SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya
akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2
minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat
menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.
Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan
interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
Pyelonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara
hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668)
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas
organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih
(urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen
ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.
Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
Pielonefritis kronis
Pyelonefritis akut

1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah
dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke
arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas
dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar
disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul
ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus
serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang
sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian
bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya
terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung
kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita
hamil dan pada usia di atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing
manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal
dan saluran kemih.

2.

Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena
faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat
merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan
timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang
kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak
berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang
berulang-ulang

berlangsung

beberapa

tahun

atau

setelah

infeksi

yang

gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita hamil,
biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena
uterus yang membesar.
B.

Etiologi
1.

Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll).

Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi.
2.

Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.

3.

Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih

kembali ke dalam ureter.
4.

Kehamilan

5.

Kencing Manis
6.

Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah

oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter
di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air
kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari
kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
ginjal.
C.

Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas
aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh
yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung
kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung
kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat
membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga
dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih
mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang
mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor.
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak
lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal
juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring.
Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal
mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi
nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.

D.

Tanda dan Gejala
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat
disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa
kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih
dan frekuensi berkemih yang meningkat.
Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang
desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat
infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau
kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit
untuk dikenali.
a.

Pyelonefritis akut ditandai dengan :
pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea,
nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness.
Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau
yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.

b.

Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronis Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal
perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala:
Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak
mempunyai gejala yang spesifik.
Adanya keletihan.
Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria,
pyuria dan kepekatan urin menurun.
Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal
ginjal.
Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada
jaringan.
Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.

E.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis
adalah:

1. Whole blood
2. Urinalisis
3.

USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu
ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya

4. BUN
5. Creatinin
6. Serum Electrolytes
7. Biopsi ginjal
8.

Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas struktur

F.

Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum
& Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)

1.

Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area
medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada
penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.

2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali
dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami
supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.
3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam
jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.
Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari
hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi,
dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea,
yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).

G.

Penatalaksanaan Medik
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh
tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali
terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes
atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan
sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa
ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman,
dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi
tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan
propantheline (Pro-Banthine)
Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara
progresif.
Penatalaksanaan keperawatan menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun
2007:
Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
Monitor Vital Sign
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
Memantau input dan output cairan.
Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes)
Memberikan dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan.
Karena pada kasus kronis, pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya
yang dapat membuat pasien berkecil hati.

H.

Pencegahan
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus
dilakukan:

a.

minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung
kemih serta kontaminasi urin.

b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c.

banyak istirahat di tempat tidur

d. terapi antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah
mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara
membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasa
membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut
untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu buang air besar agar tidak
masuk melalui vagina dan menyerang uretra. Pada waktu pemasangan kateter harus
diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal
mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik
(peluruh kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan, antara lain :
Kumis kucing (Ortthosiphon aristatus)
Meniran (Phyllanthus urinaria)
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Pegagan (Centella asiatica)
Daun Sendok (Plantago major)
Akar alang-alang (Imperata cyllindrica)
Rambut Jagung (Zea mays)
Krokot (Portulaca oleracea)
Jombang (Taraxacum mongolicum)
Rumput mutiara(Hedyotys corymbosa)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PYELONEFRITIS
A.
1.

PENGKAJIAN
Identitas Klien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

2.

Riwayat penyakit
a.
b.

Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga
menyebabkan infeksi

c.

Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya

d.

Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan

3. Pola fungsi kesehatan
a.

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx tentang
pencegahan

b.

Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena gelisah
dan nyeri.

c.

Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing

d.

Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang
datang

4. Pemeriksaan fisik
a.

Tanda-tanda vital
TD : normal / meningkat
Nadi : normal / meningkat
Respirasi : normal / meningkat
Temperatur : meningkat
b. Data focus
Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
Palpasi : Suhu tubuh meningkat

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.

Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal.

b.

Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi.

c.

Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia)
yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

d.

Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.

e.

Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

f.

