1. Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri dan hukum-hukum dasar ilmu kimia seperti hukum Lavoisier, hukum perbandingan tetap, hukum Dalton, hukum Gay Lussac, dan hukum Avogadro.
2. Dibahas pula konsep massa atom relatif, massa molekul relatif, mol, dan bilangan oksidasi.
3. Jenis-jenis persamaan reaksi kimia dan cara penyetaraan persamaan reaksi redoks juga
1. BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa air adalah salah satu senyawa paling
sederhana dan paling dijumpai serta paling penting. Bangsa Yunani kuno
menganggap air adalah salath satu dari empat unsur penysun segala sesuatu
(disamping, tanah, udara, dan api). Bagian terkecil daria air adalah molekul air.
Molekul adalah partikel yang sangat kecil, sehingga jumlah molekul dalam segelas
air melebihi jumlah halaman buku yang ada di bumi ini.
Stoikiometri behubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsure dalam satu
senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi. Istilah itu berasal dari Yanani, yaitu dari
kata stoicheion, yang berarti unsure dan mentron yang artinya mengukur. Dasar dari
semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa
molekul. Oleh karena itu, stoikiometri akan dimulai dengan membahasa upaya para
ahli dalam penentuan massa atom dan massa molekul.
II.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Apa saja hukum-hukum dasar ilmu kimia ?
2. Bagaimana konsep massa atom relative (Ar), maasa molekul relative (Mr),
konsep mol dan bilangan oksidasi ?
3. Bagaimana karakteristik persamaan reaksi kimia dan jenis-jenisnya ?
4. Bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks)
III.
Tujuan
1. Menjelaskan hukum-hukum dasar ilmu kimia
2. Menjelaskan konsep massa atom relative (Ar), maasa molekul relative (Mr),
konsep mol dan bilangan oksidasi
3. Menjelaskan karakteristik persamaan reaksi kimia dan jenis-jenisnya
4. Menyetarakan persamaan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks)
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia
a. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)
Penulisan persamaan reaksi harus menyatakan hubungan kuantitatif antara zat-zat
pereaksi dan zat-zat hasil reaksi. Hubungan kuantitatif antara zat-zat pereaksi dan
zat-zat hasil reaksi. Hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia pertama kali
dikemukakan oleh Antonie Laurent Lavoisier (1743-1794), yaitu :
“ Dalam setiap reaksi kimia jumlah massa zat-zat sebelum reaksi dan sesudah
reaksi adalah sama.”
b. Hukum Perbandingan Tetap
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proustmenemukan satu sifat penting dari
senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkanpenelitian terhadap
berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkanbahwa “Perbandingan
massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentudan tetap“. Senyawa yang
sama meskipun berasal daridaerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda
ternyata mempunyai komposisi yang sama.
c. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Dalton merumuskan hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang
berbunyi“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan
jika
massa-massa
salah
satu
unsur
dalam
senyawa-senyawa
tersebut
sama,sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa
unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilanganbulat dan
sederhana”.
d. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Gay
Lussac
merumuskanhukum
perbandingan
volume
(hukum
GayLussac)“Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gasgas yang bereaksi dan
volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana”.
e. Hukum Avogadro
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskanpercobaanGay Lussac.
Menurut
Avogadro,
partikel
unsur
tidak
selalu
berupa
atom
tunggal
(monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro
menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.Dari sini Avogadro mengajukan
2
3. hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:“Pada suhu dan
tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama pula”.
2. Konsep Massa Atom Relatif (Ar), Massa Molekul Relative (Mr), Konsep Mol dan
Bilangan Oksidasi
a. Konsep Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat penimbang massa
atom, karena atom berukuran sangat kecil. Massa atom unsur ditentukan dengan
cara membandingkan massa atom rata-rata unsur tersebut terhadap massa ratarata satu atom karbon-12 sehingga massa atom yang diperoleh adalah massa atom
relatif (Ar).
