SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
A. Pengertian Hidrosfer dan Jenis-jenis Siklus Hidrologi 
1 
1. Pengertian Hidrosfer 
Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “hidros” atau “hidro” yang 
berarti air dan “sphaira” atau “spehere” yang berarti daerah/bulatan. Hidrosfer dapat 
diartikan daerah perairan yang yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat. 
Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan 
uap air yang ada di atmosfer. 
Air dimuka bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam satu 
lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi atau siklus air. 
Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan 
Di belahan bumi utara dan selatan. 
BELAHAN BUMI LUAS LAUTAN (%) LUAS DARATAN (%) 
Utara 
Selatan 
61 
81 
39 
19 
2. Jenis-jenis Siklus Hidrologi 
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut : 
a) Siklus pendek/kecil yaitu siklus ini berawal ketika air laut menguap, mengalami 
kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh di laut. 
b) Siklus sedang yaitu siklus ketika air laut meguap, mengalami kondensasi dan terbawa 
angin sehingga membentuk awan di atas daratan, turun sebagai hujan, mengalir ke 
permukaan bumi kemudian masuk kedalam tanah, selokan, sungai dan kembali ke 
laut.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
c) Siklus besar/panjang yaitu siklus air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk 
Kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh 
sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu 
kembali ke laut. 
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti 
gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain : 
1. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses 
perubahan wujud air menjadi gas. 
2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui 
2 
stomata atau mulut daun. 
3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. 
4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. 
5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas 
dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar. 
6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang 
meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. 
7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah 
melalui sungai dan anak sungai. 
8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah. 
9. Perkolasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori 
tanah secara horizontal 
Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublemasi. Kondensasi 
adalah proses berubahnya uap air menjadi butir-butir air, sedangkan Sublemasi adalah 
proses berubahnya uap air menjadi butir-butir es atau salju. Menurut perkiraan, air yang 
ada dipermukaan bumi seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000 
km3berada di lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan 
kembali ke laut atau samudera. 
Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk cair, gas dan 
padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat menakjubkan. 
Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku 
(freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair (melting),
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
dan air yang mencair tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan 
(evaporation). 
Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi 
gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air atau 
sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk 
penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration). 
Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir-butir air atau es 
(kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi Kristal-kristal 
es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya 
sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran-butiran air atau Kristal-kristal 
es yang masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan. 
Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar 
500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh 
di daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai 
berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa 
uap air 0,001 %. 
3 
B. Jenis-jenis Perairan 
1) Sungai 
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan 
bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan 
aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, 
limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah. 
Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi, 
adapula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di 
daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di 
Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai ini berisi air tetapi 
bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam 
tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer. 
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada 
titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di 
bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar 
berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil. 
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya 
evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau 
banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi 
tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil. 
 Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu : 
1. Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni 
lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, 
atau dataran yang baru terangkat. 
2. Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar 
dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan). 
3. Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai 
consequent lateral terjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke 
puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi se 
samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru 
yang mengikuti arah strike (arah patahan). 
4. Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen 
datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, 
sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong 
formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan 
yang tidak sesuai dengan struktur batuan. 
5. Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat 
mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila 
pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat. 
6. Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip 
slope(kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah 
dengan sungai consequent lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir 
sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent. 
7. Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, 
jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan. 
8. Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab 
yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau 
dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran 
dendritis. 
9. Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya 
melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk 
menyesuaikan diri. 
10. Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan 
struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan 
sungaicomposit. 
4
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
11. Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara 
lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah 
arus sungai. 
12. Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang 
berlawanan geomorfologinya. 
 Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut : 
1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan 
miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat 
mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih 
lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran 
pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kearah laut. 
2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai 
struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau 
hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku. 
3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi 
lebih kecil atau lebih besar dari 90o. Di sini masih kelihatan bahwa sungai-sungai 
masih mengikuti garis-garis patahan. 
4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome 
yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng 
5 
pegunungan. 
5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu 
kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju 
ke pusat depresi tersebut. 
6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai 
mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang 
pararel. 
7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau 
kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai 
consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat 
pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lerengnya tidak 
begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan 
untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek. 
 Macam-macam sungai berdasarkan kestabilan aliran airnya, yaitu sebagai berikut : 
1. Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim 
kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di 
Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan. 
2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, 
sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak 
terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya 
sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah-daerah yang hutannya 
sudah gundul. 
 Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut : 
1. Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air 
hujan, seperti sungai-sungai di Pulau Jawa. 
2. Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya 
berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) 
oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. 
Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya. 
 Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu : 
6 
1. Bagian Hulu Sungai 
Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam 
stadium muda, merupakan daerah sumber erosi, dengan ciri-ciri : 
 Pengikisan kearah dalam atau vertikal. 
 Aliran airnya deras 
 Tebingnya curam 
 Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi 
 Belum terdapat teras-teras sungai. 
2. Bagian Tengah Sungai 
Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium 
dewasa, dengan ciri-ciri : 
 Pengikisan ke arah dalam dan samping 
 Alirannya kurang begitu jelas 
 Banyak terjadi pengendapan 
 Terdapat teras-teras sungai. 
3. Bagian Hilir Sungai 
Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri-ciri 
: 
 Pengikisan tidak terjadi 
 Aliran air tenang 
 Banyak terjadi pengendapan 
 Teras-teras sudah tidak jelas
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
 Sungai banyak berkelok-kelok 
 Terdapat beting-beting pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta. 
7 
 Meander Sungai 
Gambar. Maender Sungai 
Meander atau bentuk kelokankelokan aliran sungai, sering didapati pada 
aliran sungai di daerah dataran rendah. Meander terjadi karena adanya reaksi 
antara aliran sungai dan batu-batuan yang homogen dan kurang resisten terhadap 
erosi. Terdapat dua sisi pada lengkungan meander. Undercut adalah 
berpindahnyaaliran air yang disebabkan oleh sedimentasi pada bagian lengkung 
meander sehingga aliran air di luar lebih cepat daripada arus air pada sisi 
dalamnya. Kondisi ini menyebabkan sisi luar lengkung tererosi dan hasil erosinya 
terendap di bagian dalam. Jika berlangsung secara terusmenerus, dapat 
membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. 
Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan 
tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah 
danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake). Sungai San Juan merupakan salah 
satu contoh sungai bermeander berelief kasar, karena melakukan erosi 
pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat 
di dasar lembahnya.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
8 
 Delta 
Gambar. Delta arcuate pada muara Sungai Nil 
Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara 
di laut atau danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang 
menyebabkan terjadinya delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan 
jenis batuan. 
 Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai 
Erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau 
pengendapan (sedimentasi) yang terjadi secara alami ketika air mengalir. 
Kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air 
merupakan faktor yang memengaruhinya. Aktivitas pengikisan akan semakin 
meningkat jika kemiringan aliran air sungai makin besar, sedangkan di daerah 
datar yang kecepatan airnya lambat penimbunan atau pengendapan material akan 
semakin intensif. 
 Lembah Sungai 
Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk 
permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu 
lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses, yakni: pendalaman, pelebaran, 
dan pemanjangan. 
1) Pendalaman lembah sungai 
Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah 
hulu sungai. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan 
menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. 
Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh terjadinya 
pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan 
yang terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan 
kimiawi yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi 
saluran sungai.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
9 
2) Pelebaran lembah sungai 
Lambatnya kecepatan arus air di daerah datar menyebabkan proses erosi 
ke samping (lateral) sehingga erosi lateral lebih pada melebarnya lembah 
sungai. Erosi lateral juga dibarengi dengan proses agradasi atau penambahan 
endapan yang berasal dari materi longsoran (mass wasting) dari lereng 
atasnya. Kondisi ini dapat mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai. 
3) Pemanjangan lembah sungai 
Penurunan permukaan laut yang menyebabkan daratan bertambah maju, 
pertumbuhan delta yang menambah luas daratan merupakan penyebab 
terjadinya pemanjangan lembah. Perkembangan lembah sungai dapat 
dijadikan sebagai penunjuk umur lembah tersebut, umur ini adalah umur 
relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah dalam beberapa tingkatan. 
Stadium awal ditandai dengan daya kikis vertikal yang masih besar 
disebabkan oleh gradien sungai yang masih besar. Dataran asli baru yang 
disebabkan oleh pengangkatan dasar laut dan sedimentasi gunung berapi 
terbentuk pada stadium ini. Di beberapa tempat terdapat permukaan sungai 
dengan lembah yang kecil-kecil. Dapat dikatakan bahwa pada stadium ini 
daerah sekelilingnya masih merupakan bentuk antar aliran dan erosi baru. 
Stadium muda pembentukan lembah dimulai dengan beberapa tanda-tanda, 
antara lain: 
 Daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien yang masih besar 
menyebabkan penampang lintang dari lembah berbentuk huruf V 
 Daya angkut aliran air sungai paling besar 
 Lebar bagian bawah lembah dan lebar saluran sungai sama besar 
 Dasar lembah belum merata 
Stadium dewasa lembah sungai mempunyai ciri: 
 Gradien sungai lebih kecil daripada gradien pada stadium muda 
 Terjadinya erosi lateral, dan tidak lagi terjadi erosi vertikal praktis 
 Lembah sungai berbentuk U, dengan kedalaman yang lebih kecil 
daripada ukuran lebarnya 
 Terdapat dataran banjir (flood plain) pada lembah sungai dan 
terbentuknya kelokan (meander) pada flood plain sungai 
 Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran 
dasar sungai akibat sedimentasi 
 Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai 
 Kualitas fisik air sungai 
Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, 
Tangerang, dan Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya perubahan 
kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (Biological 
Oxygen Demand = BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen 
Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk terhadap penurunan kualitas air sungai. 
Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan 
jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa 
dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai. 
Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap 
pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air 
saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya 
pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas 
air. 
Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai ini adalah 
program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk menurunkan jumlah 
beban zat pencemar yang masuk ke sungai. 
 Peranan penting sungai bagi kehidupan manusia, antara lain: 
 Untuk pengairan, misalnya dengan dibuat waduk 
 Kaya bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil yang 
dapat dimanfaatkan untuk pembangunan 
 Sebagai mata pencarian penduduk, seperti pengamjikan pasir dan 
batubatu; pencarian bijih emas, intan, timah aluvial; dan perikanan 
 Sumber pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan air terjun sungai 
 Kandungan mineral yang terdapat di dalam air sungai dapat dimanfaatkan 
oleh tumbuhan untuk meningkatkan kesuburannya karena unsur-unsur 
tersebut sangat dibutuhkan tanaman;dataran aluvial yang subur 
merupakan hasil pengendapan air sungai 
 Bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, seperti 
industri bata dan genting, sungai mempunyai arti yang sangat penting 
 Untuk lalu lintas atau transportasi air 
10 
Gambar. Pembuatan bendungan
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
11 
2) Danau 
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya 
berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata 
air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan 
memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat 
permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi 
danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu 
umumnya bersifat temporer atau periodik. Artinya danau tersebut pada waktu-waktu 
tertentu kering. 
Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut : 
Danau Air Asin 
Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana 
penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau 
danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar 
danau tersebut. Danau-danau yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah 
arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang tinggi 
adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah 
(dekat laut asam), kadar garamnya 32 %. 
Gambar. Great Salt Lake di Amerika dengan kadar garamnya sebesar 18,6 %
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
12 
Danau Air Tawar 
Danau air tawar terutama terdapat di daerah-daerah humid (basah) dimana 
curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan 
dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau 
terbuka. 
Menurut proses terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai 
berikut : 
 Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung 
berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian 
terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung 
Kelud dan Gunung Batur. 
Gambar. Danau kawah Gunung Kelud 
 Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dulunya 
dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi 
air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. 
Contohnya: danau Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario. 
Gambar. Danau Michigan
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
 Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang 
mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan 
yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci. 
Gambar. Danau Toba 
 Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur, 
sehingga membentuk cekungan-cekungan yang yang bentuknya seperti 
dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur. 
 Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah 
sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah 
danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano. 
 Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk 
irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau 
Siombak di Marelan, Proyek Asahan. 
Danau sebagai tempat penampungan air mempunyaimanfaat untuk kehidupan 
manusia dan penyeimbanganlingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan 
antaralain sebagai berikut: 
 Danau sebagai pembangkit listrik 
 Tempat rekreasi 
 Perikanan darat 
 Pengendali banjir 
13 
3) Rawa 
Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan 
tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak 
terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, 
rawa dibedakan atas berikut. 
 Rawa yang Airnya Selalu Tergenang 
Tanah-tanah di daerah rawa ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan 
pertanian. Keadaan ini terjadi karena tanahnya tertutup tanah gambut yang tebal.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
Selain itu, karena derajat keasamannya (pH) yang tinggi (mencapai 4,5) yang 
berwarna kemerah-merahan, sulit ditemukan hewan yang hidup di rawa ini. 
 Rawa yang Airnya Tidak Selalu Tergenang 
Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada 
saat air laut pasang, pada saat air laut surut airnya akan mengering. Derajat 
keasaman rawa ini tidak terlalu tinggi karena adanya pergantian air tawar di 
daerah rawa masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian pasang surut. Adanya 
pohon-pohon rumbia merupakan ciri bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang 
tidak terlalu asam. 
Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 
 Jika keasamannya tidak terlalu tinggi, rawa tersebut dapat dijadikan lahan 
14 
persawahan dan perikanan 
 Sebagai objek wisata seperti Rawa Pening 
 Sebagai batas alam untuk menangkal masuknya intrusi air laut ke darat 
Gambar. Rawa 
C. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS) 
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang terbentuk dari kumpulan sungai 
dalam suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal. Daerah aliran 
sungai merupakan areal tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air sungai. 
Pengukuran DAS dapat dilakukan dengan cara menarik garis yang pada titik-titik 
tertinggi menghubungkan wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Saat ini ada 
36 DAS di Indonesia berada dalam kondisi kritis dengan kerusakan yang sangat parah. Di 
bagian hulu sungai sebagian areal hutan telah ditumbuhi banyak semak belukar dan ada 
juga yang sudah gundul. 
Seperti pernah kita lihat adanya berbagai masalah yang timbul dengan terjadinya 
banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. 
Masalah ini dapat timbul karena gundulnya hutan di bagian hulu, sehingga tidak mampu 
menampung luapan air jika terjadi hujan secara terus-menerus. Demikian juga yang 
terjadi di bagian bawah, karena erosi tanah yang terbawa oleh air akan mengendap 
sebagai lumpur dan menyebabkan pendangkalan di sungai, waduk, ataupun saluran air, 
sehingga ketika terjadi hujan yang terus-menerus air sungai akan meluap dan terjadilah
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
banjir. Gundulnya hutan merupakan akibat dari penggunaan tanah yang tidak tepat, 
seperti sistem perladangan berpindah dan pertanian lahan kering, tanpa perlakuan 
konservasi yang tepat dan tidak mengikuti pola tata guna tanah. 
DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya tumbuhan 
yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Bentuk 
lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan terkumpulnya air hujan di dalam 
aliran. Meander, dataran banjir, dan delta adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di 
DAS dapat dihitung dengan cara isohyet dan thiessen. 
Isohyet, merupakan garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang 
mempunyai jumlah curah hujan yang sama selama satu periode tertentu. Isohyet 
digunakan jika luas DAS lebih besar dari 5.000 km². 
Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas 
antara 1.000–5.000 km². 
DAS dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan 
hilir sungai. DAS di hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan 
untuk areal ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga 
dan banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah sungai, 
relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena daerahnya yang datar 
daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan, 
perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. DAS di bagian hilir 
merupakan daerah yang landai, subur, dan banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan 
areal pertanian (misalnya, areal tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa). 
15 
D. Potensi Air dan Air Tanah 
Air tanah adalah bagian air yang berada di bawah lapisan tanah dan berada diatas lapisan 
kedap air. Kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat, hal ini tergantung dari tebal
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
lapisan tanah . Asal air tanah sebagian besar dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan 
tanah. 
Penggolongan air tanah berdasarkan kedalaman airnya : 
Air tanah dangkal : air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan berada 
diatas permukaan kedap air ( impermeabel). Air tanah ini disebut juga air freatis, 
contoh air ini adalah air sumur yang kita pakai sehari – hari 
Air tanah dalam : air tanah yang berada diantara lapisan kedap air. Contoh air ini 
adalah air artesis, oase ( di padang pasir) 
Penggolongan air tanah berdasarkan asal airnya : 
Air vados : sember airnya berasal dari air hujan 
Air Asin : air tanah yang terdapat dipinggir pantai dan sumber airnya berasal dari 
resapan air laut 
Air yuvenil : air berasal dari magma dan belum mengalami siklus hidrologi 
Tiga jenis batuan utama yang dilalui oleh air tanah : 
a) Lapisan Tak Kedap 
Lapisan tak kedap adalah lapisan yang mudah tertembus air sehingga air tidak 
tertahan dan langsung dapat meresap sampai pada lapisan kedap. Kadar pori lapisan 
tak kedap cukup besar, contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil, dan 
kapur. 
16 
b) Lapisan Kedap 
Lapisan kedap ini adalah lapisan yang 
tak tembus air. Kadar pori lapisan kedap 
sangat kecil sehingga kemampuan untuk 
meneruskan air juga kecil. Kadar pori 
merupakan jumlah pori atau celah pada 
butir-butir tanah (%). Pada lapisan lempung 
setelah mengisap air hingga jenuh air tidak 
akan terserap lagi sehingga semua air akan 
dialirkan atau tetap menggenang. Contoh 
lapisan kedap, yaitu geluh, napal, dan 
lempung. 
c) Lapisan Peralihan 
Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap. 
Lapisan ini merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi 
tanah dalam lapisan tak kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan 
yang kurang kedap terletak di atas dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu 
lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah tak bebas. Perbedaan tinggi suatu 
tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam timbulnya tekanan 
air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di daerah yang 
lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan. 
Bagi daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid 
(semipanas), air artesis mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah 
cekungan artesis di Australia Tenggara, terletak di daerah aliran Sungai Darling dan 
Sungai Murray.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
17 
Penampang Air Tanah 
Lapisan batuan porous merupakan pengikat air tanah freatik dengan jumlah cukup 
besar. Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan di atasnya. 
Jika lapisan freatik menjumpai retakan atau patahan, air akan keluar ke permukaan dan 
awalnya sering membawa endapan air. Amatilah penampang lapisan air tanah sebagai 
berikut. 
Hal-hal berikut ini sedapat mungkin harus dihindari agar kelestarian air tanah di 
lingkungan kita tetap terjaga, hal-hal yang perlu dicegah tersebut, antara lain: 
a. Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan pada satu wilayah karena 
berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah 
b. Penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh industri karena akan 
mempercepat menurunnya volume air tanah 
c. Agar tidak terjadi perluasan, pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus 
sesuai dengan peraturan 
d. Pengawasan terhadap penggunaan lahan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) 
e. Perusakan hutan dan lahan penghijauan menimbulkan tidak seimbangnya tata air 
f. Pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, terutama limbah industri 
dan domestic 
g. Tidak adanya pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan(amdal), 
khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan. 
Kegunaan Air Tanah 
Kandungan air tanah yang potensial terjadi karena: 
a. Tingginya curah hujan, rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun 
b. Populasi tumbuhan penutup tanah dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan 
c. Terdapatnya beraneka jenis tanaman berperan dalam memperbesar absorpsi 
terhadap air permukaan, mengingat Indonesia beriklim tropis 
Air tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Air tanah merupakan air 
paling bersih dan paling sehat untuk minum, masak, mandi, dan cuci. Mengapa demikian? 
Ini terjadi karena proses pembentukan air tanah melalui proses penyaringan, pembersihan, 
dan penetralan derajat keasamannya. Air tanah dapat ditemukan dengan menggali atau 
mengebor lapisan tanah. Dengan sumur-sumur biasa ataupun dengan pengeboran atau
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
pembuatan sumur artesis pada air tanah tertekan. Pada air sungai permanen, salah satu 
sumber airnya berasal dari beberapa mata air di daerah hulu aliran sungainya yang masih 
memiliki hutan yang lebat. Air sungai permanen dapat dimanfaatkan untuk pengairan, 
perhubungan, dan objek wisata, karena pada sungai ini volume airnya relatif tetap. 
Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu carauntuk menjaga kelestarian air tanah. 
18 
Sumur Resapan 
Kemarau panjang sering berdampak negatif kepada kehidupan, kekurangan air 
bersih, kebakaran hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami 
banjir yang juga membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut 
sekaligus, kita perlu membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang 
tanahnya masih luas kita dapat membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas 
kita membuat sumur resapan. 
Adapun cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di 
sekitar rumah, terutama yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang 
secara bergantian dengan pecahan tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian 
hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas tutup dengan pasir. Keempat, arahkan 
curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah lubang, air itu akan meresap ke 
dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi lingkunganmu. Cobalah praktikkan 
hal ini di sekitar rumahmu maka kamu tak perlu menggali sumur baru atau memperdalam 
sumur setiap musim kemarau, dan tentu biayanya akan lebih murah. 
Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir 
Penggundulan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi. Keadaan ini 
dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah ini diguyur hujan secara terus-menerus, 
hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir. 
Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi 
karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil 
pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu 
lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar 
daripada alur sungainya sendiri. 
Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada 
rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang 
persawahan, menyebabkan gagalnya panen. Contohnya, banjir bandang yang menerjang 
Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat 
ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan. 
Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir 
berdampak psikologis bagi korban. Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir, 
antara lain, sebagai berikut: 
 Meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan 
penghutanan kembali wilayah gundul 
 Mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring 
 Menahan luapan air sungai, membangun tanggul-tanggul
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
 Melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada 
19 
musim kemarau 
 Membuat terusan saluran air 
 Membuat bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang 
tahun 
 Membuat kanal-kanal sungai, selokan-selokan air, membuat pintu air, membuat 
tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai di daerah-daerah 
perkotaan 
 Menimbulkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup 
melalui pendidikan formal atau nonformal dan melalui media massa 
Usaha pencegahan banjir juga harus dilakukan dengan menggunakan konsep DAS. 
Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan 
retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk 
menahan air di bagian hulu. 
Perubahan tata guna lahan, misalnya, dari hutan menjadi permukiman, perkebunan, 
dan lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ini berkurang secara drastis. Seluruh 
air hujan akan dilepaskan ke wilayah hilir. Sebaliknya, semakin besar retensi suatu DAS 
semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan di DAS ini dan secara 
perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir. Manfaat 
langsung peningkatan retensi DAS adalah bahwa konservasi air di DAS terjaga, muka air 
tanah stabil, sumber air terpelihara, kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi 
debit sungai dapat stabil. 
Retensi DAS dapat ditingkatkan dengan cara, program penghijauan yang 
menyeluruh baik di perkotaan/perdesaan atau kawasan lain, mengaktifkan bendungan-bendungan 
alamiah, membuat resapan-resapan air hujan alamiah dan pengurangan atau 
menghindari sejauh mungkin pembuatan lapisan keras permukaan tanah yang dapat 
berakibat sulitnya air hujan meresap ke tanah. Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya 
adalah memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam 
tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir untuk itu perlu adanya proses 
pembelajaran sosial yang efektif dan terus-menerus. 
E. Pantai dan Pesisir Laut 
Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut dan masih terpengaruh 
oleh proses-proses abrasi, sedimentasi, dan pasang surut air laut. Berdasarkan bentuknya, 
pantai dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pantai landai dan pantai terjal. 
Gambar. Pantai Landai Gambar. Pantai Terjal
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
Pantai landai merupakan pantai yang dapat dimanfaatkan untuk bermain pesisir, 
berenang, serta bermain dengan ombak ditepinya. Sedangkan pantai terjal merupakan 
pantai dimana kita tidak dapat turun langsung ke air, tidak dapat digunakan untuk 
berenang, atau bermain ombak. 
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air laut pasang dan 
20 
kering pada saat air laut surut. 
F. Ekosistem Pantai dan Pesisir 
 Hutan Mangrove 
Hutan Mangrove disebut juga hutan 
pantai, hutan pasang surut, hutan 
payau atau hutan bakau. Hutan 
Mangrove merupakan tipe hutan yang 
tumbuh di sepanjang pantai atau 
muara sungai dan dipengaruhi oleh 
pasang surut air laut. 
Fungsi ekologis dari hutan Mangrove 
adalah : 
a. Penyedia nutrien bagi biota 
perairan 
b. Tempat berkembangbiaknya 
berbagai macam ikan Gambar. Hutan Mangrove 
c. Penahan abrasi 
d. Penyerap limbah 
e. Pencegah intrusi air laut 
f. Penahan amukan badai dan gelombang besar 
Fungsi ekonomis dari hutan Mangrove adalah : 
a. Sumber bahan bakar, bahan kertas dan bahan bangunan 
b. Sumber bahan perabot rumah tangga 
c. Sumber bahan penyamak kulit dan pupuk hijau 
 Terumbu Karang 
Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis. 
Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan 
oleh organisme karang, seperti Porifera dan anemone laut. 
Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi 
ekonomis. 
a. Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai berikut. 
i. Penyedia nutrient bagi biota laut 
ii. Tempat hidup dan berkembang biak untuk ikan dan hewan lainnya
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
b. Fungsi ekonomis terumbu karang adalah sebagai berikut. 
i. Habitat berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan kerang mutiara 
ii. Dapat menjadi lokasi ekowisata 
iii. Sumber bahan dasar obat-obatan dan kosmetik 
Gambar. Terumbu Karang yang menhiasi bawah lautan 
21 
 Rumput Laut 
Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh 
untuk tempat melekat. Masyarakat memanfaatkan rumput laut sebagai bahan 
makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga 
dimanfaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, krim, 
losion, dan sampo. Dalam industri farmasi, rumput laut digunakan untuk 
membuat tablet, salep dan kapsul. 
Gambar. Rumput Laut
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
22 
 Padang Lamun 
Padang Lamun adalah tumbuhan berbunga yang menyesuaikan diri untuk hidup di 
dasar laut. Padang Lamun terdapat terdapat di perairan laut dangkal, berlumpur, 
berpasir lunak dan tebal. 
Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir adalah sebagai berikut. 
i. Tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang 
ii. Perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi 
iii. Penyedia bahan makanan untuk berbagai ikan yang hidup di sekitranya 
iv. Bahan pembuatan pupuk bahan pembuatan kertas 
Gambar. Padang Lamun 
G. Zona Pesisir dan Laut 
Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai 
kadar garam tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut adalah oseanografi. 
I. Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamannya 
Gambar. Zona-zona kedalaman laut
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
23 
1. Zona litoral 
Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis 
surut. Jadi, kedalamannya 0m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa 
jenis binatang, tetapi bukan ikan, misalnya undur-undur dan jengking 
(kepiting darat). 
2. Zona neritic 
Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - 200 m. Misalnya, 
Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik 
sebagai berikut. 
 Sinar matahari masih menembus dasar laut 
 Kedalamannya ± 200 m 
 Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut 
3. Zona batial 
Zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200 m - 1.000 m. Secara 
geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan. 
Ciri-ciri zona batial sebagai berikut. 
 Sinar matahari tidak ada lagi 
 Kedalaman antara 200 m - 1.000 m 
 Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas 
4. Zona Abisal 
Zona abisal adalah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m 
sampai 6.000 m. 
Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut. 
 Sinar matahari tidak ada lagi 
 Kedalaman antara 1.000 m - 6.000 m 
 Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air 
 Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlahbinatang menjadi terbatas 
5. Zona Epineritik 
Zona Epineritik adalah bagian cekungan lautan di antara batas air surut dan 
tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (umumnya 
hingga kedalaman 50meter). 
II. Pembagian Laut menurut Letaknya 
Menurut letaknya, laut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 
1. Laut Tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta 
terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jazirah. Contohnya Laut 
Bering terhalang oleh Kepulauan Aleuten dan Laut Cina Selatan terhalang 
oleh Filipina dan Indonesia.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
2. Laut Pertengahan, yaitu laut yang terletak di antara dua benua yang 
memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau. 
Contohnya Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani dan Laut Es 
Utara dengan gugusan Kepulauan Spitsbergen. 
3. Laut Pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi 
oleh daratan. Contohnya Laut Baltik, Laut Kaspia dan Laut Hitam 
Gambar. Laut Kaspian 
III. Pembagian Laut menurut Proses Terjadinya 
Menurut proses terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi tiga golongan sebagai 
berikut. 
a) Laut transgresi atau Laut meluas, yaitu Laut yang terjadi karena perubahan 
permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air 
laut itu sendiri atau turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian 
daratan digenangi air. Contohnya Laut Utara dan Laut Jawa. 
b) Laut ingresi atau Laut tanah turun, Laut ini terbentuk karena turunnya tanah 
sebagai akibat tekanan vertikal gaya endogen yang menimbulkan patahan. 
Contohnya Laut Karibia, Laut Jepang dan Laut Tengah. 
c) Laut regresi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada Zaman es dan 
merupakan kebalikan dari laut transgresi. 
24
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
25 
H. Morfologi Laut dan Gerak Air Laut 
1) Morfologi Dasar Laut 
a. Paparan Benua (continental shelf), yaitu dasar lautan yang dangkal dan 
merupakan daratan yang meluas serta terdapat di sepanjang pantai. Sebenarnya 
continental shelf merupakan bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang 
oleh air laut dengan kedalaman tak lebih dari 200. Contoh Dangkalan Laut Utara, 
yang terletak di sekitar Kepulauan Inggris dan merupakan bagian dari Benua 
Eropa. 
b. Punggung Laut (ridge), yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit, 
serta bagian kanan kirinya merupakan laut dalam. Contoh Pegunungan di 
Samudera Atlantik. 
c. Palung Laut (trench), dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit, dan terjal. 
Palung laut terbentuk karena proses tektogenesis, patahan, maupun lipatan. 
Contoh Palung Laut Filipina atau Palung Laut Mindanao. 
d. Cekungan Laut (basin), yaitu dasar laut yang dalam dan berbentuk oval 
menyerupai mangkok yang besar. Contoh cekungan Laut Baltik 
Gambar . Lantai Samudera dan beberapa relief dasar laut yang terdapat di atasnya 
2) Gerak Air Laut 
Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap 
dan teratur. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu dan cara terjadinya. 
a) Menurut Letaknya 
1. Arus Bawah adalah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut, 
misalnya arus bawah di Selat Gibraltar. 
2. Arus Atas adalah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus 
California. 
b) Menurut Suhunya 
1. Air panas adalah arus laut yang bersuhu lebih panas daripada suhu air laut 
disekitarnya , misalnya Arus Teluk
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
2. Arus Dingin adalah arus laut yang bersuhu dingin dari laut disekitarnya, 
26 
misalnya arus Labrador 
c) Menurut cara terjadinya 
1. Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut 
2. Arus karena angina 
3. Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air) 
4. Arus karena pengaruh daratan atau benua 
5. Arus karena pasang surut air laut 
Gelombang adalah gerakan permukaan air yang umumnya dtimbulkan oleh 
tiupan angin di atas laut. Aliran turbulensi dan energi angin menyebabkan terjadinya 
perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut. Akibat perbedaan tekanan 
yang berkembang antara permukaan laut terhadap angin, timbullah gelombang. Selain 
karena tiupan angin, gelombang juga dapat ditimbulkan oleh dislokasi dasar laut dan 
lebih dikenal sebagai gelombang tsunami. 
a. Gelombang memecah pantai 
Kekuatan gelombang laut untuk mengikis pantai yang curam lebih kuat 
disbanding pantai yang landai. 
b. Gelombang laut di Laut Cina Selatan 
Gelombang laut di Laut Cina Selatan terjadi karena siklon tropis. Para pelaut 
biasa menamakannya typhoon dan gelombang yang ditimbulkannya disebut 
typhoon invested waters. Gelombang ini merupakan ancaman bagi kapal yang 
kebetulan melintas di wilayah tersebut. 
Gambar. Pecahnya gelombang dari perubahan alun besar yang mendekati pantai landau 
Gelombang yang terbentuk akibat tekanan angin badai jauh di depannya akan 
merambat dengan permukaan lebih tinggi daripada permukaan air di sekitarnya. 
Gelombang semacam ini disebut “aluntimbul” atau “deining”.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
c. Badai Silkon dan gelombang tsunami di Asia Selatan 
Badai yang bergerak dari Samudera Hindia ke Teluk Benggala dan Laut Arab 
disebut cyclone atau siklon. Hampir setiap tahun siklon dan gelombang laut 
terjadi pada muara Sungai Gangga (India), Sungai Brahmaputra (Bangladesh), 
dan Sungai Indus (Pakistan). 
Gambar. Lokasi-lokasi tempat terjadinya siklon tropis 
d. Gelombang akibat gempa laut dan gempa vulkanik 
Gempa tektonik dengan episentrum di dasar laut (gempa bawah laut) 
menimbulkan gelombang tsunami yang sangat tinggi. Demikian pula erupsi 
gunung api yang letaknya di laut atau pulau vulkanik. Gelombang yang 
ditimbulkan oleh gempa bawah laut menjalar ke segala arah dan menggangu 
aktivitas pelayaran. 
27 
Selain gelombang 
air laut, terdapat pula 
air pasang dan air surut. 
Gerakan pasang surut 
adalah perubahan 
ketinggian air laut 
secara teratur dan 
berulang-ulang. Pasang 
surut air laut terjadi 
akibat pengaruh gaya 
gravitasi antara bumi 
dan bulan, bumi dan matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari. Kejadian 
pasang surut air laut dipengaruhi pula oleh rotasi bumi, angina, arus laut, dan 
keadaan-keadaan lain yang berisifat lokal.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
Untuk mengetahui kedalaman suatu perairan laut, dapat dilakukan pengukuran 
dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut. 
1. Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting, merupakan cara mengukur 
kedalaman laut yang paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada ujung tali dan 
sebuah tabung beserta alat pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini 
memerlukan waktu yang lama karena untuk mengukur kedalaman laut sampai 
5000 m saja memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu, kedalaman laut yang 
sebenarnya kadang-kadang kurang tepat disebabkan tali yang diturunkan sering 
condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus laut. 
2. Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju dan mulai digunakan 
sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat pengirim dan penerima gelombang 
suara. Suara dari alat pengirim akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di 
dasar laut dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan 
diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering 
dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang diterima, maka 
dapat diketahui kedalamannya. Dengan pengandaian kecepatan suara dalam air 
laut 1.500 m/det, dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut : 
D = t x v 
28 
2 
Keterangan : D = kedalaman laut 
t = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai diterima 
kembali pantulan gema suaranya. 
v = kecepatan suara dalam air 
Contoh : Waktu antara dikirimnya suara dari kapal sampai diterima kembali gema 
suaranya oleh hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka kedalaman laut tersebut 
adalah … 
D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter 
2 2 
Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang kedalamannya mencapai 5.250 m telah 
dapat diketahui. 
I. Kualitas, Suhu, Kecerahan, dan Salinitas Laut 
1. Kualitas Air Laut 
Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air. 
Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah 
manusia.
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
29 
2. Suhu dan Temperatur Air Laut 
Temperatur atau suhu air laut di suatu tempat ditentukan oleh besar kecilnya 
pemanasan matahari, letak lintang dan letak geografis tempat tersebut, dan keadaan 
angin. Suhu air laut tidak begitu tinggi ketika mengalami pemanasan dan tidak begitu 
dingin ketika mengalami pendinginan. Oelh karena itu, amplitudo suhu harian dan 
amplitudo suhu tahunan air laut kecil. Besar pemanasan matahari merupakan faktor 
utama yang menentukan suhu air laut, tetapi faktor angin tak boleh dilupakan. Angina 
selalu memindahkan udara panas dan dingin. Angin panas menaikkan suhu tempat 
pada daerah dingin, demikian pula sebaliknya. 
Gambar. Persebaran luas suhu air laut 
3. Kecerahan Air Laut 
Kecerahan atau warna air laut bergantung pada zat-zat organik dan anorganik yang 
ada di Laut. 
 Warna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek 
(sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain 
 Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di 
Cina (sungai Huang Ho) 
 Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar 
 Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara 
dan Selatan 
 Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor, 
misalnya Laut Ambon 
 Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam 
 Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapung-apung, 
misalnya laut merah
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
30 
Gambar. Kecerahan Air Laut 
4. Salinitas Air Laut 
Salinitas atau kadar garam air laut adalah jumlah garam yang terdapat dalam satu liter 
air laut. Garam di laut berasal dari hasil pelapukan di daratan. 
Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti : 
 Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34% 
 Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22% 
 Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64% 
 Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60% 
 Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74% 
 Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88% 
 Natrium Klorida (NaCl) : 77,78% 
Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses 
penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam 
di laut ditentukan oleh faktor-faktor berikut : 
 Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser 
 Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut 
 Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut 
 Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat 
tersebut 
5. Contoh Sumber Daya Laut dan Pemanfaatannya 
a) Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai-sungai. Mineral 
itu antara lain adalah :
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
Garam, tempat-tempat pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan 
Rembang 
Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya 
Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash) 
Fosfat, berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan 
biasanya untuk pupuk. 
Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya 
organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 
 Bentos, ialah binatang-binatang laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini 
dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang 
hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram, koral, jenis2 brochipoda 
dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut, misalnya 
landak laut, siput laut, dan sebagainya. 
 Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan 
umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan 
menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton, ialah golongan organisme yang 
mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah 
tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat-tempat yang 
keadaannya baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur-ubur dan 
sebagainya (2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai 
alat-alat badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada arus 
yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis-jenis 
binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh-tumbuhan 
yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian juga binatang-binatang 
bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil. 
Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal 
dari sisa-sisa organisme yang mati maupun bahan-bahan anorganis. Beberapa jenis 
endapan lumpur berturut-turut dari pantai ke laut dalam, yaitu : 
 Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi-materi halus, 
terutama materi-materi dari daratan yang dibawa oleh sungai-sungai. 
 Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa-sisa 
binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang telah mati, terutama terdiri dari kapur 
berasam arang dan asam kersik. Lumpur globigerina di atas terutama terdapat 
di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m. 
 Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang 
sebagian berasal dari hasil-hasil letusan gunung berapi di dalam laut dan 
sebagian berasal dari sisa-sisa binatang yang amat kecil yang berangka zat 
31
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 – 7.000 m) dan tidak 
terdapat kapur atau persenyawaan kapur. 
b) Pemanfaatan dan pelestarian perairan laut 
1. Sebagai prasarana transportasi 
2. Sebagai sumber tenaga 
3. Sebagai lahan perikanan 
4. Sebagai lokasi pariwisata 
5. Sebagai pengatur iklim 
6. Sebagai lahan pertanian laut 
7. Sebagai sarana pertahanan dan keamanan 
Gambar. Laut Pantai Selatan menjadi salah satu tempat pariwisata yang terkenal di Indonesia 
6. Wawasan Nusantara dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang mengelilingi 
pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan diawasi. Dalam 
pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah dengan negara tetangga 
perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telahmenetapkan peraturan tentang wilayah 
perairan laut negara Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk 
mengelola perairan laut agar memberi keuntungan di bidang sosial, ekonomi, dan 
pertahanan keamanan. 
32
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
33 
a. Batas Landas Kontinen 
Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 
Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Penentuan landas kontinen 
Indonesia dan negara-negara tetangga dilakukan dengan perjanjian. Beberapa 
perjanjian tentang batas wilayah perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan 
negara tetangga. Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia 
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), 
laut Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). 
b. Laut Teritorial (Laut Wilayah) 
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada tanggal 13 
Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas perairan laut wilayah 
Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis pantai masing-masing pulau sampai 
titik terluar. Deklarasi ini juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara. 
c. Laut Nusantara 
Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yangdibatasi oleh garis 
dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan atas wilayah laut ini berada 
sepenuhnya di tangan negara Indonesia. 
d. Landas Kontinen 
Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat kontinen/benua dengan 
kedalaman laut sampai 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar 
laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih 
dapat dimungkinkan. 
e. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal 
21 Maret 1980. Pengumuman ini berpengaruh terhadap wilayah Indonesia dan 
negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari 
sebelumnya. Pihak asing dilarang mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE. 
Penentuan batas wilayah laut dengan negara tetangga dilakukan dengan 
kesepakatan bersama. Indonesiamempunyai kepentingan atas ZEE antara lain 
sebagai berikut: 
o Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan 
konservasi sumber daya alam 
o Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan 
laut
HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 
o Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain 
bebas melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut. 
Gambar. Pembagian Wilayah laut menurut Konvensi Hukum Laut PBB 
Manfaat perairan laut 
Laut memberikan banyak manfaat bagi kehidupanmanusia, di antaranya sebagai 
berikut. 
 Sumber mata pencaharian penduduk 
 Sarana transportasi laut 
 Pembangkit tenaga listrik 
 Tempat wisata bahari 
 Pengatur iklim 
 Tempat pertahanan dan keamanan 
 Sumber bahan tambang 
34

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirYudhi Al' Basier
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Verani Nurizki
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptAmbar Widuri
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiRamal Sihombing
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptx
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptxPENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptx
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptxTeknisiKjbi
 
Fungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanFungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanRachmat Hidayat
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
 
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFERHUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFERNesha Mutiara
 
Pola aliran sungai
Pola aliran sungaiPola aliran sungai
Pola aliran sungaiTeza Nugroho
 

La actualidad más candente (20)

Makalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjirMakalah psda penanggulangan masalah banjir
Makalah psda penanggulangan masalah banjir
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
 
Perairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinyaPerairan laut dan potensinya
Perairan laut dan potensinya
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologi
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptx
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptxPENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptx
PENGENALAN UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM.pptx
 
Fungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairanFungsi densitas perairan
Fungsi densitas perairan
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
 
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFERHUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER
 
Pola aliran sungai
Pola aliran sungaiPola aliran sungai
Pola aliran sungai
 

Destacado

Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Putri Nadhilah
 
Bentukmukabumidaribentukpatahandanlipatan
BentukmukabumidaribentukpatahandanlipatanBentukmukabumidaribentukpatahandanlipatan
BentukmukabumidaribentukpatahandanlipatanSaeful Fadillah
 
Psikometri 502302 kum-rmp_!
Psikometri 502302 kum-rmp_!Psikometri 502302 kum-rmp_!
Psikometri 502302 kum-rmp_!labaramundi
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2ariefmcty
 
Bentuk muka bumi : Hand out IPS
Bentuk muka bumi : Hand out IPSBentuk muka bumi : Hand out IPS
Bentuk muka bumi : Hand out IPSedmundtanjaya
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Oomz Omieh
 
Litosfer, Atmosfer dan Hisrosfer
Litosfer, Atmosfer dan HisrosferLitosfer, Atmosfer dan Hisrosfer
Litosfer, Atmosfer dan HisrosferRosmalia Eva
 

Destacado (19)

Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Relief Dasar Laut
Relief Dasar LautRelief Dasar Laut
Relief Dasar Laut
 
Acilll
AcilllAcilll
Acilll
 
Surat balasan pkl
Surat balasan pklSurat balasan pkl
Surat balasan pkl
 
Psikometri (TEORI TES) 1
Psikometri (TEORI TES) 1Psikometri (TEORI TES) 1
Psikometri (TEORI TES) 1
 
Bentukmukabumidaribentukpatahandanlipatan
BentukmukabumidaribentukpatahandanlipatanBentukmukabumidaribentukpatahandanlipatan
Bentukmukabumidaribentukpatahandanlipatan
 
Atmosfer dan hidrosfer
Atmosfer dan hidrosferAtmosfer dan hidrosfer
Atmosfer dan hidrosfer
 
Psikometri 1
Psikometri 1Psikometri 1
Psikometri 1
 
Psikometri 502302 kum-rmp_!
Psikometri 502302 kum-rmp_!Psikometri 502302 kum-rmp_!
Psikometri 502302 kum-rmp_!
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2
Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2
 
Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumiBentuk muka bumi
Bentuk muka bumi
 
Bentuk muka bumi : Hand out IPS
Bentuk muka bumi : Hand out IPSBentuk muka bumi : Hand out IPS
Bentuk muka bumi : Hand out IPS
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Surat balasan
Surat balasanSurat balasan
Surat balasan
 
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
 
Litosfer, Atmosfer dan Hisrosfer
Litosfer, Atmosfer dan HisrosferLitosfer, Atmosfer dan Hisrosfer
Litosfer, Atmosfer dan Hisrosfer
 
Power point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosferPower point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosfer
 

Similar a HIDROSFER DAN KEHIDUPAN (20)

Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
 
Hidrosefer
HidroseferHidrosefer
Hidrosefer
 
HIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptxHIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptx
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Hidrosfer darat
Hidrosfer daratHidrosfer darat
Hidrosfer darat
 
HIDROSFER.pptx
HIDROSFER.pptxHIDROSFER.pptx
HIDROSFER.pptx
 
hidrosfer, mk.pdf
hidrosfer, mk.pdfhidrosfer, mk.pdf
hidrosfer, mk.pdf
 
Hidrosfer 2
Hidrosfer 2Hidrosfer 2
Hidrosfer 2
 
P antun
P antunP antun
P antun
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
siklus hidrologi
siklus hidrologisiklus hidrologi
siklus hidrologi
 
Akuifer
AkuiferAkuifer
Akuifer
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 

Último

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Último (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

HIDROSFER DAN KEHIDUPAN

  • 1. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN A. Pengertian Hidrosfer dan Jenis-jenis Siklus Hidrologi 1 1. Pengertian Hidrosfer Hidrosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “hidros” atau “hidro” yang berarti air dan “sphaira” atau “spehere” yang berarti daerah/bulatan. Hidrosfer dapat diartikan daerah perairan yang yang mengikuti bentuk muka bumi yang bulat. Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang ada di atmosfer. Air dimuka bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam satu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi atau siklus air. Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan Di belahan bumi utara dan selatan. BELAHAN BUMI LUAS LAUTAN (%) LUAS DARATAN (%) Utara Selatan 61 81 39 19 2. Jenis-jenis Siklus Hidrologi Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut : a) Siklus pendek/kecil yaitu siklus ini berawal ketika air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh di laut. b) Siklus sedang yaitu siklus ketika air laut meguap, mengalami kondensasi dan terbawa angin sehingga membentuk awan di atas daratan, turun sebagai hujan, mengalir ke permukaan bumi kemudian masuk kedalam tanah, selokan, sungai dan kembali ke laut.
  • 2. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN c) Siklus besar/panjang yaitu siklus air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk Kristal-kristal es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut. Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain : 1. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. 2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui 2 stomata atau mulut daun. 3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. 4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. 5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar. 6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. 7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. 8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah. 9. Perkolasi, yaitu perembesan atau masuknya air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah secara horizontal Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublemasi. Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi butir-butir air, sedangkan Sublemasi adalah proses berubahnya uap air menjadi butir-butir es atau salju. Menurut perkiraan, air yang ada dipermukaan bumi seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000 km3berada di lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan kembali ke laut atau samudera. Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk cair, gas dan padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat menakjubkan. Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku (freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair (melting),
  • 3. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN dan air yang mencair tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan (evaporation). Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air atau sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration). Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir-butir air atau es (kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi Kristal-kristal es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran-butiran air atau Kristal-kristal es yang masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan. Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar 500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh di daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa uap air 0,001 %. 3 B. Jenis-jenis Perairan 1) Sungai Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah. Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi, adapula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung-palung sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung-palung yang kering. Air
  • 4. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer. Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil. Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.  Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu : 1. Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat. 2. Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan). 3. Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent lateral terjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan). 4. Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan. 5. Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat. 6. Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope(kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent. 7. Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan. 8. Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis. 9. Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri. 10. Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungaicomposit. 4
  • 5. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 11. Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai. 12. Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya.  Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut : 1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kearah laut. 2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku. 3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. Di sini masih kelihatan bahwa sungai-sungai masih mengikuti garis-garis patahan. 4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng 5 pegunungan. 5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut. 6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang pararel. 7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent.
  • 6. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lerengnya tidak begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.  Macam-macam sungai berdasarkan kestabilan aliran airnya, yaitu sebagai berikut : 1. Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan. 2. Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah-daerah yang hutannya sudah gundul.  Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut : 1. Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai-sungai di Pulau Jawa. 2. Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.  Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu : 6 1. Bagian Hulu Sungai Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium muda, merupakan daerah sumber erosi, dengan ciri-ciri :  Pengikisan kearah dalam atau vertikal.  Aliran airnya deras  Tebingnya curam  Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi  Belum terdapat teras-teras sungai. 2. Bagian Tengah Sungai Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewasa, dengan ciri-ciri :  Pengikisan ke arah dalam dan samping  Alirannya kurang begitu jelas  Banyak terjadi pengendapan  Terdapat teras-teras sungai. 3. Bagian Hilir Sungai Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri-ciri :  Pengikisan tidak terjadi  Aliran air tenang  Banyak terjadi pengendapan  Teras-teras sudah tidak jelas
  • 7. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN  Sungai banyak berkelok-kelok  Terdapat beting-beting pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta. 7  Meander Sungai Gambar. Maender Sungai Meander atau bentuk kelokankelokan aliran sungai, sering didapati pada aliran sungai di daerah dataran rendah. Meander terjadi karena adanya reaksi antara aliran sungai dan batu-batuan yang homogen dan kurang resisten terhadap erosi. Terdapat dua sisi pada lengkungan meander. Undercut adalah berpindahnyaaliran air yang disebabkan oleh sedimentasi pada bagian lengkung meander sehingga aliran air di luar lebih cepat daripada arus air pada sisi dalamnya. Kondisi ini menyebabkan sisi luar lengkung tererosi dan hasil erosinya terendap di bagian dalam. Jika berlangsung secara terusmenerus, dapat membentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake). Sungai San Juan merupakan salah satu contoh sungai bermeander berelief kasar, karena melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat di dasar lembahnya.
  • 8. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 8  Delta Gambar. Delta arcuate pada muara Sungai Nil Delta adalah endapan yang terbentuk di ujung aliran yang sudah dekat muara di laut atau danau. Ada berbagai bentuk dan ukuran delta. Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya delta, antara lain, musim, kecepatan aliran sungai, dan jenis batuan.  Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai Erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi) yang terjadi secara alami ketika air mengalir. Kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air merupakan faktor yang memengaruhinya. Aktivitas pengikisan akan semakin meningkat jika kemiringan aliran air sungai makin besar, sedangkan di daerah datar yang kecepatan airnya lambat penimbunan atau pengendapan material akan semakin intensif.  Lembah Sungai Lembah sungai merupakan hasil pengikisan air yang mempunyai bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses, yakni: pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan. 1) Pendalaman lembah sungai Perbedaan ketinggian yang besar menyebabkan proses erosi di daerah hulu sungai. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. Pengikisan dan pendalaman saluran juga dipercepat oleh terjadinya pengikisan mekanik. Pengikisan mekanik ini dipercepat oleh serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras. Selain itu, terjadi pula pengikisan kimiawi yaitu proses pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
  • 9. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 9 2) Pelebaran lembah sungai Lambatnya kecepatan arus air di daerah datar menyebabkan proses erosi ke samping (lateral) sehingga erosi lateral lebih pada melebarnya lembah sungai. Erosi lateral juga dibarengi dengan proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran (mass wasting) dari lereng atasnya. Kondisi ini dapat mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai. 3) Pemanjangan lembah sungai Penurunan permukaan laut yang menyebabkan daratan bertambah maju, pertumbuhan delta yang menambah luas daratan merupakan penyebab terjadinya pemanjangan lembah. Perkembangan lembah sungai dapat dijadikan sebagai penunjuk umur lembah tersebut, umur ini adalah umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah dalam beberapa tingkatan. Stadium awal ditandai dengan daya kikis vertikal yang masih besar disebabkan oleh gradien sungai yang masih besar. Dataran asli baru yang disebabkan oleh pengangkatan dasar laut dan sedimentasi gunung berapi terbentuk pada stadium ini. Di beberapa tempat terdapat permukaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Dapat dikatakan bahwa pada stadium ini daerah sekelilingnya masih merupakan bentuk antar aliran dan erosi baru. Stadium muda pembentukan lembah dimulai dengan beberapa tanda-tanda, antara lain:  Daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien yang masih besar menyebabkan penampang lintang dari lembah berbentuk huruf V  Daya angkut aliran air sungai paling besar  Lebar bagian bawah lembah dan lebar saluran sungai sama besar  Dasar lembah belum merata Stadium dewasa lembah sungai mempunyai ciri:  Gradien sungai lebih kecil daripada gradien pada stadium muda  Terjadinya erosi lateral, dan tidak lagi terjadi erosi vertikal praktis  Lembah sungai berbentuk U, dengan kedalaman yang lebih kecil daripada ukuran lebarnya  Terdapat dataran banjir (flood plain) pada lembah sungai dan terbentuknya kelokan (meander) pada flood plain sungai  Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai akibat sedimentasi  Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai  Kualitas fisik air sungai Di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya, kualitas airnya cenderung menurun. Adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar pH, kebutuhan oksigen biologi (Biological Oxygen Demand = BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) dapat dijadikan petunjuk terhadap penurunan kualitas air sungai. Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang
  • 10. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN telah melampaui batas baku mutu yang ditetapkan. Selain itu, kekeruhan air dan jumlah lumpur yang mencapai 25 ton/tahun pada sungai-sungai di Pulau Jawa dapat menunjukkan adanya erosi tanah di bagian hulu sungai. Nilai ambang batas pencemaran berhubungan dengan pengaturan terhadap pemanfaatan sungai. Penentuan manfaat sungai dapat ditentukan oleh kualitas air saat itu. Masyarakat pengguna dan para pengusaha yang andil dalam terjadinya pencemaran air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Program yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air sungai ini adalah program kali bersih (prokasih). Program ini difokuskan untuk menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.  Peranan penting sungai bagi kehidupan manusia, antara lain:  Untuk pengairan, misalnya dengan dibuat waduk  Kaya bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan  Sebagai mata pencarian penduduk, seperti pengamjikan pasir dan batubatu; pencarian bijih emas, intan, timah aluvial; dan perikanan  Sumber pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan air terjun sungai  Kandungan mineral yang terdapat di dalam air sungai dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk meningkatkan kesuburannya karena unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan tanaman;dataran aluvial yang subur merupakan hasil pengendapan air sungai  Bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, seperti industri bata dan genting, sungai mempunyai arti yang sangat penting  Untuk lalu lintas atau transportasi air 10 Gambar. Pembuatan bendungan
  • 11. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 11 2) Danau Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, serta mata air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodik. Artinya danau tersebut pada waktu-waktu tertentu kering. Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut : Danau Air Asin Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau-danau yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah (dekat laut asam), kadar garamnya 32 %. Gambar. Great Salt Lake di Amerika dengan kadar garamnya sebesar 18,6 %
  • 12. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 12 Danau Air Tawar Danau air tawar terutama terdapat di daerah-daerah humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka. Menurut proses terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :  Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur. Gambar. Danau kawah Gunung Kelud  Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario. Gambar. Danau Michigan
  • 13. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN  Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci. Gambar. Danau Toba  Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur, sehingga membentuk cekungan-cekungan yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur.  Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano.  Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau Siombak di Marelan, Proyek Asahan. Danau sebagai tempat penampungan air mempunyaimanfaat untuk kehidupan manusia dan penyeimbanganlingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan antaralain sebagai berikut:  Danau sebagai pembangkit listrik  Tempat rekreasi  Perikanan darat  Pengendali banjir 13 3) Rawa Daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Berdasarkan genangan airnya, rawa dibedakan atas berikut.  Rawa yang Airnya Selalu Tergenang Tanah-tanah di daerah rawa ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Keadaan ini terjadi karena tanahnya tertutup tanah gambut yang tebal.
  • 14. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN Selain itu, karena derajat keasamannya (pH) yang tinggi (mencapai 4,5) yang berwarna kemerah-merahan, sulit ditemukan hewan yang hidup di rawa ini.  Rawa yang Airnya Tidak Selalu Tergenang Rawa jenis ini menampung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang, pada saat air laut surut airnya akan mengering. Derajat keasaman rawa ini tidak terlalu tinggi karena adanya pergantian air tawar di daerah rawa masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian pasang surut. Adanya pohon-pohon rumbia merupakan ciri bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam. Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:  Jika keasamannya tidak terlalu tinggi, rawa tersebut dapat dijadikan lahan 14 persawahan dan perikanan  Sebagai objek wisata seperti Rawa Pening  Sebagai batas alam untuk menangkal masuknya intrusi air laut ke darat Gambar. Rawa C. Gambaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang terbentuk dari kumpulan sungai dalam suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal. Daerah aliran sungai merupakan areal tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Pengukuran DAS dapat dilakukan dengan cara menarik garis yang pada titik-titik tertinggi menghubungkan wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain. Saat ini ada 36 DAS di Indonesia berada dalam kondisi kritis dengan kerusakan yang sangat parah. Di bagian hulu sungai sebagian areal hutan telah ditumbuhi banyak semak belukar dan ada juga yang sudah gundul. Seperti pernah kita lihat adanya berbagai masalah yang timbul dengan terjadinya banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Masalah ini dapat timbul karena gundulnya hutan di bagian hulu, sehingga tidak mampu menampung luapan air jika terjadi hujan secara terus-menerus. Demikian juga yang terjadi di bagian bawah, karena erosi tanah yang terbawa oleh air akan mengendap sebagai lumpur dan menyebabkan pendangkalan di sungai, waduk, ataupun saluran air, sehingga ketika terjadi hujan yang terus-menerus air sungai akan meluap dan terjadilah
  • 15. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN banjir. Gundulnya hutan merupakan akibat dari penggunaan tanah yang tidak tepat, seperti sistem perladangan berpindah dan pertanian lahan kering, tanpa perlakuan konservasi yang tepat dan tidak mengikuti pola tata guna tanah. DAS banyak dipengaruhi oleh faktor iklim, jenis batuan, dan banyaknya tumbuhan yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Bentuk lereng DAS sangat berpengaruh terhadap kecepatan terkumpulnya air hujan di dalam aliran. Meander, dataran banjir, dan delta adalah bagian dari DAS. Banyaknya hujan di DAS dapat dihitung dengan cara isohyet dan thiessen. Isohyet, merupakan garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang mempunyai jumlah curah hujan yang sama selama satu periode tertentu. Isohyet digunakan jika luas DAS lebih besar dari 5.000 km². Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas antara 1.000–5.000 km². DAS dapat dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah hulu sungai, tengah sungai, dan hilir sungai. DAS di hulu sungai berbukit-bukit, berlereng curam, banyak digunakan untuk areal ladang sayuran, perkebunan, atau hutan yang merupakan daerah penyangga dan banyak permukiman penduduk di sekitar aliran sungai. DAS di bagian tengah sungai, relatif landai, biasa digunakan untuk jalur transportasi, karena daerahnya yang datar daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk, seperti pertanian, perdagangan, perindustrian, dan merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. DAS di bagian hilir merupakan daerah yang landai, subur, dan banyak dimanfaatkan untuk permukiman dan areal pertanian (misalnya, areal tanaman padi, jagung, dan tanaman kelapa). 15 D. Potensi Air dan Air Tanah Air tanah adalah bagian air yang berada di bawah lapisan tanah dan berada diatas lapisan kedap air. Kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat, hal ini tergantung dari tebal
  • 16. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN lapisan tanah . Asal air tanah sebagian besar dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah. Penggolongan air tanah berdasarkan kedalaman airnya : Air tanah dangkal : air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan berada diatas permukaan kedap air ( impermeabel). Air tanah ini disebut juga air freatis, contoh air ini adalah air sumur yang kita pakai sehari – hari Air tanah dalam : air tanah yang berada diantara lapisan kedap air. Contoh air ini adalah air artesis, oase ( di padang pasir) Penggolongan air tanah berdasarkan asal airnya : Air vados : sember airnya berasal dari air hujan Air Asin : air tanah yang terdapat dipinggir pantai dan sumber airnya berasal dari resapan air laut Air yuvenil : air berasal dari magma dan belum mengalami siklus hidrologi Tiga jenis batuan utama yang dilalui oleh air tanah : a) Lapisan Tak Kedap Lapisan tak kedap adalah lapisan yang mudah tertembus air sehingga air tidak tertahan dan langsung dapat meresap sampai pada lapisan kedap. Kadar pori lapisan tak kedap cukup besar, contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil, dan kapur. 16 b) Lapisan Kedap Lapisan kedap ini adalah lapisan yang tak tembus air. Kadar pori lapisan kedap sangat kecil sehingga kemampuan untuk meneruskan air juga kecil. Kadar pori merupakan jumlah pori atau celah pada butir-butir tanah (%). Pada lapisan lempung setelah mengisap air hingga jenuh air tidak akan terserap lagi sehingga semua air akan dialirkan atau tetap menggenang. Contoh lapisan kedap, yaitu geluh, napal, dan lempung. c) Lapisan Peralihan Lapisan peralihan terletak di antara lapisan kedap dan lapisan tak kedap. Lapisan ini merupakan kombinasi dari dua lapisan tersebut. Keadaan air dan posisi tanah dalam lapisan tak kedap dapat memengaruhi gerak aliran airnya. Jika lapisan yang kurang kedap terletak di atas dan di bawah tubuh air, dapat dihasilkan suatu lapisan penyimpanan air yang disebut air tanah tak bebas. Perbedaan tinggi suatu tempat dengan daerah tangkapan hujan sangat berperan dalam timbulnya tekanan air tanah tak bebas. Sumur artesis muncul jika pengeboran dilakukan di daerah yang lebih rendah daripada permukaan air tanah pada daerah tangkapan hujan. Bagi daerah-daerah yang kering, beriklim arid (panas) dan semiarid (semipanas), air artesis mempunyai arti yang sangat penting. Contoh daerah cekungan artesis di Australia Tenggara, terletak di daerah aliran Sungai Darling dan Sungai Murray.
  • 17. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 17 Penampang Air Tanah Lapisan batuan porous merupakan pengikat air tanah freatik dengan jumlah cukup besar. Kedalaman lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan di atasnya. Jika lapisan freatik menjumpai retakan atau patahan, air akan keluar ke permukaan dan awalnya sering membawa endapan air. Amatilah penampang lapisan air tanah sebagai berikut. Hal-hal berikut ini sedapat mungkin harus dihindari agar kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjaga, hal-hal yang perlu dicegah tersebut, antara lain: a. Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan pada satu wilayah karena berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah b. Penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh industri karena akan mempercepat menurunnya volume air tanah c. Agar tidak terjadi perluasan, pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus sesuai dengan peraturan d. Pengawasan terhadap penggunaan lahan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) e. Perusakan hutan dan lahan penghijauan menimbulkan tidak seimbangnya tata air f. Pembuangan atau kontaminasi limbah terhadap air tanah, terutama limbah industri dan domestic g. Tidak adanya pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan(amdal), khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan. Kegunaan Air Tanah Kandungan air tanah yang potensial terjadi karena: a. Tingginya curah hujan, rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun b. Populasi tumbuhan penutup tanah dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan c. Terdapatnya beraneka jenis tanaman berperan dalam memperbesar absorpsi terhadap air permukaan, mengingat Indonesia beriklim tropis Air tanah sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Air tanah merupakan air paling bersih dan paling sehat untuk minum, masak, mandi, dan cuci. Mengapa demikian? Ini terjadi karena proses pembentukan air tanah melalui proses penyaringan, pembersihan, dan penetralan derajat keasamannya. Air tanah dapat ditemukan dengan menggali atau mengebor lapisan tanah. Dengan sumur-sumur biasa ataupun dengan pengeboran atau
  • 18. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN pembuatan sumur artesis pada air tanah tertekan. Pada air sungai permanen, salah satu sumber airnya berasal dari beberapa mata air di daerah hulu aliran sungainya yang masih memiliki hutan yang lebat. Air sungai permanen dapat dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan, dan objek wisata, karena pada sungai ini volume airnya relatif tetap. Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu carauntuk menjaga kelestarian air tanah. 18 Sumur Resapan Kemarau panjang sering berdampak negatif kepada kehidupan, kekurangan air bersih, kebakaran hutan, dan lain-lain. Padahal setiap musim penghujan kita mengalami banjir yang juga membawa kerugian besar. Untuk mengantisipasi kedua hal tersebut sekaligus, kita perlu membuat sumur-sumur resapan. Untuk di daerah-daerah yang tanahnya masih luas kita dapat membuat kolam atau empang. Untuk lokasi yang terbatas kita membuat sumur resapan. Adapun cara membuat sumur resapan cukup mudah. Pertama, galilah tanah di sekitar rumah, terutama yang berada dekat pompa air atau jet pump. Kedua, isi lubang secara bergantian dengan pecahan tembok atau batu kali dan ijuk secara bergantian hingga lubang penuh. Ketiga, pada bagian atas tutup dengan pasir. Keempat, arahkan curahan air hujan atau air bekas cucian dapur ke arah lubang, air itu akan meresap ke dalam tanah dan akan menjadi sumber air tanah bagi lingkunganmu. Cobalah praktikkan hal ini di sekitar rumahmu maka kamu tak perlu menggali sumur baru atau memperdalam sumur setiap musim kemarau, dan tentu biayanya akan lebih murah. Penyebab, Dampak, serta Usaha Mencegah Terjadinya Banjir Penggundulan hutan menyebabkan hutan gundul dan tidak bervegetasi. Keadaan ini dapat memperkecil daya serap air. Jika daerah ini diguyur hujan secara terus-menerus, hanya sedikit air yang dapat terserap. Akibatnya, air akan meluap dan terjadilah banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air saat banjir, dapat terjadi karena pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai serta adanya hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang kadang-kadang luasnya dapat jauh lebih besar daripada alur sungainya sendiri. Banjir dapat menimbulkan dampak kerugian bagi manusia, seperti kerusakan pada rumah, jalan, jembatan, bahkan dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika banjir menerjang persawahan, menyebabkan gagalnya panen. Contohnya, banjir bandang yang menerjang Sinjai (Sulawesi Selatan). Banjir ini telah menghancurkan rumah, gedung sekolah, tempat ibadah, dan menewaskan ratusan jiwa baik manusia maupun hewan. Timbulnya polusi air dan berbagai macam penyakit akibat bencana banjir berdampak psikologis bagi korban. Usaha-usaha manusia untuk mengurangi risiko banjir, antara lain, sebagai berikut:  Meningkatkan daya resapan air, melakukan reboisasi atau penghijauan dan penghutanan kembali wilayah gundul  Mengurangi terjadinya erosi, membuat terrasering dan sengkedan pada lahan miring  Menahan luapan air sungai, membangun tanggul-tanggul
  • 19. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN  Melakukan pelurusan sungai dan pengerukan sungai bagian dasar lembah pada 19 musim kemarau  Membuat terusan saluran air  Membuat bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun  Membuat kanal-kanal sungai, selokan-selokan air, membuat pintu air, membuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai di daerah-daerah perkotaan  Menimbulkan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal atau nonformal dan melalui media massa Usaha pencegahan banjir juga harus dilakukan dengan menggunakan konsep DAS. Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS dimaksudkan sebagai kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu. Perubahan tata guna lahan, misalnya, dari hutan menjadi permukiman, perkebunan, dan lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ini berkurang secara drastis. Seluruh air hujan akan dilepaskan ke wilayah hilir. Sebaliknya, semakin besar retensi suatu DAS semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan di DAS ini dan secara perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir. Manfaat langsung peningkatan retensi DAS adalah bahwa konservasi air di DAS terjaga, muka air tanah stabil, sumber air terpelihara, kebutuhan air untuk tanaman terjamin dan fluktuasi debit sungai dapat stabil. Retensi DAS dapat ditingkatkan dengan cara, program penghijauan yang menyeluruh baik di perkotaan/perdesaan atau kawasan lain, mengaktifkan bendungan-bendungan alamiah, membuat resapan-resapan air hujan alamiah dan pengurangan atau menghindari sejauh mungkin pembuatan lapisan keras permukaan tanah yang dapat berakibat sulitnya air hujan meresap ke tanah. Memperbaiki retensi DAS pada prinsipnya adalah memperbanyak kemungkinan air hujan dapat meresap secara alamiah ke dalam tanah sebelum masuk ke sungai atau mengalir ke hilir untuk itu perlu adanya proses pembelajaran sosial yang efektif dan terus-menerus. E. Pantai dan Pesisir Laut Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut dan masih terpengaruh oleh proses-proses abrasi, sedimentasi, dan pasang surut air laut. Berdasarkan bentuknya, pantai dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pantai landai dan pantai terjal. Gambar. Pantai Landai Gambar. Pantai Terjal
  • 20. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN Pantai landai merupakan pantai yang dapat dimanfaatkan untuk bermain pesisir, berenang, serta bermain dengan ombak ditepinya. Sedangkan pantai terjal merupakan pantai dimana kita tidak dapat turun langsung ke air, tidak dapat digunakan untuk berenang, atau bermain ombak. Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air laut pasang dan 20 kering pada saat air laut surut. F. Ekosistem Pantai dan Pesisir  Hutan Mangrove Hutan Mangrove disebut juga hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau atau hutan bakau. Hutan Mangrove merupakan tipe hutan yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Fungsi ekologis dari hutan Mangrove adalah : a. Penyedia nutrien bagi biota perairan b. Tempat berkembangbiaknya berbagai macam ikan Gambar. Hutan Mangrove c. Penahan abrasi d. Penyerap limbah e. Pencegah intrusi air laut f. Penahan amukan badai dan gelombang besar Fungsi ekonomis dari hutan Mangrove adalah : a. Sumber bahan bakar, bahan kertas dan bahan bangunan b. Sumber bahan perabot rumah tangga c. Sumber bahan penyamak kulit dan pupuk hijau  Terumbu Karang Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis. Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang, seperti Porifera dan anemone laut. Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi ekonomis. a. Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai berikut. i. Penyedia nutrient bagi biota laut ii. Tempat hidup dan berkembang biak untuk ikan dan hewan lainnya
  • 21. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN b. Fungsi ekonomis terumbu karang adalah sebagai berikut. i. Habitat berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan kerang mutiara ii. Dapat menjadi lokasi ekowisata iii. Sumber bahan dasar obat-obatan dan kosmetik Gambar. Terumbu Karang yang menhiasi bawah lautan 21  Rumput Laut Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh untuk tempat melekat. Masyarakat memanfaatkan rumput laut sebagai bahan makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga dimanfaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, krim, losion, dan sampo. Dalam industri farmasi, rumput laut digunakan untuk membuat tablet, salep dan kapsul. Gambar. Rumput Laut
  • 22. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 22  Padang Lamun Padang Lamun adalah tumbuhan berbunga yang menyesuaikan diri untuk hidup di dasar laut. Padang Lamun terdapat terdapat di perairan laut dangkal, berlumpur, berpasir lunak dan tebal. Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir adalah sebagai berikut. i. Tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang ii. Perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi iii. Penyedia bahan makanan untuk berbagai ikan yang hidup di sekitranya iv. Bahan pembuatan pupuk bahan pembuatan kertas Gambar. Padang Lamun G. Zona Pesisir dan Laut Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut adalah oseanografi. I. Pembagian Laut Menurut Zona Kedalamannya Gambar. Zona-zona kedalaman laut
  • 23. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 23 1. Zona litoral Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis surut. Jadi, kedalamannya 0m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa jenis binatang, tetapi bukan ikan, misalnya undur-undur dan jengking (kepiting darat). 2. Zona neritic Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - 200 m. Misalnya, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik sebagai berikut.  Sinar matahari masih menembus dasar laut  Kedalamannya ± 200 m  Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut 3. Zona batial Zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200 m - 1.000 m. Secara geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan. Ciri-ciri zona batial sebagai berikut.  Sinar matahari tidak ada lagi  Kedalaman antara 200 m - 1.000 m  Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas 4. Zona Abisal Zona abisal adalah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m sampai 6.000 m. Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut.  Sinar matahari tidak ada lagi  Kedalaman antara 1.000 m - 6.000 m  Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air  Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlahbinatang menjadi terbatas 5. Zona Epineritik Zona Epineritik adalah bagian cekungan lautan di antara batas air surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (umumnya hingga kedalaman 50meter). II. Pembagian Laut menurut Letaknya Menurut letaknya, laut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Laut Tepi, yaitu bagian lautan yang terletak di pinggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau atau jazirah. Contohnya Laut Bering terhalang oleh Kepulauan Aleuten dan Laut Cina Selatan terhalang oleh Filipina dan Indonesia.
  • 24. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 2. Laut Pertengahan, yaitu laut yang terletak di antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau. Contohnya Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani dan Laut Es Utara dengan gugusan Kepulauan Spitsbergen. 3. Laut Pedalaman, yaitu bagian lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Baltik, Laut Kaspia dan Laut Hitam Gambar. Laut Kaspian III. Pembagian Laut menurut Proses Terjadinya Menurut proses terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut. a) Laut transgresi atau Laut meluas, yaitu Laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian daratan digenangi air. Contohnya Laut Utara dan Laut Jawa. b) Laut ingresi atau Laut tanah turun, Laut ini terbentuk karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal gaya endogen yang menimbulkan patahan. Contohnya Laut Karibia, Laut Jepang dan Laut Tengah. c) Laut regresi atau Laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada Zaman es dan merupakan kebalikan dari laut transgresi. 24
  • 25. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 25 H. Morfologi Laut dan Gerak Air Laut 1) Morfologi Dasar Laut a. Paparan Benua (continental shelf), yaitu dasar lautan yang dangkal dan merupakan daratan yang meluas serta terdapat di sepanjang pantai. Sebenarnya continental shelf merupakan bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang oleh air laut dengan kedalaman tak lebih dari 200. Contoh Dangkalan Laut Utara, yang terletak di sekitar Kepulauan Inggris dan merupakan bagian dari Benua Eropa. b. Punggung Laut (ridge), yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit, serta bagian kanan kirinya merupakan laut dalam. Contoh Pegunungan di Samudera Atlantik. c. Palung Laut (trench), dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit, dan terjal. Palung laut terbentuk karena proses tektogenesis, patahan, maupun lipatan. Contoh Palung Laut Filipina atau Palung Laut Mindanao. d. Cekungan Laut (basin), yaitu dasar laut yang dalam dan berbentuk oval menyerupai mangkok yang besar. Contoh cekungan Laut Baltik Gambar . Lantai Samudera dan beberapa relief dasar laut yang terdapat di atasnya 2) Gerak Air Laut Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu dan cara terjadinya. a) Menurut Letaknya 1. Arus Bawah adalah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut, misalnya arus bawah di Selat Gibraltar. 2. Arus Atas adalah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus California. b) Menurut Suhunya 1. Air panas adalah arus laut yang bersuhu lebih panas daripada suhu air laut disekitarnya , misalnya Arus Teluk
  • 26. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 2. Arus Dingin adalah arus laut yang bersuhu dingin dari laut disekitarnya, 26 misalnya arus Labrador c) Menurut cara terjadinya 1. Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut 2. Arus karena angina 3. Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air) 4. Arus karena pengaruh daratan atau benua 5. Arus karena pasang surut air laut Gelombang adalah gerakan permukaan air yang umumnya dtimbulkan oleh tiupan angin di atas laut. Aliran turbulensi dan energi angin menyebabkan terjadinya perubahan tegangan dan tekanan di atas permukaan laut. Akibat perbedaan tekanan yang berkembang antara permukaan laut terhadap angin, timbullah gelombang. Selain karena tiupan angin, gelombang juga dapat ditimbulkan oleh dislokasi dasar laut dan lebih dikenal sebagai gelombang tsunami. a. Gelombang memecah pantai Kekuatan gelombang laut untuk mengikis pantai yang curam lebih kuat disbanding pantai yang landai. b. Gelombang laut di Laut Cina Selatan Gelombang laut di Laut Cina Selatan terjadi karena siklon tropis. Para pelaut biasa menamakannya typhoon dan gelombang yang ditimbulkannya disebut typhoon invested waters. Gelombang ini merupakan ancaman bagi kapal yang kebetulan melintas di wilayah tersebut. Gambar. Pecahnya gelombang dari perubahan alun besar yang mendekati pantai landau Gelombang yang terbentuk akibat tekanan angin badai jauh di depannya akan merambat dengan permukaan lebih tinggi daripada permukaan air di sekitarnya. Gelombang semacam ini disebut “aluntimbul” atau “deining”.
  • 27. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN c. Badai Silkon dan gelombang tsunami di Asia Selatan Badai yang bergerak dari Samudera Hindia ke Teluk Benggala dan Laut Arab disebut cyclone atau siklon. Hampir setiap tahun siklon dan gelombang laut terjadi pada muara Sungai Gangga (India), Sungai Brahmaputra (Bangladesh), dan Sungai Indus (Pakistan). Gambar. Lokasi-lokasi tempat terjadinya siklon tropis d. Gelombang akibat gempa laut dan gempa vulkanik Gempa tektonik dengan episentrum di dasar laut (gempa bawah laut) menimbulkan gelombang tsunami yang sangat tinggi. Demikian pula erupsi gunung api yang letaknya di laut atau pulau vulkanik. Gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bawah laut menjalar ke segala arah dan menggangu aktivitas pelayaran. 27 Selain gelombang air laut, terdapat pula air pasang dan air surut. Gerakan pasang surut adalah perubahan ketinggian air laut secara teratur dan berulang-ulang. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gaya gravitasi antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari. Kejadian pasang surut air laut dipengaruhi pula oleh rotasi bumi, angina, arus laut, dan keadaan-keadaan lain yang berisifat lokal.
  • 28. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN Untuk mengetahui kedalaman suatu perairan laut, dapat dilakukan pengukuran dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut. 1. Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting, merupakan cara mengukur kedalaman laut yang paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada ujung tali dan sebuah tabung beserta alat pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini memerlukan waktu yang lama karena untuk mengukur kedalaman laut sampai 5000 m saja memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu, kedalaman laut yang sebenarnya kadang-kadang kurang tepat disebabkan tali yang diturunkan sering condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus laut. 2. Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju dan mulai digunakan sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat pengirim dan penerima gelombang suara. Suara dari alat pengirim akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di dasar laut dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang diterima, maka dapat diketahui kedalamannya. Dengan pengandaian kecepatan suara dalam air laut 1.500 m/det, dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut : D = t x v 28 2 Keterangan : D = kedalaman laut t = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai diterima kembali pantulan gema suaranya. v = kecepatan suara dalam air Contoh : Waktu antara dikirimnya suara dari kapal sampai diterima kembali gema suaranya oleh hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka kedalaman laut tersebut adalah … D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter 2 2 Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang kedalamannya mencapai 5.250 m telah dapat diketahui. I. Kualitas, Suhu, Kecerahan, dan Salinitas Laut 1. Kualitas Air Laut Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air. Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah manusia.
  • 29. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 29 2. Suhu dan Temperatur Air Laut Temperatur atau suhu air laut di suatu tempat ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan matahari, letak lintang dan letak geografis tempat tersebut, dan keadaan angin. Suhu air laut tidak begitu tinggi ketika mengalami pemanasan dan tidak begitu dingin ketika mengalami pendinginan. Oelh karena itu, amplitudo suhu harian dan amplitudo suhu tahunan air laut kecil. Besar pemanasan matahari merupakan faktor utama yang menentukan suhu air laut, tetapi faktor angin tak boleh dilupakan. Angina selalu memindahkan udara panas dan dingin. Angin panas menaikkan suhu tempat pada daerah dingin, demikian pula sebaliknya. Gambar. Persebaran luas suhu air laut 3. Kecerahan Air Laut Kecerahan atau warna air laut bergantung pada zat-zat organik dan anorganik yang ada di Laut.  Warna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain  Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di Cina (sungai Huang Ho)  Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar  Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara dan Selatan  Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor, misalnya Laut Ambon  Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam  Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapung-apung, misalnya laut merah
  • 30. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 30 Gambar. Kecerahan Air Laut 4. Salinitas Air Laut Salinitas atau kadar garam air laut adalah jumlah garam yang terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal dari hasil pelapukan di daratan. Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :  Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%  Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%  Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%  Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%  Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%  Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%  Natrium Klorida (NaCl) : 77,78% Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam di laut ditentukan oleh faktor-faktor berikut :  Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser  Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut  Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut  Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat tersebut 5. Contoh Sumber Daya Laut dan Pemanfaatannya a) Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai-sungai. Mineral itu antara lain adalah :
  • 31. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN Garam, tempat-tempat pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash) Fosfat, berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasanya untuk pupuk. Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :  Bentos, ialah binatang-binatang laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram, koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut, misalnya landak laut, siput laut, dan sebagainya.  Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton, ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat-tempat yang keadaannya baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur-ubur dan sebagainya (2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat-alat badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis-jenis binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh-tumbuhan yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian juga binatang-binatang bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil. Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal dari sisa-sisa organisme yang mati maupun bahan-bahan anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari pantai ke laut dalam, yaitu :  Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi-materi halus, terutama materi-materi dari daratan yang dibawa oleh sungai-sungai.  Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa-sisa binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang telah mati, terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik. Lumpur globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.  Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari hasil-hasil letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa-sisa binatang yang amat kecil yang berangka zat 31
  • 32. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 – 7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan kapur. b) Pemanfaatan dan pelestarian perairan laut 1. Sebagai prasarana transportasi 2. Sebagai sumber tenaga 3. Sebagai lahan perikanan 4. Sebagai lokasi pariwisata 5. Sebagai pengatur iklim 6. Sebagai lahan pertanian laut 7. Sebagai sarana pertahanan dan keamanan Gambar. Laut Pantai Selatan menjadi salah satu tempat pariwisata yang terkenal di Indonesia 6. Wawasan Nusantara dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang mengelilingi pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan diawasi. Dalam pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah dengan negara tetangga perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telahmenetapkan peraturan tentang wilayah perairan laut negara Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk mengelola perairan laut agar memberi keuntungan di bidang sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan. 32
  • 33. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 33 a. Batas Landas Kontinen Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Penentuan landas kontinen Indonesia dan negara-negara tetangga dilakukan dengan perjanjian. Beberapa perjanjian tentang batas wilayah perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan negara tetangga. Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), laut Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). b. Laut Teritorial (Laut Wilayah) Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas perairan laut wilayah Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis pantai masing-masing pulau sampai titik terluar. Deklarasi ini juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara. c. Laut Nusantara Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yangdibatasi oleh garis dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan atas wilayah laut ini berada sepenuhnya di tangan negara Indonesia. d. Landas Kontinen Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat kontinen/benua dengan kedalaman laut sampai 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih dapat dimungkinkan. e. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980. Pengumuman ini berpengaruh terhadap wilayah Indonesia dan negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari sebelumnya. Pihak asing dilarang mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE. Penentuan batas wilayah laut dengan negara tetangga dilakukan dengan kesepakatan bersama. Indonesiamempunyai kepentingan atas ZEE antara lain sebagai berikut: o Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam o Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan laut
  • 34. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN o Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut. Gambar. Pembagian Wilayah laut menurut Konvensi Hukum Laut PBB Manfaat perairan laut Laut memberikan banyak manfaat bagi kehidupanmanusia, di antaranya sebagai berikut.  Sumber mata pencaharian penduduk  Sarana transportasi laut  Pembangkit tenaga listrik  Tempat wisata bahari  Pengatur iklim  Tempat pertahanan dan keamanan  Sumber bahan tambang 34