SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Pengertian Ekologi Hewan – Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini 
Pustaka Sekolah akan berbagi artikel yang akan membahas mengenai Pengertian 
Ekologi Hewan. Ekologi berasal dari bahasa Yunani; Oikos artinya rumah , Logos 
artinya ilmu. Dan Jika digabungkan menjadi kata ekologi heawan, maka akan 
didapapat pengertian sebagai berikut. 
Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi 
antara hewan dengan lingkungan biotic dan abiotik secara langsung 
maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan 
hewan tersebut. Sasaran utama ekologi hewan adalah pemahaman mengenai aspek-aspek 
dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu, populasi, 
komunitas dan ekosistem yang ditempatinya, meliputi pengenalan pola proses 
interaksi serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan maupun 
ketidakberhasilan organisme-organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam 
mempertahankan keberadaannya.
Berbagai faktor dan proses ini merupakan informasi yang dapat dijadikan dasar 
dalam menyusun permodelan, peramalan dan penerapannya bagi kepentingan 
manusia, seperti; habitat, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, perilaku 
(behavior) dan lain-lain. Setelah mempelajari dan memahami hal-hal tersebut, 
maka pengetahuan ini dapat kita manfaatkan untuk misalnya, memprediksi 
kelimpahannya dan menganalisis keadaannya serta peranannya dalam ekosistem, 
menjaga kelestariannya serta kegiatan lainnya yang menyangkut keberadaan 
hewan tersebut. Sebagai contoh, kita mempelajari salah satu jenis hewan mulai dari 
habitatnya di alam, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, prilakunya, dan 
lain-lain. Setelah semua dipahami dengan pengamatan dan penelitian yang cermat 
dan teliti, maka pengetahuan itu dapat kita manfaatkan misalnya dalam menjaga 
kelestariannya di alam dengan menjaga keutuhan lingkungan, habitat 
alaminya,memprediksi kelimpahan populasinya kelak, menganalisis perannya 
dalam ekosistem, membudidayakannya serta kegiatan lainnya dengan 
mengoptimalkan kondisi lingkungannya menyerupai habitat aslinya. Ruang 
Lingkup Ekologi Hewan Adapun ruang lingkup ekologi hewan dapat dibagi 
dalam 2 bagian, yaitu; Synekologidan Autekologi. Synekologi adalah materi 
bahasan dalam kajian atau penelitiannya ialah komunitas dengan berbagai interaksi 
antar populasi yang terjadi dalam komunitas tersebut. Contohnya; mempelajari 
atau meneliti tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang 
surut. Autekologi adalah kajian atau penelitian tentang species, yaitu mengenai 
aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu species hewan. 
Contohnya adalah meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat 
buah (Drosophila sp.), mulai dari habitat, makanan, fekunditas, reproduksi, 
perilaku, respond an lain-lain. Manfaat Ekologi Hewan Ekologi hewan bagi 
manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai terapan dalam kehidupan 
manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut masalah-masalah pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan konservasi 
satwa liar. Kisaran toleransi dan faktor-faktor pembatas telah banyak diterapkan 
dalam bidang-bidang tersebut. Konsep-konsep tersebut juga telah melandasi 
penanganan berbagai masalah seperti pengendalian hama dan penyakit, 
penggunaan berbagai species hewan tertentu sebagai indicator menunjukkan 
terjadinya perubahan kondisi lingkungan, hubungan predator mangsa dan 
parasitoid – inang, vector penyebar penyakit, pengelolaan dan upaya-upaya 
konservasi satwa liar yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun 
exsitu ( pemeliharaan di lingkungan buatan yang menyerupai habitat aslinya) dan 
lain-lain. Banyak masalah-masalah yang terpecahkan dengan mempelajari ekologi 
hewan yang senantiasa berlandaskan pada konsep efisiensi ekologi. Aplikasi 
Konsep Ekologi Hewan Dalam perkembangannya ekologi telah mengalami 
diversivikasi dengan lahirnya cabang-cabang ilmu ekologi lainnya yang lebih 
spesifik, dengan materi yang terbatas, khusus dan mendalam yang didasarkan atas 
kelompok organisme, misalnya; Ekologi Tumbuhan, Ekologi hewan, Ekologi 
Parasit, Ekologi Gulma, Ekologi Serangga, ekologi Burung dan lainnya. Ekologi 
Hewan, bahasannya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek biologi 
lainnya juga menyangkut matematika dan statistika. Sebenarnya konsep, asas 
ataupun generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan nilai-nilai 
terapan yang cukup dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama dalam bidang-bidang 
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehata dan pengolahan 
maupun konservasi satwa liar. Penerapan ekologi makin penting dengan semakin 
diperlukannya upaya-upaya manusia dalam memelihara ketersediaan sumberdaya 
serta kualitas lingkungan hidup yang berkesinambungan. Dalam bidang pertanian, 
perkebunan dan peternakan, konsep kisaran toleransi dan faktor pembatas serta 
dalam masalah pengendalian populasihamadan penyakit (Biological Control). 
Dengan konsep ekologi hewan juga telah melandasi penggunaan berbagai species
hewan tertentu sebagai species indicator yang menunjukkan terjadinya perubahan 
kondisi lingkungan, sudah tercemar atau belum. Konsep lain dalam bidang 
pertanian dan kesehatan adalah hubungan predator mangsa dan parasitoid inang. 
Dalam upaya meningkatkan hasil produk ikan maupun ternak, pengelolaan satwa 
liar baik yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu 
(pemeliharaan di lingkungan buatan) seluruhnya berazaskan dan berlandaskan 
efisiensi ekologi dan azas-azas ekologi. 
Read more: http://www.pustakasekolah.com/pengertian-ekologi-hewan. 
html#ixzz3DLtmzqwt 
← Ini adalah Blog Tisa Untuk Berbagai aktivitas Tisa On Line 
Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan (Tulisan Kedua) → 
Hama Dan penyakit Tanaman (Tulisan pertama) 
Posted on April 11, 2011 by inspirasicintawijaya 
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan 
mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau
jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan 
memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan 
beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. 
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur 
disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi 
mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh 
tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang 
terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas 
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama 
dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida 
yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida 
yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida. 
Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – 
hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru 
dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida 
dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna 
obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan 
sebijak mungkin.
Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai 
musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali 
musuh alamiah hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh 
kasus yang sering terjadi adalah hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus 
mempunyai musuh yang memangsanya. Musuh alami tikus ini dapat 
mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuh tikus itu adalah ular, Burung hantu, 
elang, kucing, dan banyak lagi yang lain. Beberapa musuh alami tikus ada yang 
musnah karena ditangkap oleh manusia sehingga tikus tidak lagi memiliki 
pemangsa alami. Ular adalah salah satu contohnya. Di beberapa lokasi ular 
ditangkap dan dibunuh oleh manusia karena kulitnya yang bagus digunakan untuk 
sabuk, tas, dan kerajinan kulit lainnya . Demikian juga burung hantu, dan elang. 
Kedua hewanini banyak yang diburu oleh manusia,untuk dijadikan hewan 
peliharaan atau sekedar untuk dimakan oleh manusia, akibatnya populasi musuh 
alami tikus juga berkurang. Akibatnya, jumlah tikus menjadi sangat banyak dan 
menjadi hama pertanian. 
A. Hama
Contoh Hama Aphid 
Hama Belalang 
Kutu Daun 
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga 
pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan 
antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat. 
1. Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini 
diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan 
kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang 
relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi 
perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus 
sangat aktif di malam hari. 
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya 
biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat 
memakan biji – bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi serinya yang 
kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan biji – bijian. Tikus membuat 
lubang – lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak. 
Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut diserang tikus. 
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut 
: 
a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan 
menangkap tikusnya. 
b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. 
c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang 
bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan 
makanan setelah tanaman dipanen. 
d. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan 
beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya 
dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi
berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga 
berbahaya bagi hewan ternak dan manusia. 
2. Wereng 
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan 
berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. 
Hama wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut : 
a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak 
maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus 
siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan 
selama 1 – 2 bulan. 
b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya 
laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan 
Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan 
Synarmonia octomaculata. 
c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila 
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan 
sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. 
3. Walang Sangit 
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga 
meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil 
mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap 
akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – 
hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang 
sangit antara lain sebagai berikut. 
a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan. 
b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi. 
c. Penanaman tidak serentak 
Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut. 
a. Menanam tanaman secara serentak. 
b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah 
agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit. 
c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap. 
d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan 
alga. 
e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba 
laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit. 
f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida. 
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi 
hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang
sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan 
mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat. 
4. Ulat 
Kupu – kupu merupakan serangga yang 
memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya 
dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu 
sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, 
terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau 
tulang daunya saja. 
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun. 
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat 
akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi. 
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan 
dengan menggunakan pertisida.
5. Tungau 
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun 
tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang 
terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi 
kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun 
yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar. 
Laba-laba kecil
B. Penyakit Tumbuhan 
Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. 
Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, 
misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh 
virus. 
1. Jamur 
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir 
semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga 
buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, 
atau sentuhan tangan. 
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan 
menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan 
menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan 
keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan 
ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. 
Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit 
kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan 
yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, 
jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan 
layu dan mati. 
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut. 
a) Penyakit pada padi. 
Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia 
oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. 
Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. 
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea. 
b) Penyakit embun tepung. 
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – 
kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos 
dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada 
kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh 
terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam. 
Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan 
pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur. 
2. Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh 
tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat 
menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan 
tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan 
menggunakan bakterisida. 
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang 
pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD 
disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun 
menjadi kecil dan berwarna kuning, buah menjadi kuning, sehingga lama – 
kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan 
dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik. 
3. Virus 
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh 
virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular 
dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur 
diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus 
antara lain penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini 
disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan 
atas daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui 
perantara serangga. 
4. Alga (Ganggang) 
Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat 
merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, 
jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya
bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun, 
kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan. 
Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup 
merugikan 
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit 
antara lain sebagai berikut. 
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara 
tercukupi segala kebutuhan zat haranya. 
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh 
bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup. 
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang 
serung membawa bakteri atau jamur. 
d) Usahakan lingkungan selalu bersih. 
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi 
sedini mungkin. 
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, 
buah, ranting) yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau 
tumbuhan yang lainnya. 
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan 
penyakit pada tumbuhan. 
“Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama dan Penyakit”
Penggunaan pestisida sintetis membutuhkan kecermatan, baik mengenai pilihan 
pestisida yang aman maupun petunjuk pemakaiannya. Hasil pemantauan rutin 
dapat digunakan untuk mengetahui Janis hama dan penyakit yang menyerang, dan 
menentukan jenis pestisida yang sesuai sasaran. Pemantauan juga bermanfaat agar 
penyemprotan tidak terlambat dengan menggunakan dosis dan waktu yang tepat 
sehingga pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil. 
Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis 
hama dan penyakit yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut. 
Penggunaan pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal -– hal 
berikut. 
a) Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang. 
b) Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis 
tanaman tertentu. 
c) Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam 
bunga kurang cocok jika digunakan penyemprotan, namun lebig efektif jika 
berbentuk kabut sehingga lebih mudak untuk masuk ke dalam bunga. 
d) Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan 
dengan hama, disesuaikan dengan tahap perkembangan hama. Pada fase dewasa, 
kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena tubuhnya 
memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan langsung. 
Pestisida sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan 
daun akan meti karena bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni 
hama tersebut.
C. Gulma 
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma 
juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan 
gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. 
Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan 
unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat 
persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan 
perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan. 
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, 
yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar. 
1. Teki 
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian 
mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan 
berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus). 
2. Rumput 
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. 
Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara 
mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica). 
3. Gulma daun lebar 
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. 
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap
tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini 
adalah daun sendok. 
“Pengendalian Gulma” 
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa 
hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara 
lain sebagai berikut : 
a) Jenis gulma dominan 
b) Tanaman budi daya utama 
c) Alternatif pengendalian yang tersedia 
d) Dampak ekonomi dan ekologi 
Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. 
Meskipun demikian, kita perlu hati – hati dalam memilih dan menggunakan 
herbisida. Memperhatikan cara pemakaian herbisida dengan benar sangatlah 
dianjurkan. 
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu 
yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma 
merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit. 
Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga 
gulma yang tidak merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus 
sabdariffa l.), entah kenapa tanaman ini termasuk gulma, kami mendapatkan ini 
dari satu media Internet yang membahas tentang hama dan penyakit tumbuhan.
Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman pengganggu yang 
menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman rosela 
banyak sekali, antara lain mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan 
kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik, menurunkan kolesterol dalam 
darah, asam urat. Melihat dari manfaat – manfaat tanaman ini, tanaman ini tidak 
menunjukkan tanaman yang mendatangkan penyakit bagi manusia, malah 
kebalikannya, tanaman ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit manusia, jadi 
mengapa banyak orang yang menyebut tanaman ini menjadi tanaman gulma? 
Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan menularkannya ke 
tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan – hewan hama hinggap di daun / 
batangnya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 
Makanan dan hubungannya
Makanan dan hubungannya Makanan dan hubungannya
Makanan dan hubungannya Nursidiq 92
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANikhsan saputra
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanRizal EnsyaMada
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewanikhsan saputra
 
