SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 65
LINGKUNGAN FISIK
DAN ANALISIS
RESIKO
OVERVIEW
LINGKUNGAN
FISIK

Definisi
Faktor yang
mempengaruhi
lingkungan
fisik

ANALISIS
RESIKO
Hazard /
Bahaya
Pengertian
Risiko
Manajemen
Risiko
Identifikasi
Risiko

Analisis Risiko
LINGKUNGAN FISIK

DEFINISI
Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada
kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia
bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam
bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi
faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan
timbulnya penyakit akibat kerja
Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak
baik akan menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan
bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal
diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir
gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam
pekerjaannya
Beberapa hal yang mempengaruhi
Lingkungan Kerja Fisik adalah :
Temperatur
Sirkulasi
Udara

Gravitasi

Ketinggian

Kelembaban

Faktor
Pengaruh
Lingkungan

Warna

Cahaya

Kebisingan

Getaran
TEMPERATUR
Menurut studi yang dilakukan, untuk berbagai
tingkat temperatur akan memberikan pengaruh
yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut
(Sutalaksana, 1979):
• 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam,

tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.
• 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai
menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam
pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.
• 24 derajat celcius kondisi kerja optimum.
• 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai
muncul.
TEMPERATUR
Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh
bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24
sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)
Cara-cara untuk mengendalikan suhu badan agar tetap konstan :
1.

2.

3.

Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit
kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu
inti) kekulit, sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik
diri kebagian dalam badan. Disamping itu, kulit akan
menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat.
Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit
kepanasan, darah dari badan bagian dalam akan makin banyak
mengalir kebagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui
kulit.
Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot
(menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih
giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya,
apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus
didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain
menjadi lebih besa
SIRKULASI UDARA
Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita
hirup akan terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan
lain. Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas.
Sepertidalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri
elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat
dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya.
Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik
untuk suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi
keselamatan dan kesehatan kerja. Sirkulasi udara dapat direkayasa
dengan menggunakan sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan
pemasukan udara (supply system) dengan menggunakan fan
KELEMBABAN
Kelembaban adalah ukuran banyaknya kadar air
yang terkandung dalam udara. Kelembaban biasanya
dinyatakan dengan persentase (%). Keseimbangan
tersebut akan memenuhi rumus :
KELEMBABAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa “Semakin
tinggi dan lembap lingkungan kerja, maka akan
semakin banyak juga oksigen yang diperlukan
untuk metabolisme dan akan semakin cepat juga
peredaran darah dalam tubuh kita, sehingga
denyut jantung akan semakin cepat. Ini berakibat
pengurangan energi yang sangat besar pada
tubuh manusia sehingga pekerja akan cepat
lelah”
CAHAYA
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan
manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa
menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang suram,
mengakibatkan mata pekerja cepat lelah karena mata
berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata
mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan
tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa
menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat
objek sangat jelas ditentukan oleh: ukuran objek, derajat
kontras diantara objek dan sekelilingnya, luminansi, dan
lamanya melihat.
CAHAYA
CIE (Commission
International de
l’Eclairage) dan IES
(Illuminating
Engineers Society)
telah menerbitkan
tingkat pencahayaan
yang
direkomendasikan
untuk berbagai
pekerjaan.
GETARAN
Getaran adalah gerakan
yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolakbalik dari kedudukan
keseimbangan. Getaran
terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor,
sehingga pengaruhnya
bersifat mekanis. Alat untuk
mengukur getaran dinamakan
vibrasi meter

Gangguan yang
disebabkan getaran mekanis :
• Mempengaruhi
konsentrasi bekerja
• Mempercepat datangnya
kelelahan
• Dapat menimbulkan
beberapa penyakit
( gangguan mata, saraf
peredaran, dan lain-lain )
KEBISINGAN
Kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek
(dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada
tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi
yang bisa menentukan tingkat gangguan
terhadap manusia :
• Lama bunyi
• Intensitas bunyi
• Frekuensi bunyi
Contoh ukuran Kebisingan
Desibel
120

Halilintar

110

Meriam

100

Mesin uap

90

Perusahaan sangat gaduh

80

Peluit polisi

70

Kantor gaduh

60

Radio

50

Rumah gaduh

40

Kantor umumnya

30

Rumah tenang

20

Percakapan

10

Menulikan

Batas dengantertinggi

Suara daun-daun

0

Batas dengar terendah

Sangat hiruk

Kuat

Sedang

Tenang

Sangat tenang
KETINGGIAN
Bekerja dalam ketinggian memiliki beberapa
efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari
operator, yaitu :
Efek dalam
transfer
Efek Bernafas
Oksigen

Efek
Kardiovaskular

Efek dalam
proses Blood
Oxygenation

Efek Psikologi

Efek Supply
Oksigen ke Otot
GRAVITASI
Dimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi
pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan
gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di

suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi?

Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang
berpengaruh dalam tubuh manusia :
• Penurunan kemampuan motorik
• Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di
Bumi
Namun, biasanya, setlah beberapa saat mereka dalam
keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan
berkurang.
ANALISIS
RESIKO
Bahaya (Hazard)
Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut
sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil
yang negatif. (Cross, 1998)
Potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk
muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika
salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu
kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimanamana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun
bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah
kontak atau eksposur. (Tranter 1999)
Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1.

Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)
Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian,
kerusakan property perusahaan yang bersifat akut.
Sedangkan Jenis bahaya keselamatan :

a. Bahaya mekanik

: disebablkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik (tersayat, terjatuh, tertindih dan
terpeleset)

b. Bahaya elektrik

: disebabkan peralatan yang mangandung
arus listrik

c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang
bersifat flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)
Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya
bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan :
a. Bahaya fisik
: kebisingan, getaran, radiasi ion dan nonpengionm suhu ekstrim dan
pencahayaan
b. Bahaya kimia
: material/bahan yang bersifat antiseptik,
aerosol, insektisida, dust, mist, fumes,
gas, vapor
c. Bahaya Ergonomi
: repetitive movement, static posture, manual
handling dan postur janggal.
d. Bahaya Biologi
: makhluk hidup di lingkungan kerja
(bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur
yang bersifat patogen)
e. Bahaya psikologi
: beban kerja terlalu berat, hubungan dan
kondisi kerja yang tidak nyaman
Risiko
Berikut merupakan beberapa Definisi Resiko dari beberapa
sumber :
• Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah

Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi
dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan
konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik”
(Cross, 1998)
• Menurut

AS/NZS 4360:2004 risiko adalah peluang
munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek
terhadap suatu objek
• Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut

AS/NZS 4360:2004

“Risk = Consequence X Likelihood”
Likelihood

Consequence

: kemungkinan munculnya
sebuah peristiwa
: dampak ditimbulkan oleh
peristiwa tersebut.
Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk
Assesment and Management Handbook: For
Enviromental, health, and safety profesional) :
1. Risiko Keselamatan (Safety Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level
exposure, high-consequence accident, bersifat akut,
menimbulkan efek secara langsung.

