SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK
B. ETIOLOGI
Biasanya Kejang Demam terjadi akibat adanya Infeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi
respiratorius bagian atas

C. PATOFISIOLOGI
Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu
singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun
membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang
demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi
kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis
laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang
tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot,
dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan
peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul
edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus
temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang
dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung
lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Kejang parsial ( fokal, lokal )
a. Kejang parsial sederhana :
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
 Tanda tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setipa
–
kejang sama.
 Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
 Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik,
merasa seakan ajtuh dari udara,
parestesia.
 Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
b. Kejang parsial kompleks
 Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks
 Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomat : mengecap – ngecapkan bibir,mengunyah,
ik
gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
 Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku

2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )
a. Kejang absens
 Gangguan kewaspadaan dan
responsivitas
 Ditandai dengan tatapan ter
paku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik
 Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh
b. Kejang mioklonik
 Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak.
–
 Sering terliht pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan keduatn sinkron
a
dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
 Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
 Kehilangan
kesadaran hanya sesaat.
c. Kejang tonik klonik

Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang tubuh
dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit
 Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih
 Sat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.
a
 Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal
d. Kejang atonik
 Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala
menunduk,atau jatuh ke tanah.
 Singkat dan
terjadi tanpa peringatan.
E. KOMPLIKASI
1. Aspirasi
2. Asfiksia
3. Retardasi mental

F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
1. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk mendeteksi
perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan
lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang
itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT
4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan
membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak
5. Uji laboratorium
 Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler
 Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit
 Panel elektrolit
 Skrining toksik dari serum dan urin
 GDA
 Kadar kalsium darah
 Kadar natrium
darah
 Kadar magnesium darah

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Memberantas kejang Secepat mungkin
Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam keadaan kejang, ditunggu selama 15
menit, bila masih terdapat kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga secara
intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama
tetapi melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat diberikan
fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.

2. Pengobatan penunjang
Sebelum memberantas kejang tidak boleh Dilupakan perlunya pengobatan penunjang
 Semua pakaian ketat dibuka
 Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
 Usahakan agar jalan
nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen, bila perlu dilakukan intubasi
atau trakeostomi.
 Penhisapan lendir harus dilakukan secara tertur dan diberikan oksigen.

3. Pengobatan rumat
 Profilaksis intermiten
Untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipietika. Profilaksis
ini diberikan sampai kemungkinan sangat kecil anak mendapat kejang demam sederhana yaitu kira - kira
sampai anak umur 4 tahun.
 Profilaksis jangka panjang
Diberikan pada keadaan
 Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
 Kejang demam ang mempunyai ciri :
y
- Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi, retardasi perkembangan dan
mikrosefali
- Bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, berdifat fokal atau diikiuti kelainan saraf yang sementara
atau menetap
- Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik
- Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan
4. Mencari dan mengobati penyebab

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
A. Pengkajian
Pengkajian neurologik :
1. Tanda – tanda vital
 Suhu
 Pernapasan
 Denyut jantung
 Tekanan darah
 Tekanan nadi
2. Hasil pemeriksaan kepala
 Fontanel : menonjol, rata, cekung
 Lingkar kepala : dibawah 2 tahun
 Bentuk Umum
3. Reaksi pupil
 Ukuran
 Reaksi terhadap cahaya
 Kesamaan respon
4. Tingkat kesadaran
 Kew
aspadaan : respon terhadap panggilan
 Iritabilitas
 Letargi dan rasa mengantuk
 Orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain
5. Afek
 Alam perasaan
 Labilitas
6. Aktivitas kejang
 Jenis
 Lamanya
7. Fungsi sensoris
 Reaksi terhadap nyeri
 Reaksi
terhadap suhu
8. Refleks
 Refleks tendo superfisial
 Reflek patologi
9. Kemampuan intelektual
 Kemampuan menulis dan menggambar
 Kemampuan membaca

B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi cidera
2. Gangguan citra tubuh
3. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak efektif

C. Intervensi keperawatan
1. Kejang
 Lindungi anak dari cidera
 Jangan mencoba untuk merestrain anak
 Jika anak berdiri atau duduk sehingga terdapat kemungkinan jatuh, turunkan anak tersebut agar tidak
jatuh
 Jangan
memasukan benda apapun kedalam mulut anak
 Longgarkan pakaiannya jika ketat
 Cegah anak agar tidak trpukul benda tajam, lapisi setiap ben a yang mungkin terbentur dengan anak
d
dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut
 Miringkan badan anak unuk mem fasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret
t
2. Lakukan observasi secara teliti dan catat aktiitas kejang untuk membantu diagnosis atau pengkajian
respon pengobatan
 Waktu awitan dan kejadian pemicu
 Aura
 Jenis kejang
 Lamanya kejang
 Interveni selama kejang
s
 Tanda tanda vital

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC.
3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC
4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru
5. Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (17)

Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)Epilepsi (sawan)
Epilepsi (sawan)
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
Askep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaranAskep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaran
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsi
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Parkinson’s disease
Parkinson’s  diseaseParkinson’s  disease
Parkinson’s disease
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
 
Power ekkka AKPER PEMKAB MUNA
Power  ekkka AKPER PEMKAB MUNAPower  ekkka AKPER PEMKAB MUNA
Power ekkka AKPER PEMKAB MUNA
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
112165363 51715822-case-migrain
112165363 51715822-case-migrain112165363 51715822-case-migrain
112165363 51715822-case-migrain
 

Destacado

Survey results
Survey resultsSurvey results
Survey resultsgroup027
 
프로젝트 소울
프로젝트 소울프로젝트 소울
프로젝트 소울소영 유
 
상상드림프로젝트 자전거 전국일주
상상드림프로젝트 자전거 전국일주상상드림프로젝트 자전거 전국일주
상상드림프로젝트 자전거 전국일주yeojungu
 
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-Quality
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-QualityCGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-Quality
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-QualityCaryn Gray
 
Sans titre 4 copie
Sans titre   4 copieSans titre   4 copie
Sans titre 4 copiebiyutiful
 
Morality is a driving force in life
Morality is a driving force in lifeMorality is a driving force in life
Morality is a driving force in lifeDr. Jeet Dogra
 
Instructional Design: Managing Media Development
Instructional Design: Managing Media DevelopmentInstructional Design: Managing Media Development
Instructional Design: Managing Media DevelopmentMusfera Nara Vadia
 
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4Muhammad Abdullah
 
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...Luanvanyhoc.com-Zalo 0927.007.596
 

Destacado (15)

Dftar pustaka
Dftar pustakaDftar pustaka
Dftar pustaka
 
Primer informe de metodos numericos
Primer informe de metodos numericosPrimer informe de metodos numericos
Primer informe de metodos numericos
 
Survey results
Survey resultsSurvey results
Survey results
 
프로젝트 소울
프로젝트 소울프로젝트 소울
프로젝트 소울
 
상상드림프로젝트 자전거 전국일주
상상드림프로젝트 자전거 전국일주상상드림프로젝트 자전거 전국일주
상상드림프로젝트 자전거 전국일주
 
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-Quality
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-QualityCGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-Quality
CGRAY-Aprimo Think Before You Send WP-Press-Quality
 
Testimonial by Ee Wurn 231214b
Testimonial by Ee Wurn 231214bTestimonial by Ee Wurn 231214b
Testimonial by Ee Wurn 231214b
 
Edição julho agosto-setembro 2013
Edição julho agosto-setembro 2013Edição julho agosto-setembro 2013
Edição julho agosto-setembro 2013
 
Sans titre 4 copie
Sans titre   4 copieSans titre   4 copie
Sans titre 4 copie
 
Morality is a driving force in life
Morality is a driving force in lifeMorality is a driving force in life
Morality is a driving force in life
 
Testimonial by Ee Wurn 231214a
Testimonial by Ee Wurn 231214aTestimonial by Ee Wurn 231214a
Testimonial by Ee Wurn 231214a
 
Instructional Design: Managing Media Development
Instructional Design: Managing Media DevelopmentInstructional Design: Managing Media Development
Instructional Design: Managing Media Development
 
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4
Peraturan dan undang PSK Tingkatan 4
 
Power creatividad tema4
Power creatividad tema4Power creatividad tema4
Power creatividad tema4
 
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...
NGHIÊN CỨU CHẨN ĐOÁN VÀ ĐIỀU TRỊ CỦA GYNOFLOR TRONG VIÊM ÂM ĐẠO KHÔNG ĐẶC HIỆ...
 

Similar a Kejang demam pada anak

Similar a Kejang demam pada anak (20)

Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 
Askep enchapalitis
Askep enchapalitisAskep enchapalitis
Askep enchapalitis
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kejang demam pada anak

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK B. ETIOLOGI Biasanya Kejang Demam terjadi akibat adanya Infeksi ekstrakranial , misalnya OMA dan infeksi respiratorius bagian atas C. PATOFISIOLOGI Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat teerjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadi kejang. Kejang demam yang terjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit ) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas otot, dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi epilepsi. D. MANIFESTASI KLINIK 1. Kejang parsial ( fokal, lokal ) a. Kejang parsial sederhana : Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :  Tanda tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setipa – kejang sama.  Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.  Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan ajtuh dari udara, parestesia.  Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.
  • 2. b. Kejang parsial kompleks  Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks  Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomat : mengecap – ngecapkan bibir,mengunyah, ik gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.  Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku 2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi ) a. Kejang absens  Gangguan kewaspadaan dan responsivitas  Ditandai dengan tatapan ter paku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik  Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh b. Kejang mioklonik  Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara mendadak. –  Sering terliht pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan keduatn sinkron a dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.  Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok  Kehilangan kesadaran hanya sesaat. c. Kejang tonik klonik  Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit  Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih  Sat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah. a  Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal d. Kejang atonik  Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.  Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
  • 3. E. KOMPLIKASI 1. Aspirasi 2. Asfiksia 3. Retardasi mental F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK 1. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang. 2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan. 3. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT 4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak 5. Uji laboratorium  Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler  Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit  Panel elektrolit  Skrining toksik dari serum dan urin  GDA  Kadar kalsium darah  Kadar natrium darah  Kadar magnesium darah G. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Memberantas kejang Secepat mungkin
  • 4. Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam keadaan kejang, ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat kejang diulangi suntikan kedua dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2 masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena. 2. Pengobatan penunjang Sebelum memberantas kejang tidak boleh Dilupakan perlunya pengobatan penunjang  Semua pakaian ketat dibuka  Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung  Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen, bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.  Penhisapan lendir harus dilakukan secara tertur dan diberikan oksigen. 3. Pengobatan rumat  Profilaksis intermiten Untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipietika. Profilaksis ini diberikan sampai kemungkinan sangat kecil anak mendapat kejang demam sederhana yaitu kira - kira sampai anak umur 4 tahun.  Profilaksis jangka panjang Diberikan pada keadaan  Epilepsi yang diprovokasi oleh demam  Kejang demam ang mempunyai ciri : y - Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi, retardasi perkembangan dan mikrosefali - Bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, berdifat fokal atau diikiuti kelainan saraf yang sementara atau menetap - Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik - Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan
  • 5. 4. Mencari dan mengobati penyebab ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM A. Pengkajian Pengkajian neurologik : 1. Tanda – tanda vital  Suhu  Pernapasan  Denyut jantung  Tekanan darah  Tekanan nadi 2. Hasil pemeriksaan kepala  Fontanel : menonjol, rata, cekung  Lingkar kepala : dibawah 2 tahun  Bentuk Umum 3. Reaksi pupil  Ukuran  Reaksi terhadap cahaya  Kesamaan respon 4. Tingkat kesadaran  Kew aspadaan : respon terhadap panggilan  Iritabilitas  Letargi dan rasa mengantuk  Orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain
  • 6. 5. Afek  Alam perasaan  Labilitas 6. Aktivitas kejang  Jenis  Lamanya 7. Fungsi sensoris  Reaksi terhadap nyeri  Reaksi terhadap suhu 8. Refleks  Refleks tendo superfisial  Reflek patologi 9. Kemampuan intelektual  Kemampuan menulis dan menggambar  Kemampuan membaca B. Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi cidera 2. Gangguan citra tubuh 3. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak efektif C. Intervensi keperawatan 1. Kejang  Lindungi anak dari cidera  Jangan mencoba untuk merestrain anak
  • 7.  Jika anak berdiri atau duduk sehingga terdapat kemungkinan jatuh, turunkan anak tersebut agar tidak jatuh  Jangan memasukan benda apapun kedalam mulut anak  Longgarkan pakaiannya jika ketat  Cegah anak agar tidak trpukul benda tajam, lapisi setiap ben a yang mungkin terbentur dengan anak d dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut  Miringkan badan anak unuk mem fasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret t 2. Lakukan observasi secara teliti dan catat aktiitas kejang untuk membantu diagnosis atau pengkajian respon pengobatan  Waktu awitan dan kejadian pemicu  Aura  Jenis kejang  Lamanya kejang  Interveni selama kejang s  Tanda tanda vital DAFTAR PUSTAKA 1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC. 2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC. 3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC 4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru 5. Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php