SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
MANAJEMEN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK : LANGKAH TEPAT MENUJU
GOOD GOVERNANCE
Icuk Rangga Bawono
Dosen Fakultas Ekonomi UNSOED Purwokerto
ABSTRACT
This article discuss about strategic management in public sector organization to
implement good governance. In the first part will describe the preface. The second part
will explain about governance and good governance. In the third part will describe about
strategic management. Strategic management in public sector organization will be
described in the fourth part. The fifth part will discuss about the SWOT analysis as one
tool of strategic management. The last part will discuss about the conclusion.
Keywords : Good Governance, Stratetegic Management
Pendahuluan
Good governance merupakan semboyan yang sedang gencar – gencarnya
dipromosikan oleh pemerintah. Semboyan itu sekilas memang suatu hal yang sangat di
dambakan oleh semua sektor baik publik maupun swasta mengingat efek domino yang
dapat diwujudkan dari implementasi good governance. Efek domino yang dimaksud
antara lain sebagai berikut
Pertama, implementasi good governance cenderung membawa efisiensi dan
efektivitas dalam dunia usaha. Hal ini karena implementasi good governance yang baik
dapat memotong kos tinggi (high cost) yang disebabkan adanya pungutan liar (pungli)
yang dilakukan oleh oknum birokrasi pemerintah dan oknum aparat di lapangan. Hasil
studi dari Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan United
State Agency for International Development (USAID) melakukan survei terhadap 100
perusahaan dari Jawa, Sumatra dan Bali. Dalam studi itu disebutkan, pelaku usaha
mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda mengenai pungli. Kebanyakan dari
responden enggan untuk menjawab kuisioner atau takut untuk menjawab kuisioner yaitu
sebanyak 41 %. Namun, diperkirakan, biaya pungli itu bisa mencapai 7,5 persen dari
biaya ekspor. Penelitian itu kemudian mengasumsikan apabila nilai ekspor produk
manufaktur sebesar Rp 4 juta per peti kemas, biaya pungli itu sendiri mencapai Rp
300.000 per peti kemas. Jika Indonesia mengekspor produk hingga mencapai 10 juta peti
kemas per tahun, maka biaya pungli mencapai Rp 3 triliun. Penelitian itu juga
menyebutkan bahwa pungli paling sering terjadi di jalan yaitu sebesar 48% dan terjadi di
pelabuhan sebanyak 35%. Hal yang paling disayangkan lagi bahwa 24% responden
menjawab bahwa pungli paling sering dilakukan oleh oknum polisi, 21% dilakukan oleh
oknum bea cukai dan yang lebih mengejutkan bahwa aparat oknum pemerintah daerah
(PEMDA) yang selama ini disebut – sebut sering mempersulit pengurusan hanya 3% dari
responden yang menjawab mengenakan pungutan liar ini (Kompas 28 Juli 2004).
Kedua, implementasi good governance akan membawa birokrasi pemerintahan
Indonesia ke dalam sistem birokrasi yang sehat dan bermutu. Menurut survei yang
dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) terhadap para eksekutif
bisnis asing, birokrasi Indonesia pada tahun 2000 memperoleh skor 8.0 dan tidak
mengalami perbaikan dibandingkan tahun 1999, walaupun pencapaian ini masih lebih
baik dibandingkan Negara lain seperti Cina, Vietnam dan India (Kompas 13 Maret 2000).
Senada dengan survei yang dilakukan PERC, Booz – Allen & Hamilton juga melakukan
survei terhadap indeks good governance, indeks korupsi dan indeks efisiensi peradilan.
Hasilnya Indonesia menempati urutan paling belakang dari lima negara. Indeks good
governance Indonesia mendapat skor 2,88 jauh dibawah Malaysia 7,72 apalagi bila
dibandingkan dengan Singapura 8,93 ( Irwan, 2000).
Ketiga, implementasi good governance dalam sektor publik akan membawa
dampak yang baik tidak hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada masyarakat sebagai
stakeholder. Pemerintah melalui departemen, badan usaha milik Negara (BUMN), Badan
Usaha milik Daerah (BUMD) tidak hanya sebagai perusahaan dan abdi masyarakat yang
hanya bermotifkan laba tetapi juga dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap
masyarakat. Pelayanan yang baik tersebut akan membawa kesejahteraan dan keadilan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat cukup
mengeluarkan dana tertentu yang relatif terjangkau untuk charge of services yang
dikenakan pemerintah kepada masyarakat. Semakin terjangkau biaya yang dikeluarkan
oleh masyarakat maka relatif semakin banyak kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan
sejumlah dana tertentu. Selain itu dengan adanya kecepatan, ketepatan dan kepastian
dalam pelayanan juga akan mengurangi kos yang harus dikeluarkan masyarakat untuk
mendapatkan suatu pelayanan.
Governance dan Good Governance
Governance dan good governance banyak didefinisikan berbeda menurut para
ahli, namun dari perbedaan definisi dan pengertian tersebut dapat ditarik benang merah
yang dapat mengakomodasi semua pendapat para ahli tersebut. Governance dapat
diartikan sebagai cara mengelola urusan – urusan publik (Mardiasmo, 2004:17).
Sedangkan menurut World Bank governance adalah “the way state power is used
in managing economic and social resources for development of society“, dimana world
bank lebih menekankan pada cara yang digunakan dalam mengelola sumber daya
ekonomi dan sosial untuk kepentingan pembangunan masyarakat (Mardiasmo,2004:17).
Menurut United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan
governance adalah “the exercise of political, economic and administrative authority to
manage a nation’s affair at all levels“. Dari definisi UNDP tersebut governance
memiliki tiga kaki (three legs), yaitu :
1. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision making
processes) yang memfasilitasi terhadap equity, poverty dan quality of live.
2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan.
3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan
(Sedarmayanti, 2003:4).
Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state
(negara atau pemerintah), private sector (sektor swasta atau dunia usaha) dan society
(masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing – masing. state
berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, private sector
menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam
interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak kelompok dalam masyarakat
untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik (Sedarmayanti, 2003:5).
Good Governance
UNDP mendefinisikan good governance sebagai “the exercise of political,
economic and social resources for development of society“ penekanan utama dari definisi
diatas adalah pada aspek ekonomi, politik dan administratif dalam pengelolaan negara.
Pendapat ahli yang lain mengatakan good dalam good governance mengandung
dua pengertian sebagai berikut. Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau
kehendak rakyat, dan nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan
sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian ini, good
governance berorientasi pada :
1. Orientasi ideal, Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.
Orientasi ini bertitik tolak pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara
dengan elemen konstituennya seperti : legitimacy (apakah pemerintah) dipilih
dan mendapat kepercayaan dari rakyat, accountability (akuntabilitas), securing of
human rights autonomy and devolution of power dan assurance of civilian
control.
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam
melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi kedua ini tergantung pada
sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi dan sejauh mana struktur serta
mekanisme politik serta administratif berfungsi secara efektif dan efisien.
(Sedarmayanti, 2003:6)
Menurut UNDP karakteristik pelaksanaan good governance meliputi
(Mardiasmo,2004:18) :
1. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan
berasosiasi dan berbicara serta partisipasi secara konstruktif.
2. Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan public secara langsung
dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
4. Responsiveness. Lembaga – lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam
melayani stakeholders.
5. Consensus of orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih
luas.
6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
8. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang
dilakukan
9. Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki
visi jauh kedepan
Dari kesembilan karakteristik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat
diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas
publik dan value for money (economy, efficiency dan effectiveness).
Manajemen Strategi
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata
manajemen dan strategi.
Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan
penganggaran (budgeting) (Nawawi, 2003:52).
Unsur – unsur yang ada dalam manajemen tersebut apabila dijabarkan dalam
penjelasan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja sama dengan
cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan sebagai salah
satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut: (1)
Pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah,
kebijaksanaan, program, proyek, metode dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. (2) Pemilihan sejumlah kegiatan untuk diterapkan sebagai
keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana akan
dilakukan serta siapa yang akan melaksanakannya. (3) Penetapan secara
sistematis pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan
kecenderungan perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. (4)
Kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan,
yang berisi langkah – langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan sistem kerjasama sekelompok orang, yang dilakukan dengan
pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk
sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam
satu – satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan wewenang dan
tanggungjawab masing – masing diikuti dengan mengatur hubungan kerja baik
secara vertikal maupun horizontal.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi
memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki
struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai
dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk.
4. Penganggaran (Budgeting)
Merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting peranannya.
Karena fungsi ini berkaitan tidak saja dengan penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan, penggunaan dan pertanggungjawaban namun lebih luas lagi
berhubungan dengan kegiatan tatalaksana keuangan. Kegiatan fungsi anggaran
dalam organisasi sektor publik menekankan pada pertanggungjawaban dan
penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena
dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat yang dipercayakan
kepada organisasi sektor publik.
5. Pengawasan (Control)
Pengawasan atau kontrol harus selalu dilaksanakan pada organisasi sektor publik.
Fungsi ini dilakukan oleh manajer sektor publik terhadap pekerjaan yang
dilakukan dalam satuan atau unit kerjanya. Kontrol diartikan sebagai proses
mengukur (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja
personil dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani
strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal, namun
dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas
(Salusu 2003 :85 ). Pendapat yang lain mendefinisikan strategi sebagai kerangka kerja
(frame work), teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus (Rabin et.al, 2000 :
xv). Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002) menyebutkan kompetensi inti sebagai suatu
hal yang penting. Mereka mendefinisikan strategi menjadi :
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental ( senantiasa meningkat ) dan terus –
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Pengertian strategi kemudian berkembang dengan adanya pendapat John Von
Neumann seorang ahli matematika dan Oskar Morgenstern seorang ahli ekonomi.
Mereka memasukkan istilah games dan adanya faktor yang sama dalam games yang
sesungguhnya. Mereka pun mengakui bahwa teori games sesungguhnya adalah teori
strategi (Mc Donald dalam Salusu 2003 : 87). Teori menyebutkan dua atribut utama yang
harus senantiasa diingat yaitu ketrampilan dan kesempatan dimana keduanya merupakan
kontribusi bagi setiap situasi stratejik. Situasi stratejik merupakan suatu interaksi antara
dua orang atau lebih yang masing – masing mendasarkan tindakannya pada harapan