2. Risiko Kesehatan (Health Risk)
Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level
exposure, low-consequence, long-latency, delayed
effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological
Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam
antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat
mikro maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara
sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitatdan dampak
ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauh dari
sumber risiko.
4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill
Risk)
Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang
performance sebuah organisasi/produk, nilai property,
estetika, dan penggunaan sumber daya terbatas.
5. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek
dari kerugian property, perhitungan asuransi,
pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian
dan aspek finansial. Risiko ini menjadi pertimbangan
utama bagi stakeholder berkaitan dengan finansial
dan mengacu pada tingkat efektivitas dan efisiensi.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko sebagai proses menghilangkan/meminimalkan
efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki olehsebuah sistem kerja.
(Djunaedi,2005)
Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahan jika menerapkan
manajemen risiko (menurut AS/NZS 4360:2004) :
1. Fewer Surprise (Pengendalian kejadian tidak diinginkan)
identifikasi dan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi
efek buruk.
2. Exploitation of opportunity
Sikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika sesorang memiliki
kepercayaan diri akan pengetahuan tentang risiko dan dapat
mengendalikannya.
3. Improved planning, performance,and efffectiveness
Akses terhadap informasi strategis tentang organisasi, proses serta
lingkungan membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan
perencanaan yang lebih efektif.
4. Economy and efficiency
Efisisensi akan tercapai dengan lebih fokus pada sumber
daya, perlindungan aset dan menghindari biaya kesalahan.
5. Improved Stakeholder Relationship

Mendorong
komunikasi
antara
organisasi
dengan
stakeholder mengenai alasan pengambilan suatu keputusan.
6. Improved Information for decision making
Menyediakan informasi dan analisis akurat sebagai
penunjang pengambilan keputusan dalam hal investasi dan
merger.
7. Enhanced reputation
Investor, pemberi dana, suppliers dan pelanggan akan lebih
tertarik pada perusahaan yang telah dikenal melakukan
manajemen resiko dengan baik.
8. Director protection
Pekerja akan lebih hati-hati dan waspada terhadap
risiko.
9. Accountability, assurance, and governance
Keuntungan dan kelangsungan akan
diperoleh
dengan
melaksanakan
dan
mendokumentasikan
pendekatan
yang
dilaksanakan perusahaan.
10. Personal wellbeing
Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara
umum akan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan pribadi
Komponen utama dalam manajemen risiko yang
dikeluarkan AS/NZS 4360:2004, antara lain :
• Komunikasi dan Konsultasi
• Penetapan Tujuan

• Identifikasi Risiko
• Analisis Risiko
• Evaluasi Risiko
• Pengendalian Risiko
• Monitor dan Review
Gambaran Proses Managemen Risiko
AS/NZS 4360:2004
Identifikasi Risiko
Tujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan
daftar komprehensif sumber risiko dan kejadian yang
mengikutinya yang dapat menghambat pencapaian
tujuan.
Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa
hal terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden,
konsekuensi, penyebab kejadian, pengendalian, waktu
dan tempat. (HB 436:2004)
Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai
dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para
ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, suvei,
kuisioner, checklist, dan incient database. (HB 436:2004)
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
potensi bahaya dalam kegiatan industri (Kolluru,1996), antara
lain :
• What if/check list

Setiap proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming
untuk memformulasikan setiap pertanyaan meliputi kejadian
yang akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
• HAZOPS (Hazard and Operability Study)

Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang
dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan
dengan mempelajari setiap tahapan proses untuk
mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi
yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang
ada.
• FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan
kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi
dampak dari kesalahan tersebut.
• FTA (Fault Tree Analysis)

Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah
terjadinya kecelakaan.
• ETA (Event Tree Analysis)

Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi
diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses
tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan.
• JHA (Job Hazard Analysis)

tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya
sebelum suatu kejadian muncul.
Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan
JHA, antara lain:
1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit
yang tinggi
2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan
luka, cacat/sakit
3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan
dapat memicu kecelakaan parah/luka
4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan
dalam proses dan prosedur
5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis
instruksi pelaksanaanya.
Analisis Risiko
Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang
tersedia
untuk
mengidentifikasi
hazard
dan
untuk
memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi,
banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996)
Dalam analisis terdapat data pendukung yang digunakan
sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara
pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS
4360:2004)
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL :
kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif
untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko.
Setelah itu dapat dilakukan analisis semi-kuantitatif ataupun
kuantitatif untuk lebih merinci risiko yang ada.(AS/NZS
4360:2004)
Tipe-tipe Analisis Risiko
Analisis Kualitatif

1.

Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk
menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya
dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan
tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal
pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan
mendalam.
Analisis ini digunakan saat :
•

Penilaian kuantitatif tidak diperlukan

•

Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan
analisis yang lebih kecil

•

Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical

•

Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
2. Analisis Semi-kuantitatif
• Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat

subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus
(formula) matematika.
• Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat

dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan
kensekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan,
gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain
(Kollluru,1996)
• Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif

karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi
objektif.
Ketetapan
perhitungan
tergantung
dari
pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap
proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)
3. Analisis Kuantitatif
• Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk

nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan
data dari berbagai sumber.
• Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling

hasil
hasil
dari
kejadian/kumpulan
kejadian/memperkirakan
kemungkinan
dari
studi
eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi
digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek
pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
CONTROLLING RISK
Setelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya,
maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan
untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung
jawab perusahaan dan pekerjanganya agar risiko tersebut
dapat diminimalisir atau dengan kata lain metode atau
pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan
dalam tingkat mana.
Hierarki Pengendalian
Pengendalian adalah proses, peraturan, alat,
pelaksanaan
atau
tindakan
yang
berfungsi
meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang
positif. (AS/NZS 4360:2000)
Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan
pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan
mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb
(Tranter, 1999) :
1.

Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah awal dan solusi terbaik
dalam mengendalikan paparan, namun juga langkah
yang paling sulit untuk dilaksanakan.
Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi
substansi/ proses tanpa mengganggu kelangsungan
produksi secara keseluruhan.
Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada
produksi bahan bakar.
2. Substitusi
Jika suatu sumber bahaya tidak dapat
dihilangkan secara keseluruhan maka akan
membutuhkan banyak trial-and error.
contoh : penggunaan minyak daripada merkuri
dalam barometer, penyapuan dengan sistem
basah pada debu timbal dibandingkan dengan
penyapuan kering.
3. Pengendalian Engineering
Memiliki kemampuan untuk merubah jalur
transmisi bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari
bahaya.
Sedangkan dalam Pengendalian Engineering,
terdapat tiga macam alternative antara lain :
• Isolasi
Menghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan
pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun
pekerja
• Guarding
Mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara sumber
bahaya dengan pekerja.
• Ventilasi
Cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi
udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu dan
mengontrol kontaminan.
4. Pengendalian Administratif
Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir
karena
mengandalkan
sikap
dan
kesadaran
pekerja. Baik untuk jenis risiko rendah,
sedangkan
tipe risiko yang signifikan harus disertai
dengan
pengawasan dan peringatan.
Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan
rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang
berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara
Lain :
a.

b.

c.
d.

e.

f.

Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi tingkat
paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja
dengan pekerja lain.
Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja
dalam melakukan pekerjaan secara aman. Dengan
pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya pekerjaan,
maka akan membantu pekerja untuk mengambil keputusan.
Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan
kontaminan lain yang bisa menjadi jalur pemajan.
Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting
untuk
meminimalkan
penuruna
performance
dan
memperbaiki kerusakan lebih dini.
Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan
dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja
yang terpapar paling sedikit
Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai risiko
dan memonitor efektivitas pengendalian yang sudah
dijalankan.
5. PPE (Personal Protective Equipment)
Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi
bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti
respirator, sarung tangan dan overall dan apron,
boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran
(earplug, earmuff), dll.
Assigning Residual Risk
Once control measures have been
selected and implemented, a check is done to
ensure that the control measures have
reduced the risk. This is done by reassessing
the hazard using the risk matrix with
consideration given to all the control measures
that have been put in place. This risk
assessment rating is called the residual risk
rating: the risk rating that is acceptable after
all control measures have been implemented.
The original risk assessment for a fork lift
allocated a risk priority rating of E (ie severe
consequences and likely to occur based on the use
of the fork lift, the amount of people in the area of the
fork lift use, the design and set-up of the area in
which the fork lift is used and experience of people
operating fork lift). This risk rating should be reduced
after the control measures are enacted because:
• alternative lifting practices have been implemented in
high traffic areas (subs)
• the fork lift area has been isolation (isolation)
• safe operational procedures are developed and staff
have been trained (adm)
• high visibility clothing is worn.(ppe)
When the risk matrix is now used to determine the
risk it allows for the allocation of a residual risk rating at
M. While the consequences of an accident are still
deemed to be „severe‟ the likelihood is rated now rated at
„unlikely‟.
Fork lift hazard
Likelihood

Consequences
Major

Medium

Minor

Negligible

(1)

Almost certain

Severe

(2)

(3)

(4)

(5)

E

H

H

M

M

H

H

M

M

L

H

M

M

L

L

M

M

L

L

T

M

L

L

T

T

(A)
Likely
(B)
Possible
(C)
Unlikely
(D)
Rare
(E)
Hazard identification and the risk
assessment register
Once the control measures have been initiated
and the risk associated with the hazard has been
reduced, the date is recorded on the register.
Following is a sample of a Hazard identification
and risk assessment register to show:
• the recording of a potential hazard (use of a fork lift at
an event)
• the risk assessment for this activity . E, M
• the control measures identified to reduce the risk of
the hazard occurring
• the residual risk after the control measures have
been put in place
You will note that while the risk can not be eliminated, the introduction of
control measures to reduce the risk has reduced the severity and
likelihood of the fork lift causing injury at the event.
STUDY CASE

Pak Ergo dalam pekerjaannya mengangkut
sampah memiliki beberapa bahaya dengan
tingkat keseringan dan konsekuensi yang
berbeda-beda. Diantaranya adalah Lubang yang
ada dijalan, dalam 30 hari kerja saja, Pak ergo
tersandung dan jatuh di lubang itu sebanyak 3
kali. Bahaya yang kedua adalah bahaya dari
berat sampah yang dia bawa, dengan beban 11
kg perhari dapat menimbulkan bahaya MSD yang
cukup menyakitkan. Bahaya yang ketiga adalah
Toxic atau racun yang dibebkan oleh sampah
yang dia bawa. Walaupun beliau tidak pernah
keracunan, tp bahaya toxic dari sampah tetap
ada.
Dan bahaya terakhir adalah awkward posture atau postur
yang tidak sesuai, hampir setiap hari Pak ergo mengeluh
pegal-pegal dan LBP setelah melakukan pekerjaannya.
Selesaikan masalah tersebut dengan Assigning Residual
Risk dan Hazard identification and the risk assessment
register!
Penyelesaian
Hazard 1 : Jalan berlubang
Likelihood = dalam sebulan, atau 30 hari kerja Pak
Ergo jatuh sebanyak 3 kali. Maka dikategorikan dalam
kategori Rare
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo jatuh
maka sampah yang diangkut akan berjatuhan dan
mengakibatkan luka fisik, bisa dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood

Consequences

Major

Medium

Minor

Negligible

(1)

Almost certain

Severe

(2)

(3)

(4)

(5)

