SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 74
Jenis-Jenis Persediaan
1. Persediaan bahan mentah (raw
material), yaitu persediaan barangbarang berwujud seperti: baja, kayu, dan
komponen-komponen lainnya yang
digunakan dalam proses produksi.
Bahan mentah dapat diperoleh dari
sumber-sumber alam atau dibeli dari
supplier dan/atau dibuat sendiri untuk
digunakan dalam proses produksi
selanjutnya.
Jenis-Jenis Persediaan
2. Persediaan komponen-komponen
rakitan (purchased part/components),
yaitu persediaan barang-barang yang
terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, di mana
secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk
Jenis-Jenis Persediaan
3. Persediaan bahan pembantu atau
penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam
proses produksi, tetapi tidak merupakan
bagian atau komponen barang jadi.
Jenis-Jenis Persediaan
4. Persediaan barang dalam proses (work
in process), yaitu persediaan barangbarang yang merupakan keluaran dari
tiap bagian dalam proses produksi atau
yang telah diolah menjadi suatu bentuk,
tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
menjadi barang jadi.
Jenis-Jenis Persediaan
5. Persediaan barang jadi (finished
goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah
dalam pabrik dan siap untuk dijual atau
dikirim kepada pelanggan.
Fungsi-Fungsi Persediaan
Efisiensi operasional suatu organisasi
dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi
penting persediaan. Harus diingat bahwa
persediaan adalah sekumpulan produk
phisikal pada berbagai tahap proses
transpormasi dari bahan mentah ke
barang dalam proses, dan kemudian
barang jadi
Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah
memungkinkan operasi-operasi perusahaan
internal dan eksternal mempunyai
“kebebasan”(independence). Persediaan
“decouples” ini memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan langganan
tanpa tergantung pada supplier
Fungsi “Economic Lot Sizing”
Perusahaan dapat memproduksi dan
membeli sumberdaya-sumberdaya dalam
kuantitas yang dapat mengurangi biaya
per-unit. Persediaan “lot size” ini perlu
mempertimbangkan penghematan
penghematan karena perusahaan
melakukan pembelian dalam jumlah yang
lebih besar, dibanding biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (sewa
gudang, investasi, resiko, dsb)
Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pengalaman atau data yg lalu,
maka perusahaan dapat mengadakan
persediaan musiman (seasonal inventori).
Perusahaan juga sering mengalami ketidakpastian pengiriman dan permintaan barang,
maka memerlukan persediaan ekstra yang
disebut persediaan pengaman (safety
inventories)
Biaya-Biaya Persediaan
Biaya penyimpanan (holding cost atau
carrying cost) terdiri atas biaya-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan
kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan
per periode akan semakin besar jika
kuantitas bahan yang dipesan semakin
banyak, atau rata-rata persediaan semakin
tinggi
•
•
•
•
•
•
•
•

Biaya penyimpanan terdiri dari:
Biaya fasilitas penyimpanan (penerangan,
pemanas, pendingin)
Biaya modal / opportunity cost of capital
Biaya keusangan
Biaya penghitungan phisik dan laporan
Biaya asuransi persediaan
Pajak persediaan
Biaya pencurian, pengrusakan
Biaya penanganan persediaan dsb
Biaya-Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan (order cost atau
prosurement cost) yaitu biaya yang
dikeluarkan setiap kali suatu bahan
dipesan, perusahaan menanggung biaya
pemesanan
Biaya pemesanan terdiri dari:
•
•
•
•
•
•
•
•

Pemerosesan pesanan dan ekspedisi
Upah
Biaya telephone
Pengeluaran surat menyurat
Biaya pengepakan dan penimbangan
Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
Biaya pengiriman ke gudang
Biaya hutang lancar, dsb.
Biaya-Biaya Penyiapan
Biaya penyiapan (manufacturing) adalah
biaya yang dikeluarkan bila bahan-bahan
tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri,
perusahaan menghadapi biaya penyiapan
(setup cost) untuk memproduksi
komponen tertentu
Biaya penyiapan terdiri dari:
•
•
•
•
•

Biaya mesin-mesin menganggur
Biaya persiapan tenaga kerja langsung
Biaya scheduling
Biaya ekspedisi
dsb
Biaya kehabisan/kekurangan bahan

Biaya kekurangan bahan (shortage
cost) yaitu biaya yang timbul bilamana
persediaan tidak mencukupi adanya
permintaan bahan
Biaya kekurangan bahan terdiri dari:
•
•
•
•
•
•
•
•

Kehilangan penjualan
Kehilangan langganan
Biaya pemesanan khusus
Biaya ekspedisi
Selisih harga
Terganggunya operasi
Tambahan pengeluaran manajerial
dsb
Model Economic Order Quantity
(EOQ)
Digunakan untuk menentukan pesanan
persediaan yang meminimumkan biaya
langsung penyimpanan persediaan dan
biaya kebalikannya (inverse cost)
pemesanan persediaan.
Biaya

B.Total (TC=H.Q/2 + S.D/Q)

B.penyimpanan (H.Q/2)

B.pemesanan (S.D/Q)

o

EOQ

Kuantitas (Q)
Hubungan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan
Rumusan EOQ yang biasa digunakan
EOQ =

2SD
H

dimana:
D = Penggunaan atau permintaan yang
diperkirakan per priode waktu
S = Biaya pemesanan (persiapan pesanan
dan penyiapan mesin) per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Model EOQ diatas dapat diterapkan dengan
ketentuan:

• Permintaan produk konstan, seragam dan
diketahui (deterministik)
• Harga per unit produk adalah konstan
• Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah
konstan
• Biaya pesanan perpesanan (S) adalah konstan
• Waktu antara pesanan dilakukan dan barangbarang diterima (lead time, L) adalah konstan
• Tidak terjadi kekurangan barang “back orders”
Karena permintaan akan produk adalah konstan
dan seragam, grafik tingkat persediaan dari
waktu ke waktu berbentuk seperti gambar
berikut yang menyebabkan mengapa EOQ
sering disebut model “continuous”. Q adalah
jumlah yang dipesan ketika persediaan
mencapai titik pemesanan kembali (reorder
point, R), d adalah tingkat permintaan atau
penggunaan per hari, dan L adalah lead time
Tingkat
Persediaan
(unit)
Pesanan
diterima

Q

Pesanan
dilakukan

R

d

Reorder
Point

EOQ
R=dL

L

L

Waktu

Tingkat persediaan versus waktu bagi EOQ
Contoh:
Pak Bagus adalah agen pembelian suatu perusahaan
manufakturing besar. Dia sedang melakukan
negosiasi suatu komponen yang digunakan dalam
sebagian besar produk yang diproduksi perusahaan.
Permintaan komponen tersebut 250.000 unit per 250
hari kerja per tahun. Permintaan konstan dan
seragam. Biaya penyimpanan Rp 50,- per komponen
per tahun. Biaya pemesanan Rp35.000 per order.
Penyedia (supplier) memerlukan waktu 2 minggu (10
hari kerja) untuk pengiriman. Tentukan: (a) Titik
pemesanan kembali (kuantitas di mana pesanan
harus dilakukan; (b) EOQ; (c) Biaya persediaan 3.1
Figure
tahunan total pada EOQ
Jawab:
(a)
Permintaan
per hari (d)

D
=

250.000
=

jlh hari kerja

250
= 1.000 unit

Lead time (L) = 10 hari kerja
R = dL = 10(1000) = 10.000
jika persediaan tinggal 10.000 unit, maka
pemesanan akan dilakukan sebesar EOQ,
yang ditentukan dalam (b)
(b)

EOQ =

(c) TC = H

TC = 50

2SD
H
Q

=

+S

2

18.708
2

2(35.000 X 250.000)
50
= 18.708 unit
D
Q
+ 35.000

250.000
18.708

= 467.700 + 467.700 = Rp 935.400
EOQ dengan “back orders”
Sering perusahaan dapat, dan mengalami
kekurangan persediaan tanpa kehilangan
penjualan selama periode kehabisan persediaan
(out-of-stock). Jika barang disuplai terlambat ke
pesanan-pesanan di waktu lalu, “backordering”
persediaan. Jika biaya backordering besarnya
proporsional dengan kuantitas unit dan waktu
barang-barang dipesan kembali, model sederhana
dapat digunakan untuk menentukan EOQ
Beberapa ketentuan “backordering”
• Waktu (t1) dimana ada surplus persediaan (I)
• Waktu (t2) dimana ada kekurangan persediaan (QI)
• Setiap siklus memerlukan waktu sama (tc)
• Biaya backordering per unit per tahun adalah
konstan (B, Rp / unit / tahun)
• Backorder dan persediaan dipenuhi secara
bersamaan
Rumus EOQ nya:
2SD
H+B
Q =
H
B
Rumusan surplus persediaan:
2SD
B
I =
H
H+B
Rumusan biaya persediaan tahunan total:
I2
D
(Q-I)2
TC = H
+S
+B
2Q
Q
2Q
Persediaan
(unit)

I

I

Q

Q-I
Backorder
(unit)

Satu
siklus

t1

t2

tC

Tingkat persediaan versus waktu dengan “backorder”
Contoh:
Seorang tenaga penjualan telah menginformasikan
kepada departemen pengawasan persediaan suatu
perusahaan bahwa para langganan produk tertentu
tidak berkeberatan menunggu pengiriman barang bila
diberikan potongan ketika harus menunggu. Tenaga
penjualan tersebut memperkirakan bahwa biaya
backordering Rp 150 perunit / pertahun;
D = 250.000 unit/tahun; H = Rp 50,- / unit / tahun;
S = Rp 35.000 / order. Tentukan:
1. EOQ
2. Jumlah order (siklus) per tahun
3. Jumlah yang dipesan kembali (Q-I)
Figure 3.2
4. Biaya tahunan total & bandingkan dg sebelumnya
1.

