SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Penerbit Erlangga




Menguasai konsep suhu dan kalor.
Menguasai pengaruh kalor terhadap zat.
Memahami konsep perpindahan kalor dan
manfaatnya.







Pengukuran Suhu
Kalor
Pengaruh Kalor Terhadap Zat
Perpindahan Kalor
Kalor Laten
Asas Black




Untuk mengetahui besar
suhu suatu benda dapat
digunakan alat ukur yang
disebut termometer.
Caranya adalah dengan
menempelkan termometer
pada benda tersebut.
Setelah termometer
disentuhkan maka akan
terjadi aliran kalor dari
benda ke termometer.


Termometer bayi



Termometer laboratorium
Perbandingan skala dari berbagai termometer:
C

R

F

K

Rk

100

80

180

100

180

5

4

9

5

9
Suhu suatu ruangan menunjukkan angka 32 jika diukur
dengan termometer Celcius. Tentukanlah jika diukur dengan:
a. Reamur
b. Fahrenheit
c. Kelvin
d. Rankine
Penyelesaian:

4
4
a. t°R= 5 t°C = 32   25,4 R
5

9
t°C+ 32= 32   32  89,6 F
5

b.

9
t°R=
5

c.

tK = t°C +273 = 32+273=305K

d.

9
9
t°Rk =
t°C + 491= 32   491  57,6  491  548,6 Rk
5
5
Kuantitas panas atau kalor dalam suatu bahan dilambangkan
dengan ΔQ yang berkaitan dengan perubahan suhu ΔT. Besar
kuantitas kalor Q yang diperlukan untuk meningkatkan suhu
benda dari T1 menjadi T2 berbanding lurus dengan:
 Massa benda m; semakin besar massa benda yang akan
dipanaskan, maka semakin besar pula kuantitas kalor
yang diperlukan.
 Jenis benda atau sifat alami benda; besar kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 kg tembaga tidaklah
sama dengan yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air.
Kalor Jenis


Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk
meningkatkan 1°C dalam setiap 1 kg massa. Kalor jenis
dinyatakan dengan persamaan:

Q
C=
mT atau

Q  mcT

Dengan c = kalor jenis (J/kg°C atau J/kg K)
m = massa zat (kg)
ΔT = perubahan suhu (°C atau K)
Kapasitas Kalor


Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu zat tanpa memperhatikan massa zat.
Kapasitas kalor dilambangkan dengan C (perhatikan
perbedaan simbol C dan c). Kapasitas kalor dinyatakan
dengan persamaan:

Q
c
T

atau

Q  CT
Tabel 5.1: Tabel Kalor Jenis
Bahan
Alumunium

Kalor Jenis
(J/kg°C)
910

Bahan

Kalor Jenis
(J/kg°C)

Besi

470

Berilium

1.970

Batu kapur
(CaCO3)

879

Tembaga

390

Raksa (Hg)

138
234

Etanol

2.428

Perak

Es

2.100

Air

4.200
Berapakah besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2
kg air dari suhu 32oC hingga 80oC?
Diketahui: m =2 kg

T  T2  T1  80  32  48c
Penyelesaian: Q=….?
Penyelesaian:

Q  mcT  2  4.190  48  4,0224 105 J




Pada umumnya, benda akan mengalami ekspansi atau
memuai pada saat dipanaskan.
Ekspansi suatu benda akibat peningkatan suhu terjadi
secara menyeluruh ke segala arah yang disebut juga
ekspansi volume. Namun, keadaan ini bisa dipaksa dan
diubah menjadi ekspansi satu arah (ekspansi linear).
1. Ekspansi Linear
Sebuah tongkat dari bahan logam yang panjangnya L0 pada
temperatur awal T0. setelah tongkat dipanaskan hingga
mencapai temperatur T dengan besar perubahan temperatur
T  T2  T1 maka panjang tongkat akan mencapai L.
Perubahan muai panjang:

L  L0 T
L0

L0
L

Gambar 5.4. Pemuaian panjang, biasanya terjadi pada benda-benda yang ukuran dimensi lebar
dan tingginya diabaikan.