Ar X =
b. Konsep Massa Molekul Relatif
Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul relatif
(Mr), ditulis sebagai berikut:
Mr = massa rata-rata 1 molekul senyawa
1/12 massa 1 atom C-12
c. Konsep Mol dan Bilangan Oksidasi
1) Konsep Mol
a) Bilangan Avogadro
Avogadro menyatakan bahwa setiap satu mol zat itu mengandung
6,023
, molekul. Bilangan yang dihasilkan ini dikenal dengan istilah
bilangan Avogadro yang diberi lambing N. beberapa cara dilakukan untuk
menetapkan bilangan Avogadro menunjukkan bahwa bilangan itu tidak dapat
ditentukan secara tepat. Pada saat ini cara yang dianggap paling tepat untuk
menetapkan bilanggan Avogadro adalah pengukuran sinar X pada sisi Kristal
suatu garam. Metode inilah yang memberikan nilai bilangan Avogadro
sebesar 6,023
, dengan demikian apabila molekul dalam satu mol zat
3
4. yang telah diketahui, maka massa satu mol zat telah diketahui, maka massa
satu molekul sembarang zat dapat dihitung.
b) Massa Satu Mol
Berdasarkan hokum kekekalan massa, atom tidka mengalami
perubahan bila atom-atom itu bergabung (bereaksi) mebentuk senyawa. Massa
satu molekul suatu senyawa ditentukan oleh jumlah massa semua atom
penyusun molekul itu, massa ini kemudian dikenal dengan massa rumus
relative (Mr). misalnya massa rumus air, H2O = (2 1) + (1
16) = 18. Dalam
perhitunan kimia, yang diperlukan adalah sssssuatu satuan jumlah zat yang
menyatakan berapa gram zat yang harus ditimbang agar zat tersebut
mengandung partikel yang sama. Satuan yang digunakan adalah mol. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa satuan patokam bakunya juga
menggunakan isotope karbon-12. Dengan demikian satu mol isotope karbon12 mempunyai massa 12 gram yang sesuai dengan bilangan Avogadro, N
yaitu 6,023
atom. Satu mol oksigen (O2) mengandung N molekul O2 ,
atau mengandung 2N atom oksigen (O). jikalau massa atom relative oksigen
adalah 16, maka massa rumus molekul relative oksigen adalah 2
16 = 32.
Massa satu mol gas oksigen = 32
c) Volume satu mol gas
Hokum Avogadro menyatakan tiap-tiap gas ideal atau gas yang
dianggap sebagai gas ideal pada suhu dan tekanan tetap, volumenya sama dan
mengandung jumlah partikel yang sama pula. Reaksi-reaksi kimia sering
melibatkan molekul dalam fase gas, dengan demikian hokum Avogadro dapat
diterapkan pada reaksi kimia yang melibatkan senyawa yang berfase gas,
dengan catatan bahwa gas-gas itu merupakan gas ideal atau dianggap gas ideal
dan berlaku persamaan PV = nRT. Jikalau pada kondisi baku yaitu 0
tekanan 7 cm Hg (atau 1 atm), maka volume 1 mol gas adalah 22,41 dm3.
Dengan cara yang sama, setiap gas pada kondisi yang sama volumenya juga
sama dan pada keadaan baku setiap satu mol sembarang gas ideal atau
dianggap idel volumenya sama yaitu 22,41 dm3. Cara lain untuk menentukan
volume gas itu adalah dengan menggunakan definisi densitas atau berat jenis
atau kerapatan.