E

H

H

M

M

H

H

M

M

L

H

M

M

L

L

M

M

L

L

T

M

L

L

T

T

(A)

Likely
(B)

Possible
(C)

Unlikely
(D)

Rare
(E)

Maka, nilai dalam kategori L
Penyelesaian
Hazard 2 : Berat beban
Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal
hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori
Almost certain.
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
membawa beban berat yang berkepanjangan maka dapat
menimbulkan MSD atau bahkan kelainan otot, maka bisa
dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood

Consequences

Major

Medium

Minor

Negligible

(1)

Almost certain

Severe

(2)

(3)

(4)

(5)

E

H

H

M

M

H

H

M

M

L

H

M

M

L

L

M

M

L

L

T

M

L

L

T

T

(A)

Likely
(B)

Possible
(C)

Unlikely
(D)

Rare
(E)

Maka, nilai dalam kategori H
Penyelesaian
Hazard 3 : Toxic
Likelihood = Selama ini pak ergo belum pernah
mengalami keracunan. Maka dikategorikan dalam
kategori Rare
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
keracunan sangatlah fatal, maka bisa dikategorikan
severe.
Dilihat dalam tabel
Likelihood

Consequences

Major

Medium

Minor

Negligible

(1)

Almost certain

Severe

(2)

(3)

(4)

(5)

E

H

H

M

M

H

H

M

M

L

H

M

M

L

L

M

M

L

L

T

M

L

L

T

T

(A)

Likely
(B)

Possible
(C)

Unlikely
(D)

Rare
(E)

Maka, nilai dalam kategori M
Penyelesaian
Hazard 4 : Postur Salah
Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal
pada bagian punggung hampir setiap hari. Maka
dikategorikan dalam kategori Almost certain.
Concequence = Konsekuensi jika pak ergo
melakukan pekerjaannya dengan postur yang salah dapat
menimbulkan LBP atau bahkan kelainan otot, maka bisa
dikategorikan medium.
Dilihat dalam tabel
Likelihood

Consequences

Major

Medium

Minor

Negligible

(1)

Almost certain

Severe

(2)

(3)

(4)

(5)

E

H

H

M

M

H

H

M

M

L

H

M

M

L

L

M

M

L

L

T

M

L

L

T

T

(A)

Likely
(B)

Possible
(C)

Unlikely
(D)

Rare
(E)

Maka, nilai dalam kategori H
Dari penilaian dengan tabel diatas,
yang memiliki resiko tinggi atau
kategiri H adalah bahaya Berat beban
dan Postur Tubuh yang salah, maka
kedua hazard tersebut, kita identifikasi
dalam tabel berikut :
Berat Beban
Date Hazard
Description of
hazard and
location

Membawa
beban yang
berat saat
bekerja
memungut
sampah

Risk

Control measures

Combin Eliminate, substitute,
isolate,
ed
rating of Engineer.
severity
and
likelihoo
d
• Eliminate =
Pelarangan membuang
H
sampah sembarangan.
• Substitute = Dengan
mengganti gerobak
sampah dengan mobil
sampah.
• Engineering controls =
Dengan menambal
lubang, perancangan
roda dengan peer.

Responsibilit Date Date
y
to be rectifi
Person
rectifi ed
responsible ed
for carrying
out the
control
measure
Manajer
Operasi
Universitas

RR
Residual
risk –
lowest
level of
risk
possible

T
Postur Salah
Date Hazard
Description of
hazard and
location

Menarik
gerobak
sampah
dengan postur
yang tidak
sesuai

Risk
Combin
ed
rating of
severity
and
likelihoo
d
H

Control measures

Responsibilit Date Date
y
Eliminate, substitute,
to be rectifi
isolate,
Person
rectifi ed
responsible ed
Engineer.
for carrying
out the
control
measure
•Substitute = mengganti Manajer
gerobak dengan
Operasi
Universitas
gerobak yang sesuai
dengan postur tubuh
pak ergo
• Engineering controls =
Dengan menambahkan
alat bantu ergonomi dan
merancang ulang
gerobak.
• PPE= Penggunaan
peralatan seperi sarung
tangan, sepatu boots,
dll.

RR
Residual
risk –
lowest
level of
risk
possible

T

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAJohan19931106
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjanur efa aripka
 
Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)indah genesya
 
Materi K3
Materi K3Materi K3
Materi K3otegra
 
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)yunussetyawan07
 
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Heru Syahrudin
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lhmuhammad reza
 
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...ANGGI ANGGARA MALIK
 
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )Amelia Febiani
 
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamananPengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamananym.ygrex@comp
 
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)Marlinda
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)shazli setiawan
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkesrio246193
 

La actualidad más candente (19)

Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJAPengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
Pengertian (DEFINISI) K3 (KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KESEHATAN) KERJA
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerja
 
Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)Pak (penyakit akibat kerja)
Pak (penyakit akibat kerja)
 
Materi K3
Materi K3Materi K3
Materi K3
 
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)
K3(keselamatan,keamanan dan kesehatan)
 
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dasar dasar keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
 
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...
Menerapkan keselamatam dam kesehatan kerja dalam pemeliharaan instalasi listr...
 
Modul K3
Modul K3Modul K3
Modul K3
 
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )
Materi Etika Profesi " Menganalisis Penyakit Akibat Kerja" ( SMK KELAS X )
 
K3
K3K3
K3
 
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamananPengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
Pengantar tentang prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan
 
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
Lingkungan Fisik Kantor (TATA UDARA)
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
K3
K3K3
K3
 
Modul k3
Modul k3Modul k3
Modul k3
 
Ppt hiperkes
Ppt hiperkesPpt hiperkes
Ppt hiperkes
 

Destacado

tph-traffic-health-impacts
tph-traffic-health-impactstph-traffic-health-impacts
tph-traffic-health-impactsKim Perrotta
 
Fichas de la OCDE MEXICO
Fichas de la OCDE MEXICOFichas de la OCDE MEXICO
Fichas de la OCDE MEXICOItzel Alaniz
 
Ejemplos de la patagonia norte
Ejemplos de la patagonia norteEjemplos de la patagonia norte
Ejemplos de la patagonia nortemic18vargas
 
