2. Pengertian Halo Alkana
Haloalkana adalah senyawa karbon yang mengandung halogen.
Haloalkana memiliki rumus umum:
CnH2n+1X
X adalah atom halogen (F, Cl, Br, I). Dengan kata lain,
haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom H-
nya diganti oleh atom halogen.
3. TATANAMA HALOALKANA
1. Aturan Penamaan / Tata Nama Halo alkana
Tata nama senyawa halo alkana diawali dengan kata fluoro, kloro,
bromo, atau iodo dan diikuti nama alkana yang mengikatnya.
4. 2. Isomer Haloalkana
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
susunan atom-atomnya berbeda. Ada beberapa macam isomer, seperti isomer
posisi, isomer struktur, isomer fungsional, dan isomer cistrans.
Berdasarkan fakta, haloalkana memiliki isomer posisi dan isomer struktural.
Perhatikan struktur haloalkana berikut.
Kedua senyawa itu memiliki rumus molekul sama, yakni C3H7Cl, tetapi
posisi atom klorin berbeda. Pada 1–kloropropana terikat pada atom karbon
nomor 1, sedangkan pada 2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2.
Kedua senyawa ini dikatakan berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi.
Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari senyawa haloalkana yang
memiliki rumus molekul sama.
5. Perhatikan struktur molekul berikut dengan rumus molekul sama, yakni
C4H9Cl.
Ketiga senyawa itu tergolong halobutana, tetapi berbeda strukturnya. Oleh
karena itu, ketiga senyawa tersebut berisomer struktur (senyawa dengan
rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur molekulnya). Disamping itu, 1–
klorobutana dan 2–klorobutana berisomer posisi.
6. 3. Sifat Haloalkana
Senyawa klorometana dan kloroetana berwujud gas pada suhu kamar
dan tekanan normal. Haloalkana yang lebih tinggi berupa cairan mudah
menguap. Titik didih isomer haloalkana berubah sesuai urutan berikut:
primer > sekunder > tersier
Dapat dilihat pada tabel berikut:
7. Energi ikatan rata-rata (dalam kJ mol–1): C–F = 485; C–Cl = 339; C–
Br = 284; C–I = 213. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa iodoalkana
paling reaktif untuk gugus alkil yang sama. Ikatan C–F adalah paling
kuat sehingga senyawa fluoroalkana relatif stabil dan banyak
digunakan sebagai gas propelan dalam bentuk aerosol.
Haloalkana dapat dihidrolisis menjadi alkohol yang bersesuaian jika
diolah dengan basa alkali berair. Persamaan reaksinya:
8. Etanol cair dapat digunakan sebagai pelarut untuk haloalkana. Atom
halogen pada haloalkana dapat diganti oleh gugus siano (–CN) dengan
cara pemanasan. Contohnya, bromopropana dicampurkan dengan
kalium sianida dalam alkohol cair akan membentuk propanonitril dan
kalium bromida.
Persamaan reaksinya:
9. Jika haloalkana dipanaskan dalam larutan amonia beralkohol dalam wadah
tertutup akan dihasilkan amina.
Persamaan reaksinya :
Refluks adalah teknik mendidihkan cairan dalam wadah labu distilasi yang
disambung dengan alat pengembun (kondensor refluks) sehingga cairan
terus-menerus kembali ke dalam wadah.
10. Kegunaan Haloalkana
Kloroform (CHCl3)
Kloroform biasa digunakan untuk obat bius
dan pelarut zat-zat organik. Namun, kloroform
memiliki sifat yang sangat beracun dan
merusak hati sehingga untuk saat ini jarang
digunakan lagi dalam dunia medis.
Karbon Tetra Klorida (CCl4)
Karbon tetra klorida biasanya digunakan oleh
pemadam kebakaran dan menjadi bahan dalam
pembuatan pelarut lemak dan dry cleaning.
Cairan tidak berwarna dengan bau sedikit
tidak enak ini tidak mudah terbakar sehingga
digunakan dalam pemadaman kebakaran.
Freon (CFC)
Senyawa floro fluoro karbon (CFC)
kerap disebut dengan merek
dagangnya dari perusahaan Dupont,
yaitu Freon. Freon adalah gas-gas
tidak berwarna, tidak beracun, tidak
mudah terbakar, dan tidak
menyebabkan karat, serta bertitik didih
rendah. Freon sering ditemui dalam
penggunaan pendingin pada AC atau
kulkas
11. CARA PEMBUATAN HALOALKANA
1. Alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan haloalkana.
2. Alkohol direaksikan dengan tionil klorida. Pada pembuatan dengan cara
ini, dihasilkan hidrogen klorida dan belerang dioksida yang berupa gas dan
mudah menguap dari campuran reaksi, sehingga akan meninggalkan alkil
klorida.
3. Alkana direaksikan dengan gas halida melalui reaksi substitusi
12. 4. Adisi asam halida terhadap alkuna atau alkena dengan aturan
Markovnikov. Atom H dari asam halida akan berikatan dengan atom C
dari alkena atau alkuna yang mengikat lebih banyak atom H, atau atom
halida akan berikatan dengan atom C dari alkena atau alkuna yang
mengikat lebih sedikit atom H. Jika atom H yang diikat oleh ikatan
rangkap sama banyaknya, maka atom X akan terikat pada atom yang
mengikat unsur alkil lebih panjang (karena semakin panjang alkil semakin
kuat menolak elektron)