SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 17
Farmakoterapi IV
Enterobiasis

KELOMPOK 1
M. ARIF RAHMAN
META EMILIA SURYA DHARMA
RATIH KUSUMA PUTRI
DEVIOKA PRASELLY
RIRI MONICA
DESI ELFIRA
DEBI PITRICIA

(1011011007)
(1011012023)
(1011012027)
(1011013009)
(1011013044)
(1011013074)
(1011013014)
KASUS TERBANYAK
Enterobius vermicularis
 Enterobius anthropopithe
 Enterobius gregorii

 Enterobius vermicularis merupakan cacing yang

dapat
masuk
ke
mulut,
tubuh
melalui
makanan, udara, tanah yang akan bersarang di usus
besar, pada malam hari biasanya cacing betina
meletakkan telurnya didaerah anus.
 Infeksi cacing kremi (oksiuriasis, enterobiasis)
adalah infeksi parasit yang disebabkan Enterobius
vermicularis
Klasifikasi
Phylum
Class
Sub class
Orde
Sub orde
Subfamily
Family
Genus
Spesies

: Nematoda
: Cecernentea
: Rhabditia
: Rhabditida
: Rhabditina
: Oxyuroidea
: Oxyuridae
: Oxyuris atau Enterobius
: O.vermicularis

E. vermicularis
Siklus Hidup
 Manusia





merupakan satu-satunya host bagi E.
vermicularis.
Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif.
Telur akan menetas di dalam usus dan berkembang
menjadi dewasa dalam caecum, termasuk appendix.
Cacing betina memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk
menjadi matur dan mulai memproduksi telur.
Cacing betina yang gravid mengandung sekitar 11.00015.000 butir telur, berimigrasi ke perianal pada malam
hari untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan
vaginanya.
 Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah







dikeluarkan pada suhu badan.
Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13hari.
Kadang-kadang cacing betina berimigrasi ke vagina dan
menyebabkan vaginitis.
Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di caecum.
Cacing jantan mati setelah kopulasi, Cacing betina mati
setelah bertelur.
Daur hidup cacing mulai dari tertelannya telur infektif sampai
menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke perianal dan
memerlukan waktu kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan
Cara Penularan

Auto
infeksi

Infection

• Penularan dari tangan ke mulut ,setelah menggaruk daerah
sekitar anus oleh karena rasa gatal, kemudian mereka
memasukkan tangan atau jari ke dalam mulut.

• Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah
diterbangkan oleh angin sehingga telur yang ada di debu dapat
tertelan.

• Telur cacing segera menetas di sekitar anus, dan larva yang
keluar, masuk kembali ke dalam usus melalui anus
Retroinfeksi
GEJALA KLINIS
 Sensasi gatal disekitar anus, vagina adalah gejala yang





khas pada infeksi ini.
Gangguan tidur
Kurang nafsu makan
Ruam kulit
Kegagalan untuk menambah berat badan
DIAGNOSIS
1.

Pemeriksaan Tinja





2.

Adanya cacing dewasa.
Cacing dewasa setelah kopulasi mati dan keluar bersama tinja
Caranya:
Feses dicuci dengan NaCl agak panas dan dikocok. Selanjutnya diperiksa
dalam keadaan segar.

Metode Scotch Adhesive Tape Swab
Prinsip: Ditemukan telur pada alat yang diletakkan di
daerah perianal.
 Keuntungan:

 Metode yang kedua lebih mudah dilakukan, dan lebih sering dilakukan.
 Selain biaya yang relatif murah, juga kerja yang cepat.
Cara kerja
Tempelkan sisi lekat
celophan tape ke daerah
perianal,
Gunakan xylol atau toluol
untuk menjernihkan,
Adanya telur cacing kremi
dapat terlihat.
Pengobatan
Pirantel Pamoat
 Mekanisme kerja : Berdasarkan perlumpuhan cacing dengan

jalan menghambat penerusan impuls neuromuskuler (seperti
piperazin). Lalu parasit dikeluarkan oleh peristaltik usus
tanpa memerlukan laksans.
 Efek samping : ringan dan berupa gangguan saluran cerna
dan kadangkala sakit kepala.
 Pada kehamilan : pirantel tidak dianjurkan penggunaannya
pada wanita hamil maupun anak-anak dibawah usia 2 th.
 Dosis : 2-3 tablet dari 250 mg (pamoat=embonat), anak-anak
½ -2 tablet sesuai usia (10 mg/kg).


