TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
Teori ekonomi makro menurut keynes
1. Ekonomi makro
Sirkulasi Ekonomi Makro
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan.
Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak masyakarakat,
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik
untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas
harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Pendekatan Analitik
Pembedaan tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi: ekonomi
Keynesian, memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik)
yang memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini hanya
permasalahan penekanan.
Permasalahan dalam Ekonomi Makro
1. kemiskinanan dan pemerataan
2. krisis nilai tukar
3. hutang luar negeri
4. perbankan, kredit macet
5. inflasi
6. pertumbuhan ekonomi
7. pengangguran
Teori Ekonomi Makro menurut Keynes
Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun 1929-1933 yang dikenal sebagai
Depresi Besar (Great Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi Mikro-Makro.
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa Sebelum Depresi Besar adalah perilaku
individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis kese¬imbangan umum
(Senoal equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian economics). Dengan model-model
tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Dalam
jangka panjang setiap pelaku ekonomi yang terlibat dalam proses pertukaran lewat
mekanisme pasar akan memperoleh keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing
individu makin membaik yang mengakibatkan masya¬rakat dalam perekonomian makin
2. makmur dan adil.. Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia.
Sedangkan produktivitas yang menibaik ada¬lah buah dari persaingan yang memaksa
manusia melakukan spesialisasi.
Namun, tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami masalah ekonomi dalam proses
pertukaran. Misalnya,sampai batas-batas tertentu akan terjadi kelebihan penawaran tenaga
kerja yang mengakibatkan pengangguran. Tentu saja pengangguran ini dapat menimbulkan
kelesuan ekonomi. Tetapi tidak akan pernah terjadi kelesuan Yang bersifat umum dan
berjangka panjang (general gait), sebab mekanisme pasar akan melakukan koreksi mandiri
(self correcting),sehingga perekonomian akan kembali pulih seperti sediakala.
Sayangnya Depresi Besar (treat Depression) membuyarkan keyakinan terhadap hipotesis
Ekonomi Klasik. Sebab, Depresi Besar terjadi dalam jangka waktu yang lama (1929-1933)
dan menimbulkan masalah-masalah besar. Misalnya, di Amerika Serikat seisms periode
Depresi Besar tingkat pengangguran mencapai angka lebih dari 25,10 angkatan kerja, output
perekonomian berkurang sekitar separonya, sementara tingkat investasi merosot tajam.
Untunglah dalam keadaan yang genting seperti di atas, seorang ekonom Inggris, John
Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya The
General Theory of Employment, Interest and Money, yang terbit tahun 1936. Dalam
bukunya, yang lebih dikenal sebagai The GeneralThrory, Keynes menyampaikan dua hal
pokok. Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran hipotesis Klasik tentang
keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes,
kelemahan Teori Klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis
(utopian) dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pads sisi penawaran. Berkaitan dengan
kritik tersebut, Keynes menyampaikan pokok pikiran Yang kedua berupa usulan pemulihan
dengan memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian dalam rangka menstimulir sisi
permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam
ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro)
dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi
ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu
ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis).
Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi
empiric. Dengan demikian terjadi perubahan/penyempurnaan metodologi dalam analisis
ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi jugs menggunakan metode
3. induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro,
sekaligus ekonom perintis studi induktif.
Dalam khasanah ilmu ekonomi, keseimbangan disebut dengan 'ekuilibrium’, being equal ,
suatu keadaan ketika kurva permintaan dan penawaran bertemu pada suatu titik
(Sumodiningrat, 2008). Ketika kondisi equilibrium tidak tercapai atau terjadi kegagalan
pasar, maka akan timbul kerugian yang akan dialami oleh pelaku pasar, apakah produsen
ataupun konsumen juga dapat menimbulkan dead weight loss, serta memungkinkan
pemerintah untuk mendapatkan tambahan kesejahteraan dari kondisi pasar yang
memungkinkan.
Dalam perkembangan sejarah perekonomian dunia, terjadi ketidakseimbangan yang
berdampak pada fluktuasi ekonomi yang besar, menyengsarakan, terjadi pengangguran besar-
besaran dan penurunan pendapatan yang sangat signifikan besar yang kemudian dikenal
sebagai sejarah pahit dalam perkonomian dunia “Great Depression” pada tahun 1930-an.
Dalam kondisi perekonomian yang mengalami guncangan, maka banyak para ekonom
mempertanyakan mengenai keakuratan dan kemampuan dari teori ekonomi klasik dalam
menghadapi kondisi perekonomian yang buruk. Dari sudut pandang klasik dikemukakan
bahwa pendapatan nasional tergantung pada penawaran faktor dan ketersediaan teknologi ,
yang pada kenyataanya tidak mengalami perubahan secara substansial dari tahun 1929-1933.
Lalu pada tahun 1936, ekonom Inggris yang bernama Keynes melakukan revolusi terhadap
ilmu ekonomi dengan menerbitkan The General Theory of Employment, Interest and Money.
Keynes memberikan pilihan alternatif terhadap teori ilmu ekonomi dari klasik. Menurut
pandangan Keynes bahwa Aggregat Demand(AD) bertanggung jawab terhadap pendapatan
yang rendah dan tingginya tingkat pengangguran sebagai karakteristik kemerosotan ekonomi.
Kritik Keynes terhadap klasik adalah klasik mengasumsikan hanya dari sisi Aggregat Supply
(AS) dari sisi modal, tenaga kerja, dan teknologi yang merupakan pendapatan nasional,
namun tidak mempertimbangkan dari sisi permintaan.
Sehingga untuk mencapai titik keseimbangan maka digabungkanlah antara permintaan
agregat dan penawaran agregat. Dalam jangka panjang harga bersifat fleksibel dan penawaran
agregat menetukan pendapatan. Tetapi dalam jangka pendek tidak demikian, karena harga
bersipat kaku sehingga penentuan pendapatan dari sisi permintaan agregat. Jadi dapat dilihat
teori klasik dengan konsep jangka panjang selalu terjadi equilibrium dan perekonomian
mengalami pertumbuhan, sedangkan Keynes dengan konsep jangka pendek tidak terjadi
keseimbangan seperti yang terjadi pada klasik, aka nada fluktuasi dalam ekonomi.
4. • Perbedaan Klasik dan Keynes terhadap Pasar Uang Mereka memiliki pandangan yang
berbeda. Menurut klasik fungsi uang sebagai alat transaksi, sedangkan menurut pandangan
Keynes fungsi uang adalah alat atau media transaksi dan penyimpan nilai kekayaan. Dimana
permintaan akan uang untuk transaksi adalah uang kartal + uang giral.
• Perbedaan Klasik dan Keynes terhadap Suku Bunga < Menurut pandangan klasik,
penentuan suku bunga terjadi di pasar barang (leonable fund theory), sedangkan menurut
Keynes, penentuan suku bunga terjadi di pasar uang (preferen liquidity).