SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
QARDH

              Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

               “Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank”




                           Dosen Pembimbing:
                          Mugiyati, S.Ag, M.Ei



                             Disusun oleh :
                 Miftahur Rahmat Aliansyah    C04210065


                   Jurusan/Kelas : Ekonomi Syari’ah B



                      FAKULTAS SYARI’AH

              PROGAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

               INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
                           SUNAN AMPEL
                             SURABAYA
                                  2012




[Type text]                                               Page 1
KATA PENGANTAR

         Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahnya
dan telah mengutus Muhammad dengan petunjuk din yang benar untuk dimenangkan atas
semua din.Semoga Salawat serta salam selalu di limpah curahkan kepada junjungan nabi kita
Muhammad SAW,beserta segenap pengikutnya hingga hari akhir.

    Syukur alhadulillah makalah ini telah kami susun sesuai dengan jadwal yang di
tetapkan.Makalah ini merupakan himpunan dari berbagai referensi buku lain.

      Atas saran dari beberapa rekan,mengingat isi buku tersebut masih relevan da actual
untuk diketahui oleh mahasiswa,praktisi dan diperlukan masyarakat umum,maka buku
tersebut kami ambil bagian-bagian yang sangat diperlukan dalam mengerjakan makalah ini.

    Kami berterima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik moral maupun materil sehingga makalah yang sederhana ini dapat Kami
selesaikan.

  Secara khusus kami sapaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mensupport dan terimakasih juga kepada perpustakaan syaria‟ah yang telah meminjamkan
buku sehingga dapat tersusun bentuk makalah seperti sekarang ini. Oleh karena hal-hal yang
tersbut dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesempurnaan,baik dari
segi teknik penulisan maupun materi yang disajikan,oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.




[Type text]                                                                        Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..             2

BAB I : Pendahuluan…………………………………………         4

BAB II : Pembahasan

1.Pengertian…………………………………………………             5

2.Landasan Syariah………………………………………….         6

3.Aplikasi Dalam Perbankan…………………………………     7

4.Ketentuan Hukum Al qard………………………………….     8

5.Manfaat Al Qard…………………………………………..         9

6.Aplikasi AL Qard…………………………………………          13

7.Al Qardh Hasan……………………………………………           17

BAB III : KESIMPULAN…………………………………..         18

V.DAFTAR PUSTAKA……………………………………              19




[Type text]                               Page 3
BAB I

                                                   PENDAHULUAN

Ajaran Islam mengakui adanya perbedaan pendapatan dan kekayaan pada setiap
orang dengan syarat bahwa perbedaan tersebut diakibatkan karena setiap orang
mempunyai            perbedaan          keterampilan,          inisiatif,      usaha       dan         resiko.        Namun
perbedaan      itu      tidak     boleh     menimbulkan            kesenjangan         yang terlalu           jauh     antara
yang kaya dengan yang miskin karena kesenjangan yang terlalu dalam tidak
sesuai dengan syariah Islam yang menekankan bahwa sumber-sumber daya bukan
saja karunia dari Allah bagi semua manusia, melainkan juga merupakan suatu
amanah.        Oleh       karena          itu      tidak      ada        alasan       untuk          mengkonsentrasikan
sumber-sumber daya di tangan segelintir orang.

Kurangnya          program-program              efektif    untuk      mereduksi         kesenjangan          sosial     yang
terjadi    selama       ini     dapat     mengakibatkan          kehancuran,          bukan      penguatan          perasaan
persaudaraan         yang        hendak         diciptakan       ajaran       Islam.      Syariah           Islam      sangat
menekankan           adanya       suatu     distribusi        kekayaan        dan      pendapatan           yang      merata
sebagaimana yang tercantum dalam Surah Al Hasyr ayat 7, yakni “… kekayaan
itu tidak beredar di kalangan orang-orang kaya di antara kamu saja.”

Distribusi     kekayaan          dan      pendapatan          yang       merata       bukan      berarti        sama     rata
sebagaimana          faham       kaum      komunisme,          tetapi       ajaran     Islam         mewajibkan        setiap
individu     untuk       berusaha        memenuhi          kebutuhan         hidupnya,         dan     sangat       melarang
seseorang menjadi pengemis untuk menghidupi dirinya.

Dalam       literatur     Ekonomi         Syariah,         terdapat      berbagai       macam          bentuk       transaksi
kerjasama       usaha,        baik      yang       bersifat     komersial          maupun        sosial,      salah      satu
berbentuk “qardh”. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih     atau     diminta      kembali         tanpa      mengharapkan            imbalan         atau    dengan      kata
lain merupakan sebuah transaksi pinjam meminjam tanpa syarat tambahan pada
saat      pengembalian          pinjaman.        Dalam       literatur      fiqh     klasik,     qardh       dikategorikan
dalam aqd tathawwui atau akad tolong menolong dan bukan transaksi komersial.


[Type text]                                                                                                           Page 4
BAB II

                                     PEMBAHASAN

1. Definisi al-Qardh

Secara umum pinjaman merupakan pengalihan hak milik harta atas harta. dimana pengalihan
tersebut merupakan kaidah dari Qardh.

A.Pengertian Pinjaman Menurut Bahasa Arab

   Qardh secara bahasa, bermakna Al-Qath‟u yang berarti memotong. Harta yang disodorkan
kepada orang yang berhutang disebut Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang
yang memberikan hutang. Kemudian kata itu digunakan sebagai bahasa kiasan dalam
keseharian yang berarti pinjam meminjam antar sesama. Salah seorang penyair
berkata,“Sesungguhnya orang kaya bersaudara dengan orang kaya, kemudian mereka saling
meminjamkan, sedangkan orang miskin tidak memiliki saudara”




B. Pengertian Pinjaman Menurut Hukum Syara’

Secara syar‟i para ahli fiqh mendefinisikan Qardh:

1. Menurut pengikut Madzhab Hanafi , Ibn Abidin mengatakan bahwa suatu pinjaman adalah
apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang lain kemudian dikembalikan dalam
kepunyaannya dalam baik hati.

2. Menurut Madzhab Maliki mengatakan Qardh adalah Pembayaran dari sesuatu yang
berharga untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau setimpal.

3. Menurut Madzhab Hanbali Qardh adalah pembayaran uang ke seseorang siapa yang akan
memperoleh manfaat dengan itu dan kembalian sesuai dengan padanannya.

4. Menurut Madzhab Syafi‟i Qardh adalah Memindahkan kepemilikan sesuatu kepada
seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali kepadanya.

[Type text]                                                                      Page 5
C. Definisi lain

Menurut Syafi‟i Antonio (1999), qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan.
Menurut Bank Indonesia (1999), qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada
pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai
pinjaman.

2. Aspek Syariah Al-Qardh

Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat ibnu majjah dan
ijma ulama.Sungguhpun demikian ,Allah SWT mengajarjkan kepada kita agar meminjamkan
sesuatu bagi “agama Allah”.

a. Al-Qur‟an Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran
kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Al-Baqarah : 245) Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.(Al-Maidah : 2)

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk “meminjamkan kepada
Allah”,artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah.

Selaras dengan memeinjamkan kepada Allah,kita juga diseru untuk “meminjamkan kepada
sesama manusia”.Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.

b. As-Sunnah Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Pada malam peristiwa
Isra‟ aku melihat di pintu surga tertulis ‟shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat,
sedangkan Qardh dengan 18 kali lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh lebih
utama dari shadaqoh?‟ ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut memiliki
sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak berutang kecuali karena kebutuhan”.
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abas bin Malik ra, Thabrani dan Baihaqi meriwayatkan
hadits serupa dari Abu Umamah ra) Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi saw



[Type text]                                                                          Page 6
berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainya) dua kali lipat
kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah”(HR Ibnu Majah,Ibnu Hibban dan Baihaqi).

c. Ijma‟ Secara ijma‟ juga Para ulama            menyatakan bahwa Qardh diperbolehkan.
Qardh bersifat mandub (dianjurkan) bagi muqridh (orang yang mengutangi) dan mubah bagi
muqtaridh (orang yang berutang) kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak
bias hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.Tidak ada sesoranga pun yang
memiliki segala barangyang ia butuhkan.Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi
satu bagian dari kehidupan di dunia ini.Islam adalah agama yang sangat memperhatikan
segenap kebutuhan umatnya.