Sediaan yang beredar : Combantrin ®
Mebendazol










Mekanisme kerja : mebendazol bekerja sebagai vermisid, larvisid dan juga
ovisid. Mekanime kerjanya melalui perintangan pemasukan glukosa dan
mempercepat penggunaannya (glikogen) pada cacing.
Resorpsi nya di usus, ringan sekali kurang dari 10%, BA-nya juga rendah
akibat first pass effect tinggi. PP-nya 95%. Eksresinya berlangsung lewat
empedu dan urin.
Efek samping : gangguan saluran cerna seperti sakit perut dan diare (jarang
terjadi).
Kehamilan dan laktasi : tidak boleh digunakan oleh ibu hamil karena
memiliki sifat teratogen yang potensial. Mengingat resorpsinya sangat
ringan, laktasi tidak perlu dihentikan. Tidak dianjurkan bagi anak dibawah
uasia 2 tahun.
Dosis : dewasa dan anak-anak sama, yakni pada enterobiasis, dosis tunggal
dari 100 mg (=1 tablet) pada waktu makan pagi.
Sediaan yang beredar : Vermox ®
ALBENDAZOLE
 Derivate karbamat dari benzimidazol berspektrum luas.
 Resorpsinya dari usus buruk. Di dalam hati, zat ini segera









diubah menjadi sulfoksidasinya, yang dieksresikan melalui
empedu dan urin.
Efek samping : gangguan lambung-usus, demam, rontok
rambut (selewat) dan exanthema.
Wanita hamil dan selama laktasi : tidak boleh menggunakan
albendazol, karena ternyata teratogen pada binatang
percobaan.
Dosis : anak dan dewasa, single dose 400 mg d.c,
Anak: 100 mg/oral
Pencegahan
Cuci tangan dengan bersih sebelum memegang makanan dan
makan.
Kuku jari tetap pendek dan bersih.
Hindari menggaruk daerah anus.
Begitu
infeksi
telah
diidentifikasi,
dan
perawatan
dimulai,hendaklah mengganti sprei, malam pakaian, dan pakaian
sehari-hari.
Cuci pakaian dalam air panas dan keringkan dengan panas untuk
membunuh telur.
Buka tirai atau gorden untuk memasukkan sinar matahari, karena
telur sangat sensitif terhadap cahaya matahari.
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Down Sindrom PPT
Down Sindrom PPTDown Sindrom PPT
Down Sindrom PPT
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Sirkumsisi
SirkumsisiSirkumsisi
Sirkumsisi
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Ulkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikumUlkus & gangren diabetikum
Ulkus & gangren diabetikum
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 

Destacado

Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Bahrul Singo
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelidaKurnia Wati
 
Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Iratika Aulia
 

Destacado (7)

NEMANTHELMINTHES
NEMANTHELMINTHESNEMANTHELMINTHES
NEMANTHELMINTHES
 
Makalah kimia alkana
Makalah kimia alkanaMakalah kimia alkana
Makalah kimia alkana
 
Nemathelminthes
NemathelminthesNemathelminthes
Nemathelminthes
 
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
Mengenal siklus hidup cacing kremi (Enterobius vermicularis)
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
 
Bahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthesBahan ajar2 nemathelminthes
Bahan ajar2 nemathelminthes
 
Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)Nematoda (biologi kelas x)
Nematoda (biologi kelas x)
 

Similar a Enterobiasis

Entrobius vermicularis 2003
Entrobius vermicularis 2003Entrobius vermicularis 2003
Entrobius vermicularis 2003Sarah Jasad
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesMulkan Fadhli
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularisMulkan Fadhli
 
PPT KECACINGAN.pptx
PPT KECACINGAN.pptxPPT KECACINGAN.pptx
PPT KECACINGAN.pptxfadlibilbila
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skenePradasary
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulDokter Ginekologi
 