Rekling02a ekologi ekosistem
Rekling02a ekologi ekosistemRekling02a ekologi ekosistem
Rekling02a ekologi ekosistemArif Rahman
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanmusa alfatah
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikriacantik96
 

La actualidad más candente (20)

BIODIVERSITAS
BIODIVERSITASBIODIVERSITAS
BIODIVERSITAS
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Makanan dan hubungannya
Makanan dan hubungannya Makanan dan hubungannya
Makanan dan hubungannya
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
konsep biodiversitas
konsep biodiversitaskonsep biodiversitas
konsep biodiversitas
 
Termogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada HewanTermogulasi Pada Hewan
Termogulasi Pada Hewan
 
Rekling02a ekologi ekosistem
Rekling02a ekologi ekosistemRekling02a ekologi ekosistem
Rekling02a ekologi ekosistem
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 
Evolusi Mammalia
Evolusi MammaliaEvolusi Mammalia
Evolusi Mammalia
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 

Destacado

Dasar dasar ekologi hewan
Dasar dasar ekologi hewanDasar dasar ekologi hewan
Dasar dasar ekologi hewanMuhyi Nurrasyid
 
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bEkologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bRangga Tarigan
 
Agroquímicos: usos e incidencia
Agroquímicos: usos e incidenciaAgroquímicos: usos e incidencia
Agroquímicos: usos e incidenciaAyy Cheli
 
Nutricion inteligente II Carbohidratos y la Fibra
Nutricion  inteligente II  Carbohidratos y la FibraNutricion  inteligente II  Carbohidratos y la Fibra
Nutricion inteligente II Carbohidratos y la FibraZerojustice
 
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bRangga Tarigan
 
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...FUSADES
 
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentos
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentosUso de declaraciones en el etiquetado de alimentos
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentosFUSADES
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologirobinsyah putra
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
Ultrafor depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración
Ultrafor  depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración  Ultrafor  depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración
Ultrafor depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración Degrémont
 
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animal
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animalPigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animal
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animaldiegoruiz007
 
Expo características generales del sistema inmunitario
Expo características generales del sistema inmunitarioExpo características generales del sistema inmunitario
Expo características generales del sistema inmunitarioUnderThe RedMoon
 

Destacado (20)

Dasar dasar ekologi hewan
Dasar dasar ekologi hewanDasar dasar ekologi hewan
Dasar dasar ekologi hewan
 
Ekologi hewan
Ekologi hewan Ekologi hewan
Ekologi hewan
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
Ekologi laut tropis
Ekologi laut tropisEkologi laut tropis
Ekologi laut tropis
 
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bEkologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
Ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
 
Anemia sel sabit
Anemia sel sabitAnemia sel sabit
Anemia sel sabit
 
Agroquímicos: usos e incidencia
Agroquímicos: usos e incidenciaAgroquímicos: usos e incidencia
Agroquímicos: usos e incidencia
 
Nutricion inteligente II Carbohidratos y la Fibra
Nutricion  inteligente II  Carbohidratos y la FibraNutricion  inteligente II  Carbohidratos y la Fibra
Nutricion inteligente II Carbohidratos y la Fibra
 
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi bekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
ekologi hewan interaksi populasi kel 7 ekstensi b
 
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...
Entendiendo el Etiquetado Nutricional , sus usos potenciales y cambios previs...
 
