Dokumen tersebut membahas tentang deskripsi, yaitu jenis karangan yang menggambarkan suatu objek secara rinci guna menciptakan kesan bagi pembaca seolah mengalaminya sendiri. Terdapat dua jenis deskripsi, yaitu deskripsi objektif yang hanya menggambarkan objek tanpa opini penulis, dan deskripsi subjektif yang menyertakan opini penulis. Dokumen ini juga menjelaskan ciri deskripsi seperti tujuan
1. Deskripsi Analisis : penelaahan yg dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa dl menggarap
data kebahasaan yg diperoleh dr penelitian lapangan atau dr pengumpulan teks (penelitian
kepustakaan); (linguistik)
Deskripsi adalah jenis karangan yang isinya memerikan, melukiskan, atau menggambarkan
suatu objek tertentu secara jelas dan rinci dengan mengoptimalkan pengalaman pancaindra
guna menciptakan kesan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan
sendiri hal yang digambarkan oleh penulis.
Contoh deskripsi
Gerobak itu berbentuk kotak persegi memanjang. Dua setengah meteran panjangnya, dengan
lebar dan tinggi tak lebih dari satu meter. Ada sebuah roda kecil di masing-masing sisi
gerobak, dengan kayu menjulur di keempat sudutnya sebagai sandaran. Keseluruhan sisi
gerobak itu berbahan seng yang mulai berkarat. Sisi belakang gerobak itu menjadi pintu
keluar masuk, yang terbagi menjadi dua sisi, atas-bawah, yang bisa berfungsi sebagai
jendela ketika pintu bawah tertutup dan pintu atas dibuka. Sepasang pegangan kayu yang
terjulur kaku seakan menjadi pagar yang menghalangi siapa pun untuk datang ke pintu itu.
Saat membaca paragraf tersebut, kita seperti benar-benar berhadapan dengan gerobak.
Meskipun hanya berhadapan dengan rangkaian kata-kata, indra penglihatan kita seakan-akan
melihat secara langsung objek yang dideskripsikan tersebut.
Dalam tulisan deskripsi, penulis tidak bermaksud menonjolkan gagasan atau idenya sendiri.
Ia hanya ingin menjadi seperti kamera atau pelukis yang berusaha menampilkan gambar
secara nyata dan semirip mungkin dengan benda aslinya. Bahkan untuk mempertajam
penggambaran dan menciptakan suatu efek tertentu, penulis sering menggunakan majas.
Perhatikan topik-topik berikut. Topik manakah yang dapat dikembangkan menjadi paragraf
dekkripsi?
1. Bung Hatta dalam kenangan
2. Pantai Pangandaran yang garang
3. Perlunya penyelamatan lingkungan
4. Temanku suka menolong
5. Kehijauan di Bukit Menoreh
6. Keramaian di Pasar Besar
Macam pola pengembangan deskripsi.
1. Deskripsi objektif
yaitu paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya tidak disertai opini penulis.
2. Deskripsi subjektif
yaitu paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai opini penulis.
Perhatikan kutipan-kutipan paragraf berikut.
2. Contoh 1
Jika diumpamakan permata, pesona Pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan
cahaya putih kekuning-kuningan. Namun, jika diibaratkan gadis, maka pesonanya laksana
sosok perawan kencur. Kiasan tersebut sepintas memang kedengaran berlebihan. Namun,
itulah sesungguhnya kata yang paling tepat untuk menggambarkan pesona alam Pantai Nusa
Penida. Maklum, karena pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali itu memiliki
hamparan pantai berpasir putih kekuning-kuningan. Dari Denpasar, Nusa Penida bisa
ditempuh 1,5 jam, melalui jalan darat dan menumpang kapal motor sekitar 35 menit dari
Pelabuhan Padangbai. Nusa Penida terdiri atas tiga gugusan pulau, yaitu Pulau
Lembongan, Ceningan, dan Nusa Besar dengan luas wilayah 202,84 km. Pantai Nusa Penida
yang masih ’perawan’ mengetengahkan hamparan laut yang berair jernih dan bebas dari
sentuhan polusi. Ombaknya pun sedang-sedang saja, seakan sengaja ingin menjauhkan
pelancong yang mencumbunya dari ancaman marabahaya.