3. Aplikasi dalam Perbankan

Akad qard biasanya diterapkan sebagai berikut:

a. Sebagai produk perlengkapan kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek.
Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.

b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik
dananya karena,misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kcil atau memebayar sector sosial.
Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh Al-
hasan

Hal yang diperbolehkan pada Qardh

Madzhab Hanafi berpendapat, Qardh dibenarkan pada harta yang memiliki kesepadanan,
yaitu harta yang perbedaan nilainya tidak meyolok, seperti barang-barang yang ditakar,
ditimbang, biji-bijian yang memiliki ukuran serupa seperti kelapa, telur. Tidak diperbolehkan
melakukan qardh atas harta yang tidak memiliki kesepadanan, baik yang bernilai seperti
binatang, kayu dan agrarian, dan harta biji-bijian yang memiliki perbedaan menyolok, karena
tidak mungkin mengembalikan dengan semisalnya.




[Type text]                                                                           Page 7
Madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat, diperbolehkan melakukan qardh atas
semua harta yang bisa diperjualbelikan objek salam, baik ditakar, atau ditimbang, seperti
emas, perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan,
binatang dan sebagainya, seperti harta-harta, biji-bijian.




4. Hukum Qardh

Hak kepemilikan dalam Qardh menurut Abu Hanifah dan Muhammad – berlaku melalui
Qabdh (penyerahan).Jika seseorang berhutang satu mud gandum dan sudah terjadi qabdh,
maka ia berhak menggunakan dan mengembalikan dengan semisalnya meskipun muqridh
meminta pengembalian gandum itu sendiri, karena gandum itu bukan lagi miliki muqridh.
Yang menjadi tanggung jawab muqtaridh adalah gandum yang semisalnya dan bukan
gandum yang telah diutangnya, meskipun Qardh itu berlangsung.

Abu yusuf berkata : muqtaridh tidak memiliki harta yang menjadi objek Qardh selama Qardh
itu berlangsung.

Mazhab hanafi berpendapat, Qardh dibenarkan pada harta yang memiliki kesepadanan, yaitu
harta yang perbedaan nilainya tidak menyolok, seperti barang-barang yang ditakar,
ditimbang, biji-bijian yang memiliki ukuran serupa seperti kelapa dan telur, dan yang diukur,
seperti kain bahan. Di perbolehkan juga meng-qardh roti, baik dengan timbangan atau biji.
Mazhab Maliki, Syafi’I, dan Hambali berpendapat, diperbolehkan melakukan qardh atas
semua harta yang bias dijualbelikan obyek salam, baik itu ditakar, ditimbang, seperti emas,
perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, binatang
dan sebagainya, seperti harta-harta biji-bijian, karena pada riwayat Abu Rafi‟ disebutkan
bahwa Rasulullah SAW berutang unta berusia masih muda, padahal untuk bukanlah harta
yang ditakar atau ditimbang, dan karena yang menjadi obyek salam dapat di hakmiliki
dengan jual beli dan ditentukan dengan pensifatan. Maka bisa menjadi obeyek qardh.
Sebagaimana harta yang ditakar dan ditimbang. Dari sini, menurut jumhur ahli fiqih,
diperbolehkan melakukan qardh atas semua benda yang boleh diperjualbelikan kecuali
manusia, dan tidak dibenarkan melakukan qardh atas manfaat/jasa, berbeda dengan pendapat
Ibnu Taimiyah, seperti membantu memanen sehari dengan imbalan ia akan dibantu memenen



[Type text]                                                                           Page 8
sehari, atau menempoati rumah orang lain dengan imbalan orang tersebut menempati
rumahnya.

5. Manfaat al-qardh




a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan
jangka pendek.

b. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri syariah dan bank konvensional yang
didalamnya terkandungØpembeda antara bank misi social, disamping misi komersial.

c. Adanya misi kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas
masyarakat kepada bank syariah.

d. Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan
jaminan.

Dilihat dari definisi diatas, maka pinjaman dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pinjaman
seorang hamba untuk Tuhan-Nya dan pinjaman seorang muslim untuk saudaranya.

a. Pinjaman seorang hamba untuk Tuhan-Nya

   Yaitu apa yang diberikan oleh seorang muslim untuk membantu saudaranya tanpa
mengharap kembalinya barang tersebut karena semata-mata untuk mengharapkan balasan di
akhirat nanti. Hal ini mencakup infaq untuk berjihad, infaq untuk anak-anak yatim, infaq
untuk orang-orang jompo, dan infaq untuk orang-orang miskin. Jenis ini telah disebutkan di
dalam Al-Qur‟an dengan kata „al-qardh‟, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT
“Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah : 244) “Siapakah yang mau memberi
pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka
Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.
Dan   Allah   menyempitkan     dan   melapangkan     (rezki)   dan   kepada-Nya-lah    kamu
dikembalikan.”(Q.S Al-Baqarah : 245). Sebagaimana yang kita lihat ayat diatas, jelaslah
bahwa pinjaman yang dimaksud disini berbeda dengan apa yang sering kita lihat didalam


[Type text]                                                                           Page 9
kehidupan bermasyarakat, yang mana seseorang meminjam dari temannya karena didorong
oleh adanya suatu kebutuhan. Karena pinjaman yang dimaksud dalam ayat ini sebagaimana
yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

b. Pinjaman seorang hamba untuk saudaranya

Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan masalah ini.Madzhab Abu Hanifah
berkata, “Pinjaman yang diperbolehkan adalah sesuatu yang mempunyai persamaan yang
mungkin dapat digantikan dengan sesuatu yang seruoa, akan tetapi menyangkut barang-
barang bernilai seperti hewan, property, kayu bakar dan segala sesuatu yang tidak mungkin
ditemukan barang yang serupa dan persis dengannya waktu pengembalian barang pinjaman
tersebut, maka tidak boleh dipinjamkan. Karena menurut golongan ini, bahwa pinjam
meminjam dengan sesuatu yang tidak dapat digantikan dengan yang serupa tidak
diperbolehkan.




Madzhab Imam Malik menambahkan definisi ini dengan beberapa point berikut :

• Hendaklah barang yang dipinjamkan mempunyai nilai jual, dengan begitu tidak dibenarkan
meminjamkan sepotong api.

• Orang yang meminjam harus mengembalikan barang pinjamannya.

• Pengembalian pinjaman hendaklah diberikan sesudah menerima pinjamannya.

• Hendaklah orang yang memberikan pinjaman tersebut berniat untuk memberikan manfaat
kepada orang yang meminjam saja, dan tidak berniat untuk mendapatkan keuntungan pribadi
maupun untuk mendapatkan keuntungan bersama.

• Tidak boleh meminjamkan alat fital seorang sahaya perempuan kepada seseorang untuk
dimanfaatkan

• Hendaklah orang yang meminjam sesuatu harus menjamin bahwa ia akan mengembalikan
pinjamannya, sehingga dalam hal ini masjid dan madrasah tidak bisa dipinjamkan. Setelah
kita memberikan pinjaman kepada seseorang (saudaranya), hendaklah pinjaman tersebut
mengandung unsur kebaikan, begitu juga apabila pinjaman tersebut telah jatuh tempo.