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentos
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentosUso de declaraciones en el etiquetado de alimentos
Uso de declaraciones en el etiquetado de alimentos
 
Pengantar Biodiversitas
Pengantar Biodiversitas Pengantar Biodiversitas
Pengantar Biodiversitas
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologi
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
Bab 4. komunitas
Bab 4. komunitasBab 4. komunitas
Bab 4. komunitas
 
Hewan & lingkungan
Hewan & lingkunganHewan & lingkungan
Hewan & lingkungan
 
Ultrafor depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración
Ultrafor  depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración  Ultrafor  depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración
Ultrafor depuración biológica mediante membranas de ultrafiltración
 
Penelitian ekologi hewan
Penelitian ekologi hewanPenelitian ekologi hewan
Penelitian ekologi hewan
 
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animal
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animalPigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animal
Pigmentantes y saborizantes utilizados en nutrición animal
 
Expo características generales del sistema inmunitario
Expo características generales del sistema inmunitarioExpo características generales del sistema inmunitario
Expo características generales del sistema inmunitario
 

Similar a Pengertian ekologi hewan

Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasilunch lunch
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN2
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docx
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docxANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docx
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docxHabibimaulana2
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Konservasi alam
Konservasi alamKonservasi alam
Konservasi alama_novrina
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 

Similar a Pengertian ekologi hewan (20)

Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptxLINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
LINGKUNGAN TERNAK 1.pptx
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docxLKPD 1,2,3 fix uts.docx
LKPD 1,2,3 fix uts.docx
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasi
 
Laporan perlintan
Laporan perlintanLaporan perlintan
Laporan perlintan
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docxDALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
DALISMAN STRUKTUR KOMUNITAS SERANGGAH TANAH.docx
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docx
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docxANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docx
ANCAMAN KELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI.docx
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Konservasi alam
Konservasi alamKonservasi alam
Konservasi alam
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 

Último

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Último (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Pengertian ekologi hewan

