SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Mengkreasikan
Anekdot Tentang
Isu Publik

Page 1
Anggota Kelompok 3 :
1.)
2.)
3.)
4.)
5.)

Aidah Salsabila M.
Aprillia Permatasari
Astian Afif A.
Bimo Sakti P.
Berliana Rizky A.

(04/X8)
(06/X8)
(07/X8)
(08/X8)
(09/X8)

Page 2
Membuat
Anekdot :
Kebijakan Publik
Membuat
Anekdot Tentang
Isu Publik

Anekdot

Menginterpretasi
Anekdot

Menyunting Teks
Anekdot

Mengonversi
Anekdot Menjadi
Teks Lain
Mengabstraksi
Anekdot
Page 3
Menginterpretasi Teks Anekdot
Pengertian interpretasi menurut KBBI
adalah pemberian kesan, pendapat, atau
pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran
(1998: 157).
Maka Interpretasi anekdot merupakan
bagian dari cara memaknai sebuah anekdot .
Tujuannya adalah siswa mengetahui
pesan yang terkandung dalam sebuah anekdot
yang disampaikan oleh penulis anekdot
tersebut tersebut.
Misalkan terdapat contoh anekdot seperti
ini:
Page 4
SERATUS UNGKAPAN ABS
Setelah lulus dari ujian Negara di Beijing, seorang
pemuda diangkat menjadi pejabat pemerintahan ibu kota
provinsi. Sebelum pergi, ia mengucapkan selamat tingal
kepada mentornya yang seorang pejabat senior.
“bekerja di pemerintahan provinsi tidaklah mudah. Kamu
harus berhati-hati,” ujar pejabat itu menasehati.
“baiklah. Terimakasih, pak,” kata pemuda itu. “mohon jangan
khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungakapan ABS
(Asal Bapak Senang). Kalau nanti saya bertemu dengan
pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan
senang.”
“bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” Tanya
pejabat itu dengan nada tidak suka. “kita adalah pejabat
sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita tidak boleh termakan
sanjungan.”
Pemuda itu menjawab lagi, “sayangnya, pada kenyataannya
kebanyakan orang senang disanjung, pak. Hanya beberapa
pria yang benar-benar sejati seperti anda yang tidak
menyukai sanjungan.”
“mungkin kamu benar!” pejabat senior itu menganggu Page 5
sambil
Dari teks Anekdot diatas, dapat kita interpretasikan
bahwa:
Seorang pejabat yang mengaku sebagai
seorang “Pejabat Sejati” nyatanya dapat merasa
tersanjung dengan rayuan anak buahnya.
Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa
pejabatv jaman sekarang mudah “dibujuk oleh
rayuan”. Dan hal ini membuktikan bahwa para
pejabat negara memiliki mental yang lemah.

Page 6
Membuat Anekdot Tentang Isu Publik
Langkah – Langkah Membuat Anekdot Tentang Isu
Publik :
1. Menentukan topik yang lucu dan mengandung
hikmah atau pelajaran tertentu.
2. Menyusun (membayangkan) cerita yang akan
disajikan . Menyusun subtopik yang akan
dibahas dalam Anekdot.
3. Menyusun kerangka anekdot dengan
memanfaatkan subtopik.
4. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat
menjadi anekdot utuh.
Page 7
Contoh Penyusunan Anekdot
Isu Publik:
1.

2.

3.

4.

5.

Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran
tertentu.
Contoh : Undang –Undang Bisa Dibeli
Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan .
* Cerita seperti apa yang akan disajikan. (Dibayangkan situasi dan kondisi
pada cerita.
Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot.
a. Alan berpergian bersama Dodi
B. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Alan merasa tidak bersalah
d. Alan mengeluarkan sejumlah uang
Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik.
a. Alan mencari sarapan bersama Dodi
b. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Dodi menegur Alan karena perbuatannya
d. Alan dengan santainya mengeluarkan sejumlah uang
Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh.
Seperti pada contoh berikut :
Page 8
BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia
berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari
sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan,
waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi
menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang
kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu
DPR dan Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil
dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya
berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Memang kamu pikir dengan uang akan memudahkanmu ?
Allan : Halah.... Kamu masa gk tau kabar – kabar kayak gini...
Dodi : Hmm.... Mudah sekali yaa...
Page 9
Menyunting Teks Anekdot
Tujuan dari penyutingan adalah untuk membenahi isi,
bahasa dan ejaan dalam teks Anekdot.
Aspek dalam penyuntingan teks Anekdot :
A. Isi
- Apakah alur cerita pada Anekdot mengandung
kelucuan atau tidak.
- Apakah hikmah / pelajaran yang dapat dipetik
B. Bahasa
- Apakah kalimatnya sudah efektif atau belum.
- Apakah pemilihan katanya sudah tepat atau
belum
C. Ejaan
- Apakah penggunaan tanda bacanya sudah
tepat atau belum.
- Apakah penulisan huruf pada setiap kata / kalimat
sudah benar atau belum.
Page 10
Mengabstraksi Teks Anekdot
Mengabstraksi anekdot berartu
merumuskankembali secara ringkas isi suatu anekdot.
Anekdot dapat kita susun dapat kita susun
riingkasan, yakni dari pokok yang ada pada anekdot itu,
yaitu tokoh utama, peristiwa penting, dan latarnya di
samping menyebutkan hal lucu dan hikmah yang ada (atau
biasa disebut unsur intrinsik)

Page 11
A. Pokok Anekdot dalam Bentuk Tabel
No

Pokok – Pokok Anekdot

Deskripsi

1

Tokoh Utama

Dodi dan Alan

2

Peristiwa Penting

Peraturan yang bisa dibayar

3

4

5

Latar

Kelucuan

Hikmah

Suasana : Menegangkan
Waktu : Pagi hari
Tempat : Dijalan raya
Kenekadan Alan yang justru
memarkir mobilnya dipinggir
(setelah melanggar rambu lalu
lintas) lalu memberikan
sejumlah uang kepada petugas
ketertiban lalu lintas.
Ketegasan peraturan di Negeri
ini harus lebih ditingkatakan.
Pelanggaran yang ada harus
benar – benar ditindak lanjuti.12
Page
B. Pokok Anekdot dalam Bentuk Naratif
Seorang pengendara mobil melanggar rambu
lalu lintas. Pengendara tersebut tetap santai
mengendarai kendaraannya. Pengendara, Alan,
berkata pada Dodi bahwa tak nperlu khawatir bila
melanggar rambu lalu lintas. Ia membuktikan kata –
katanya dengan menghentikan kendaraannya dan
mengeluarkan sejumlah uang.

Page 13
Mengonversi Anekdot
Menjadi Teks Lain
Mengonversi berarti merubah dari suatu sistem ke sistem lain. Dari kedua
contoh Anekdot yang telah disajikan, dapat kita simpulkan bahwa pada anekdot
“Seratus Ungkapan ABS” adalah anekdot yang disajikan secara naratif dan
anekdot “Bikin Undang – Undang” adalah anekdot yang disajikan secara dialog /
dramatik.
Mengapa bisa begitu ? Berikut ulasnnya.
A. Anekdot dalam Format Naratif
Anekdot yang disajikan dengan kejelasan tokoh , alur, peristiwa,
dan latar. Dalam format ini, anekdot yang disajikan juga dapat
memperlihatkan sifat / watak para tokoh secara jelas. Hikmah yang dapat
dipetik lebih mudah kita simpulkan.
B. Anekdot dalam Format Dramatik
Anekdot yang disajikandalam bentuk dialog. Latar tidak selalu
dijelaskan dalam cerita (seperti : latar suasana). Dan dalam penyajiannya,
anekdot ini lebih mudah dimengerti karena menggunakan ekspresi
(lakuan)
Page 14
Sekian
dan
Terima Kasih
Page 15

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (9)

ANEKDOT
ANEKDOTANEKDOT
ANEKDOT
 
Anekdot
AnekdotAnekdot
Anekdot
 
Teks Anekdot
Teks AnekdotTeks Anekdot
Teks Anekdot
 
Anekdot
AnekdotAnekdot
Anekdot
 
Tugas Bahasa Indonesia
Tugas Bahasa IndonesiaTugas Bahasa Indonesia
Tugas Bahasa Indonesia
 
Anekdot
Anekdot Anekdot
Anekdot
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKANEJAAN YANG DISEMPURNAKAN
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
 

Similar a Isu publik anekdot (8)

Teks anekdote
Teks anekdoteTeks anekdote
Teks anekdote
 
Soal dan pPembahasan UN bBahasa Indonesia SMA IPS 2010-2011
Soal dan pPembahasan UN bBahasa Indonesia SMA IPS 2010-2011Soal dan pPembahasan UN bBahasa Indonesia SMA IPS 2010-2011
Soal dan pPembahasan UN bBahasa Indonesia SMA IPS 2010-2011
 
Anekdot
AnekdotAnekdot
Anekdot
 
Unsma2008 indp12 2011-06
Unsma2008 indp12 2011-06Unsma2008 indp12 2011-06
Unsma2008 indp12 2011-06
 
Anekdot hukum peradilan
Anekdot hukum peradilanAnekdot hukum peradilan
Anekdot hukum peradilan
 
Modul 1 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 1 UN bahasa Indonesia 2013 2014Modul 1 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 1 UN bahasa Indonesia 2013 2014
 
anekdotppt-140826084055-phpapp01.pptx
anekdotppt-140826084055-phpapp01.pptxanekdotppt-140826084055-phpapp01.pptx
anekdotppt-140826084055-phpapp01.pptx
 
Bab29 (2).pptx
Bab29 (2).pptxBab29 (2).pptx
Bab29 (2).pptx
 

Más de Adinda Khairunnisa

Más de Adinda Khairunnisa (20)

Teks Eksposisis
Teks EksposisisTeks Eksposisis
Teks Eksposisis
 
Dalam bayang2
Dalam bayang2Dalam bayang2
Dalam bayang2
 
Dasar hukum akuntansi
Dasar hukum akuntansiDasar hukum akuntansi
Dasar hukum akuntansi
 
Pengkodean
PengkodeanPengkodean
Pengkodean
 
Profesi akuntan
Profesi  akuntanProfesi  akuntan
Profesi akuntan
 
Unsur lap keu
Unsur lap keuUnsur lap keu
Unsur lap keu
 
Deutro & proto melayu
Deutro & proto melayuDeutro & proto melayu
Deutro & proto melayu
 
Rumusfisikasma 120816221920-phpapp02
Rumusfisikasma 120816221920-phpapp02Rumusfisikasma 120816221920-phpapp02
Rumusfisikasma 120816221920-phpapp02
 
Projek log,
Projek log,Projek log,
Projek log,
 
Dalil segitiga
Dalil segitigaDalil segitiga
Dalil segitiga
 
Projek pk
Projek pkProjek pk
Projek pk
 
Fungsipers kuadrat-dan-pertidaksamaan-kuadrat
Fungsipers kuadrat-dan-pertidaksamaan-kuadratFungsipers kuadrat-dan-pertidaksamaan-kuadrat
Fungsipers kuadrat-dan-pertidaksamaan-kuadrat
 
2.6 suku banyak(fil eminimizer)
2.6 suku banyak(fil eminimizer)2.6 suku banyak(fil eminimizer)
2.6 suku banyak(fil eminimizer)
 
2.5 lingkaran(fil eminimizer)
2.5 lingkaran(fil eminimizer)2.5 lingkaran(fil eminimizer)
2.5 lingkaran(fil eminimizer)
 
2.2 rumus jumlah dan hasil kali akar(fil eminimizer)
2.2 rumus jumlah dan hasil kali akar(fil eminimizer)2.2 rumus jumlah dan hasil kali akar(fil eminimizer)
2.2 rumus jumlah dan hasil kali akar(fil eminimizer)
 
2.1 pangkat akar logaritma(fil eminimizer)
2.1 pangkat akar logaritma(fil eminimizer)2.1 pangkat akar logaritma(fil eminimizer)
2.1 pangkat akar logaritma(fil eminimizer)
 
Laporan tetap praktikum kimia
Laporan tetap praktikum kimiaLaporan tetap praktikum kimia
Laporan tetap praktikum kimia
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
 
Kumpulan anekdot
Kumpulan anekdotKumpulan anekdot
Kumpulan anekdot
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Isu publik anekdot

  • 2. Anggota Kelompok 3 : 1.) 2.) 3.) 4.) 5.) Aidah Salsabila M. Aprillia Permatasari Astian Afif A. Bimo Sakti P. Berliana Rizky A. (04/X8) (06/X8) (07/X8) (08/X8) (09/X8) Page 2
  • 3. Membuat Anekdot : Kebijakan Publik Membuat Anekdot Tentang Isu Publik Anekdot Menginterpretasi Anekdot Menyunting Teks Anekdot Mengonversi Anekdot Menjadi Teks Lain Mengabstraksi Anekdot Page 3
  • 4. Menginterpretasi Teks Anekdot Pengertian interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran (1998: 157). Maka Interpretasi anekdot merupakan bagian dari cara memaknai sebuah anekdot . Tujuannya adalah siswa mengetahui pesan yang terkandung dalam sebuah anekdot yang disampaikan oleh penulis anekdot tersebut tersebut. Misalkan terdapat contoh anekdot seperti ini: Page 4
  • 5. SERATUS UNGKAPAN ABS Setelah lulus dari ujian Negara di Beijing, seorang pemuda diangkat menjadi pejabat pemerintahan ibu kota provinsi. Sebelum pergi, ia mengucapkan selamat tingal kepada mentornya yang seorang pejabat senior. “bekerja di pemerintahan provinsi tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati,” ujar pejabat itu menasehati. “baiklah. Terimakasih, pak,” kata pemuda itu. “mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungakapan ABS (Asal Bapak Senang). Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.” “bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” Tanya pejabat itu dengan nada tidak suka. “kita adalah pejabat sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita tidak boleh termakan sanjungan.” Pemuda itu menjawab lagi, “sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung, pak. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti anda yang tidak menyukai sanjungan.” “mungkin kamu benar!” pejabat senior itu menganggu Page 5 sambil
  • 6. Dari teks Anekdot diatas, dapat kita interpretasikan bahwa: Seorang pejabat yang mengaku sebagai seorang “Pejabat Sejati” nyatanya dapat merasa tersanjung dengan rayuan anak buahnya. Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa pejabatv jaman sekarang mudah “dibujuk oleh rayuan”. Dan hal ini membuktikan bahwa para pejabat negara memiliki mental yang lemah. Page 6
  • 7. Membuat Anekdot Tentang Isu Publik Langkah – Langkah Membuat Anekdot Tentang Isu Publik : 1. Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran tertentu. 2. Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan . Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot. 3. Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik. 4. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh. Page 7
  • 8. Contoh Penyusunan Anekdot Isu Publik: 1. 2. 3. 4. 5. Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran tertentu. Contoh : Undang –Undang Bisa Dibeli Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan . * Cerita seperti apa yang akan disajikan. (Dibayangkan situasi dan kondisi pada cerita. Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot. a. Alan berpergian bersama Dodi B. Alan melanggar rambu lalu lintas c. Alan merasa tidak bersalah d. Alan mengeluarkan sejumlah uang Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik. a. Alan mencari sarapan bersama Dodi b. Alan melanggar rambu lalu lintas c. Dodi menegur Alan karena perbuatannya d. Alan dengan santainya mengeluarkan sejumlah uang Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh. Seperti pada contoh berikut : Page 8
  • 9. BIKIN UNDANG-UNDANG Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu. Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?! Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya santai.. Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR dan Pemerintah?! Allan : (Meminggirkan mobilnya) Dodi : Mengapa meminggir?! Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus. Dodi : Mengapa harus meminggir?! Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas… Dodi : Memang kamu pikir dengan uang akan memudahkanmu ? Allan : Halah.... Kamu masa gk tau kabar – kabar kayak gini... Dodi : Hmm.... Mudah sekali yaa... Page 9
  • 10. Menyunting Teks Anekdot Tujuan dari penyutingan adalah untuk membenahi isi, bahasa dan ejaan dalam teks Anekdot. Aspek dalam penyuntingan teks Anekdot : A. Isi - Apakah alur cerita pada Anekdot mengandung kelucuan atau tidak. - Apakah hikmah / pelajaran yang dapat dipetik B. Bahasa - Apakah kalimatnya sudah efektif atau belum. - Apakah pemilihan katanya sudah tepat atau belum C. Ejaan - Apakah penggunaan tanda bacanya sudah tepat atau belum. - Apakah penulisan huruf pada setiap kata / kalimat sudah benar atau belum. Page 10
  • 11. Mengabstraksi Teks Anekdot Mengabstraksi anekdot berartu merumuskankembali secara ringkas isi suatu anekdot. Anekdot dapat kita susun dapat kita susun riingkasan, yakni dari pokok yang ada pada anekdot itu, yaitu tokoh utama, peristiwa penting, dan latarnya di samping menyebutkan hal lucu dan hikmah yang ada (atau biasa disebut unsur intrinsik) Page 11
  • 12. A. Pokok Anekdot dalam Bentuk Tabel No Pokok – Pokok Anekdot Deskripsi 1 Tokoh Utama Dodi dan Alan 2 Peristiwa Penting Peraturan yang bisa dibayar 3 4 5 Latar Kelucuan Hikmah Suasana : Menegangkan Waktu : Pagi hari Tempat : Dijalan raya Kenekadan Alan yang justru memarkir mobilnya dipinggir (setelah melanggar rambu lalu lintas) lalu memberikan sejumlah uang kepada petugas ketertiban lalu lintas. Ketegasan peraturan di Negeri ini harus lebih ditingkatakan. Pelanggaran yang ada harus benar – benar ditindak lanjuti.12 Page
  • 13. B. Pokok Anekdot dalam Bentuk Naratif Seorang pengendara mobil melanggar rambu lalu lintas. Pengendara tersebut tetap santai mengendarai kendaraannya. Pengendara, Alan, berkata pada Dodi bahwa tak nperlu khawatir bila melanggar rambu lalu lintas. Ia membuktikan kata – katanya dengan menghentikan kendaraannya dan mengeluarkan sejumlah uang. Page 13
  • 14. Mengonversi Anekdot Menjadi Teks Lain Mengonversi berarti merubah dari suatu sistem ke sistem lain. Dari kedua contoh Anekdot yang telah disajikan, dapat kita simpulkan bahwa pada anekdot “Seratus Ungkapan ABS” adalah anekdot yang disajikan secara naratif dan anekdot “Bikin Undang – Undang” adalah anekdot yang disajikan secara dialog / dramatik. Mengapa bisa begitu ? Berikut ulasnnya. A. Anekdot dalam Format Naratif Anekdot yang disajikan dengan kejelasan tokoh , alur, peristiwa, dan latar. Dalam format ini, anekdot yang disajikan juga dapat memperlihatkan sifat / watak para tokoh secara jelas. Hikmah yang dapat dipetik lebih mudah kita simpulkan. B. Anekdot dalam Format Dramatik Anekdot yang disajikandalam bentuk dialog. Latar tidak selalu dijelaskan dalam cerita (seperti : latar suasana). Dan dalam penyajiannya, anekdot ini lebih mudah dimengerti karena menggunakan ekspresi (lakuan) Page 14