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptx
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptxppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptx
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptxRisaAstriana
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
Learning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious DiseaseLearning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious Diseasesapikurban
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitisPradasary
 
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanPertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanHanifa Rahmadilla
 

Similar a Enterobiasis (20)

Entrobius vermicularis 2003
Entrobius vermicularis 2003Entrobius vermicularis 2003
Entrobius vermicularis 2003
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides
 
Thrichuris trichiura
Thrichuris trichiuraThrichuris trichiura
Thrichuris trichiura
 
Trichuriasis
TrichuriasisTrichuriasis
Trichuriasis
 
Enterobius vermicularis
Enterobius vermicularisEnterobius vermicularis
Enterobius vermicularis
 
PPT KECACINGAN.pptx
PPT KECACINGAN.pptxPPT KECACINGAN.pptx
PPT KECACINGAN.pptx
 
CANDIDA ALBIANS.pptx
CANDIDA ALBIANS.pptxCANDIDA ALBIANS.pptx
CANDIDA ALBIANS.pptx
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggul
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptx
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptxppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptx
ppt_kel.2_farmakologi (obat cacing & obat jamur).pptx
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 
Cacing
CacingCacing
Cacing
 
Cacing Gelang
Cacing GelangCacing Gelang
Cacing Gelang
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Learning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious DiseaseLearning Objective Tropical Infectious Disease
Learning Objective Tropical Infectious Disease
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanPertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
 

Más de Meta Emilia Surya Dharma (9)

Water system
Water systemWater system
Water system
 
Ginkgo biloba dan piper batle
Ginkgo biloba dan piper batleGinkgo biloba dan piper batle
Ginkgo biloba dan piper batle
 
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
A View From Regulatory Agencies (Tinjauan dari Badan Hukum)
 
Demam Malaria
Demam MalariaDemam Malaria
Demam Malaria
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
Analisa Resep
Analisa ResepAnalisa Resep
Analisa Resep
 
Trematoda hati
Trematoda hatiTrematoda hati
Trematoda hati
 

Último

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Último (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Enterobiasis