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada
ginjal
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal
Kreteria hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital
normal.
Intervensi

Rasional

Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam Tanda

vital

menandakan

adanya
dan lapor jika suhu diatas 38,50 C

perubahan di dalam tubuh

Catat karakteristik urine

Untuk

mengetahui/mengidentifikasi

indikasi kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan.
Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 Untuk mencegah stasis urine
liter jika tidak ada kontra indikasi
Monitor pemeriksaan ulang urine Mengetahui
kultur

dan

sensivitas

untuk pengobatan

menentukan respon terapi
Anjurkan

pasien

mengosongkan

kandung

seberapa

jauh

terhadap

efek

keadaan

penderita.
untuk Untuk

mencegah

adanya

distensi

kemih kandung kemih

secara komplit setiap kali kemih.
Berikan

perawatan

perineal, Untuk

menjaga

kebersihan

dan

pertahankan agar tetap bersih dan menghindari bakteri yang membuat
kering.

infeksi uretra

Diagnosa Keperawatan : Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan,
frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
Tujuan : Pola eliminasi baik
Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan
berkemih (urgensi, oliguri, disuria)
Intervensi

Rasional

Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya perubahan
berkemih

warna

dan

untuk

mengetahui

mencegah

terjadinya

input/out put
Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 Untuk
jam

penumpukan urine dalam vesika
urinaria.
Palpasi kandung kemih tiap 4 jam

Untuk mengetahui adanya distensi
kandung kemih.

Bantu klien ke kamar kecil, memakai Untuk memudahkan klien di dalam
pispot/urinal
Bantu

klien

berkemih.
mendapatkan

posisi Supaya klien tidak sukar untuk

berkemih yang nyaman
Dorong

meningkatkan

berkemih.
pemasukan peningkatan

cairan

hidrasi

membilas

bakteri.

Observasi perubahan status mental:, akumulasi
perilaku atau tingkat kesadaran

sisa

uremik

dan

ketidakseimbangan elektrolit dapat
menjadi toksik pada susunan saraf
pusat

Kolaborasi:

Awasi-

laboratorium;

pemeriksaan Asam urin menghalangi tumbuhnya

elektrolit,

kreatininRasional:

BUN, kuman. Peningkatan masukan sari

pengawasan buah

dapt

berpengaruh

dalm

terhadap disfungsi ginjal Lakukan pengobatan infeksi saluran kemih.
tindakan

untuk

memelihara

asam

urin:- tingkatkan masukan sari buah
berri dan berikan obat-obat untuk
meningkatkan asam urin
Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal
Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang
Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
Intervensi

Rasional

Kaji intensitas, lokasi, dan factor Rasa sakit yang hebat menandakan
yang memperberat atau meringankan adanya infeksi
nyeri
Berikan waktu istirahat yang cukup Klien dapat istirahat dengan tenang
dan tingkat aktivitas yang dapat di dan dapat merilekskan otot-otot
toleran.
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika Untuk
tidak ada kontra indikasi

membantu

klien

dalam

berkemih

Berikan obat analgetik sesuai dengan Analgetik memblok lintasan nyeri
program terapi
Pantau

haluaran

urine

terhadap untuk

mengidentifikasi

indikasi

perubahan warna, baud an pola kemajuan atau penyimpangan dari
berkemih, masukan dan haluaran hasil yang diharapkan
setiap 8 jam dan pantau hasil
urinalisis ulang
Catat lokasi, lamanya intensitas skala membantu
(1-10) penyebaran nyeri
Berikan
pijatan

tindakan

tempat

obstruksi dan penyebab nyeri

nyaman,

punggung,

mengevaluasi

seprti meningkatkan relaksasi, menurunkan

lingkungan tegangan otot.

istirahat
Bantu atau dorong penggunaan nafas membantu

mengarahkan

kembali

berfokus relaksasi

perhatian dan untuk relaksasi otot.