Registro n°1
Registro n°1Registro n°1
Registro n°1camila_94
 
Экологические проблемы, волнующие российское общество
Экологические проблемы, волнующие российское обществоЭкологические проблемы, волнующие российское общество
Экологические проблемы, волнующие российское обществоSochi National Park
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university aanansor
 

Destacado (12)

tph-traffic-health-impacts
tph-traffic-health-impactstph-traffic-health-impacts
tph-traffic-health-impacts
 
Ficha de ortografia 2015
Ficha de ortografia 2015Ficha de ortografia 2015
Ficha de ortografia 2015
 
Fichas de la OCDE MEXICO
Fichas de la OCDE MEXICOFichas de la OCDE MEXICO
Fichas de la OCDE MEXICO
 
B2. RL-PSdl
B2. RL-PSdlB2. RL-PSdl
B2. RL-PSdl
 
Ejemplos de la patagonia norte
Ejemplos de la patagonia norteEjemplos de la patagonia norte
Ejemplos de la patagonia norte
 
Registro n°1
Registro n°1Registro n°1
Registro n°1
 
IMS Vietnam Report - 2004
IMS Vietnam Report - 2004IMS Vietnam Report - 2004
IMS Vietnam Report - 2004
 
Экологические проблемы, волнующие российское общество
Экологические проблемы, волнующие российское обществоЭкологические проблемы, волнующие российское общество
Экологические проблемы, волнующие российское общество
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
 
Pink city jaipur
Pink city jaipurPink city jaipur
Pink city jaipur
 
Haridwar greens
Haridwar greensHaridwar greens
Haridwar greens
 
Nnn
NnnNnn
Nnn
 

Similar a BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY

Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Azmi Nur Rabrusun
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfssuserc8afba1
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjaSantiYuliandari
 
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerjaRasyad Hermawan
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaJoko Isnanto
 
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdfBAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdfwidya584237
 
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturPengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturDiki Falyana
 
Resume kesehatan kerja ardhi
Resume kesehatan kerja ardhiResume kesehatan kerja ardhi
Resume kesehatan kerja ardhiAnna Dwi L
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfMuhIbad1
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfDimasBayuAdiPutra1
 
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.pptergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.pptAgengSPILTollIndones
 
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptx
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptxRISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptx
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptxaestheticaislamy1
 

Similar a BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY (20)

Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
 
Materi plh huki
Materi plh hukiMateri plh huki
Materi plh huki
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
 
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
NAB.ppt
NAB.pptNAB.ppt
NAB.ppt
 
NAB.ppt
NAB.pptNAB.ppt
NAB.ppt
 
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdfBAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
Keskerja
KeskerjaKeskerja
Keskerja
 
Shkk
ShkkShkk
Shkk
 
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufakturPengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
Pengawasan norma k3 lingkungan kerja manufaktur
 
Resume kesehatan kerja ardhi
Resume kesehatan kerja ardhiResume kesehatan kerja ardhi
Resume kesehatan kerja ardhi
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdf
 
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdfSlide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
Slide-PRO205-PRO205-Slide-11-program.pdf
 
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.pptergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
ergonomi-dan-kesehatan-kerja-terhadap-produktivitas.ppt
 
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptx
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptxRISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptx
RISIKO DAN HAZARD K3 DALAM ASUHAN KEPERAWATAN HAH.pptx
 
04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf04_Menerapkan K3.pdf
04_Menerapkan K3.pdf
 

Más de aanansor

Tugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakTugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakaanansor
 
Minggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaMinggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaaanansor
 
Minggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryMinggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryaanansor
 
Minggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityMinggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityaanansor
 
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University aanansor
 
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONBAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONaanansor
 
Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2aanansor
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan eaanansor
 
bahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan ebahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan eaanansor
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&Eaanansor
 
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&EWaktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&Eaanansor
 

Más de aanansor (11)

Tugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakTugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobak
 
Minggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaMinggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerja
 
Minggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryMinggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometry
 
Minggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityMinggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom university
 
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
 
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONBAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
 
Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan e
 
bahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan ebahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan e
 
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&EFisiologi Kerja Telkom University PK&E
Fisiologi Kerja Telkom University PK&E
 
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&EWaktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
 

BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY

  • 3. LINGKUNGAN FISIK DEFINISI Pada dasarnya, manusia memiliki keterbatasan pada kemampuan dirinya. Keterbatasan itu yang membuat manusia bergantung pada faktor-faktor lain di luar batas kontrolnya dalam bekerja. Padahal keterbatasan manusia itulah yang sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah pada sistem kerja seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja Lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja manusia. Lingkungan kerja yang tidak baik akan menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan bahkan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Pemahaman yang baik dalam lingkungan kerja yang optimal diharapkan akan meningkatkan kenyamanan dan meminimalisir gangguan yang dapat diterima seorang pekerja dalam pekerjaannya
  • 4. Beberapa hal yang mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik adalah : Temperatur Sirkulasi Udara Gravitasi Ketinggian Kelembaban Faktor Pengaruh Lingkungan Warna Cahaya Kebisingan Getaran
  • 5. TEMPERATUR Menurut studi yang dilakukan, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979): • 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental. • 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik. • 24 derajat celcius kondisi kerja optimum. • 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.
  • 6. TEMPERATUR Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24 sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)
  • 7. Cara-cara untuk mengendalikan suhu badan agar tetap konstan : 1. 2. 3. Pengendalian suplai darah kepada dan dari kulit. Jika kulit kedinginan, darah akan membawa panas dari dalam badan (suhu inti) kekulit, sedangkan darah yang dingin dari kulit akan menarik diri kebagian dalam badan. Disamping itu, kulit akan menyempitkan pori-pori hingga penurunan suhu akan terhambat. Mengendalikan suhu dengan jalan berkeringat. Jika kulit kepanasan, darah dari badan bagian dalam akan makin banyak mengalir kebagian kulit, dan keringat akan mengalir keluar melalui kulit. Meningkatkan produksi panas. Dengan menggerakkan otot (menggigil atau olah raga) proses metabolisme akan menjadi lebih giat sehingga panas akan lebih banyak dihasilkan. Sebaliknya, apabila produksi panas hendak diturunkan, maka badan harus didinginkan agar proses katabolisme otot dan organ-organ lain menjadi lebih besa
  • 8. SIRKULASI UDARA Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita hirup akan terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan lain. Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas. Sepertidalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya. Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik untuk suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Sirkulasi udara dapat direkayasa dengan menggunakan sistem pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara (supply system) dengan menggunakan fan
  • 9. KELEMBABAN Kelembaban adalah ukuran banyaknya kadar air yang terkandung dalam udara. Kelembaban biasanya dinyatakan dengan persentase (%). Keseimbangan tersebut akan memenuhi rumus :
  • 10. KELEMBABAN Jadi dapat disimpulkan bahwa “Semakin tinggi dan lembap lingkungan kerja, maka akan semakin banyak juga oksigen yang diperlukan untuk metabolisme dan akan semakin cepat juga peredaran darah dalam tubuh kita, sehingga denyut jantung akan semakin cepat. Ini berakibat pengurangan energi yang sangat besar pada tubuh manusia sehingga pekerja akan cepat lelah”
  • 11. CAHAYA Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang suram, mengakibatkan mata pekerja cepat lelah karena mata berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat objek sangat jelas ditentukan oleh: ukuran objek, derajat kontras diantara objek dan sekelilingnya, luminansi, dan lamanya melihat.
  • 12. CAHAYA CIE (Commission International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating Engineers Society) telah menerbitkan tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan.
  • 13. GETARAN Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Alat untuk mengukur getaran dinamakan vibrasi meter Gangguan yang disebabkan getaran mekanis : • Mempengaruhi konsentrasi bekerja • Mempercepat datangnya kelelahan • Dapat menimbulkan beberapa penyakit ( gangguan mata, saraf peredaran, dan lain-lain )
  • 14. KEBISINGAN Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek (dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia : • Lama bunyi • Intensitas bunyi • Frekuensi bunyi
  • 15. Contoh ukuran Kebisingan Desibel 120 Halilintar 110 Meriam 100 Mesin uap 90 Perusahaan sangat gaduh 80 Peluit polisi 70 Kantor gaduh 60 Radio 50 Rumah gaduh 40 Kantor umumnya 30 Rumah tenang 20 Percakapan 10 Menulikan Batas dengantertinggi Suara daun-daun 0 Batas dengar terendah Sangat hiruk Kuat Sedang Tenang Sangat tenang
  • 16. KETINGGIAN Bekerja dalam ketinggian memiliki beberapa efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari operator, yaitu : Efek dalam transfer Efek Bernafas Oksigen Efek Kardiovaskular Efek dalam proses Blood Oxygenation Efek Psikologi Efek Supply Oksigen ke Otot
  • 17. GRAVITASI Dimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi? Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang berpengaruh dalam tubuh manusia : • Penurunan kemampuan motorik • Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di Bumi Namun, biasanya, setlah beberapa saat mereka dalam keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan berkurang.
  • 19. Bahaya (Hazard) Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil yang negatif. (Cross, 1998) Potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimanamana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter 1999)
  • 20. Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : 1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard) Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian, kerusakan property perusahaan yang bersifat akut. Sedangkan Jenis bahaya keselamatan : a. Bahaya mekanik : disebablkan oleh mesin atau alat kerja mekanik (tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset) b. Bahaya elektrik : disebabkan peralatan yang mangandung arus listrik c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable (mudah terbakar) d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)
  • 21. 2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard) Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan : a. Bahaya fisik : kebisingan, getaran, radiasi ion dan nonpengionm suhu ekstrim dan pencahayaan b. Bahaya kimia : material/bahan yang bersifat antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor c. Bahaya Ergonomi : repetitive movement, static posture, manual handling dan postur janggal. d. Bahaya Biologi : makhluk hidup di lingkungan kerja (bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur yang bersifat patogen) e. Bahaya psikologi : beban kerja terlalu berat, hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman
  • 22. Risiko Berikut merupakan beberapa Definisi Resiko dari beberapa sumber : • Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik” (Cross, 1998) • Menurut AS/NZS 4360:2004 risiko adalah peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek
  • 23. • Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut AS/NZS 4360:2004 “Risk = Consequence X Likelihood” Likelihood Consequence : kemungkinan munculnya sebuah peristiwa : dampak ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.
  • 24. Risiko dibagi menjadi 5 macam (menurut Risk Assesment and Management Handbook: For Enviromental, health, and safety profesional) : 1. Risiko Keselamatan (Safety Risk) Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level exposure, high-consequence accident, bersifat akut, menimbulkan efek secara langsung. 2. Risiko Kesehatan (Health Risk) Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level exposure, low-consequence, long-latency, delayed effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik.