tentang tindakan orang lain yang tidak dapat ia kontrol, dan hasilnya akan tergantung
pada gerak – gerik perorangan dari masing – masing pemeran (Salusu 2003 : 87)
Apabila dijadikan satu kesatuan manajemen strategi merupakan pendekatan
sistematis untuk memformulasikan, mewujudkan dan monitoring strategi (Toft dalam
Rabin et.al 2000:1). Pendapat lain dikemukakan oleh Thompson (2003)
Manajemen strategi merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi strategi,
penyusunan obyektif, penciptaan strategi mewujudkan dan melaksanakan strategi dan kemudian
sepanjang waktu melakukan penyesuaian dan koreksi terhadap visi, obyektif strategi dan
pelaksanaan tersebut.
Sedangkan Siagian (2004) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut :
Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
Manajemen Stratejik Sektor Publik
Manajemen stratejik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah
diterapkan pada sektor publik. Penerapan manajemen stratejik pada kedua jenis institusi
tersebut tidaklah jauh berbeda, hanya pada organisasi sektor publik tidak menekankan
tujuan organisasi pada pencarian laba tetapi lebih pada pelayanan. Menurut Anthony dan
Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor publik dapat diklasifikasikan ke
dalam 7 hal yaitu: (1) Tidak bermotif mencari keuntungan. (2) Adanya pertimbangan
khusus dalam pembebanan pajak. (3) Ada kecenderungan berorientasi semata – mata
pada pelayanan. (4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi. (5)
Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan
keuangan (6) Dominasi profesional. (7) Pengaruh politik biasanya memainkan peranan
yang sangat penting. Seorang ahli bernama Koteen menambahkan satu hal lagi yaitu less
responsiveness bureaucracy dimana menurutnya birokrasi dalam organisasi sektor publik
sangat lamban dan berbelit – belit. Sedangkan pada sektor swasta penekanan utamanya
pada pencarian keuntungan atau laba dan tentunya kelangsungan hidup organisasi melalui
strategi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk membuktikan perlunya manajemen sektor publik dalam organisasi sektor
publik banyak penelitian yang mengupas pentingnya manajemen stratejik pada sektor
publik. Penelitian Roberts dan Menker dalam Rabin et.al mengupas mengenai
manajemen stratejik pada pemerintah pusat di Amerika Serikat hasilnya mereka
megusulkan adanya pendekatan baru dalam manajemen sektor publik yaitu pendekatan
generatif selain pendekatan yang sudah ada yaitu pendekatan direktif dan pendekatan
adaptif. Pendekatan direktif merupakan pendekatan yang bersifat dari atas ke bawah
(top – down) dan lebih sedikit melibatkan anggota dalam organisasi sektor publik.
Pendekatan adaptif lebih menekankan pada kebersamaan dalam organisasi dalam
menetapkan tujuan pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan pendekatan generatif
menekankan pada pentingnya seorang pemimpin (leader) dalam melakukan fungsi
penetapan tujuan, pelaksanaan dan evaluasi dengan tidak mengesampingkan anggota lain
dalam organisasi sektor publik.
Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kilimurray et al dalam
rabin et al. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui perencanaan stratejik yang
ada dalam dinas pertolongan anak di Amerika Serikat. Hasilnya pada dinas pertolongan
anak menjalankan perencanaan stratejik berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
di Amerika Serikat. Selain itu dinas pertolongan anak melakukan perencanaan stratejik
dengan mengembangkan 5 hal utama yaitu: (1) Implementasi rencana, dimana hal ini
merupakan dasar dari orientasi manajemen yang ditetapkan, pada implementasi rencana
tujuan dan obyektif disusun untuk mengevaluasi kinerja dari kantor prtolongan anak. (2)
Indikator kinerja, indikator kinerja sepakat untuk disusun dalam rangka menilai kesulitan
dalam mengumpulkan data dan memprogram ulang sistem otomatisasi. (3) Reformasi
kesejahteraan, dengan adanya peraturan mengenai reformasi kesejahteraan maka negara
bagian sebagai partner harus melakukan perubahan terhadap perencanaan stratejik,
pelaporan data, indikator kinerja dan pendanaan dari pemerintah pusat. (4) Kesepakatan
kinerja, sebelum adanya implementasi Undang – undang mengenai kinerja setiap negara
bagian sudah memiliki standard masing – masing mengenai kinerja organisasi sektor
publik. Adanya Undang – undang tersebut merubah kesepakatan kinerja antara negara
bagian dan pemerintah pusat. Hal itu dikembangkan dengan kesepakatn antara negara
bagian dan pemerintah pusat dalam rangka menyeragamkan standar yang sudah ada
sebelumnya. (5) Pemeriksaaan (Audit), dimasa yang akan datang divisi audit akan
menekankan pada validitas data yang diberikan oleh negara bagian, karena pada masa
sekarang kepatuhan Negara bagian hanya dibuktikan oleh statuta.
Penelitian berikutnya adalah penelitian terhadap manajemen stratejik yang
dilakukan oleh kantor dinas pajak Amerika Serikat dibantu oleh kantor akuntan publik
Pricewaterhouse Coopers dengan obyek penelitian pada kantor dinas pajak pemerintah
pusat yang berlokasi di Washington D.C. Penelitian ini melihat tahapan manajemen
stratejik dari awal yaitu dengan mengembangkan multiyear budget yaitu penganggaran
yang dilakukan dalam waktu yang panjang dimana dalam proses ini belum terdapat visi,
obyektif, tujuan dan pengukuraan kinerja. Kemudian proses ini berubah menjadi secara
perencanaan stratejik bisnis (strategic business plan) dimana sudah adanya visi dan misi
organisasi namun masih meletakan penganggaran diluar sistem sehingga sering program
tidak dapat berjalan dengan baik karena adanya keterbatasan anggaran. Tahapan ini juga
belum terdapat penilaian kinerja dan program dijalankan cenderung mengacu pada proses
coba – coba (trial and error) sehingga banyak program yang tidak berjalan secara efektif
dan efisien. Tahapan selanjutnya dikembangkan suatu proses yaitu perencanaan utama
bisnis (the business master plan). Tahapan ini organisasi melakukan perubahan dengan
lebih menekankan pada restrukturisasi organisasi, program sumber daya manusia,
program operasional dan tidak melupakan modernisasi sistem. Namun kembali lagi
penganggaran tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan program yang akan