Berikan perawatan perineal

untuk mencegah kontaminasi uretra

Kolaborasi:

Konsul

dokter

bila Temuan- temuan ini dapat memeberi

sebelumnya

kuning

gading-urine tanda kerusakan jaringan lanjut dan

kuning, jingga gelap, berkabut atau perlu pemeriksaan luas
keruh. Pla berkemih berubah, sring
berkemih dengan jumlah sedikit,
perasaan

ingin

kencing,

menetes

setelah berkemih. Nyeri menetap atau
bertambah sakit
Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap
infeksi
Tujuan : tidak terjadi hipertermi
Kreteria hasil : suhu tubuh klien normal.
Intervensi

Rasional

Pantau suhu tubuh klien

Tanda

vital

dapat

menandakan

adanya perubahan di dalam tubuh.
Pantau suhu lingkungan

Suhu ruangan dan jumlah selimut
harus diubah untuk mempertahankan
suhu mendekati normal

Lakukan kolaborasi dengan dokter Mengurangi demam dengan aksi
untuk pemberian antipiretik

sentralnya pada hipotalamus

Diagnosa Keperawatan : Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
tujuan : Kecemasan berkurang
Kreteria Hasil : Klien mengatakan rasa cemasnya berkurang
Intervensi

Rasional

Kaji tingkat kecemasan

Untuk mengetahui berat ringannya
kecemasan klien

Beri

kesempatan

klien

untuk Agar klien mempunyai semangat dan

mengungkapkan perasaannya

mau empati terhadap perawatan dan
pengobatan

Beri support pada klien
Beri dorongan spiritual

Agar klien kembali menyerahkan
sepenuhnya kepada Tuhan YME

Beri penjelasan tentang penyakitnya

Agar klien mengerti sepenuhnya
tentang penyakit yang dialaminya
Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
Tujuan : klien mengerti mengerti mengenai pemyakitnya
Krteteria hasil : klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic,
rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi

Rasional

Kaji ulang prose pemyakit dan memberikan pengetahuan dasar dimana
harapan yang akan datang

pasien

dapat

membuat

pilihan

beradasarkan informasi.
Berikan

informasi

tentang: pengetahuan apa yang diharapkan dapat

sumber infeksi, tindakan untuk mengurangi ansietas dan m,embantu
mencegah penyebaran, jelaskna mengembankan
pemberian

kepatuhan

klien

antibiotic, terhadap rencan terapetik.

pemeriksaan diagnostic: tujuan,
gambaran
ynag

singkat,

persiapan

dibutuhkan

sebelum

pemeriksaan, perawatan sesudah
pemeriksaan
Pastikan

pasien

atau

orang instruksi verbal dapat dengan mudah

terdekat telah menulis perjanjian dilupakan
untuk

perawatan

lanjut

dan

instruksi tertulis untuk perawatn
sesudah pemeriksaan
Instruksikan
menggunakan

pasien
obat

untuk Pasien
yang mereka,

sering
jika

menghentikan
tanda-tanda

obat

penyakit

diberikan, inum sebanyak kurang mereda. Cairan menolong membilas
lebih delapan gelas per hari ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri
khususnya sari buah berri.

membantu mempertahankan keadaan
asam urin dan mencegah pertumbuhan
bakteri

Berikan

kesempatan

kepada Untuk

mendeteksi

pasien untuk mengekspresikan kemungkinan

isyarat

indikatif

ketidakpatuhan

dan

perasaan dan masalah tentang membantu mengembangkan penerimaan
rencana pengobatan

rencana terapeutik.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made
Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
FKUI
Price,Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa:
Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:
Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikAnna Lestari
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksipjj_kemenkes
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Ramlah Al Baseri
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaHetty Astri
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)mbanarti
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asMuhammad Nugroho
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitisPradasary
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviksDea Fahmi
 

La actualidad más candente (20)

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Anatomi Urinaria
Anatomi UrinariaAnatomi Urinaria
Anatomi Urinaria
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi WanitaAnatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
Anatomi dan fisiologi Reproduksi Wanita
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 

Destacado

'Thorn lane' storyboard markedddd
'Thorn lane' storyboard  markedddd'Thorn lane' storyboard  markedddd
'Thorn lane' storyboard markeddddNathan Cordero
 
Project 14-15
Project 14-15Project 14-15
Project 14-15popimerg
 
Green Gift Brochure Nederlandse versie
Green Gift Brochure Nederlandse versieGreen Gift Brochure Nederlandse versie
Green Gift Brochure Nederlandse versieGreenB2BGifts
 
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioCatalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioLalis Madrid
 