4
5. 2) Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif
dalam atom, yang secara tidak langsung menandakan jumlah elektron yang
telah diterima atau diserahkan.Bilangan oksidas suatu unsur dapat diketahui
bila susunan elektron adr molekul yang mengandung tersebut dilukiskan, akan
tetapi cara ini akan menyita banyak waktu, maka dalam penentuan bilanag
oksidasi suatu unsur dapat dilakukan dengan berpedoman pada aturan berikut
a) Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa
hidrida = –1 (misalnya : NaH)
b) Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = –2, kecuali pada senyawa
peroksida = –1 (misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa
oksifluorida (OF2) = +2
c) Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya
sama dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA=
+1, gol.IIA=+2, gol.IIIA=+3)
d) Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
e) Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan
muatannya. (Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada
Mg2+=+2)
f) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan
0 (nol)
3. Karakteristik Persamaan Reaksi Kimia dan Jenis-Jenisnya
a. Karakteristik Persamaan Reaksi
Perbandingan koefisien reaksi dapat menyatakan :
1) Perbandingan jumlah partikel-partikel zat dalam suatu persamaan reaksi.
2) Perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi, hal ini disebabkan
jika jumlah partikel-partikel zat sama maka jumlah molnya juga sama.
3) Perbandingan volume zat yang terlibat dalam reaksi, jika zat-zat berwujud gas
dan diukur pada temperatur yang sama, sesuai hipotesis Avogadro.
b. Jenis-Jenis Reaksi Kimia
Untuk menyatakan terjadinya suatu reaksi kimia digunakan persamaan kimia,
dengan persamaan kimia diperoleh informasi kimia yaitu apa yang terjadi jika dua
5
6. macam atau lebih zat dicampur pada kondisi tertentu, berapa banyaknya
zat itu
bereaksi dan berapa banyak terbentuk senyawa baru. Persamaan reaksi kimia
dikelompokkan dalam empat macam reaksi yaitu
1) Reaksi sintesis yaitu reaksi pembentukan molekul dari unsur-unsurnya
Contoh :
Fe
+S
FeS
Fe3+
+ 6SCN-
Fe(SCN6)3-
2) Reaksi penguraian berganda yaitu pembentukan molekul akibat adanya
pertukaran pasangan.
Contoh
AlCl3 + 3NaOH
Al(OH)3 + 3NaCl
3) Reaksi antara ion hydronium dengan ion hidroksida atau antara suatu asam
dengan basa yang biasanya menghasilkan air.
Contoh
H3O- + OH-
HOH + HOH
4) Reaksi redoks yaitu reaksi yang terjadi dengan adanya transfer electron
Contoh
MnO2 + 4+ + 2Br-
Br2 + Mn2+ + 2H2O
4. Penyetaraan Persamaan Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Redoks)
Reaksi redoks adalah proses kimia dimana ada pereaksi yang melepaskan electron
dan ada yang menerima elektron. Peristiwa oksidasi dan reduksi terjadi bersamaan
dalam suatu reaksi, oleh karena reaksi redoks merupakan reaksi perpindahan electron
dari reduktor kepada oksidator , maka reaksi ini mengakibatkan perubahan bilangan
oksidasi pada oksidator dan reduktor. Ada dua cara untuk menyetarakan reaksi redoks
yaitu cara reaksi setengah dan cara perubahan bilangan oksidasi.