Jika perubahan suhu yang terjadi cukup kecil, maka
perubahan panjang yang terjadi juga kecil.
Contoh Ekspansi Linear:
Sebuah kawat alumunium yang panjangnya 2 m dipanaskan hingga
mengalami perubahan temperatur sebesar 50°C dari temperatur
awalnya. Hitunglah panjang kawat setelah dipanaskan!
5
Diketahui: L0  2m, T  50C,  2,4 10 / C
Ditanyakan: panjang akhir L =….?
Penyelesaian:
Gunakan persamaan untuk menghitung panjang secara langsung.

L  L0 1   (T  T0 )   2 1  (2, 4  105 )(50)   2,0024 m


2.Ekspansi Luas
Telah diungkapkan sebelumnya bahwa peningkatan temperatur
suatu benda yang berbentuk kepingan akan menimbulkan ekspansi
luas. Jika penambahan temperatur benda tidak terlalu besar,
maka pertambahan temperatur benda berbanding lurus dengan
pertambahan luas permukaan benda dan dengan koefisien muai
luas benda yang dilambangkan dengan  .
Perubahan luas dapat di tulis:

A  A0 T
Contoh Ekspansi Luas:
Sebuah lempengan alumunium yang luasnya 4 m2dipanaskan
hingga mengalami peningkatan temperatur sebesar 40oC dari
temperatur awal. Hitunglah luas lempengan setelah dipanaskan!
2
Diketahui: A0  4m
T  40C

  2,4 10 5 / C
Ditanyakan: panjang akhir A =….?
Penyelesaian:
Perhatikan urutan operasi hitung dengan saksama.
A=  A0 1  2 (T  T0 )
 4 1  (2)(2, 4  10 4 )(40) 


 4 1  1,92  103 


 4,00768 m 2
3. Ekspansi Volume
Peningkatan temperatur suatu benda dapat mengakibatkan
terjadinya ekspansi volume. Dari hasil percobaan, jika perubahan
temperatur kurang dari 100oC, maka pertambahan volume benda
akan berbanding lurus terhadap perubahan temperatur koefisien
Muai volume bahan yang dilambangkan dengan  .
Perubahan muai volume:

V  V0 T
Tabel Koefisien Muai Volume Beberapa Benda
Bahan

Koefisien Muai Volume 

Alumunium

7,2 x 10-5

Kuningan

6,0 x 10-5

Tembaga

5,1 x 10-5

Kaca

1,2  2,7 x 10-5

Invar

0,27 x 10-5

Kuarsa

0,12 x 10-5

Baja

3,6 x 10-5

(/0C)
Contoh Ekspansi Luas:
Sebuah balok tembaga yang bervolume 2 m3 dipanaskan hingga
mengalami peningkatan temperatur sebesar 50oC dari temperatur
awal. Hitunglah volume balok tembaga tersebut setelah dipanaskan!
Diketahui: V  2m 3
0

T  50C

  5,1 10 5 / C
Ditanyakan: V =….?
Penyelesaian:
Perhatikan urutan operasi hitung dengan saksama.
V=  V 1   (T  T ) 
0

0

 2 1  (5,1  105 )(50) 


 2 1  2,55  10 3 


 2,0051 m 3
Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor antar-medium:
 Konduksi: konduksi adalah perpindahan kalor dengan cara
menempelkan langsung antara dua medium yang berbeda
temperatur. Misalnya, kita memasak air dengan panci
alumunium yang terhubung langsung tanpa ada pemisah.
 Konveksi: konveksi adalah perpindahan kalor melalui
aliran massa suatu medium perantara. Misalnya, pada
radiator pendingin mesin menggunakan air sebagai
medium alir penghantar kalor.
 Radiasi: radiasi adalah perpindahan kalor melalui
pancaran radiasi elektromagnetik. Misalnya, sinar
matahari yang sampai ke bumi tanpa medium apa pun di
ruang hampa udara.
1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Laju kalor dalam peristiwa konduksi:

T
H  kA
L
Dengan:
H = arus kalor(J/s)
K = konduktivitas termal (W/moC)
A = Luas penampang aliran (m2)
Tb = temperatur tinggi (oC)
Ta = temperatur tinggi (oC)
L = panjang penghantar (m)
2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Laju kalor dalam peristiwa konveksi:

Q
H
 hAT
T
Keterangan:
H = laju kalor (watt atau J/s)
h

= koefisien konveksi bahan (W m-2K-1)

A = Luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2)

T = beda suhu antara benda dan fluida (K atau oC)
2. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Laju kalor dalam peristiwa radiasi, kemudian diberi nama Hukum
Stefan Boltzmann:

P  eAT

4

Keterangan:
P = daya/laju kalor(W )
e = emisivitas benda
 = konstanta Stefan (5,67 x 10-8 W m-2 K-4)
T = suhu benda (K)
Kalor laten adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk
mengubah fase m kilogram zat. Misalnya es yang melebur, air
yang menguap, dan sebagainya. Saat melebur, es
menggunakan kalor untuk mengubah wujudnya. Begitu pula
ketika air menguap.
Kalor laten dinyatakan sebagai:
Q=mL
Dengan Q = besarnya kalor (J)
L = panas laten zat (J/kg)
Contoh Kalor Laten:
Hitunglah besar energi kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan -5 oC bermassa
100 g menjadi air bersuhu 10oC!
Diketahui:
T0  5C , Tlebur es = 0oC, Takhir =10oC
mes  100 g  0,1kg

Ces  2.100 J / kgC
Cair  4.200 J / kgC
Les  3,33 105 J / kg
Ditanyakan: Q untuk meleburkan es =….?
Penyelesaian:
Hitunglah energi untuk menaikkan suhu dari -5oC hingga 0oC.

Q1  mes ces Tes  0,1 2.100  (0  (5))  1.050 J
Hitunglah energi untuk meleburkan es. Gunakan panas laten peleburan.

Q2  mes Les  0,1 3,333 105  33.000 J
Hitunglah energi untuk menaikkan suhu air menjadi 10oC.

Q3  mair ccair Tair  0,1 4.200  10  0)  4.200 J
Kalor total dalam proses ini adalah:

Q  Q1  Q2  Q3  1.050  33.300  4.200  38.550 J
Perpindahan kalor akan berhenti saat terjadi kesetimbangan
kalor. Artinya aliran kalor akan terhenti sampai kalor benda
yang melepas kalor sama dengan benda yang menerima kalor.
Asas Black dinyatakan sebagai berikut:
Qlepas = Qditerima
Contoh Asas Black:
Sebatang besi bermassa 1 kg dipanaskan hingga mencapai suhu
100 oC. Batang besi ini kemudian dicelupkan ke dalam 1 liter air
yang berada dalam suhu kamar. Berapakah suhu akhir sistem ini?
Diketahui: m  1kg
besi

Vair  1L, mair   air Vair  1.000kg / m3 1L  1kg
Ditanyakan: suhu akhir sistem =….?
Penyelesaian:
Kita nyatakan dulu persamaan kalor untuk besi. Besi dicelupkan
ke dalam air yang bersuhu kamar (sekitar 27 oC). Dengan,
demikian, suhu akhir besi akan turun sampai suhu akhir T, yang
pasti lebih kecil daripada 100 oC.

Qb  mb cb Tb  1 470  (100  T )
Nyatakan persamaan kalor untuk air yang dicelupkan besi
panas. Suhu akhir air akan naik sampai suhu T yang pasti lebih
tinggi daripada 27o C

Qa  ma ca Ta  1  4.200  (T  27)
Agar proses perpindahan panas terhenti, Qa = Qb .

470(100  T )  4.200(T  27)
4.700  47T  420  11.340
16.040  467T
T  34,34o C
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjangITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjangFransiska Puteri
 
Kunci Jawaban dan Pembahasan Termokimia
Kunci Jawaban dan Pembahasan TermokimiaKunci Jawaban dan Pembahasan Termokimia
Kunci Jawaban dan Pembahasan TermokimiaRizki Rahma
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATLAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATNesha Mutiara
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)Novi Fachrunnisa
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Utami Irawati
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksiPengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksiRizki Suci Asih
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi nurul hasanah
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASNisaUlFitri
 
Lb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliLb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliAndi JRs
 
Teorema torricelli
Teorema torricelliTeorema torricelli
Teorema torricelliafrays iwd
 
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemTermodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemjayamartha
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBAS
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBASLEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBAS
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBASGressi Dwiretno
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 

La actualidad más candente (20)

Benda tegar
Benda tegarBenda tegar
Benda tegar
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjangITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
 
Kunci Jawaban dan Pembahasan Termokimia
Kunci Jawaban dan Pembahasan TermokimiaKunci Jawaban dan Pembahasan Termokimia
Kunci Jawaban dan Pembahasan Termokimia
 
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERATLAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
LAPORAN PRAKTIKUM TITIK BERAT
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)
 
Listrik statis
Listrik statisListrik statis
Listrik statis
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksiPengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi
Pengaruh suhu dan katalis terhadap laju reaksi
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GAS
 
Lb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulliLb penerapan hk. bernoulli
Lb penerapan hk. bernoulli
 
Teorema torricelli
Teorema torricelliTeorema torricelli
Teorema torricelli
 
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemTermodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBAS
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBASLEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBAS
LEMBAR KEGIATAN SISWA EKPERIMEN GERAK JATUH BEBAS
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 

Similar a Bab 5 suhu dan kalor

Similar a Bab 5 suhu dan kalor (20)

Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan kalor new
Suhu dan kalor newSuhu dan kalor new
Suhu dan kalor new
 
Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
Mata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika iiMata kuliah fisika ii
Mata kuliah fisika ii
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 
suhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.pptsuhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.ppt
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxdisplay-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
 

Más de EKO SUPRIYADI

Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikinRpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikinRpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikinRpp kelas xi otomotif 009 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b
Rpp kelas xi otomotif   002 bRpp kelas xi otomotif   002 b
Rpp kelas xi otomotif 002 bEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikinRpp kelas xi otomotif 016 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   012 b kikinRpp kelas xi otomotif   012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   003 b kikinRpp kelas xi otomotif   003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikinRpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikinRpp kelas xi otomotif 007 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 013 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   013 b kikinRpp kelas xi otomotif   013 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 013 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 004 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   004 b kikinRpp kelas xi otomotif   004 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 004 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 017 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   017 b kikinRpp kelas xi otomotif   017 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 017 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   010 b kikinRpp kelas xi otomotif   010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif 019 b kikin
Rpp kelas x otomotif   019 b kikinRpp kelas x otomotif   019 b kikin
Rpp kelas x otomotif 019 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif 017 b kikin
Rpp kelas x otomotif   017 b kikinRpp kelas x otomotif   017 b kikin
Rpp kelas x otomotif 017 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif 016b kikin
Rpp kelas x otomotif   016b kikinRpp kelas x otomotif   016b kikin
Rpp kelas x otomotif 016b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif 010 b kikin
Rpp kelas x otomotif   010 b kikinRpp kelas x otomotif   010 b kikin
Rpp kelas x otomotif 010 b kikinEKO SUPRIYADI
 
Rpp kelas x otomotif 009 b kikin
Rpp kelas x otomotif   009 b kikinRpp kelas x otomotif   009 b kikin
Rpp kelas x otomotif 009 b kikinEKO SUPRIYADI
 

Más de EKO SUPRIYADI (20)

Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikinRpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( c ) kikin
 
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikinRpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikin
Rpp kelas x otomotif ddtm ( b ) kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikinRpp kelas xi otomotif 009 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 009 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b
Rpp kelas xi otomotif   002 bRpp kelas xi otomotif   002 b
Rpp kelas xi otomotif 002 b
 
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikinRpp kelas xi otomotif 016 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 016 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   012 b kikinRpp kelas xi otomotif   012 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 012 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   003 b kikinRpp kelas xi otomotif   003 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 003 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikinRpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikinRpp kelas xi otomotif 007 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 007 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 013 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   013 b kikinRpp kelas xi otomotif   013 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 013 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 004 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   004 b kikinRpp kelas xi otomotif   004 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 004 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   002 b kikinRpp kelas xi otomotif   002 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 002 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 017 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   017 b kikinRpp kelas xi otomotif   017 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 017 b kikin
 
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif   010 b kikinRpp kelas xi otomotif   010 b kikin
Rpp kelas xi otomotif 010 b kikin
 
Rpp kelas x otomotif 019 b kikin
Rpp kelas x otomotif   019 b kikinRpp kelas x otomotif   019 b kikin
Rpp kelas x otomotif 019 b kikin
 
Rpp kelas x otomotif 017 b kikin
Rpp kelas x otomotif   017 b kikinRpp kelas x otomotif   017 b kikin
Rpp kelas x otomotif 017 b kikin
 
Rpp kelas x otomotif 016b kikin
Rpp kelas x otomotif   016b kikinRpp kelas x otomotif   016b kikin
Rpp kelas x otomotif 016b kikin
 
Rpp kelas x otomotif 010 b kikin
Rpp kelas x otomotif   010 b kikinRpp kelas x otomotif   010 b kikin
Rpp kelas x otomotif 010 b kikin
 
Rpp kelas x otomotif 009 b kikin
Rpp kelas x otomotif   009 b kikinRpp kelas x otomotif   009 b kikin
Rpp kelas x otomotif 009 b kikin
 

Bab 5 suhu dan kalor

  • 2.    Menguasai konsep suhu dan kalor. Menguasai pengaruh kalor terhadap zat. Memahami konsep perpindahan kalor dan manfaatnya.
  • 3.       Pengukuran Suhu Kalor Pengaruh Kalor Terhadap Zat Perpindahan Kalor Kalor Laten Asas Black
  • 4.   Untuk mengetahui besar suhu suatu benda dapat digunakan alat ukur yang disebut termometer. Caranya adalah dengan menempelkan termometer pada benda tersebut. Setelah termometer disentuhkan maka akan terjadi aliran kalor dari benda ke termometer.
  • 6.
  • 7. Perbandingan skala dari berbagai termometer: C R F K Rk 100 80 180 100 180 5 4 9 5 9
  • 8. Suhu suatu ruangan menunjukkan angka 32 jika diukur dengan termometer Celcius. Tentukanlah jika diukur dengan: a. Reamur b. Fahrenheit c. Kelvin d. Rankine Penyelesaian: 4 4 a. t°R= 5 t°C = 32   25,4 R 5 9 t°C+ 32= 32   32  89,6 F 5 b. 9 t°R= 5 c. tK = t°C +273 = 32+273=305K d. 9 9 t°Rk = t°C + 491= 32   491  57,6  491  548,6 Rk 5 5
  • 9. Kuantitas panas atau kalor dalam suatu bahan dilambangkan dengan ΔQ yang berkaitan dengan perubahan suhu ΔT. Besar kuantitas kalor Q yang diperlukan untuk meningkatkan suhu benda dari T1 menjadi T2 berbanding lurus dengan:  Massa benda m; semakin besar massa benda yang akan dipanaskan, maka semakin besar pula kuantitas kalor yang diperlukan.  Jenis benda atau sifat alami benda; besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg tembaga tidaklah sama dengan yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air.
  • 10. Kalor Jenis  Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1°C dalam setiap 1 kg massa. Kalor jenis dinyatakan dengan persamaan: Q C= mT atau Q  mcT Dengan c = kalor jenis (J/kg°C atau J/kg K) m = massa zat (kg) ΔT = perubahan suhu (°C atau K)
  • 11. Kapasitas Kalor  Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu zat tanpa memperhatikan massa zat. Kapasitas kalor dilambangkan dengan C (perhatikan perbedaan simbol C dan c). Kapasitas kalor dinyatakan dengan persamaan: Q c T atau Q  CT
  • 12. Tabel 5.1: Tabel Kalor Jenis Bahan Alumunium Kalor Jenis (J/kg°C) 910 Bahan Kalor Jenis (J/kg°C) Besi 470 Berilium 1.970 Batu kapur (CaCO3) 879 Tembaga 390 Raksa (Hg) 138 234 Etanol 2.428 Perak Es 2.100 Air 4.200
  • 13. Berapakah besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg air dari suhu 32oC hingga 80oC? Diketahui: m =2 kg T  T2  T1  80  32  48c Penyelesaian: Q=….? Penyelesaian: Q  mcT  2  4.190  48  4,0224 105 J
  • 14.   Pada umumnya, benda akan mengalami ekspansi atau memuai pada saat dipanaskan. Ekspansi suatu benda akibat peningkatan suhu terjadi secara menyeluruh ke segala arah yang disebut juga ekspansi volume. Namun, keadaan ini bisa dipaksa dan diubah menjadi ekspansi satu arah (ekspansi linear).
  • 15. 1. Ekspansi Linear Sebuah tongkat dari bahan logam yang panjangnya L0 pada temperatur awal T0. setelah tongkat dipanaskan hingga mencapai temperatur T dengan besar perubahan temperatur T  T2  T1 maka panjang tongkat akan mencapai L. Perubahan muai panjang: L  L0 T L0 L0 L Gambar 5.4. Pemuaian panjang, biasanya terjadi pada benda-benda yang ukuran dimensi lebar dan tingginya diabaikan. Jika perubahan suhu yang terjadi cukup kecil, maka perubahan panjang yang terjadi juga kecil.
  • 16. Contoh Ekspansi Linear: Sebuah kawat alumunium yang panjangnya 2 m dipanaskan hingga mengalami perubahan temperatur sebesar 50°C dari temperatur awalnya. Hitunglah panjang kawat setelah dipanaskan! 5 Diketahui: L0  2m, T  50C,  2,4 10 / C Ditanyakan: panjang akhir L =….? Penyelesaian: Gunakan persamaan untuk menghitung panjang secara langsung. L  L0 1   (T  T0 )   2 1  (2, 4  105 )(50)   2,0024 m  
  • 17. 2.Ekspansi Luas Telah diungkapkan sebelumnya bahwa peningkatan temperatur suatu benda yang berbentuk kepingan akan menimbulkan ekspansi luas. Jika penambahan temperatur benda tidak terlalu besar, maka pertambahan temperatur benda berbanding lurus dengan pertambahan luas permukaan benda dan dengan koefisien muai luas benda yang dilambangkan dengan  . Perubahan luas dapat di tulis: A  A0 T
  • 18. Contoh Ekspansi Luas: Sebuah lempengan alumunium yang luasnya 4 m2dipanaskan hingga mengalami peningkatan temperatur sebesar 40oC dari temperatur awal. Hitunglah luas lempengan setelah dipanaskan! 2 Diketahui: A0  4m T  40C   2,4 10 5 / C Ditanyakan: panjang akhir A =….? Penyelesaian: Perhatikan urutan operasi hitung dengan saksama. A=  A0 1  2 (T  T0 )  4 1  (2)(2, 4  10 4 )(40)     4 1  1,92  103     4,00768 m 2
  • 19. 3. Ekspansi Volume Peningkatan temperatur suatu benda dapat mengakibatkan terjadinya ekspansi volume. Dari hasil percobaan, jika perubahan temperatur kurang dari 100oC, maka pertambahan volume benda akan berbanding lurus terhadap perubahan temperatur koefisien Muai volume bahan yang dilambangkan dengan  . Perubahan muai volume: V  V0 T
  • 20. Tabel Koefisien Muai Volume Beberapa Benda Bahan Koefisien Muai Volume  Alumunium 7,2 x 10-5 Kuningan 6,0 x 10-5 Tembaga 5,1 x 10-5 Kaca 1,2  2,7 x 10-5 Invar 0,27 x 10-5 Kuarsa 0,12 x 10-5 Baja 3,6 x 10-5 (/0C)
  • 21. Contoh Ekspansi Luas: Sebuah balok tembaga yang bervolume 2 m3 dipanaskan hingga mengalami peningkatan temperatur sebesar 50oC dari temperatur awal. Hitunglah volume balok tembaga tersebut setelah dipanaskan! Diketahui: V  2m 3 0 T  50C   5,1 10 5 / C Ditanyakan: V =….? Penyelesaian: Perhatikan urutan operasi hitung dengan saksama. V=  V 1   (T  T )  0 0  2 1  (5,1  105 )(50)     2 1  2,55  10 3     2,0051 m 3
  • 22. Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor antar-medium:  Konduksi: konduksi adalah perpindahan kalor dengan cara menempelkan langsung antara dua medium yang berbeda temperatur. Misalnya, kita memasak air dengan panci alumunium yang terhubung langsung tanpa ada pemisah.  Konveksi: konveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran massa suatu medium perantara. Misalnya, pada radiator pendingin mesin menggunakan air sebagai medium alir penghantar kalor.  Radiasi: radiasi adalah perpindahan kalor melalui pancaran radiasi elektromagnetik. Misalnya, sinar matahari yang sampai ke bumi tanpa medium apa pun di ruang hampa udara.
  • 23. 1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi Laju kalor dalam peristiwa konduksi: T H  kA L Dengan: H = arus kalor(J/s) K = konduktivitas termal (W/moC) A = Luas penampang aliran (m2) Tb = temperatur tinggi (oC) Ta = temperatur tinggi (oC) L = panjang penghantar (m)
  • 24. 2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi Laju kalor dalam peristiwa konveksi: Q H  hAT T Keterangan: H = laju kalor (watt atau J/s) h = koefisien konveksi bahan (W m-2K-1) A = Luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2) T = beda suhu antara benda dan fluida (K atau oC)
  • 25. 2. Perpindahan Kalor Secara Radiasi Laju kalor dalam peristiwa radiasi, kemudian diberi nama Hukum Stefan Boltzmann: P  eAT 4 Keterangan: P = daya/laju kalor(W ) e = emisivitas benda  = konstanta Stefan (5,67 x 10-8 W m-2 K-4) T = suhu benda (K)
  • 26. Kalor laten adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah fase m kilogram zat. Misalnya es yang melebur, air yang menguap, dan sebagainya. Saat melebur, es menggunakan kalor untuk mengubah wujudnya. Begitu pula ketika air menguap. Kalor laten dinyatakan sebagai: Q=mL Dengan Q = besarnya kalor (J) L = panas laten zat (J/kg)
  • 27. Contoh Kalor Laten: Hitunglah besar energi kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan -5 oC bermassa 100 g menjadi air bersuhu 10oC! Diketahui: T0  5C , Tlebur es = 0oC, Takhir =10oC mes  100 g  0,1kg Ces  2.100 J / kgC Cair  4.200 J / kgC Les  3,33 105 J / kg Ditanyakan: Q untuk meleburkan es =….? Penyelesaian: Hitunglah energi untuk menaikkan suhu dari -5oC hingga 0oC. Q1  mes ces Tes  0,1 2.100  (0  (5))  1.050 J Hitunglah energi untuk meleburkan es. Gunakan panas laten peleburan. Q2  mes Les  0,1 3,333 105  33.000 J Hitunglah energi untuk menaikkan suhu air menjadi 10oC. Q3  mair ccair Tair  0,1 4.200  10  0)  4.200 J Kalor total dalam proses ini adalah: Q  Q1  Q2  Q3  1.050  33.300  4.200  38.550 J
  • 28. Perpindahan kalor akan berhenti saat terjadi kesetimbangan kalor. Artinya aliran kalor akan terhenti sampai kalor benda yang melepas kalor sama dengan benda yang menerima kalor. Asas Black dinyatakan sebagai berikut: Qlepas = Qditerima
  • 29. Contoh Asas Black: Sebatang besi bermassa 1 kg dipanaskan hingga mencapai suhu 100 oC. Batang besi ini kemudian dicelupkan ke dalam 1 liter air yang berada dalam suhu kamar. Berapakah suhu akhir sistem ini? Diketahui: m  1kg besi Vair  1L, mair   air Vair  1.000kg / m3 1L  1kg Ditanyakan: suhu akhir sistem =….? Penyelesaian: Kita nyatakan dulu persamaan kalor untuk besi. Besi dicelupkan ke dalam air yang bersuhu kamar (sekitar 27 oC). Dengan, demikian, suhu akhir besi akan turun sampai suhu akhir T, yang pasti lebih kecil daripada 100 oC. Qb  mb cb Tb  1 470  (100  T )
  • 30. Nyatakan persamaan kalor untuk air yang dicelupkan besi panas. Suhu akhir air akan naik sampai suhu T yang pasti lebih tinggi daripada 27o C Qa  ma ca Ta  1  4.200  (T  27) Agar proses perpindahan panas terhenti, Qa = Qb . 470(100  T )  4.200(T  27) 4.700  47T  420  11.340 16.040  467T T  34,34o C