2005 INFORME INVERSIONES
2005 INFORME INVERSIONES2005 INFORME INVERSIONES
2005 INFORME INVERSIONESLiceth Callejas
 
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010Vloedlijn
 
Visual Portfolio - AmberLen Fabian
Visual Portfolio - AmberLen FabianVisual Portfolio - AmberLen Fabian
Visual Portfolio - AmberLen FabianLaurehir
 
A2 Media Evaluation Question 1
A2 Media Evaluation Question 1A2 Media Evaluation Question 1
A2 Media Evaluation Question 1Faith Shaboo-Meere
 
Smh high school presentation
Smh high school presentationSmh high school presentation
Smh high school presentationDaniel Scottland
 
Cellulite Treatment Laser
Cellulite Treatment LaserCellulite Treatment Laser
Cellulite Treatment Lasercaricowrigl
 

Destacado (20)

'Thorn lane' storyboard markedddd
'Thorn lane' storyboard  markedddd'Thorn lane' storyboard  markedddd
'Thorn lane' storyboard markedddd
 
EE_Marshall_ZK
EE_Marshall_ZKEE_Marshall_ZK
EE_Marshall_ZK
 
Análisis del MCCA y Guerra De Las Cien Coras
Análisis del MCCA y Guerra De Las Cien CorasAnálisis del MCCA y Guerra De Las Cien Coras
Análisis del MCCA y Guerra De Las Cien Coras
 
Production Log
Production LogProduction Log
Production Log
 
Makalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurtMakalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurt
 
Statisticsintro
StatisticsintroStatisticsintro
Statisticsintro
 
Project 14-15
Project 14-15Project 14-15
Project 14-15
 
Dinero Maldito
Dinero MalditoDinero Maldito
Dinero Maldito
 
The solar system
The solar systemThe solar system
The solar system
 
Green Gift Brochure Nederlandse versie
Green Gift Brochure Nederlandse versieGreen Gift Brochure Nederlandse versie
Green Gift Brochure Nederlandse versie
 
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia BolioCatalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
Catalogo Museografico Mumedi Cintia Bolio
 
Locations
LocationsLocations
Locations
 
2005 INFORME INVERSIONES
2005 INFORME INVERSIONES2005 INFORME INVERSIONES
2005 INFORME INVERSIONES
 
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010
In gesprek over maatschappelijk vastgoed feb 2010
 
Visual Portfolio - AmberLen Fabian
Visual Portfolio - AmberLen FabianVisual Portfolio - AmberLen Fabian
Visual Portfolio - AmberLen Fabian
 
A2 Media Evaluation Question 1
A2 Media Evaluation Question 1A2 Media Evaluation Question 1
A2 Media Evaluation Question 1
 
J query lecture 1
J query lecture 1J query lecture 1
J query lecture 1
 
Coastal land vs sea level rise
Coastal land vs sea level riseCoastal land vs sea level rise
Coastal land vs sea level rise
 
Smh high school presentation
Smh high school presentationSmh high school presentation
Smh high school presentation
 
Cellulite Treatment Laser
Cellulite Treatment LaserCellulite Treatment Laser
Cellulite Treatment Laser
 

Similar a Makalah pyelonephritis (20)

Pylonephritis
PylonephritisPylonephritis
Pylonephritis
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Satpel isk
Satpel iskSatpel isk
Satpel isk
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Satpel isk
Satpel iskSatpel isk
Satpel isk
 
Nefritis dari all
Nefritis dari allNefritis dari all
Nefritis dari all
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA  AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
Askep isk AKPER PEMKAB MUNA
 
POPON 2.pptx
POPON 2.pptxPOPON 2.pptx
POPON 2.pptx
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 

Más de dery laskar/ kahadari (20)

Propsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanitaPropsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanita
 
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-csTeknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
KTI ISMA
KTI ISMAKTI ISMA
KTI ISMA
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Abstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnyaAbstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnya
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Daftar pustaka
Daftar pustaka Daftar pustaka
Daftar pustaka
 
Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja
 
Bersih itu indan
Bersih itu indan Bersih itu indan
Bersih itu indan
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif
 
Serahterima
SerahterimaSerahterima
Serahterima
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Daftar hadir responden
Daftar hadir respondenDaftar hadir responden
Daftar hadir responden
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 