dijalankan sehingga tidak adanya prioritas dalam program. Perubahan terakhir terhadap
manajemen stratejik yang ada dalam kantor dinas pajak pemerintah pusat di Amerika
Serikat yaitu dengan menerapkan perencanaan stratejik dan penganggaran. Pada tahapan
ini anggaran lebih diintegrasikan dengan perencanaan stratejik sehingga lebih
mempunyai hubungan yang erat dengan program yang disusun dan dijalankan. Pada
akhirnya kantor dinas pajak pemerintah pusat Amerika Serikat mempunyai misi utama
yaitu lebih berpatokan pada pelanggan (customer driven). Sedangkan 3 visinya yaitu: (1)
Pelayanan terhadap setiap pembayar pajak, (2) Pelayanan terhadap semua pembayar
pajak dan (3) Produktivitas yang dibangun melalui lingkungan kerja yang mempunyai
kualitas tinggi.
Manajemen stratejik juga sudah diterapkan di Indonesia salah satunya adalah dalam
bidang pendidikan. Nawawi (2003) dalam tulisannya Departemen Pendidikan Nasional
sebagai organisasi pengelola melakukan proses manajemen stratejik yaitu dengan
mengendalikan strategi dan dan pelaksanaan pendidikan nasional yang diwujudkan dalam
Sistem Pendidikan Nasional baik secara formal (pendidikan jalur sekolah) maupun
pendidikan non formal (pendidikan jalur luar sekolah). Proses manajemen stratejik
dilakukan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yaitu warganegara
atau lulusan yang berkualitas dan kompetitif. Selain itu analisis SWOT sebagai salah satu
alat dalam manajemen stratejik juga sudah diterapkan dalam sistem pendidikan nasional
yaitu dengan adanya pertimbangan sosio kultural yang mewarnai proses dan situasi
pendidikan dan berdampak pada lulusan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah
masing – masing daerah atau negara.
Analisis SWOT Sebagai Salah Satu Alat Manajemen Stratejik
Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen stratejik untuk
menentukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan
ancaman (threat) dalam organisasi. Analisis SWOT diperlukkan dalam penyususnan
strategi organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Walaupun
analisis SWOT dianggap sebagai suatu hal yang penting namun kadang kala manajer
menghadapi masalah dalam analisis ini. Masalah – masalah tersebut adalah :
1. The Missing link Problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur
keterkaitan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap faktor internal dan
evaluasi terhadap faktor eksternal. Kegagalan tersebut akan berimbas pada
lahirnya suatu keputusan yang salah yang mungkin saja untuk menghasilkannya
sudah memakan biaya yang besar.
2. The Blue Sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana langit yang
biru selalu mebawa kegembiraan karena cuaca yang cerah. Hal ini menyebabkan
pengambil keputusan kadang terlalu cepat dalam menetapkan sesuatu keputusan
tanpa mempertimbangkan ketidakcocokan antara faktor internal dan faktor
eksternal sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang ada dan membesar –
besarkan kekuatan dalam organisasi.
3. The Silver Lining Problem, masalah yang berkaitan dengan timbulnya suatu
harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan. Hal ini timbul karena
pengambil keputusan mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak
menguntungkan. Masalah akan timbul apabila pengambil keputusan meremehkan
pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut.
4. The all Things To All People Problem, suatu falsafah yang dimana pengambil
keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada kelemahan
organisasinya. Sehingga banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk memeriksa
kelemahan yang ada dalam organisasi tanpa melihat kekuatan yang ada dalam
organisasi tersebut.
5. The Putting The Cart Before The Horse problem, Mereka memulai untuk
menetapkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum menguraikan secara jelas
terhadap pilihan strateginya.
Semua kendala diatas haruslah dihindari oleh semua organisasi sektor publik
dalam melakukan analisis SWOT karena sebenarnya analisis SWOT apabila dilakukan
dengan tepat sejak awal akan membantu organisasi sektor publik dalam mencapai visi,
misi dan tujuan yang ditetapkan.
Kesimpulan
Manajemen stratejik sektor publik merupakan salah satu jalan yang terbaik untuk
mencapai good governance. Manajemen stratejik sektor publik mengarahkan organisasi
sektor publik untuk melakukan perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan
dengan baik faktor – faktor pendukung dan penghambat dalam organisasi melalui salah
satu alat manajemen stratejik yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT berusaha untuk
menganalisis faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam organisasi kemudian
berusaha menterjemahkannya ke dalam suatu strategi utama untuk mencapai visi, misi
dan tujuan organisasi. Apabila analisis SWOT dijalankan dengan baik dari awal hingga
akhir akan berguna sebagai salah satu alat dalam manajemen stratejik yang dapat
membantu organisasi sektor publik dalam mewujudkan good governance.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik, Andi offset, Yogyakarta.
-------------, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi Offset,
Yogyakarta.
Nawawi, Hadari, 2000, Manajemen Stratejik Organisasi Non Profit Di bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2004, Strategic Management In Action, Gramedia, Jakarta.
Rabin et al, 2000, Handbook Of Strategic Management, Marcell Dekker, New
York.
Salusu. J, 2003, Pengambilan keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi non profit, Rasindo, Jakarta.
Sedarmayanti, 2004, Good Governance (kepemerintahan yang Baik), Mandar
Maju Bandung.
Siagian P. Sondang, 2004, Manajemen Stratejik, Bumi Aksara, Jakarta
Kliping Media Massa
Kompas 28 Juli 2003
Kompas 13 Maret 2000
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARALily Herliana
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikRini Pakpahan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiSugeng Budiharsono
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAbdul Haris
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahLutfiyah Siti
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanDadang Solihin
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahAhmad Kamarudin
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 

