TP., M. Pd.
strategi pemasaran
“usaha abon ikan bandeng ”
SRI WAHYUNI
1227042011
PTP A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
2. STRATEGI PEMASARAN ABON IKAN BANDENG
Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia
Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia
Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah
punah). Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu dan
dalam bahasa Inggris milkfish). Pertama kali ditemukan oleh seseorang yang
bernama Dane Forsskal pada Tahun 1925 di laut merah.
Gambar 1. Ikan Bandeng
Ikan bandeng hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, cenderung
berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang
muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa
bakau berair payau, dan kadang kala danau-danau berair asin. Bandeng baru
kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda disebut nener dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan
dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan
tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng
dijual segar atau beku. Bandeng diolah dengan
cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Ikan bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging
netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak.
Kelemahan bandeng ada dua, yaitu dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang berbau
'lumpur'/'tanah'.
3. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan
diketahui, produksi ikan bandeng di Sulawesi Selatan mencapai 300 ribu ton per
tahun. Ikan merupakan komoditi yang cepat mengalami pembusukan (perishable
food). Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk memanfaatkan ikan sehingga
memiliki nilai jual yang tinggi, yaitu mengolahnya menjadi abon. Usaha
pengolahan abon ikan ini dikategorikan ke dalam agroindustri. Usaha abon ikan
banyak diusahakan oleh industri rumah tangga, industri kecil, dan industri
menengah.
Gambar 2. Abon Ikan Bandeng
Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging
(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau
dipisahkan dari seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu
selanjutnya digoreng. Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu
jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat,
dibumbui, digoreng dan dipres.
Abon sebenarnya merupakan produk daging awet yang sudah lama dikenal
masyarakat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa abon
merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan
ringan atau lauk yang siap saji. Abon dibuat dari daging yang diolah sedemikian
rupa sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Jenis ikan yang
digunakan sebagai bahan baku abon pada industri kecil belum selektif, bahkan
hampir semua jenis ikan dapat dijadikan abon. Ciri-ciri fisik yang harus dimiliki
daging ikan yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam
kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya terasa kenyal dan tidak berbau
busuk (Ulfah, 2012).
4. Tabel 1. Komposisi Kimia Abon Ikan
Kandungan Nilai
Kadar Air 4,13%
Protein 31,22%
Lemak 24,31%
Kadar Abu 15,87%
Sumber : Ulfah, 2012.
A. Marketing Mix
Menurut Kotler (2005:17) dalam (Anandika, 2013) bahwa “Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran”. Berdasarkan definisi tersebut diatas bahwa bauran pemasaran adalah
kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, pangsa
pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif pada pelanggan
sehingga dapat kita artikan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan
jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan
keuntungan untuk perusahaan dan stakeholdernya.
1. Product (Produk)
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah “A product is a thing that
can be offered to a market to satisfy a want or need” . Produk adalah sesuatu yang
bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian,
atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan (Anandika, 2013).
Tujuan utama strategi produk adalah dapat mencapai sasaran pasar yang
dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing dan mengatasi persaingan.
Produk yang dihasilkan dan dipasarkan yaitu produk abon ikan yang dikemas
dalam 3 kemasan yaitu kemasan 100 gr, 200 gr dan 400 gr.
5. Gambar 3. Berbagai Jenis Kemasan Abon Ikan Bandeng
2. Price (Harga)
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “Price is the amount of
money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the
value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or
service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau
jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen
untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau
jasa (Anandika, 2013).
6. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan
penerimaan penjualan. Harga abon ikan yang dapat ditawarkan yaitu kemasan 100
gr Rp. 20.000, kemasan 200 gr Rp. 40.000 dan kemasan 400 gr Rp. 80.000.
3. Place (Distribusi/Tempat)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various
the company undertakes to make the product accessible and available to target
customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran (Anandika,
2013).
Produk abon ikan selain dijual pada outlet milik sendiri, juga
didistribusikan ke keluar daerah tempat produksi. Rantai pemasaran penjualan
abon ikan bandeng adalah sebagai berikut:
Produsen Pengecer Konsumen
Produsen Konsumen
4. Promotion (Promosi)
Definisi menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah :
“Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate
and promote its product the target market”. Berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produknya dikomunikasikan dan dipromosikan ke
konsumen sasaran (Anandika, 2013).
Promosi adalah cara yang efektif dalam merebut konsumen dipasaran,
serta memperkenalkan barang-barang baru yang diproduksi. Promosi abon ikan
yang dapat dilakukan yaitu melalui pameran-pameran UKM, mulut ke mulut,
penyebaran brosur, serta memanfaatkan pelayanan iklan di media internet
misalnya melalui website maupun sosial media.
B. Strategi Pemasaran
Kinerja suatu perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi fakor internal
dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
SWOT. Perencanaan untuk pengembangan strategi pemasaran abon ikan
menekankan pada pertimbangan terhadap lingkungan eksternal dan internal,
7. menganalisis faktor-faktor pertimbangan kekuatan dan kelemahan serta faktor
peluang dan ancaman yang dimiliki UKM (Legrisca dkk, 2013).
Menurut Rangkuti (2003) dalam Khatimah (2013), analisis SWOT adalah
suatu cara umtuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dalam rangka strategi pengembangan usaha
abon ikan bandeng diarahkan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan (Strength)
dan kelemahan (Weakness).
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dalam rangka strategi pengembangan usaha
abon ikan bandeng diarahkan untuk mengidentifikasi faktor peluang
(Opportunity) dan ancaman (Threat).
Tabel 2. Diagram Matriks SWOT dan Kemungkinan Strategi yang Sesuai
IFAS/EFAS Strengths (S) Weaknesses (W)
Opportunities (O)
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang.