  • 1. Pengertian Ekologi Hewan – Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi artikel yang akan membahas mengenai Pengertian Ekologi Hewan. Ekologi berasal dari bahasa Yunani; Oikos artinya rumah , Logos artinya ilmu. Dan Jika digabungkan menjadi kata ekologi heawan, maka akan didapapat pengertian sebagai berikut. Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotic dan abiotik secara langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat kelimpahan hewan tersebut. Sasaran utama ekologi hewan adalah pemahaman mengenai aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu, populasi, komunitas dan ekosistem yang ditempatinya, meliputi pengenalan pola proses interaksi serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan maupun ketidakberhasilan organisme-organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam mempertahankan keberadaannya.
  • 2. Berbagai faktor dan proses ini merupakan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun permodelan, peramalan dan penerapannya bagi kepentingan manusia, seperti; habitat, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, perilaku (behavior) dan lain-lain. Setelah mempelajari dan memahami hal-hal tersebut, maka pengetahuan ini dapat kita manfaatkan untuk misalnya, memprediksi kelimpahannya dan menganalisis keadaannya serta peranannya dalam ekosistem, menjaga kelestariannya serta kegiatan lainnya yang menyangkut keberadaan hewan tersebut. Sebagai contoh, kita mempelajari salah satu jenis hewan mulai dari habitatnya di alam, distribusi dan kelimpahannya, makanannya, prilakunya, dan lain-lain. Setelah semua dipahami dengan pengamatan dan penelitian yang cermat dan teliti, maka pengetahuan itu dapat kita manfaatkan misalnya dalam menjaga kelestariannya di alam dengan menjaga keutuhan lingkungan, habitat alaminya,memprediksi kelimpahan populasinya kelak, menganalisis perannya dalam ekosistem, membudidayakannya serta kegiatan lainnya dengan mengoptimalkan kondisi lingkungannya menyerupai habitat aslinya. Ruang Lingkup Ekologi Hewan Adapun ruang lingkup ekologi hewan dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu; Synekologidan Autekologi. Synekologi adalah materi bahasan dalam kajian atau penelitiannya ialah komunitas dengan berbagai interaksi antar populasi yang terjadi dalam komunitas tersebut. Contohnya; mempelajari atau meneliti tentang distribusi dan kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang surut. Autekologi adalah kajian atau penelitian tentang species, yaitu mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu species hewan. Contohnya adalah meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk kehidupan lalat buah (Drosophila sp.), mulai dari habitat, makanan, fekunditas, reproduksi, perilaku, respond an lain-lain. Manfaat Ekologi Hewan Ekologi hewan bagi manusia cukup penting artinya dalam memberi nilai-nilai terapan dalam kehidupan manusia. Manfaat tersebut terutama menyangkut masalah-masalah pertanian,
  • 3. perkebunan, peternakan, perikanan, kesehatan, serta pengolahan dan konservasi satwa liar. Kisaran toleransi dan faktor-faktor pembatas telah banyak diterapkan dalam bidang-bidang tersebut. Konsep-konsep tersebut juga telah melandasi penanganan berbagai masalah seperti pengendalian hama dan penyakit, penggunaan berbagai species hewan tertentu sebagai indicator menunjukkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan, hubungan predator mangsa dan parasitoid – inang, vector penyebar penyakit, pengelolaan dan upaya-upaya konservasi satwa liar yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu ( pemeliharaan di lingkungan buatan yang menyerupai habitat aslinya) dan lain-lain. Banyak masalah-masalah yang terpecahkan dengan mempelajari ekologi hewan yang senantiasa berlandaskan pada konsep efisiensi ekologi. Aplikasi Konsep Ekologi Hewan Dalam perkembangannya ekologi telah mengalami diversivikasi dengan lahirnya cabang-cabang ilmu ekologi lainnya yang lebih spesifik, dengan materi yang terbatas, khusus dan mendalam yang didasarkan atas kelompok organisme, misalnya; Ekologi Tumbuhan, Ekologi hewan, Ekologi Parasit, Ekologi Gulma, Ekologi Serangga, ekologi Burung dan lainnya. Ekologi Hewan, bahasannya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek biologi lainnya juga menyangkut matematika dan statistika. Sebenarnya konsep, asas ataupun generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan nilai-nilai terapan yang cukup dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama dalam bidang-bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kesehata dan pengolahan maupun konservasi satwa liar. Penerapan ekologi makin penting dengan semakin diperlukannya upaya-upaya manusia dalam memelihara ketersediaan sumberdaya serta kualitas lingkungan hidup yang berkesinambungan. Dalam bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, konsep kisaran toleransi dan faktor pembatas serta dalam masalah pengendalian populasihamadan penyakit (Biological Control). Dengan konsep ekologi hewan juga telah melandasi penggunaan berbagai species
  • 4. hewan tertentu sebagai species indicator yang menunjukkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan, sudah tercemar atau belum. Konsep lain dalam bidang pertanian dan kesehatan adalah hubungan predator mangsa dan parasitoid inang. Dalam upaya meningkatkan hasil produk ikan maupun ternak, pengelolaan satwa liar baik yang bersifat insitu (pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu (pemeliharaan di lingkungan buatan) seluruhnya berazaskan dan berlandaskan efisiensi ekologi dan azas-azas ekologi. Read more: http://www.pustakasekolah.com/pengertian-ekologi-hewan. html#ixzz3DLtmzqwt ← Ini adalah Blog Tisa Untuk Berbagai aktivitas Tisa On Line Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan (Tulisan Kedua) → Hama Dan penyakit Tanaman (Tulisan pertama) Posted on April 11, 2011 by inspirasicintawijaya Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau
  • 5. jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida. Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.
  • 6. Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela. Salah satu contoh kasus yang sering terjadi adalah hama tikus. Sesungguhnya, secara ilmiah, tikus mempunyai musuh yang memangsanya. Musuh alami tikus ini dapat mengendalikan jumlah populasi tikus. Musuh tikus itu adalah ular, Burung hantu, elang, kucing, dan banyak lagi yang lain. Beberapa musuh alami tikus ada yang musnah karena ditangkap oleh manusia sehingga tikus tidak lagi memiliki pemangsa alami. Ular adalah salah satu contohnya. Di beberapa lokasi ular ditangkap dan dibunuh oleh manusia karena kulitnya yang bagus digunakan untuk sabuk, tas, dan kerajinan kulit lainnya . Demikian juga burung hantu, dan elang. Kedua hewanini banyak yang diburu oleh manusia,untuk dijadikan hewan peliharaan atau sekedar untuk dimakan oleh manusia, akibatnya populasi musuh alami tikus juga berkurang. Akibatnya, jumlah tikus menjadi sangat banyak dan menjadi hama pertanian. A. Hama