  • 1. Farmakoterapi IV Enterobiasis KELOMPOK 1 M. ARIF RAHMAN META EMILIA SURYA DHARMA RATIH KUSUMA PUTRI DEVIOKA PRASELLY RIRI MONICA DESI ELFIRA DEBI PITRICIA (1011011007) (1011012023) (1011012027) (1011013009) (1011013044) (1011013074) (1011013014)
  • 2. KASUS TERBANYAK Enterobius vermicularis  Enterobius anthropopithe  Enterobius gregorii 
  • 3.  Enterobius vermicularis merupakan cacing yang dapat masuk ke mulut, tubuh melalui makanan, udara, tanah yang akan bersarang di usus besar, pada malam hari biasanya cacing betina meletakkan telurnya didaerah anus.  Infeksi cacing kremi (oksiuriasis, enterobiasis) adalah infeksi parasit yang disebabkan Enterobius vermicularis
  • 4. Klasifikasi Phylum Class Sub class Orde Sub orde Subfamily Family Genus Spesies : Nematoda : Cecernentea : Rhabditia : Rhabditida : Rhabditina : Oxyuroidea : Oxyuridae : Oxyuris atau Enterobius : O.vermicularis E. vermicularis
  • 6.  Manusia     merupakan satu-satunya host bagi E. vermicularis. Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif. Telur akan menetas di dalam usus dan berkembang menjadi dewasa dalam caecum, termasuk appendix. Cacing betina memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk menjadi matur dan mulai memproduksi telur. Cacing betina yang gravid mengandung sekitar 11.00015.000 butir telur, berimigrasi ke perianal pada malam hari untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya.
  • 7.  Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah      dikeluarkan pada suhu badan. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13hari. Kadang-kadang cacing betina berimigrasi ke vagina dan menyebabkan vaginitis. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di caecum. Cacing jantan mati setelah kopulasi, Cacing betina mati setelah bertelur. Daur hidup cacing mulai dari tertelannya telur infektif sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke perianal dan memerlukan waktu kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan
  • 8. Cara Penularan Auto infeksi Infection • Penularan dari tangan ke mulut ,setelah menggaruk daerah sekitar anus oleh karena rasa gatal, kemudian mereka memasukkan tangan atau jari ke dalam mulut. • Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga telur yang ada di debu dapat tertelan. • Telur cacing segera menetas di sekitar anus, dan larva yang keluar, masuk kembali ke dalam usus melalui anus Retroinfeksi
  • 9. GEJALA KLINIS  Sensasi gatal disekitar anus, vagina adalah gejala yang     khas pada infeksi ini. Gangguan tidur Kurang nafsu makan Ruam kulit Kegagalan untuk menambah berat badan
  • 10. DIAGNOSIS 1. Pemeriksaan Tinja    2. Adanya cacing dewasa. Cacing dewasa setelah kopulasi mati dan keluar bersama tinja Caranya: Feses dicuci dengan NaCl agak panas dan dikocok. Selanjutnya diperiksa dalam keadaan segar. Metode Scotch Adhesive Tape Swab Prinsip: Ditemukan telur pada alat yang diletakkan di daerah perianal.  Keuntungan:  Metode yang kedua lebih mudah dilakukan, dan lebih sering dilakukan.  Selain biaya yang relatif murah, juga kerja yang cepat.
  • 11. Cara kerja Tempelkan sisi lekat celophan tape ke daerah perianal, Gunakan xylol atau toluol untuk menjernihkan, Adanya telur cacing kremi dapat terlihat.
  • 13. Pirantel Pamoat  Mekanisme kerja : Berdasarkan perlumpuhan cacing dengan jalan menghambat penerusan impuls neuromuskuler (seperti piperazin). Lalu parasit dikeluarkan oleh peristaltik usus tanpa memerlukan laksans.  Efek samping : ringan dan berupa gangguan saluran cerna dan kadangkala sakit kepala.  Pada kehamilan : pirantel tidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil maupun anak-anak dibawah usia 2 th.  Dosis : 2-3 tablet dari 250 mg (pamoat=embonat), anak-anak ½ -2 tablet sesuai usia (10 mg/kg).  Sediaan yang beredar : Combantrin ®
  • 14. Mebendazol       Mekanisme kerja : mebendazol bekerja sebagai vermisid, larvisid dan juga ovisid. Mekanime kerjanya melalui perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat penggunaannya (glikogen) pada cacing. Resorpsi nya di usus, ringan sekali kurang dari 10%, BA-nya juga rendah akibat first pass effect tinggi. PP-nya 95%. Eksresinya berlangsung lewat empedu dan urin. Efek samping : gangguan saluran cerna seperti sakit perut dan diare (jarang terjadi). Kehamilan dan laktasi : tidak boleh digunakan oleh ibu hamil karena memiliki sifat teratogen yang potensial. Mengingat resorpsinya sangat ringan, laktasi tidak perlu dihentikan. Tidak dianjurkan bagi anak dibawah uasia 2 tahun. Dosis : dewasa dan anak-anak sama, yakni pada enterobiasis, dosis tunggal dari 100 mg (=1 tablet) pada waktu makan pagi. Sediaan yang beredar : Vermox ®
  • 15. ALBENDAZOLE  Derivate karbamat dari benzimidazol berspektrum luas.  Resorpsinya dari usus buruk. Di dalam hati, zat ini segera     diubah menjadi sulfoksidasinya, yang dieksresikan melalui empedu dan urin. Efek samping : gangguan lambung-usus, demam, rontok rambut (selewat) dan exanthema. Wanita hamil dan selama laktasi : tidak boleh menggunakan albendazol, karena ternyata teratogen pada binatang percobaan. Dosis : anak dan dewasa, single dose 400 mg d.c, Anak: 100 mg/oral
  • 16. Pencegahan Cuci tangan dengan bersih sebelum memegang makanan dan makan. Kuku jari tetap pendek dan bersih. Hindari menggaruk daerah anus. Begitu infeksi telah diidentifikasi, dan perawatan dimulai,hendaklah mengganti sprei, malam pakaian, dan pakaian sehari-hari. Cuci pakaian dalam air panas dan keringkan dengan panas untuk membunuh telur. Buka tirai atau gorden untuk memasukkan sinar matahari, karena telur sangat sensitif terhadap cahaya matahari.