Q=
Q=

2SD

H+B

H

B

2(35.000)(250.000)
50

Q = 18.708 (1,1547) = 21.602 unit

2.

Jumlah order (siklus) per tahun = D/Q:
D
Q

=

250.000
21.602

= 11,57

50+150
150
3. Jumlah yang dipesan kembali = Q-I:
2SD
B
I=
H
H+B
2(35.000)(250.000)
150
I=
50
50+150
I = 18.708 (0,866) = 16.202 unit
Backorder = 21.602 – 16.202 = 5.400 unit
4.
I2
D
(Q-I)2
TC = H
+S
+B
2Q
Q
2Q
16.2022
5.4002
= 50
+ 35.000(11,57)+ 150
2(21.602)
2(21602)
= 303.796+404.950+101.240= Rp 809.987,-
Kuantitas pesanan dengan kekurangan persediaan
(21.602) adalah lebih besar daripada tanpa
kekurangan (18.798), pada bagian 1 contoh tadi
konsekuensinya, jumlah siklus pertahun lebih kecil
(11,57 dibanding 13,36). Biaya total dengan adanya
backorder lebih kecil secara berarti (809.987
dibanding 935.400). Jadi, akan cukup ekonomis bagi
perusahaan untuk menawarkan potongan kepada
para langganan bila mereka bersedia menunggu
pengiriman yang lebih lambat.
EOQ dengan Tingkat Produksi terbatas
(Finite Production Rate)
Disini persediaan tidak dipenuhi langsung semua
namun secara bertahap. Kuantitas pesanan tidak
diterima dalam jumlah besar, tetapi lebih kecil sejalan
dengan kemajuan produksi. Produk-produk yang
dibeli atau diproduksi sendiri mempunyai tingkat
produksi (p) yang relatif lebih besar dari tingkat
permintaan (d).
Persediaan
(unit)
Diproduksi dan
Digunakan (p - d)
Hanya
Digunakan
(d)

Jika semua
Q Langsung
diterima

I

Persediaan
I maksimum
R

tp

L

L

Waktu

Kuantitas persediaan dengan tingkat produksi terbatas
Anggapan-anggapan dan istilah model ini
yang berbeda dari model dasar antara lain:
• Kuantitas pesanan tidak dipenuhi semuanya pada
saat yang sama tetapi tersedia pada tingkat produksi
atau pemenuhan konstan (p)
• Tingkat permintaan (d) besarnya relatif terhadap
tingkat produksi
• Selama produksi dilakukan (tp), tkt pemenuhan
persediaan adalah sama dengan tingkat produksi
dikurangi tingkat permintaan (p-d)
• Selama Q unit diproduksi, besarnya tingkat
persediaan maksimum kurang dari Q karena
penggunaan selama pemenuhan
Rumusan EOQ nya:
Q=

2SD

P

H

p-d

Sedangkan rumusan biaya persediaan total:
TC = H

Q

p-d

2

p

+S

D
Q
Contoh:
Sebuah perusahaan yang memproduksi kalkulator elektronik
akan memperbaiki pengawasan terhadap persediaan plastik
yang digunakan semua model kalkulator. Perusahaan
memproduksi 500 kalkulator per hari selama 250 hari kerja
setahun. Departemen pencetak plastik mempunyai tingkat
produksi 1.000 unit per hari. Biaya penyimpanan per unit Rp
500,- per tahun, sedangkan biaya penyiapan mesin Rp
80.000,-. Tentukan:
1. EOQ
2. Biaya persediaan total per tahun
3. Lamanya produksi berjalan (tp)
4. Tingkat persediaan maksimum (I)
5. bandingkan hasil 1 dan 2 dengan hasil menggunakan
model EOQ dasar
1.

D = d(jumlah hari kerja) = 500(250) = 125.000
Q=

2(80.000)(125.000)

1.000

500

1.000 – 500

= 6.324,56 (1,414) = 8.944,28 unit

2.

TC = 500

8.944,28
2

1.000 – 500
1.000

+ 80.000

= 1.118.035 + 1.118.033 = Rp 2.236.068

125.000
8.944,28
3. Q = p.tp
tp =

Q
p

=

8.944,28
1.000

= 8,944 hari

4. I = Q – d.tp = p.tp – d.tp = (p-d)tp = (1.000 – 500)8,944
= 4.472 unit
5.

EOQ dasar =

2(80.000)(125.000)
500

= 6.324,56
Kuantitas pesanan lebih rendah bila tingkat produksi terbatas
diabaikan. Anggap bahwa hasil 1 dan 2 adalah valid, biaya total
nyata dengan menggunakan EOQ dasar adalah:
6.324,56
TC = 500

125.000
. + 80.000

2

6.324,56

= 1.581.140 + 1.581.138 = Rp 3.162.278,3.162.278 – 2.236.068
Error =

= 0,41 atau 41%
2.236.068
Model-model Potongan Kuantitas
Model-model sebelumnya tidak memperhatikan
kemungkinan bahwa potongan kuantitas (quantity discount)
atau harga per unit lebih rendah mungkin diberikan jika
perusahaan membeli dalam kuantitas yang lebih besar. Pada
umumnya tidak ada rumusan sederhana untuk meme cahkan
masalah EOQ jika potongan diberikan. Ada bebera pa
algorithma umum yang dapat digunakan jika potongan
kuantitas diberikan. Karena harga bervariasi dengan jumlah
yang dipesan, fungsi biaya total paling sedikit mencakup 3
macam biaya: penyimpanan, pemesanan dan pembelian.
Dengan C sama dengan harga pembelian, fungsi biaya total
sekarang:
Q
TC = DC + H

D
+S

2

Q

Hubungan antara harga (C) dan kuantitas (Q)
biasanya diberikan dalam suatu tabel / skedul.
Konsekuensinya, biasanya tidak ada fungsi
matematik sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara C dan Q. oleh sebab itu,
sering diperlukan pencarian yang sistematik untuk
menentukan kuantitas pesanan yang paling baik.
Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan
merupakan suatu persentase dari harga
Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga
kepada langganan pada kuantitas yang berbeda-beda dan
biaya penyimpanan per unit (h) adalah 22% dari harga.
Prosedur untuk menemukan EOQ dalam kasus ini:
• Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ feasible
(yaitu,mungkin pada harga itu), ini berarti merupakan
kuantitas pesanan yang optimal. Perhitungan lebih lanjut
tidak diperlukan
• Jika EOQ tidak feasible (yaitu, tidak mungkin pada harga itu),
hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasible pada
harga itu.
• Kemudian hitung EOQ untuk harga terendah berikutnya
(kedua). Jika EOQ feasible hitung biaya totalnya. Kuantitas
optimal adalah salah satu dari kuantitas yang telah dihitung
yang mempunyai biaya terendah. Jika EOQ kedua tidak
feasible,
Example 3.1 ulangi langkah 2 & 3 sampai EOQ yg feasible
ditemukan.
Contoh:
Perusahaan “Bagus” membeli komponen XY untuk produk G
dari supplier yang memberikan potongan kuantitas. Permintaan
produk G setiap tahun 100.000 unit. Setiap produk G
memerlukan satu komponen XY. Biaya penyimpanan per unit
20% per Rp/tahun dan biaya pemesanan Rp 35,- per pesanan
(order). Kuantitas pesanan, harga dan biaya penyimpanan per
unit sbb:
Kuantitas
(unit)

Harga C
(Rp/unit)

B. Penyimpanan
H=hC=0,2C
(Rp/unit/tahun)

<
2.000
2,20
0,44
2.000 – 3.999
2,00
0,40
1,80
0,36
4.000 – 7.999
>
7.999
1,70
0,34
Dari informasi diatas tentukan kuantitas pesanan yang
optimal dan biaya total minimal.
Jawab:
Langkah I: Hitung EOQ pada harga terendah
EOQ =

2(100.000)(35)
0,34

= 4.472,13

EOQ ini tidak feasible karena harga Rp 1,70 hanya berlaku untuk
kuantitas lebih dari 7.999 unit.
Langkah II: Hitung biaya total pada kuantitas terendah yang
feasible
Q
D
TC = DC +
+S
2
Q
= 100.000(1,70) + 0,34

8.000
2

+ 35

100.000
8.000

= 170.000 + 1.360 + 437,50 = Rp 171.797,50
Langkah III: Hitung EOQ pada harga terendah berikutnya
EOQ =

2(100.000)(35)
0,36

EOQ ini feasible
TC = 100.000(1,80) + 0,36

= 4.409,59

4.409,59
2

= 180.000 + 793,72 + 793,72
= Rp 181.587,44

+ 35

100.000
4.409,59
Karena telah ditemukan EOQ yang feasible pada
harga Rp 1,80, maka tidak diperlukan perhitungan
EOQ lebih lanjut atau biaya total pada harga-harga
yang lebih tinggi. Ini karena perhitungan dengan
harga-harga yang lebih tinggi (yaitu Rp 2,00 dan Rp
2,20) akan menghasilkan biaya total yang lebih tinggi.
Jadi, kuantitas pesanan optimal dengan biaya yang
minimal adalah 8.000 unit dengan biaya total Rp
171.797,50 pada harga Rp 1,70 per unit, yang lebih
rendah daripada EOQ hasil perhitungan langkah III
Potongan Kuantitas dengan Biaya Penyimpanan
Tertentu
Jika biaya pemesanan per unit tidak dinyatakan
dalam persentase dari harga pembelian tetapi
bervariasi sesuai ketentuan, pencarian kuantitas
pesanan yang optimal memerlukan perhitungan
seluruh biaya minimum feasible. Prosedur yang
digunakan adalah sebagai berikut:
• Hitung biaya total untuk setiap harga dan biaya
penyimpanan pada EOQ yang feasible
• Jika EOQ tidak feasible hitung biaya total pada
kuantitas terendah yang feasible
• Kuantitas pesanan yang optimal adalah EOQ yang
menghasilkan total biaya minimum
Contoh:
Perusahaan karpet “Bagus” memesan karet nylon untuk
produksinya. Permintaan tahunan untuk karet tersebut
sebesar 500.000 lembar(lb). Biaya pemesanan Rp 35,- per
pesanan. Biaya penyimpanan bervariasi tergantung pada
harga dan volume phisik seperti yang ditunjukkan tabel
berikut ini:
Kuantitas, Harga dan Biaya Penyimpanan

Kuantitas (lb)

Harga, C
Rp/lb)

B. Penyimpanan
(Rp/lb/tahun)

<
40.000
40.000 – 79.999
80.000 – 119.999
>
119.999

0,60
0,50
0,48
0,46

0,16
0,15
0,14
0,14

Dari informasi di atas tentukan kuantitas pesanan
Yang optimal
EOQ dan Biaya Total terendah
Kuantitas
(lb)

Harga, C
(Rp/lb)

14.790
40.000
80.000
120.000

0,60
0,50
0,48
0,46

EOQ pada C (lb)
14.790 (feasible)
15.275 (tdk feasible)
15.811 (tdk feasible)
15,811 (tdk feasible)

Biaya Total
Rp 302.366,43
253.437,50
245.818,75
238.545,83

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kuantitas
dengan biaya terendah adalah sebesar 120.000 lb
Model-Model Persediaan Stokastik
Pada model ini parameter-parameter merupakan nilainilai yang tidak pasti, satu atau lebih para meter dapat
merupakan variabel-variabel acak:
1. Permintaan tahunan (D)
2. Permintaan harian (d)
3. Lead time (L)
4. Biaya penyimpanan (H)
5. Biaya pemesanan (S)
6. Biaya kehabisan persediaan atau chortage
(stockout cost (B)
7. Harga (C)
Untuk menghadapi permintaan yang bervariasi perusahaan biasanya
mempunyai tingkat persediaan tertentu sebagai pengaman yang
disebut safety atau buffer stocks. Safety stocks nini menyediakan
sejumlah persediaan selama lead time.
Kuantitas
(unit
Persediaan
teoritik

Titik peme
sanan kem
bali persediaan peng
aman

Persediaan
nyata

Waktu

L1

L2

L3

Berbagai variasi permintaan harian (d) dan lead time (L)
EOQ dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead
Time
Tujuannya menentukan besarnya persediaan pengaman
(safety stocks) untuk meminimumkan biaya kehabisan bahan
(expected costs of shortages) dan biaya penyimpanan
persediaan pengaman (holding safety stock), dimana:
E(MHC)=E(MSC)
E(MHC) adalah Expected marginal holding cost (biaya
penyimpanan tambahan yang diperkirakan) bila sejumlah n
unit tambahan disimpan. E(MSC) adalah expected marginal
shortage cost (biaya tambahan karena kehabisan bahan yang
diperkira-kan) bila sejumlah n unit diminta tetapi tidak tersedia
dalam persediaan. Karena persediaan pengaman disimpan
sepanjang tahun, probabilitas penyimpanan unit terakhir = 1
Jadi, E(MHC) = I(MHC) = H. Kehabisan persediaan akan terjadi
jika permintaan selama lead time (dL) lebih besar dari titik
pemesanan kembali R. Sehingga, E(MSC) penyimpanan R unit
pada waktu pemesanan kembali adalah sama dengan P(dL>R)
(MSC). Hal ini menghasilkan:
H = P(dL>R)(MSC) = {1-P(dL ≤ R)} (MSC)
Biaya penyimpanan marginal setiap tambahan unit dalam
persediaan pengaman untuk satu tahun adalah konstan dan
sama dengan H (Rp/unit/tahun). Biaya kehabisan persediaan
marginal juga konstan dan sama dengan biaya kehabisan
persediaan B (Rp/unit) kali jumlah kekurangan bahan yang
terjadi dalam satu tahun (D/Q), yaitu:
D
Biaya kehabisan bahan marginal tahunan = B
Q
Rumusan probailitasnya:
P(dL ≤ R) = 1 –
B

H
D
Q

Biaya persediaan total yang diperkirakan (Expected
total cost):
E(TC) = biaya penyimpanan + biaya pemesanan +
E (biaya kehabisan persediaan)
=H

Q
2

+ n +S

D
Q

+B

D
Q

∞
Σ
i=n+1

P(dL=Ri)Ui
Contoh:
Sebuah perusahaan elektronik mensuplai
kontraktor kontraktor dengan 1.000 unit
komponen listrik X. Permintaan tahunan untuk
komponen tersebut 16.000 per 250 hari kerja.
Biaya penyimpanan per tahun Rp 12,- per unit.
Biaya kehabisan Rp 1,- per unit. Biaya
pemesanan Rp 60,- per pesanan dan
memerlukan 10 hari untuk pengiriman.
Permintaan pada waktu yang lalu selama lead
time sbb:
Permintaan Selama Lead Time
Jumlah yang
diminta (Ri)

Frekuensi pada
waktu yang lalu

Probabilitas
P(dL = Ri)

Kumulatif Pi
P(dL < Ri)

0
5
0,05
0,05
150
10
0,10
0,15
10
0,10
0,25
300
15
0,15
0,40
450
25
0,25
0,65
600
0,15
15
0,80
750
0,10
900
10
0,90
0,10
1.050
10
1,00
Dari informasi diatas tentukan:
a. EOQ jumlah pesanan per tahun, permintaan rata-rata per
hari dan kuantitas reorder
b. Persediaan pengaman optimal (n)
c. Biaya total yang diperkirakan minimum
Jawab:
a.
Q=

2(60)(16.000)
12

= 400

jumlah pesanan = D/Q = 16.000 : 400 = 40
b.

d = D/jumlah hari kerja = 16.000 : 250 = 64 unit/hari
Tentukan probabilitas optima P(dL ≤ R)
P(dL ≤ R) = 1 =1-

H
B(D/Q)
12
1(40)

= 0,70
Dari tabel diatas diketahui bahwa kuantitas dimana P(dL ≤ R) =
0,70 adalah 750 unit ini karena probabilitas perminta-an kurang
dari atau sama dengan 750 adalah 0,80 (yaitu P(dL ≤ 750) =
0,80). Persediaan pengaman yang optimal bukan = 750 unit
karena titik pemesanan kembali sebelumnya (640) termasuk
daqlam 750 unit tsb. Dengan demikian rata-rata selama lead
time = 640 unit, persediaan pengaman (n) adalah sebesar 110,
yaitu:
R = dL + n = 750
n = R – dL = 750 – 640 = 110
c.

Q

D ∞
+n +S +B
Σ P(dL = Ri) Ui
2
Q
Q i=n+1

E(TC) = H
E(TC) = 12

400
2

D

+ 110 + 60(40) + 40

∞
Σ
i=n+1

P(dL = Ri) Ui

Perhitungan biaya kehabisan persediaan yang
diperkirakan, n=110, dL=640, adalah sbb:
Kuantitas
(unit)

Kekurangan
kuantitas

Probabilitas
P(dL = Ri)

B(D/Q)
(Rp)

E(Shortage cost)
B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui}

640
750
900
1.050

0
0
150
300

0,25
0,15
0.10
0.10

40
40
40
40

0
0
600
1,200
1.800

E(TC) = 12

400
2

+ 110 + 60(40) +1.800

= 3.720 + 2.400 + 1.800 = Rp 7.920,-
Untuk membuktikan bahwa biaya total tersebut (Rp7.920)
adalah optimal, tabel-tabel sebelumnya menunjukkan biaya
total yang diperkirakan bila persediaan pengaman sebesar 0
dan 260.
Biaya kehabisan bahan yang diperkirakan, n=0, dL=640
Kuantitas
(unit)
ri

Kekurangan
Kuantitas
Ui

Probabilitas
P(dL = Ri)

B(D/Q)
(Rp)

E(Shortage cost)
B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui}

640
750
900
1.050

0
110
260
410

0,25
0,15
0.10
0.10

40
40
40
40

0
660
1.040
1,640
3.340

Biaya total yang diperkirakan bila n = 0 adalah
E(TC) = 12

400
2

+0 + 60(40) + 3.340 = Rp 8.140,-

Titik persamaan kembali: R = dL + n = 640 + 0 = 640
Biaya kehabisan bahan yang diperkirakan, n=260, dL=640
Kuantitas
(unit)
ri

Kekurangan
Kuantitas
Ui

Probabilitas
P(dL = Ri)

B(D/Q)
(Rp)

E(Shortage cost)
B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui}

640
750
900
1.050

0
0
0
150

0,25
0,15
0.10
0.10

40
40
40
40

0
0
0
600
600

Biaya total yang diperkirakan bila n = 0 adalah
400
E(TC) = 12

+ 260 + 60(40) + 600 = Rp 8.520,2

Titik persamaan kembali: R = dL + n = 640 + 260 = 900
Model-Model Persediaan Lainnya dalam
Praktek
Model Periode-Pesanan_Tetap (fixed-order-period).
Suatu model di mana pesanan-pesanan dilakukan
setiap periode. Kuantitas order mungkin bervariasi,
tetapi setiap periode (misal, 2 minggu atau bulan)
tingkat persediaan ditinjau kembali dan pesanan
dilakukan untuk mengisi persediaan optimal (Q). Model
ini penting karena banyak perusahaan membeli
komponen-komponen dengan basis periodik.
Tujuannya adalah untuk menentukan periode
peninjauan kembali optimal (T). Anggapan-anggapan
teoritik model kuantitas tetap (EOQ) dan model periode
tetap adalah sama.
Model Periode-Pesanan-Tetap (Teoritik)
Kuantitas

M

Q

Q
dL
Waktu
L

L
T

L
Gambar diatas menjelaskan tingkat persediaan teoritik sesuai
dengan berjalannya waktu. Dalam kasus teoritik, Q dipesan
swetiap waktu dan diterima tepat pada saat permintaan
selama lead time (dL) tepat = 0. waktu antar pesanan (T)
sama dengan kebalikan dari jumlah pesanan tiap tahun
(T=Q/D). M menunjukkan tingkat persediaan maksimum jika
permintaan selama lead time = 0 (dL=0).
Gambar berikut menunjukkan grafik persediaan yang lebih
mencerminkan “kenyataan”. Kuantitas pesanan bervariasi
menurut permintaan, dimana permintaan selama lead time
juga bervariasi. T dan M tetap konstan, dan Q besarnya
ditentukan selisih antara M dan persedia an yang ada di
tangan.
Kuantitas

M
Q

Q2
Q1

Q4

Q3

Q2
Q1

Q3
Q4

L

L

L
T

Waktu

T

L
T

Periode-Pesanan-Tetap (Kenyataan)
Untuk mendapatkan rumusan dalam bentuk T adalah melalui substi tusi
dari:
Q
1
D
Q
T =
atau
=
atau Q = TD atau D =
D
T
Q
T
Pernyataan biaya total sebagai fungsi T :
TC = H
Diketahui:
TC = H

Q
2

+ S

D
Q

Q = TD dan
TD
2

+

S

1
T

=

D
Q

, menghasilkan

T

Periode peninjauan kembali optimal T dibenarkan bila dTC/dQ=0
(yaitu, H/2 – SD/Q2 = 0) dan dTC2/d2Q > 0
Q=

2SD

D

H

Q

=

2SD
DH
2

T=

2S
DH
Pak Bagus, agen pembelian pada contoh pertama akan menentukan
waktu antar pesanan optimal bagi produk-produk yang dibeli dalam contoh
itu. Parameter-parameter: D = 250.000 unit per tahun; H = Rp50,/unit/tahun; S = Rp 35.000,- per order.
Tentukan:
a. Periode peninjauan kembali optimal (T)
b. Biaya total (TC)
c. Kuantitas pesanan tiap waktu (Q)
d. Bandingkan hasil-hasil ini dengan sebelumnya
e. Jika komponen-komponen dipesan tiap bulan, apakah akan
menaikkan biaya total?
Penyelesaian:
a. T =

2S

2(35.000)

=

= 0,074833

DH
250.000(50)
Pesanan dilakukan setiap 0,074833 tahun (0,898 bulan)

b. TC = H

TD
2

+

S
T

= 50

(0,074833)(250.000)
2

= 467.706 + 467.708 = Rp 935.414,-

+

35.000
0,074833
c. Q = TD = (0,074833)(250.000) = 18.708 unit
d. Kuantitas pesanan optimal dan biaya total identik dengan contoh
tadi, karena anggapan-anggapan teoritik kedua model sama
e.

TC = H
Jika

TD
2

+

S
T

T = 1/12 = 0,0833 (atau sekali sebulan)

TC = 50

(0,0833)(250.000)
2

+

35.000
0,0833

= 520.625 + 420.168 = Rp 940.793,Oleh sebab itu, persentase kenaikan:
%Δ=

940.793 – 935.414
940.793

= 0,00572 atau 0,57 %
Kebaikan-kebaikan sistem Periode-Pesanantetap: jika perusahaan memesan beberapa
komponen dari penyedia yang sama, misal:
perusahaan mungkin membeli 6(enam) macam
komponen yang berbeda dari pedagang yang
sama, dan konsekuensi-nya mungkin memesan
komponen setiap dua minggu. Dalam situasi
seperti ini, biaya pemesanan per jumlah
komponen dapat dikurangi cukup besar, dengan
demikian ada pengurangan tingkat persediaan
optimal dan biaya persediaan total semua
komponen yang dipesan dari pedagang tersebut.
Kelemahan-kelemahan: Pertama, laporan persediaan harus
dibuat terus menerus, atau persediaan harus dihitung setiap
periode. Kedua, bahwa persediaan dapat di bawah
permintaan selama lead time antar periode peninjauan
kembali. Oleh sebab itu, untuk menjamin kekurangan bahan
tidak terjadi, perlu lebih banyak persediaan pengaman atau
besi (safety stock). Tersedianya sistem persediaan dengan
komputer semakin luas telah mengatasi kelemahankelemahan sistem periode-tetap. Dalam kenyataannya, juga
dapat dijumpai penggunaan sistem campuran antara sistem
kuantitas-tetap dan periode tetap. Persediaan ditinjau kembali
secara periodik oleh komputer dan komponen-komponen
dipesan bila dibutuhkan. Juga, jika persediaan komponen
telah melewati titik pemesanan kembali, komputer akan
memberi “peringatan” kepada manajemen.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTYesica Adicondro
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen OperasionalFalanni Firyal Fawwaz
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of moneyPT Lion Air
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANFalanni Firyal Fawwaz
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Haidar Bashofi
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesAbu Tholib
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...turah11
 

La actualidad más candente (20)

Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 
Time value of money
Time value of moneyTime value of money
Time value of money
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan ProsesPerhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 

Destacado

(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)Mr.Mahmud
 
Proses Belajar Konsumen
Proses Belajar KonsumenProses Belajar Konsumen
Proses Belajar KonsumenJoe Dolby
 
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Haidar Bashofi
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenAl-waris Suarez
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointFarrelfebrinal
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanHabil Bunaiya
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplexBambang Kristiono
 
Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Ardhy Danu
 
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi Berganda
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi BergandaPerencanaan SDM: Korelasi dan Regresi Berganda
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi BergandaDadang Iskandar
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuanganpuput075
 
Inventory presentasi
Inventory presentasiInventory presentasi
Inventory presentasiTri Wahyono
 
Bab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanBab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanCkg Nizam
 
Inventory Management
Inventory ManagementInventory Management
Inventory Managementanoos
 
Strategic Management models and diagrams
Strategic Management models and diagramsStrategic Management models and diagrams
Strategic Management models and diagramshttp://www.drawpack.com
 

Destacado (20)

(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)
 
F027491499
F027491499F027491499
F027491499
 
Proses Belajar Konsumen
Proses Belajar KonsumenProses Belajar Konsumen
Proses Belajar Konsumen
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizen
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even PointAnalisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
Analisa operasional leverage dan financial leverage & Break Even Point
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
 
Anggaran penjualan
Anggaran penjualanAnggaran penjualan
Anggaran penjualan
 
Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)Analisa BEP (Matematika Bisnis)
Analisa BEP (Matematika Bisnis)
 
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi Berganda
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi BergandaPerencanaan SDM: Korelasi dan Regresi Berganda
Perencanaan SDM: Korelasi dan Regresi Berganda
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan6878583 manajemen-keuangan
6878583 manajemen-keuangan
 
Inventory presentasi
Inventory presentasiInventory presentasi
Inventory presentasi
 
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasionalRingkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
 
Bab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanBab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi Perniagaan
 
Inventory Management
Inventory ManagementInventory Management
Inventory Management
 
Strategic Management models and diagrams
Strategic Management models and diagramsStrategic Management models and diagrams
Strategic Management models and diagrams
 

Similar a JENIS PERSEDIAAN

TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdf
TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdfTM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdf
TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdfdodikprakoso2
 
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.ppt
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.pptPPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.ppt
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.pptapriliadwis
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanQuraeni Wardhany
 
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.ppt
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.pptBab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.ppt
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.pptridwaneffendi18
 
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptx
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptxPengelolaan persediaan - Pert. 5.pptx
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptxBeritaDunia3
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIffa Tabahati
 
MHS MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptx
MHS  MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptxMHS  MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptx
MHS MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptxNellyAgustini
 
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.ppt
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.pptPertemuan 8 Manajemen Persediaan.ppt
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.pptEmillioJosephine1
 
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptxHasrianiani7
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaanSimon Patabang
 
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi Wahyudi Yudi
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanR S
 
KOMPUTER AKUNTANSI.pptx
KOMPUTER AKUNTANSI.pptxKOMPUTER AKUNTANSI.pptx
KOMPUTER AKUNTANSI.pptximamhanapi4
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptMANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptAnnisaRohima1
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Dhoi' D
 

Similar a JENIS PERSEDIAAN (20)

TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdf
TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdfTM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdf
TM_13_-_INVENTORY_MANAGEMENT.pdf
 
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.ppt
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.pptPPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.ppt
PPT MANAJEMEN PERSEDIAAN-RV.ppt
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: Persediaan
 
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.ppt
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.pptBab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.ppt
Bab-2-Manajemen-Persediaan-Bisnis-Ritel.ppt
 
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptx
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptxPengelolaan persediaan - Pert. 5.pptx
Pengelolaan persediaan - Pert. 5.pptx
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
MHS MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptx
MHS  MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptxMHS  MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptx
MHS MANAJEMEN OPERASIONAL THP 2-2 AMIRULSYAH.pptx
 
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.ppt
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.pptPertemuan 8 Manajemen Persediaan.ppt
Pertemuan 8 Manajemen Persediaan.ppt
 
Pertemuan 10 mana. pers.perm dependen
Pertemuan 10 mana. pers.perm dependenPertemuan 10 mana. pers.perm dependen
Pertemuan 10 mana. pers.perm dependen
 
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan
 
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia Surakarta- Wahyudi
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
KOMPUTER AKUNTANSI.pptx
KOMPUTER AKUNTANSI.pptxKOMPUTER AKUNTANSI.pptx
KOMPUTER AKUNTANSI.pptx
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptMANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
 
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen PersediaanBab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen Persediaan
 
Job Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptxJob Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptx
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 

Último (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 

JENIS PERSEDIAAN

  • 1.
  • 2. Jenis-Jenis Persediaan 1. Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barangbarang berwujud seperti: baja, kayu, dan komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier dan/atau dibuat sendiri untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
  • 3. Jenis-Jenis Persediaan 2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased part/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk
  • 4. Jenis-Jenis Persediaan 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
  • 5. Jenis-Jenis Persediaan 4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barangbarang yang merupakan keluaran dari tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
  • 6. Jenis-Jenis Persediaan 5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
  • 7. Fungsi-Fungsi Persediaan Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan. Harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses transpormasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi
  • 8. Fungsi “Decoupling” Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan”(independence). Persediaan “decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier
  • 9. Fungsi “Economic Lot Sizing” Perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per-unit. Persediaan “lot size” ini perlu mempertimbangkan penghematan penghematan karena perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah yang lebih besar, dibanding biaya yang timbul karena besarnya persediaan (sewa gudang, investasi, resiko, dsb)
  • 10. Fungsi Antisipasi Perusahaan sering menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pengalaman atau data yg lalu, maka perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal inventori). Perusahaan juga sering mengalami ketidakpastian pengiriman dan permintaan barang, maka memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety inventories)
  • 11. Biaya-Biaya Persediaan Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost) terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar jika kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi
  • 12. • • • • • • • • Biaya penyimpanan terdiri dari: Biaya fasilitas penyimpanan (penerangan, pemanas, pendingin) Biaya modal / opportunity cost of capital Biaya keusangan Biaya penghitungan phisik dan laporan Biaya asuransi persediaan Pajak persediaan Biaya pencurian, pengrusakan Biaya penanganan persediaan dsb
  • 13. Biaya-Biaya Pemesanan Biaya pemesanan (order cost atau prosurement cost) yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan
  • 14. Biaya pemesanan terdiri dari: • • • • • • • • Pemerosesan pesanan dan ekspedisi Upah Biaya telephone Pengeluaran surat menyurat Biaya pengepakan dan penimbangan Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan Biaya pengiriman ke gudang Biaya hutang lancar, dsb.
  • 15. Biaya-Biaya Penyiapan Biaya penyiapan (manufacturing) adalah biaya yang dikeluarkan bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup cost) untuk memproduksi komponen tertentu
  • 16. Biaya penyiapan terdiri dari: • • • • • Biaya mesin-mesin menganggur Biaya persiapan tenaga kerja langsung Biaya scheduling Biaya ekspedisi dsb
  • 17. Biaya kehabisan/kekurangan bahan Biaya kekurangan bahan (shortage cost) yaitu biaya yang timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan
  • 18. Biaya kekurangan bahan terdiri dari: • • • • • • • • Kehilangan penjualan Kehilangan langganan Biaya pemesanan khusus Biaya ekspedisi Selisih harga Terganggunya operasi Tambahan pengeluaran manajerial dsb
  • 19. Model Economic Order Quantity (EOQ) Digunakan untuk menentukan pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan.
  • 20. Biaya B.Total (TC=H.Q/2 + S.D/Q) B.penyimpanan (H.Q/2) B.pemesanan (S.D/Q) o EOQ Kuantitas (Q) Hubungan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan
  • 21. Rumusan EOQ yang biasa digunakan EOQ = 2SD H dimana: D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per priode waktu S = Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
  • 22. Model EOQ diatas dapat diterapkan dengan ketentuan: • Permintaan produk konstan, seragam dan diketahui (deterministik) • Harga per unit produk adalah konstan • Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan • Biaya pesanan perpesanan (S) adalah konstan • Waktu antara pesanan dilakukan dan barangbarang diterima (lead time, L) adalah konstan • Tidak terjadi kekurangan barang “back orders”
  • 23. Karena permintaan akan produk adalah konstan dan seragam, grafik tingkat persediaan dari waktu ke waktu berbentuk seperti gambar berikut yang menyebabkan mengapa EOQ sering disebut model “continuous”. Q adalah jumlah yang dipesan ketika persediaan mencapai titik pemesanan kembali (reorder point, R), d adalah tingkat permintaan atau penggunaan per hari, dan L adalah lead time
  • 25. Contoh: Pak Bagus adalah agen pembelian suatu perusahaan manufakturing besar. Dia sedang melakukan negosiasi suatu komponen yang digunakan dalam sebagian besar produk yang diproduksi perusahaan. Permintaan komponen tersebut 250.000 unit per 250 hari kerja per tahun. Permintaan konstan dan seragam. Biaya penyimpanan Rp 50,- per komponen per tahun. Biaya pemesanan Rp35.000 per order. Penyedia (supplier) memerlukan waktu 2 minggu (10 hari kerja) untuk pengiriman. Tentukan: (a) Titik pemesanan kembali (kuantitas di mana pesanan harus dilakukan; (b) EOQ; (c) Biaya persediaan 3.1 Figure tahunan total pada EOQ
  • 26. Jawab: (a) Permintaan per hari (d) D = 250.000 = jlh hari kerja 250 = 1.000 unit Lead time (L) = 10 hari kerja R = dL = 10(1000) = 10.000 jika persediaan tinggal 10.000 unit, maka pemesanan akan dilakukan sebesar EOQ, yang ditentukan dalam (b)
  • 27. (b) EOQ = (c) TC = H TC = 50 2SD H Q = +S 2 18.708 2 2(35.000 X 250.000) 50 = 18.708 unit D Q + 35.000 250.000 18.708 = 467.700 + 467.700 = Rp 935.400
  • 28. EOQ dengan “back orders” Sering perusahaan dapat, dan mengalami kekurangan persediaan tanpa kehilangan penjualan selama periode kehabisan persediaan (out-of-stock). Jika barang disuplai terlambat ke pesanan-pesanan di waktu lalu, “backordering” persediaan. Jika biaya backordering besarnya proporsional dengan kuantitas unit dan waktu barang-barang dipesan kembali, model sederhana dapat digunakan untuk menentukan EOQ
  • 29. Beberapa ketentuan “backordering” • Waktu (t1) dimana ada surplus persediaan (I) • Waktu (t2) dimana ada kekurangan persediaan (QI) • Setiap siklus memerlukan waktu sama (tc) • Biaya backordering per unit per tahun adalah konstan (B, Rp / unit / tahun) • Backorder dan persediaan dipenuhi secara bersamaan
  • 30. Rumus EOQ nya: 2SD H+B Q = H B Rumusan surplus persediaan: 2SD B I = H H+B Rumusan biaya persediaan tahunan total: I2 D (Q-I)2 TC = H +S +B 2Q Q 2Q
  • 32. Contoh: Seorang tenaga penjualan telah menginformasikan kepada departemen pengawasan persediaan suatu perusahaan bahwa para langganan produk tertentu tidak berkeberatan menunggu pengiriman barang bila diberikan potongan ketika harus menunggu. Tenaga penjualan tersebut memperkirakan bahwa biaya backordering Rp 150 perunit / pertahun; D = 250.000 unit/tahun; H = Rp 50,- / unit / tahun; S = Rp 35.000 / order. Tentukan: 1. EOQ 2. Jumlah order (siklus) per tahun 3. Jumlah yang dipesan kembali (Q-I) Figure 3.2 4. Biaya tahunan total & bandingkan dg sebelumnya
  • 33. 1. Q= Q= 2SD H+B H B 2(35.000)(250.000) 50 Q = 18.708 (1,1547) = 21.602 unit 2. Jumlah order (siklus) per tahun = D/Q: D Q = 250.000 21.602 = 11,57 50+150 150
  • 34. 3. Jumlah yang dipesan kembali = Q-I: 2SD B I= H H+B 2(35.000)(250.000) 150 I= 50 50+150 I = 18.708 (0,866) = 16.202 unit Backorder = 21.602 – 16.202 = 5.400 unit 4. I2 D (Q-I)2 TC = H +S +B 2Q Q 2Q 16.2022 5.4002 = 50 + 35.000(11,57)+ 150 2(21.602) 2(21602) = 303.796+404.950+101.240= Rp 809.987,-
  • 35. Kuantitas pesanan dengan kekurangan persediaan (21.602) adalah lebih besar daripada tanpa kekurangan (18.798), pada bagian 1 contoh tadi konsekuensinya, jumlah siklus pertahun lebih kecil (11,57 dibanding 13,36). Biaya total dengan adanya backorder lebih kecil secara berarti (809.987 dibanding 935.400). Jadi, akan cukup ekonomis bagi perusahaan untuk menawarkan potongan kepada para langganan bila mereka bersedia menunggu pengiriman yang lebih lambat.
  • 36. EOQ dengan Tingkat Produksi terbatas (Finite Production Rate) Disini persediaan tidak dipenuhi langsung semua namun secara bertahap. Kuantitas pesanan tidak diterima dalam jumlah besar, tetapi lebih kecil sejalan dengan kemajuan produksi. Produk-produk yang dibeli atau diproduksi sendiri mempunyai tingkat produksi (p) yang relatif lebih besar dari tingkat permintaan (d).
  • 37. Persediaan (unit) Diproduksi dan Digunakan (p - d) Hanya Digunakan (d) Jika semua Q Langsung diterima I Persediaan I maksimum R tp L L Waktu Kuantitas persediaan dengan tingkat produksi terbatas
  • 38. Anggapan-anggapan dan istilah model ini yang berbeda dari model dasar antara lain: • Kuantitas pesanan tidak dipenuhi semuanya pada saat yang sama tetapi tersedia pada tingkat produksi atau pemenuhan konstan (p) • Tingkat permintaan (d) besarnya relatif terhadap tingkat produksi • Selama produksi dilakukan (tp), tkt pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan (p-d) • Selama Q unit diproduksi, besarnya tingkat persediaan maksimum kurang dari Q karena penggunaan selama pemenuhan
  • 39. Rumusan EOQ nya: Q= 2SD P H p-d Sedangkan rumusan biaya persediaan total: TC = H Q p-d 2 p +S D Q
  • 40. Contoh: Sebuah perusahaan yang memproduksi kalkulator elektronik akan memperbaiki pengawasan terhadap persediaan plastik yang digunakan semua model kalkulator. Perusahaan memproduksi 500 kalkulator per hari selama 250 hari kerja setahun. Departemen pencetak plastik mempunyai tingkat produksi 1.000 unit per hari. Biaya penyimpanan per unit Rp 500,- per tahun, sedangkan biaya penyiapan mesin Rp 80.000,-. Tentukan: 1. EOQ 2. Biaya persediaan total per tahun 3. Lamanya produksi berjalan (tp) 4. Tingkat persediaan maksimum (I) 5. bandingkan hasil 1 dan 2 dengan hasil menggunakan model EOQ dasar
  • 41. 1. D = d(jumlah hari kerja) = 500(250) = 125.000 Q= 2(80.000)(125.000) 1.000 500 1.000 – 500 = 6.324,56 (1,414) = 8.944,28 unit 2. TC = 500 8.944,28 2 1.000 – 500 1.000 + 80.000 = 1.118.035 + 1.118.033 = Rp 2.236.068 125.000 8.944,28
  • 42. 3. Q = p.tp tp = Q p = 8.944,28 1.000 = 8,944 hari 4. I = Q – d.tp = p.tp – d.tp = (p-d)tp = (1.000 – 500)8,944 = 4.472 unit 5. EOQ dasar = 2(80.000)(125.000) 500 = 6.324,56
  • 43. Kuantitas pesanan lebih rendah bila tingkat produksi terbatas diabaikan. Anggap bahwa hasil 1 dan 2 adalah valid, biaya total nyata dengan menggunakan EOQ dasar adalah: 6.324,56 TC = 500 125.000 . + 80.000 2 6.324,56 = 1.581.140 + 1.581.138 = Rp 3.162.278,3.162.278 – 2.236.068 Error = = 0,41 atau 41% 2.236.068
  • 44. Model-model Potongan Kuantitas Model-model sebelumnya tidak memperhatikan kemungkinan bahwa potongan kuantitas (quantity discount) atau harga per unit lebih rendah mungkin diberikan jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang lebih besar. Pada umumnya tidak ada rumusan sederhana untuk meme cahkan masalah EOQ jika potongan diberikan. Ada bebera pa algorithma umum yang dapat digunakan jika potongan kuantitas diberikan. Karena harga bervariasi dengan jumlah yang dipesan, fungsi biaya total paling sedikit mencakup 3 macam biaya: penyimpanan, pemesanan dan pembelian. Dengan C sama dengan harga pembelian, fungsi biaya total sekarang:
  • 45. Q TC = DC + H D +S 2 Q Hubungan antara harga (C) dan kuantitas (Q) biasanya diberikan dalam suatu tabel / skedul. Konsekuensinya, biasanya tidak ada fungsi matematik sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara C dan Q. oleh sebab itu, sering diperlukan pencarian yang sistematik untuk menentukan kuantitas pesanan yang paling baik.
  • 46. Potongan kuantitas dengan biaya penyimpanan merupakan suatu persentase dari harga Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada langganan pada kuantitas yang berbeda-beda dan biaya penyimpanan per unit (h) adalah 22% dari harga. Prosedur untuk menemukan EOQ dalam kasus ini: • Hitung EOQ pada harga terendah. Bila EOQ feasible (yaitu,mungkin pada harga itu), ini berarti merupakan kuantitas pesanan yang optimal. Perhitungan lebih lanjut tidak diperlukan • Jika EOQ tidak feasible (yaitu, tidak mungkin pada harga itu), hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasible pada harga itu. • Kemudian hitung EOQ untuk harga terendah berikutnya (kedua). Jika EOQ feasible hitung biaya totalnya. Kuantitas optimal adalah salah satu dari kuantitas yang telah dihitung yang mempunyai biaya terendah. Jika EOQ kedua tidak feasible, Example 3.1 ulangi langkah 2 & 3 sampai EOQ yg feasible ditemukan.
  • 47. Contoh: Perusahaan “Bagus” membeli komponen XY untuk produk G dari supplier yang memberikan potongan kuantitas. Permintaan produk G setiap tahun 100.000 unit. Setiap produk G memerlukan satu komponen XY. Biaya penyimpanan per unit 20% per Rp/tahun dan biaya pemesanan Rp 35,- per pesanan (order). Kuantitas pesanan, harga dan biaya penyimpanan per unit sbb: Kuantitas (unit) Harga C (Rp/unit) B. Penyimpanan H=hC=0,2C (Rp/unit/tahun) < 2.000 2,20 0,44 2.000 – 3.999 2,00 0,40 1,80 0,36 4.000 – 7.999 > 7.999 1,70 0,34 Dari informasi diatas tentukan kuantitas pesanan yang optimal dan biaya total minimal.
  • 48. Jawab: Langkah I: Hitung EOQ pada harga terendah EOQ = 2(100.000)(35) 0,34 = 4.472,13 EOQ ini tidak feasible karena harga Rp 1,70 hanya berlaku untuk kuantitas lebih dari 7.999 unit. Langkah II: Hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasible Q D TC = DC + +S 2 Q = 100.000(1,70) + 0,34 8.000 2 + 35 100.000 8.000 = 170.000 + 1.360 + 437,50 = Rp 171.797,50
  • 49. Langkah III: Hitung EOQ pada harga terendah berikutnya EOQ = 2(100.000)(35) 0,36 EOQ ini feasible TC = 100.000(1,80) + 0,36 = 4.409,59 4.409,59 2 = 180.000 + 793,72 + 793,72 = Rp 181.587,44 + 35 100.000 4.409,59
  • 50. Karena telah ditemukan EOQ yang feasible pada harga Rp 1,80, maka tidak diperlukan perhitungan EOQ lebih lanjut atau biaya total pada harga-harga yang lebih tinggi. Ini karena perhitungan dengan harga-harga yang lebih tinggi (yaitu Rp 2,00 dan Rp 2,20) akan menghasilkan biaya total yang lebih tinggi. Jadi, kuantitas pesanan optimal dengan biaya yang minimal adalah 8.000 unit dengan biaya total Rp 171.797,50 pada harga Rp 1,70 per unit, yang lebih rendah daripada EOQ hasil perhitungan langkah III
  • 51. Potongan Kuantitas dengan Biaya Penyimpanan Tertentu Jika biaya pemesanan per unit tidak dinyatakan dalam persentase dari harga pembelian tetapi bervariasi sesuai ketentuan, pencarian kuantitas pesanan yang optimal memerlukan perhitungan seluruh biaya minimum feasible. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut: • Hitung biaya total untuk setiap harga dan biaya penyimpanan pada EOQ yang feasible • Jika EOQ tidak feasible hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasible • Kuantitas pesanan yang optimal adalah EOQ yang menghasilkan total biaya minimum
  • 52. Contoh: Perusahaan karpet “Bagus” memesan karet nylon untuk produksinya. Permintaan tahunan untuk karet tersebut sebesar 500.000 lembar(lb). Biaya pemesanan Rp 35,- per pesanan. Biaya penyimpanan bervariasi tergantung pada harga dan volume phisik seperti yang ditunjukkan tabel berikut ini: Kuantitas, Harga dan Biaya Penyimpanan Kuantitas (lb) Harga, C Rp/lb) B. Penyimpanan (Rp/lb/tahun) < 40.000 40.000 – 79.999 80.000 – 119.999 > 119.999 0,60 0,50 0,48 0,46 0,16 0,15 0,14 0,14 Dari informasi di atas tentukan kuantitas pesanan Yang optimal
  • 53. EOQ dan Biaya Total terendah Kuantitas (lb) Harga, C (Rp/lb) 14.790 40.000 80.000 120.000 0,60 0,50 0,48 0,46 EOQ pada C (lb) 14.790 (feasible) 15.275 (tdk feasible) 15.811 (tdk feasible) 15,811 (tdk feasible) Biaya Total Rp 302.366,43 253.437,50 245.818,75 238.545,83 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kuantitas dengan biaya terendah adalah sebesar 120.000 lb
  • 54. Model-Model Persediaan Stokastik Pada model ini parameter-parameter merupakan nilainilai yang tidak pasti, satu atau lebih para meter dapat merupakan variabel-variabel acak: 1. Permintaan tahunan (D) 2. Permintaan harian (d) 3. Lead time (L) 4. Biaya penyimpanan (H) 5. Biaya pemesanan (S) 6. Biaya kehabisan persediaan atau chortage (stockout cost (B) 7. Harga (C)
  • 55. Untuk menghadapi permintaan yang bervariasi perusahaan biasanya mempunyai tingkat persediaan tertentu sebagai pengaman yang disebut safety atau buffer stocks. Safety stocks nini menyediakan sejumlah persediaan selama lead time. Kuantitas (unit Persediaan teoritik Titik peme sanan kem bali persediaan peng aman Persediaan nyata Waktu L1 L2 L3 Berbagai variasi permintaan harian (d) dan lead time (L)
  • 56. EOQ dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead Time Tujuannya menentukan besarnya persediaan pengaman (safety stocks) untuk meminimumkan biaya kehabisan bahan (expected costs of shortages) dan biaya penyimpanan persediaan pengaman (holding safety stock), dimana: E(MHC)=E(MSC) E(MHC) adalah Expected marginal holding cost (biaya penyimpanan tambahan yang diperkirakan) bila sejumlah n unit tambahan disimpan. E(MSC) adalah expected marginal shortage cost (biaya tambahan karena kehabisan bahan yang diperkira-kan) bila sejumlah n unit diminta tetapi tidak tersedia dalam persediaan. Karena persediaan pengaman disimpan sepanjang tahun, probabilitas penyimpanan unit terakhir = 1
  • 57. Jadi, E(MHC) = I(MHC) = H. Kehabisan persediaan akan terjadi jika permintaan selama lead time (dL) lebih besar dari titik pemesanan kembali R. Sehingga, E(MSC) penyimpanan R unit pada waktu pemesanan kembali adalah sama dengan P(dL>R) (MSC). Hal ini menghasilkan: H = P(dL>R)(MSC) = {1-P(dL ≤ R)} (MSC) Biaya penyimpanan marginal setiap tambahan unit dalam persediaan pengaman untuk satu tahun adalah konstan dan sama dengan H (Rp/unit/tahun). Biaya kehabisan persediaan marginal juga konstan dan sama dengan biaya kehabisan persediaan B (Rp/unit) kali jumlah kekurangan bahan yang terjadi dalam satu tahun (D/Q), yaitu: D Biaya kehabisan bahan marginal tahunan = B Q
  • 58. Rumusan probailitasnya: P(dL ≤ R) = 1 – B H D Q Biaya persediaan total yang diperkirakan (Expected total cost): E(TC) = biaya penyimpanan + biaya pemesanan + E (biaya kehabisan persediaan) =H Q 2 + n +S D Q +B D Q ∞ Σ i=n+1 P(dL=Ri)Ui
  • 59. Contoh: Sebuah perusahaan elektronik mensuplai kontraktor kontraktor dengan 1.000 unit komponen listrik X. Permintaan tahunan untuk komponen tersebut 16.000 per 250 hari kerja. Biaya penyimpanan per tahun Rp 12,- per unit. Biaya kehabisan Rp 1,- per unit. Biaya pemesanan Rp 60,- per pesanan dan memerlukan 10 hari untuk pengiriman. Permintaan pada waktu yang lalu selama lead time sbb:
  • 60. Permintaan Selama Lead Time Jumlah yang diminta (Ri) Frekuensi pada waktu yang lalu Probabilitas P(dL = Ri) Kumulatif Pi P(dL < Ri) 0 5 0,05 0,05 150 10 0,10 0,15 10 0,10 0,25 300 15 0,15 0,40 450 25 0,25 0,65 600 0,15 15 0,80 750 0,10 900 10 0,90 0,10 1.050 10 1,00 Dari informasi diatas tentukan: a. EOQ jumlah pesanan per tahun, permintaan rata-rata per hari dan kuantitas reorder b. Persediaan pengaman optimal (n) c. Biaya total yang diperkirakan minimum
  • 61. Jawab: a. Q= 2(60)(16.000) 12 = 400 jumlah pesanan = D/Q = 16.000 : 400 = 40 b. d = D/jumlah hari kerja = 16.000 : 250 = 64 unit/hari Tentukan probabilitas optima P(dL ≤ R) P(dL ≤ R) = 1 =1- H B(D/Q) 12 1(40) = 0,70
  • 62. Dari tabel diatas diketahui bahwa kuantitas dimana P(dL ≤ R) = 0,70 adalah 750 unit ini karena probabilitas perminta-an kurang dari atau sama dengan 750 adalah 0,80 (yaitu P(dL ≤ 750) = 0,80). Persediaan pengaman yang optimal bukan = 750 unit karena titik pemesanan kembali sebelumnya (640) termasuk daqlam 750 unit tsb. Dengan demikian rata-rata selama lead time = 640 unit, persediaan pengaman (n) adalah sebesar 110, yaitu: R = dL + n = 750 n = R – dL = 750 – 640 = 110
  • 63. c. Q D ∞ +n +S +B Σ P(dL = Ri) Ui 2 Q Q i=n+1 E(TC) = H E(TC) = 12 400 2 D + 110 + 60(40) + 40 ∞ Σ i=n+1 P(dL = Ri) Ui Perhitungan biaya kehabisan persediaan yang diperkirakan, n=110, dL=640, adalah sbb: Kuantitas (unit) Kekurangan kuantitas Probabilitas P(dL = Ri) B(D/Q) (Rp) E(Shortage cost) B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui} 640 750 900 1.050 0 0 150 300 0,25 0,15 0.10 0.10 40 40 40 40 0 0 600 1,200 1.800 E(TC) = 12 400 2 + 110 + 60(40) +1.800 = 3.720 + 2.400 + 1.800 = Rp 7.920,-
  • 64. Untuk membuktikan bahwa biaya total tersebut (Rp7.920) adalah optimal, tabel-tabel sebelumnya menunjukkan biaya total yang diperkirakan bila persediaan pengaman sebesar 0 dan 260. Biaya kehabisan bahan yang diperkirakan, n=0, dL=640 Kuantitas (unit) ri Kekurangan Kuantitas Ui Probabilitas P(dL = Ri) B(D/Q) (Rp) E(Shortage cost) B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui} 640 750 900 1.050 0 110 260 410 0,25 0,15 0.10 0.10 40 40 40 40 0 660 1.040 1,640 3.340 Biaya total yang diperkirakan bila n = 0 adalah E(TC) = 12 400 2 +0 + 60(40) + 3.340 = Rp 8.140,- Titik persamaan kembali: R = dL + n = 640 + 0 = 640
  • 65. Biaya kehabisan bahan yang diperkirakan, n=260, dL=640 Kuantitas (unit) ri Kekurangan Kuantitas Ui Probabilitas P(dL = Ri) B(D/Q) (Rp) E(Shortage cost) B(D/Q) {P(dL = Ri)Ui} 640 750 900 1.050 0 0 0 150 0,25 0,15 0.10 0.10 40 40 40 40 0 0 0 600 600 Biaya total yang diperkirakan bila n = 0 adalah 400 E(TC) = 12 + 260 + 60(40) + 600 = Rp 8.520,2 Titik persamaan kembali: R = dL + n = 640 + 260 = 900
  • 66. Model-Model Persediaan Lainnya dalam Praktek Model Periode-Pesanan_Tetap (fixed-order-period). Suatu model di mana pesanan-pesanan dilakukan setiap periode. Kuantitas order mungkin bervariasi, tetapi setiap periode (misal, 2 minggu atau bulan) tingkat persediaan ditinjau kembali dan pesanan dilakukan untuk mengisi persediaan optimal (Q). Model ini penting karena banyak perusahaan membeli komponen-komponen dengan basis periodik. Tujuannya adalah untuk menentukan periode peninjauan kembali optimal (T). Anggapan-anggapan teoritik model kuantitas tetap (EOQ) dan model periode tetap adalah sama.
  • 68. Gambar diatas menjelaskan tingkat persediaan teoritik sesuai dengan berjalannya waktu. Dalam kasus teoritik, Q dipesan swetiap waktu dan diterima tepat pada saat permintaan selama lead time (dL) tepat = 0. waktu antar pesanan (T) sama dengan kebalikan dari jumlah pesanan tiap tahun (T=Q/D). M menunjukkan tingkat persediaan maksimum jika permintaan selama lead time = 0 (dL=0). Gambar berikut menunjukkan grafik persediaan yang lebih mencerminkan “kenyataan”. Kuantitas pesanan bervariasi menurut permintaan, dimana permintaan selama lead time juga bervariasi. T dan M tetap konstan, dan Q besarnya ditentukan selisih antara M dan persedia an yang ada di tangan.
  • 70. Untuk mendapatkan rumusan dalam bentuk T adalah melalui substi tusi dari: Q 1 D Q T = atau = atau Q = TD atau D = D T Q T Pernyataan biaya total sebagai fungsi T : TC = H Diketahui: TC = H Q 2 + S D Q Q = TD dan TD 2 + S 1 T = D Q , menghasilkan T Periode peninjauan kembali optimal T dibenarkan bila dTC/dQ=0 (yaitu, H/2 – SD/Q2 = 0) dan dTC2/d2Q > 0 Q= 2SD D H Q = 2SD DH 2 T= 2S DH
  • 71. Pak Bagus, agen pembelian pada contoh pertama akan menentukan waktu antar pesanan optimal bagi produk-produk yang dibeli dalam contoh itu. Parameter-parameter: D = 250.000 unit per tahun; H = Rp50,/unit/tahun; S = Rp 35.000,- per order. Tentukan: a. Periode peninjauan kembali optimal (T) b. Biaya total (TC) c. Kuantitas pesanan tiap waktu (Q) d. Bandingkan hasil-hasil ini dengan sebelumnya e. Jika komponen-komponen dipesan tiap bulan, apakah akan menaikkan biaya total? Penyelesaian: a. T = 2S 2(35.000) = = 0,074833 DH 250.000(50) Pesanan dilakukan setiap 0,074833 tahun (0,898 bulan) b. TC = H TD 2 + S T = 50 (0,074833)(250.000) 2 = 467.706 + 467.708 = Rp 935.414,- + 35.000 0,074833
  • 72. c. Q = TD = (0,074833)(250.000) = 18.708 unit d. Kuantitas pesanan optimal dan biaya total identik dengan contoh tadi, karena anggapan-anggapan teoritik kedua model sama e. TC = H Jika TD 2 + S T T = 1/12 = 0,0833 (atau sekali sebulan) TC = 50 (0,0833)(250.000) 2 + 35.000 0,0833 = 520.625 + 420.168 = Rp 940.793,Oleh sebab itu, persentase kenaikan: %Δ= 940.793 – 935.414 940.793 = 0,00572 atau 0,57 %
  • 73. Kebaikan-kebaikan sistem Periode-Pesanantetap: jika perusahaan memesan beberapa komponen dari penyedia yang sama, misal: perusahaan mungkin membeli 6(enam) macam komponen yang berbeda dari pedagang yang sama, dan konsekuensi-nya mungkin memesan komponen setiap dua minggu. Dalam situasi seperti ini, biaya pemesanan per jumlah komponen dapat dikurangi cukup besar, dengan demikian ada pengurangan tingkat persediaan optimal dan biaya persediaan total semua komponen yang dipesan dari pedagang tersebut.
  • 74. Kelemahan-kelemahan: Pertama, laporan persediaan harus dibuat terus menerus, atau persediaan harus dihitung setiap periode. Kedua, bahwa persediaan dapat di bawah permintaan selama lead time antar periode peninjauan kembali. Oleh sebab itu, untuk menjamin kekurangan bahan tidak terjadi, perlu lebih banyak persediaan pengaman atau besi (safety stock). Tersedianya sistem persediaan dengan komputer semakin luas telah mengatasi kelemahankelemahan sistem periode-tetap. Dalam kenyataannya, juga dapat dijumpai penggunaan sistem campuran antara sistem kuantitas-tetap dan periode tetap. Persediaan ditinjau kembali secara periodik oleh komputer dan komponen-komponen dipesan bila dibutuhkan. Juga, jika persediaan komponen telah melewati titik pemesanan kembali, komputer akan memberi “peringatan” kepada manajemen.