La actualidad más candente (20)

Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
Penganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publikPenganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publik
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerah
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 

Similar a 21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance

Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceMuhammad Iqbal Dhanarto
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaMahardhika WiJaya
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Hanifmaruf19
 
Makalah good governance
Makalah good governanceMakalah good governance
Makalah good governanceKhuzain Achmed
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Eka Yulianto
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptNovySetiaYunas
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...basrizal82
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governanceNaniisrina A
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadiMea Meong
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraIsantiMM90
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...Bobby Sirait
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptBayuSapto
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptAnePermatasari1
 
Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Ardi88
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...Hendri Sivilianto
 

Similar a 21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance (20)

Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
 
Good clean governance-libre
Good clean governance-libreGood clean governance-libre
Good clean governance-libre
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
 
Makalah good governance
Makalah good governanceMakalah good governance
Makalah good governance
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
 
5902 14320-1-sm
5902 14320-1-sm5902 14320-1-sm
5902 14320-1-sm
 
Governance
GovernanceGovernance
Governance
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
 
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...
 
Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governance
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti Chandra
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
 
Fix
FixFix
Fix
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
 
Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666Kewarrganegaraan 666666
Kewarrganegaraan 666666
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
 

Último

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptxloegtyatmadji
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 

Último (15)

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 

21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance

  • 1. MANAJEMEN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK : LANGKAH TEPAT MENUJU GOOD GOVERNANCE Icuk Rangga Bawono Dosen Fakultas Ekonomi UNSOED Purwokerto ABSTRACT This article discuss about strategic management in public sector organization to implement good governance. In the first part will describe the preface. The second part will explain about governance and good governance. In the third part will describe about strategic management. Strategic management in public sector organization will be described in the fourth part. The fifth part will discuss about the SWOT analysis as one tool of strategic management. The last part will discuss about the conclusion. Keywords : Good Governance, Stratetegic Management Pendahuluan Good governance merupakan semboyan yang sedang gencar – gencarnya dipromosikan oleh pemerintah. Semboyan itu sekilas memang suatu hal yang sangat di dambakan oleh semua sektor baik publik maupun swasta mengingat efek domino yang dapat diwujudkan dari implementasi good governance. Efek domino yang dimaksud antara lain sebagai berikut Pertama, implementasi good governance cenderung membawa efisiensi dan efektivitas dalam dunia usaha. Hal ini karena implementasi good governance yang baik dapat memotong kos tinggi (high cost) yang disebabkan adanya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum birokrasi pemerintah dan oknum aparat di lapangan. Hasil studi dari Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan United State Agency for International Development (USAID) melakukan survei terhadap 100 perusahaan dari Jawa, Sumatra dan Bali. Dalam studi itu disebutkan, pelaku usaha mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda mengenai pungli. Kebanyakan dari responden enggan untuk menjawab kuisioner atau takut untuk menjawab kuisioner yaitu sebanyak 41 %. Namun, diperkirakan, biaya pungli itu bisa mencapai 7,5 persen dari biaya ekspor. Penelitian itu kemudian mengasumsikan apabila nilai ekspor produk manufaktur sebesar Rp 4 juta per peti kemas, biaya pungli itu sendiri mencapai Rp
  • 2. 300.000 per peti kemas. Jika Indonesia mengekspor produk hingga mencapai 10 juta peti kemas per tahun, maka biaya pungli mencapai Rp 3 triliun. Penelitian itu juga menyebutkan bahwa pungli paling sering terjadi di jalan yaitu sebesar 48% dan terjadi di pelabuhan sebanyak 35%. Hal yang paling disayangkan lagi bahwa 24% responden menjawab bahwa pungli paling sering dilakukan oleh oknum polisi, 21% dilakukan oleh oknum bea cukai dan yang lebih mengejutkan bahwa aparat oknum pemerintah daerah (PEMDA) yang selama ini disebut – sebut sering mempersulit pengurusan hanya 3% dari responden yang menjawab mengenakan pungutan liar ini (Kompas 28 Juli 2004). Kedua, implementasi good governance akan membawa birokrasi pemerintahan Indonesia ke dalam sistem birokrasi yang sehat dan bermutu. Menurut survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) terhadap para eksekutif bisnis asing, birokrasi Indonesia pada tahun 2000 memperoleh skor 8.0 dan tidak mengalami perbaikan dibandingkan tahun 1999, walaupun pencapaian ini masih lebih baik dibandingkan Negara lain seperti Cina, Vietnam dan India (Kompas 13 Maret 2000). Senada dengan survei yang dilakukan PERC, Booz – Allen & Hamilton juga melakukan survei terhadap indeks good governance, indeks korupsi dan indeks efisiensi peradilan. Hasilnya Indonesia menempati urutan paling belakang dari lima negara. Indeks good governance Indonesia mendapat skor 2,88 jauh dibawah Malaysia 7,72 apalagi bila dibandingkan dengan Singapura 8,93 ( Irwan, 2000). Ketiga, implementasi good governance dalam sektor publik akan membawa dampak yang baik tidak hanya kepada pemerintah tetapi juga kepada masyarakat sebagai stakeholder. Pemerintah melalui departemen, badan usaha milik Negara (BUMN), Badan Usaha milik Daerah (BUMD) tidak hanya sebagai perusahaan dan abdi masyarakat yang hanya bermotifkan laba tetapi juga dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. Pelayanan yang baik tersebut akan membawa kesejahteraan dan keadilan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat cukup mengeluarkan dana tertentu yang relatif terjangkau untuk charge of services yang dikenakan pemerintah kepada masyarakat. Semakin terjangkau biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat maka relatif semakin banyak kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan sejumlah dana tertentu. Selain itu dengan adanya kecepatan, ketepatan dan kepastian dalam pelayanan juga akan mengurangi kos yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendapatkan suatu pelayanan. Governance dan Good Governance
  • 3. Governance dan good governance banyak didefinisikan berbeda menurut para ahli, namun dari perbedaan definisi dan pengertian tersebut dapat ditarik benang merah yang dapat mengakomodasi semua pendapat para ahli tersebut. Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan – urusan publik (Mardiasmo, 2004:17). Sedangkan menurut World Bank governance adalah “the way state power is used in managing economic and social resources for development of society“, dimana world bank lebih menekankan pada cara yang digunakan dalam mengelola sumber daya ekonomi dan sosial untuk kepentingan pembangunan masyarakat (Mardiasmo,2004:17). Menurut United Nation Development Program (UNDP) mendefinisikan governance adalah “the exercise of political, economic and administrative authority to manage a nation’s affair at all levels“. Dari definisi UNDP tersebut governance memiliki tiga kaki (three legs), yaitu : 1. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision making processes) yang memfasilitasi terhadap equity, poverty dan quality of live. 2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan. 3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan (Sedarmayanti, 2003:4). Oleh karena itu institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara atau pemerintah), private sector (sektor swasta atau dunia usaha) dan society (masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing – masing. state berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, private sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk mengajak kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial dan politik (Sedarmayanti, 2003:5). Good Governance UNDP mendefinisikan good governance sebagai “the exercise of political, economic and social resources for development of society“ penekanan utama dari definisi diatas adalah pada aspek ekonomi, politik dan administratif dalam pengelolaan negara. Pendapat ahli yang lain mengatakan good dalam good governance mengandung dua pengertian sebagai berikut. Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
  • 4. pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian ini, good governance berorientasi pada : 1. Orientasi ideal, Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional. Orientasi ini bertitik tolak pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen konstituennya seperti : legitimacy (apakah pemerintah) dipilih dan mendapat kepercayaan dari rakyat, accountability (akuntabilitas), securing of human rights autonomy and devolution of power dan assurance of civilian control. 2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Orientasi kedua ini tergantung pada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi dan sejauh mana struktur serta mekanisme politik serta administratif berfungsi secara efektif dan efisien. (Sedarmayanti, 2003:6) Menurut UNDP karakteristik pelaksanaan good governance meliputi (Mardiasmo,2004:18) : 1. Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta partisipasi secara konstruktif. 2. Rule of law. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. 3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan public secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan. 4. Responsiveness. Lembaga – lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholders. 5. Consensus of orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas. 6. Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan. 7. Efficiency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). 8. Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan 9. Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan
  • 5. Dari kesembilan karakteristik tersebut, paling tidak terdapat tiga hal yang dapat diperankan oleh akuntansi sektor publik yaitu penciptaan transparansi, akuntabilitas publik dan value for money (economy, efficiency dan effectiveness). Manajemen Strategi Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting) (Nawawi, 2003:52). Unsur – unsur yang ada dalam manajemen tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja sama dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut: (1) Pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah, kebijaksanaan, program, proyek, metode dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. (2) Pemilihan sejumlah kegiatan untuk diterapkan sebagai keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana akan dilakukan serta siapa yang akan melaksanakannya. (3) Penetapan secara sistematis pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. (4) Kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan, yang berisi langkah – langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. 2. Pengorganisasian (Organizing) Merupakan sistem kerjasama sekelompok orang, yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu – satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan wewenang dan tanggungjawab masing – masing diikuti dengan mengatur hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal. 3. Pelaksanaan (Actuating)
  • 6. Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk. 4. Penganggaran (Budgeting) Merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting peranannya. Karena fungsi ini berkaitan tidak saja dengan penerimaan, pengeluaran, penyimpanan, penggunaan dan pertanggungjawaban namun lebih luas lagi berhubungan dengan kegiatan tatalaksana keuangan. Kegiatan fungsi anggaran dalam organisasi sektor publik menekankan pada pertanggungjawaban dan penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat yang dipercayakan kepada organisasi sektor publik. 5. Pengawasan (Control) Pengawasan atau kontrol harus selalu dilaksanakan pada organisasi sektor publik. Fungsi ini dilakukan oleh manajer sektor publik terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam satuan atau unit kerjanya. Kontrol diartikan sebagai proses mengukur (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja personil dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal, namun dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas (Salusu 2003 :85 ). Pendapat yang lain mendefinisikan strategi sebagai kerangka kerja (frame work), teknik dan rencana yang bersifat spesifik atau khusus (Rabin et.al, 2000 : xv). Hamel dan Prahalad dalam Umar (2002) menyebutkan kompetensi inti sebagai suatu hal yang penting. Mereka mendefinisikan strategi menjadi : Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental ( senantiasa meningkat ) dan terus – menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Pengertian strategi kemudian berkembang dengan adanya pendapat John Von Neumann seorang ahli matematika dan Oskar Morgenstern seorang ahli ekonomi.
  • 7. Mereka memasukkan istilah games dan adanya faktor yang sama dalam games yang sesungguhnya. Mereka pun mengakui bahwa teori games sesungguhnya adalah teori strategi (Mc Donald dalam Salusu 2003 : 87). Teori menyebutkan dua atribut utama yang harus senantiasa diingat yaitu ketrampilan dan kesempatan dimana keduanya merupakan kontribusi bagi setiap situasi stratejik. Situasi stratejik merupakan suatu interaksi antara dua orang atau lebih yang masing – masing mendasarkan tindakannya pada harapan tentang tindakan orang lain yang tidak dapat ia kontrol, dan hasilnya akan tergantung pada gerak – gerik perorangan dari masing – masing pemeran (Salusu 2003 : 87) Apabila dijadikan satu kesatuan manajemen strategi merupakan pendekatan sistematis untuk memformulasikan, mewujudkan dan monitoring strategi (Toft dalam Rabin et.al 2000:1). Pendapat lain dikemukakan oleh Thompson (2003) Manajemen strategi merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi strategi, penyusunan obyektif, penciptaan strategi mewujudkan dan melaksanakan strategi dan kemudian sepanjang waktu melakukan penyesuaian dan koreksi terhadap visi, obyektif strategi dan pelaksanaan tersebut. Sedangkan Siagian (2004) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut : Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Manajemen Stratejik Sektor Publik Manajemen stratejik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor publik. Penerapan manajemen stratejik pada kedua jenis institusi tersebut tidaklah jauh berbeda, hanya pada organisasi sektor publik tidak menekankan tujuan organisasi pada pencarian laba tetapi lebih pada pelayanan. Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu: (1) Tidak bermotif mencari keuntungan. (2) Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak. (3) Ada kecenderungan berorientasi semata – mata pada pelayanan. (4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi. (5) Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan keuangan (6) Dominasi profesional. (7) Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting. Seorang ahli bernama Koteen menambahkan satu hal lagi yaitu less
  • 8. responsiveness bureaucracy dimana menurutnya birokrasi dalam organisasi sektor publik sangat lamban dan berbelit – belit. Sedangkan pada sektor swasta penekanan utamanya pada pencarian keuntungan atau laba dan tentunya kelangsungan hidup organisasi melalui strategi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk membuktikan perlunya manajemen sektor publik dalam organisasi sektor publik banyak penelitian yang mengupas pentingnya manajemen stratejik pada sektor publik. Penelitian Roberts dan Menker dalam Rabin et.al mengupas mengenai manajemen stratejik pada pemerintah pusat di Amerika Serikat hasilnya mereka megusulkan adanya pendekatan baru dalam manajemen sektor publik yaitu pendekatan generatif selain pendekatan yang sudah ada yaitu pendekatan direktif dan pendekatan adaptif. Pendekatan direktif merupakan pendekatan yang bersifat dari atas ke bawah (top – down) dan lebih sedikit melibatkan anggota dalam organisasi sektor publik. Pendekatan adaptif lebih menekankan pada kebersamaan dalam organisasi dalam menetapkan tujuan pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan pendekatan generatif menekankan pada pentingnya seorang pemimpin (leader) dalam melakukan fungsi penetapan tujuan, pelaksanaan dan evaluasi dengan tidak mengesampingkan anggota lain dalam organisasi sektor publik. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kilimurray et al dalam rabin et al. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui perencanaan stratejik yang ada dalam dinas pertolongan anak di Amerika Serikat. Hasilnya pada dinas pertolongan anak menjalankan perencanaan stratejik berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Amerika Serikat. Selain itu dinas pertolongan anak melakukan perencanaan stratejik dengan mengembangkan 5 hal utama yaitu: (1) Implementasi rencana, dimana hal ini merupakan dasar dari orientasi manajemen yang ditetapkan, pada implementasi rencana tujuan dan obyektif disusun untuk mengevaluasi kinerja dari kantor prtolongan anak. (2) Indikator kinerja, indikator kinerja sepakat untuk disusun dalam rangka menilai kesulitan dalam mengumpulkan data dan memprogram ulang sistem otomatisasi. (3) Reformasi kesejahteraan, dengan adanya peraturan mengenai reformasi kesejahteraan maka negara bagian sebagai partner harus melakukan perubahan terhadap perencanaan stratejik, pelaporan data, indikator kinerja dan pendanaan dari pemerintah pusat. (4) Kesepakatan kinerja, sebelum adanya implementasi Undang – undang mengenai kinerja setiap negara bagian sudah memiliki standard masing – masing mengenai kinerja organisasi sektor publik. Adanya Undang – undang tersebut merubah kesepakatan kinerja antara negara bagian dan pemerintah pusat. Hal itu dikembangkan dengan kesepakatn antara negara bagian dan pemerintah pusat dalam rangka menyeragamkan standar yang sudah ada sebelumnya. (5) Pemeriksaaan (Audit), dimasa yang akan datang divisi audit akan
  • 9. menekankan pada validitas data yang diberikan oleh negara bagian, karena pada masa sekarang kepatuhan Negara bagian hanya dibuktikan oleh statuta. Penelitian berikutnya adalah penelitian terhadap manajemen stratejik yang dilakukan oleh kantor dinas pajak Amerika Serikat dibantu oleh kantor akuntan publik Pricewaterhouse Coopers dengan obyek penelitian pada kantor dinas pajak pemerintah pusat yang berlokasi di Washington D.C. Penelitian ini melihat tahapan manajemen stratejik dari awal yaitu dengan mengembangkan multiyear budget yaitu penganggaran yang dilakukan dalam waktu yang panjang dimana dalam proses ini belum terdapat visi, obyektif, tujuan dan pengukuraan kinerja. Kemudian proses ini berubah menjadi secara perencanaan stratejik bisnis (strategic business plan) dimana sudah adanya visi dan misi organisasi namun masih meletakan penganggaran diluar sistem sehingga sering program tidak dapat berjalan dengan baik karena adanya keterbatasan anggaran. Tahapan ini juga belum terdapat penilaian kinerja dan program dijalankan cenderung mengacu pada proses coba – coba (trial and error) sehingga banyak program yang tidak berjalan secara efektif dan efisien. Tahapan selanjutnya dikembangkan suatu proses yaitu perencanaan utama bisnis (the business master plan). Tahapan ini organisasi melakukan perubahan dengan lebih menekankan pada restrukturisasi organisasi, program sumber daya manusia, program operasional dan tidak melupakan modernisasi sistem. Namun kembali lagi penganggaran tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan program yang akan dijalankan sehingga tidak adanya prioritas dalam program. Perubahan terakhir terhadap manajemen stratejik yang ada dalam kantor dinas pajak pemerintah pusat di Amerika Serikat yaitu dengan menerapkan perencanaan stratejik dan penganggaran. Pada tahapan ini anggaran lebih diintegrasikan dengan perencanaan stratejik sehingga lebih mempunyai hubungan yang erat dengan program yang disusun dan dijalankan. Pada akhirnya kantor dinas pajak pemerintah pusat Amerika Serikat mempunyai misi utama yaitu lebih berpatokan pada pelanggan (customer driven). Sedangkan 3 visinya yaitu: (1) Pelayanan terhadap setiap pembayar pajak, (2) Pelayanan terhadap semua pembayar pajak dan (3) Produktivitas yang dibangun melalui lingkungan kerja yang mempunyai kualitas tinggi. Manajemen stratejik juga sudah diterapkan di Indonesia salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Nawawi (2003) dalam tulisannya Departemen Pendidikan Nasional sebagai organisasi pengelola melakukan proses manajemen stratejik yaitu dengan mengendalikan strategi dan dan pelaksanaan pendidikan nasional yang diwujudkan dalam Sistem Pendidikan Nasional baik secara formal (pendidikan jalur sekolah) maupun pendidikan non formal (pendidikan jalur luar sekolah). Proses manajemen stratejik dilakukan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yaitu warganegara
  • 10. atau lulusan yang berkualitas dan kompetitif. Selain itu analisis SWOT sebagai salah satu alat dalam manajemen stratejik juga sudah diterapkan dalam sistem pendidikan nasional yaitu dengan adanya pertimbangan sosio kultural yang mewarnai proses dan situasi pendidikan dan berdampak pada lulusan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah masing – masing daerah atau negara. Analisis SWOT Sebagai Salah Satu Alat Manajemen Stratejik Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen stratejik untuk menentukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) dalam organisasi. Analisis SWOT diperlukkan dalam penyususnan strategi organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Walaupun analisis SWOT dianggap sebagai suatu hal yang penting namun kadang kala manajer menghadapi masalah dalam analisis ini. Masalah – masalah tersebut adalah : 1. The Missing link Problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur keterkaitan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap faktor internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal. Kegagalan tersebut akan berimbas pada lahirnya suatu keputusan yang salah yang mungkin saja untuk menghasilkannya sudah memakan biaya yang besar. 2. The Blue Sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana langit yang biru selalu mebawa kegembiraan karena cuaca yang cerah. Hal ini menyebabkan pengambil keputusan kadang terlalu cepat dalam menetapkan sesuatu keputusan tanpa mempertimbangkan ketidakcocokan antara faktor internal dan faktor eksternal sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang ada dan membesar – besarkan kekuatan dalam organisasi. 3. The Silver Lining Problem, masalah yang berkaitan dengan timbulnya suatu harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan. Hal ini timbul karena pengambil keputusan mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Masalah akan timbul apabila pengambil keputusan meremehkan pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut. 4. The all Things To All People Problem, suatu falsafah yang dimana pengambil keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada kelemahan organisasinya. Sehingga banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk memeriksa kelemahan yang ada dalam organisasi tanpa melihat kekuatan yang ada dalam organisasi tersebut.
  • 11. 5. The Putting The Cart Before The Horse problem, Mereka memulai untuk menetapkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum menguraikan secara jelas terhadap pilihan strateginya. Semua kendala diatas haruslah dihindari oleh semua organisasi sektor publik dalam melakukan analisis SWOT karena sebenarnya analisis SWOT apabila dilakukan dengan tepat sejak awal akan membantu organisasi sektor publik dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan. Kesimpulan Manajemen stratejik sektor publik merupakan salah satu jalan yang terbaik untuk mencapai good governance. Manajemen stratejik sektor publik mengarahkan organisasi sektor publik untuk melakukan perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan dengan baik faktor – faktor pendukung dan penghambat dalam organisasi melalui salah satu alat manajemen stratejik yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT berusaha untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam organisasi kemudian berusaha menterjemahkannya ke dalam suatu strategi utama untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Apabila analisis SWOT dijalankan dengan baik dari awal hingga akhir akan berguna sebagai salah satu alat dalam manajemen stratejik yang dapat membantu organisasi sektor publik dalam mewujudkan good governance.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik, Andi offset, Yogyakarta. -------------, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi Offset, Yogyakarta. Nawawi, Hadari, 2000, Manajemen Stratejik Organisasi Non Profit Di bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Umar, Husein. 2004, Strategic Management In Action, Gramedia, Jakarta. Rabin et al, 2000, Handbook Of Strategic Management, Marcell Dekker, New York. Salusu. J, 2003, Pengambilan keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi non profit, Rasindo, Jakarta. Sedarmayanti, 2004, Good Governance (kepemerintahan yang Baik), Mandar Maju Bandung. Siagian P. Sondang, 2004, Manajemen Stratejik, Bumi Aksara, Jakarta Kliping Media Massa Kompas 28 Juli 2003 Kompas 13 Maret 2000