  • 25. 3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological Risk) Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitatdan dampak ekosistem yang mungkin bisa bermanisfestasi jauh dari sumber risiko. 4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill Risk) Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang performance sebuah organisasi/produk, nilai property, estetika, dan penggunaan sumber daya terbatas.
  • 26. 5. Risiko Keuangan (Financial Risk) Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek dari kerugian property, perhitungan asuransi, pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian dan aspek finansial. Risiko ini menjadi pertimbangan utama bagi stakeholder berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat efektivitas dan efisiensi.
  • 27. Manajemen Risiko Manajemen risiko sebagai proses menghilangkan/meminimalkan efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki olehsebuah sistem kerja. (Djunaedi,2005) Beberapa keuntungan yang diperoleh perusahan jika menerapkan manajemen risiko (menurut AS/NZS 4360:2004) : 1. Fewer Surprise (Pengendalian kejadian tidak diinginkan) identifikasi dan usaha untuk menurunkan probabilitas dan mengurangi efek buruk. 2. Exploitation of opportunity Sikap pencarian kemungkinan akan meningkat jika sesorang memiliki kepercayaan diri akan pengetahuan tentang risiko dan dapat mengendalikannya. 3. Improved planning, performance,and efffectiveness Akses terhadap informasi strategis tentang organisasi, proses serta lingkungan membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif.
  • 28. 4. Economy and efficiency Efisisensi akan tercapai dengan lebih fokus pada sumber daya, perlindungan aset dan menghindari biaya kesalahan. 5. Improved Stakeholder Relationship Mendorong komunikasi antara organisasi dengan stakeholder mengenai alasan pengambilan suatu keputusan. 6. Improved Information for decision making Menyediakan informasi dan analisis akurat sebagai penunjang pengambilan keputusan dalam hal investasi dan merger. 7. Enhanced reputation Investor, pemberi dana, suppliers dan pelanggan akan lebih tertarik pada perusahaan yang telah dikenal melakukan manajemen resiko dengan baik.
  • 29. 8. Director protection Pekerja akan lebih hati-hati dan waspada terhadap risiko. 9. Accountability, assurance, and governance Keuntungan dan kelangsungan akan diperoleh dengan melaksanakan dan mendokumentasikan pendekatan yang dilaksanakan perusahaan. 10. Personal wellbeing Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara umum akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pribadi
  • 30. Komponen utama dalam manajemen risiko yang dikeluarkan AS/NZS 4360:2004, antara lain : • Komunikasi dan Konsultasi • Penetapan Tujuan • Identifikasi Risiko • Analisis Risiko • Evaluasi Risiko • Pengendalian Risiko • Monitor dan Review
  • 31. Gambaran Proses Managemen Risiko AS/NZS 4360:2004
  • 32. Identifikasi Risiko Tujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan daftar komprehensif sumber risiko dan kejadian yang mengikutinya yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa hal terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden, konsekuensi, penyebab kejadian, pengendalian, waktu dan tempat. (HB 436:2004) Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, suvei, kuisioner, checklist, dan incient database. (HB 436:2004)
  • 33. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi potensi bahaya dalam kegiatan industri (Kolluru,1996), antara lain : • What if/check list Setiap proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming untuk memformulasikan setiap pertanyaan meliputi kejadian yang akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. • HAZOPS (Hazard and Operability Study) Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan dengan mempelajari setiap tahapan proses untuk mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang ada.
  • 34. • FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut. • FTA (Fault Tree Analysis) Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah terjadinya kecelakaan. • ETA (Event Tree Analysis) Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan. • JHA (Job Hazard Analysis) tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian muncul.
  • 35. Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan JHA, antara lain: 1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit yang tinggi 2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat/sakit 3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan dapat memicu kecelakaan parah/luka 4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur 5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaanya.
  • 36. Analisis Risiko Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996) Dalam analisis terdapat data pendukung yang digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS 4360:2004) Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL : kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi-kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci risiko yang ada.(AS/NZS 4360:2004)
  • 37. Tipe-tipe Analisis Risiko Analisis Kualitatif 1. Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan mendalam. Analisis ini digunakan saat : • Penilaian kuantitatif tidak diperlukan • Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan analisis yang lebih kecil • Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical • Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
  • 38. 2. Analisis Semi-kuantitatif • Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus (formula) matematika. • Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan kensekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan, gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain (Kollluru,1996) • Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi objektif. Ketetapan perhitungan tergantung dari pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)
  • 39. 3. Analisis Kuantitatif • Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan data dari berbagai sumber. • Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling hasil hasil dari kejadian/kumpulan kejadian/memperkirakan kemungkinan dari studi eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
  • 40. CONTROLLING RISK Setelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya, maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan dan pekerjanganya agar risiko tersebut dapat diminimalisir atau dengan kata lain metode atau pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan dalam tingkat mana.
  • 41. Hierarki Pengendalian Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang positif. (AS/NZS 4360:2000) Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb (Tranter, 1999) :
  • 42. 1. Eliminasi Eliminasi merupakan langkah awal dan solusi terbaik dalam mengendalikan paparan, namun juga langkah yang paling sulit untuk dilaksanakan. Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi substansi/ proses tanpa mengganggu kelangsungan produksi secara keseluruhan. Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada produksi bahan bakar.
  • 43. 2. Substitusi Jika suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan maka akan membutuhkan banyak trial-and error. contoh : penggunaan minyak daripada merkuri dalam barometer, penyapuan dengan sistem basah pada debu timbal dibandingkan dengan penyapuan kering. 3. Pengendalian Engineering Memiliki kemampuan untuk merubah jalur transmisi bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari bahaya.
  • 44. Sedangkan dalam Pengendalian Engineering, terdapat tiga macam alternative antara lain : • Isolasi Menghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun pekerja • Guarding Mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara sumber bahaya dengan pekerja. • Ventilasi Cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu dan mengontrol kontaminan.
  • 45. 4. Pengendalian Administratif Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir karena mengandalkan sikap dan kesadaran pekerja. Baik untuk jenis risiko rendah, sedangkan tipe risiko yang signifikan harus disertai dengan pengawasan dan peringatan. Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara Lain :