Makalah pyelonephritis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis. Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436). Pyelonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668) Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu : Pielonefritis kronis Pyelonefritis akut 1. Pyelonefritis akut Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus
  • 2. serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih. Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih. 2. Pielonefritis kronis Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar. B. Etiologi 1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll). Escherichia coli merupakan penyebab 85% dari infeksi. 2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat. 3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke dalam ureter. 4. Kehamilan 5. Kencing Manis
  • 3. 6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. C. Patofisiologi Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor. Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal. D. Tanda dan Gejala Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat.
  • 4. Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk dikenali. a. Pyelonefritis akut ditandai dengan : pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik. Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness. Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih. b. Pielonefritis kronis Pielonefritis kronis Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala: Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala yang spesifik. Adanya keletihan. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria dan kepekatan urin menurun. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.
  • 5. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi. E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah: 1. Whole blood 2. Urinalisis 3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya 4. BUN 5. Creatinin 6. Serum Electrolytes 7. Biopsi ginjal 8. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur F. Komplikasi Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum & Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669) 1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi. 2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus. 3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.
  • 6. Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437). G. Penatalaksanaan Medik Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya. Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007: Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine) Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara progresif. Penatalaksanaan keperawatan menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007: Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi. Monitor Vital Sign Melakukan pemeriksaan fisik Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien. Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
  • 7. Memantau input dan output cairan. Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes) Memberikan dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan. Karena pada kasus kronis, pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya yang dapat membuat pasien berkecil hati. H. Pencegahan Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan: a. minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung kemih serta kontaminasi urin. b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal c. banyak istirahat di tempat tidur d. terapi antibiotika Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang uretra. Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik (peluruh kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan, antara lain : Kumis kucing (Ortthosiphon aristatus) Meniran (Phyllanthus urinaria) Sambiloto (Andrographis paniculata)
  • 8. Pegagan (Centella asiatica) Daun Sendok (Plantago major) Akar alang-alang (Imperata cyllindrica) Rambut Jagung (Zea mays) Krokot (Portulaca oleracea) Jombang (Taraxacum mongolicum) Rumput mutiara(Hedyotys corymbosa)
  • 9. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PYELONEFRITIS A. 1. PENGKAJIAN Identitas Klien Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. 2. Riwayat penyakit a. b. Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga menyebabkan infeksi c. Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya d. Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan 3. Pola fungsi kesehatan a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx tentang pencegahan b. Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena gelisah dan nyeri. c. Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing d. Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang 4. Pemeriksaan fisik a. Tanda-tanda vital
  • 10. TD : normal / meningkat Nadi : normal / meningkat Respirasi : normal / meningkat Temperatur : meningkat b. Data focus Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh Palpasi : Suhu tubuh meningkat B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal. b. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi. c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal. d. Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal. e. Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. C. INTERVENSI Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal Kreteria hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital normal. Intervensi Rasional Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam Tanda vital menandakan adanya