Contoh 2
Pantai Nusa Penida belum banyak dikunjungi orang. Sebenarnya Pantai Nusa Penida
memesona karena pasirnya putih kekuning-kuningan. Dari Denpasar, Pulau Nusa Penida
bisa ditempuh 1,5 jam, setelah melalui jalan darat atau dengan menumpang kapal motor
sekitar 35 menit dari Pelabuhan Padangbai. Nusa Penida terdiri atas tiga gugusan pulau,
yaitu Pulau Lembongan, Ceningan, dan Nusa Besar dengan luas wilayah 202,84 km2. Pantai
Nusa Penida air lautnya jernih dan bebas polusi. Ombaknya pun tidak terlalu besar hingga
tidak membahayakan orang.
sumber contoh: Bahasa dan Sastra Indonesia, jilid 1, Dawud, dkk.
Jika diperhatikan kedua contoh di atas mencoba melukiskan/mendeskripsikan objek yang
sama, yaitu Pantai Nusa Penida. Namun, bila dicermati cara penulis menggambarkan
objeknya tampak ada perbedaan antara contoh 1 dengan contoh 2. Dapatkah Anda merasakan
perbedaan itu? Dapatkah Anda menemukan perbedaaan itu? Indera apakah yang dominan
digunakan penulis untuk melukiskan objeknya?
Macam pola pengembangan deskripsi yang sering juga dipakai adalah deskripsi spasial,
yaitu deskripsi yang melukiskan ruang atau tempat yang pelukisannya dijelaskan perbagian
dan dari berbagai segi.
Contoh: Menurut penglihatan saya, kamar itu sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat
tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan
berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval
besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar
terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar.
Ciri/karakteristik deskripsi
1. melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu, baik objek personal (orang),
maupun objek lokal (tempat)
2. bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah
pembaca melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami sendiri hal yang dideskripsikan
3. 3. dalam melukiskan objeknya dilakukan secara detail dengan mengoptimalkan perincian
yang melibatkan pengalaman pancaindra
Deskripsi dipungut dari bahasa Inggris description. Kata ini berhubungan dengan verba to
describe (melukis dengan bahasa). Dalam bahasa latin, deskripsi dikenal dengan describere
yang berarti ’menulis tentang’ membeberkan sesuatu hal, melukis sesuatu hal (Finoza,
2004:197-198). Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail
tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sentivitas dan imajinasi pembaca atau
pendengar bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung
objek tersebut (Semi, 2003:41).
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam urutan atau rangka ruang dengan
maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang. (Widyamartaya, 1992:9-10).
Jadi, deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.
Supaya karangan ini sesuai dengan penulisannya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan
yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis. Penulis ditutut
memotret hal atau benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya,
dinamakan pendekatan realistis. Sebaliknya, pendekatan impresionistis adalah pendekatan
yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif (Finoza, 2004:197-198).
Menurut Semi (2003:41), deskripsi ini merupakan ekposisis juga, sehingga ciri umum yang
dimiliki oleh ekposisi pada dasarnya dimiliki pula oleh deskripsi. Lebih lanjut, Semi
(2003:41) mengatakan bahwa ciri-ciri deskripsi yang sekaligus sebagai pembeda dengan
ekposisi adalah sebagai berikut.
1) Deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.
2) Deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi
pembaca.
3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah;
sedangkan ekposisi gayanya lebih lugas.
4) Deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan
dirasakan sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia.
5) Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang (spartial order).
Di antara ciri-ciri tersebut yang tidak dimiliki oleh ekposisi adalah gaya yang indah dan
memikat sehingga memancing sesitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Ada pula
deskripsi yang disampaikan dengan bahasa yang lugas dan juga tidak memancing sensitivitas
4. pembaca, tapi menekankan pada perincian atau detail dengan mengajukan pembuktian atau
banyak contoh (mis. deskripsi tentang keadaan ruang praktik atau deskripsi tentang keadaan
daerah yang dilanda tsunami). Oleh sebab itu, karangan deskripsi dibagi atas dua, yaitu
deskripsi ekpositoris (deskripsi teknis) dan deskripsi artistik (disebut juga deskripsi literer,
impresionistik, atau sugestif) (Semi, 2003:43). Lebih lanjut, Semi (2003:43) mengatakan
bahwa
karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana
adanya tanpa manekankan unsur impresif atau sugestif kepada pembaca, dinamakan deskripsi
ekpositorik. Selain itu juga menggunakan bahasa-bahasa yang formal dan lugas. Sebaliknya,
deskripsi artistik adalah deskripsi yang mengarah kapada pangalaman kepada pembaca
bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikan dengan jalan menciptakan
sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan
pilihan kata yang menggugah perasaan.