  • 7. Contoh Hama Aphid Hama Belalang Kutu Daun Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat. 1. Tikus
  • 8. Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari. Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji – bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan biji – bijian. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah tersebut diserang tikus. Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut : a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya. b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen. d. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi
  • 9. berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia. 2. Wereng Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut : a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan. b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata. c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. 3. Walang Sangit Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
  • 10. Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut. a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan. b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi. c. Penanaman tidak serentak Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut. a. Menanam tanaman secara serentak. b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit. c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap. d. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga. e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit. f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang
  • 11. sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat. 4. Ulat Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja. Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun. b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi. c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
  • 12. 5. Tungau Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar. Laba-laba kecil
  • 13. B. Penyakit Tumbuhan Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus. 1. Jamur Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan. Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
  • 14. Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan layu dan mati. Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut. a) Penyakit pada padi. Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea. b) Penyakit embun tepung. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam. Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur. 2. Bakteri
  • 15. Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida. Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik. 3. Virus Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga. 4. Alga (Ganggang) Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya
  • 16. bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut. a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya. b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup. c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur. d) Usahakan lingkungan selalu bersih. e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin. f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya. g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan. “Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama dan Penyakit”
  • 17. Penggunaan pestisida sintetis membutuhkan kecermatan, baik mengenai pilihan pestisida yang aman maupun petunjuk pemakaiannya. Hasil pemantauan rutin dapat digunakan untuk mengetahui Janis hama dan penyakit yang menyerang, dan menentukan jenis pestisida yang sesuai sasaran. Pemantauan juga bermanfaat agar penyemprotan tidak terlambat dengan menggunakan dosis dan waktu yang tepat sehingga pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis hama dan penyakit yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut. Penggunaan pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal -– hal berikut. a) Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang. b) Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis tanaman tertentu. c) Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam bunga kurang cocok jika digunakan penyemprotan, namun lebig efektif jika berbentuk kabut sehingga lebih mudak untuk masuk ke dalam bunga. d) Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan dengan hama, disesuaikan dengan tahap perkembangan hama. Pada fase dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan langsung. Pestisida sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan daun akan meti karena bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni hama tersebut.
  • 18. C. Gulma Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan. Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar. 1. Teki Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus). 2. Rumput Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica). 3. Gulma daun lebar Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap
  • 19. tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok. “Pengendalian Gulma” Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut : a) Jenis gulma dominan b) Tanaman budi daya utama c) Alternatif pengendalian yang tersedia d) Dampak ekonomi dan ekologi Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun demikian, kita perlu hati – hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan. Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit. Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman ini termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang hama dan penyakit tumbuhan.
  • 20. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman pengganggu yang menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman rosela banyak sekali, antara lain mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik, menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat. Melihat dari manfaat – manfaat tanaman ini, tanaman ini tidak menunjukkan tanaman yang mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut tanaman ini menjadi tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan menularkannya ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan – hewan hama hinggap di daun / batangnya.