  • 11. dan lapor jika suhu diatas 38,50 C perubahan di dalam tubuh Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 Untuk mencegah stasis urine liter jika tidak ada kontra indikasi Monitor pemeriksaan ulang urine Mengetahui kultur dan sensivitas untuk pengobatan menentukan respon terapi Anjurkan pasien mengosongkan kandung seberapa jauh terhadap efek keadaan penderita. untuk Untuk mencegah adanya distensi kemih kandung kemih secara komplit setiap kali kemih. Berikan perawatan perineal, Untuk menjaga kebersihan dan pertahankan agar tetap bersih dan menghindari bakteri yang membuat kering. infeksi uretra Diagnosa Keperawatan : Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal. Tujuan : Pola eliminasi baik Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi, oliguri, disuria) Intervensi Rasional Ukur dan catat urine setiap kali Untuk mengetahui adanya perubahan berkemih warna dan untuk mengetahui mencegah terjadinya input/out put Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 Untuk jam penumpukan urine dalam vesika urinaria.
  • 12. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih. Bantu klien ke kamar kecil, memakai Untuk memudahkan klien di dalam pispot/urinal Bantu klien berkemih. mendapatkan posisi Supaya klien tidak sukar untuk berkemih yang nyaman Dorong meningkatkan berkemih. pemasukan peningkatan cairan hidrasi membilas bakteri. Observasi perubahan status mental:, akumulasi perilaku atau tingkat kesadaran sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat Kolaborasi: Awasi- laboratorium; pemeriksaan Asam urin menghalangi tumbuhnya elektrolit, kreatininRasional: BUN, kuman. Peningkatan masukan sari pengawasan buah dapt berpengaruh dalm terhadap disfungsi ginjal Lakukan pengobatan infeksi saluran kemih. tindakan untuk memelihara asam urin:- tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urin Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul Intervensi Rasional Kaji intensitas, lokasi, dan factor Rasa sakit yang hebat menandakan yang memperberat atau meringankan adanya infeksi nyeri
  • 13. Berikan waktu istirahat yang cukup Klien dapat istirahat dengan tenang dan tingkat aktivitas yang dapat di dan dapat merilekskan otot-otot toleran. Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika Untuk tidak ada kontra indikasi membantu klien dalam berkemih Berikan obat analgetik sesuai dengan Analgetik memblok lintasan nyeri program terapi Pantau haluaran urine terhadap untuk mengidentifikasi indikasi perubahan warna, baud an pola kemajuan atau penyimpangan dari berkemih, masukan dan haluaran hasil yang diharapkan setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang Catat lokasi, lamanya intensitas skala membantu (1-10) penyebaran nyeri Berikan pijatan tindakan tempat obstruksi dan penyebab nyeri nyaman, punggung, mengevaluasi seprti meningkatkan relaksasi, menurunkan lingkungan tegangan otot. istirahat Bantu atau dorong penggunaan nafas membantu mengarahkan kembali berfokus relaksasi perhatian dan untuk relaksasi otot. Berikan perawatan perineal untuk mencegah kontaminasi uretra Kolaborasi: Konsul dokter bila Temuan- temuan ini dapat memeberi sebelumnya kuning gading-urine tanda kerusakan jaringan lanjut dan kuning, jingga gelap, berkabut atau perlu pemeriksaan luas keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
  • 14. Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi Tujuan : tidak terjadi hipertermi Kreteria hasil : suhu tubuh klien normal. Intervensi Rasional Pantau suhu tubuh klien Tanda vital dapat menandakan adanya perubahan di dalam tubuh. Pantau suhu lingkungan Suhu ruangan dan jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal Lakukan kolaborasi dengan dokter Mengurangi demam dengan aksi untuk pemberian antipiretik sentralnya pada hipotalamus Diagnosa Keperawatan : Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. tujuan : Kecemasan berkurang Kreteria Hasil : Klien mengatakan rasa cemasnya berkurang Intervensi Rasional Kaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien Beri kesempatan klien untuk Agar klien mempunyai semangat dan mengungkapkan perasaannya mau empati terhadap perawatan dan pengobatan Beri support pada klien Beri dorongan spiritual Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME Beri penjelasan tentang penyakitnya Agar klien mengerti sepenuhnya
  • 15. tentang penyakit yang dialaminya Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi. Tujuan : klien mengerti mengerti mengenai pemyakitnya Krteteria hasil : klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif. Intervensi Rasional Kaji ulang prose pemyakit dan memberikan pengetahuan dasar dimana harapan yang akan datang pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi. Berikan informasi tentang: pengetahuan apa yang diharapkan dapat sumber infeksi, tindakan untuk mengurangi ansietas dan m,embantu mencegah penyebaran, jelaskna mengembankan pemberian kepatuhan klien antibiotic, terhadap rencan terapetik. pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran ynag singkat, persiapan dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan Pastikan pasien atau orang instruksi verbal dapat dengan mudah terdekat telah menulis perjanjian dilupakan untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan Instruksikan menggunakan pasien obat untuk Pasien yang mereka, sering jika menghentikan tanda-tanda obat penyakit diberikan, inum sebanyak kurang mereda. Cairan menolong membilas lebih delapan gelas per hari ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri
  • 16. khususnya sari buah berri. membantu mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri Berikan kesempatan kepada Untuk mendeteksi pasien untuk mengekspresikan kemungkinan isyarat indikatif ketidakpatuhan dan perasaan dan masalah tentang membantu mengembangkan penerimaan rencana pengobatan rencana terapeutik. DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC. Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC. Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI Price,Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.