1. BAB 5
SUBNETTING & PENGATURAN IP PADA LOKAL AREA
NETWORK
TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Memahami Format IP Addressing versi 4 beserta pembagian kelasnya.
2. Memahami Subnetting Classfull & Classless secara CIDR / VLSM.
3. Dapat mengkonfigurasi IP pada jaringan Local Area Network.
PENDAHULUAN
Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP
(Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan adalah IPv4 yang memiliki
panjang 32 bit (4 byte).
IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan node/host
address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting,
sedangkan kelas E untuk riset.
2. Gambar Contoh Penggunaan IP Address
Berikut adalah alokasi bit untuk alamat IPv4 :
Kelas A :
Kelas B :
Kelas C :
3. Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas :
Subnetting :
Mengapa dilakukan subnetting ?
1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/ memperkecil
broadcast domain)
2. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan
3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan
permasalahan)
4. Penghematan alamat IP
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP danme-
eserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah
emakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit
umlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
Contoh Subneting
4. Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 → “ berarti kelas C ”. (Lihat tabel di atas)
Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kita lakukan adalah membagi
alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang digunakan adalah 2^n >= jumlah subnet.
Variabel n menunjukkan jumlah bit yang dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet.
Perhitungan:
2^n >= 6 => 2^3 >= 6 ,sehingga n = 3
Perhitungan dengan metode binary :
- subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000
- tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang :
11111111.11111111.11111111.11100000
- konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224
(Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet)
Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiapsubnet, lakukan
operasi berikut :
256 jumlah rentang dari 0 – 255
224 - nilai ruas terakhir dari subnet yang baru
32 digunakan sebagai range buat subnetnya
Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru. Berikut ini
adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224 :
Subnet ke 0 : 192.168.1.0 – 192.168. 1. 31
Subnet ke 1 : 192.168.1.32 - 192.168.1. 63
Subnet ke 2 : 192.168.1.64 - 192.168.1. 95
Subnet ke 3 : 192.168.1.96 - 192.168.1.127
……………….
5. Subnet ke 7 : 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Contoh menghitung broadcast address
Coba hitung broadcast address dan network address untuk IP 192.168.1.4 /29
Jawab : /29 berarti netmask = 255.255.255.248
IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100
netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000
Network Addr : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000
(AND)
Broadcast Addr : 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000111
(invers)
CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing
dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum
membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR.
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang
dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan
notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan
notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan
lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang
tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah
nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan :
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
6. 255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128. /17 255.255.255.240 /28
0
255.255.192. /18 255.255.255.248 /29
0
255.255.224. /19 255.255.255.252 /30
0
Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
- untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir
karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
- untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir
karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
- untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir
karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
VLSM ( Variable Length Subnet Mask )
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR
dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya
dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata
lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun
tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan
internet hanya mengenal IP Address berkelas.
7. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP
Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address
tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas,
biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang
terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP
Public).
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi
kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ;
routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix
untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan
bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam
jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet
informasi. Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung
menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
8. - Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita
gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi
sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24, dst..sampai ke 16
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0
kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network
ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32
- sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27, dst
IPv6 Addresses (TAMBAHAN)
IPv6 adalah format IP dengan panjang 128 bit dan umumnya ditulis sebagai 8 bilangan 16 bit
hexadecimal.Memiliki jumlah alamat IP = 2128 (sekitar 3.4x 1038). Bandingkan dengan IPv4
dengan format hanya 32 bit yang berarti memiliki jumlah IP = 232 (sekitar 4.3x109). Format
penulisannya adalah dengan hexadecimal yang masing-masing 16 bit dengan dipisahkan dengan
tanda titik dua (:) Representasi alamat pada IPv6 ada beberapa macam
- Model x: x: x: x: x: x: x: x
X adalah nilai berupa hexadecimal 16 bit dari porsi alamat. Karena terdapat 8 buah ‘x’,
jumlah total = 816 = 128 bit.
9. Contohnya : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
-Jika format pengalamatan IP mengandung kumpulan group 16 bit bernilai ‘0’, maka
direpresentasikan dengan “::”.
Contohnya : 3FFE:0:0:0:0:0:FE56:3210 dapat direpresentasikan menjadi 3FFE::FE56:3210
-Model x: x: x: x: x: d: d: d
d adalah alamat IPv4 32 bit. Contohnya : 0:0:0:0:FFFF:13.1.68.3
direpresentasikan menjadi ::FFFF:13.1.68.3
Tugas Tambahan
1. Untuk mengelola manajemen pembagian kerja yang baik sebuah perusahaan akan
melakukan pembagian area kerja berdasarkan divisi atau unit kerja yang spesifik dengan
mengalokasikan sejumlah perangkat komputer (host) sesuai kebutuhan. Sebagai contoh:
Perusahaan “Kreatip Corp” membagi perusahaannya ke dalam 5 divisi dengan distribusi
alokasi kebutuhan hostnya masing-masing
Network 1 :
Network 2 :
Network 3:
Network 4 :
Network 5:
Dengan Metode VLSM tentukan Network Address, First Usable Address, Last Usable
Address, dan Broadcast Address, jika diberikan IP License ………………..
2. Berdasarkan gambar Topologi Jaringan berikut ini, tentukan pembagian subnetwork
dengan metode VLSM, default gateway, dan host pada masingmasing bagian.
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan ip addressing version 4 dan pembagian kelasnya ! berikan contoh beserta
perinciannya.
2. Jelaskan mengenai IP Public & IP Private, serta metode NAT !
10. 3. Jelaskan yang dimaksud dengan Broadcast Domain dan Default Gateway, serta berikan
berikan penjelasan jika muncul “ Destination unreachable & Request Time Out pada
proses Ping !
4. Jelaskan mengenai IP Subnetting Classfull & Classless menggunakan CIDR & VLSM !
5. Dengan metode CIDR, berikan perincian subnetwork jika diberikan IP Network
200.200.200.0/24 dan dibutuhkan 8 subnetwork, tentukan pula network, first, last, dan
broadcast address pada masing-masing subnetwork, serta gambarkan perhitungannya !
6. Dengan metode VLSM, jika dibutuhkan pembagian jaringan untuk 4 divisi dengan
masing-masing :
Network A : 30 host
Network B : 60 host
Network C : 6 host
Network D : 2 host
Jika diberikan IP License nya : 192.168.1.0/24 tentukan pembagian IP Address pada
masing-masing network beserta Network Address, First UsableAddress, Last Usable
Address, & Broadcast Address.
Tugas
1.