  • 46. a. b. c. d. e. f. Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi tingkat paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja dengan pekerja lain. Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja dalam melakukan pekerjaan secara aman. Dengan pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya pekerjaan, maka akan membantu pekerja untuk mengambil keputusan. Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan kontaminan lain yang bisa menjadi jalur pemajan. Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting untuk meminimalkan penuruna performance dan memperbaiki kerusakan lebih dini. Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang terpapar paling sedikit Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai risiko dan memonitor efektivitas pengendalian yang sudah dijalankan.
  • 47. 5. PPE (Personal Protective Equipment) Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti respirator, sarung tangan dan overall dan apron, boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff), dll.
  • 48. Assigning Residual Risk Once control measures have been selected and implemented, a check is done to ensure that the control measures have reduced the risk. This is done by reassessing the hazard using the risk matrix with consideration given to all the control measures that have been put in place. This risk assessment rating is called the residual risk rating: the risk rating that is acceptable after all control measures have been implemented.
  • 49. The original risk assessment for a fork lift allocated a risk priority rating of E (ie severe consequences and likely to occur based on the use of the fork lift, the amount of people in the area of the fork lift use, the design and set-up of the area in which the fork lift is used and experience of people operating fork lift). This risk rating should be reduced after the control measures are enacted because: • alternative lifting practices have been implemented in high traffic areas (subs) • the fork lift area has been isolation (isolation) • safe operational procedures are developed and staff have been trained (adm) • high visibility clothing is worn.(ppe)
  • 50. When the risk matrix is now used to determine the risk it allows for the allocation of a residual risk rating at M. While the consequences of an accident are still deemed to be „severe‟ the likelihood is rated now rated at „unlikely‟. Fork lift hazard Likelihood Consequences Major Medium Minor Negligible (1) Almost certain Severe (2) (3) (4) (5) E H H M M H H M M L H M M L L M M L L T M L L T T (A) Likely (B) Possible (C) Unlikely (D) Rare (E)
  • 51. Hazard identification and the risk assessment register Once the control measures have been initiated and the risk associated with the hazard has been reduced, the date is recorded on the register. Following is a sample of a Hazard identification and risk assessment register to show: • the recording of a potential hazard (use of a fork lift at an event) • the risk assessment for this activity . E, M • the control measures identified to reduce the risk of the hazard occurring • the residual risk after the control measures have been put in place
  • 52. You will note that while the risk can not be eliminated, the introduction of control measures to reduce the risk has reduced the severity and likelihood of the fork lift causing injury at the event.
  • 53. STUDY CASE Pak Ergo dalam pekerjaannya mengangkut sampah memiliki beberapa bahaya dengan tingkat keseringan dan konsekuensi yang berbeda-beda. Diantaranya adalah Lubang yang ada dijalan, dalam 30 hari kerja saja, Pak ergo tersandung dan jatuh di lubang itu sebanyak 3 kali. Bahaya yang kedua adalah bahaya dari berat sampah yang dia bawa, dengan beban 11 kg perhari dapat menimbulkan bahaya MSD yang cukup menyakitkan. Bahaya yang ketiga adalah Toxic atau racun yang dibebkan oleh sampah yang dia bawa. Walaupun beliau tidak pernah keracunan, tp bahaya toxic dari sampah tetap ada.
  • 54. Dan bahaya terakhir adalah awkward posture atau postur yang tidak sesuai, hampir setiap hari Pak ergo mengeluh pegal-pegal dan LBP setelah melakukan pekerjaannya. Selesaikan masalah tersebut dengan Assigning Residual Risk dan Hazard identification and the risk assessment register!
  • 55. Penyelesaian Hazard 1 : Jalan berlubang Likelihood = dalam sebulan, atau 30 hari kerja Pak Ergo jatuh sebanyak 3 kali. Maka dikategorikan dalam kategori Rare Concequence = Konsekuensi jika pak ergo jatuh maka sampah yang diangkut akan berjatuhan dan mengakibatkan luka fisik, bisa dikategorikan medium.
  • 56. Dilihat dalam tabel Likelihood Consequences Major Medium Minor Negligible (1) Almost certain Severe (2) (3) (4) (5) E H H M M H H M M L H M M L L M M L L T M L L T T (A) Likely (B) Possible (C) Unlikely (D) Rare (E) Maka, nilai dalam kategori L
  • 57. Penyelesaian Hazard 2 : Berat beban Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori Almost certain. Concequence = Konsekuensi jika pak ergo membawa beban berat yang berkepanjangan maka dapat menimbulkan MSD atau bahkan kelainan otot, maka bisa dikategorikan medium.
  • 58. Dilihat dalam tabel Likelihood Consequences Major Medium Minor Negligible (1) Almost certain Severe (2) (3) (4) (5) E H H M M H H M M L H M M L L M M L L T M L L T T (A) Likely (B) Possible (C) Unlikely (D) Rare (E) Maka, nilai dalam kategori H
  • 59. Penyelesaian Hazard 3 : Toxic Likelihood = Selama ini pak ergo belum pernah mengalami keracunan. Maka dikategorikan dalam kategori Rare Concequence = Konsekuensi jika pak ergo keracunan sangatlah fatal, maka bisa dikategorikan severe.
  • 60. Dilihat dalam tabel Likelihood Consequences Major Medium Minor Negligible (1) Almost certain Severe (2) (3) (4) (5) E H H M M H H M M L H M M L L M M L L T M L L T T (A) Likely (B) Possible (C) Unlikely (D) Rare (E) Maka, nilai dalam kategori M
  • 61. Penyelesaian Hazard 4 : Postur Salah Likelihood = Pak ergo mengeluhkan pegal pegal pada bagian punggung hampir setiap hari. Maka dikategorikan dalam kategori Almost certain. Concequence = Konsekuensi jika pak ergo melakukan pekerjaannya dengan postur yang salah dapat menimbulkan LBP atau bahkan kelainan otot, maka bisa dikategorikan medium.
  • 62. Dilihat dalam tabel Likelihood Consequences Major Medium Minor Negligible (1) Almost certain Severe (2) (3) (4) (5) E H H M M H H M M L H M M L L M M L L T M L L T T (A) Likely (B) Possible (C) Unlikely (D) Rare (E) Maka, nilai dalam kategori H
  • 63. Dari penilaian dengan tabel diatas, yang memiliki resiko tinggi atau kategiri H adalah bahaya Berat beban dan Postur Tubuh yang salah, maka kedua hazard tersebut, kita identifikasi dalam tabel berikut :
  • 64. Berat Beban Date Hazard Description of hazard and location Membawa beban yang berat saat bekerja memungut sampah Risk Control measures Combin Eliminate, substitute, isolate, ed rating of Engineer. severity and likelihoo d • Eliminate = Pelarangan membuang H sampah sembarangan. • Substitute = Dengan mengganti gerobak sampah dengan mobil sampah. • Engineering controls = Dengan menambal lubang, perancangan roda dengan peer. Responsibilit Date Date y to be rectifi Person rectifi ed responsible ed for carrying out the control measure Manajer Operasi Universitas RR Residual risk – lowest level of risk possible T
  • 65. Postur Salah Date Hazard Description of hazard and location Menarik gerobak sampah dengan postur yang tidak sesuai Risk Combin ed rating of severity and likelihoo d H Control measures Responsibilit Date Date y Eliminate, substitute, to be rectifi isolate, Person rectifi ed responsible ed Engineer. for carrying out the control measure •Substitute = mengganti Manajer gerobak dengan Operasi Universitas gerobak yang sesuai dengan postur tubuh pak ergo • Engineering controls = Dengan menambahkan alat bantu ergonomi dan merancang ulang gerobak. • PPE= Penggunaan peralatan seperi sarung tangan, sepatu boots, dll. RR Residual risk – lowest level of risk possible T