Treaths (T)
Strategi ST
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi
ancaman.
Strategi WT
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari
ancaman.
Sumber: Legrisca dkk (2013).
8. Tabel 3. Diagram Matriks SWOT Pengembangan Usaha Abon Ikan Bandeng
IFAS
EFAS
Kekuatan (Strengths)
a. Kualitas yang baik dan
selalu dipertahankan
b. Kemasan yang
menarik
c. Adanya hubungan
kerja sama
d. Pilihan rasa bervariasi
dan mempunyai ciri
khas
Kelemahan (Weaknesses)
a. Volume produksi/
persediaan sedikit
b. Promosi belum efektif
c. Harga yang relatif
mahal
d. Distribusi produk
belum luas
Peluang (Opportunities)
a. Pasar tersedia
b. Dukungan
pemerintah
c. Perkembangan
teknologi yang
semakin meningkat
d. Tersedianya lapangan
pekerjaan
Strategi SO
1. Mempertahankan
kualitas produk pada
pasar tersedia
2. Memanfaatkan
hubungan kerja sama
dan dukungan
pemerintah dalam
memperluas daerah
pemasaran
3. Mempererat hubungan
kerja sama terhadap
beberapa instansi
maupun pelanggan
tetap
4. Memperluas daerah
distribusi dengan
membuka jaringan
distribusi di luar
daerah
Strategi WO
1. Meningkatkan volume
produksi/persediaan
dengan penggunaan
teknologi tepat guna
2. Memanfaatkan
dukungan pemerintah
untuk tujuan
mengontrol harga
produk dan
ketersediaan bahan
baku
3. Meningkatkan
promosi dengan
teknologi yang ada
melalui berbagai
media
4. Memberikan potongan
harga kepada
konsumen yang telah
9. 5. Menciptakan
diversivikasi produk
dengan memanfaatkan
perkembangan
teknologi
menjadi pelanggan
tetap abon ikan
Ancaman (Threats)
a. Adanya pesaing baru
b. Adanya produk
subtitusi
c. Harga bahan baku
d. Tingkat persaingan
industri yanng
semakin tinggi
e. Daya beli konsumen
menurun
Strategi ST
1. Mempertahankan
kualitas yang ada
dengan menawarkan
harga yang terjangkau
2. Melakukan inovasi
produk baik rasa
maupun kemasan
dengan
mempertahankan
kualitas yang ada
3. Mempererat hubungan
kemitraan dengan
industri sejenis
sehingga dapat
membentuk sebuah
sentra produksi abon
ikan
4. Mempererat hubungan
kerjasama dengan
instansi- instansi
terkait
Strategi WT
1. Meningkatkan volume
produksi/ persediaan
abon ikan
2. Memberikan
sosialisasi kepada
masyarakat dan
konsumen tetap di
outlet (tempat
pemasaran produk)
maupun di tempat
produksi sebagai
media promosi produk
3. Memberikan diskon
abon ikan tiap 3 bulan
sekali, diskon khusus
untuk pelanggan tetap
dan pelanggan dengan
pembelian dalam
jumlah yang banyak
Berdasarkan matriks SWOT IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
dan EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary), penerapan bauran pemasaran
(marketing mix) yang dapat dilakukan untuk usaha abon ikan bandeng yaitu:
10. a. Produk dapat dideversifikasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi,
abon ikan yang hanya memiliki rasa original dideversifikasi menjadi rasa
pedas maupun rasa manis namun tetap menjaga kualitas produk yang ada.
Selain itu, menciptakan produk dalam kemasan 50g, 100g, dan 150g sehingga
harga yang ditawarkan dipasaran beragam dan dapat terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat.
b. Mempererat hubungan kerja sama terhadap beberapa instansi maupun
pelanggan tetap abon ikan. Tujuan dalam mempererat hubungan kerja sama ini
yaitu dapat membantu merekrut tenaga kerja baru dalam produksi abon ikan.
Adanya penambahan tenaga kerja tersebut bisa membantu meningkatkan
produksi abon ikan. Di samping itu dapat membantu dalam hal promosi
produk abon ikan sehingga produk ini lebih dikenal oleh masyarakat.
c. Membuka beberapa outlet maupun cabang di beberapa daerah sehingga
pemasaran dapat lebih luas.
d. Meningkatkan promosi melalui media internet
11. DAFTAR PUSTAKA
Anandika, Reynanda Mulya. 2013. Marketing Mix (4P) & Extended Marketing
Mix (4P). http://reynanda50.blogstudent.mb.ipb.ac.id/. Diakses 15 Juni
2014.
Anonim. 2013. Bandeng. http://id.wikipedia.org. Diakses 15 Juni 2014.
Khatimah, Husnul., Marhawati Mappatoba, Rustam Abd. Rauf. 2013. Strategi
Pengembangan Usaha Abon Ikan melalui Pendekatan Marketing Mix
pada Industri “Raja Bawang” Di Kota Palu. Jurnal ilmiah Agrotekbis
Vol. 5 No. 1: 464 – 470. Desember 2013. Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako. Palu.
Legrisca, Marisa., M.R Yantu, dan Alimudin Laapo. 2013. Pengembangan
Strategi Pemasaran Abon Ikan Ukm Sri Rejeki: Pendekatan
Marketing Mix. Jurnal ilmiah Agrotekbis Vol. 3 No. 1: 250 – 258.
Agustus 2013. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Palu.
Ridwan. 2010. Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Pacu
Produksi Tiga Komoditi Unggulan. http://www.sulsel.go.id/. Diakses 15
Juni 2014.
Ulfah, Adelaide Maria. 2012. ABON IKAN BANDENG (Chanos chanos).
Laporan Praktikum Diversifikasi Pengolahan. Jurusan Perikanan.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten.