Surat ini membahas tentang perlindungan dari bisikan syaitan kepada manusia, serta menyebutkan tiga hal yang perlu dijauhi yaitu raja manusia, sembahan manusia, dan tuhan manusia selain Allah. Surat ini terdiri dari 6 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah."
3. I. MUWASHOFAT
SALIMUL AQIDAH
1. Tidak berhubungan dengan jin
2. Tidak meminta tolong kepada orang yang
berlindung kepada jin
3. Tidak menghadiri majlis dukun dan
peramal
4. Mengimani rukun iman
5. Menjadikan syetan sebagai musuh
6. Tidak mengikuti langkah-langkah syetan
4. SHAHIHUL IBADAH
1. Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas
2. Komitmen dengan wirid tilawah harian
3. Berdoa pada waktu-waktu utama
4. Menjauhi dosa besar
5. Merutinkan dzikir pagi hari
6. Merutinkan dzikir sore hari
7. Dzikir kepada Allah swt dalam setiap
keadaan
8. Menutup hari-harinya dengan bertaubat
dan beristighfar
I. MUWASHOFAT
5. MATINUL KHULUQ
1. Tidak Takabbur
2. Tidak mencaci maki
3. Tidak mengadu domba
4. Tidak ghibah
5. Tidak menjadikan orang buruk
sebagai teman / sahabat
I. MUWASHOFAT
6. MUTSAQAFUL FIKRI
1. Baik dalam membaca dan menulis
2. Memperhatikan hukum-hukum
tilawah
3. Mengkaji marhalah Makkiyah dan
menguasai karakteristinya
4. Tidak menerima suara-suara miring
tentang kita
5. Membaca satu juz tafsir Alquran
(juz 30)
I. MUWASHOFAT
7. MUJAHIDUN LINAFSIHI
1. Menjauhi segala yang haram
2. Menjauhi tempat-tempat maksiat
3. Menjauhi tempat-tempat bermain yang
haram
MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
◦ Tidak menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga yang
menentang Islam
NAFI’UN LIGHAIRIHI
◦ Memberi petunjuk orang tersesat
I. MUWASHOFAT
Rasm
8. II. TUJUAN UMUM
1. Memperkuat tali ikatan dengan Kitabullah
2. Dasar pemahaman yang benar
3. Penanaman cinta
4. Penguasaan untuk mengajarinya,
5. Merasa terikat dengan taujihnya,
6. Mengamalkan kandungannya,
7. Memurnikan sasaran-sasaran dengan
menyesuaikan ruang dan waktu,
8. Kembali kepada Al-Qur’an ketika
berselisih.
Rasm
9. III. TUJUAN KHUSUS
1. Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya
2. Menjelaskan surat yang setara
dengan sepertiga surat dengan
menerangkan dalil-dalilnya dari sunah
3. Mengenali surat-surat pengusir
syetan, pembatal sihir, dan penjaga
manusia dari godaan syetan
Rasm
10. IV. SASARAN AFEKTIF
1. Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman
kandungan surat.
2. Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di
Masyarakat.
3. Tetap bertawakal kepada Allah dan bergantung
kepadaNya
4. Senantiasa mempersiapakan diri untuk bertemu
Allah dengan bekal ketakwaan
5. Mencari petunjuk dari ayat-ayat Allah swt dalam
pembahasan ilmiah.
6. Menjauhi para penjajah nafsu orang munafik dan
berlindung kepada Allah dari mereka
Rasm
11. V. SASARAN PSIKOMOTORIK.
1. Memperindah bacaan
surah Annas
2. selalu mewiridkan surat
Annas diwaktu pagi dan
petang
3. membacanya pada
waktu-waktu tertentu Rasm
12. VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah
adalah:
1. Kegiatan Pembuka
Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafsir surat
An-Nas
2. Kegiatan Inti:
• Kajian tentang Tafsir surat An-Nas
• Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat
tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor
• Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang
terkandung dalam materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan
psikomotor)
Rasm
13. VII. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.
1. Belajar membaca surat Al-Qur’an dan menghapalnya
2. Mendokumentasikan film yang berbicara tentang kehebatan
Al-Qur’an.
3. Merangkum inti-inti surat dan menulisnya pada kertas di
dinding agar mudah dihafal .
4. Menulis cerita yang berkenaan dengan kemulian orang yang
bertaqwa dan kehinaan orang yang durhaka
5. Mengadakan Rihlah individu untuk merenungi ayat-ayat
Allah.
6. Mengadakan halaqah tahsin Al-Qur’an beserta tafsir untuk
remaja dan pemuda.
7. Membahas rahasia-rahasia dan mukjizat yang ada dalam Al-
Qur’an
8. Melengkapi buku-buku kaset video dan kaset tafsir yang
sederhana
9. Melengkapi kaset-kaset muratal di perpustakaan masjid
Rasm
14. VIII. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH.
1. Menguji peserta sekitar hukum-hukum
tajwid baik teori maupun praktek
2. Menguji hafalan surat setiap peserta
secara lafazh dan maknanya
3. Mengevaluasi perilaku peserta dan
komitmennya terhadap adab-adab Al-
Quran
4. Membuat format untuk mengevaluasi
keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan
di atas Rasm
15. IX. SASARAN PEMBELAJARAN.
1. Paruh kedua dari Juz Amma (Al-‘ala s/d An-nas)
2. Menjelaskan makna dari kosakata dan dilalah yang ada
3. Menerangkan kesesuian risalah Islam dengan ciptaan
Allah.
4. Menyebutkan tugas-tugas Rasul dari kesimpulan surat
tersebut .
5. Menjelaskan kehancuran orang-orang zhalim dan
dampaknya dalam kemenangan dakwah para da’i, dan
meluasnya dakwah islamiyyah.
6. Menerangkan rahasia dibalik ujian Allah, dan pengaruh
ujian tersebut terhadap manusia, dan bagaimana sikap
seorang mukmin menghadapinya.
7. Menjelaskan fadilah menyegerakan berbuat kebajikan.
8. Memaparkan peranan dai dalam menyebarluaskan akhlak
islami
Rasm
16. Al-Muhtawa
ِ
اسَّنال ِبَرِب ُذُوعَأ ْلُق
(
1
)
ِ
اسَّنال ِكِلَم
(
2
)
ِ
اسَّنال ِهَلِإ
(
3
)
ْنِم
ِ
اسَّنَخْلا ِ
اسَوْسَوْلا ِ
َرش
(
4
)
ُدُص يِف ُسِوْسَوُي يِذَّلا
ِ
ور
ِ
اسَّنال
(
5
)
ِ
اسَّنالَو ِةَّن ِجْلا َنِم
(
6
)
1. Katakanlah, "Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai)
manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan
manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan)
syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia."
19. •Surat An-Naas terdiri dari 6 ayat
• Surat ini terdapat pada urutan
terakhir dalam susunan Al-Qur’an
•Menurut pendapat para ulama di
bidang tafsir bahwa surat An-Naas
termasuk golongan surat Makkiyah
(turun sebelum hijrah).
Kedudukan dan keuatamaan surat
An-Naas
20. Surat An Naas merupakan salah satu Al
Mu’awwidzataini. Yaitu dua surat yang mengandung
permohonan perlindungan, yang satunya adalah surat
Al Falaq.
Kedua surat ini memiliki kedudukan yang tinggi
diantara surat-surat yang lainnya. Rasulullah SAW
bersabda:
ُي ْمَل ٌاتَيآ َّيَلَع ْتَل ِ
زْنُأ ْوَأ َل ِ
زْنُأ
َذِوَعُمْلا ُّطَق َّنُهُلْثِم َر
ِنََْْت
“Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal dengannya yaitu Al
Mu’awwidataini (surat An Naas dan surat Al Falaq).” (Muslim no. 814,
Tirmidzi no. 2827, Nasa’i no. 944)
Setelah turunnya dua surat ini, Rasulullah SAW
mencukupkan keduanya sebagai bacaan (wirid) untuk
membentengi diri dari pandangan jelek jin maupun manusia.
(Tirmidzi no. 1984, dari shahabat Abu Sa’id ra)
21. Namun bila disebut Al Mu’awwidzat, maka
yang dimaksud adalah dua surat ini dan
surat Al Ikhlash. Al Mu’awwidzat, salah satu
bacaan wirid/dzikir yang disunnahkan untuk
dibaca sehabis shalat. Shahabat ‘Uqbah bin
‘Amir membawakan hadits dari Rasulullah
SAW, bahwa beliau SAW bersabda:
ُد ْيِف ِتاَذِوَعُمْلا واُأَرْاق
ةََاَص ُِلُ ِ
رُب
“Bacalah Al Mu’awwidzat pada setiap sehabis
shalat.” (Abu Dawud no. 1523, dishahihkan oleh
Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1514)
22. Al Mu’awwidzat juga dijadikan wirid/dzikir di waktu
pagi dan sore. Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang
membacanya sebanyak tiga kali diwaktu pagi dan sore,
niscaya Allah subhanahu wata’ala akan mencukupinya
dari segala sesuatu”. (Abu Daud no. 4419, Naasaa’i no.
5333, dan Tirmidzi no. 3399)
Demikian pula disunnahkan membaca Al Mu’awwidztat
sebelum tidur. Caranya, membaca ketiga surat ini lalu
meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian
diusapkan ke kepala, wajah dan seterusnya ke seluruh
anggota badan, sebanyak tiga kali. (Bukhari 4630
Al Muawwidzat juga bisa dijadikan bacaan ‘ruqyah’
(pengobatan ala islami dengan membaca ayat-ayat Al
Qur’an). Dipenghujung kehidupan Rasulullah saw, beliau
dalam keadaan sakit. Beliau meruqyah dirinya dengan
membaca Al Muawwidzat, ketika sakitnya semakin parah,
maka Aisyah yang membacakan ruqyah dengan Al
Muawwidzat tersebut. (Al Bukhari no. 4085 dan Muslim
no. 2195)
23. HUBUNGAN SURAT
Hubungan surat An-Naas dengan
surat sebelumnya
◦ Kedua-duanya sama-sama mengajarkan
kepada manusia, hanya kepada Allah-
lah menyerahkan diri dari segala
kejahatan
◦ Surat Al-Falaq memerintahkan untuk
memohon perlindungan dari segala
bentuk kejahatan, sedang surat An-Naas
memerintahkan untuk memohon
perlindungan dari jin dan manusia.
25. Tiga ayat diatas merupakan sebuah tarbiyah ilahiyah, Allah
memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk memohon perlindungan
hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah:
* Rabb (yaitu sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi rizki),
* Al Malik (pemilik dari segala sesuatu yang ada di alam ini),
* Al Ilah (satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi).
Dengan ketiga sifat Allah SWT ini, Nabi Muhammad diperintah
untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya, dari kejelekan
was-was yang dihembuskan syaithan dan dari kejahatan karena
kedengkian jin dan manuisa.
Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yang makhluk
Allah SWT adalah hamba yang lemah, butuh akan pertolongan-
Nya SWT. Termasuk Nabi Muhammad SAW beliau adalah
manusia biasa yang butuh akan pertolongan-Nya. Sehingga
beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah, bukan tempat
untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dan bukan tempat
bergantung.
26. ْوُسال ِهِذَه يِف ُةَذاَعِتْسِاإل
ِ
اسَّنال ِبَرِب ِةَر
ِكِلَم ،
ِ
اسَّنال ِهَلِإ ، ِ
اسَّنال
.
ُمْال َو
َوُه ُهْنِم ُذاَعَتْس
:
َُّرش
ِذَّال ، ِ
اسَّنَخْال ِ
اس َوْس َوْال
ُص يِف ُسِوْس َوُي ي
ِ
ر ُْود
َّنال َو ِةَّن ِجْال َنِم ، ِ
اسَّنال
ِ
اس
.
Memohon perlindungan yang disebutkan
pada surat ini adalah kepada Tuhan
manusia, raja manusia dan sembahan
manuisa.
Yang dimintakan perlindungan darinya
adalah
Jahatnya bisikan yang bersumber dalam
dada manusia; baik dari jin atau manuisa
27. ، ِبَّتتتتتالرِب ُةَذاَعِتتتتتتْسِاال َو
، ُهتتتتتَلِاإل ، ِتتتتتكِلَمْال
ِل ِِاََت ِ
ص ْنِم ُر ِ
ضْحَتْسَت
تِب تاَم ُهَناَحْبتُس
َُُفْدتَي ِه
ْس َوْال ََّرش َو ، ًةَماَع َّرَّشال
َخ ِ
اسَّنَخْال ِ
اس َو
ًةَصا
.
Memohon perlindungan kepada
Tuhan, Raja dan Ilah akan
menghadirkan sifat-sifat Allah
yang dapat menolak segala
kejahatan secara umum dan
kejahatan bisikan secara khusus.
28. تتت ِج َوُمْال َو تتيتِبَرُمْال َتتوتُه ُّبَّتتالرتَف
يِتتامتَحْال َو تتيتِعاَّالر َو ُه
.
ُمْال ُمِكاَحْال ُكِلاَمْال َوُه ُكِلَمْال َو
ُف ِ
رَصَت
.
ا َوُه ُهَلِاإل َو
يِلْعَتْسُمْل
ُطِلَسَتُمْال يِل ْوَتْسُمْال
. .
ِذَه َو
تَياَم ِح اَهْيِف ُِاََ ِ
الص ِه
ِ
ترَّشال َتنِم ٌة
ِ
ر ُْودُّصال ىَلِإ ُسَّسَدَتَي يِذَّال
.
.
َْتفيَك ُف ِ
ترْعَت َال َيِه َو
ُهتُعَفْدَت
ٌر ْوُتْسَم ُهَّنَأل
.
Ar-Rabb adalah murabbi (yang membimbing,
mengarahkan, memelihara dan melindungi.
Al-Malik adalah yang memiliki, yang menentukan dan
mengatur.
Al-Ilah adalah yang Maha tinggi, berkuasa dan
menekan.
Sifat-sifat ini dapat memberikan perlindungan dari
segala kejahatan yang berasal dari dada (hati), yang
kebanyakan manusia tidak mampu melakukannya karena
tersembunyi
29. ، ٍءْيَش ِلُك ُّبَر ُل َو
َش ِلُك ُكِلَم َو
، ٍءْي
ٍءْيَش ِلُك ُهَلِإ َو
.
ِكَل َو
ِذ ُْصي ِ
صْخَت ْن
ِ
رْك
َي ْمُهُلَعْجَي َانُه ِ
اسَّنال
ُقْالِب َن ْوُّسُح
يِف ىَب ْر
ِتْحِاال َو ِذاَيِعْال ِفِق ْوَم
ِاءَم
.
Allah adalah Pengatur dan penata dari segala
sesuatu, pemilik dari segala sesuatu dan Ilah
(Tuhan) yang berhak disembah dari segala
sesuatu. Namun dikhususkan penyebutan beriring
dengan sebutan manusia membuat mereka
merasakan kedekatan terutama pada saat
memohon perlindungan dan penjagaan.
30. َر ُه ِج َوُي ُهْنِم ٍةَمْحَرِب ُل َو
َلَع ُل ىَّلَص ُهَل ْوُس
َمَّلَس َو ِهْي
ْلِاال َو ِهِب ِذاَيِعْال ىَلِإ ُهَتَّمُأ َو
ِتْسا ََُم ، ِهْيَلِإ ِاءَجِت
ِ
ارَضْح
َخ ٍ
َرش ْنِم ، ِهِذَه ِهِتاََ ِ
ص يِناَعَم
َال ، ِبْيِبَّدال ِيَِ
ْمُهَل َلَبِق
ِبَّالر َنِم ٍن ْوَعِب َّالِإ ِهِعْفَدِب
ِهَلِاإل ِكِلَمْال
.
َي َوُهَف
ْنِم ْمُهُذُخْأ
ِهْيِتْأَي َو ، َن ْوُرُعْشَي َال ُْثيَح
ِسَتْحَي َال ُْثيَح ْنِم ْم
َن ْوُب
..
Allah dengan rahmat-Nya memberikan pengarahan
kepada Rasulullah saw dan umat untuk senantiasa
berlindung dan bersimpuh kepada-Nya, diiringi dengan
menghadirkan makna dari sifat-sifat-Nya dari berbagai
bisikan yang tersembunyi yang tidak memiliki kekuatan
untuk menghadapinya kecuali dengan pertolongan Allah;
Rabb, al-Malik dan al-Ilah. Karena bisikan tersebut hadir
dari arah yang tidak dapat mereka rasakan, datang dari
arah yang tidak mereka duga.
31. Makna Al was-was adalah bisikan yang betul-betul tersembunyi
dan samar, Sementara makna al khannas adalah mundur.
Bagaimana maksud dari ayat ini?
Maksudnya, bahwasanya syaithan selalu menghembuskan bisikan-
bisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia lalai dari berdzikir
kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya (artinya):
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha
Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang
menyesatkan). Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya.” (Az Zukhruf: 36)
Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah subhanahu
wata’ala, maka syaithan bersifat khannas yaitu ‘mundur’ dari
perbuatan menyesatkan manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya
(artinya):
“Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya.” (An Nahl:
99)
TAFSIR AYAT 4
Jenis permohonan perlindungan
ِ
اسَّنَخْلا ِ
اسَوْسَوْلا ِ
َرش نِم
“Dari kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi.”
32. Al Imam Ibnu Katsir di dalam kitab
tafsirnya ketika membawakan
penafsiran dari Sa’id bin Jubair dan
Ibnu ‘Abbas, yaitu: “Syaithan
bercokol di dalam hati manusia,
apabila dia lalai atau lupa maka
syaithan menghembuskan was-was
padanya, dan ketika dia mengingat
Allah subhanahu wata’ala maka
syaithan lari darinya.
33. الخَية الوسوسة ُدف عن عاجز واإلنسان
.
و وجنته عدته على ل يدله ثم ومن
سالحه
الرهيبة المعركة في
!
بأنه الوسواس وصف في مغزى ِذا لَتة وهناك
{
الخناس
}
. .
تد الصَة فهذه
من ل
ويوسوس فيدب سانحة الَرصة يجد حتى واختبائه تخَيه على جهة
.
من ولكنها
أخرى جهة
صدره مداخل ويحمي ، لمكره يستيقظ من أمام بضعَه توحي
.
الج من كان سواء فهو
أم نة
واختَى ُوقب ، أتى حيث من وعاد ، خنس هْووج إذا الناس من كان
.
الرس قال كما أو
ول
الدقيق المصور تمثيله في الكريم
:
«
وس غَل وإذا ، خنس تعالى ل ذكر فإذا
وس
»
.
الوسواس مواجهة على القلب تقوي اللَتة وهذه
.
خناس فهو
.
عدة أمام ضعيف
المعركة في المؤمن
.
Bahwa manusia memang lemah dari menolak bisikan yang tersembunyi. Karena
itulah Allah memberikan petunjuk dengan perangkat, benteng dan senjata dalam perang
yang sangat mengerikan!
Ada pelajaran yang sangat penting dalam mensifati kata-kata “Al-waswas” yaitu
dengan Al-Khannas… bahwa sifat ini –dari satu sisi- menunjukkan tersembunyi dan samar
sehingga mendapatkan kesempatan yang baik untuk membisikkan dan merayu. Namun –
dari sisi lain- mengisyaratkan kelemahannya dihadapan orang-orang yang sadar akan tipu
daya dan selalu melindungi pintu-pintu masuk yang ada di dadanya. Baik yang berasal dari
jin atau dari manusia, jika mampu dihadapai akan lambat dan kembali lagi sebagaimana
semula, lalu menutup dan bersembenyi. Atau seperti yang disabdakan oleh nabi saw: “jika
ia berdzikir kepada Allah maka ia akan menjauh namun jika lengah maka ia akan
membisiki”
Dari pelajaran ini akan memperkuat hati dalam menghadapi berbagai bisikan, karena
ia adalah lambat, lemah dihadapan orang yang beriman dan sadar terhadap perang ini.
34. TAFSIR AYAT 5
Jenis dan Cara kejahatan
Inilah misi syaithan yang selalu berupaya menghembuskan was-
was kepada manusia;
* Menghiasi kebatilan sedemikian indah dan menarik.
* Mengemas kebenaran dengan kemasan yang buruk.
Sehingga seakan-akan yang batil itu tampak benar dan yang
benar itu tampak batil.
Cobalah perhatikan, bagaimana rayuan manis syaithan yang
dihembuskan kepada Nabi Adam dan istrinya. Allah SWT kisahkan
dalam firman-Nya :
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka
yaitu auratnya, dan syaitan berkata: “Rabb-mu tidak melarangmu
untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal
(dalam al jannah/surga)”. (Al A’raf: 20)
َّنال ِ
ُوردُص يِف ُسِوْسَوُي يِذَّلا
ِ
اس
“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”
35. Demikian pula, kisah ketika Rasulullah saw sedang beri’tikaf.
Shafiyyah bintu Huyay (salah seorang istri beliau saw)
mengunjunginya di malam hari. Setelah berbincang beberapa
saat, maka Rasulullah saw mengantarkannya pulang ke
kediamannya. Namun perjalanan keduanya dilihat oleh dua
orang Al Anshar. Kemudian syaithan menghembuskan ke dalam
hati keduanya perasaan was-was (curiga). Rasulullah saw
melihat gelagat yang kurang baik dari keduanya. Oleh karena itu
Rasulullah saw segera mengejarnya, seraya bersabda:
اَمُكِلْس ِ
ر ىَلَع
,
يَُْح ُتْنِب ُةَِّْفَص اَهَّنِإ
َلاَقَف
:
هللا َلوُسَارَي هللا َانَحْبُس
.
َلاَقَف
:
ْجَم َمَدآ ِنْبا ِنِم ي ِ
رْجَي َانَطَّْْشال َّنِإ
َّمدال ىَر
,
ْنَأ ُتِْْشَخ يِنِإَو
ئاَْْشاَمُكِبوُلُق يِف َفَذْقُي
,
اًَّرش ْوَأ .
“Tenanglah kalian berdua, dia adalah Shafiyyah bintu Huyay. Mereka
berdua berkata: “Maha Suci Allah wahai Rasulullah. Maka Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya syaithan mengalir di tubuh bani Adam sesuai
dengan aliran darah, dan aku khawatir dihembuskan kepada kalian
sesuatu atau keburukan.” (H.R Muslim no. 2175)
36. Demikianlah watak syaithan selalu menghembuskan
bisikan-bisikan jahat ke dalam hati manusia. Apalagi Allah
subhanahu wata’ala dengan segala hikmah-Nya telah
menciptakan ‘pendamping’ (dari kalangan jin) bagi setiap
manusia, bahkan Rasulullah saw juga ada
pendampingnya. Sebagimana sabdanya shalallahu ‘alaihi
wasallam:
ِب َلِكُو ْدَقَ لِإ ٍدَحَأ ْنِم ْمُكْنِم اَم
َق ،ِن ِالج َنِم ُهُنْي ِ
رَق ِه
واُلا
:
َاكَّيِإَو
َلاَق ؟ هللا َلوُسَارَي
:
َّنَأ َّلِإ ،َايَّيِإَو
َف ِهَْْلَع يِنَنَاعَأ هللا
،َمَلْسَأ
ٍ
رَْْخِبَّلِإ يِنُرُمْأَي َالَف
.
“Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang pendamping dari
kalangan jin, maka para shahabat berkata: Apakah termasuk engkau wahai
Rasulullah? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja
Allah telah menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia tidaklah
memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan”. (Muslim no. 2814)
37. TAFSIR AYAT 6
Sumber kejahatan
Dari ayat ini tampak jelas bahwa yang melakukan bisikan ke dalam dada
manusia tidak hanya dari golongan jin, bahkan manusia pun bisa berperan
sebagai syaithan. Hal ini juga dipertegas dalam ayat lain:
“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia)” (Al An’am: 112)
Maka salah satu jalan keluar dari bisikan dan godaan syaithan baik dari
kalangan jin dan manusia adalah sebagaimana firman Allah SWT: “Dan
jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah.” (Fushshilat: 36)
ِ
اسَّنال َو ِةَّن ِجْلا َنِم
“Dari (golongan) jin dan manusia.”
38. Melalui surat ini jelas bagi kita bahwa
memohon pertolongan dan perlindungan
hanya kepada Allah subhanahu wata’ala
semata.
Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh
makhluk berada di bawah pengaturan dan
kekuasaan-Nya subhanahu wata’ala.
Bahwa semua kejadian ini terjadi atas
kehendak-Nya SWT.
Dan tiada yang bisa memberikan
pertolongan dan menolak mudharat kecuali
atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala pula.
PENUTUP
39. Semoga Allah SWT
menjadikan kita sebagai
hamba-hamba-Nya yang
senantiasa meminta
pertolongan, perlindungan
dan mengikhlaskan seluruh
peribadahan hanya kepada-
Nya.
40. َّوَأ َةََتت ِ
الص ُّصَّنتتال َتقتَلْطَأ ْدتتَق َو
ًال
:
{
ِ
تاستَّنَخْال ِ
اس َتوتْس َوْال
}
. .
ُهتتَلَمَع َدَّدتتَح َو
:
{
تتِف ُسِوتتْس َوُي ْيِذتتَّال
ِ
تاستَّنال ِ
ر ُْودتتُص ي
}
.
َّمتتُث
َدَّدتتَح
ُهُتَيِهاَم
:
{
ِ
اسَّنال َو ِةَّن ِجْال َنِم
}
. .
َو
ِثُي ُْبيِت ْرَّتال اَذَه
ِ
س ِحْال يِف ُْري
ِل ُهتاتَبِتْنِاال َو ُِتتََُّلَّتال َو ُةتتَظِقَيْال
َتوتْس َوْال َةتتَقْيِقَح َنِتيتَبُت
َدتتْعَب ، ِ
تاستَّنَخْال ِ
اس
َو ؛ِمَالَكْال ِل َّوَأ يِف ِهِتََ ِ
ص ِقَالْطِإ
ِلْعِف َةَقْي ِ
رَط ِاكَرْدِإل
ُتقَّقَحَتَي يِتَّال ِه
َرُم ْوَأ ِهِعْفَدِل اًبُّهَأَت ، ُهََّرش اَهِب
ِهِتَبَقا
!
Dalam nash disebutkan sifat pertama: “Al-Was was al-
khannas” (bisikan orang yang kembali), dan menetapkan
pekerjaannya “yang membisikkan di dada manusia” kemudian
ditetapkan pula substansinya “dari jin dan manusia”.
Urutan ini membangkitkan perasaan sadar, hati-hati dan
perhatian untuk menjelaskan bisikan al-khannas, setelah
menyebutkan secara global karakternya pada awal pembicaraan;
ini untuk memberikan pemahaman akan pebuatan yang mengarah
pada kejahatan dan memberikan arahan untuk menolak atau
memantaunya!
41. َدتتْعَب ُف ِ
ترتْعَت َْنيتت ِح ُسََّْنتتال َو
ْيِاإل َو ِقْيِوتتْشَّتال اَذتتَه
َّنَأ ِتتاظَق
ِف ُسِوْس َوُي َاسَّنَخْال َاس َوْس َوْال
َُْخ ِ
تاسَّنال ِ
ر ُْودُص ي
ًاترِس َو ًةتَي
َو ، ُةتتتَيِفَاخْال ُةتتتَّن ِجْال َتتوتُه ُهتتتَّنَأ َو ،
تتتَّال ُتتاستَّنال َكِلَذتتتَك َتتوتُه
َْنيِذ
َدَت ِ
ر ُْودتتتتُّصال تتتىتَلِإ َن ْتتتوُسَّسَدَتَي
ْس َوُي َو ، ِةتتتتَّن ِجْال َتتتستُّس
َن ْتتتوتُسِو
ِْنيِاطِيتتتَّشال َةتتتَس َوْس َو
. .
ُسََّْنتتتال
َتَت اَذتتتَه ُف ِ
تترتْعَت َْنيتتت ِح
ُتتبتَّهَأ
َنَمْكَمْال َِْفَرَع ْدَق َو ، ِاعَفِلدِل
َْقي ِ
رَّالط َو َلَخْدَمْال َو
!
Dan kata “jiwa” ketika dipahami setelah adalah kesadaran dan
kehati-hatian bahwa bisikan al-khannas senantiasa membisikkan di
dalam dada manusia secara sembunyi-sembunyi dan rahasia, adalah
Jin yang tidak tampak, dan manusia yang selalu membisikkannya ke
dada manusia seperti yang dilakukan oleh jin.. Dan mereka
membisikkan itu seperti halnya bisikan syaitan.. Dan karena itu, jika
jiwa telah memahami ini maka akan tergerak untuk
mempertahankkannya, karena dirinya telah mengetahui celahnya,
tempat masuknya danjalannya!.
43. Adapun bisikan jin kita tidak mengetahui bagaimana
caranya, namun kita mendapatkannya melalui dampak yang
terjadi di dalam tubuh setiap jiwa dan realita kehidupan.
Sebagaimana kita fahami bahwa perang antara Adam dan
Iblis adalah laten; dan syetan telah mengumandangkan
perang yang bersumber dari akhlak yang jahat di dalamnya,
oleh karena kesombongannya, kedengkitannya,
kebenciannya terhadap manusia! Dan syaitan telah meminta
izin kepada Allah dan Allah mengizinkan untuk melihat
adanya hikmah dibalik semua itu! Sementara manusia tidak
dibiarkan begitu saja, namun diberikan kepadanya benteng
dan menjadikan zikir sebagai tameng dan menjadikan
istiadzah sebagai senjata… karena itu jika manusia lalu;
bentengnya, perangkatnya dan senjatanya maka pada
hakikatnya dia sendiri yang tercela!
44. َلاَق ٍ
َّاسبَع ِْنبا ِنَع
:
قال
صلى ل ُلرسو
وسلم عليه ل
:
«
ِثاَج ُيطانَّشال
ِبْلَق على ٌم
َ
َسنَخ ّللا َذكر فإذا ، َمَدآ ِابن
َلَََغ وإذا
َ
س َوْس َو
»
Dari ibnu Abbas RA berkata: Nabi saw
bersabda: “Syaitan selalu berada di hati
anak cucu Adam, jika ia berdzikir kepada
Allah maka ia akan menjauh namun jika
lengah maka ia akan membisiki” (Jami’ Al-
Ushul)
46. Adapun manusia kita banyak tahu akan bisikan mereka. Dan
kita tahu bahwa ia lebih berbahaya dari bisikan syaitan!
- Teman yang jahat yang selalu membisikkan kejahatan ke dalam
hati dan akal teman lainnya dari arah yang tidak disangka dan
tidak dijaga, karena ia mengira adalah sahabat karibnya!
- Bawahan –pejabat- yang jahat selalu membisikkan kepada
pemimpinnya sehingga ia akan melakukan segala kejahatan dan
kediktatoran serta kerusakan di muka bumi, menghancurkan dan
membinasakan tanaman dan keturunan
- Para pengadu domba (pengumpat) yang senantiasa menghiasi
dan membuat elok ucapannya, sehingga tampak seakan sebagai
kebenaran yang tidak ada keraguan di dalamnya.
- Para penjual syahwat yang selalu membisikkan melalui pintu-
pintu syahwat, mempedaya yang tidak mampu ditolak kecuali
bagi siapa yang memiliki hati dan jiwa yang waspada dan
pertolongan Allah.
Dan para pembisik lainnya yang senantiasa bergentayangan
dan menyembunyikannya, masuk dari berbagai pintu hati yang
tersebut yang tidak disadari dan dirasa,.. Mereka adalah lebih jahat
dari jin dan lebih tersembunyi dari derap semut hitam!
47. Meruqyah dengan membaca surat Al-Baqarah
berbeda dengan menggunakan buku saku
Hadits tentang jin qarin
Jin yang ada dalam diri nabi telah muslim siapa
yang mengislamkan
Bagaimana caranya mengislamkan jin qorin
Kitab tafsir yang berbahasa arab
Surat al-An’am:128
Apa bedanya jin, iblis, syaitan dan ifrit
Meruqyah dengan lebih baik
Talaqqi yang canggih itu seperti apa