[Type text]                                                                       Page 10
Ber-ihsan dalam menagih hutang (Qardh), adakalanya dilakukan dengan menganggapnya
lunas, semua maupun sebagiannya, atau dengan mengundurkan waktu pembayaran tersebut
yang telah jatuh tempo, ataupun dengan mengurangi pelbagai persyaratan pembayaran yang
telah memberatkan. Semua itu sangat dianjurkan, Sebagaimana dalam Sabda Nabi SAW :

“Rahmat Allah tercurah atas siapa-siapa yang‟mudah‟ dalam membeli, „mudah‟ dalam
menjual, „mudah dalam membayar dan „mudah‟ dalam menagih ”Rasulullah SAW, juga
pernah menyebutkan tentang seorang laki-laki yang masa lalunya penuh dengan perbuatan
dosa, yang ketika dihisab, ternyata tidak memiliki cacatan amal kebaikan yang pernah ia
lakukan. Maka ditanyakan kepadanya, “Apakah anda tidak pernah melakukan kebaikan
apapun ? “Tidak, “jawabnya. “Tetapi saya dahulu adalah seorang pemberi hutang, dan
senantiasa mengingatkan kepada para pegawai saya : „Perlakukanlah yang mampu diantara
para penghutang dengan perlakuan yang baik, dan undurkanlah waktu pembayaran bagi yang
dalam kesusahan‟. (Dalam versi lain : „….dan maafkanlah (yakni anggaplah hutangnya lunas)
bagi yang dalam kesusahan‟). Lalu Allah SWT pun menghapus dosa-dosanya dan
mengampuninya.

Seandainya semua masyarakat mengetahui hal demikian, tidak akan terjadi hal-hal yang
dapat mengakibatkan seseorang (pemilik harta) berbuat zhalim kepada orang yang
membutuhkan bantuan. Apalagi ditengah kondisi krisis sekarang ini. Dimana, kita sebagai
orang yang memiliki kelebihan harta hendaklah menolong saudara-saudara kita yang telah
dilanda kesusahan dengan memberikan bantuan berupa pinjaman yang ihsan, bahkan tidak
sekadar itu dapat memberikan Qardhul Hasan (menginfakkan, mensedeqahkan sebagaian
hartanya tanpa mengaharapkan imbalan seperserpun tetapi hanya mengharap ridha Allah
SWT). Tetapi kalau hanya memikirkan kehidupan duniawi manusia takluput akan kerakusan
harta, yang diingat hanyalah berapa besar kelebihan dari kembalian harta yang telah
dipinjamkan.

Pinjaman Berbunga

Bahwa pinjaman yang berbunga adalah haram berdasarkan Al-Qur‟an, Sunnah, ijma‟.
Keharaman itu meliputi segala macam bunga yang dijadikan syarat oleh orang yang memberi
pinjaman kepada si peminjam. Karena tujuan dari pemberi pinjaman adalah mengasihi si
peminjam dan menolongnya. Tujuannya bukan mencari kompensasi atau keuntungan. Oleh
sebab itu, pinjaman semacam itu diserupakan dengan bantuan keuangan. Seolah-olah orang

[Type text]                                                                      Page 11
yang meminjamkan uang itu, mengambil kembali uang tersebut. Namun, yang diambil
kembali bukan uang yang dipinjamkan, tetapi senilai dengan uang tersebut. Berarti derajatnya
sama dengan orang yang meminjami fasilitas uangnya kemudian mengambil kembali
uangnya. Dengan dasar itu, berarti pinjaman berbunga yang diterapkan oleh bank-bank
maupun rentenir dimasa sekarang ini jelas-jelas merupakan riba yang diharamkan oleh Allah
dan Rasul-Nya. sehingga bisa terkena ancaman keras baik didunia maupun diakhirat dari
Allah SWT.

Jenis-jenis pinjaman yang mengandung riba

1. Pinjaman Konsumtif

Pinjaman-pinjaman semacam ini dilakukan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan
untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Pinjaman jenis ini amat biasa di kalangan orang-
orang miskin dan menengah, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang, seperti
terjadi di Indonesia sejak dilanda krisis multidimensi salah satu diantara krisis moneter,
dimana terjadi kenaikan pada semua harga barang, akibatnya masyarakat kesusahan untuk
membutuhkan barang tersebut karena nilai mata uang yang menurun disamping itu juga
pendapatan masyarakat yang cenderung tidak meningkat. Sebagian besar orang mengambil
pinjaman ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagian besar dari
pendapatan mereka diambil alih oleh pemilik modal dalam bentuk bunga. Jutaan manusia di
negara-negara yang sedang berkembang menggunakan seluruh hidupnya untuk membayar
utang yang diwariskan kepada mereka. Upah dan gaji mereka sangat rendah sehingga setelah
membayar bunga, sangat sedikit yang tersisa untuk menjadikan mereka mampu mendapatkan
satu dua piring makanan setiap hari.

Pembayaran angsuran bunga yang berat secara terus menerus ini telah merendahkan standard
kehidupan dan pendidikan anak-anak mereka. Disamping itu, kecemasan yang terus menerus
rupanya mempengaruhi efisiensi kerja mereka yang pada akhirnya akan memperlemah
perekenomian negara mereka.

Selanjutnya, pembayaran bunga telah mengurangi (menurunkan) daya beli di kalangan
mereka. Oleh karena itu, industri yang memenuhi permintaan golongan miskin dan menengah
akan memperoleh kesan akan rendahnya permintaan pada kalangan tersebut. Dan secara



[Type text]                                                                        Page 12
berangsur-angsur tetapi dengan pasti, hal ini akan menurunkan pembangunan industri serta
menghambat kemajuan masyarakat.

1. Pinjaman Produktif

Pinjaman ini dilakukan oleh para pedagang, industrialis dan para petani untuk tujuan-tujuan
yang produktif termasuk dalam kategori peminjam jenis ini. Kapitalis, dengan malapraktek
mereka, telah menimbulkan banyak kesengsaraan dengan memungut bunga dari para
peminjam, begitu juga terhadap masyarakat.

6. Aplikasi Qardh

Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman
talangan pada saat nasabah mengalami overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari
satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam
perbankan ada empat hal:

a.Sebagai pinjaman talangan haji

b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah

c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil

d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank

Rukun dan Syarat

1. Rukun :

- Muqridh (pemilik barang)

- Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam)

- Ijab qobul

- Qardh (barang yang dipinjamkan)

2. Syarat sah qardh :


[Type text]                                                                       Page 13
- Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat, tidak sah jika
tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad terhadap harta.

- Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti halnya dalam jual
beli.

3. Sumber dana

Sifat qardh tidak memberikan keuntungan finansial. Karena itu, pendanaan qardh dapat
diambil menurut kategori berikut:

a. Al-qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan social, dapat
bersumber dari dana zakat, infaq, dan sedekah.

b. Al-qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka
pendek. Talangan dana di atas dapat diambilakan dari modal bank.

Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga
Keuangan Syariah

Di antara keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-
MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah adalah
sebagai berikut:

- Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat memperoleh
imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI no.
9/DSN MUI/IV/2000.

- Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang
diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah.

- Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat membantu menalangi
pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai dengan Fatwa
DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001.[1][3] Keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:




[Type text]                                                                       Page 14
- Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah
pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

- Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam
berbagai produknya.

- Agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syari‟ah, maka Dewan Syariah
Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan haji oleh
Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk dijadikan pedoman.[1][4]

Berdasarkan pertimbangan di atas itulah, Dewan Syariah Nasional memberikan ketetapan
hukum boleh melakukan ibadah haji dengan bantuan talangan dari pihak Lembaga Keuangan
Syari‟ah (LKS), dengan syarat ia harus mampu melunasinya dalam waktu yang telah
disepakati.

Bahkan pendapat yang paling ketat mensyaratkan pihak peminjam harus melunasinya
sebelum pemberangkatan haji, sebab kalau tidak demikian berarti ia termasuk orang yang
tidak diwajibkan menunaikannya karena belum cukup syarat (mampu).

Telaah terhadap Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pembiayaan Pengurusan Haji
Lembaga Keuangan Syariah

Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan yang
dapat diterima secara religius kepada komunitas-komunitas muslim.[1][5] Dapat diterima
secara religius artinya tujuan dari sirkulasi keuangan itu sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
dan tidak mengandung unsur riba dan pemerasan. Jadi, aspek utama yang ditekankan di sini
adalah kesejahteraan sosial yang dilihat dari apakah aktivitas tersebut menambahkegunaan
(masalih) atau tidak (mafasid).[1][6]

Bila dikaitkan dengan jasa yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk
menalangi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) cukup jelas bahwa kegiatan
tersebut sangatlah membantu kemudahan masyarakat yang ingin menyempurnakan rukun
Islam yang kelima, yakni melakukan ibadah haji, meski biaya yang mereka butuhkan belum
tersedia secara memadai. Menurut penyusun, faktor inilah yang menjadi pertimbangan
Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa mengenai kebolehan menalanginya bagi
Lembaga Keuangan Masyarakat.

[Type text]                                                                          Page 15
Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional
didasarkan para prinsip li al-maslahah al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini
adalah bahwa orang tersebut tetap berada dalam koridor istitha‟ (sanggup atau mampu) untuk
melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan
semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah memaksakan diri (bukan
berdasar keikhlasan) padahal yang namanya ibadah harus dilaksanakan secara ikhlas dan
sesuai kesanggupannya.

Berkaitan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai hukum penalangan tersebut
apakah masuk dalam hukum ijarah (menyewa) ataukah qardh (meminjam), maka di bawah
ini perlu didefinisikan kembali kedua istilah tersebut.

a.   Al-ijarah (operational lease) adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui   pembayaran      upah   sewa,   tanpa   diikuti   dengan   pemindahan   kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.[1][7]

b.    Al-Qardh (soft and benevolent loan) adalah pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategrikan dalam „aqd tathawwu‟i atau akad
saling membantu dan bukan transaksi komersial.[1][8]

Dari kedua definisi di atas dapat diketahui bahwa jasa yang diberikan oleh Lembaga
Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk menalangi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)
kurang tepat bila digunakan istilah al-Qardh (meminjamkan), karena dalam Islam, pinjam
meminjam adalah akad sosial, bukan akad komersial. Artinya bila seseorang meminjam
sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas jasa pokok
pinjamannya. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap
pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah riba, sedangkan para ulama sepakat bahwa riba
itu haram. Karena itu, dalam Lembaga Keuangan Syari‟ah pinjaman tidak disebut kredit, tapi
pembiayaan (financing).

Dalam kasus ini, bila nasabah datang Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) dan ingin
meminjam uang untuk keperluan naik haji karena biaya yang tersedia tidak cukup, maka ia
harus melakukan akad ijarah (sewa) dan bukan akad qardh (meminjam). Karena jika LKS



[Type text]                                                                         Page 16
memberikan pinjaman kepada nasabah atas nama akad qardh untuk membantu menalangi
pembiayaan haji, maka LKS tidak boleh mengambil keuntungan dari pinjaman itu.

7.Al-Qardhul hasan

Allah swt berfirman: dalam al-Baqarah ayat 245 : Siapakah yang mau memberi pinjaman
kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan
melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Secara umum, Qardh Hasan diartikan sebagai infak di jalan Allah, di dalam jihad dan
peperangan demi menegakkan kebenaran dan bersedekah kepada para fakir miskin dan
orang-orang yang membutuhkan. Ada juga yang mengatakan: Qardh Hasan itu adalah amal
shaleh muthlaqon yang mana dia adalah bentuk transaksi pinjaman yang benar-benar bersih
dari tambahan/bunga.

Pengertian “al-hasan” disini adalah ketika seorang muslim            meminjamkan atau
menginfakkan sesuatu yang ada pada dirinya hendaklah dia mengeluarkan sesuatu yang elok
tanpa cela. Maka Qardh hasan itu pada dasarnya adalah sedekah yaitu pekerjaan yang mulia
dengan mengharapkan keredhoan Allah semata.KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan
atau nilai lebih dibandingkan dengan bank konvensional dari segi pembiayaan, karena dalam
bank syari‟ah memiliki berbagai macam bentuk pembiayaan yang meudahkan bagi para
nasabah dalam segi pembiayaan. Bank syariah juga memiliki keuntungan yang lebih
dibandingkan dengan bank konvensional, karena produknya dijamin halal.




[Type text]                                                                      Page 17
BAB III

                                      KESIMPULAN

Secara umum pinjaman merupakan pengalihan hak milik harta atas harta. dimana pengalihan
tersebut merupakan kaidah dari Qardh.

Secara syar‟i para ahli fiqh mendefinisikan Qardh:

1. Menurut pengikut Madzhab Hanafi , Ibn Abidin mengatakan bahwa suatu pinjaman adalah
apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang lain kemudian dikembalikan dalam
kepunyaannya dalam baik hati.

2. Menurut Madzhab Maliki mengatakan Qardh adalah Pembayaran dari sesuatu yang
berharga untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau setimpal.

3. Menurut Madzhab Hanbali Qardh adalah pembayaran uang ke seseorang siapa yang akan
memperoleh manfaat dengan itu dan kembalian sesuai dengan padanannya.

4. Menurut Madzhab Syafi‟i Qardh adalah Memindahkan kepemilikan sesuatu kepada
seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali kepadanya.

Aplikasi dalam Perbankan Akad qard biasanya diterapkan sebagai berikut:

a. Sebagai produk perlengkapan kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek.
Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.

b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik
dananya karena,misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kcil atau memebayar sector sosial.
Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh Al-
hasan




[Type text]                                                                     Page 18
DAFTAR PUSTAKA

       Antonio Syafi‟I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001
       www.google.com/wiipedia
       Antonio Syafi‟I. Bank Syariah, PT Ekonisia, Yogyakarta; 2006
       Zuhaili Wahbah, Dr, Fiqh Muamalah Perbankan Syari‟ah
       Al-Fauzan, Saleh. 2006. Fiqih Sehari-hari. Jakarta:Gema Insani
       Rasjid, Sulaiman. 2004. Fiqh Islam. Bandung:Sinar Baru Algesindo
       Syafei, Racmat.2001.Fiqih Muamalah.Bandung:Pustaka Setia
       Syarifudin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqh.Jakarta:Prenada Media




[Type text]                                                                       Page 19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Jual beli dalam islam
Jual beli dalam islamJual beli dalam islam
Jual beli dalam islam
 
Fiqih Riba
Fiqih RibaFiqih Riba
Fiqih Riba
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
Mudharabah
MudharabahMudharabah
Mudharabah
 
Fiqh - Muamalah
Fiqh - MuamalahFiqh - Muamalah
Fiqh - Muamalah
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Jual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishnaJual beli murabahah, salam dan istishna
Jual beli murabahah, salam dan istishna
 
Fiqmul Hiwalah
Fiqmul HiwalahFiqmul Hiwalah
Fiqmul Hiwalah
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Ppt muamalah
Ppt muamalah Ppt muamalah
Ppt muamalah
 
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)Presentasi Fiqh 12 (Waris)
Presentasi Fiqh 12 (Waris)
 

Destacado

Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanMulyanah
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatRazma
 
Perbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionPerbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionAbida Muttaqiena
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)Marhamah Saleh
 
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesai
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesaiLaporan prakerin xi tkj2 edit selesai
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesaiistiakhidah
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmtyanu11
 
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Dian Aditya
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat xxxxyys
 
Laporan prakerrin tkj lengkap
Laporan prakerrin tkj lengkapLaporan prakerrin tkj lengkap
Laporan prakerrin tkj lengkapChyron Supriyadi
 
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2dania_3d
 
Pengenalan muamalat islam
Pengenalan muamalat islamPengenalan muamalat islam
Pengenalan muamalat islamfazrul
 

Destacado (16)

Qord dalam lks
Qord dalam lksQord dalam lks
Qord dalam lks
 
Kel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasanKel.11 qardhul hasan
Kel.11 qardhul hasan
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh Muamalat
 
Perbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect EditionPerbankan Syariah Perfect Edition
Perbankan Syariah Perfect Edition
 
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
fiqh muamalah kontemporer (wadi'ah rahn qardh)
 
Hutang (Muamalat)
Hutang (Muamalat)Hutang (Muamalat)
Hutang (Muamalat)
 
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesai
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesaiLaporan prakerin xi tkj2 edit selesai
Laporan prakerin xi tkj2 edit selesai
 
Power Point Hutang
Power Point HutangPower Point Hutang
Power Point Hutang
 
5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt5 aspek syariah di bmt
5 aspek syariah di bmt
 
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
 
AL-QARDH
AL-QARDHAL-QARDH
AL-QARDH
 
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank syariah dan Bank Perkreditan Rakyat
 
Laporan prakerrin tkj lengkap
Laporan prakerrin tkj lengkapLaporan prakerrin tkj lengkap
Laporan prakerrin tkj lengkap
 
Fiqh Muamalat
Fiqh MuamalatFiqh Muamalat
Fiqh Muamalat
 
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
 
Pengenalan muamalat islam
Pengenalan muamalat islamPengenalan muamalat islam
Pengenalan muamalat islam
 

Similar a Makalah qardh al hasan

Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas ckhoirul rojiin
 
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfKB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfmuhamadizlis
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxZukét Printing
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfZukét Printing
 
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Bima Ridwan
 
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Bima Ridwan
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)AliRomay
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Dede Adi Nugraha
 
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakahManajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakahSurya Suwarna
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankAyuIka5
 

Similar a Makalah qardh al hasan (20)

Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas c
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfKB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
 
Ar rahn
Ar rahnAr rahn
Ar rahn
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docxHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.docx
 
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdfHukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
Hukum Ekonomi Islam & Hukum Waris Islam.pdf
 
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
 
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
Makalah Pinjam Meminjam (Qiradh)
 
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
Perbankan syariah kelompok 6 (murobahah)
 
Qardh dalam islam
Qardh dalam islamQardh dalam islam
Qardh dalam islam
 
Makalah hibah
Makalah hibahMakalah hibah
Makalah hibah
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
Makalah pai tentang muamalah (jual beli)
 
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakahManajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah
Manajemen pelayanan produk dan jasa bank syariah mudharabah dan musyarakah
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga Bank
 
Kel.4 salam
Kel.4 salamKel.4 salam
Kel.4 salam
 
Fiqih praktis hutang
Fiqih praktis hutangFiqih praktis hutang
Fiqih praktis hutang
 

Más de IAIN Sunan Ampel Surabaya

Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalIAIN Sunan Ampel Surabaya
 

Más de IAIN Sunan Ampel Surabaya (20)

Pengertian Perbankan
Pengertian PerbankanPengertian Perbankan
Pengertian Perbankan
 
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank SyariahKalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
Kalkulasi Perhitungan Produk Bank Syariah
 
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesiamenggapai pemulihan ekonomi indonesia
menggapai pemulihan ekonomi indonesia
 
Measure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasiMeasure of dispersion std deviasi
Measure of dispersion std deviasi
 
Central tendency mean median modus
Central tendency mean median modusCentral tendency mean median modus
Central tendency mean median modus
 
Central tendency
Central tendencyCentral tendency
Central tendency
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Makalah kardinal
Makalah kardinalMakalah kardinal
Makalah kardinal
 
Sejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al malSejarah Bayt al mal
Sejarah Bayt al mal
 
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensionalSebuah pengantar  membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
Sebuah pengantar membandingkan ekonomi islam vs ekonomi konvensional
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
Studi Islam
 
pandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islampandangan seni dalam islam
pandangan seni dalam islam
 
perbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasiperbedaan islam dan demokrasi
perbedaan islam dan demokrasi
 
Teori harga pasar
Teori harga pasarTeori harga pasar
Teori harga pasar
 
pengaruh pajak
pengaruh pajakpengaruh pajak
pengaruh pajak
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
elastisitas
elastisitaselastisitas
elastisitas
 
nilaiguna
nilaigunanilaiguna
nilaiguna
 

Último

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Último (20)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Makalah qardh al hasan

  • 1. QARDH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank” Dosen Pembimbing: Mugiyati, S.Ag, M.Ei Disusun oleh : Miftahur Rahmat Aliansyah C04210065 Jurusan/Kelas : Ekonomi Syari’ah B FAKULTAS SYARI’AH PROGAM STUDI EKONOMI SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012 [Type text] Page 1
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahnya dan telah mengutus Muhammad dengan petunjuk din yang benar untuk dimenangkan atas semua din.Semoga Salawat serta salam selalu di limpah curahkan kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW,beserta segenap pengikutnya hingga hari akhir. Syukur alhadulillah makalah ini telah kami susun sesuai dengan jadwal yang di tetapkan.Makalah ini merupakan himpunan dari berbagai referensi buku lain. Atas saran dari beberapa rekan,mengingat isi buku tersebut masih relevan da actual untuk diketahui oleh mahasiswa,praktisi dan diperlukan masyarakat umum,maka buku tersebut kami ambil bagian-bagian yang sangat diperlukan dalam mengerjakan makalah ini. Kami berterima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materil sehingga makalah yang sederhana ini dapat Kami selesaikan. Secara khusus kami sapaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah mensupport dan terimakasih juga kepada perpustakaan syaria‟ah yang telah meminjamkan buku sehingga dapat tersusun bentuk makalah seperti sekarang ini. Oleh karena hal-hal yang tersbut dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesempurnaan,baik dari segi teknik penulisan maupun materi yang disajikan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya. [Type text] Page 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………….. 2 BAB I : Pendahuluan………………………………………… 4 BAB II : Pembahasan 1.Pengertian………………………………………………… 5 2.Landasan Syariah…………………………………………. 6 3.Aplikasi Dalam Perbankan………………………………… 7 4.Ketentuan Hukum Al qard…………………………………. 8 5.Manfaat Al Qard………………………………………….. 9 6.Aplikasi AL Qard………………………………………… 13 7.Al Qardh Hasan…………………………………………… 17 BAB III : KESIMPULAN………………………………….. 18 V.DAFTAR PUSTAKA…………………………………… 19 [Type text] Page 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN Ajaran Islam mengakui adanya perbedaan pendapatan dan kekayaan pada setiap orang dengan syarat bahwa perbedaan tersebut diakibatkan karena setiap orang mempunyai perbedaan keterampilan, inisiatif, usaha dan resiko. Namun perbedaan itu tidak boleh menimbulkan kesenjangan yang terlalu jauh antara yang kaya dengan yang miskin karena kesenjangan yang terlalu dalam tidak sesuai dengan syariah Islam yang menekankan bahwa sumber-sumber daya bukan saja karunia dari Allah bagi semua manusia, melainkan juga merupakan suatu amanah. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk mengkonsentrasikan sumber-sumber daya di tangan segelintir orang. Kurangnya program-program efektif untuk mereduksi kesenjangan sosial yang terjadi selama ini dapat mengakibatkan kehancuran, bukan penguatan perasaan persaudaraan yang hendak diciptakan ajaran Islam. Syariah Islam sangat menekankan adanya suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata sebagaimana yang tercantum dalam Surah Al Hasyr ayat 7, yakni “… kekayaan itu tidak beredar di kalangan orang-orang kaya di antara kamu saja.” Distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata bukan berarti sama rata sebagaimana faham kaum komunisme, tetapi ajaran Islam mewajibkan setiap individu untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, dan sangat melarang seseorang menjadi pengemis untuk menghidupi dirinya. Dalam literatur Ekonomi Syariah, terdapat berbagai macam bentuk transaksi kerjasama usaha, baik yang bersifat komersial maupun sosial, salah satu berbentuk “qardh”. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali tanpa mengharapkan imbalan atau dengan kata lain merupakan sebuah transaksi pinjam meminjam tanpa syarat tambahan pada saat pengembalian pinjaman. Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad tolong menolong dan bukan transaksi komersial. [Type text] Page 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi al-Qardh Secara umum pinjaman merupakan pengalihan hak milik harta atas harta. dimana pengalihan tersebut merupakan kaidah dari Qardh. A.Pengertian Pinjaman Menurut Bahasa Arab Qardh secara bahasa, bermakna Al-Qath‟u yang berarti memotong. Harta yang disodorkan kepada orang yang berhutang disebut Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang. Kemudian kata itu digunakan sebagai bahasa kiasan dalam keseharian yang berarti pinjam meminjam antar sesama. Salah seorang penyair berkata,“Sesungguhnya orang kaya bersaudara dengan orang kaya, kemudian mereka saling meminjamkan, sedangkan orang miskin tidak memiliki saudara” B. Pengertian Pinjaman Menurut Hukum Syara’ Secara syar‟i para ahli fiqh mendefinisikan Qardh: 1. Menurut pengikut Madzhab Hanafi , Ibn Abidin mengatakan bahwa suatu pinjaman adalah apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang lain kemudian dikembalikan dalam kepunyaannya dalam baik hati. 2. Menurut Madzhab Maliki mengatakan Qardh adalah Pembayaran dari sesuatu yang berharga untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau setimpal. 3. Menurut Madzhab Hanbali Qardh adalah pembayaran uang ke seseorang siapa yang akan memperoleh manfaat dengan itu dan kembalian sesuai dengan padanannya. 4. Menurut Madzhab Syafi‟i Qardh adalah Memindahkan kepemilikan sesuatu kepada seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali kepadanya. [Type text] Page 5
  • 6. C. Definisi lain Menurut Syafi‟i Antonio (1999), qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan. Menurut Bank Indonesia (1999), qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. 2. Aspek Syariah Al-Qardh Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat ibnu majjah dan ijma ulama.Sungguhpun demikian ,Allah SWT mengajarjkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”. a. Al-Qur‟an Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Al-Baqarah : 245) Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(Al-Maidah : 2) Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk “meminjamkan kepada Allah”,artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan memeinjamkan kepada Allah,kita juga diseru untuk “meminjamkan kepada sesama manusia”.Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. b. As-Sunnah Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Pada malam peristiwa Isra‟ aku melihat di pintu surga tertulis ‟shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat, sedangkan Qardh dengan 18 kali lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh lebih utama dari shadaqoh?‟ ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut memiliki sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak berutang kecuali karena kebutuhan”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abas bin Malik ra, Thabrani dan Baihaqi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah ra) Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi saw [Type text] Page 6
  • 7. berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainya) dua kali lipat kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah”(HR Ibnu Majah,Ibnu Hibban dan Baihaqi). c. Ijma‟ Secara ijma‟ juga Para ulama menyatakan bahwa Qardh diperbolehkan. Qardh bersifat mandub (dianjurkan) bagi muqridh (orang yang mengutangi) dan mubah bagi muqtaridh (orang yang berutang) kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bias hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.Tidak ada sesoranga pun yang memiliki segala barangyang ia butuhkan.Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini.Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya. 3. Aplikasi dalam Perbankan Akad qard biasanya diterapkan sebagai berikut: a. Sebagai produk perlengkapan kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena,misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kcil atau memebayar sector sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh Al- hasan Hal yang diperbolehkan pada Qardh Madzhab Hanafi berpendapat, Qardh dibenarkan pada harta yang memiliki kesepadanan, yaitu harta yang perbedaan nilainya tidak meyolok, seperti barang-barang yang ditakar, ditimbang, biji-bijian yang memiliki ukuran serupa seperti kelapa, telur. Tidak diperbolehkan melakukan qardh atas harta yang tidak memiliki kesepadanan, baik yang bernilai seperti binatang, kayu dan agrarian, dan harta biji-bijian yang memiliki perbedaan menyolok, karena tidak mungkin mengembalikan dengan semisalnya. [Type text] Page 7
  • 8. Madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat, diperbolehkan melakukan qardh atas semua harta yang bisa diperjualbelikan objek salam, baik ditakar, atau ditimbang, seperti emas, perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, binatang dan sebagainya, seperti harta-harta, biji-bijian. 4. Hukum Qardh Hak kepemilikan dalam Qardh menurut Abu Hanifah dan Muhammad – berlaku melalui Qabdh (penyerahan).Jika seseorang berhutang satu mud gandum dan sudah terjadi qabdh, maka ia berhak menggunakan dan mengembalikan dengan semisalnya meskipun muqridh meminta pengembalian gandum itu sendiri, karena gandum itu bukan lagi miliki muqridh. Yang menjadi tanggung jawab muqtaridh adalah gandum yang semisalnya dan bukan gandum yang telah diutangnya, meskipun Qardh itu berlangsung. Abu yusuf berkata : muqtaridh tidak memiliki harta yang menjadi objek Qardh selama Qardh itu berlangsung. Mazhab hanafi berpendapat, Qardh dibenarkan pada harta yang memiliki kesepadanan, yaitu harta yang perbedaan nilainya tidak menyolok, seperti barang-barang yang ditakar, ditimbang, biji-bijian yang memiliki ukuran serupa seperti kelapa dan telur, dan yang diukur, seperti kain bahan. Di perbolehkan juga meng-qardh roti, baik dengan timbangan atau biji. Mazhab Maliki, Syafi’I, dan Hambali berpendapat, diperbolehkan melakukan qardh atas semua harta yang bias dijualbelikan obyek salam, baik itu ditakar, ditimbang, seperti emas, perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, binatang dan sebagainya, seperti harta-harta biji-bijian, karena pada riwayat Abu Rafi‟ disebutkan bahwa Rasulullah SAW berutang unta berusia masih muda, padahal untuk bukanlah harta yang ditakar atau ditimbang, dan karena yang menjadi obyek salam dapat di hakmiliki dengan jual beli dan ditentukan dengan pensifatan. Maka bisa menjadi obeyek qardh. Sebagaimana harta yang ditakar dan ditimbang. Dari sini, menurut jumhur ahli fiqih, diperbolehkan melakukan qardh atas semua benda yang boleh diperjualbelikan kecuali manusia, dan tidak dibenarkan melakukan qardh atas manfaat/jasa, berbeda dengan pendapat Ibnu Taimiyah, seperti membantu memanen sehari dengan imbalan ia akan dibantu memenen [Type text] Page 8
  • 9. sehari, atau menempoati rumah orang lain dengan imbalan orang tersebut menempati rumahnya. 5. Manfaat al-qardh a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek. b. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandungØpembeda antara bank misi social, disamping misi komersial. c. Adanya misi kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat kepada bank syariah. d. Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan. Dilihat dari definisi diatas, maka pinjaman dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pinjaman seorang hamba untuk Tuhan-Nya dan pinjaman seorang muslim untuk saudaranya. a. Pinjaman seorang hamba untuk Tuhan-Nya Yaitu apa yang diberikan oleh seorang muslim untuk membantu saudaranya tanpa mengharap kembalinya barang tersebut karena semata-mata untuk mengharapkan balasan di akhirat nanti. Hal ini mencakup infaq untuk berjihad, infaq untuk anak-anak yatim, infaq untuk orang-orang jompo, dan infaq untuk orang-orang miskin. Jenis ini telah disebutkan di dalam Al-Qur‟an dengan kata „al-qardh‟, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SWT “Dan berperanglah kamu sekalian di jalan Allah, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah : 244) “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”(Q.S Al-Baqarah : 245). Sebagaimana yang kita lihat ayat diatas, jelaslah bahwa pinjaman yang dimaksud disini berbeda dengan apa yang sering kita lihat didalam [Type text] Page 9
  • 10. kehidupan bermasyarakat, yang mana seseorang meminjam dari temannya karena didorong oleh adanya suatu kebutuhan. Karena pinjaman yang dimaksud dalam ayat ini sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. b. Pinjaman seorang hamba untuk saudaranya Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan masalah ini.Madzhab Abu Hanifah berkata, “Pinjaman yang diperbolehkan adalah sesuatu yang mempunyai persamaan yang mungkin dapat digantikan dengan sesuatu yang seruoa, akan tetapi menyangkut barang- barang bernilai seperti hewan, property, kayu bakar dan segala sesuatu yang tidak mungkin ditemukan barang yang serupa dan persis dengannya waktu pengembalian barang pinjaman tersebut, maka tidak boleh dipinjamkan. Karena menurut golongan ini, bahwa pinjam meminjam dengan sesuatu yang tidak dapat digantikan dengan yang serupa tidak diperbolehkan. Madzhab Imam Malik menambahkan definisi ini dengan beberapa point berikut : • Hendaklah barang yang dipinjamkan mempunyai nilai jual, dengan begitu tidak dibenarkan meminjamkan sepotong api. • Orang yang meminjam harus mengembalikan barang pinjamannya. • Pengembalian pinjaman hendaklah diberikan sesudah menerima pinjamannya. • Hendaklah orang yang memberikan pinjaman tersebut berniat untuk memberikan manfaat kepada orang yang meminjam saja, dan tidak berniat untuk mendapatkan keuntungan pribadi maupun untuk mendapatkan keuntungan bersama. • Tidak boleh meminjamkan alat fital seorang sahaya perempuan kepada seseorang untuk dimanfaatkan • Hendaklah orang yang meminjam sesuatu harus menjamin bahwa ia akan mengembalikan pinjamannya, sehingga dalam hal ini masjid dan madrasah tidak bisa dipinjamkan. Setelah kita memberikan pinjaman kepada seseorang (saudaranya), hendaklah pinjaman tersebut mengandung unsur kebaikan, begitu juga apabila pinjaman tersebut telah jatuh tempo. [Type text] Page 10
  • 11. Ber-ihsan dalam menagih hutang (Qardh), adakalanya dilakukan dengan menganggapnya lunas, semua maupun sebagiannya, atau dengan mengundurkan waktu pembayaran tersebut yang telah jatuh tempo, ataupun dengan mengurangi pelbagai persyaratan pembayaran yang telah memberatkan. Semua itu sangat dianjurkan, Sebagaimana dalam Sabda Nabi SAW : “Rahmat Allah tercurah atas siapa-siapa yang‟mudah‟ dalam membeli, „mudah‟ dalam menjual, „mudah dalam membayar dan „mudah‟ dalam menagih ”Rasulullah SAW, juga pernah menyebutkan tentang seorang laki-laki yang masa lalunya penuh dengan perbuatan dosa, yang ketika dihisab, ternyata tidak memiliki cacatan amal kebaikan yang pernah ia lakukan. Maka ditanyakan kepadanya, “Apakah anda tidak pernah melakukan kebaikan apapun ? “Tidak, “jawabnya. “Tetapi saya dahulu adalah seorang pemberi hutang, dan senantiasa mengingatkan kepada para pegawai saya : „Perlakukanlah yang mampu diantara para penghutang dengan perlakuan yang baik, dan undurkanlah waktu pembayaran bagi yang dalam kesusahan‟. (Dalam versi lain : „….dan maafkanlah (yakni anggaplah hutangnya lunas) bagi yang dalam kesusahan‟). Lalu Allah SWT pun menghapus dosa-dosanya dan mengampuninya. Seandainya semua masyarakat mengetahui hal demikian, tidak akan terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan seseorang (pemilik harta) berbuat zhalim kepada orang yang membutuhkan bantuan. Apalagi ditengah kondisi krisis sekarang ini. Dimana, kita sebagai orang yang memiliki kelebihan harta hendaklah menolong saudara-saudara kita yang telah dilanda kesusahan dengan memberikan bantuan berupa pinjaman yang ihsan, bahkan tidak sekadar itu dapat memberikan Qardhul Hasan (menginfakkan, mensedeqahkan sebagaian hartanya tanpa mengaharapkan imbalan seperserpun tetapi hanya mengharap ridha Allah SWT). Tetapi kalau hanya memikirkan kehidupan duniawi manusia takluput akan kerakusan harta, yang diingat hanyalah berapa besar kelebihan dari kembalian harta yang telah dipinjamkan. Pinjaman Berbunga Bahwa pinjaman yang berbunga adalah haram berdasarkan Al-Qur‟an, Sunnah, ijma‟. Keharaman itu meliputi segala macam bunga yang dijadikan syarat oleh orang yang memberi pinjaman kepada si peminjam. Karena tujuan dari pemberi pinjaman adalah mengasihi si peminjam dan menolongnya. Tujuannya bukan mencari kompensasi atau keuntungan. Oleh sebab itu, pinjaman semacam itu diserupakan dengan bantuan keuangan. Seolah-olah orang [Type text] Page 11
  • 12. yang meminjamkan uang itu, mengambil kembali uang tersebut. Namun, yang diambil kembali bukan uang yang dipinjamkan, tetapi senilai dengan uang tersebut. Berarti derajatnya sama dengan orang yang meminjami fasilitas uangnya kemudian mengambil kembali uangnya. Dengan dasar itu, berarti pinjaman berbunga yang diterapkan oleh bank-bank maupun rentenir dimasa sekarang ini jelas-jelas merupakan riba yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. sehingga bisa terkena ancaman keras baik didunia maupun diakhirat dari Allah SWT. Jenis-jenis pinjaman yang mengandung riba 1. Pinjaman Konsumtif Pinjaman-pinjaman semacam ini dilakukan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Pinjaman jenis ini amat biasa di kalangan orang- orang miskin dan menengah, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang, seperti terjadi di Indonesia sejak dilanda krisis multidimensi salah satu diantara krisis moneter, dimana terjadi kenaikan pada semua harga barang, akibatnya masyarakat kesusahan untuk membutuhkan barang tersebut karena nilai mata uang yang menurun disamping itu juga pendapatan masyarakat yang cenderung tidak meningkat. Sebagian besar orang mengambil pinjaman ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagian besar dari pendapatan mereka diambil alih oleh pemilik modal dalam bentuk bunga. Jutaan manusia di negara-negara yang sedang berkembang menggunakan seluruh hidupnya untuk membayar utang yang diwariskan kepada mereka. Upah dan gaji mereka sangat rendah sehingga setelah membayar bunga, sangat sedikit yang tersisa untuk menjadikan mereka mampu mendapatkan satu dua piring makanan setiap hari. Pembayaran angsuran bunga yang berat secara terus menerus ini telah merendahkan standard kehidupan dan pendidikan anak-anak mereka. Disamping itu, kecemasan yang terus menerus rupanya mempengaruhi efisiensi kerja mereka yang pada akhirnya akan memperlemah perekenomian negara mereka. Selanjutnya, pembayaran bunga telah mengurangi (menurunkan) daya beli di kalangan mereka. Oleh karena itu, industri yang memenuhi permintaan golongan miskin dan menengah akan memperoleh kesan akan rendahnya permintaan pada kalangan tersebut. Dan secara [Type text] Page 12
  • 13. berangsur-angsur tetapi dengan pasti, hal ini akan menurunkan pembangunan industri serta menghambat kemajuan masyarakat. 1. Pinjaman Produktif Pinjaman ini dilakukan oleh para pedagang, industrialis dan para petani untuk tujuan-tujuan yang produktif termasuk dalam kategori peminjam jenis ini. Kapitalis, dengan malapraktek mereka, telah menimbulkan banyak kesengsaraan dengan memungut bunga dari para peminjam, begitu juga terhadap masyarakat. 6. Aplikasi Qardh Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk memudahkan nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam perbankan ada empat hal: a.Sebagai pinjaman talangan haji b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank Rukun dan Syarat 1. Rukun : - Muqridh (pemilik barang) - Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam) - Ijab qobul - Qardh (barang yang dipinjamkan) 2. Syarat sah qardh : [Type text] Page 13
  • 14. - Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat, tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad terhadap harta. - Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti halnya dalam jual beli. 3. Sumber dana Sifat qardh tidak memberikan keuntungan finansial. Karena itu, pendanaan qardh dapat diambil menurut kategori berikut: a. Al-qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan social, dapat bersumber dari dana zakat, infaq, dan sedekah. b. Al-qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Talangan dana di atas dapat diambilakan dari modal bank. Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah Di antara keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN- MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah adalah sebagai berikut: - Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI no. 9/DSN MUI/IV/2000. - Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah. - Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai dengan Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001.[1][3] Keputusan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: [Type text] Page 14
  • 15. - Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). - Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produknya. - Agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syari‟ah, maka Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan haji oleh Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk dijadikan pedoman.[1][4] Berdasarkan pertimbangan di atas itulah, Dewan Syariah Nasional memberikan ketetapan hukum boleh melakukan ibadah haji dengan bantuan talangan dari pihak Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS), dengan syarat ia harus mampu melunasinya dalam waktu yang telah disepakati. Bahkan pendapat yang paling ketat mensyaratkan pihak peminjam harus melunasinya sebelum pemberangkatan haji, sebab kalau tidak demikian berarti ia termasuk orang yang tidak diwajibkan menunaikannya karena belum cukup syarat (mampu). Telaah terhadap Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan yang dapat diterima secara religius kepada komunitas-komunitas muslim.[1][5] Dapat diterima secara religius artinya tujuan dari sirkulasi keuangan itu sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tidak mengandung unsur riba dan pemerasan. Jadi, aspek utama yang ditekankan di sini adalah kesejahteraan sosial yang dilihat dari apakah aktivitas tersebut menambahkegunaan (masalih) atau tidak (mafasid).[1][6] Bila dikaitkan dengan jasa yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk menalangi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) cukup jelas bahwa kegiatan tersebut sangatlah membantu kemudahan masyarakat yang ingin menyempurnakan rukun Islam yang kelima, yakni melakukan ibadah haji, meski biaya yang mereka butuhkan belum tersedia secara memadai. Menurut penyusun, faktor inilah yang menjadi pertimbangan Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa mengenai kebolehan menalanginya bagi Lembaga Keuangan Masyarakat. [Type text] Page 15
  • 16. Bila ditelaah melalui perspektif ushul fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasarkan para prinsip li al-maslahah al-mursalah. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa orang tersebut tetap berada dalam koridor istitha‟ (sanggup atau mampu) untuk melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah memaksakan diri (bukan berdasar keikhlasan) padahal yang namanya ibadah harus dilaksanakan secara ikhlas dan sesuai kesanggupannya. Berkaitan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai hukum penalangan tersebut apakah masuk dalam hukum ijarah (menyewa) ataukah qardh (meminjam), maka di bawah ini perlu didefinisikan kembali kedua istilah tersebut. a. Al-ijarah (operational lease) adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.[1][7] b. Al-Qardh (soft and benevolent loan) adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategrikan dalam „aqd tathawwu‟i atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.[1][8] Dari kedua definisi di atas dapat diketahui bahwa jasa yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) untuk menalangi pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) kurang tepat bila digunakan istilah al-Qardh (meminjamkan), karena dalam Islam, pinjam meminjam adalah akad sosial, bukan akad komersial. Artinya bila seseorang meminjam sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas jasa pokok pinjamannya. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw yang mengatakan bahwa setiap pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah riba, sedangkan para ulama sepakat bahwa riba itu haram. Karena itu, dalam Lembaga Keuangan Syari‟ah pinjaman tidak disebut kredit, tapi pembiayaan (financing). Dalam kasus ini, bila nasabah datang Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) dan ingin meminjam uang untuk keperluan naik haji karena biaya yang tersedia tidak cukup, maka ia harus melakukan akad ijarah (sewa) dan bukan akad qardh (meminjam). Karena jika LKS [Type text] Page 16
  • 17. memberikan pinjaman kepada nasabah atas nama akad qardh untuk membantu menalangi pembiayaan haji, maka LKS tidak boleh mengambil keuntungan dari pinjaman itu. 7.Al-Qardhul hasan Allah swt berfirman: dalam al-Baqarah ayat 245 : Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Secara umum, Qardh Hasan diartikan sebagai infak di jalan Allah, di dalam jihad dan peperangan demi menegakkan kebenaran dan bersedekah kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Ada juga yang mengatakan: Qardh Hasan itu adalah amal shaleh muthlaqon yang mana dia adalah bentuk transaksi pinjaman yang benar-benar bersih dari tambahan/bunga. Pengertian “al-hasan” disini adalah ketika seorang muslim meminjamkan atau menginfakkan sesuatu yang ada pada dirinya hendaklah dia mengeluarkan sesuatu yang elok tanpa cela. Maka Qardh hasan itu pada dasarnya adalah sedekah yaitu pekerjaan yang mulia dengan mengharapkan keredhoan Allah semata.KESIMPULAN Dari uraian makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan atau nilai lebih dibandingkan dengan bank konvensional dari segi pembiayaan, karena dalam bank syari‟ah memiliki berbagai macam bentuk pembiayaan yang meudahkan bagi para nasabah dalam segi pembiayaan. Bank syariah juga memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan bank konvensional, karena produknya dijamin halal. [Type text] Page 17
  • 18. BAB III KESIMPULAN Secara umum pinjaman merupakan pengalihan hak milik harta atas harta. dimana pengalihan tersebut merupakan kaidah dari Qardh. Secara syar‟i para ahli fiqh mendefinisikan Qardh: 1. Menurut pengikut Madzhab Hanafi , Ibn Abidin mengatakan bahwa suatu pinjaman adalah apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang lain kemudian dikembalikan dalam kepunyaannya dalam baik hati. 2. Menurut Madzhab Maliki mengatakan Qardh adalah Pembayaran dari sesuatu yang berharga untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau setimpal. 3. Menurut Madzhab Hanbali Qardh adalah pembayaran uang ke seseorang siapa yang akan memperoleh manfaat dengan itu dan kembalian sesuai dengan padanannya. 4. Menurut Madzhab Syafi‟i Qardh adalah Memindahkan kepemilikan sesuatu kepada seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali kepadanya. Aplikasi dalam Perbankan Akad qard biasanya diterapkan sebagai berikut: a. Sebagai produk perlengkapan kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena,misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kcil atau memebayar sector sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh Al- hasan [Type text] Page 18
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Antonio Syafi‟I. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001 www.google.com/wiipedia Antonio Syafi‟I. Bank Syariah, PT Ekonisia, Yogyakarta; 2006 Zuhaili Wahbah, Dr, Fiqh Muamalah Perbankan Syari‟ah Al-Fauzan, Saleh. 2006. Fiqih Sehari-hari. Jakarta:Gema Insani Rasjid, Sulaiman. 2004. Fiqh Islam. Bandung:Sinar Baru Algesindo Syafei, Racmat.2001.Fiqih Muamalah.Bandung:Pustaka Setia Syarifudin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqh.Jakarta:Prenada Media [Type text] Page 19