a. Cara Reaksi Setengah
Setiap persamaan reaksi redoks merupakan penjumlahan dua reaksi setengah,
dalam persamaan reaksi redoks yang sudah setara, jumlah elektro yang dilepas
pada proses oksidasi sama dengan jumlah elektro yang diterima pada proses
reduksi. Ada tahap penyetaraan reaksi yakni :
1) Penulisan kerangka reaksi setengah
2) Penyeimbangan setiap reaksi setengah
6
7. 3) Penambahan electron untuk mengimbangkan muatan
4) Penjumahan kedua reaksi setengah
Contoh soal :
Setarakan reaksi yang berlangsung dalam suasana asam
H2SO3
+ HNO2
NO + c
Tahap 1 : penulisan kedua reaksi setenga
H2SO3
SO42-
HNO2
(oksidasi)
NO
(reduksi)
Tahap 2 : penyeimbangan reaksi setengah
(a) Penambahan H2 untuk mengimbangkan O
H2SO3 +H2O
SO42-
HNO2
NO + H2O
(b) Penambahan H+ untuk mengimbangkan H
H2SO3 +H2O
SO42- + 4H+
HNO2 + H+
NO + H2O
(c) Penambahan elektron untuk mengimbangkan muatan
H2SO3 +H2O
SO42- + 4H+ + 2e-
HNO2 + H+ + e-
NO + H2O
(d) Penyamaan jumlah elektron yang dilepaskan dan diterima
H2SO3 +H2O
SO42- + 4H+ + 2e-
2HNO2+ 2H+ + 2e-
2NO + 2H2O
Tahap 3 : Penjumlahan kedua reaksi setengah
H2SO3 +H2O
SO42- + 4H+ + 2e-
2HNO2+ 2H+ + 2e-
2NO + 2H2O
H2SO3 + 2HNO2
SO42 + 2NO + 2H+ + H2O
7
8. b. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi
Cara ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
1) Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi
2) Tandai usnur-unsur yang mengalami perubahan bilagan oksidasi
3) Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi diruas
kiri dan ruas kanan persamaan reaksi.
4) Hitung jumlah berkurangnya dan bertambahnya bilangan oksidasi
5) Samakan jumlah berkurangnya dan bertambahnya bilangan oksidasi
6) Samakan jumlah muatan diruas kiri dan ruas kanan dengan dengan
menambahkan H+ bila larutan bersifat asam atau OH- bila larutan bersifat basa
7) Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom H diruas kiri dan kanan
Contoh soal :
Setarakan reaksi :
FeSO4 + KMnO4 + H2SO4
Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O + K2SO4
: Fe2+ + MnO4-
Fe3- + Mn2+
Tahap 2,3,4 : Fe2+ + MnO4-
Fe3- + Mn2+
Tahap 1
+7
+3
+3
+2
Tahap 5
: 5 Fe2+ + MnO4-
5 Fe3- + Mn2+
Tahap 6
: 5 Fe2+ + MnO4- + 8H+
5 Fe3- + Mn2+
Tahap 7
: 5 Fe2+ + MnO4- + 8H+
5 Fe3- + Mn2+ + 4H2O
Selanjutnya diubah menjadi molekul netral, diperoleh :
5FeSO4 + KMnO4 + 4H2SO4
Fe2(SO4)3+MnSO4 + 4H2O +
K2SO4
Karena koefisien masih ada pecahan maka persamaan dikalikan 2
10FeSO4 + 2KMnO4 + 8H2SO4
Fe2(SO4)3 + 2MnSO4 + 8H2O + K2SO4
8
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh isi dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hukum kekekalan massa, hokum perbandingan tetap, dan hokum kelipatan
berganda adalah hukum-hukum dasar kimia.
2. Penyetaraan persamaan reaksi dilakukan dengan memberi koefisien yang tepat
dengan tidak mengubah indeks senyawa.
3. Satu mol setiap zat mengandung partikel sejumlah tetapan Avogadro (L), yaitu
6,023 x 1023. Massa zat bergantung pada jumlah molnya, dimana massa = mol
× Ar/Mr . Volume molar gas tidak bergantung pada jenisnya, tetapi pada
jumlah mol, suhu, dan tekanan pengukuran, dimana V = mol × Vm . Pada STP
Vm = 22,4 liter/mol.
4. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris, jika massa molekul
relatif (Mr) senyawa diketahui. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan, jika
kadar unsur-unsurnya diketahui.
5. Ada dua cara menyetarakan reaksi redoks yaitu cara reaksi setengah dan cara
perubahan bilangan oksidasi.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu dalam
mengerjakan setiap soal stoikiometri diharapkan memahami dan menguasai
konsep hukum-hukum dasar kimia. Selain itu soal-soal stoikiometri harus
dikerjakan secara teliti. Sebab perhitungan yang diberikan biasanya berbentuk
hitungan bilangan pecahan desimal dan bilangan berpangkat sehingga apabila
tidak teliti dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.
9